Anda di halaman 1dari 9

Perencanaan dan Peramalan

Keuangan
• Manfaat Laporan keuangan/proyeksi:
- menilai apakahkinerja perusahaan
sudah sesuai target
- merencanakan keputusan
pendanaan di masa depan
- meramalkan kebutuhan modal
perusahaan dan memilih rencana
untuk memaksimalkan nilai
pemegang saham
Rencana Keuangan
Proses perencanaan keuangan dapat dibagi
menjadi enam langkah :
• Memproyeksikan laporan keuangan dan
menggunakan proyeksi ini untuk menganalisis
dampak dari rencana operasi terhadap proyeksi
laba dan berbagai rasio keuangan.
• Menentukan dana yang dibutuhkan untuk
mendukung rencana lima tahunan. Hal ini
mencakup baik dana untuk pabrik dan peralatan
maupun dana untuk persediaan dan piutang
usaha, program penelitian dan pengembangan
(litbang), serta kampanye periklanan utama.
• Meramalkan ketersediaan dana selama lima
tahun ke depan. Hal ini melibatkan penyusunan
estimasi untuk dana yang akan dihasilkan baik
secara internal maupun dana yang diperoleh
dari sumber-sumber eksternal.
• Menetapkan dana dan menjaga suatu sistem
pengendalian yang mengatur alokasi dan
penggunaan dana di dalam perusahaan.
Intinya, hal ini melibatkan usaha untuk
memastikan bahwa rencana dasar dilaksanakan
dengan semestinya.
• Mengembangkan prosedur guna menyesuiakan
rencana dasar jika ramalan ekonomi yang
mendasari rencana tersebut tidak terjadi.
Misalya, jika perekonomian ternyata lebih kuat
daripada yang diramalkan, maka kondisi-
kondisi baru ini harus diakui dan dicerminkan
dalam jadwal produksi yangh lebih tinggi.
• Menetapkan suatu sistem
kompensasi manajemen berbasis
kinerja. Adalah sangat penting
bahwa sistem semacam itu
memberikan penghargaan kepada
para manajer karena mereka
melakukan apa yang diinginkan
oleh pemegang saham, yaitu
memaksimalkan harga saham.
Rumus AFN
Tambahan Peningkatan Peningkatan Peningkatan
dana yang = yang dibutuhkan - spontan dalam - dalamlaba
dibutuhkan dalam penjualan kewajiban ditahan
AFN = (A*/S0)∆S - (L*/S0)∆S - MS1(RR)

Di sini :
AFN:tambahan dana yang dibutuhkan.
A* :aktiva yang terkait langsung dengan penjualan, sehingga harus
meningkat jika penjualan akan meningkat. Perhatikan bahwa A
melambangkan total aktiva dan A* melambangkan aktiva yang harus
meningkat jika penjualan akan meningkat. Ketika perusahaan beroperasi
pada tingkat kapasitas penuh, seperti dalam kasus ini, maka A* = A.
Tetapi, sering kali A* dan A tidaklah sama, sehingga persamaan tersebut
harus diubah atau metode laporan keuangan proyeksi harus digunakan.
S0 :penjualan selama tahun lalu
• A*/S0 :persentase aktiva yang dibutuhkan terhadap penjualan, yang juga
menunjukkan kenaikan dalam dolar yang dibutuhkan dalam aktiva per Rp1 kenaikan
dalam penjualan. A*/S0 = Rp2.000/Rp3.000 = 0,6667 untuk Bentang Asa. Dengan
demikian, untuk setiap Rp1 kenaikan dalam penjualan, aktiva harus meningkat
sekitar 67 sen.
• L* :kewajiban yang meningkat secara spontan. L* biasanya lebih kecil
dibandingkan dengan total kewajiban (L). Kewajiban spontan meliputi utang usaha
dan beban yang masih harus dibayar, tetapi tidak termasuk pinjaman bank dan
obligasi.
• L*/S0 :kewajiban yang meningkat secara spontan sebagai persentase penjualan,
atau pendanaan yang dihasilkan secara spontan per Rp1 kenaikan dalam penjualan.
L*/S0 = (Rp60 + Rp140)/Rp3.000 = 0,06667 untuk Bentang Asa. Dengan demikian,
setiap kenaikan Rp1 dalam penjualan menghasilkan sekitar 7 sen pendanaan
spontan.
• S1 :total penjualan yang diproyeksikan untuk tahun depan. Perhatikan bahwa S 0
melambangkan penjualan tahun lalu dan S1 = Rp3.300 juta untuk Bentang Asa.
• ∆S :perubahan dalam penjualan = S1 – S0 = Rp3.300 juta - Rp3.000 juta = Rp300
juta untuk Bentang Asa.
• M :margin laba, atau laba per Rp1 penjualan. M = Rp114/Rp3.000 = 0,0380
untuk Bentang Asa. Sehingga, memperoleh laba sebesar 3,8 sen dari setiap dolar
penjualan.
• RR :rasio retensi, yang adalah persentase dari laba bersih yang ditahan. Untuk
Bentang Asa RR = Rp56/Rp114 = 0,491. RR juga sama dengan 1 – rasio
pembayaran karena rasio retensi dan rasio pembayaran totalnya harus sama dengan
1,0 = 100%.
Berdasar data tersebut, hitung tambahan
dana yang dibutuhkan
Peningkatan yang Peningkatan
AFN= dibutuhkan dalam – spontan dalam – Peningkatan dalam laba
penjualan kewajiban ditahan
= 0,667 (∆S) – 0,067 (∆S) – 0,038 (S1) (0,491)
= 0,667 (Rp300 juta) – 0,067 (Rp300 jt) - 0,038(Rp3.300 juta) (0,491)
= Rp200 juta - Rp20 juta – 62 juta
= Rp118 juta

Catatan:
Untuk meningkatkan penjualan sebesar Rp300 juta, rumus
tersebut menyarankan bahwa perusahaan harus
meningkatkan aktivanya sebesar Rp200 juta. Aktiva baru
senilai Rp200 juta tersebut harus didanai dengan suatu cara.
Dari total nilai tersebut, Rp20 juta akan diperoleh dari
peningkatan spontan dalam kewajiban, sementara Rp62 juta
lainnya akan diperoleh dari laba ditahan. Sisanya sebesar
Rp118 juta harus diperoleh dari sumber-sumber eksternal
Kebutuhan pendanaan eksternal
bergantung pada lima faktor penting :

• Pertumbuhan penjualan (∆S). Perusahaan-perusahaan


yang bertumbuh pesat memerlukan peningkatan yang
besar dalam aktiva, ketika yang lainnya dianggap konstan.
• Intensitas modal (A*/S0). Jumlah aktiva yang dibutuhkan
per dolar penjualan, A*/S0 dalam persamaan 17-1, disebut
sebagai rasio intensitas modal (capital intensity ratio).
Rasio ini memiliki dampak yang besar terhadap kebutuhan
modal. Perusahaan dengan rasio aktiva terhadap penjualan
yang lebih tinggi membutuhkan lebih banyak aktiva untuk
peningkatan tertentu dalam penjualan, sehingga kebutuhan
akan pendanaan eksternal juga semakin besar.
• Rasio kewajiban spontan terhadap penjualan (L*/S0).
Perusahaan-perusahaan yang secara spontan menghasilkan
sejumlah besar kewajiban dari utang dan beban yang
masih harus dibayar akan memiliki kebutuhan pendanaan
eksternal yang relatif kecil.
• Margin laba (M). Semakin tinggi margin laba,
semakin besar laba bersih yang tersedia untuk
mendukung peningkatan dalam penjualan,
sehingga kebutuhan akan pendanaan eksternal
semakin rendah.

• Rasio retensi (RR). Perusahaan-perusahaan yang


menahan labanya lebih banyak dan bukannya
membayarkannya sebagai dividen akan
menghasilkan lebih banyak laba ditahan dan
dengan demikian memiliki kebutuhan yang lebih
sedikit akan pendanaan eksternal.

Anda mungkin juga menyukai