Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

STRATEGI BERSAING

DALAM INDUSTRI YANG TERFRAGMENTASI

OLEH

Kelompok 7 :
1. Miati Afanti Bianome (1810030059)
2. Rizky Josua Ello (1810030094)
3. Hendrik Frans Yannaldo Mae (1810030098)

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KOTA KUPANG

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Strategi Bersaing Dalam
Industri Yang Terfagmentasi” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok pada
mata kuliah “STRATEGI KOMPETISI BISNIS“. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.Kami menyadari, makalah yang
kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, oleh sebab itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang dapat membangun.

Akhir kata semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya serta dapat
memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Kupang, Maret 2021

2
DAFTAR ISI

COVER …………………………………………………………………………….1

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..2

DAFTAR ISI
……………………………………………………………………….3

BAB I PENDAHULUAN
………………………………………………………….5

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………………..5


1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………………….6
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………………………………………...6

BAB II PEMBAHASAN
…………………………………………………………...7

2.1 Strategi Bersaing Dalam Industri Yang Terfragmentasi ……………………………………7

2.2 Yang Menyebabkan Industri Terfragmentasi…………………………………………………7

2.3 Mengatasi Fragmentasi………………………………………………………………………12

2.4 Pendekatan Umum Terhadap Konsolidasi……………………………………………………


13

2.5 Industri Yang


Terkungkung…………………………………………………………………..16

3
2.6 Menanggulangi Fragmentasi ………………………………………………………………..17

2.7 Jebakan Strategi Yang Potensial……………………………………………………………..20

2.8 Merumuskan Strategi………………………………………………………………………..22

BAB III PENUTUP


……………………………………………………………….24

3.1 Ksimpulan …………………………………………………………………………………..24

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Suatu lingkungan struktural yang penting di mana banyak perusahaan bersaing merupakan
industri yang terfragmentasi di mana tak satu perusahaanpun mempunyai bagian pasar yang
besar dan dapat mempengaruhi hasil industri secara kuat. Bisanya, industri yang terfragmentasi
terdiri dari sejumlah besar perusahaan kecil dan sedang, yang banyak di antaranya dimiliki oleh
perseorangan.

Industri yang terfragmentasi terdapat di berbagai bidang perekonomian, baik di Amerika


Serikat maupun di beberapa negara lain, dan umumnya dalam bidang-bidang seperti berikut:

 Jasa
 Ecerans
 Distribusi
 Pabrikasi logam dan kayu
 Produk pertanian
 Dunia usaha “kreatif”
Skala yang Tidak Ekonomis Pada Berbagai Aspek Penting. Skala yang tidak ekonomis dapat
berasal dari berbagai faktor, perubahan produk yang cepat atau perubahan gaya memerlukan
tanggapan yang cepat dan kordinasi yang intensif diantara fungsi-fungsi. Apabila perkenalan
produk baru dan perubahan mode yang sering adalah sangat penting bsgi persaingan, sehingga
kemungkinan tenggang waktu hanya pendek saja, maka perusahaan yang besar mungkin kurang
efisien dibandingkan dengan perusahaan kecil – yang tampaknya terbukti pada industry pakaian
wanita dan lainnya, di mana mode (style) memainkan peranan yang besar dalam persaingan.

5
Spesialisasi Menurut Tipe Pelanggan. Jika persaingan menjadi sengit disebabkan oleh struktur
yang terfragmentasi, maka secara potensial perusahaan dapat mendatangkan laba dengan
menspesialisasikan diri pada kategori pelanggan tertentu dalam industri mungkin para pelanggan

mempunyai daya tawar-menawar yang terkecil karena mereka perusahaan kecil. atau
perusahaan dapat menyesuaikan diri pada para pelanggan yang paling membutuhkan atau paling
membutuhkan nilai tambah yang bisa dihasilkan oleh perusahaan dengan produk atau jasa pokok
yang ada. Seperti spesialis produk, spesialis pelanggan dapat membatasi prospek pertumbuhan
perusahaan, tapi tidak memanfaatkan keuntungan yang tinggi.

1.2 Rumusan Masalah :

1.Bagaimana cara strategi bersaiang dalam industri yang terfragmentasi ?

2. Apa yang menyebabkan industry terfragmentasi ?

3. Bagaimana cara mengatasi fragmentasi ?

4. Apa pendekatan umum terhadap konsolidasi ?

5. Apa saja industry yang terkukung ?

6. Bagaimana cara menanggulangi fragmentasi ?

7. Apa saja jebakan strategi yang potensial ?

8. Bagaimana cara merumuskan strategi ?

1.3 Tujuan Penulisan :

1. Untuk mengetahui strategi bersaing dalam industri yang terfragmentasi.

2. Untuk mengetahui penyebab industry terfragmentasi.

3. Untuk mengetahui cara mengatasi fragmentasi

4. Untuk mengetahui pendekatan umum terhadap konsolidasi

5. Untuk mengetahui apa saja industri yang terkukung

6
6. Untuk mengetahui cara menanggulangi fragmentasi

7. Untuk mengetahui saja jebakan strategi yang potensial

8. Untuk mengetahui cara merumuskan strategi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Srategi Bersaing Dalam Industri Yang Terfragmentasi


Suatu lingkungan struktural yang penting di mana banyak perusahaan bersaing merupakan
industri yang terfragmentasi di mana tak satu perusahaanpun mempunyai bagian pasar yang
besar dan dapat mempengaruhi hasil industri secara kuat. Bisanya, industri yang terfragmentasi
terdiri dari sejumlah besar perusahaan kecil dan sedang, yang banyak di antaranya dimiliki oleh
perseorangan. Industri yang terfragmentasi terdapat di berbagai bidang perekonomian, baik di
AmerikaSerikatmaupun di beberapa negara lain, dan umumnya dalam bidang-bidang seperti
berikut:

 Jasa
 Eceran
 Distribusi
 Pabrikasi logam dan kayu
 Produk pertanian
 Dunia usaha “kreatif”
Beberapa industri yang terfragmentasi, sepertisindikat perangkat lunak lkomputer dan
program televisi, bercirikan produk atau jasa yang terdirifensiasi, sedangkan yang lainnya,
seperti angkutan tanker minyak, distribusi komponen elektronik dan produk aluminium yang di
pabrikasi, melibatkan produk-produk yang tak didiferensiasi. Industri yang terfragmentasi juga
sangat berbeda-beda dalam kecanggihan treknologinya, mulai dari dunia usaha yang
berteknologi tinggi seperti pemanasan dengan energi matahari sampai pada pengumpulan barang
bekas dan eceran minuman keras.

2.2 Apa Yang Menyebabkan Industri Terfragmentasi.

7
Industri menjadi terfagmentasi disebabkan oleh berbagai alasan, dengan implikasi yang
sangat berbeda-beda untuk bersaing didalamnya. Beberapa industri menjadi terfragmentasi
karena alasan-alasan historis karena sumberdaya atau kemampuan perusahaan-perusahaan secara
historis di

dalamnya dan bukan karena landasan ekonomis yang fundamental. Namun, di banyak industri
terdapat alasan-alasan ekonomis yang mendasar, dan tampaknya alasan-alasan yang pokok
tersebut adalah sebagai berikut :

1) Rendahnya hambatan masuk secara menyeluruh.


Hampir semua industri yang terfragmentasi mempunyai hambatan masuk (entey barriers)
menyeluruh yang rendah. Jika tidak demikian industri-industri tersebut tidak mungkin
dihuni oleh begitu banyak perusahaan kecil.
2) Ketiadaan skala ekonomis atau kurva pengalaman.
Kebanyakan industri yang terfragmentasi ditandai oleh ketiadaan skala ekonomis (scale
economices) atau kurva pengalaman (learning curves), yang berarti disetiap aspek dunia
usaha, apakah itu bidang produksi, pemasarann, distribusi ataupun penelitaian.
3) Tinggi biaya transportasi.
Tingginya biaya transportasi membatasi luas lokasi produksi atau pabrik yang efisien,
sekalipun terdapat sakala ekonomis. Biaya transportasi yang diimbangi skala ekonomis
menentukan sampai radius mana suatu pabrik secara ekonomisdapat
memberikanpelayanan.
4) Tingginya biaya persediaan atau ketidakmenentuan fluktuasi penjualan.
Meskipun dalam proses produksi mungkin terkandung penghematan skala, namun skala
ekonomis tersbut mungkin tidak bisa diperoleh bila biaya penyimpanan persediaan tinggi,
sedangkan penjualan tak menentu.
5) Tak adanya keuntungan dari ukuran besar dalam hubungan dengan para pembeli dan
pemasok.

8
Struktur kelompok pembeli dan industri pemasokadalah sedemikian rupa sehingga
perusahaan tidak bisa memperoleh kekuatan tawar-menawar yang berarti dalam
menghadapi bisnis yang berkaitan walaupun ia adalah perusahaan yang besar.
6) Skala yang Tidak Ekonomis Pada Berbagai Aspek Penting. Skala yang tidak ekonomis
dapat berasal dari berbagai faktor, perubahan produk yang cepat atau perubahan gaya
memerlukan tanggapan yang cepat dan kordinasi yang intensif diantara fungsi-fungsi.
Apabila perkenalan produk baru dan perubahan mode yang sering adalah sangat penting

bagi persaingan, sehingga kemungkinan tenggang waktu hanya pendek saja, maka
perusahaan yang besar mungkin kurang efisien dibandingkan dengan perusahaan kecil –
yang tampaknya terbukti pada industry pakaian wanita dan lainnya, di mana mode (style)
memainkan peranan yang besar dalam persaingan.
7) Apabila memberpatahankan overhead yang rendah merupakan kunci keberhasilan,
faktor ini dapat membantu perusahaan kecil yang dikelola tangan besi menejer-pemilik,
yang tidak terkona oleh rencana pensiun dan jebakan perusahaan lainnya dan tidak
menjadi sasaran penyelidikan para plaksana peraturan pemerintah dibandingkan
perusahaan yang besar.
8) Suatu jenis/ini produk yang sangat berbeda-beda (diverse product line) yang
dikhususkan bagi pemakaian secara individu memerlukan seringnya kontak antara
pemakai pemakai dengan produsen mengenai volume produk yang kecil dan dapat lebih
menguntungkan perusahaan kecil dibandingkan dengan perusahaan besar. Industry
berbentuk dunia usaha (bisnis) mungkin merupakan sebuah contoh dimana keragaman
produk semacam itu telah mengakibatkan frakmentasi. Dua produsen puncak bisnis
Amerika Utara hanya mempunyai sekitar 3,5 persen saham pasar.
Sekalipun terdapat pengecualian, jika bobot yang sangat kreatif menjadi syarat. Namun
sering dijumpai kesulitan untuk mempertahankan produktivitas personil yang kreatif
didalam perusahaan yang sangat besar. Tidak ada perusahaan yang dominan dalam
industry seperti periklanan dan rancangan interior.
9) Apabila pengendalian setempat yang langsung dan supervise (penyedia) operasi
merupakan hal yang sangat penting untuk keberhasilan, maka perusahaan kecil mungkin

9
mempunya peluang. Dibeberapa industry, terutama industry pelayanan/jasa seperti kelab
malam dan rumah makan keketatan supervisi perorangan dan langsung tampaknya
diperlukan. Umumnya, ketiada an menejemen tidak begitu mempengaruhi jalannya
perusahaan, dibandingkan dengan ketiadaan seorang manejer-pemilik yang
mengendalikan langsung operasi demikian yang relative kecil.
Perusahaan-perusahaan kecil sering lebih efisien dimana pelayanan (jasa) perorangan
merupakan kunci bagi dunia usaha. Mutu pelayanan perorangan dan presepsi pelanggan

yang bersifat pribadi yang responsive terhadap pelayanan yang diberikan tampak akan
menurun apabila perusahaan mencapai puncak keberhasilan (threshold). Faktor ini
rupanya menuntun kepada bentuk frakmentasi indrustri seperti konsultasi dan perawatan
kecantikan.
10) Apabila citra local dan hubungan local sering merupakan kunci bagi dunia usaha, maka
perusahaan besar dapat berada dalam keadaan yang tidak mengntungkan. Dalam
beberapa industry seperti pabrikasi alumunium, bahan bangunan dan banyak perusahaan
distribusi, adanya sifat local adalah sangat penting bagi keberhasilan, pengembangan
duniausaha secara giat, pembinaan hubungan dan usaha penjualan pada tingkat local
adalah sangat penting bagi persaingan. Dalam industry-industri semacam ini, perusahaan
local atau regional sering dapat mengungguli perusahaan besar asalkan tidak menghadapi
ketidak-unggulan biaya yang besar.
11) Kebutuhann pasar yang berbeda-beda. Dibeberapa industry, selera para pembeli adalah
berbeda-beda, di mana masing-masing menginginkan jenis khusus dari suatu produk dan
rela (serta mampu) membayarnya lebih mahal daripada penerima versi yang standar. Jadi,
permintaan untuk setiap ragam produk tertentu adalah kecil, dan tidak tersedia volume
yang cukup untuk mendukung strategi produksi, distribusi atau pemasaran yang dapat
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan besar. Kadang-kadang perbedaan-perbedaan
selera pembeli bersumber dari perbedaan daerah atau tempat dalam kebutuhan pasar,
seperti dalam industry mesin pemadam api. Setiap depertemen pemadam kebakaran
setempat menginginkan mobil pemadam api menurut desain mereka sendiri yang
diperlengkapi dengan bantak lonceng, seruling, dan pilihan lain yang mahal-mahal. Jadi,

10
hampir setiap mobil pemadam api yang dijual adalah unuk. Produksinya bersifat pesanan
(job shop) dan rakitan yang hamper murni, serta tempat pembuat meesin pemadam api
dalam lusinan, yang tak satupun dari mereka mempunyai bagian pasar yang besar.
12) Tingginya diferensiasi produk, khususnya bila didasarkan atas citra. Apabila diferensiasi
produk sangat tinggi dan didasarkan atas citra, maka diferensiasi tersebut dapat
menentukan batas-batas pada besarnya perusahaan dan memberikan naungan yang
memungkinkan perusahaan yang tidak efisien, dapat tetap hidup. Ukuran besarnya

mungkin tak konsisten dengan citra kesendirian (eksklusivitas) atau dengan keinginan
pembeli untuk memperoleh semua merek sendiri. Sangat erat dengan situasi ini adalah
situasi yang pemasok utamanya bagi industry menilai kesendirian (eksklusivitas) atau cita
khusus mengenai saluran bagi produk atau jasa mereka. Para artis umpamanya, mungkin
lebih suka berurusan dengan biro/konsultan yang kecil atau lebel rekaman yang
mengandung citra yang ingin mereka tanamkan.
13) Hambatan keluar (penarikan Diri). Apabila terdapat hambatan keluar(exit barrier), maka
perusahaan-perusahaan marginal akan cenderung tetap berada dalam industry dan dengan
demikian merintangi konsolidasi. Terlepas dari hambatan keluar yang ekonomis,
hambatan keluar manajerial tampaknya hambatan yang umum dalam industry
terfragmentasi. Mungkin terdapat para pesaing dengan tujuan yang tidak harus
beriorintasikan laba. Dunia usaha (bisnis) tertentu mungkin mempunyai daya Tarik atau
perangsang yang romantis yang memikat para pesaing yang ingin masuk kedalam
industry sekalipun kempulabaan (profitabilitas)-nya rendah atau bahkan samasekali tidak
ada. Faktor ini tampaknya bisa terdapat dalam industry-industri seperti penangkapan ikan
dan agen-agen pencari bakat.
14) Peraturan local. Peraturan Lokal, dengan memaksa perusahaan agar menyusuaikan
dengan standar yang mungkin bersifat khusus, atau disenadakan dengan keadaan politik
setempat, dapat merupakan sumber utama terjadinya fragmentasi dalam suatu industry,
walaupun kondisi-kondusi lainnya tidak mempengaruhi. Peraturan local agaknya telah
menjadi faktor penunjang untuk terjadinya frakmentasi dalam industry seperti eceran
minuman dan jasa perorangan seperti pekerjaan binatu dan pemasangan kaca mata.

11
15) Larangan pemerintah mengenai konsentrasi. Pembatasan-pembatasan hukum merintangi
konsolidasi dalam industry-industri seperti tenaga listrik, dan stasion-stasion televisi dan
radio, seedangkan undang-undang McFadden mengenai pembatasan cabang perbankan
yang melintasi batas negara bagian merintangi konsolidasi dalam system tranfer dana
secara elektronik.
16) Kebaruan. Suatu industry dapat difrakmentasikan karena baru terbentuk, dan perusahaan
atau perusahaan-perusahaannya belum mengembangkan kecakapan dan sumber daya
mereka untuk menguasai saham pasar yang besar, sekalipun tidak terdapat hambatan-

hambatan lain bagi konsolidas. Pemanas dengan tenaga matahari dan opik serat telah
dipakai dengan baik pada tahun 1979.

Untuk membendung konsolidasi suatu industry hanya diperlukan salahsatu dari ciri-ciri
tersebut. Apabila satupun dari ciri-ciri tersebut tidak terdapat dalam industry terfragmentasi,
maka hal ini merupakan suatu konklusi yang penting sebagaimana akan dibahas di bawah ini.

2.3 Mengatasi Fragmentasi

Mengatasi terjadinya fragmentasi dapat merupakan peluang strategis yang sangat berarti.
Manfaat untuk mengkansolidasi suatu industry yang terfragmentasi mungkin tinggi, karena biaya
masuk kedalamnya menurut definisinya adalah rendah, dan terdapat kecenderungan mengecilnya
dan melemahnya secara relative para pesaing yang hanya sedikit merupakan ancaman.

Telah ditekankan bahwa suatu industry harus dipandang sebagai suatu system yang saling
berkaitan, dan faktor ini juga berlaku bagi industry terfragmentasi. Suatu industry dapat menjadi
terfragmentasi hanya disebabkan salah satu dari faktor-faktor yang tertera dari seksi sebelumnya.
Apabila penghalang yang fundamental terhadap konsolidasi dapat diatasi dengan suatu cara hal
ini sering menggerakan suatu proses seiring dengan berubahnya seluruh struktur industry.

Industry ternak daging memberikan contoh yang baik tentang bagaimana strktur suatu
industry yang terfragmentasi dapat berubah. Industry tersebut secara historis dicirikan oleh
sejumlah peternak kecil yang mengembalakan ternak dipadang luas dan mengangkut ternak
tersebut ke pengemas-daging untuk diolah. Pengembangan ternak secara tradisional mengandung

12
skala ekonomis yang kecil jika tidak akan merupakan skala yang tidak ekonomis untuk
mengendalikan kawanan ternak yang sangat banyak dan memindahkannya dari wilayah sat uke
wilayah lainnya.

Terdapat perkembangan teknologis telah membawa pemanfaatan tempat makanan (feedlot)


secara lebih luas sebagai suatu proses alternative untuk pemelihara ternak. Dibawah kondisi yang
terkendali secara cermat, terdapat makanan tersebut terbukti merupaka cara yang jauh lebih
murah untuk menggemukan ternak. Sekalipun untuk membangun tempat makanan diperluan
pengeluaran modal yang besar, namun penghematan skala yang besar akan timbul dalam
operasinya.

Akibatnya, beberapa pengusaha daging sapi, seperti Lowa Beef dan Monfort, muncul dan
makin terpusat. Para pengusaha daging sapi ini muncul menjadi cukup besar untuk kemudian
melakukan integrase kedalam pengolahan makanan dan mengadakan integrase awal kedalam
pengolahan dan distribusi daging. Yang terakhir telah mengarah kepada perkembangan nama
merk dagang. Dalam industry semacam ini, sebab pokok menjadinya fragmentasi adalah
dipakainya teknologi produksi.untuk menggemukan ternak. Begitu hambatan terhadap
konsolidasi ini disingkirkan, akan timbul proses perubahan structural yang mencakup banyak
unsur struktur industry yang melejit jadi di atas tempat makanan itu sendiri.

2.4 .Pendekatan Umum Terhadap Konsolidasi

Fragmentasi dapat diatasi dengan perubahan-perubahan yang mengungkap foktor-faktor


ekonomis fundamental yang menyebabkan fragmentasi strktur. Beberapa pendekatan yang
umum umtuk mengatasi fragmentasi adalah sebagai berikut :

Menciptakan Skala Ekonomis Atau Kurva Pengalaman. Seperti dalam industry ternak
daging, apabila perubahan teknologi menghasilkan skala ekonomis atau kurva pengalaman yang
tinggi, maka konsolidasi dapat terjadi. Skala ekonomis yang diciptakan pada salahsatu bagian
dari dunia usaha kadang-kadang dapat mengimbangi ketidakhematan pada bagian lainnya.

Pada bidang produksi (manufacturing), inovasi yang menghasilkan mekanisasi intensitas


modal yang lebih besar telah membuahkan konsolidasi dalam industry yang menyediakan ternak
laboratorium untuk penelitian medis dan dalam industry pertanian jamur seperti ini yang

13
disebutkan sebelumnya dalam bab ini. Pada ternak laboratorium, Charles Rever Breeding
Laboratories telah merintis penggunaan fasilitas peternakan besar yang mahal dengan melakukan
pengendalian secara cermat atas kondisi kebersihan dan semua aspek lingkungan dan makanan
ternak. Fasilitas yang demikian menghasilkan ternak yang amat cocok untuk penelitian dan
mengungkap pula sebb utama terjadinya fragmentasi dalam industry. Pada pertanian jamur,
beberapa perusahaan besar telah memasuki industry dan merintis proses yang canggih untuk
penanaman jamur serta terkendali dengan menggunakan alat angkut, pengendali iklim dan
peralatan-peralatan lain yang menurunkan biaya tenaga kerja dan memperbesar hasil.

Proses tersebut melibatkan skala ekonomis yang berarti pengeluaran modal dan kecanggihan
teknologi dan menyediakan landasan untuk terjadinya konsolidasi dalam industry. Inovasi yang
menciptakan skala ekonomis dalam pemasaran dapat pula membawa kepada konsolidasi
industry. Sebagai contoh, pemakaian jaringan televisi secara luas sebagai sara utama pemasaran
barang-barang mainan telah dibarengi dengan konsolidasi industry yang sangat berarti.

Munculnya penyalur khusus yang serba lengkap yang memberikan dana dan jasa telah
mendatangkan konsolidasi di antara pabrik-pabrik peralatan penggusur tanah, dengan caterpillar
Tractor sebagai penerima manfaat terbesar. Alasan pokok yang sama berlaku pula terhadap
penciptaan penghematan skala dalam fungsi-fungsi lainnya, seperti dalam distribusi, jasa dan
bidang-bidang lainnya.

Mambakukan bebagai kebutuhan pasar. Inovasi prosuk atau pemasaran dapat membakukan
kebuituhan pasar yang sampai saat itu masih beragam. Sebagai contoh, penciptaan suatu produk
baru kemungkinan dapat menyatu.

Menetralisir atau memisahkan .Aspek aspek yang paling berperan bagi terjadinya
fragmentasi .kadang kadang sebab sebab terjadinya fragmentasi industri terpusat pada suatu atau
dua bidang,seperti skala yang tidak ekonomis dalam memproduksi atau terpecah - pecahnya
selera pembeli .salah satu strategi untuk mengatasi terjadinya adalah bagaiamana memisahkan
aspek aspek tersebut dari bidang bidang unit usaha . Dua contoh yang menonjol mengenai ini

14
adalah bumi perkemahan dan makanan siap santap.kedua bidang usaha ini bersandar pada
kebutuhan akan pengendalian lokal yang ketat dan menjadi pelayanan yang baik.

Juga bidang bidang tersebut secara intrinsik harus terdiri atas lokasi kecil yang
tersendiri,sebab setiap skala ekonomis yang potensial pada fasilitas bumi perkemahan atau
makanan siap santap diimbangi oleh kebutuhan untuk menempatkannya di dekat para
pelanggan ,atau di dekat jalan raya dan tempat tempat rekreasi.Namun pada kedua industri
tersebut terdapat skala ekonomis yang besar dakam pemasaran dan pembelian,terutama apabila
peliputan nasional dapat dicapai sehingga memungkinkan digunakan media periklanan
nasional.pada kedua industri tersebut ,fregmentasi

diatasi dengan memanopoli lokasi perseorangan oleh para manajer ,pemilik yang beroperasi
dengan kedok organisasi nasional yang memasarkan nama merek dan mengadakan pembelian
memusat serta pelayanan lainnya.Apabila sebab sebab terjadinya fragmentasi terpusat disekitar
proses produksi atau pelayanan pengiriman barang,seperti dalam contoh diatas ,maka untuk
mengatasi terjadinya fragmentasi , produksi perlu dipisahkan dari bidang usaha lainnya .Apabila
segmen - segmen pembeli sangat banyak atau apabila Diferensiasi produk yang ekstrim
mengarah kepada preferensi eksklusivitas ,maka terdapat kemungkinan melalui penggunaan
banyak nama merek yang tak ada hubungannya dan metode pengemasan untuk mengatasi
kendala kendala yang terletak pada saham pasar .

Pendekatan dasar untuk mengatasi terjadinya fragmentasi tersebut mengakui ,bahwa


penyebab paling pokok terjadinya fragmentasi tak dapat diubah ,karena itu , strateginya
digunakan untuk menetralisir bagian bagian perusahaan yang menjadi ajang bagi terjadinya
fragmentasi untuk memungkinkan keuntungan saham pasar dalam aspek lain .

Mengadakan ambil - alih ( Akuisisi ) untuk mencapai produksi massal. Pada beberapa
industri mungkin akhirnya ada beberapa keuntungan bilamana menguasai bagian pasar yang
besar ,namun sangat sulit untuk mendapatkan tambahan bagian pasar karena terjadinya

15
fragmentasi .sebagai contoh ,apabila hubungan lokal adalah penting dalam penjualan ,maka akan
sulit memasuki wilayah perusahaan perusahaan lain untuk mengadakan perluasan . Tetapi
apabila Perusahaan dapat mengembangkan suatu saham di ambang pintu ( Threshold share ),
maka perusahaan tersebut mulai dapat memetik suatu keuntungan berskala besar . Dalam kasus
ini ,suatu strategi untuk mengambil alih banyak perusahaan lokal akan dapat berhasil,asalkan
akuisisi tersebut dapat diintegrasikan dan di kelola .

Mengenal Kecenderungan ( tren) Industri Secara Dini. Kadang -kadang industri


terkonsolidasi secara alami pada saat mencapai kematangan, khususnya bila sumber utama
terjadinya fragmentasi merupakan kebaruan industri atau tren ( kecenderungan ) luar industri
dapat mengarah kepada konsolidasi dengan mengubah sebab sebab terjadinya fragmentasi
tersebut.

Sebagai contoh,biro jasa komputer menghadapi persaingan yang semakin meningkat dari
komputer mini fan komputer mikro.Dengan teknologi baru ini ,bahkan perusahaan kecil dan
sedang sekalipun,dapat menyanggapi untuk mempunyai komputer nya sendiri.Jadi biro - biro
jasa harus semakin lebih banyak melayani perusahaan besar yang multilokasi guna
melangsungkan pertumbuhan mereka atau menawarkan program yang canggih dan jasa lainnya
di samping komputer waktu .

2.5 INDUSTRI YANG " TERKUNGKUNG "

Hingga kini pembahasan hanya berpusat pada industri - industri di mana penyebab
terbentuknya fragmentasi berakar pada perekonomian industri dan cara mengatasinya terjadinya
fragmentasi merupakan sasaran dari sebab dasar tersebut .Namun titik terpenting untuk
mengetahui maksud strategi tersebut adalah bahwa banyak industri difragmentasikan bukanlah
karena sebeb- sebab ekonomis yang fundamental ,tetapi karena industri tersebut "terkungkung"
dalam keadaan bentuk fragmentasi.indutri menjadi terkungkung disebabkan oleh beberapa alasan
.

 Kurangnya sumber daya atau kecakapan dalam perusahaan yang ada . Kadang -kadang
langkah- langkah yang di perlukan untuk mengatasi terjadinya fragmentasi adalah jelas

16
,namun perusahaan- perusahaan yang ada kekurangan sumberdaya untuk mengadakan
investasi strategi yang diperlukan.Sebagai contoh , mungkin terdapat penghematan skala
yang potensial dalam produksi,tetapi perusahan tersebut kekurangan modal atau keahlian
untuk membangun fasilitas besar - besaran untuk mengadakan investasi yang di perlukan
dalam integrasi vertikal .
 Sifat Kurang Tanggap dan Rasa Puas Diri dari Perusahaan - perusahaan yang Ada.
Meskipun perusahaan - perusahaan mempunyai sumberdaya untuk meningkatkan
konsolidasi industri,mungkin secara emosional mereka terikat pada kebiasaan kebiasaan
industri tradisional yang menunjang struktur yang terinfregmentasi atau jika tidak tak
mampu menanggapi adanya peluang bagi fakta tersebut mungkin di kombinasikan
dengan kelangkaan sumberdaya , agaknya sebagian dapat menjelaskan timbulnya
fragmentasi yabg historis dari industri anggur AS . Para produsen telah lama berorentasi
pada produksi dan tampaknya kurang berupaya untuk mengembangkan distribusi
nasional atau kesetiaan konsumen terhadap merek.

 Kurangnya Perhatian oleh Perusahaan - perusahaan Luar. Apabila terdapat kedua


kondisi seperti yang disebutkan sebelumnya , beberapa industri akan tetap terfragmentasi
untuk waktu yang lama , sekalipun terdapat sasaran yang matang untuk konsolidasi
,karena kurangnya perhatian oleh perusahaan - perusahaan luar .Tak ada pihak luar yang
melihat adanya peluang untuk memasukan sumberdaya dan perspektif yang segar
kedalam industri untuk meningkatkan konsolidasi.industri yang kurang mendapat
perhatian ( dan memberikan prospek yang matang untuk dimasuki) atau industri yang
tidak mencapai sasaran ( pabrik label , pertanian jamur ) atau industri yang kurang
menarik atau kurang merangsang ( pabrik penyaring udara dan penyaring minyak
pelumas).

Apabila sebuah perusahaan dapat menemukan suatu industri yang fregmentasi strukturnya
tidak mencerminkan pengetahuan ekonomi yang mendasari persaingan ,hal tersebut ini dapat
menghasilkan peluang strategis yang paling besar. Perusahaan dapat memasuki industri yang
demikian secara murah karena merupakan struktur awalnya. Karena tidak terdapat alasan alasan
ekonomis yang mendasari terjadinya fragmentasi,maka tidak ada biaya investasi atau resiko
inovasi yang perlu muncul untuk mengubah landasan struktur ekonomis.
17
2.6 Menanggulangi Fragmentasi

Dalam banyak situasi , fregmentasi industri memang merupakan akibat dari keadaan ekonomi
industri yang mendasar yang tidak dapat diatasi . Industri yang terfragmentasi di tandai tidak saja
oleh banyaknya pesaing melainkan juga oleh posisi tawar menawar yang umumnya lemah
dengan para pemasok dan pembeli.Dalam keadaan seperti ini , penempatan posisi strategi
mempunyai arti yang sangat menentukan . Tantangan strategisnya adalah menanggulangi
fragmentasi dengan menjadi salah satu dari perusahaan yang paling berhasil , walaupun hanya
dapat menghimpun bagian pasar yang terlalu besar .Masing masing diarahkan baik pada
kecocokan secara lebih tepat kedudukan strategi perusahaan pada penetralan kekuatan - kekuatan
persaingan yang ketat yang biasanya merupakan aturan dalam industri tersebut.

Desentralisasi yang Di kelola secara Ketat. Karena industri yang terfragmentasi sering di
tandai dengan perlunya kordinasi yang kuat , orientasi manajemen lokal ,jasa perorangan yang
tinggi ,dan

pengendalian langsung ,maka alternatif yang penting adalah desentralisasi yang di kelola secara
ketat.Strategi ini sengaja melibatkan operasi perorangan yang tetap kecil dan semandiri mungkin
dan tidak meningkatkan skala operasi pada salah satu aturan beberapa lokasi.cara pendekatan ini
di tunjang oleh pengendalian pusat yang ketat dan imbalan berdasarkan prestasi bagi para
manajer lokal . sistem ini di kukuhkan dengan pengendalian pusat dan kebijakan promosi dari
dalam yang kuat. Strategi tersebut menghindari penyamaratan ( homogenzing) unit unit
perorangan dan timbulnya ketidakpekaan terhadap kondisi lokal yang menganggap beberapa
matarantai distribusi makanan ,dan sebagainya produk sampingan . menjaga agar unionisasi tetap
rendah .

Pengertian hakiki dari tipe ini adalah mengenal dan memperhatikan sebab - sebab terjadinya
fragmentasi namun menambah tingkat profesionalisme menurut cara yang dilakukan oleh para
manajer lokal .

Fasilitas " Formular ", Alternatif lain .Yang berkaitan dengan Alternatif sebelumnya adalah
memandang variabel strategi kunci dalam dunia usaha sebagai membina fasilitas biaya rendah

18
yang efisien pada berbagai lokasi . strategi ini melibatkan perancangan suatu fasilitas baku ,baik
berupa bangunan pabrik maupun pelayanan ,dan pemulusan pengetahuan proses pembangunan
dan penempatan fasilitas kedalam Operasi dengan biaya yang minimum.Dengan cara demikian
perusahaan menurunkan investasinya relatif terhadap para pesaing atau menyediakan lokasi yang
lebih menarik atau efisien untuk melakukan usahanya.

Meningkatkan Nilai Tambah.Bantak industri yang terfragmentasi menghasilkan produk atau


jasa yang merupakan barang komoditi atau barang lainnya yang sulit diferensiasikan banyak
perusahaan distribusi umpamanya , menyediakan jenis ( lini,) produk yang berupa ,jika tidak
sama dengan dengan produk para pesaing mereka. Dalam keadaan seperti , Strategi yang efektif
mungkin adalah strategi yang dapat meningkatkan nilai tambah(vallue added) dari usaha dengan
menyediakan lebih banyak jasa penjualan, mengerjakan suatu pabrikasi akhir dari produk
( seperti pemotongan sesuai ukuran atau pembuatan lubang ),atau subperakitan atau perakitan
komponen - komponen sebelum dijual kepada pelanggan.

Nilai tambah ( value added ) kadang kadang dapat pula diperbesar dengan integrasi maju dari
pembuatan kedalam distribusi atau eceran . Langkah ini akan dapat menetralisir kekuatan para
pembeli atau memungkinkan diferensiasi produk yang lebih luas dengan mengendalikan kondisi
penjualan secara lebih baik

Spesialisasi Menurut Tipe Produk atau Segmen Produk. Apabila fragmentasi industri
merupakan akibat dari atau perbarengan dengan terciptanya banyak macam barang dalam jenis
produk,maka strategi ini yang efektif untuk mencapai hasil diatas rata rata dapat dikhususkan
pada kelompok produk yang sangat terbatas .industri, tampaknya yang teristimewa sulit adalah
dalam bisnis yang terfragmentasi.

Spesialisasi Menurut Tipe Pelanggan. Jika persaingan menjadi sengit disebabkan oleh
struktur yang terfragmentasi, maka secara potensial perusahaan dapat mendatangkan laba dengan
menspesialisasikan diri pada kategori pelanggan tertentu dalam industri mungkin para pelanggan
mempunyai daya tawar-menawar yang terkecil karena mereka perusahaan kecil. Atau

19
perusahaan dapat menyesuaikan diri pada para pelanggan yang paling membutuhkan atau paling
membutuhkan nilai tambah yang bisa dihasilkan oleh perusahaan dengan produk atau jasa pokok
yang ada. Seperti spesialis produk, spesialis pelanggan dapat membatasi prospek pertumbuhan
perusahaan, tapi tidak memanfaatkan keuntungan yang tinggi.

Spesialisasi menurut Tipe Pesanan. Tanpa memandang pelanggan, perusahaan dapat


mengkhususkan diri pada tipe pesanan tertentu untuk menanggulangi tekanan persaingan yang
sengit di dalam industri terfragmentasi. Salah satu cara pendekatan ialah melayani hanya
pesanan-pesanan kecil yang pelanggannya menginginkan penyerahan barang yang secepatnya
dan kurang peka harga. Atau perusahaan hanya dapat melayani pesanan- pesanan biasa guna
mendapatkan keuntungan dari lemahnya sensitivitas harga untuk membentuk bentuk biaya
pengalihan. Sekali lagi, pengorbanan dari spesialis yang kian adalah terbatasnya volume.

Suatu Wilayah Geografis sebagai Fokus. Sekalipun saham industri menyeluruh yang
terpenting berada di luar jangkauan atau tidak terdapat skala ekonomis nasional (atau bahkan
mungkin tidak ekonomis) namun mungkin terdapat penghematan yang sangat penting bila hanya
mencakup

bidang geografis tertentu dengan mengkonsentrasikan fasilitas, perhatian pemasaran dan


kegiatan penjualan. Kebijakan ini dapat menghemat penggunaan gugus wiraniaga,
memungkinkan periklanan yang lebih efisien, memungkinkan suatu pusat distribusi yang
tunggal, dan sebagainya. Di lain pihak, berusaha untuk menguasai beberapa bagian kecil dari
bidang usaha di beberapa wilayah, akan memperbesar masalah untuk bersaing dalam industri
yang terfragmentasi. Strategi pencakupan sangat efektif bagi toko-toko makanan, yang masih
tetap merupakan industri terfragmentasi walaupun terdapat suatu jaringan nasional yang luas.

Tatung Punggung (Bare Bones). Dengan adanya intensitas persaingan dan laba rendah pada
banyak industri terfragmentasi, suatu alternatif strategi yang sederhana namun tangguh adalah
memusatkan perhatian pada pemeliharaan bentuk persaingan tulang punggung yakni, overhead
yang rendah, tenaga terampil yang rendah, ketatnya pengendalian biaya dan perhatian terhadap
rincian, Kebijakan ini menempatkan perusahaan pada posisi yang terbaik untuk bersaing dalam
harga dan tetap memperoleh tingkat pengembalian (return) di atas rata-rata.

20
Integrasi Baik (Backward Integration), Walaupun sebab-sebab terjadinya fragmentasi dapat
merintangi bagian pasar yang besar, integrasi balik yang efektif dapat menurunkan biaya dan
menekan para pesaing yang tidak dapat mengupayakan integrasi yang demikian. Tentu saja
keputusan untuk berintegrasi hendaknya hanya dilakukan setelah membuat suatu analisa yang
lengkap.

2.7 Jebakan Strategi Yang Potensial

Lingkungan struktural yang unik dari industry yang terfragmentasi membawa sejumlah
serangan strategis tertentu.Beberapa jebakan umum yang dapat berlaku sebagai bendera merah
dalam analisa alternative strategis dalam suatu industry terfragmentasi tertentu adalah sebagai
berikut :

a) Mengejar dominasi adalah struktur yang mendasari industry terfragmentasi


mengakibatkan pencarian donasi menjadi sia – sia kecuali apanila struktur tersebut secara
fundamental dapat di ubah.
b) Kurangnya Disiplin Strategis. Disiplin strategis yang keras ndust selalu diperlukan
untuk persaingan yang efektif dalam industry terfragmentasi. Kecuali bila sebab
terjadinya

fragmentasi diatasi, umumnya struktur persaingan industry terfragmentasi membutuhkan


spesialisasi pada suatu konsep strategis yang ketat sebagaimana telah dinyatakan dalam
seksi terdahulu. Melaksanakan hal tersebut akan memerlukan pula keberanian untuk
memutar haluan suatu dunia usaha, juga untuk menyimpang dari kebijaksanaan
konvensional tentang bagaimana melakukan segala hal dalam bidang usaha pada
umumnya. Strategi yang tidak disiplin dan bersifat opurtunitis mungkin dapat diterapkan
dalam jangka pendek, tetapi strategi ini biasanya memaksimumkan kerawanan
perusahaan terhadap kekuatan-kekuatan persaingan yang industr yang umum dialami
dalam ndustry terfragmentasi dalam jangka yang lebih lama.
c) Sentralisasi yang Berlebih-lebihan, Inti persaingan dalam banyak industri terfragmentasi
adalah pelayanan pribadi, hubungan lokal, pengendalian operasi langsung, kemampuan
bercaksi terhadap fluktuasi atau perubahan gaya dan sebagainya. Strukur organisasi yang

21
memusat dalam kebanyakan kejadian adalah bersifat tidak produktif (counterproductive),
karena memperlambat waktu tanggapan (response time), menurunkan rangsangan bagi
mereka yang berada pada tingkat lokal dan dapat tenaga-tenaga cakap yang diperlukan
untuk melaksanakan banyak jasa perorangan tidak akan tertarik untuk bergabung dalam
perusahaan. Sementara pengendalian yang terpusat sering berguna dan bahkan penting
sekali dalam mengelola perusahaan serba-unit dalam suatu industri terfragmentasi,
struktur memusat dapat menjadi malapetaka. Demikian pula struktur ekonomis dan
industri terfragmentasi serta sedemikian rupa sehingga produksi atau organisasi
pemasaran yang memusat tidak mengandung penghematan skala, atau bahkan tidak
ekonomis. Jadi Sentralisasi dalam bidang ini lebih memperlemah daripada memperkuat
perusahaan.
d) Reaksi Berlebihan terhadap Produk produk Buru. Dalam industri terfragmentasi
banyaknya pesaing hampir senantiasa memberi kepastian bahwa pembeli akan banyak
menggunakan kekuatan dan dapat mempermainkan mereka untuk saling bersaing. Dalam
keadaan yang demikian, produk-produk diawal kehidupannya seringkali tampak sebagai
penyelamat terhadap Situasi persaingan yang sengit. Dengan bertambahnya permintaan
secara pesat dan para pembeli yang pada umumnya kurang mengenal produk yang baru,

persaingan harga mungkin menjadi lunak dan para pembeli mungkin ramai menuntut
pendidikan dan pelayanan dari perusahaan. Hal ini merupakan semacam bantuan yang
disambut baik dalam industri terfragmentasi yang untuk itu perusahaan-perusahaan
melakukan investasi besar-besaran guna mempercepat tanggapan, Tetapi pada saat tanda-
tanda awal kematangan mulai muncul, struktur terfragmentasi mencoba mengejar permintaan
dan margin lava yang ada untuk menunjang investasi tersebut menjadi lenyap.

Jadi terdapat resiko atas reaksi yang berlebihan terhadap produk baru dalam bentuk yang
dapat menaikkan biaya dan overhead serta menjadikan perusahaan rugi bersaing dalam
persaingan harga yang merupakan fakta hidup dalam banyak industry terfragmentasi. Meskipun
menanggulangi produk yang baru merupakan masalah yang sulit dalam bisnis yang
terfragmentasi pada semua.

22
2.8 Merumuskan Strategi
Dengan mengumpulkan gagasan-gagasan yang telah dibahas terdahulu, kita dapat mulai
menyusun suatu kerangka kerja analisis yang luas bagi perumusan strategi bersaing dalam
industri terfragmentasi .

Langkah pertama adalah mengadakan analisa industri dan pesaing yang lengkap untuk
menentukan sumber-sumber kekuatan persaingan dalam Industri, struktur dalam industri dan
posisi para pesaing yang kuat. Dengan analisa ini sebagai latar belakang

Langkah kedua adalah mengidentifikasi sebab-sebab terjadinya terfragmentasi dalan industri.


adalah sangat penting bahwa daftar sebab-sebabnya harus lengkap dan hubungan sebab-sebab
tesebut dengan keadaan ekonomi industri ditetapkan.

Langkah ketiga adalah menyelidiki sebab-sebab terjadinya fragmentati industri satu demi satu
dalam konteks analisa industri dan pesaing pada langkah pertama. Dapatkah salah satu dari
sumber-sumber terjadinya fragmentasi tersebut diatasi melalui inovasi atau perubahan strategi?
Apakah penambahan sumberdaya atau perspektif yang segar merupakan hal yang perlu? Apakah
terdapat sumber terjadinya fragmentasi yang secara langsung atau tak langsung bakal diubah
oleh tren industri?

Langkah Keempat tergantung pada jawaban yang positif terhadap salah satu dari pertanyaan-
pertanyaan di atas. Apabila terjadinya fragmentasi dapat diatasi, maka perusahaan harus menilai
apakah prospek struktur industri di masa datang yang tersirat akan menghasilkan pengembalian
(return) yang memikat atau tidak. Untuk menjawab pertanyaan ini perusahaan harus meramalkan
keseimbangan struktural yang baru dalam industri segera setelah tercapainya konsilidasi dan
selanjutnya harus melakukan analisa struktural. Apabila industri yang terkonsolidasi ternyata
memberikan harapan pengembalian yang cukup menarik, maka pertanyaan yang terakhir adalah;
Manakah posisi kuat yang terbaik untuk ditempati oleh perusahaan guna mengambil manfaat dari
konsolidasi industri?.

23
Apabila kesempatan untuk mengatasi terjadinya fragmentasi seperti yang dianalisa dalam
langkah ketiga tidak menguntungkan, maka langkah kelima adalah memilih alternatif yang
terbaik untuk menanggulangi struktur terfragmentasi. Langkah ini melibatkan pertimbangan-
pertimbangan atas banyak alternatif seperti yang ditunjukkan di atas, maupun alternatif-alternatif
lain yang mungkin cocok untuk industri tertentu, ditinjau dari sudut sumberdaya dan kecakapan-
kecakapan khusus perusahaan.

Di samping memberikan serangkaian proses analisis untuk dipergunakan secara berkala,


langkah-langkah tersebut juga mengarahkan perhatian pada kumpulan data kunci dalam
menganalisa industry terfragmentasi dan untuk bersaing di dalamnya. Sebab-sebab terjadinya
fragmentasi, ramalan mengenai pengaruh inovasi atas sebab-sebab tersebut, dan identifikasi tren
industry yang dapat mengubah sebab-sebab terjadinya fragmentasi menjadi persyaratan yang
amat penting untuk melakukan pengamatan lingkungan dan peramalan teknologis.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Beberapa industri yang terfragmentasi, sepertisindikat perangkat lunak lkomputer dan


program televisi, bercirikan produk atau jasa yang terdirifensiasi, sedangkan yang lainnya,
seperti angkutan tanker minyak, distribusi komponen elektronik dan produk aluminium yang di
pabrikasi, melibatkan produk-produk yang tak didiferensiasi. Industri yang terfragmentasi juga
sangat berbeda-beda dalam kecanggihan treknologinya, mulai dari dunia usaha yang

24
berteknologi tinggi seperti pemanasan dengan energi matahari sampai pada pengumpulan barang
bekas dan eceran minuman keras.

Di samping memberikan serangkaian proses analisis untuk dipergunakan secara berkala,


langkah-langkah tersebut juga mengarahkan perhatian pada kumpulan data kunci dalam
menganalisa industry terfragmentasi dan untuk bersaing di dalamnya. Sebab-sebab terjadinya
fragmentasi, ramalan mengenai pengaruh inovasi atas sebab-sebab tersebut, dan identifikasi tren
industry yang dapat mengubah sebab-sebab terjadinya fragmentasi menjadi persyaratan yang
amat penting untuk melakukan pengamatan lingkungan dan peramalan teknologis.

25
26

Anda mungkin juga menyukai