Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH EKONOMI MANAJERIAL

SIFAT DASAR INDUSTRI


Dosen Pengampu:
Dra. Sri Isworo Ediningsih, MM.

Disusun oleh:
Kelompok 5
Alan Joevianto Thie 141200208
Naufal Faturahman 141200209
Hilmi Muhammad A.S.’ ’L-H 141200212
Bethari Ardra Larissa 141200243

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sifat
Dasar Industri” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Ibu Dra. Sri Isworo Ediningsih, MM. pada mata kuliah Ekonomi Manajerial. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Sifat Dasar Industri.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Sri Isworo Ediningsih, MM.
selaku dosen mata kuliah Ekonomi Manajerial. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Dengan demikian saran dan kritik dari para pembaca sangat dibutuhkan untuk
kesempurnaan penulisan makalah di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 6 Oktober 2022

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

BAB I……………………………………………………………………………… 04
PENDAHULUAN………………………………………………………………… 04
A. Latar Belakang…………………………………………………………….. 04
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………. 04
C. Tujuan……………………………………………………………………… 04
BAB II……………………………………………………………………………… 05
PEMBAHASAN…………………………………………………………………… 05
A. Struktur Pasar……………………………………………………………… 05
B. Perilaku……………………………………………………………………. 10
C. Kinerja…………………………………………………………………….. 14
D. Paradigma Struktur-perilaku-kinerja……………………………………….15
BAB III……………………………………………………………………………. 18
KESIMPULAN…………………………………………………………………… 18
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………19

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekonomi Manajerial adalah cabang ilmu yang mempelajari penerapan
prinsip-prinsip ekonomi dalam proses pengambilan keputusan di dunia bisnis.
Ekonomi Manajerial ini memadukan teori ekonomi, manajemen, dan mata
kuliah alat dalam analisis pengambilan keputusan. Ekonomi manajerial
merupakan wawasan gabungan antara teori ekonomi dan pengambilan
keputusan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis dan pengambilan
keputusan yang menguntungkan bagi perusahaan. Fungsinya antara lain sebagai
alat analisis dan pengambilan keputusan yang tepat bagi kemajuan perusahaan.
Ekonomi manajerial mendukung proses pengambilan keputusan untuk
meningkatkan keuntungan perusahaan secara lebih efektif dan efisien.
Manajer perusahaan tidak akan membuat keputusan tanpa dasar
pertimbangan. Beberapa Faktor yang mempengaruhi keputusan seperti banyak
keluaran (output) yang diproduksi, harga yang akan dibebankan, dan berapa
banyak yang akan dihabiskan (iklan,riset,pengembangan). Dengan berubahnya
sifat dasar industri berubah pula keputusan optimal manajer. Pada materi ini
akan dijelaskan lebih dalam mengenai sifatsifat dasar industri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu struktur pasar?
2. Apa saja variabel struktural utama yang mempengaruhi keputusan
manajerial?
3. Bagaimana perilaku perusahaan dalam penetapan harga, aktivitas integrasi,
riset dan pengembangan, iklan?
4. Bagaimana paradigma struktur-perilaku-kinerja?
C. Tujuan
1. Mengetahui struktur pasar
2. Mengetahui variabel struktural utama yang mempengaruhi keputusan
manajerial?
3. Mengetahui perilaku perusahaan dalam penetapan harga, aktivitas integrasi,
riset dan pengembangan, dan iklan.
4. Mengetahui mengenai paradigma struktur-perilaku-kinerja pada sebuah
perusahaan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

Manajer perusahaan tidak akan membuat keputusan tanpa dasar


pertimbangan. Sejumlah faktor mempengaruhi keputusan seperti seberapa banyak
keluaran (output) yang akan diproduksi berapa harga yang akan dibebankan, dan
berapa banyak akan dihabiskan dalam riset dan pengembangan, iklan, dan
seterusnya. Dalam bab ini, kita menyoroti perbedaan penting yang ada di antara
industri-industri.

A. Struktur Pasar
Struktur pasar (market structure) merujuk pada faktor-faktor, seperti jumlah
perusahaan yang bersaing dalam satu pasar, ukuran relatif perusahaan (konsentrasi),
kondisi teknologi dan biaya, kondisi permintaan, dan kemudahan perusahaan untuk
masuk atau keluar dari industri. Industri yang berbeda memiliki struktur yang
berbeda dan struktur ini memengaruhi keputusan yang akan diambil seorang
manajer yang bijaksana. Berikut ini penjelasan mengenai variabel struktural utama
yang mempengaruhi keputusan manajerial.
● Ukuran pasar
Lihatlah Tabel 7-1 yang memberikan gambaran penjualan dari perusahaan
di berbagai industri Perhatikan bahwa ada perbedaan yang cukup besar dalam
ukuran perusahaan terbesar dalam tiap industri.

5
industri berpotensi mengubah kelangsungan industri itu sendiri. Misalnya,
Verizon Communications memiliki penjualan terbesar dari perusahaan
telekomunikasi mana pun pada tahun 2006, tetapi pada tahun 2008, AT&T
adalah pemimpin industri dengan penjualan $ 119 miliar. Pada tahun 2008,
General Motors menikmati penjualan terbesar dari perusahaan mana pun di
industri kendaraan bermotor dan suku cadang, tetapi hanya waktu yang akan
menjawab apakah tantangan yang dihadapi industri otomotif AS saat ini akan
menyebabkan guncangan yang berdampak negatif pada GM.
Apa yang mendorong perbedaan penjualan ini di seluruh industri, dan
mengapa posisi relatif perusahaan cenderung berubah dari waktu ke waktu?
Apakah mereka didorong oleh perbedaan atau perubahan struktur pasar?
Apakah perusahaan menjadi "besar" dengan menggabungkan kegiatan melalui
merger? Sejauh mana mereka berasal dari perbedaan (atau perubahan) dalam
penelitian dan pengembangan (R&D) atau pengeluaran iklan? Sisa bab ini, dan
tentu saja sisa buku ini, melihat lebih dalam pada pertanyaan-pertanyaan ini dan
lainnya.
● Konsentrasi Industri
Data dalam Tabel 7-1 mengungkapkan variasi yang cukup signifikan
dalam ukuran perusahaan terbesar di berbagai industri. Faktor lainnya yang
mempengaruhi keputusan manajerial adalah distribusi ukuran dari perusahaan
dalam suatu industri.
Beberapa industri di dominasi oleh sedikit perusahaan besar, sedangkan
yang lainnya terdiri atas banyak perusahaan kecil. Sebelum menyajikan data
konsentrasi untuk berbagai industri AS, kita memeriksa dua ukuran yang
digunakan ekonom untuk menentukan tingkat konsentrasi dalam satu industri.
Rasio konsentrasi mengukur seberapa banyak total keluaran dalam suatu
industri yang dihasilkan oleh perusahaan terbesar dalam industri. Rasio
konsentrasi yang paling umum adalah rasio konsentrasi empat perusahaan (C4).
Rasio konsentrasi empat perusahaan (four firm concentration ratio) merupakan
bagian dari total penjualan industri yang dihasilkan oleh empat perusahaan
terbesar dalam industri.

6
Andaikan S1,S2, S3, dan S4 adalah denotasi penjualan empat perusahaan
terbesar dalam industri, dan ST adalah total penjualan semua perusahaan dalam
industri. Konsentrasi empat perusahaan sebagai berikut.

Ekuivalen nya, rasio konsentrasi empat perusahaan merupakan jumlah


pangsa pasar dari keempat perusahaan:
C4 = w₁+w₂+w3+w4
yang mana:

Ketika suatu industri dibentuk oleh sejumlah besar perusahaan,


masing-masing perusahaan berukuran sangat kecil dan rasio konsentrasi empat
perusahaan mendekati nal. Ketika empat atau lebih sedikit perusahaan
menghasilkan semua keluaran suatu industri, rasio konsentrasi empat
perusahaan adalah Semakin rasio empat perusahaan mendekati nol, semakin
kecil konsentrasi industri; semakin rasio mendekati semakin terkonsentrasi
industri.
● Teknologi
Setiap Industri sangat bergantung pada teknologi yang digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa. Beberapa industri yang padat karya,
membutuhkan banyak pekerja untuk menghasilkan barang dan jasa. Sedangkan
industri yang sangat intensif modal, membutuhkan investasi besar dalam pabrik,
peralatan, dan mesin untuk mampu menghasilkan barang dan jasa.
Perbedaan dalam teknologi ini menyebabkan perbedaan dalam teknik
produksi antar industri. Teknologi juga penting dalam suatu industri tertentu.
Perusahaan dengan teknologi superior akan memiliki keunggulan dibandingkan
perusahaan lain. Ketika keunggulan teknologi ini signifikan, perusahaan
berteknologi superior akan mendominasi industri sepenuhnya
● Permintaan dan Kondisi Pasar
Industri juga berbeda dari sisi permintaan dan kondisi pasar yang
mendasarinya. Dalam industri dengan permintaan yang relatif kecil, pasar

7
mungkin hanya dapat mempertahankan sedikit perusahaan. Sedangkan industri
dengan permintaan besar, pasar mungkin membutuhkan banyak perusahaan
untuk menghasilkan kuantitas yang diminta.
Elastisitas permintaan produk cenderung beragam antara satu industri
dengan industri lain. Di pasar yang mana tidak ada substitusi dekat untuk
produk perusahaan tertentu, elastisitas permintaan produk itu akan sama dengan
elastisitas permintaan pasar untuk grup produk itu (karena hanya ada satu
produk di pasar), Dalam industri yang mana banyak perusahaan memproduksi
substitusi untuk produk suatu perusahaan, permintaan atas produk perusahaan
tertentu akan lebih elastis daripada permintaan industri keseluruhan.
Salah satu ukuran elastisitas permintaan industri untuk suatu produk relatif
terhadap perusahaan tunggal adalah indeks Rothschild. Indeks Rothschild
merupakan sebuah ukuran sensitivitas harga dari suatu kelompok produk
sebagai keseluruhan relatif terhadap sensitivitas kuantitas yang diminta oleh
suatu perusahaan terhadap perubahan harganya.
Indeks Rothschild ditulis sebagai berikut :

Indeks Rothschild memiliki nilai 0 sampai 1. Ketika indeks bernilai 1,


perusahaan individu menghadapi kurva permintaan yang memiliki sensitivitas
sama dengan kurva permintaan pasar. Sebaliknya, jika elastisitas permintaan
produk suatu perusahaan lebih besar (secara absolut) daripada elastisitas
permintaan pasar, indeks Rothschild mendekati nol. Dalam hal ini, kuantitas
yang diminta untuk perusahaan tunggal itu lebih sensitif terhadap kenaikan
harga daripada industri secara keseluruhan. Dengan kata lain, ketika indeks
Rothschild kurang dari 1, 10 persen kenaikan dalam harga satu perusahaan akan
mengurangi kuantitas yang diminta atas perusahaan itu lebih dari menurunnya
kuantitas industri jika semua perusahaan dalam industri menaikkan harganya 10

8
persen. Dengan demikian, indeks Rothschild memberikan sebuah ukuran
seberapa sensitif permintaan perusahaan tertentu atas harga relatif terhadap
keseluruhan pasar. Ketika sebuah industri dibentuk oleh banyak perusahaan,
masing-masing menghasilkan produk serupa, indeks Rothschild akan mendekati
nol.

● Potensi untuk Masuk


Keputusan optimum perusahaan dalam suatu industri akan bergantung
pada kemudahan perusahaan baru dalam memasuki pasar. Sejumlah faktor dapat
menciptakan hambatan masuk, menjadikan sulit bagi perusahaan lain untuk
memasuki suatu industri. Salah satu rintangan potensial adalah biaya eksplisit
memasuki industri, seperti persyaratan modal. Yang lain, misalnya paten, yang
memberikan hak eksklusif bagi pemiliknya untuk menjual produknya untuk
periode waktu tertentu.
Skala ekonomi juga dapat menciptakan hambatan masuk. Di beberapa
pasar, hanya ada satu atau dua perusahaan karena skala ekonomi. Jika
perusahaan lain mencoba masuk, mereka tidak akan dapat menghasilkan volume
yang dibutuhkan untuk menikmati berkurangnya biaya rata-rata karena skala
ekonomi.

B. Perilaku

Selain perbedaan struktural dalam seluruh industri, conduct, atau


perilaku, dari suatu perusahaan juga cenderung berbeda dalam seluruh industri.
Beberapa industri menuntut markups yang lebih tinggi dibandingkan industri
lainnya. Beberapa industri leih rentan untuk merger atau takeover dibanding
lainnya. Selain itu, jumlah biaya pemasaran dan penelitian dan pengembangan
cenderung berbeda diseluruh industri. Pasal (perincian) berikut mendeskripsikan
perbedaan penting dalam conduct yang ada diseluruh industri.

1. Perilaku Penetapan Harga

9
Perusahaan dalam beberapa industri menuntut markup yang lebih tinggi
dibandingkan perusahaan pada industri lain. Untuk mengilustrasikan hal ini
dapat dilihat melalui Indeks Lerner:

P adalah harga dan MC adalah biaya marginal. Indeks Lerner mengukur


perbedaan antara harga dan biaya marginal sebagai bagian dari harga produk.

Ketika perusahaan menetapkan harganya sama dengan biaya marginal


produksi, indeks Lerner adalah nol; konsumen membayar harga dari produk
yang sama persis dengan biaya perusahaan memproduksi satu unit tambahan
lain. Ketika suatu perusahaan membebankan harga yang lebih tinggi dari biaya
marginal, indeks Lerner memiliki nilai lebih besar dari nol dengan nilai
maksimum satu. Indeks Lerner memberikan sebuah ukuran seberapa banyak
perusahaan dalam suatu industri menaikkan harga mereka di atas biayamarginal.
Semakin tinggi nilai indeks Lerner, semakin besar markup perusahaan. Dalam
industri dimana perusahaan bersaing secara ketat untuk penjualan konsumen
dengan memberikan harga terendah dalam pasar, maka indeks Lerner mendekati
nol, begitu pula sebaliknya.

Indeks Lerner berhubungan dengan pemberian markup oleh perusahaan.


Secara khusus rumusnya dapat disusun ulang menjadi:

Dalam persamaan ini, 1/(1-L) adalah faktor markup. Ini mendefinisikan


faktor pengali biaya marginal untuk memperoleh harga barang. Ketika indeks
Lerner nol, faktor markup adalah 1, sehingga harga sama dengan biaya
marginal. Jika indeks Lerner adalah ½, faktor markup adalah 2. Harga yang
dibebankan suatu perusahaan dua kali lipat biaya produksi marginal.

10
P = (1/1-L)MC

Dalam persamaan ini, 1/(1-L) merupakan faktor markup yang


mendefinisikan faktor pengali biaya marginal untuk memperoleh harga barang.
Ketika indeks Lerner nol, faktor markup adalah 1, sehingga harga sama dengan
biaya marginal. Jika indeks Lerner adalah 1/2, faktor markup adalah 2. Dalam
hal ini, harga yang dibebankan suatu perusahaan dua kali lipat biaya produksi
marginal.

Dari tabel di atas menunjukan estimasi indeks Lerner dan faktor markup
untuk 10 industri di Amerika Serikat. Terdapat perbedaan indeks Lerner dan
faktor markup pada berbagai industri. Industri dengan indeks Lerner dan faktor
markup tertinggi adalah industri rokok. Dalam industri ini memiliki indeks
Lerner sebesar 76%. Artinya bahwa setiap $1 yan dibayarkan kepada
perusahaan oleh konsumen terdapat $0,76 markup. Sehingga harga jual adalah
4,17 kali marginal cost dalam produksi.

2. Aktivasi Integrasi dan Merger


Aktivitas integrasi dan merger juga berbeda antara satu industri dengan
industri lain. Integrasi merujuk pada menyatukan sumber daya produktif.
Integrasi dapat terjadi melalui suatu merger, yang mana dua atau lebih
perusahaan "bersatu" atau merger 7 menjadi suatu perusahaan tunggal. Merger

11
bisa terjadi dari percobaan perusahaan untuk mengurangi biaya transaksi,
meraup keuntungan dari skala ekonomi, meningkatkan kekuatan pasar, atau
memperoleh akses yang lebih baik ke pasar modal. Beberapa merger
"menyenangkan, yakni kedua perusahaan menginginkan merger menjadi suatu
perusahaan tunggal. Yang lainnya "paksaan", berarti salah satu perusahaan tidak
menginginkan merger terjadi.
Dalam beberapa kasus, merger atau pengambilalihan terjadi karena
dianggap bahwa manajemen salah satu perusahan tidak melakukan pekerjaan
yang cukup untuk mengelola perusahaan. Ekonom membedakan 3 jenis tipe
integrasi atau merger: vertikal, horizontal, dan konglomerasi.
1) Integrasi Vertikal
Integrasi vertikal merujuk pada suatu situasi yang mana beragam
tahapan dalam produksi suatu produk tunggal dilakukan oleh perusahan tunggal.
Sebuah merger vertikal merupakan integrasi dari dua atau lebih perusahaan yang
menghasilkan komponen untuk suatu produk tunggal. Kita mempelajari dalam
Bab 6 bahwa perusahaan terintegrasi secara vertikal guna mengurangi biaya
transaksi untuk perolehan bahan baku.
2) Integrasi Horizontal
Integrasi horizontal merujuk pada mergernya produksi produk serupa
dalam satu perusahaan. Integrasi horizontal melibatkan mergernya dua atau
lebih perusahaan dengan produk berbeda menjadi satu perusahaan tunggal,
sedangkan integrasi vertikal melibatkan mergernya dua atau lebih fase produksi
dalam suatu perusahaan tunggal. Alasan utama perusahaan melakukan integrasi
horizontal yaitu : (1) menikmati penghematan biaya baik karena skala ekonomi
maupun economies of scope dan (2) meningkatkan kekuatan pasarnya. Dalam
beberapa kasus, integrasi horizontal mengizinkan perusahaan untuk menikmati
skala ekonomi atau economies of scope sehingga menyebabkan penghematan
biaya dalam produksi barang.
3) Merger Konglomerasi
Terakhir, sebuah merger konglomerasi melibatkan Integrasi lini produk
berbeda ke dalam satu perusahaan tunggal. Merger konglomerasi serupa dengan
merger horizontal dalam hal melibatkan merger produk akhir ke dalam
perusahaan tunggal. Perbedaan merger konglomerasi dari merger horizontal
adalah produk produk akhir itu tidak berkaitan. Ada yang berpendapat bahwa

12
merger konglomerasi dapat menciptakan sinergi melalui meningkatnya arus kas
untuk produk dengan permintaan bersiklus.
3. Riset dan Pengembangan
Di awal, kita mencatat bahwa perusahan dan industri berbeda-beda dari
sisi teknologi mendasar yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Salah satu cara perusahaan memperoleh keunggulan teknologi adalah dengan
terlibat dalam riset dan pengembangan (Research and Development- R&D) dan
kemudian memperoleh paten untuk teknologi yang dikembangkan melalui
R&D. Jumlah optimal yang dibelanjakan untuk R&D akan tergantung pada
karakteristik industri tempat perusahaan beroperasi. Salah satu tujuan dalam
bab-bab selanjutnya adalah untuk memeriksa faktor-faktor penentu utama
pengeluaran R&D.

4. Iklan

Seperti yang ditunjukkan Tabel di atas, ada juga variasi yang cukup
besar antar perusahaan dalam tingkat iklan yang digunakan. Perusahaan di
industri makanan, seperti Kellogg, menghabiskan sekitar 9 persen dari
pendapatan penjualan mereka untuk iklan. Sebaliknya, perusahaan di industri
karet dan suku cadang plastik, seperti Goodyear, menghabiskan sekitar 2 persen
dari pendapatan penjualan mereka untuk iklan. Tujuan lain dari bab-bab
selanjutnya adalah untuk memeriksa mengapa intensitas periklanan bervariasi
antar perusahaan dalam industri yang berbeda. Kita juga akan melihat
bagaimana perusahaan menentukan jumlah dan jenis iklan yang optimal untuk
digunakan.

C. Kinerja
Kinerja mengacu pada keuntungan dan kesejahteraan sosial yang dihasilkan
dalam industri tertentu. Penting bagi manajer masa depan untuk menyadari bahwa
keuntungan dan kesejahteraan sosial sangat bervariasi antar industri.

13
1) Keuntungan
Tabel 7-6 menyoroti perbedaan laba antar perusahaan dalam industri yang
berbeda. Ford menghasilkan lebih banyak penjualan daripada perusahaan lain
dalam daftar, namun keuntungannya sebagai persentase penjualan negatif.
Salah satu tugas dalam beberapa bab berikutnya adalah untuk memeriksa
mengapa perusahaan "besar" tidak selalu memperoleh keuntungan besar.
Sebagai seorang manajer, adalah suatu kesalahan untuk percaya bahwa hanya
karena perusahaan Anda besar, secara otomatis akan menghasilkan
keuntungan.
2) Kesejahteraan Sosial
Ukuran lain dari kinerja industri adalah jumlah surplus konsumen dan
produsen yang dihasilkan di pasar. Sementara jenis kinerja ini sulit diukur.

R. E. Dansby dan R. D. Willig telah mengusulkan indeks yang berguna.


Indeks kinerja Dansby-Willig (DW) mengukur seberapa besar kesejahteraan
sosial (didefinisikan sebagai jumlah surplus konsumen dan produsen) akan
meningkat jika perusahaan dalam suatu industri memperluas output dengan
cara yang efisien secara sosial. Jika indeks Dansby-Willig untuk suatu
industri adalah nol, tidak ada keuntungan yang diperoleh dengan mendorong
perusahaan-perusahaan dalam industri untuk mengubah output mereka;
surplus konsumen dan produsen dimaksimalkan berdasarkan permintaan
industri dan kondisi biaya. Ketika indeks lebih besar dari nol, kesejahteraan
sosial akan meningkat jika output industri diperluas.
Indeks Dansby-Willig dengan demikian memungkinkan seseorang untuk
menentukan peringkat industri menurut seberapa besar kesejahteraan sosial
akan meningkat jika industri mengubah outputnya. Industri dengan nilai

14
indeks yang besar memiliki kinerja yang lebih buruk daripada industri
dengan nilai yang lebih rendah. Pada Tabel 7-7, misalnya, kita melihat bahwa
industri kimia memiliki indeks DW tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
sedikit perubahan dalam output dalam industri kimia akan meningkatkan
kesejahteraan sosial lebih dari sedikit perubahan dalam output di industri
lainnya. Industri tekstil memiliki indeks DW terendah, yang menunjukkan
kinerja terbaik.

D. Paradigma struktur-perilaku-kinerja
Struktur dari suatu industri merujuk pada faktor-faktor seperti teknologi,
konsentrasi, dan kondisi pasar. Perilaku merujuk pada bagaimana perusahaan
berperilaku di pasar melibatkan keputusan penetapan harga, keputusan iklan, dan
keputusan untuk berinvestasi dalam riset dan pengembangan. Kinerja merujuk pada
laba yang dihasilkan dan kesejahteraan sosial yang menyebar di masyarakat.
Paradigma struktur-perilaku-kinerja memandang tiga aspek industri ini secara
integral berkaitan.
1) Pandangan Kausal
Pandangan kausal industri menegaskan bahwa struktur pasar "menyebabkan"
perusahaan berperilaku dengan cara tertentu. Pada gilirannya, perilaku, atau
perilaku ini, “menyebabkan” sumber daya dialokasikan dengan cara tertentu,
yang mengarah pada kinerja pasar yang “baik” atau “buruk”. Untuk lebih
memahami pandangan kausal, pertimbangkan industri yang sangat
terkonsentrasi di mana hanya beberapa perusahaan yang bersaing untuk
mendapatkan hak untuk menjual produk kepada konsumen. Menurut pandangan
kausal, struktur ini memberikan kekuatan pasar kepada perusahaan,
memungkinkan mereka untuk menetapkan harga tinggi untuk produk mereka.
Perilaku (membebankan harga tinggi) disebabkan oleh struktur pasar (adanya
beberapa pesaing). Harga yang tinggi, pada gilirannya, “menyebabkan”
keuntungan yang tinggi dan kinerja yang buruk (kesejahteraan sosial yang
rendah). Jadi, menurut pandangan kausal, pasar yang terkonsentrasi
“menyebabkan” harga tinggi dan kinerja buruk.

15
2) Kritik Umpan Balik
Menurut kritik umpan balik, tidak ada hubungan kausal satu arah antara struktur,
perilaku, dan kinerja. Perilaku perusahaan dapat mempengaruhi struktur pasar;
kinerja pasar dapat mempengaruhi perilaku serta struktur pasar. Untuk
mengilustrasikan kritik umpan balik, mari kita terapkan pada analisis
sebelumnya, yang menyatakan bahwa konsentrasi menyebabkan harga tinggi
dan kinerja buruk. Menurut kritik umpan balik, perilaku perusahaan dalam suatu
industri itu sendiri dapat mengarah ke pasar yang terkonsentrasi. Jika (beberapa)
perusahaan yang ada mengenakan harga rendah dan memperoleh keuntungan
ekonomi yang rendah, tidak akan ada insentif bagi perusahaan tambahan untuk
memasuki pasar. Jika hal ini terjadi, sebenarnya harga rendah yang
“menyebabkan” kehadiran beberapa perusahaan di industri. Singkatnya,
kemudian, adalah penyederhanaan dari kenyataan untuk menegaskan bahwa
pasar yang terkonsentrasi menyebabkan harga tinggi. Memang, perilaku
penetapan harga perusahaan dapat mempengaruhi jumlah perusahaan. Seperti
yang akan kita lihat dalam bab-bab selanjutnya, harga rendah dan kinerja yang
baik dapat terjadi bahkan jika hanya satu atau dua perusahaan yang beroperasi
dalam suatu industri. Penjelasan rinci tentang kemungkinan ini harus menunggu
sampai kami mengembangkan model untuk berbagai struktur pasar.
3) Kaitannya dengan Kerangka Lima Kekuatan
Paradigma struktur-perilaku-kinerja dan kritik umpan balik terkait erat dengan
kerangka lima kekuatan yang dibahas dalam Bab 1. Ingatlah bahwa kerangka
lima kekuatan menunjukkan bahwa lima "kekuatan" yang saling terkait
mempengaruhi tingkat, pertumbuhan, dan keberlanjutan keuntungan industri :
(1) masuk, (2) kekuatan pemasok input, (3) kekuatan pembeli, (4) persaingan
industri, dan (5) substitusi dan pelengkap. Kelima kekuatan ini menangkap
elemen struktur dan perilaku perusahaan dalam industri, sedangkan tingkat,
pertumbuhan, dan keberlanjutan keuntungan industri adalah elemen kinerja.
Mengingat kritik umpan balik, kerangka lima kekuatan dapat dimodifikasi
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7-1 untuk menggambarkan bahwa
kekuatan ini saling berhubungan.

16
17
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan Industri-industri yang berbeda memiliki struktur pasar yang berbeda


dan membutuhkan jenis keputusan manajerial yang berbeda. Struktur dari suatu
industry bergantung pada jumlah perusahaan dalam industry, struktur
permintaan dan biaya, ketersediaan informasi, dan perilaku perusahaan lain
dalam industry. Struktur pasar (market structure) merujuk pada faktor-faktor,
seperti jumlah perusahaan yang bersaing dalam satu pasar, ukuran relatif
perusahaan (konsentrasi), kondisi teknologi dan biaya, kondisi permintaan, dan
kemudahan perusahaan untuk masuk atau keluar dari industri. Perilaku merujuk
pada bagaimana perusahaan berperilaku di pasar melibatkan keputusan
penetapan harga, keputusan iklan, dan keputusan untuk berinvestasi dalam riset
dan pengembangan

18
DAFTAR PUSTAKA
Baye R. Michale, Prince T. Jeffrey, 2016; Ekonomi Manajerial dan Strategi
Bisnis. Jakarta Selatan. Penerbit: Salemba Empa

19

Anda mungkin juga menyukai