Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

EKONOMI INDUSTRI
PERENCANAAN LOKASI INDUSTRI

OLEH:

MATHORA TATIANA SINAMBELA


NIM: 217018001
RANTI APRIL YANI
NIM: 217018008

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2022

1
DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................3
B. Rumuskan Masalah .........................................................................................3
C. Tujuan ...............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
A. Pertimbangan Menentukan Lokasi Industri ..........................................................4
B. Teori Lokasi Industri ...........................................................................................12
C. Metode Penilaian Lokasi .........................................................................................
D. Analisis Daya Saing ................................................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .........................................................................................................22
B. Saran ..................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebagai negara yang berkembang, Indonesia perlu adanya perindustrian
dalam negeri guna untuk memajukan perekonomian negara. Pembangunan industry
yang semakin meningkat akan berakibat pada percepatan terciptanya struktur
ekonomi yang lebih seimbang, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan
rangkaian proses produksi industry untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Dengan demikian akan mengurangi ketergantungan akan barang impor, bahkan
pada akhirnya akan meningkatkan ekspor hasil industry (Purwanti, 2012).
Dalam membangun perindustrian di negara maka sangat penting
menentukan suatu lokasi perindustrian, agar industri yang dijalankan dapat berjalan
lancar dan mampu bersaing dengan industri lainnya selain itu untuk memperbesar
keuntungan dengan menekan biaya produksi dan meraih pasar yang luas. Jika suatu
perindustrian maju maka pendapatan negarapun akan naik dan masyarakat akan
lebih mampu terjamin.
Banyak faktor yang mempengaruhi keberadaan lokasi suatu industri.
Karena itu, pengambilan keputusan dalam merencanakan lokasi industri harus
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang matang dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Pemilihan lokasi yang strategis merupakan kerangka kerja
yang persfektif bagi pengembangan suatu kegiatan yang bersifat komersial.
Dengan demikian, tujuan penentuan lokasi industri yaitu untuk memperbesar
keuntungan dengan menekan biaya produksi (Geografi, 2010).
Dalam menentukan kerangka ruang wilayah dan kota, perencanaan
berkaitan dengan pengambilan keputusan publik yang juga berhadapan dengan
kelangkaan sumber daya pendukung yang sesuai dengan perencanaan yang akan
dikembangkan. Bahkan untuk menempatkan atau merealisasikan suatu
perencanaan juga harus mempertimbangkan berbagai sumber daya, misalnya
sumber daya yang terbatas seperti lokasi dan pola ruang. Aspek lokasi dan ruang
menjadi salah satu faktor penting karena keberadaannya yang terbatas dan semakin
penuh oleh aktivitas manusia. Pengenalan terhadap karakteristik lokasi dan ruang
merupakan hal penting dalam menghasilkan suatu keputusan yang optimal.

3
Analisis lokasi dibagi menjadi dua, yaitu analisis untuk memahami
karakteristik lokasi dan kegiatan dalam skala wilayah dan kota, serta analisis untuk
membuat alokasi lokasi dan ruang bagi kegiatan tertentu untuk membuat komposisi
ruangan yang optimal. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai analisis lokasi
kegiatan perdagangan dan jasa serta analisis lokasi infrastruktur.

Pendirian suatu kegiatan perdagangan dan jasa, diperlukan berbagai


pertimbangan, baik dari lokasi maupun strategi pemasarannya. Dengan adanya
analisis lokasi ini, akan memberikan pengaruh tertentu, misalnya apabila
menentukan suatu lokasi bangunan swalayan di tengah lingkungan yang tidak padat
penduduk, maka laba yang diperoleh tidak akan maksimal. Seperti pada hal nya
mendirikan outlet fotokopi di lingkungan pendidikan atau instansi pemerintahan,
maka akan mendapatkan laba yang lebih daripada mendirikan jasa fotokopi di
daerah permukiman. Perhatian akan kondisi fisik penataan bangunan lainnya juga
menjadi hal sang dipertimbangkan. Selain itu, faktor kepadatan lalu lintas,
kompetisi, gaya hidup, juga menjadi faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan lokasi perdagangan dan jasa. Di samping lokasi berdasarkan permintaan
konsumen, faktor lain yang menjadi pertimbangan penting adalah fasilitas. Hal ini
dikarenakan kecenderungan masyarakat untuk memilih lokasi dengan kondisi
fasilitas yang memadai.

Persaingan yang begitu ketat menjadi alasan mengapa lokasi menjadi suatu hal
yang sangat penting yang patut untuk dipertimbangkan.Sangat dibutuhkan suatu
kejelian dalam menentukan lokasi industri supaya dapat meminimalkan
ketimpangan teknis selanjutnya.Tidak jarang terjadi adanya perusahaan membuat
kesalahan-kesalahan dalam pemilihan lokasi dan tempat fasilitas-fasilitas
produksinya. Aspek keuangan yang sering menjadi masalah, hal ini terjadi karena
semakin jauh jarak antara sumberdaya yang tersedia dengan lokasi suatu perusahan
akan menambah pengeluaran biaya perusahaan dan berbagi resiko lain yang masih
terjadi.
Daya saing adalah konsep perbandingan kemampuan dan kinerja perusahaan,
sub-sektor atau negara untuk menjual dan memasok barang dan atau jasa yang
diberikan dalam pasar. Menteri Pendidikan Nasional mendefenisikan daya saing
adalah kemampuan untuk menunjukkan hasil yang lebih baik, lebih cepat atau lebih

4
bermakna. Kemampuan yang dimaksud adalah (1) kemampuan memperkokoh
pangsa pasarnya, (2) kemampuan menghubungkan dengan lingkungannya, (3)
kemampuan meningkatkan kinerja tanpa henti, (4) kemampuan menegakkan posisi
yang menguntungkan.
Daya saing ditentukan oleh keunggulan bersaing suatu perusahaan dan sangat
bergantung pada tingkat sumber daya relatif yang dimilikinya atau bisa kita sebut
keunggulan kompetitif. Pentingnya daya saing karena tiga hal berikut:
1. Mendorong produktivitas dan meningkatkan kemampuan mandiri.
2. Dapat meningkatkan kapasitas ekonomi, baik dalam konteks regional ekonomi
maupun kuantitas pelaku ekonomi sehingga pertumbuhan ekonomi meningkat.
3. Kepercayaan bahwa mekanisme pasar lebih menciptakan efisiensi.
Dalam analisisnya tentang strategi bersaing suatu perusahaan, Michael A.
Porter membagi 3 jenis strategi generik yaitu, keunggulan biaya (Cost Leadership),
pembedaan produk (Differentiation), dan fokus yakni:
1. Strategi Biaya Rendah (Cost Leadership)
Strategi biaya rendah, menekankan pada upaya memperoduksi produk standar
(sama dalam segala aspek) dengan biaya per unit sangat rendah. Produk ini
(barang maupun jasa) biasanya ditujukan kepada konsumen yang relatif
mudah terpengaruh oleh pergeseran harga (price sensitive) atau menggunakan
harga sebagai faktor penentu keputusan. Dari sisi pelaku pelanggan, strategi
jenis ini amat sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang termasuk dalam
kategori perilaku low-involvement, ketika konsumen tidak terlalu peduli
terhadap perbedaan merek, relatif tidak membutuhkan perbedaan produk, atau
jika terdapat sejumlah besar konsumen memiliki kekuatan tawar-menawar
yang signifikan.
2. Strategi Pembedaan Produk (Differentiation)
Strategi pembedaan produk, mendorong perusahaan untuk sanggup
menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya. Keunikan
produk (barang atau jasa) yang dikedepankan ini memungkinkan suatu
perusahaan untuk menarik minat sebesar-besarnya dari konsumen
potensialnya. Cara pembedaan produk bervariasi dari pasar ke pasar, tetapi
berkaitan dengan sifat dan atribut fisik suatu produk atau pengalaman

5
kepuasan (secara nyata maupun psikologis) yang didapat oleh konsumen dari
produk tersebut.
3. Strategi Fokus (Focus)
Strategi fokus digunakan untuk membangun keunggulan bersaing dalam suatu
segmen pasar yang lebih sempit. Strategi jenis ini ditujukan untuk melayani
kebutuhan konsumen yang jumlahnya relatif kecil dan dalam pengambilan
keputusannya untuk membeli relatif tidak dipengaruhi oleh harga. Syarat bagi
penerapan strategi ini adalah adanya besaran pasar yang cukup (market size),
terdapat potensi pertumbuhan yang baik, dan tidak terlalu diperhatikan oleh
pesaing dalam rangka mencapai keberhasilannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara penentuan lokasi suatu industri?
2. Apa saja teori lokasi industri?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi?
4. Apa saja metode-metode dalam penentuan lokasi?

C. Tujuan
1. Mengetahui arti penting penentuan lokasi perusahaan
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi
3. Mengetahui metode-metode dalam penentuan lokasi

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori
1. Pertimbangan Menentukan Lokasi Industri
Lokasi suatu industri berada, selain memperlihatkan karakteristik dari kegiatan
industrinya juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan industri tersebut.
Banyak faktor yang mempengaruhi keberadaan lokasi suatu industri. Karena itu,
pengambilan keputusan dalam merencanakan lokasi industri harus didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan yang matang dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Pemilihan lokasi yang strategis merupakan kerangka kerja
yang persfektif bagi pengembangan suatu kegiatan yang bersifat komersial.
Artinya, lokasi tersebut harus memiliki atau memberikan pilihan-pilihan yang
menguntungkan dari sejumlah akses yang ada (Geografi, 2010).
Semakin strategis suatu lokasi industri, berarti akan semakin besar peluang
keuntungan yang akan diperoleh. Dengan demikian, tujuan penentuan lokasi
industri yaitu untuk memperbesar keuntungan dengan menekan biaya produksi dan
meraih pangsa pasar yang lebih luas.
Menurut Bellatrik (2011) faktor-faktor untuk menentukan lokasi industri suatu
industri dapat dibedakan menjadi dua macam:
1) Faktor pokok meliputi lokasi bahan baku, sumber tenaga kerja, biaya angkutan,
daerah pemasaran, sumber energi, dan lain-lain.
a. Bahan mentah (bahan baku)
Bahan mentah merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi dalam
kegiatan industri, sehingga keberadaannya harus selalu tersedia dalam jumlah
yang besar demi kelancaran dan keberlanjutan proses produksi. Apabila bahan
mentah yang dibutuhkan industri, cadangannya cukup besar dan banyak
ditemukan maka akan mempermudah dan memperbanyak pilihan atau
alternatif penempatan lokasi industri. Apabila bahan mentah yang dibutuhkan
industri cadangannya terbatas dan hanya ditemukan di tempat tertentu saja
maka akan menyebabkan biaya operasional semakin tinggi dan pilihan untuk
penempatan lokasi industri semakin terbatas.

7
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji bahan baku
menurut Atesya (2013) antara lain:
➢ Jenis bahan baku
➢ Jumlah dan kualitas bahan baku
➢ Persebaran asal bahan baku
➢ Potensi bahan baku untuk masa yang akan datang
b. Modal
Modal yang digunakan dalam peoses produksi merupakan hal yang sangat
penting. Hal ini kaitannya dengan jumlah produk yang akan dihasilkan,
pengadaan bahan mentah, tenaga kerja yang dibutuhkan, teknologi yang akan
digunakan, dan luasnya sistem pemasaran.
c. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan tulang punggung dalam menjaga kelancaran proses
produksi, baik jumlah maupun keahliannya. Dengan demikian, penempatan
lokasi industri berdasarkan tenaga kerja sangat tergantung pada jenis dan
karakteristik kegiatan industrinya.
d. Sumber energi
Kegiatan industri sangat membutuhkan energi untuk menggerakkan mesin-
mesin produksi, misalnya: kayu bakar, batubara, listrik, minyak bumi, gas alam,
dan tenaga atom/nuklir. Suatu industri yang banyak membutuhkan energi,
umumnya mendekati tempat-tempat yang menjadi sumber energi tersebut.
e. Transportasi
Kegiatan industri harus ditunjang oleh kemudahan sarana transportasi dan
perhubungan. Hal ini untuk melancarkan pasokan bahan baku dan menjamin
distribusi pemasaran produk yang dihasilkan.
f. Pasar
Menurut Robinson (1979) dalam Eni dan Tri (2012) Industri dibangun karena
adanya tuntutan konsumen. Tujuan utama kegiatan industri memproduksi
barang untuk dijual kepada konsumen. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa
pasar atau konsumen merupakan bagian penting bagi berlangsungnya kegiatan
industri. Jika konsumen yang membutuhkan banyak, berarti industri tersebut
mempunyai pasar yang cukup luas. Banyak faktor yang memengaruhi luasnya
daerah pemasaran pada suatu industri. Faktor-faktor tersebut antara lain

8
kebutuhan masyarakat terhadap produk dan strategi pemasaran dari
perusahaan.

Dalam ilmu Ekonomi, luasnya wilayah pemasaran sangat ditentukan oleh


strategi pemasaran. Strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan terpadu
menuju keunggulan kompetisi yang berkelanjutan. Strategi pemasaran dipengaruhi
dua faktor sebagai berikut.

1) Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing, dan masyarakat.


2) Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/ hukum, teknologi/fisik, dan
sosial/budaya.
Sedangkan strategi dan kiat pemasaran dari sudut pandang penjual atau pelaku
industri adalah 4P, yaitu tempat yang strategis (place), produk yang
bermutu (product), harga yang kompetitif (price), dan promosi yang
gencar (promotion). Sedangkan dari sudut pandang pelanggan dikenal 4C, yaitu
kebutuhan dan keinginan (customer needs and wants), biaya pelanggan (cost to
customer), kenyamanan (convenience), dan komunikasi (communication).
g. Teknologi yang digunakan
Penggunaan teknologi yang kurang tepat dapat menghambat jalannya suatu
kegiatan industri. Penggunaan teknologi yang disarankan untuk pengembangan
industri pada masa mendatang adalah industri yang: memiliki tingkat
pencemaran (air, udara, dan kebisingan) yang rendah, hemat air, hemat bahan
baku, dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
h. Perangkat hukum
Perangkat hukum dalam bentuk peraturan dan perundang-undangan sangat
penting demi menjamin kepastian berusaha dan kelangsungan industri, antara
lain tata ruang, fungsi wilayah, upah minimum regional (UMR),
perizinan, sistem perpajakan, dan keamanan.
i. Kondisi lingkungan
Faktor lingkungan yang dimaksud ialah segala sesuatu yang ada di sekitarnya
yang dapat menunjang kelancaran produksi. seperti keamanan dan ketertiban,
jarak ke pemukiman, struktur batuan yang stabil, iklim yang ocok, tersedianya
sumber air, dan lain-lain.

9
3) Faktor tambahan, meliputi iklim, kebijaksanaan pemerintah di bidang industri
dan ketersediaan air.

2. Teori Lokasi Industri


Menurut Bellatrik (2011) teori lokasi muncul untuk menentukan lokasi yang
terbaik secara ekonomis bagi suatu industri.
1) Teori lokasi industri dari Weber
Teori lokasi industri dari Webber dikenal dengan sebutan least cost
location. Isi pokok teori Webber adalah lokasi industri dipilihkan di tempat-
tempat yang biayanya paling minimal.
2) Teori lokasi industri optimal dari Losch
Teori lokasi optimal dari Losch berdasarkan permintaan. Menurut Losch,
lokasi optimal suatu industri adalah lokasi yang dapat menguasai wilayah
pemasaran terluas.
3) Analisis wilayah pasar model Hotteling
Tujuan pasar model Hotteling adalah menganalisis strategi lokasi dua
industri yang bersaing di pasar. Menurut Hotteling elastisitas permintaan
akan mendorong difusi industri.
4) Pendekatan Perilaku menurut Pred
Pred menyusun matrik perilaku yang dapat digunakan untuk menganalisis
pengambilan keputusan tentang berbagai lokasi. Pada prinsipnya, lokasi
industri menurut Pred ditentukan berdasarkan perilaku pengambilan
keputusan.
Menurut Atesya (2013) dalam menentukan lokasi industri atas dasar bahan
baku, pasar, biaya angkut, tenaga kerja, modal, tekhnologi, peraturan dan
lingkungan dapat dilakukan dengan klasifikasi sebagai berikut:
a. Lokasi industri dekat dengan bahan baku jika:
1) Bahan baku yang digunakan mudah rusak,
2) Pengangkutan barang jadi lebih mudah jika dibandingkan dengan
pengangkutan bahan baku,
3) Bahan baku yang digunakan lebih berat daripada produk yang
dihasilkan.
b. Lokasi industri berdasar pasar, jika

10
1) Produksi yang dihasilkan lebih berat dibandingkan dengan bahan baku,
2) Bahan baku yang digunakan tidak mudah rusak,
3) Wilayah pasar luas,
4) Produksi yang dihasilkan lebih mudah rusak setelah pengolahan,
5) Faktor prestise (gengsi lebih dipentingkan, misalnya industri
periklanan/ advertising).
c. Lokasi industri berdasarkan biaya angkut, berarti sedapat mungkindidirikan
di daerah yang lancar transportasinya baik jumlah hasil produksinya
maupun bahan-bahan baku yang diperlukan.
d. Lokasi industri berorientasi pada tenaga kerja
Tenaga kerja dalam industri berkaitan dengan dua hal, yaitu:
1) Kuantitas atau jumlah tenaga kerja yang ditampung oleh industri.
2) Kualitas atau mutu tenaga kerja yang dimiliki industri
e. Lokasi industri berdasarkan modal da tekhnologi
Lokasi industri perlu diperhitungkan, besarnya modal yang dibutuhkan
dalam proses produksi, dan perlu memiliki tekhnologi yang menjadikan
industri lebih efisien. Dalam tekhnologi yang dipertimbangkan sumber
tenaga yang paling tepat digunakan, seperti tenaga hewan, tenaga air,
tenaga listrik, tenaga gas, batubara, atau minyak bumi.
f. Lokasi industri berdasarkan peraturan dan lingkungan
Berkaitan dengan hal ini, pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah
no.29 tahun 1986 tentang pelaksanaan analisis dampak lingkungan
(AMDAL), atau analisis mengenai dampak lingkungan.

3. Metode Penilaian Lokasi:


1) Metode Kualitatif
Metode ini mendasarkan penilaian tim yang dibentuk terhadap faktor-faktor
yang dipertimbangkan dari berbagai alternatif lokasi yang tersedia.
2) Metode Transportasi
Metode ini digunakan oleh perusahaan yang telah memiliki beberapa pabri
atau gudang bermaksud menambah kapasitas satu pabrik atau penambahan
pabrik atau gudang baru
3) Metode Analisis Biaya

11
Metode ini pemanfaatan biaya tetap dan biaya variabel untuk membantu
pemilihan alternatif lokasi
Secara umum terdapat 2 metode penilaian lokasi untuk mendirikan
perusahaan/pabrik yaitu:
1) Metode kualitatif Ukuran penilaian terhadap factor yang dinilai, seperti:
a. Baik Sekali (BS)
b. Baik (B)
c. Sedang (S)
d. Kurang (K)
e. Kurang Sekali (KS)
Faktor-faktor yang dinilai adalah:
a. Bahan Baku
b. Tenaga Kerja
c. Transportasi
d. Tenaga Pembangkit Listrik
e. Pasar

2) Metode kuantitatif
Metode ini dibedakan menjadi 3 cara yaitu:
a. Metode Penilaian Hasil Nilai Semua factor-faktor yang dianggap
penting dinilai untuk lokasi yang akan dipilih. Lokasi yang mendapat
nilai paling tinggi akan menjadi pilihan.
b. Metode perbandingan biaya Adapun perbandingan biaya yang
digunakan untuk pemilihan lokasi pabrik ada 3 bagian, yaitu:
1) Biaya bahan baku
2) Biaya pengolahan / operasi
3) Biaya distribusi
Lokasi yang dipilih menggambarkan jumlah biaya terendah, yang
mana kemungkinanakan memberikan keuntungan yang terbesar.
c. Analisis ekonomi
Ekonomi analisis merupakan analisis mengenai biaya-biaya operasi dari
masing-masing alternative ditambah dengan penilaian factor-faktor
itangible (tak terwujud) yang relevan. Dengan demikian, dalam analisis

12
kuantitatif metode ini mempunyai tujuan penilaian yang lebih rasional
(objektif).

4. Analisis Daya Saing


a. Pengertian Daya Saing
Daya saing adalah kemampuan suatu komoditi untuk masuk ke dalam pasar
luar negeri dan kemampuan untuk bertahan dalam pasar tersebut. Suatu produk
yang memiliki daya saing banyak diminati konsumen. Daya saing suatu negara
dalam perdagangan internasional ditentukan oleh dua faktor, yaitu keunggulan
komparatif, keunggulan yang bersifat alamiah dan keunggulan kompetitif yaitu
keunggulan yang dapat diciptakan (Tambunan, 2003). Dari sisi permintaan,
kemampuan bersaing berarti komoditi yang dijual harus sesuai dengan atribut
yang dituntut oleh konsumen. Sementara dari sisi penawaran yaitu kemampuan
bersaing yang dituntut oleh konsumen secara efisien (Abdullah dkk,2002).

Pesaing (Industry Competitors)


▪ Benefit positioning
▪ User positioning
Substitusi (Substitutes)
▪ Substitusi langsung (direct substitution)
▪ Substitusi tidak langsung (indirect substitution).

13
➢ Pendatang Baru (New entrants)
• Pemasok (Suppliers)
• Sebaran geografis sumber bahan baku
• Rekan kerja pemasok (KUD)
➢ Pendatang Baru (New entrants)
• Skala keekonomian (economics of scale)
• Diferensiasi produk (product differentiation)
➢ Konsumen (Buyers)
• Low switching cost
• Ukuran pasar yang sedang berkembang (relatif kecil)
• Informasi mengenai industri (information asymmetry)
• Daya beli pembeli (purchasing power)
Sedangkan Menurut Porter dalam Putri (2012), dapat didefinisikan sebagai
kemampuan usaha suatu perusahaan dalam industri untuk mengadapi berbagai
lingkungan yang dihadapi. Daya saing ditentukan oleh keunggulan bersaing
suatu perusahaan dan sangat bergantung pada tingkat sumber daya relative yang
dimilikinya disebut dengan keunggulan kompetitif. Selanjutnya, Porter
menjelaskan pentingnya daya saing karena tiga hal berikut: (1) mendorong
produktivitas dan meningkatkan kemampuan mandiri, (2) dapat meningkatkan
kapasitas ekonomi, baik dalam konteks regional ekonomi maupun kuantitas
pelaku ekonomi sehingga pertumbuhan ekonomi meningkat, (3) kepercayaan
bahwa mekanisme pasar lebih menciptakan efisiensi. Konsep Daya Saing
Nasional, menurut Trabold (1995) yang dikutip Berger (2009) membedakan
empat konsep yaitu kemampuan menjual, kemampuan memperoleh,
kemampuan menyesuaikan diri, dan kemampuan menarik.
1) Kemampuan untuk Menjual: Biaya dan Kinerja Perdagangan Suatu negara
menjadi lebih atau kurang kompetitif jika, sebagai akibat dari
perkembangan biaya-dan-harga atau faktor-faktor lain, kemampuannya
untuk menjual di pasar luar negeri atau domestik telah merosot atau
meningkat.

14
2) Kemampuan Menghasilkan: Orientasi Produktivitas dan Kinerja
diasumsikan bahwa tingkat daya saing yang lebih tinggi mengarah pada
PDB atau pendapatan yang lebih tinggi dan standar hidup yang lebih tinggi.
3) Kemampuan untuk Menyesuaikan: Inovasi dan Fleksibilitas kemampuan
untuk menyesuaikan prosedur politik serta sistem ekonomi serta
keseluruhan (tingkat masyarakat), dan kemampuan untuk menyesuaikan
melalui inovasi dan perubahan teknologi (tingkat bisnis).
4) Kemampuan Menarik: Tempatkan Daya Tarik Kemakmuran ekonomi suatu
negara dikaitkan dengan kemampuan mereka untuk menghasilkan atau
menarik kegiatan ekonomi, indikatornya adalah tingkat investasi asing
langsung (FDI).
Menurut Braja & Gemzik-Salwach (2020) Meningkatnya peran teknologi
inovatif dan mengganggu adalah salah satu faktor penting yang mendorong proses
ini. Industri yang padat pengetahuan dan penyerap inovasi dianggap sebagai
pendorong utama pertumbuhan ekonomi dan daya saing ekonomi. Di sisi lain,
ekonomi maju dan kompetitif dapat menciptakan lingkungan yang menguntungkan
untuk adopsi lebih lanjut dari teknologi terbaru dan berfungsi sebagai reservoir
untuk teknologi yang paling menjanjikan. Globalisasi dan internasionalisasi, serta
evolusi hubungan perdagangan global, mempengaruhi bisnis dan ekonomi. Selain
itu, limpahan teknologi dan pergeseran perdagangan yang diamati telah
menyebabkan reformulasi dan redefinisi keunggulan kompetitif.

15
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Penentuan lokasi perusahaan yang baik dapat berakibat pada lancarnya
proses produksi perusahaan tersebut. Lokasi yang baik dapat menunjang efisiensi
dan efektivitas suatu perusahaan. Banyak sekali aspek yang harus dipertimbangkan
dalam menentukan lokasi dengan tujuan mendapat keuntungan ekonomis sesuai
dengan tujuan organisasi perusahaan. Faktor-faktor penentu lokasi perusahaan pun
menjadi pertimbangan dalam menentukan perencanaan lokasi perusahaan.
Selain dengan menentukan lokasi yang optimal untuk sebuah indsutri baru,
memprediksi penjualan berdasarkan kriteria yang obyektif juga merupakan hal
yang tidak kalah penting pada penentuan lokasi perdagangan dan jasa ritel.
Terdapat beberapa metode yang mendukung dalam penentuan lokasi yang
potensial sebagai lokasi perdagangan dan jasa, antara lain analog model, gravity
model, dan multiple regression model.
Faktor-faktor untuk menentukan lokasi industri suatu industri dapat
dibedakan menjadi dua macam: Faktor pokok dan Faktor tambahan .
1. Faktor pokok meliputi: bahan mentah (bahan baku), modal, tenaga kerja,
sumber energi, transportasi, pasar, teknologi yang digunakan, perangkat
hukum, kondisi lingkungan.
2. Faktor tambahan, meliputi iklim, kebijaksanaan pemerintah di bidang industri
dan ketersediaan air.
3. Teori lokasi dalam perindustrian ada tiga yaitu: Teori lokasi industri dari
Weber, Teori lokasi industri optimal dari Losch, Analisis wilayah pasar model
Hotteling, Pendekatan Perilaku menurut Pred.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ariani, D. Wahyu. 2009. Manajemen Operasi Jasa. Yogyakarta : Graha Ilmu.


Atesya, Rossy. 2013. Penentuan lokasi
industri. http://rossyatesyak.blogspot.com/2013/08/ penentuan-lokasi-
industri.html. Diakses pada tanggal 25 maret 2014 pukul 8:56
Bellatrik. 2011. Perindustrian: Menentukan Lokasi Industri. http://geo-
smancis.blogspot.com/ 2011/05/perindustrian-menentukan-lokasi.html. Diakses
pada tanggal 25 maret 2014 pukul 8:55
Eni, A dan Tri H. 2012. Penentuan Lokasi Industri. http://ssbelajar.blogspot.com/2012 /09/
penentuan-lokasi-industri.html. Diakses pada tanggal 25 maret 2014 pukul 8:56
Geografi. 2010. Menentukan Lokasi Industri. http://geografi-geografi.blogspot.com/
2010/11/ menentukan-lokasi-industri-lokasi-suatu.html. Diakses pada tanggal 25
maret 2014 pukul 8:50
Purwanti, Pudji. 2012. Pengertian Dan Ruang Lingkup Manajemen Industri
Perikanan. Universitas Brawijaya. Malang
Yudha, Brahma. 2015. Teori Lokasi sebagai penentuan posisi strategis.

17

Anda mungkin juga menyukai