Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH EKONOMI INDUSTRI

(PENGUKURAN KONSENTRASI,KURVA
LORENZ,INDEKS LERNERN,INDEKS BAIN,INDEKS
HERFINDAHL,DAN PERUSAHAAN DOMINAN)

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5:


MOH ZAENAL ABIDIN (A1A018086)
NOVA ELIZA (A1A018104)
MARYUNANI (A1A01881)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadiran ALLAH SWT, karena atas
berkah,Rahmat, Taufik, dan hidayahnya yang telah memberikan kami nikmat umur panjang,
nikmat kesehatan dan nikmat lainnya, sehingga kami dapat menyelasaikan Makalah ini
dengan baik
Salawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi besar kita, Nabi Muhammad
SAW dan keluarga,sahabat, beserta pengikutnya yang telah memperjuangkan agama Islam
dari jaman jahiliayah yakni mulai dari masa kegelapan, perbudakan, dan lain sebagainya.
Dari Makalah yang kami buat/susun ini masih banyak terdapat kekurangan di sana-
sini, oleh karena itu saran dan kritikan yang sifatnya membangun.Maka dari itu kami
harapkan dari semua pihak untuk perbaikan Makalah ini di hari-hari berikutnya.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua,
terutama Fakultas Ekonomi khususnya Jurusan Ekonomi Pembangunan.

Mataram,04 September 2020

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................


DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB I (PENDAHULUAN)
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
B. Rumusan Masalah .....................................................................
C. Tujuan Penulisan .......................................................................

BAB II (PEMBAHASAN)
2.1.Pengukuran Konsentrasi..........................................................
2.2. Kurva Lorenz ..........................................................
2.3. Indeks Lernern ......................................
2.4. Indeks Bian ............................................................
2.5. Indeks Herfindahl .........................................
2.6. Perusahaan Dominan .......................

BAB III (PENUTUP)


3.1. Kesimpulan .................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Banyak perusahaan yang beroperasi didalam pasar namun demikian beberapa diataranya
menguasai output pasar. Ekonomi industri didefinisikan sebagai cababg ilmu ekonomi yang
membahas permasalahan dan hubungan antara aspek struktur pasar,perilaku dan kinerja industri serta
kebijakan publik. Ekonomi industri tidak menganut asumsi bahwa tujuan perusahaan hanyalah
memaksimumkan keuntungan berdasarkan keuntungan tersebut. Ekonomi industri menyimpulkan
tujuan perusahaan berdasarkan fakta yangada dan berfokus pada kendala-kendala yang menghambat
pencapaian tujuan perusahaan serta mencari strategi untuk mengatasinya. Dalam hal ini, terlihat
bahwa ekonomi industri bersifat lebih aktif daripada ekonomi mikro. Dibandingkan dengan ekonomi
mikro yang cenderung hanya berfokus pada proses penentuan harga diperusahaan industri. Ekonomi
industri juga memperhatikan aspek lain yang menggambarkan kondisi riil pasar, seperti
pengembangan proses dan produk, desain produk, pengiklanan, dan strategi investasi (Clarke, 2003)
dalam Arsyad & Kusuma (2014).
Menurut Bartwal (2010) dalam Arsyad & Kusuma (2014) terdapat dua elemen utama
ekonomi industri yaitu elemen deskriptif dan elemen analitis. Aktivitas elemen dekriptif berfokus
pada survei industri dan lembaga komersial lainnyauntuk memberikan informasi mengenai sumber
daya alam, iklim industri, kondisi infrastruktur, penawaran faktor produksi, kebijakan industri, dan
perdagangan serta tingkat kompetisi disuatu wilaya atau negara kepada stake holdersindustri.
Sementara itu, elemen analitis terkait dengan kajian mengenai penentuan strategi kebijakan dan proses
pengambilan keputusan dalam bisnis, seperti analisis pasar, penentuan harga, pemilihan teknis
produksi, penentuan lokasi produksi perusahaan perencanaan investasi, perekrutan dan pemutusan
hubungan kerja pegawai. Pengambilan keputusan finansial perusahaan serta diversifikasi produk.
Menurut Bartwal (2010) dalam Arsyad & Kusuma (2014), dua elemen ini saling terkait dimana
pengambilan keputusan (strategi) yang tepat dalam organisasi bisnis (output elemen analitis) tidak
akan tercapai dengan sempurna tanpa informasi yang mencukupi tentang kondisi pasar (output elemen
deskriptif).
Kosentrasi industri merupakan cabang ilmu ekonomi yang bertujuan untuk memberikan
pemahaman terkait struktur dan perilaku indistri dalam perekonomian, khususnya struktur pasar dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya, pengaruh kosentrasi perusahaan terhadap kompetisi serta
pengaruh kompetisi terhadap harga, investasi,dan inovasi.
Kosentrasi industri mengacu pada jumlah dan distrubusi ukuran perusahaan. Dalam hal ini,
semakin sedikit jumlah perusahaan yang ada di dalam pasar dan semakin besar ukuran perusahaan
tersebut relatif terhadap ukuran seluruh perusahaan dalam industri (biasanya ditujukan dengan share
penjualan yang semakin tinggi), maka tingkat kosentrasi industri cenderung dikaitkan dengan
kemampuan penjual (produsen) yang ada didalam pasar untuk menekan kompetisi dan
mengkoordinasikan kebijakan harga yang cenderung semakin tinggi. Kosentrasi industri dapat diukur
melalui sejumlah indikator seperti rasio kosentrasi N-perusahaan (N-frim concentration ratio), indeks
Herfindahl- Hirschman (Herfindahl-Hirschman index), indeks Hannah-Kay (Hannah-Kay index),
koefisien entropy (entropy coefficient), Varian logaritma ukuran perusahaan (Variance of the
logarithm of frim sizes) dankoefisien gini (Gini coefficient).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkanlatarbelakang yang ada, makadapatmerumuskan masalahsebagaiberikut:
1. Bagaimanakah pengukuran dari kosentrasi industri?
2. Bagaimanakonsep kurva lorenz?
3. Bagaimana konsep indeks lernernr?
4. Bagaimana konsep indeks bain?
5. Bagaimana konsep indeks herfindahl?
6. Bagaimana perusahaan dominan

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:
1. Untukmengetahui pengertian pengukuran konsentrasi
2. Untukmengetahui konsep kurva lorenz
3. Untukmengetahui konsep indeks lernernr
4. Untukmengetahui konsep indeks bain.
5. Untukmengetahui konsep indeks herfindahl
6. Untuk mengetahui perusahaan dominan
BAB II

Pembahasan

2.1 Pengukuran Konsentrasi


Struktur industri menggambarkan bagaimana industri diorganisasikan. Hal ini terkait dengan
hubungan dari (a) sesama produsen (b) sesama konsumen (c) produsen dan konsumen, dan (d)
produsen yang telah ada terhadap produsen baru yang masuk ke pasar (Bain 1968). Menurut teori
ekonomi industri, struktur industri menentukan tingkat kompetisi dan merupakan faktor yang
berpengaruh pada perilaku dan kinerja dari suatu industri (perusahaan-perusahaan yang ada dalam
industri). Oleh karenanya, analisa struktur industri merupakan pijakan awal untuk mengkaji suatu
industri.

Struktur industri didefinisikan dalam terminologi distribusi jumlah dan ukuran dari perusahaan-
perusahaan yang ada dalam industri (Bain 1968). Struktur industri merupakan cerminan dari struktur
pasar suatu industri (Kuncoro 2007). Dalam studi empiris mengenai struktur industri, digunakan
pengukuran konsentrasi untuk mengukur intensitas dari persaingan dalam industri. Konsentrasi
industri ini menginformasikan ukuran relatif dari perusahaan-perusahaan yang ada pada pasar
(Jacobson 1996). Terdapat beberapa alat pengukuran konsentrasi yang umum dipergunakan untuk
menggambarkan distribusi dari pangsa pasar di antara perusahaan-perusahaan yang ada dalam
industri, yaitu: Rasio Konsentrasi, Indeks Herfindhal, dan Koefisien Gini.

Rasio Konsentrasi

Rasio Konsentrasi (concentration ratio, CR) secara luas dipergunakan untuk mengukur pangsa
dari output, turnover, value added, jumlah pegawai atau nilai asset dari total industri. Biasanya jumlah
perusahaan N yang dihitung proporsi pangsa pasarnya adalah 4, sehingga dikenal sebagai CR4. Jika
Pi mewakili pangsa pasar, dan jika proporsi dari output, turnover, value added, jumlah pegawai atau
nilai asset dari total industri yang diwakili oleh perusahaan i = 1,2, …, dengan P1 >= P2 >= P3 >= …,
maka Concentration Ratio, CRN, untuk N perusahaan dihitung sebagai:

CRN = P1 + P2 + P3 + … + PN

Rasio konsentrasi berkisar antara nol hingga satu dan biasanya dinyatakan dalam persentase.
Nilai konsentrasi yang mendekati angka nol mengindikasikan bahwa sejumlah n perusahaan memiliki
pangsa pasar yang relatif kecil. Sebaliknya, angka rasio konsentrasi yang mendekati satu
mengindikasikan tingkat konsentrasi yang relatif tinggi. CRN sangatlah tergantung pada jumlah
keseluruhan perusahaan yang ada dalam industri. CRN akan menurun jika jumlah perusahaan dalam
industri meningkat. CRN dapat memberikan gambaran tentang peran n perusahaan yang ada dalam
industri, namun demikian CRN tidak cukup dapat memberikan informasi mengenai keterkaitan antar
perusahaan di dalam industri.

Sebagaimana dikemukakan di atas, CR4 yang mewakili empat perusahaan dengan pangsa pasar
paling besar, adalah rasio konsentrasi yang banyak dipergunakan. Beberapa kategori pasar dapat
didefinisikan dengan menggunakan CR4 untuk menggambarkan tingkat kompetisi sebagaimana
ditampilkan dalam gambar di bawah.
Yang paling ekstrem adalah perfect competition dalam hal mana banyak perusahaan dengan
pangsa pasar masing-masing yang relatif kecil, dan monopoly dalam hal mana satu perusahaan
memiliki 100 persen pangsa pasar. Kompetisi dan jumlah perusahaan adalah besar pada perfect
competition dan sedikit pada monopoly.
Pada perfect competition, terdapat banyak perusahaan, sehingga individu perusahaan tidak dapat
mengendalikan harga. Perusahaan-perusahaan menghasilkan produk yang homogen, dan pembeli
mengetahui harga dan dan memiliki informasi. Tidak ada entry dan exit barriers pada perfect
competition. Sebaliknya, pada monopoly, hanya ada satu perusahaan yang menjual produk kepada
banyak pembeli dan tidak ada produsen baru yang dapat memasuki pasar, dengan demikian
perusahaan ini memiliki kekuatan monopoly.

2.2 Kurva Lorenz


Pendekatan lain untuk melihat konsentrasi industri adalah dengan menggunakan pemetaan Kurva
Lorenz dan penghitungan Koefisien Gini (Adelaja, dkk. 1998, Wang 2004). Kurva Lorenz dan
Koefisien Gini dipergunakan untuk mengukur dan membandingkan inequality dari perusahaan-
perusahaan di dalam industri. Kurva Lorenz dan Koefisien Gini mengindikasikan tingkat kompetisi
dalam suatu pasar dengan mengukur inequality dalam distribusi ukuran dari perusahaan-perusahaan
(Hart and Prais 1956).
Koefisien Gini adalah ukuran statistik yang diperoleh dari Kurva Lorenz, yang terkait dengan
pangsa kumulatif dari total nilai suatu variabel (output, revenue, jumlah pekerja, dsb.) terhadap angka
atau persentase dari perusahaan-perusahaan yang ada dalam suatu industri yang diurutkan meningkat
sesuai ukurannya. Jika kurva berbentuk lurus, seluruh perusahaan memiliki ukuran yang sama, dan
industri dapat dipandang sebagai completely unconcentrated, mengindikasikan tingkat kompetisi yang
tinggi di pasar. Secara umum, perusahaan-perusahaan tidak mempunyai ukuran yang sama dalam
suatu industri, dan semakin besar deviasi dari garis diagonal terhadap Kurva Lorenz, semakin besar
inequality dari ukuran perusahaan dan semakin besar konsentrasi pasar. Sebaliknya, semakin dekat
kepada garis diagonal, semakin terdistribusi dan perusahaan-perusahaan semakin tidak terkonsentrasi.

2.3 Indeks Lernern


Dalam kenyataan, jarang sekali struktur pasar tanpa persaingan. Umumnya yang ada adalah satu
atau beberapa perusahaan lebih dominan dibanding perusahaan lainnya (oligopoli). Karenanya
pengertian monopoli dalam teori ekonomi berbeda dengan pengertian awam (masyarakat umum)
dalam kehidupan sehari-hari.
Kaum awam membayangkan monopoli sebagai kemampuan melakukan apa saja untuk
memperoleh laba sebesar-besarnya; Perusahaan monopoli yang memiliki kekuatan tanpa batas,
sehingga mampu mengeruk laba tanpa batas pula.
Pengertian di atas adalah keliru. Daya monopoli (monopoly power) yaitu kemampuan
perusahaan melakukan eksploitasi pasar dalam rangka mencapai laba maksimum hanyalah sebatas
kemampuan mengatur jumlah output dan harga.
Daya monopoli dikatakan makin besar bila keputusan harga dan output perusahaan makin sulit
dilawan oleh pasar. Abba Lerner mengukur kemampuan perusahaan berlandaskan permintaan yang
dihadapi perusahaan dengan menghitung angka indeks, yang dikenal sebagai indeks Lerner (Lerner
Index).
di mana:
L = indeks Lerner
P = harga output
MC = biaya marjinal
Berdasarkan persamaan di atas, daya monopoli makin besar bila nilai L makin besar. Indeks
Lerner mempunyai nilai antara 0 dan 1. Dalam pasar persaingan sempurna daya monopoli adalah nol
(L=0) karena dalam keseimbangan harga sama dengan biaya marjinal (P=MC). Besarnya indeks
Lerner dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1. Elastisitas Harga Permintaan
Dalam pasar persaingan sempurna, elastisitas permintaan tak terhingga. Laba maksimum tercapai
bila P=MC. Karena itu, dalam pasar persaingan sempurnal nilai L sama dengan nol. Perusahaan tidak
mempunyai daya monopoli (price taker). Makin in-elastis permintaan, makin besar nilai L atau daya
monopoli.
2. Jumlah Perusahaan dalam Pasar
Makin sedikit jumlah perusahaan, daya monopoli makin besar. Dalam pasar persaingan
sempurna, jumlah perusahaan banyak sekali, sehingga konsumen leluasa memilih produsen.
Permintan elastis sempurna, sehingga nilai L sama dengan nol.
3. Interaksi Antar Perusahaan
Makin solid interaksi antar perusahaan, makin besar daya monopoli. Dalam pasar persaingan
sempurna, karena jumlah perusahaan sangat banyak, amat sulit melakukan konsolidasi untuk
mencapai kekuatan monopoli. Makin sedikit jumlan perusahaan, makin mudah melakukan konsolidasi
(interaksi). Karena itu, struktur pasar yang berpotensi besar untuk memiliki daya monopoli besar
adalah oligopoli.
Indeks Lerner bukanlah indeks laba (profit index). Sebab laba berkaitan dengan biaya rata-rata.
Walaupun memiliki daya monopoli yang besar (nilai L besar), tanpa efisiensi perusahaan bahkan akan
mengalami kerugian.

2.4 Indeks Bain


Sebagaimana dikemukakan di atas, CR4 yang mewakili empat perusahaan dengan pangsa pasar
paling besar, adalah rasio konsentrasi yang banyak dipergunakan. Beberapa kategori pasar dapat
didefinisikan dengan menggunakan CR4 untuk menggambarkan tingkat kompetisi sebagaimana
ditampilkan dalam gambar di bawah.
Yang paling ekstrem adalah perfect competition dalam hal mana banyak perusahaan dengan
pangsa pasar masing-masing yang relatif kecil, dan monopoly dalam hal mana satu perusahaan
memiliki 100 persen pangsa pasar. Kompetisi dan jumlah perusahaan adalah besar pada perfect
competition dan sedikit pada monopoly.
Pada perfect competition, terdapat banyak perusahaan, sehingga individu perusahaan tidak dapat
mengendalikan harga. Perusahaan-perusahaan menghasilkan produk yang homogen, dan pembeli
mengetahui harga dan dan memiliki informasi. Tidak ada entry dan exit barriers pada perfect
competition. Sebaliknya, pada monopoly, hanya ada satu perusahaan yang menjual produk kepada
banyak pembeli dan tidak ada produsen baru yang dapat memasuki pasar, dengan demikian
perusahaan ini memiliki kekuatan monopoly.

2.5 Inddeks Herfindahl


Indeks Herfindahl-Hirschman (HHI) adalah ukuran konsentrasi pasar yang dihitung dengan
menjumlahkan kuadrat dari pangsa pasar masing-masing perusahaan di industri. Indeks ini penting
dalam pengawasan pasar, misalnya untuk menentukan apakah penggabungan dua bisnis akan
menghasilkan kekuatan monopoli yang melanggar undang-undang antitrust. Secara umum, banyak
regulator menggunakan indeks ini untuk mengukur konsentrasi pasar dan mengevaluasi merger.
• Berikut ini adalah rumus indeks Herfindahl-Hirschman:

Di mana, PS adalah persentase pangsa pasar dari perusahaan ke-n yang dinyatakan sebagai
bilangan bulat, bukan desimal.
Nilai HHI adalah tergantung pada jumlah perusahaan dan ukuran mereka relatif terhadap pasar.
Angka HHI dapat berkisar dari 10.000 poin (atau 100%), yang mewakili monopoli, turun ke nol, yang
mana mewakili persaingan sempurna. Nilai 10.000 poin berarti satu perusahaan menguasai seluruh
pasar, sedangkan nilai mendekati nol berarti tidak ada satupun perusahaan yang memiliki pangsa
pasar substansial.
Biasanya, masalah antitrust muncul ketika merger meningkatkan HHI lebih dari 100 poin di
pasar yang terkonsentrasi. Misalnya, pasar di mana HHI mencapai lebih dari 1800 akan dianggap
sebagai pasar yang terkonsentrasi. Secara khusus, HHI kurang dari 1.500 dianggap sebagai pasar yang
kompetitif, HHI 1.500 hingga 2.500 dianggap pasar yang terkonsentrasi sedang, dan HHI 2.500 atau
lebih besar dianggap pasar sangat terkonsentrasi.
Semakin dekat pasar dengan monopoli, semakin tinggi konsentrasi pasar dan semakin rendah
kompetisinya.
• Contoh perhitungan :
HHI dihitung dengan mengambil pangsa pasar dari masing-masing perusahaan dalam industri,
mengkuadratkannya, dan menjumlahkan hasilnya, seperti yang digambarkan dalam persamaan di atas.
Anggaplah tujuh perusahaan memiliki pangsa pasar berikut:
HHI dihitung sebagai:
HHI = 33%2 + 22%2 + 15%2 + 12%2 + 8%2 + 7%2 + 3%2 = 20,64% atau 2064
Nilai HHI ini dianggap sebagai industri yang cukup terkonsentrasi. Meskipun hanya ada tujuh
perusahaan, namun pangsa pasar relatif tersebar di beberapa perusahaan.
Kelebihan dan kekurangan :
HHI adalah alat untuk mengukur tingkat persaingan dalam industri tertentu dengan memeriksa
proporsi pangsa pasar semua pemain yang ada. Indeks mencerminkan distribusi pangsa pasar tersebut,
memberi bobot kepada pemain terbesar, dan dengan demikian merupakan ukuran yang lebih baik
daripada rasio konsentrasi.
Namun, sama seperti rasio konsentrasi, HHI tidak memperhitungkan kemungkinan masuk
perusahaan baru. Selain itu, statistik ini juga tidak mempertimbangkan elastisitas permintaan.
Selanjutnya, kesulitan muncul karena kita harus memiliki data pangsa pasar masing perusahaan
untuk menghasilkan kesimpulan yang akurat.
• Masalah definisi pasar secara spesifik
Karena bersifat kuantitatif, HHI tidak mengatakan apa-apa terkait dengan diferensiasi. Selain itu,
indeks ini gagal untuk mendefinisikan pasar spesifik yang sedang diperiksa dengan cara yang tepat
dan realistis. Katakanlah, ada sepuluh perusahaan di industri, masing-masing memiliki pangsa pasar
10%. Dengan menggunakan perhitungan HHI dasar, industri akan tampak sangat kompetitif.
Namun, dalam pasar, satu perusahaan mungkin memiliki beberapa segmen pasar. Di segmen
tertentu, satu perusahaan mungkin memiliki pangsa pasar sebanyak 90%. Dengan demikian,
perusahaan tersebut akan memiliki kekuatan monopoli untuk produksi dan penjualan produk tersebut.
Ambil kasus, pasar makanan di Indonesia. Pasar relatif terdistribusi merata. Namun, di segmen
mie instan, Indomie dan Mie Seedap sangat mendominasi. Jika hanya menghitung HHI untuk pasar
makanan, maka hasilnya, kita akan mengabaikan dominasi dua produk tersebut.
Masalah lain dalam mendefinisikan pasar dapat muncul dari faktor geografis. Masalah ini dapat
terjadi ketika ada perusahaan yang memiliki pangsa pasar yang kira-kira sama, tetapi masing-masing
hanya beroperasi di wilayah tertentu, sehingga setiap perusahaan, pada dasarnya, memiliki monopoli
dalam pasar tertentu di mana ia melakukan bisnis.
Untuk dua alasan tersebut, agar HHI dapat digunakan dengan tepat, faktor-faktor lain harus kita
pertimbangkan dan pasar harus kita definisikan dengan sangat jelas.
2.6 Perusahaan Dominan
Perusahaan dominan adalah struktur pasar dimana satu perusahaan menguasai pangsa pasar
diantara 50%-90%, sedangkan perusahaan peringkat kedua menguasai pangsa pasar kurang dari
separuhnya (menurut Shepherd & Utton). Bentuk ini adalah di antara monopoli dan oligopoli.
Menurut Pasal 1 angka (4) UU No. 5 Tahun 1999 posisi dominan adalah keadaan dimana pelaku
usaha tidak mempunyai pesaing yang berarti di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan pangsa pasar
yang dikuasai atau pelaku usaha mempunyai posisi tertinggi diantara pesaingnya di pasar
bersangkutan dalam kaitan dengan kemampuan keuangan, kemampuan akses pada pasokan atau
penjualan, serta kemampuan menyesuaikan pasokan atau permintaan barang atau jasa tertentu.
Bila ditinjau dari segi struktur pasar, secara konseptual posisi dominan ini seperti jembatan
diantara struktur monopoli dan oligopoli (pasar yang dikuasai beberapa perusahaan sejenis yang
memiliki kemampuan yang sama) Pada struktur monopoli, pelaku usaha menguasai 100% pangsa
pasar sebab bertindak sebagai pelaku usaha tunggal (monopolis). Pada struktur pasar dimana terdapat
pelaku usaha yang memiliki posisi dominan ditandai penguasaan 50% sampai mendekati 100%
pangsa pasar, sementara pangsa pasar pesaing terbesar lainnya kurang dari separuh pelaku usaha yang
memiliki posisi dominan tersebut. Pada struktur oligopoli, beberapa pelaku usaha memiliki pangsa
pasar yang berdekatan.
Perusahaan dominan berbeda dengan monopolis yang sama sekali tidak memiliki pesaing. Oleh
karena itu, perusahaan dominan berusaha mempertahankan pangsa pasar dan tingkat laba yang selama
ini dimiliki. Strategi- strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan dominan untuk mempertahankan
bisnisnya antara lain dengan menggunakan strategi penurunan harga, analisis dinamis, strategi bisnis,
serta strategi pesaing kecil.
1. Strategi penurunan harga
Jika pasar amat besar dan masih tumbuh serta disaat yang sama perusahaan baru memiliki biaya
rata-rata yang rendah, maka strategi penurunan harga dengan perluasan pangsa pasar teramat berat
dilakukan. Turunnya harga pasar tidak saja berpengaruh pada perusahaan baru, tetapi juga
berpengaruh pada tingkat laba yang dimiliki oleh perusahaan dominan. Akan tetapi, jika pasar kecil
dan tidak tumbuh serta di saat yang sama biaya rata-rata perusahaan baru relatif lebih tinggi, maka
strategi penurunan harga dengan perluasan pangsa pasar ini dengan leluasa dapat diterapkan oleh
perusahaan dominan.
2. Analisi dinamis
Dikarenakan penerapan strategi penurunan harga sama sekali mengabaikan faktor waktu, maka
diperlukan analisis dinamis. Dengan memperhatikan faktor waktu, maka perhitungan tentang siapa
yang lebih cepat meningkatkan jumlah barang yang dijual menjadi penting. Bila perusahaann
dominan lebih siap, karena misalnya ia masih memiliki kapasitas produksi yang menganggur, maka
strategi perluasan pangsa pasar dapat dengan mudah dilaksanakan. Akan tetapi jika misalnya untuk
keperluan itu ia masih perlu mendatangkan mesin baru dan mencari tambahan modal serta tenaga
kerja, maka bukan tidak mungkin perusahaan tersebut tertinggal di belakang.
3. Strategi bisnis
Cara untuk menjadi perusahaan dominan yaitu adalah dengan menang bersaing, baik dengan cara
pertumbuhan internal (menerapkan strategi harga termurah) maupun eksternal (melalui merjer
horisontal). Setelah tujuan diatas berhasil, langkah selanjutnya yakni mempertahankan posisi bisnis
tersebut. Dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya:
a. Menurunkan harga pasar dengan jalan melakukan perluasan pangsa pasar yang dilalui.
b. Menerapkan strategi meningkatkan beban biaya yang ditanggung perusahaan pesaing
secara tidak langsung.
c. Mempengaruhi asosiasi buruh untuk menentukan kenaikan upah, sekalipun taktik ini lebih
sulit untuk diterapkan.
d. Melakukan promosi besar-besaran sehingga mengakibatkan peningkatan loyalitas
konsumen.
e. Secara samar-samar melibatkan diri dalam proses pembiayaan pembelian barang yang
dilakukan oleh konsumen.
4. Strategi pesaing kecil
Strategi ini digunakan untuk mengetahui strategi bisnis yang digunakan oleh perusahaan pesaing
kecil tersebut untuk membesarkan perusahaan. Pertama-tama adalah dengan cara menekan biaya
seefisien mungkin. Disamping itu perusahaan pesaing juga dapat memilih strategi fokus. Perusahaan
pesaing dengan sengaja memilih segmen pasar tertentu yang belum diperhatikan oleh perusahaan
dominan. Dengan cara-cara tersebut, perusahaan pesaing membuka kemungkinan untuk memperoleh
loyalitas konsumen yang diharapkan dapat melakukan pembelian secara berkesinambungan. Pada
pasar yang sedang tumbuh, strategi ini lebih mudah diterapkan dan lebih menjanjikan keberhasilan
pada produk yang memiliki sifat mempribadi.
Di bawah ini merupakan contoh perusahaan-perusahaan dominan:
1. KFC
PT. Fastfood Indonesia, Tbk. Didirikan oleh Kelompok Usaha Gelael pada tahun 1978, dan
terdaftar sebagai perusahaan publik sejak tahun 1994. Perseroan mengawali usaha warabala dengan
pembukaan restoran KFC pertama pada bulan Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta. Keberhasilan
restoran QSR (Quick Service Restaurant) pertama ini kemudian diikuti dengan pembukaan restoran
KFC di kota-kota besar lainnya di Indonesia.Sebagai pemegang hak waralaba tunggal KFC hingga
saat ini, Perseroan senantiasa membangun brand KFC dan berbekal keberhasilan Perseroan selama 26
tahun, KFC telah menjadi brand hidangan cepat saji yang paling dominan, dan dikenal luas sebagai
jaringan restoran cepat saji di negeri ini. Pada saat ini Perseroan memiliki 237 restoran, termasuk 1
unit mobi catering, di lebih dari 50 kota besar di Indonesia, memperkerjakan sekitar 9.280 karyawan
dengan total penjualan lebih dari Rp1,028 triliun pada akhir 2005.
Bukti KFC sebagai perusahaan dominan :
Perseroan adalah perusahaan publik yang terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta dengan
kepemilikan saham mayoritas sebesar 79,2% oleh PT. Gelael Pratama (43,6%) dan PT. Megah
Eraraharja (35,6%), dan sisa saham lainnya sebesar 20,8% oleh Publik (20%), dan Koperasi (0,8%).
PT. Gelael Pratama adalah Kelompok Usaha Gelael sebagai pendiri KFC di Indonesia, sementara PT.
Megah Eraraharja adalah anak perusahaan Kelompok Salim yang bergabung dengan Perseroan
sebagai pemegang saham mayoritas pada tahun 1990.
2. Indofood
Indofood sebagai perusahaan dominan dalam industri mie instant menerapkan berbagai strategi
agar tetap memiliki pangsa pasar yang paling besar. Berbagai strategi yang diterapkan berupa strategi
pemasaran yang gencar melalui periklanan dan promosi serta melakukan berbagai starategi untuk
membendung serangan kompetitor potensial dengan Cara melakukan integrasi vertikal. Cara ini tentu
saja akan menguasai seluruh sektor dari hulu (produksi) ke hilir (pemasaran) dalam industri mie
instan. Perilaku PT. Indofood Sukses Makmur sebagai perusahaan dominan yang menerapkan
berbagai strategi untuk mempertahankan dan memperbesar pangsa pasar serta upaya memenangkan
persaingan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kosentrasi industri merupakan cabangilmu ekonomiyang bertujuan untuk
memberikan pemahaman terkait struktur dan perilaku indistri dalam
perekonomian,khususnyastruktur pasar dan faktor-faktor yangmempengaruhinya, pengaruh
kosentrasi perusahaan terhadap kompetisi serta pengaruh kompetisi terhadap harga,
investasi,dan inovasi. Kosentrasi industri mengacu pada jumlah dan distrubusi ukuran
perusahaan. Dalam hal ini, semakin sedikit jumlah perusahaan yang ada di dalam pasar dan
semakin besar ukuran perusahaan tersebut relatif terhadap ukuran seluruh perusahaan dalam
industri (biasanya ditujukan dengan share penjualan yang semakin tinggi), maka tingkat
kosentrasi industri cenderung dikaitkan dengan kemampuan penjual (produsen) yang ada
didalam pasar untuk menekan kompetisi dan mengkoordinasikan kebijakan harga yang
cenderung semaking tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka :
Prathama Rahardja & Mandala Manurung. 2004. Pengantar Ilmu Ekonomi: Mikroekonomi Edisi
Revisi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

http://www.kppu.go.id/id/artikel/

http://budiyana.wordpress.com/2008/01/21/konsepsi-penyalahgunaan-posisi-dominan/

http://karangtangis.blogspot.com/2010/06/strategi-bersaing-perusahaan-dominan.html

http://.umm.ac.id%2FData%2520Elmu%2Fdoc%2Fskb_kfc.doc&ei=CR2OUJO0AYjJrQfq9YCQCA
&usg=AFQjCNH8Kc_-YHGC-SlNLSzXu-vHFoG4HA

http://www.kppu.go.id/id/artikel/

http://budiyana.wordpress.com/2008/01/21/konsepsi-penyalahgunaan-posisi-dominan/

http://karangtangis.blogspot.com/2010/06/strategi-bersaing-perusahaan-dominan.html

http://.umm.ac.id%2FData%2520Elmu%2Fdoc%2Fskb_kfc.doc&ei=CR2OUJO0AYjJrQfq9YCQCA
&usg=AFQjCNH8Kc_-YHGC-SlNLSzXu-vHFoG4HA

https://www.digilib.ui.ac.id/file?file%3Dpdf/abstrak-

Anda mungkin juga menyukai