Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunianya
sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Pancasila Sebagai Dasar
Negara”.Adapun tujuan kami menyusun makalah ini untuk memberi wawasan tentang
pancasila sebagai dasar negara yang lebih luas.
Makalah ini telah kami susun secara maksimal dan mendapatkan bantuan dari
beberapa sumber,sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami ucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu kami menyadari banyak kekurangan dari makalah kami
dari segi kalimat ataupun kata-kata. Sekian yang kami dapat sampaikan kurang
lebihnya mohon dimaafkan.
Sekian dan terimakasih wassalammualaikum wr.wb.

Mataram, 15 Oktober 2018

Peyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Pancasila sebagai ideologi................................................................................................3
1. Pengertian Ideologi......................................................................................................3
2. Pentingnya Ideologi bagi Suatu Negara.......................................................................5
3. Latar Belakang Pancasila Sebagai Ideologi Negara....................................................7
B. Pancasila dan Ideologi Dunia.........................................................................................12
C. Pancasila dan Agama......................................................................................................15
1. Kontrovensi Pancasila dan Agama............................................................................18
2. Makna Sila Pancasila dalam Agama..........................................................................18
3. Implikasi Agama dalam Kehidupan Berdasarkan Pancasila......................................20
D. Pengertian Dasar Negara................................................................................................21
E. Pancasila Sebagai Dasar Negara.....................................................................................21
BAB III PENUTUP..................................................................................................................25
A. Kesimpulan:....................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................26

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila dapat diperuntukkan kepada negara, masyarakat dan pribadi bangsa
Indonesia. Dengan perkataan lain pancasila itu sebagai norma hukum dasar negara
Republik Indonesia, sebagai social ethics bangsa Indonesia dan sebagai pegangan
moral rakyat atau negara Republik Indonesia.Lahirnya pancasila itu dalam penamaan
pidato Ir. Soekarno selaku anggota “Dokuritzu zunbi Cosakai” atau badan penyelidik
usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yang di tetapkan oleh sidangnya yang
pertama pada tanggal 28 s/d 1 juni 1945 di Jakarta. Yang di ucapkannya dalam
Sidang,dipimpin oleh ketuanya Dr. K. R. T Radjiman Wedyodiningrat.
Dikenal didalam pidato Ir. Soekarno pada tanggal 1 juni 1945 di Jakarta.
Pancasila sebagai dasar negara asal mulanya itu dari pengambilan
pancasila, panca=lima dansila=asas atau dasar, dan didirikannya negara Indonesia.
Presiden Soekarno menganggap bahwa pancasila sebagai dasar negara dari
Negara Republik Indonesia, ditegaskan oleh pembukaan Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia 1945, dan kemudian disusun oleh kemerdekaan Bangsa Indonesia
itu dalam Undang-Undang Republik Indonesia untuk mengatur pemerintahan negara
dengan yang lain.
Bersumbernya dari segala hukum dan sumber tertib hukum yang secara
konstitusional mengatur negara publik Indonesia, asas kerohanian, kebatinan, dan
cita-cita hukum.
Dari pemaparan diatasdapat di ketahui bagaimana arti pancasila itu secara
umum, dan anggapan pancasila sebagai dasar negara Indonesia dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 menurut  Presiden Soekarno.
Sehingga untuk lebih jelasnya tentang pancasila sebagai dasar negara akan dibahas
dalam bab selanjutnya.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan Pancasila sebagai ideologi ?
2. Bagaimana Perbedaan pemikiran pancasila dan ideologi dunia ?
3. Bagaimana pancasila di mata agama ?
4. Apa yang dimaksud dengan Dasar Negara?
1
5. Bagaimana Pancasila Sebagai Dasar Negara ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Apa yang di maksud dengan Pancasila sebagai ideologi
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Perbedaan pemikiran pancasila dan ideologi
dunia
3. Untuk Mengetahui Bagaimana pancasila di mata agama
4. Untuk Mengetahui Apa yang dimaksud dengan Dasar Negara
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Pancasila Sebagai Dasar Negara

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pancasila sebagai ideologi


1. Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari kata idea (Inggris), yang artinya gagasan, pengertian.
Kata kerja Yunani ‘’oida” = mengetahui, melihat dengan budi. Kata “logi” yang
berasal dari bahasa Yunani logos yang artinya pengetahuan. Jadi Ideologi
mempunyai arti pengetahuan tentang gagasangagasan, pengetahuan tentang ide-
ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam
pengertian sehari-hari menurut Kaelan ‘idea’ disamakan artinya dengan citacita.
Dalam perkembangannya terdapat pengertian Ideologi yang dikemukakan oleh
beberapa ahli. Istilah Ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destutt de Tracy
seorang Perancis pada tahun 1796.
Menurut Tracy ideologi yaitu ‘science of ideas’, suatu program yang
diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
Karl Marx mengartikan Ideologi sebagai pandangan hidup yang dikembangkan
berdasarkan kepenti-ngan golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang politik
atau sosial ekonomi.
Gunawan Setiardjo mengemukakan bahwa ideologi adalah seperangkat ide
asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita
hidup. Ramlan Surbakti mengemukakan ada dua pengertian Ideologi yaitu
Ideologi secara fungsional dan Ideologi secara struktural.
Ideologi secara fungsional diartikan seperangkat gagasan tentang
kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik.
Ideologi secara fungsional ini digolongkan menjadi dua tipe, yaitu Ideologi yang
doktriner dan Ideologi yang pragmatis. Ideologi yang doktriner bilamana ajaran-
ajaran yang terkandung di dalam Ideologi itu dirumuskan secara sistematis, dan
pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh aparat partai atau aparat pemerintah.
Sebagai contohnya adalah komunisme. Sedangkan Ideologi yang pragmatis,
apabila ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Ideologi tersebut tidak
dirumuskan secara sistematis dan terinci, namun dirumuskan secara umum hanya
prinsip-prinsipnya, dan Ideologi itu disosialisasikan secara fungsional melalui
kehidupan keluarga, sistem pendidikan, system ekonomi, kehidupan agama dan
3
sistem politik. Pelaksanaan Ideologi yang pragmatis tidak diawasi oleh aparat
partai atau aparat pemerintah melainkan dengan pengaturan pelembagaan
(internalization), contohnya individualisme atau liberalisme. Ideologi secara
struktural diartikan sebagai sistem pembenaran, seperti gagasan dan formula
politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.
Dengan demikian secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa Ideologi
adalah kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang
menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut berbagai bidang kehidupan
manusia.
a. Notonegoro sebagaimana dikutip oleh Kaelan mengemukakan, bahwa Ideologi
negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi dasar bagi suatu
sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada
hakikatnya merupakan asas kerokhanian yang antara lain memiliki ciri :
Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan
kenegaraan;
b. Mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia, pedoman hidup,
pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan
kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan
kesediaan berkorban. Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau
masyarakat yang sekaligus membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-
citanya.
Ideologi merupakan sesuatu yang dihayati menjadi suatu keyakinan.
Ideologi merupakan suatu pilihan yang jelas membawa komitmen (keterikatan)
untuk mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang, maka
akan semakin tinggi pula komitmennya untuk melaksanakannya. Komitmen itu
tercermin dalam sikap seseorang yang meyakini ideologinya sebagai ketentuan
yang mengikat, yang harus ditaati dalam kehidupannya, baik dalam kehidupan
pribadi ataupun masyarakat. Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifat
menyeluruh dan mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh seseorang atau suatu
masyarakat sebagai wawasan atau pandangan hidup mereka. Melalui rangkaian
nilai itu mereka mengetahui bagaiman cara yang paling baik, yaitu secara moral
atau normatif dianggap benar dan adil, dalam bersikap dan bertingkah laku untuk
memelihara, mempertahankan, membangun kehidupan duniawi bersama dengan
berbagai dimensinya.
4
2. Pentingnya Ideologi bagi Suatu Negara
Jika menengok sejarah kemerdekaan negaranegara dunia ketiga, baik yang
ada di Asia, Afrika maupun Amerika Latin yang pada umumnya cukup lama
berada di bawah cengkeraman penjajahan negara lain, ideologi dimaknai sebagai
keseluruhan pandangan, cita-cita, nilai, dan keyakinan yang ingin mereka
wujudkan dalam kenyataan hidup yang nyata. Ideologi dalam artian ini sangat
diperlukan, karena dianggap mampu membangkitkan kesadaran akan
kemerdekaan, memberikan arahan mengenai dunia beserta isinya, serta
menanamkan semangat dalam perjuangan masyarakat untuk bergerak melawan
penjajahan, yang selanjutnya mewujudkannya dalam kehidupan penyelenggaraan
negara. Pentingnya ideologi bagi suatu negara juga terlihat dari fungsi ideologi itu
sendiri.
Adapun fungsi ideologi adalah membentuk identitas atau ciri kelompok
atau bangsa. Ideologi memiliki kecenderungan untuk “memisahkan” kita dari
mereka. Ideologi berfungsi mempersatukan sesama kita. Apabila dibandingkan
dengan agama, agama berfungsi juga mempersatukan orang dari berbagai
pandangan hidup bahkan dari berbagai ideologi. Sebaliknya ideologi
mempersatukan orang dari berbagai agama. Oleh karena itu ideologi juga
berfungsi untuk mengatasi berbagai pertentangan (konflik) atau ketegangan sosial.
Dalam hal ini ideologi berfungsi sebagai pembentuk solidaritas (rasa
kebersamaan) dengan mengangkat berbagai perbedaan ke dalam tata nilai yang
lebih tinggi. Fungsi pemersatu itu dilakukan dengan memenyatukan keseragaman
ataupun keanekaragaman, misalnya dengan memakai semboyan “kesatuan dalam
perbedaan” dan “perbedaan dalam kesatuan”.
Adapun fungsi Pancasila sebagai ideologi negara antara lain :
a. Pancasila Sebagai Dasar Negara bangsa Indonesia
Dasar negara merupakan fundamen atau Alas yang dijadikan pijakan
serta dapat memberi kekuatan kepada berdirinya suatu negara. Indonesia
dibangun juga berdasarkan pada suatu alas atau landasan yaitu Pancasila.
Pancasila pada fungsinya sebagai dasar negara, adalah sumber kaidah hukum
yang mengatur Bangsa Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh unsur-
unsurnya yakni rakyat, pemerintah dan wilayah. Pancasila pada posisi seperti
inilah yang merupakan dasar pijakan penyelenggaraan negara serta seluruh
kehidupan berbangsa dan bernegara.
5
b. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup
Pancasila merupakan kristalisasi pengalaman hidup dalam sejarah
bangsa indonesia yang telah membentuk watak, sikap, prilaku, etika dan tata
nilai norma yang telah melahirkan pandangan hidup. Pandangan hidup sendiri
adalah suatu wawasan menyeluruh terhadap kehidupan yang terdiri dari
kesatuan rangkaian dari nilai-nilai luhur. Pandangan hidup berguna sebagai
pedoman / tuntunan untuk mengatur hubungan sesama manusia, hubungan
manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan lingkungan.
c. Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia
Ideoligi berasal dari kata “Idea” yang berarti konsep, gagasan,
pengertian dasar, cita-cita dan logos yang berarti ilmu jadi Ideologi dapat
diartikan adalah Ilmu pengertian-pengertian dasar. Dengan demikian Pancasila
sebagai Ideologi Bangsa dimana pada hakikatnya adalah suatu hasil
perenungan atau pemikiran Bangsa Indonesia. Pancasila di angkat atau di
ambil dari nilai-nilai adat istiadat yang terdapat dalam pandangan hidup
masyarakat Indonesia, dengan kata lain pancasila merupakan bahan yang di
angkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia.
d. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia
Pancasila sebagai nilai-nilai kehidupan yang ada di masyarakat
indonesia, hal tersebut melalui penjabaran instrumental sebagai acuan hidup
yang merupakan cita-cita yang ingin digapai serta sesuai dengan jiwa
Indonesia serta karena pancasila lahir bersamaan dengan lahirnya Indonesia.
Menurut Von Savigny bahwa setiap bangsa punya jiwanya masing-masing
yang disebut Volkgeist, artinya Jiwa Rakyat atau Jiwa Bangsa. Pancasila
sebagai jiwa Bangsa lahir bersamaan dengan adanya Bangsa Indonesia yaitu
pada jaman dahulu kala pada masa kejayaan nasional.
e. Pancasila merupakan Sumber dari segala sumber tertib hukum
Poin ini dapat diartikan bahwa segala peraturan perundang-undangan /
hukum yang berlaku dan dijalankan di Indonesia harus bersumber dari
Pancasila atau tidak bertentangan (kontra) dengan Pancasila. Karena segala
kehidupan negara indonesia berdasarkan pancasila.
f. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia
Pancasila sebagai kepribadian bangsa karena Pancasila lahir bersama
dengan lahirnya bangsa Indonesia dan merupakan ciri khas bangsa Indonesia
6
dalam sikap mental maupun tingkah lakunya sehingga dapat membedakan
dengan bangsa lain. dan Pancasila Merupakan wujud peran dalam
mencerminkan adanya kepribadian Negara Indonesia yang bisa mem bedakan
dengan bangsa lain, yaitu amal perbuatan, tingkah laku dan sikap mental
bangsa Indonesia.
g. Pancasila sebagai Cita-cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa Indonesia
Dalan Pancasila mengandung cita-cita dan tujuan negara Indonesia
yang menjadikan pancasila sebagai patokan atau landasan pemersatu bangsa.
dimana tujuan akhirnya yaitu untuk mencapai masyarakat adil, makmur yang
merata baik materiil maupun spiritual yang berdasarkan Pancasila.
h. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur
Karena saat berdirinya bangsa indonesia, Pancasila merupakan
perjanjian luhur yang telah disepakati oleh para pendiri bangsa untuk
dilaksanakan, di lestarikan dan di pelihara. Artinya Pancasila telah disepakati
secara nasional sebagai dasar negara tanggal 18-Agustus-1945 pada sidang
PPKI (Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia), PPKI ini merupakan wakil-
wakil dari seluruh rakyat Indonesia yang mengesahkan perjanjian luhur
(Pancasila) tersebut.
i. Pancasila sebagai Falsafah Hidup yang Mempersatukan Bangsa Indonesia
Pancasila merupakan sarana yang ampuh untuk mempersatukan
Bangsa Indonesia. Karena Pancasila merupakan palsafah hidup dan
kepribadian Bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai dan norma-norma
yang oleh Bangsa Indonesia diyakini paling benar, bijaksana, adil dan tepat
bagi Bangsa Indonesia guna mempersatukan Rakyat Indonesia.
j. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional memiliki
konsekuensi bahwa di dalam segala aspek pembangunan nasional wajib
berlandasakan pada hakikat nilai nilai dari sila sila yang ada pada pancasila.
3. Latar Belakang Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Sebelum tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia belum merdeka. Bangsa
Indonesia dijajah oleh bangsa lain. Perjuangan bersenjata bangsa Indonesia dalam
mengusir penjajah, dalam hal ini Belanda, sampai dengan tahun 1908 boleh
dikatakan selalu mengalami kegagalan. Penjajahan Belanda berakhir pada tanggal
8 Maret 1982. Sejak saat itu Indonesia diduduki oleh tentara Jepang. Untuk
7
menarik simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantu Jepang dalam
melawan tentara Sekutu, Jepang memberikan janji kemerdekaan di kelak
kemudian hari. Janji ini diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7
September 1944. Oleh karena terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April
1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan yang kedua kepada bangsa
Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam Maklumat
Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan
Madura) No. 23.
Dalam maklumat itu sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas
badan ini adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya
dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi
kemerdekaan Indonesia.
Dalam sidang pertama ini yang dibicarakan khusus mengenai calon dasar
negara untuk Indonesia merdeka nanti. Pada sidang pertama itu, banyak anggota
yang berbicara, tiga di antaranya adalah Muhammad Yamin, Mr. Soepomo dan
Bung Karno, yang masing-masing mengusulkan calon dasar negara untuk
Indonesia merdeka. Muhammad Yamin mengajukan usul mengenai dasar negara
secara lisan yang terdiri atas lima hal, yaitu
a. Peri kebangsaan
b. Peri kemanusiaan
c. Peri ketuhanan
d. Peri kerakyatan
e. Kesejahteraan rakyat
Selain itu Muhammad Yamin juga mengajukan usul secara tertulis yang
juga terdiri atas lima hal, yaitu:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Persatuan Indonesia
c. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
d. Kerakyatan yang di Pimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dan
Permusyawaratan/Perwakilan.
e. keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Usulan ini diajukan pada tanggal 29 Mei 1945, kemudian pada sidang
BPUPKI yang diselenggarakan pada 31 Mei 1945, Prof. Dr. Mr. Supomo
8
memperoleh kesempatan untuk menyampaikan buah pikirannya tentang dasar-
dasar negara Indonesia, yang rumusannya sebagai berikut :
a. persatuan
b. keluargaan
c. keseimbanagn lahir dan batin
d. Musyawarah
e. Keadilan rakyat
Pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mengajukan usul mengenai calon
dasar negara yang terdiri atas lima hal, yaitu:
a. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)
b. Internasionalisme (prikemanusiaan)
c. Mufakat atau demokrasi
d. Kesejahteraan sosial
e. Ketuhanan yang berkebudayaan
Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama Pancasila. Lebih lanjut Bung
Karno mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila,
yaitu:
a. Sosio nasionalisme
b. Sosio demokrasi
c. Ketuhanan
Berikutnya tiga hal ini menurutnya juga dapat diperas menjadi Ekasila
yaitu Gotong Royong.
Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil,
dengan para anggota  BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil yang dicapai
antara lain disetujuinya dibentuknya sebuah Panitia Kecil Penyelidik Usul-
Usul/Perumus Dasar Negara, yang terdiri atas sembilan orang, yaitu:
a. Ir. Soekarno
b. Drs. Muh. Hatta
c. Mr. A.A. Maramis
d. K.H Wachid Hasyim
e. Abdul Kahar Muzakkir
f. Abikusno Tjokrosujoso
g. H. Agus Salim
h. Mr. Ahmad Subradjo
9
i. Mr. Muh. Yamin.
Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal itu juga
melanjutkan sidang dan berhasil merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar,
yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan “Piagam Jakarta”. Dalam sidang
BPUPKI kedua, tanggal 10-16 juli 1945, hasil yang dicapai adalah merumuskan
rancangan Hukum Dasar. Sejarah berjalan terus. Pada tanggal 9 Agustus dibentuk
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 15 Agustus 1945
Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, dan sejak saat itu Indonesia kosong
dari kekuasaan. Keadaan tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para
pemimpin bangsa Indonesia, yaitu dengan memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945. Sehari setelah proklamasi kemerdekaan
PPKI mengadakan sidang, dengan acara utama (1) mengesahkan rancangan
Hukum Dasar dengan preambulnya (Pembukaannya) (2) memilih Presiden dan
Wakil Presiden.
Bangsa yang dijajah tidak memiliki kekuasaan untuk mengatur negara.
Kita tidak mempunyai kekuasaan apa-apa. Rakyat harus tunduk dan patuh pada
perintah negara jajahan. Penjajahlah yang memerintah kita. Pokoknya kekuasaan
dipegang oleh penjajah. Enakkah dijajah itu? Tentu saja tidak enak. Penjajahan
menimbulkan penderitaan bagi bangsa yang dijajah. Penjajahan menimbulkan
kerugian bagi jiwa, raga, dan harta. Penjajahan melanggar hak asasi manusia.
Penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Menghadapi
penjajahan, bangsa Indonesia berjuang dengan mengorbankan jiwa, raga, dan
harta untuk membebaskan diri agar tidak dijajah. Bangsa Indonesia berjuang
untuk kemerdekaan lepas dari penjajahan.
Alinea atau paragraf pertama Pembukaan UUD 1945 berbunyi ”Bahwa
sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.” Menurut paragraf ini, kemerdekaan
merupakan hak segala bangsa. Jadi semua bangsa termasuk bangsa Indonesia
harus memiliki kemerdekaan. Jadi kalau ada bangsa yang masih dijajah dan tidak
merdeka harus dimerdekakan. Penjajahan harus dihilangkan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Jelas setiap manusia itu mempunyai
hak sama. Jadi kalau menjajah itu bertentangan dengan perikemanusiaan. Alinea
kedua berbunyi, ”Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah
10
sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa menghantarkan
rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.” Jadi setelah berjuang lama, maka
berhasillah perjuangan untuk merdeka itu. Bangsa Indonesia telah siap mendirikan
negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Alinea ketiga berbunyi, ”Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan
dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.” Alinea
ketiga menyatakan bahwa keberhasilan perjuangan bangsa Indonesia itu atas
berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa. Supaya menjadi bangsa yang bebas, maka
rakyat Indonesia menyatakan atau memproklamasikan kemerdekaannya.
Alinea keempat berbunyi, ”Kemudian daripada itu, untuk membentuk
suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia, yang  terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.”
Alinea keempat berisikan pernyataan apa yang akan dilakukan atau
dikerjakan bangsa Indonesia setelah merdeka. Pertama-tama bangsa Indonesia
akan mendirikan sebuah negara kesatuan Republik Indonesia yang berdaulat yang
diatur dengan Undang- Undang Dasar dengan tujuan negara yaitu melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila, yaitu:
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
11
Bagian pertama yang terdiri atas alinea pertama, kedua, dan ketiga
menggambarkan keadaan Indonesia sebelum merdeka sampai dengan saat
kemerdekaan. Bagian kedua yaitu alinea keempat menggambarkan keadaan
Indonesia sesudah kemerdekaannya, yang berisi:
a. Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Tujuan Negara.
c. Ketentuan adanya Undang-Undang Dasar.
d. Ketentuan bentuk negara, yaitu republik yang berkedaulatan rakyat.
e. Ketentuan adanya dasar negara/ideologi negara yaitu Pancasila.

B. Pancasila dan Ideologi Dunia


Pada awalnya bersumber dari nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yaitu
adat istiadat , serta dalam agama-agama bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup
bangsa. Oleh karena itu, nilai-nilai Pancasila berasal dari nilai-nilai pandangan hidup
bangsa yang telah diyakini kebenarannya kemudian diangkat oleh bangsa Indonesia
sebagai dasar filsafat negara dan kemudian menjadi ideologi bangsa dan negara. Oleh
karena itu, Pancasila ada pada kehidupan bangsa dan kelangsungan hidup bangsa
dalam bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.
Sebelum era reformasi di Indonesia, dalam proses perjuangan melawan 
kolonialisme terjadi penyerapan berbagai wawasan ideologi lain yang tidak sejalan
dengan Pancasila yang telah disepakati para pemimpin gerakan kebangsaan Indonesia.
Berbagai ideologi tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Ideologi Sosialis
Telah lama berkembang sejak ratusan tahun yang lalu. Sosialisme sendiri
berasal dari bahasa Latin yakni socius (teman). Sosialisme merupakan suatu
paham yang menjadikan kebersamaan sebagai tujuan hidup manusia dan
mengutamakan segala aspek kehidupan bersama manusia . Negara harus slalu
campur tangan dalam segala kehidupan , demi tercapainya tujuan negara.
Sosialisme merupakan ideologi yang lebih mengedepankan persamaan /
pemerataan derajat antar masyarakatnya. Sosialisme mencita-citakan sebuah
masyarakat yang didalamnya semua orang hidup dan dapat bekerja sama dalam
kebebasan dan solidaritas dengan hak-hak, yang sama. Tujuannya ialah
mengorganisir buruh dan menjamin pembagian merata hasil-hasil yang dicapai,
memberikan ketenteraman dan kesempatan bagi semua orang. Jadi sosialis
12
merujuk kepada pengaturan atas dasar prinsip pengendalian modal , produksi dan
kekayaan oleh kelompok.
2. Ideologi Komunis
Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia. Penganut paham ini
berasal dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan
Friedrich Engels, sebuah manifesto politik yang pertama kali diterbitkan pada 21
Februari 1848.Dalam Komunisme perubahan sosial harus dimulai dari peran
Partai Komunis. Jadi perubahan sosial dimulai dari buruh, namun
pengorganisasian buruh hanya dapat berhasil jika bernaung di bawah dominasi
partai.
Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme
sebagai alat kekuasaan sebagai prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai
oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata yang paling utama pula
Komunis sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya sehingga Komunis juga
disebut anti liberalisme. Parahnya Komunis sangat membatasi agama pada
rakyatnya, dengan prinsip agama  membuat orang berangan-angan yang
membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata. Ideologi Komunis
bersifat absolutisasi dan determinisme, karena memberi perhatian yang sangat
besar kepada kolektivitas atau masyarakat, kebebasan individu serta hak milik
pribadi tidak diberi tempat dalam Negara Komunis. Masyarakat Komunis
bercorak internasional . Artinya, masyarakat yang dicita-citakan komunisme
adalah masyarakat dunia, tanpa nasionalisme. Komunisme bercita-cita
menciptakan masyarakat tanpa kelas .
Ciri-ciri ideologi komunisme:
a. Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai
alat kekuasaan.
b. Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk
kemakmuran rakyat secara merata.
c. Komunisme sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya.
d. Komunisme juga disebut anti liberalisme.
e. komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip agama
dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang membatasi
rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata.
3. Ideologi Liberal
13
Ideologi liberal merupakan suatu paham liberalisme yang berkembang dari
akar-akar rasionalisme yang merupakan sumber kebenaran tertinggi serta
memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada individu dalam segenap
bidang kehidupannya. Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan
tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai
politik yang utama. Dengan kata lain liberalisme merupakan paham yang
memberikan penekanan kebebasan individu sehingga kesejahteraan bukan
menjadi tanggung jawab Negara. Liberalisme memandang manusia sebagai
makhluk bebas yang kebebasannya melalui unsur rasionalisme, materialisme, dan
individualisme merupakan milik yang sangat tinggi dan berharga. Ajaran
liberalisme juga bertitik tolak pada hak asasi manusia yang dimiliki sejak lahir dan
tidak dapat  di ganggu siapapun (mutlak) , setiap individu memiliki kesempatan
dan kebebasan dalam mengejar kebahagiaan lahir dalam melimpahnya kekayaan
material. Urusan agama dipisahkan dari negara sedangkan segenap permasalahan ,
ketentuan hukum , dan perundangan menjadi kewenangan serta kesepakatan
individu. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas,
dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberal menolak
adanya pembatasan khususnya dari pemerintah dan agama. Namun paham
liberalisme tidak sesuai dengan pancasila yang memandang manusia sebagai
makhluk pribadi dan sekaligus makhluk sosial, sehingga dalam kehidupan
bermasyarakat wajib menyelaraskan kepentingan pribadinya dengan
kewajibannnya terhadap masyarakat.
Ciri-ciri ideologi liberalisme:
a. Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik
b. Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk
kebebasan berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
c. Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas.
Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat
belajar membuat keputusan diri sendiri.
d. Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk.
e. Semua masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau
sebagian terbesar individu berbahagia.
f. Hak-hak tertantu  tidak dapat dipindahkan dan tidak dapat dilanggar oleh
kekuasaan manapun
14
C. Pancasila dan Agama
Pancasila yang di dalamnya terkandung dasar filsafat hubungan negara
dan agama merupakan karya besar bangsa Indonesia melalui The Founding
Fathers Negara Republik Indonesia. Konsep pemikiran para pendiri negara yang
tertuang dalam Pancasila merupakan karya khas yang secara antropologis
merupakan local geniusbangsa Indonesia. Begitu pentingnya memantapkan
kedudukan Pancasila, maka Pancasila pun mengisyaratkan bahwa kesadaran akan
adanya Tuhan milik semua orang dan berbagai agama. Tuhan menurut terminologi
Pancasila adalah Tuhan Yang Maha Esa, yang tak terbagi, yang maknanya sejalan
dengan agama Islam, Kristen, Budha, Hindu dan bahkan juga Animisme.
Menurut Notonegoro asal mula Pancasila secara langsung salah satunya
asal mula bahan (Kausa Materialis) yang menyatakan bahwa “bangsa Indonesia
adalah sebagai asal dari nilai-nilai Pacasila, yang digali dari bangsa Indonesia yang
berupa nilai-nilai adat-istiadat kebudayaan serta nilai-nilai religius yang terdapat
dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia”.Sejak zaman purbakala hingga
pintu gerbang (kemerdekaan) negara Indonesia, masyarakat Nusantara telah
melewati ribuan tahun pengaruh agama-agama lokal, (sekitar) 14 abad pengaruh
Hinduisme dan Budhisme, (sekitar) 7 abad pengaruh Islam, dan (sekitar) 4
abad pengaruh Kristen Dalam buku Sutasoma karangan Empu Tantular dijumpai
kalimat yang kemudian dikenal Bhinneka Tunggal Ika. Sebenarnya kalimat tersebut
secara lengkap berbunyi Bhinneka Tunggal Ika Tan Hanna Dharma Mangrua,
artinya walaupun berbeda, satu jua adanya, sebab tidak ada agama yang
mempunyai tujuan yang berbeda.
Kuatnya faham keagamaan dalam formasi kebangsaan Indonesia membuat
arus besar pendiri bangsa tidak dapat membayangkan ruang publik hampa Tuhan.
Sejak dekade 1920-an, ketika Indonesia mulai dibayangkan sebagai komunitas
politik bersama, mengatasi komunitas kultural dari ragam etnis dan agama, ide
kebangsaan tidak terlepas dari Ketuhanan . Secara lengkap pentingnya dasar
Ketuhanan ketika dirumuskan oleh founding fathers negara kita dapat dibaca
pada pidato Ir. Soekarno pada 1 Juni 1945, ketika berbicara mengenai dasar
negara (philosophische grondslag) yang menyatakan, “Prinsip Ketuhanan! Bukan saja
bangsa Indonesia ber-Tuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya
ber-Tuhan. Tuhannya sendiri. Yang Kristen menyembah Tuhan menurut petunjuk
Isa Al Masih, yang Islam menurut petunjuk Nabi Muhammad s.a.w, orang
15
Budha menjalankan ibadatnya menurut kitabkitab yang ada padanya. Tetapi
marilah kita semuanya ber-Tuhan. Hendaknya negara Indonesia ialah negara
yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan leluasa. Segenap
rakyat hendaknya ber-Tuhan.
Secara kebudayaan yakni dengan tiada “egoisme agama”. Dan hendaknya
Negara Indonesia satu negara yang ber-Tuhan. Pernyataan ini mengandung dua arti
pokok. Pertama pengakuan akan eksistensi agama-agama di Indonesia yang,
menurut Ir. Soekarno, “mendapat tempat yang sebaik-baiknya”. Kedua, posisi
negara terhadap agama, Ir. Soekarno menegaskan bahwa “negara kita akan
berTuhan”. Bahkan dalam bagian akhir pidatonya, Ir. Soekarno mengatakan, “Hatiku
akan berpesta raya, jikalau saudarasaudara menyetujui bahwa Indonesia
berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Hal ini relevan dengan ayat (1) dan (2) Pasal 29 UUD 1945 Jelaslah bahwa
ada hubungan antara sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila dengan
ajaran tauhid dalam teologi Islam. Jelaslah pula bahwa sila pertama Pancasila
yang merupakan prima causa atau sebab pertama itu (meskipun istilah prima causa
tidak selalu tepat, sebab Tuhan terus-menerus mengurus makhluknya), sejalan
dengan beberapa ajaran tauhid Islam, dalam hal ini ajaran tentang tauhidus-shifat dan
tauhidul-af’al, dalam pengertian bahwa Tuhan itu Esa dalam sifat-Nya dan
perbuatan-Nya. Ajaran ini juga diterima oleh agama-agama lain di Indonesia.
Prinsip ke-Tuhanan Ir. Soekarno itu didapat dari -atau sekurang-kurangnya
diilhami oleh uraian-uraian dari para pemimpin Islam yang berbicara mendahului
Ir. Soekarno dalam Badan Penyelidik itu, dikuatkan dengan keterangan Mohamad
Roem. Pemimpin Masyumi yang terkenal ini menerangkan bahwa dalam Badan
Penyelidik itu Ir. Soekarno merupakan pembicara terakhir; dan membaca
pidatonya orang mendapat kesan bahwa pikiranpikiran para anggota yang berbicara
sebelumnya telah tercakup di dalam pidatonya itu, dan dengan sendirinya
perhatian tertuju kepada (pidato) yang terpenting. Prinsip Ketuhanan Yang Maha
Esa mengandung makna bahwa manusia Indonesia harus mengabdi kepada satu
Tuhan, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan mengalahkan ilah-ilah atau Tuhan-Tuhan
lain yang bisa mempersekutukannya.
Dalam bahasa formal yang telah disepakati bersama sebagai perjanjian
bangsa sama maknanya dengan kalimat “Tiada Tuhan selain Tuhan Yang Maha
Esa”. Di mana pengertian arti kata Tuhan adalah sesuatu yang kita taati
16
perintahnya dan kehendaknya.Prinsip dasar pengabdian adalah tidak boleh punya
dua tuan, hanya satu tuannya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Jadi itulah yang menjadi
misi utama tugas para pengemban risalah untuk mengajak manusia mengabdi
kepada satu Tuan, yaitu Tuhan Yang Maha Esa .
Pada saat kemerdekaan, sekularisme dan pemisahan agama dari negara
didefinisikan melalui Pancasila. Ini penting untuk dicatat karena Pancasila tidak
memasukkan kata sekularisme yang secara jelas menyerukan untuk memisahkan
agama dan politik atau menegaskan bahwa negara harus tidak memiliki agama.
Akan tetapi, hal-hal tersebut terlihat dari fakta bahwa Pancasila tidak mengakui satu
agama pun sebagai agama yang diistimewakan kedudukannya oleh negara dan
dari komitmennya terhadap masyarakat yang plural dan egaliter.
Namun, dengan hanya mengakui lima agama (sekarang menjadi 6 agama:
Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu) secara
resmi, negara Indonesia membatasi pilihan identitas keagamaan yang bisa
dimiliki oleh warga negara. Pandangan yang dominan terhadap Pancasila sebagai
dasar negara Indonesia secara jelas menyebutkan tempat bagi orang yang
menganut agama tersebut, tetapi tidak bagi mereka yang tidak menganutnya.
Pemahaman ini juga memasukkan kalangan sekuler yang menganut agama
tersebut, tapi tidak memasukkan kalangan sekuler yang tidak menganutnya.
Seperti yang telah ditelaah Madjid, meskipun Pancasila berfungsi sebagai
kerangka yang mengatur masyarakat di tingkat nasional maupun lokal, sebagai
individu orang Indonesia bisa dan bahkan didorong untuk memiliki pandangan hidup
personal yang berdasarkan agama.
Dalam hubungan antara agama Islam dan Pancasila, keduanya dapat
berjalan saling menunjang dan saling mengokohkan. Keduanya tidak
bertentangan dan tidak boleh dipertentangkan. Juga tidak harus dipilih salah satu
dengan sekaligus membuang dan menanggalkan yang lain. Selanjutnya Kiai Achamd
Siddiq menyatakan bahwa salah satu hambatan utama bagi proporsionalisasi ini
berwujud hambatan psikologis, yaitu kecurigaan dan kekhawatiran yang datang
dari dua arah.

17
Hubungan negara dengan agama menurut NKRI yang berdasarkan
Pancasila adalah sebagai berikut:
a. Negara adalah berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Bangsa Indonesia adalah sebagai bangsa yang berKetuhanan yang Maha
Esa. Konsekuensinya setiap warga memiliki hak asasi untuk memeluk dan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama masingmasing.
c. Tidak ada tempat bagi atheisme dan sekularisme karena hakikatnya manusia
berkedudukan kodrat sebagai makhluk Tuhan.
d. Tidak ada tempat bagi pertentangan agama, golongan agama, antar dan
inter pemeluk agama serta antar pemeluk agama.
e. Tidak ada tempat bagi pemaksaan agama karena ketakwaan itu bukan hasil
peksaan bagi siapapun juga.
f. Memberikan toleransi terhadap orang lain dalam menjalankan agama dalam
negara.

1. Kontrovensi Pancasila dan Agama


Sebagai sebuah negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama
islam, maka Pancasila sendiri sebagai dasar negara Indonesia tidak bisa
lepas dari pengaruh agama yang tertuang dalam sila pertama yang berbunyi sila
“Ketuhanan yang Maha Esa”. yang pada awalnya berbunyi “… dengan kewajiban
menjalankan syariat islam bagi pemeluknya” yang sejak saat itu dikenal sebagai
Piagam Jakarta. Namun ada dua ormas Islam terbesar saat itu yang
menentang bunyi sila pertama tersebut, karena dua ormas Islam tersebut
menyadari bahwa jika syariat Islam diterapkan maka secara tidak langsung
akan menjadikan.
Indonesia sebagai negara Islam yang utuh maka hal tersebut dapat
memojokkan umat beragama lainnya. Yang lebih buruk lagi adalah akan
memecah belah bangsa ini khususnya bagi provingsi-provingsi yang sebagian
besar penduduknya nonmuslim. Karena itulah sampai detik ini bunyi sila
pertama adalah “ketuhanan yang maha esa” yang berarti bahwa Pancasila
mengakui dan menyakralkan keberadaan Agama, tidak hanya Islam namun
termasuk juga Kristen, Katolik, Budha, khonhucu dan Hindu sebagai agama
resmi negara pada saat itu.

18
2. Makna Sila Pancasila dalam Agama
keterkaitan hubungan antara rukun Islam sebagai landasan agama Isalam
dan Pancasila sebagai landasan negara Indonesia. Adapun hubungan itu yaitu
pertama dari segi jumlah, rukun Islam berjumlah lima begitupun pancasila.
Kedua, dari segi makna yaitu:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa, sila ini kerat aitannya denagn rukun Islam yang
pertama yaitu syahadat. Secara umum, sila ini menerangkan tentang
ketuhanan begitu pun syahadat yang mempunyai makna pengakuan terhadap
tuhan yaitu Allah SWT. Selain itu, kata Esa sendiri berarti tunggal, yang
sebagaimana yang kita ketahui bahwa Isalm sebagai agama mayoritas
penduduk negeri ini mempunyai tuhan tunggal Allah SWT.  
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab sila kedua pancasila, berkaitan dengan
rukun Islam kedua yaitu Shalat. Shalat dalam Islam selain sebagai ibadah
wajib juga dilakukan untuk mendidik manusia menjadi manusia yang
beradab. Sholat adalah sebuah media untuk mencegah perbuatan yang tidak
terpuji, sebagai mana yang di firmankan oleh Allah bahwa Shalat itu
mencegah perbuatan keji dan mungkar.
c. Persatuan Indonesia yang artinya seluruh elemen rakyat yang ada di
Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku dan adat bersatu dan
membentuk kesatuan dalam wadah bangsa Indonesia. Kaitannya dengan itu,
persatuan terbentuk ketika jurang pemisah sudah tidak ada lagi di
masyarakat. salah satu jurang pemisah yang paling nyata yaitu jurang antara
yang miskin dan yang kaya. Untuk menyatukan jurang pemisah tersebut
maka di agama Islam diwajibkan membayar zakat bagi orang-orang kaya
yang akan disalurkan untuk kepentingan kaum miskin dan duafa. Zakat yang
notabennya adalah rukun Islam ketiga sangat erat kaitannya dengan poin
pancasila ketiga tersebut. Dengan zakat akan terbentuk rasa kasih sayang
pada umat yang akan menghasilkan persatuan yang di cita-citakan.
d. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat, kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan sangat erat kaitannya dengan rukun islam
keempat yaitu puasa. Dengan pusas akan terbentuk sifat bijaksana dan
kepemimpinan. Ciri orang bijaksana, yaitu ia mampu merasakan dan
mempumnyuai rasa kasih sayang sesame, semua itu adalah hikmah dari

19
puasa. Selain itu, dalam menentukan waktu puasa, perlu dilakukan suatu
musyawarah yang dikenal dengan siding istbat.
e. Keadialan sosial bagi seluruh rakyat Indionesia. Pada rukun Islam, terdapat
yang namanya haji. Haji adalah proses sosial yang terbesar di dunia ini,
dimana setiap orang datang dari berbagai negara dengan berbagai bahasa dan
kebiasaan bergabung menjadi satu dalam satu tempat dan waktu dalam
kedudukan yang sama. Di dalalam haji, tidak memandang itu siapa dan siapa,
semuanya sama, pakaiannya sama dan peraturan dan hukumnya sama. Semua
itu adalah cerminan dari keadilan tuhan.
3. Implikasi Agama dalam Kehidupan Berdasarkan Pancasila
Pancasila dan agama dapat diaplikasikan seiring sejalan dan saling
mendukung. Agama dapat mendorong aplikasi nilai-nilai Pancasila, begitu
pula Pancasila memberikan ruang gerak yang seluas-luasnya terhadap usaha-
usaha peningkatan pemahaman, penghayatan dan pengamalan agama. Moral
Pancasila bersifat rasional, objektif dan universal dalam arti berlaku bagi
seluruh bangsa Indonesia. Moral Pancasila juga dapat disebut otonom karena
nilainilainya tidak mendapat pengaruh dari luar hakikat manusia Indonesia,
dan dapat dipertanggungjawabkan secara filosofis.
Tidak dapat pula diletakkan adanya bantuan dari nilai-nilai agama,
adat, dan budaya, karena secara de facto nilai-nilai Pancasila berasal dari
agama agama serta budaya manusia Indonesia.Penerimaan sadar ini
memerlukan waktu lama tidak kurang dari 40 tahun dalam perhitungan Maarif,
sebuah pergulatan sengit yang telah menguras energi kita sebagai bangsa.
Sebagai buah dari pergumulan panjang itu, sekarang secara teoretik dari
kelima nilai Pancasila tidak satu pun lagi yang dianggap berlawanan dengan
agama. Sila pertama berupa “Ketuhanan Yang Maha Esa” dikunci oleh sila
kelima.
Diharapkan sebagai bangsa indonesia yang rakyatnya memiliki
berbagai macam suku, budaya dan agama, harus saling menghormati,
manghargai dan menyayangi antara satu suku dan suku lainnya dan antara satu
agama dan agama lainnya. Agar timbul kedamaian dan kerukunan di negara ini.
Jangan Hanya karena merasa berasal dari agama mayoritas, kita
merendahkan umat yang berbeda agama ataupun membuat aturan yang
secara langsung dan tidak langsung memaksakan aturan agama yang dianut atau
20
standar agama tertentu kepada pemeluk agama lainya dengan dalih
moralitas.Untuk semakin memperkuatrasa bangga terhadap Pancasila dan
memahami tentang kerukunan beragama maka perlu adanya peningkatan
pengamalan butirbutir Pancasila khususnya sila ke-1. Untuk menjadi sebuah
negara Pancasila yang nyaman bagi rakyatnya, diperlukan adanya jaminan
keamanan dan kesejahteraan setiap masyarakat yang ada di dalamnya.
Khususnya jaminan keamanan dalam melaksanakan kegiatan beribadah.

D. Pengertian Dasar Negara


Sesuai dengan pengertian paham organisme tentang negara, yakni negara
adalah sesuatu yang hidup, tumbuh,mekar dan dapat mati atau lenyap, maka
pengertian dasar negara meliputi arti sebagai berikut :
1. Basis atau  fundament negara
2.  Tujuan yang menentukan arah  negara
3. Pedoman yang menentukan cara bagaimana negara itu menjalankan fungsi-
fungsinya dalam mencapai tujuan itu.
Istilah presiden soekarno ialah” dasar statis“ dan “ Leitsatar dinamis “ di
kutip sebagai berikut :
“ . . .  bahwa bagi Republik Indonesia, kita memerlukan satu dasar yang bisa
menjadi dalam statis dan yang bisa menjadi Leitstar dinamis. Leitstar, bintang
pimpinan”.

E. Pancasila Sebagai Dasar Negara


Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia, sebagaimana di tegaskan
oleh “ Pembukaan Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945 :
“maka di susunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
undang-undang dasar Negara Republik Indonesia yang berkadaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada (garis dari penulis) : Ketuhanan Yang Maha Esa dan seterus
nya”
Presiden soekarno dalam uraian “Pancasila Sebagai Dasar Negara”
mengartikan dasar Negara itu sebagai Weltanshauung, demikian beliau berkata :
“ saudara mengerti dan mengetahui, bahwa pancasila adalah saya
anggap   sebagai  dasar dari pada Negara Republik Indonesia, atau dengan bahasa
jerman : satu Weltanscahauung   di atas  mana   kita meletakkan Negara Republik
21
Indonesia” Weltanschauung suatu abstraksi, konsepsi atau susunan pengertian-
pengertian yang melukiskan asal mula kekuasaan Negara, tujuan Negara dan cara
penyelenggaraan kekuasaan Negara itu, di samping itu Weltanschauung berarti
pandangan(filsafat) hidup dari suatu bangsa atau masyarakat tertentu.
Pancasila dalam kedudukannya ini sering di sebut sebagai Dasar Filsafat atau
Dasar  Falsafah Negara (Philosofische Gronslag) dari negara,ideology negara atau
(staatsidee). Dalam pengertian ini pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma
untuk mengatur pemerintahan negara atau dengan lain perkataan pancasila merupakan
suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Konsekuensinya seluruh
pelaksanaan dan penyelenggaraan negara terutama segala peraturan perundang-
undangan termasuk proses reformasi dalam segala bidang ini, dijabarkan dan
diderivasikan dari nilai-nilai pancasila. Maka pancasila merupakan sumber dari segala
sumber hukum, pancasila merupakan sumber kaidah hukum negara yang secara
konstitusional mengatur negara Republik Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya
yaitu rakyat,wilayah,serta pemerintahan negara.
Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas kerokhanian yang
meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum. Sehingga merupakan suatu sumber
nilai,norma serta kaidah, baik moral maupun hukum negara, dan menguasai hukum
dasar baik yang tertulis atau Undang-Undang Dasar maupun yang tidak tertulis atau
convensi.Dalam kedudukannya sebagai dasar negara, pancasila mempunyai kekuatan
mengikat secara hukum, Sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai
sumber tertib hukum Indonesia maka Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi
yaitu pembukaan UUD 1945, kemudian dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam
pokok-pokok pikiran. Yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada
akhirnya dikongkritisasikan dalam pasal-pasal  UUD 1945, serta hukum positif
lainnya.
Kedudukan pancasila sebagai dasar negara tersebut dapat dirinci sebagai
berikut :
1. Pancasila sebagai dasar negara adalah merupakan sumber dari segala sumber
hukum (sumber tertib hukum) Indonesia. Dengan demikian Pancasila merupakan
asas kerokhanian tertib hukum Indonesia yang dalam Pembukaan UUD 1945
dijelma lebih lanjut ke dalam empat pokok pikiran.
2. Meliputi suasana kebatinan (Geistlichenhintergrund) dari Undang-Undang Dasar
1945.
22
3. Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara (baik hukum dasar
tertulis maupun tidak tertulis). Mengandung norma yang mengharuskan Undang-
Undang Dasar mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain
penyelenggara negara (termasuk para penyelenggara partai dan golongan
fungsional memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
4. Merupakan sumber semangat bagi Undang-Undang Dasar 1945, bagi
penyelenggara negara, para pelaksana pemerintahan (juga para penyelenggara
partai dan golongan fungsional). Hal ini dapat dipahami karena semangat adalah
penting bagi pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, karena masyarakat dan
negara Indonesia senantiasa tumbuh dan berkembang seiring dengan
perkembangan zaman dan dinamika masyarakat. Dengan semangat yang
bersumber pada asas kerokhanian negara sebagai  pandangan hidup bangsa,
maka dinamika masyarakat dan negara akan tetap diliputi dan diarahkan asas
kerokhanian negara.
Dasar  formal kedudukan Pancasila sebagai dasar negara  Republik Indonesia
tersimpul dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV  yang bunyinya sebagai  berikut :
“maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan  indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan
negara Republik Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sebagaimana telah ditentukan oleh pembentukan negara bahwa tujuan utama
dirumuskannya Pancasila adalah sebagai dasar negara Republik Indonesia.Oleh
karena itu fungsi pokok pancasila adalah sebagai dasar negara Republik Indonesia.Hal
ini sesuai dengan dasar yuridis sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945,
ketetapan No XX/MPRS/1966.( Jo Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan Ketetapan
No. IX/MPR/1978). Di jelaskan bahwa pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum atau sumber tertib hukum Indonesia yang pada hakikatnya adalah merupakan
suatu  pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang
meliputi suasana kebatinan serta watak dari bangsa Indonesia. Selanjutnya
dikatakannya bahwa cita-cita tersebut adalah meliputi cita-cita mengenai
kemerdekaan individu.Kemerdekaan bangsa, perikemanusiaan, keadilan social,
23
perdamaian nasional dan mondial, cita-cita politik mengenai sifat, bentuk dan tujuan
negara.Cita-cita moral mengenai kehidupan ke masyarakatan dan keagamaan sebagai
pengejawantahan dari budi nurani manusia.
Dalam proses reformasi dewasa ini MPR melalui Sidang Istimewa tahun 1998,
mengembalikan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia yang
tertuang dalam tap. No. XVIII/MPR/1998. Oleh karena itu segala agenda dalam
proses reformasi, yang meliputi berbagai bidang selain mendasarkan pada kenyataan
aspirasi rakyat (sila IV) juga harus mendasarkan pada nilai-nilai yang terkandung
dalam pancasila. Reformasi tidak mungkin menyimpang dari nilai
Ketuhanan.Kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta keadilan, bahkan harus
bersumber kepadanya.

24
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan:
Pancasila sebagai dasar negara adalah merupakan sumber dari segala sumber
hukum Indonesia.Pancasila merupakan asas kerokhanian dalam pembukaan UUD
1945 dijelma dalam 4 pokok pikiran meliputi :
 Suasana kebatinan dari UUD 1945
  Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara (baik hukum dasar tertulis
maupun tidak tertulis).
 Mengandung norma yang mengharuskan UUD yang mewajibkan pemerintah dll,
penyelenggara negara memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur,
bunyinya sebagai berikut :
“ Negara berdasarkan atas ketuhanan yang Maha Esa, menurut  dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
 Merupakan sumber semangat  dengan perkembangan zaman dan dinamika
masyarakat dengan semangat yang bersumber pada asas kerokhanian negara, sebagai
pandangan hidup bangsa, maka dinamika masyarakat dan negara akan tetap diliputi
dan di arahkan atas kerohanian negara.

25
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan, 2003, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakart.

 Syahar, H.Syaidus, 1975, Pancasila Sebagai Paham Kemasyarakatan Dan


Kenegaraan Indonesia, Alumni, Bandung.

Syahar, H.Syaidus, 1975, Pancasila Sebagai Paham Kemasyarakatan Dan


Kenegaraan Indonesia, Alumni, Bandung.

26

Anda mungkin juga menyukai