Anda di halaman 1dari 10

Kebijakan Fiskal dan Moneter

Tugas Mata Kuliah :


Perekonomian Indonesia

Disusun Oleh :
Ahmadi Riski (1802
Dimas Adytia Pratama (1802112432)
Surya Natullah (1802

Program Studi Akuntansi


Tahun 2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Kami
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-
NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang kebijakan Fiskal dan
Moneter. Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini.

Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi
untuk pembaca.

Pekanbaru, 10 september 2019

penulis
.

ii
DAFTAR  ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan Pembahasan.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................1
2.1.............................................................................................................................................
2.2 ...........................................................................................................................................
2.3 ...........................................................................................................................................
2.4 ...........................................................................................................................................
2.6 ...........................................................................................................................................
BAB III PENUTUP......................................................................................................................
Kesimpulan...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Ilmu ekonomi adalah sebuah cabang ilmu dari pengetahuan sosial yang tidak bisa lepas dalam
kehidupan sehari-hari karena melalui ilmu ekonomi inilah setiap manusia dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya, baik sebagai individu maupun sebagai satu kesatuan atau dikenal dengan
organisasi. Dalam hal ini, organisasi yang merupakan kesatuan dari setiap individu disebut dengan
negara.

Berbicara soal negara, tentu tidak bisa dilepaskan dari cabang ilmu pengetahuan sosial lainnya
yaitu ilmu politik. Melalui ilmu politik ini individu-individu yang terlibat dalam organisasi yang
disebut sebagai negara dapat memainkan perannya untuk mengatur sebuah negara agar dapat
mencapai tujuannya yang telah dicita-citakan melalui semua kebijakan, termasuk kebijakan
ekonomi.

Pentingnya perekonomian dibagi menjadi tiga bagian yang pertama, pentingnya ilmu ekonomi
untuk perseorangan (individu), kedua pentingnya ilmu ekonomi untuk dunia usaha, dan ketiga,
pentingnya ilmu ekonomi untuk bangsa dan Negara. [1]
Krisis global dapat membuat keadaan perekonomian di berbagai Negara sangat
menghawatirkan dan membuat tingkat perekonomian menerun tajam, yang mengakibatkan suasana
ketidakpastiannya sangat tinggi terhadap masa depan suatu Negara yang mengalaminya.  Untuk
mengatasi dan mencegah terjadinya krisis global Negara Indonesia melakukan kebijakan-kebijakan
yang bertujuan agar kondisi perekonomian Indonesia pulih kembali.

Apa saja Kebijakan-kebijakan fiskal  dan kebijakan moneter mengatasi dan mencegah


terjadinya krisis global Negara Indonesia?  Baagaimana peran dan pentingnya kebijakan fiskal dan
moneter bagi perekonomian Indonesia? Dan apa hubungan antara ke dua kebijakan tersebut?. hal-
hal tersebut menarik untuk dibahas dalam makalah ini, dan diharapkan makalah ini dapat menjadi
pengetahuan bagi pembaca.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1.      Apa Itu Kebijakan Moneter dan Fiskal?


2. Apa Tujuan Kebijakan Moneter dan Fiskal?
3. Apa Saja Instrumen Kebijakan Moneter dan Fiskal?
4.      Bagaimana Peran Kebijakan Moneter dan Fiskal Dalam Perekonomian Nasional?
5.      Bagaimana Keterkaitan Kebijakan Fiskal dan Moneter?

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN

1.      Untuk Mengetahui Apa Itu Kebijakan Moneter dan Fiskal.


2.      Untuk Mengetahui Tujuan Dari Kebijakan Moneter dan Fiskal.
3.      Untuk Mengetahui Instrumen Kebijakan Moneter dan Fiskal.
4.      Untuk Mengetahui Bagaimana Peran Kebijakan Moneter dan Fiskal Terhadap
Perekonomian Nasional.
5.      Untuk Mengetahui Bagaiamana Keterkaitan Kebijakan Moneter dan Fiskal.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Apa itu kebijakan moneter dan kebijakan fiskal


Kebijakan fiskal atau kebijaksanaan yang berhubungan dengan pajak adalah kebijakan yang berasal
dan dikeluarkan oleh pemerintah dimana disini pihak yang berwenang adalah Departemen Keuangan
bertugas untuk mengkaji, menganalisis, dan mengimplement mengevaluasi sejauh mana penerapan
kebijakan tersebut mencapai tingkat optimalnya serta solusi apa yang harus diambil jika terdapat
hambatan hambatan yang timbul dari para wajib pajak tersebut ( fahmi, 2019: 36).

Ada banyak definisi yang menjelaskan pengertian kebijakan fiskal, Adapun arti fiskal menurut
Muhammad adalah salah satu bagian atau instrumen ekonomi publik. "Lebih jauh Muhammad
mengatakan"kebijakan fiskal merupakan suatu kebijakan yang berkaitan dengan ketentuan pemeliharaan
dan pembayaran dari sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi fungsi-fungsi publik dan
pemeliharaan Yuswar Zainul Basri dan Mulyadi Subri mengatakan kebijaksanaan fiskal adalah
kebijaksanaan yang dilakukan pemerintah berkaitan dengan penerimaan (pendapatan) dan pengeluaran
(belanja) uang oleh pemerintah.

Kebijakan moneter merupakan salah satu cara yang dilakukan guna mengatasi permasalahan
ekonomi dengan tujuan utama nilai rupiah yang stabil, sesuai yang tertera pada UU No. 3 tahun 2004
pasal 7 tentang Bank Indonesia. Dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa, kebijakan
moneter adalah upaya atau tindakan Bank Sentral sebagai pengambil kebijakan dalam mempengaruhi
variabel-variabel moneter untuk mencapai tujuan ekonomi tertentu. Variabel-variabel dari kebijakan
moneter yang dimaksud adalah uang beredar, suku bunga, kredit dan nilai tukar. Selain yang disebut
sebelumnya, kebijakan moneter juga memiliki beberapa tujuan lain, yaitu penyediaan lapangan kerja,
stabilitas harga, dan keseimbangan neraca pembayaran (Natsir, 2008:3).

Berikut beberapa pengertian kebijakan moneter menurut para ahli.


a.       Menurut Soeharsono Sagir. Kebijakan moneter menunjukka kemampuan bank indonesia
sebagai bank sentral untuk mencapai sasaran tunggalnya, yaitu mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah (inflasi dan nilai tukar rupiah terkendali).
b.      Menurut Sadono Sukirno. Kebijakan moneter adalah langkah-langkah bank sentral untuk
memengaruhi jimlah penawaran uang dan suku bunga dalam perekonomian dengan tujuan
mengawasi bentuk-bentuk pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank-bank
perdagangan.
c.       Menurut Suryana. Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah untuk memengaruhi
jalannya perekonomian dengan cara memengaruhi penawaran uang dalam masyarakat atau
dengan cara memengaruhi tingkat bunga.
Dengan kata lain, Kebijakan moneter adalah proses di mana pemerintah, bank sentral, atau otoritas
moneter suatu negara kontrol suplai (i) uang, (ii) ketersediaan uang, dan (iii) biaya uang atau suku bunga
untuk mencapai menetapkan tujuan berorientasi pada pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.

2.2 Tujuan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal


Adapun tujuan kebijakan fiskal adalah :
1. Untuk mendorong terwujudnya pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berlangsung
secara

2
berkeadilan dan berdampak pada terciptanya Kemakmuran ekonomi rakyat yang sesuai amanat
Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila
2. memelihara stabilitas ekonomi sehingga pendapatan nasional dapat ditingkatkan sesuai dengan
penggunaan sumber daya dan efektifitas kegiatan masyarakat tanpa harus mengabaikan
redistribusi pendapatan dan upaya kesempatan kerja.

Sedangkan tujuan dari kebijakan moneter yakni sebagai berikut :


1. Menjaga Stabilitas Ekonomi
Stabilitas ekonomi adalah suatu keadaan di mana pertumbuhan ekonomi berlangsung secara
terkendali dan berkelanjutan. Artinya, pertumbuhan arus barang/jasa dan arus uang berjalan
seimbang.
2. Meningkatkan Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja akan meningkat bila produksi meningkat. Peningkatan produksi biasanya
diikuti dengan perbaikan nasib para karyawan ditinjau dari segi upah maupun keselamatan kerja.
Perbaikan upah dan keselamatan kerja akan meningkatkan taraf hidup karyawan dan pada
akhirnya kemakmuran dapat tercapai.

2.3 Instrumen Kebijakan Moneter dan Fiskal


2.3.1.      Instrumen Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter dibedakan menjadi kebijakan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif.
Kebijakan moneter kuantitatif adalah suatu kebijakan umum yang bertujuan untuk memengaruhi
jumlah penawaran uang dan tingkat bunga dalam perekonomian. Sedangkan kebijakan moneter
kualitatif adalah kebijakan yang bersifat melakukan pilihan atas beberapa aspek dari masalah
moneter yang dihadapi pemerintah.
a.      Kebijakan Moneter Kuantitatif
Kebijakan moneter dalam rangka untuk memengaruhi jumlah uang beredar yang bersifat
kuantitatif antara lain sebagai berikut.

1)       Discount policy (politik diskonto)


Politik diskonto artinya kebijakan untuk menaikkan atau menurunkan suku bunga bank dalam
rangka memperlancar likuiditas sehari-hari. Bank sentral dalam menjalankan tugasnya
mengawasi kegiatan bank umum, dapat mengubah tingkat bunga yang berlaku. Jika dalam
kondisi kegiatan ekonomi masih berada di bawah tingkat kegiatan yang diharapkan, bank
sentral dapat menurunkan tingkat diskonto/suku bunga, sehingga masyarakat melakukan
pinjaman dan banyak investasi yang ada di masyarakat. Begitu juga sebaliknya, apabila bank
sentral ingin membatasi kegiatan ekonomi, maka tingkat suku bunga perlu dinaikkan,
sehingga masyarakat/pengusaha banyak melakukan tabungan dan uang yang beredar dapat
dikurangi.

2)      Open market policy (politik pasar terbuka atau operasi pasar terbuka)
Politik pasar terbuka artinya kebijakan untuk memperjualbelikan surat-surat berharga oleh
Bank Indonesia di pasar uang.
Pada waktu perekonomian mengalami resesi, maka uang yang beredar perlu diadakan
penambahan untuk mendorong kegiatan ekonomi yaitu dengan cara membeli surat-surat
berharga. Pada waktu inflasi, untuk mengurangi kegiatan ekonomi yang berlebihan, uang yang
beredar harus dikurangi dengan cara menjual surat-surat berharga.

3
Agar operasi pasar terbuka dapat berjalan dengan baik dan berhasil sesuai yang diharapkan,
yakni pertumbuhan ekonomi yang tinggi, maka harus diciptakan keadaan perekonomian di
mana:
a)   bank umum tidak memiliki kelebihan cadangan minimum.
b) dalam perekonomian telah tersedia cukup banyak surat-surat  
     berharga yang diperjualbelikan.

3)      Cash Receive Ratio (politik cadangan kas atau giro wajib minimum)
Politik cadangan kas artinya kebijakan untuk menaikkan atau menurunkan cadangan kas yang
harus ada di bank-bank umum. Apabila kondisi perekonomian terjadi kenaikan harga (inflasi),
maka bank sentral dapat menaikkan cadangan kas minimumnya sehingga uang yang beredar
dapat dikurangi. Sebaliknya jika kondisi perekonomian sedang lesu, maka pemerintah dapat
menurunkan cadangan kas minimumnya, sehingga uang yang beredar bertambah karena
banyaknya pinjaman yang diberikan kepada masyarakat. Akibat dari naiknya cadangan kas,
maka kemampuan bank umum untuk memberikan pinjaman berkurang atau bank umum tidak
mampu memberikan pinjaman dan sekaligus dana yang menganggur di bank semakin
bertambah.

b.      Kebijakan Moneter Kualitatif


Kebijakan Moneter Kualitatif meliputi pengawasan kredit selektif dan imbauan moral (Moral
Persuasion).
1)      Pengaawasan Kredit Selektif
Kebijakan kredit selektif adalah kebijakan mengurangi jumlah uang yang beredar
dimasyarakat dengan cara menentukan syarat-syarat yang ketat Bank yang ingin memberikan
kredit harus memerhatikan syarat-syarat kredit yang dikenal dengan 5C (Character, Collateral,
Capital, Capacity, and Condition Of Economy). Dengan kebijakan kredit ketat ini, bank
sentral dapat mengontorol jumlah uang yang beredar di masyarakat. Langkah kebijakan ini
dapat diambil pada saat ekonomi mengalami inflasi.
2)      Imbauan Moral ( Moral Persuasion)
Untuk memengaruhi jumlah uang yang beredar, bank sentral dapat mengeluarkan pidato,
pengumuman atau edaran kepada bank umum dan pelaku moneter lain yang berupa larangan
atau ajakan. Mislanya, larangan atau ajakan untuk menahan pinjaman atau melepaskan
pinjaman pada waktu tertentu.

Kebijakan-kebijakan diatas dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu


a)      Politik Uang Ketat
Politik uang ketat, yaitu politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar, bisa
dilakukan dengan cara:
-         Menjual surat berharga SBI (politik pasar terbuka);
-         Meningkatkan suku bunga (politik diskonto);
-         Menaikkan cadangan kas minimum (politik cadangan kas);
-         Memperketat syarat pemberian kredit (politik kredit selektif

4
b)      Politik Uang Longgar
Politik uang longgar, yaitu politik bank sentral untuk menambah jumlah uang yang beredar,
bisa dilakukan dengan cara:
-         Membeli surat-surat berharga dari masyarakat (politik pasar terbuka)
-         Menurunkan suku bunga (politik diskonto)
-         Menurunkan cadangan kas minimum (politik cadangan kas)
-         Memperlonggar syarat pemberian kredit (politik kredit longgar)

2.3.2.      Instrumen Kebijakan Fiskal


Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran negara yang berhubungan
dengan pajak. Secara garis besar kebijakan fiskal dapat dijalankan melalui empat jenis
pembiayaan, antara lain:
a.      Kebijakan Anggaran Belanja Seimbang
Anggaran belanja seimbang adalah penyesuaian anggaran negara dengan cara menyesuaikan
antara anggaran tersedia dengan keadaan realita. Tujuannya adalah untuk mencapai anggaran
berimbang dalam jangka panjang.
Jika terjadi inflasi, anggaran surplus digunakan. Sedangkan ketika terjadi ketidak stabilan
ekonomi maka digunkan anggaran defisit.
Kebijakan anggaran yang digunakan setiap negara satu sama lain tergantung pada keadaan
perekonomian dan arah yang hendak dicapai baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Kita mengenal ada empat macam anggaran, antara lain sebagai berikut:
1)      Anggaran Seimabang
Anggaran seimbang adalah anggaran yang disusun dengan pendapatan totalnya sama atau
seimbang dengan pengeluaran totalnya. Tujuannya untuk memelihara stabilitas ekonomi dan
mencegah terjadinya defisit.
2)      Anggaran Dinamis
Anggaran dinamis adalah anggaran yang selalu meningkat dibandingkan anggaran tahun
sebelumnya. Selain itu diusahakan meningkatkan pendapatan dan penghematan dalam
pengeluarannya, sehingga dapat meningkatkan tabungan pemerintah atau negara untuk
kemakmuran masyarakat.
3)      Anggaran Defisit
Anggaran defisit adalah suatu bentuk anggaran dengan jumlah realisasi pendapatan negara
lebih kecil daripada jumlah realisasi pengeluaran negara. Hal ini memang sudah direncanakan
untuk defisit. Pemerintah kita menerapkan anggaran defisit ini sejak tahun 2000.

Ada empat cara untuk mengukur defisit anggaran, yaitu:


a)      Defisit Konvensional, yaitu defisit yang dihitung berdasarkan selisih anatara otal belanja dan
total pendapatan, termasuk hibah,
b)      Defisi Moneter, yaitu selisih anatara total belanja pemerintah (diluar pembayaran pokok atau
utang) dan total pendapatan (diluar penerimaan utang),
c)      Defisit Operasional, yaitu defisit moneter yang diukur dalam nilai ril dan bukan nilai nominal,
d)      Defisit Primer, yaitu selisih anatara belanja (di luar pembayaran pokok dan bunga utang) dan
total pendapatan.
4)      Anggaran Surplus
Anggaran surplus adalah anggaran dengan penerimaan negara lebih besar dari pada
pengeluaran. Kebijakan ini dijalankan bila keadaan ekonomi sedang dilandai inflasi (kenaikan

5
harga secara terus menerus), sehingga anggaran harus menyesuaikan kenaikan harga barang
atau jasa.

b.      Kebijakan Anggaran Pembiayaan Fungsional


Dalam hal ini pengeluaran dan penerimaan pemerintah ditentukan dengan melihat akibat-
akibat tidak langsung terhadap pendapatan nasional terutama guna meningkatkan kesempatan
kerja (employment). Misalnya kebijakan perajakan. Di satu pihak pajak berfungsi sebagai
sumber penerimaan pemerintah, dilain pihak pajak dipakai untuk mengatur prngrluaran swasta
maupun individu. Sehingga dalam kondisi banyaknya pengangguran, pajak sama sekali tidak
diperlukan.
c.       Kebijakan Stabilitas Anggaran Otomatis
Dengan kebijakan stabilitas anggaran otomatis, pengeluaran pemerintah akan ditentukan
berdasarkan atas perkiraan manfaat dan baiaya relatif fari berbagai macam program dan pajak
akan ditentukan sehingga menimbulkan surplus dalam periode kesempatan kerja penuh.
Apabila terjadi deflasi, program pengeluaran pemerintah tidak akan diubah, namun
penerimaan dari pajak akan diturunkan terutama dari pajak pendapatan. Oleh karena itu, akan
terjadi keadaan pengeluaran lebih besar dari pada penerimaan (defist dalam anggaran belanja)
dan hal ini akan mendorong perkembangan sektor swasta kembali bergairah sampai
tercapainya kesempatan kerja penuh. Sebaliknya, dalam masa inflasi ada kenaikan dalam
penerimaan pemerintah yang berasal dari pajak pendapatan dan tidak perlu banyak tunjangan
pengangguran, sehingga akan ada surplus anggaran belanja.
d.      Kebijakan Pengelolaan Anggaran
Pada pendekatan ini pengeluaran pemerintah, perpajakan dan pinjaman senantiasa
dihubungkan. Hubungan langsung antara pengeluaran pemerintah dan perpajakan selalu
dibuat guna memperkecil ketidakstabilan ekonomi sehingga pada suatu saat dapat terjadi
maupun surplus. Kebijakan anggaran defisit adalah pengaturan pengeluaran negara lebih besar
daripada penerimaan negara. Kebijakan ini biasa diterapkan dalam keadaan deflasi, yaitu suatu
keadaan yang menunjukkan jumlah barang-barang dan jasa berkembang lebih cepat daripada
perkembangan jumlah uang. Dalam keadaan deflasi harga-harga menjadi turun, perdagangan
menjadi lesu, akibatnya uang sukar diperoleh, daya beli masyarakat berkurang, produksi
menurun, dan pengangguran meluas. Sedangkan kebijakan anggaran surplus adalah
pengaturan pengeluaran negara lebih kecil daripada penerimaan. Kebijakan ini biasa
diterapkan dalam keadaan inflasi, yaitu suatu keadaan jumlah uang yang beredar berkembang
lebih cepat daripada perkembangan jumlah barang dan jasa.

2.4   Peran Kebijakan Moneter dan Fiskal Dalam


Perekonomian Nasional

6
BAB III

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai