Anda di halaman 1dari 50

TEORI DAN IMPLEMENTASI

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA


Disusun oleh:
1) Cahya Budi Kunia!an
") Tesaloni#a Boey A$us%in
&) 'osin%a S!as%i#a
() 'uli Se%yo!a%i
KELAS )D DIPLOMA I* AK+NTANSI K+RIK+L+M K,+S+S
SEKOLA, TIN--I AK+NTANSI NE-ARA
".1&
BAB I
PENDA,+L+AN
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengklasifikasikan kebijakan ke dalam kata
benda yang antara lain bermakna rangkaian konsep dan asas yang menjadi
garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,
kepemimpindan dan cara bertindak (tentang pemerintahan, organisasi, dsb.
Selain itu, kebijakan juga memiliki arti sebagai pernyataan cita-cita, tujuan,
prinsip atau maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam usaha
mencapai sasaran. Sedangkan moneter masuk ke dalam klasifikasi kata sifat
dengan definisi mengenai, berhubungan dengan uang atau keuangan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kebijakan moneter sebagai
semua tindakan pemerintah, bank-bank sentral, dan otoritas publik yang lain
yang mempengaruhi kuantitas kredit bank; keputusan bank sentral mengenai
penaaran uang agar ekonomi dapat tumbuh lebih cepat, antara alin dengan
memberikan kredit lebih banyak pada system perbankan melalui operasi pasar
terbuka atas dengan menurunkan persyaratan cadangan dari sistem perbankan.
Secara sederhana, kebijakaan moneter merupakan proses mengatur
persediaan uang sebuah !egara untuk mencapai tujuan tertentu seperti
menahan inflasi, mencapai kondisi pekerja penuh (full employment) atau lebih
sejahtera. "engan demikian, teori kebijakan moneter mempunyai hubungan yang
erat dengan teori ilmu ekonomi, termasuk #eori $erilaku Konsumen, #eori
$erilaku $rodusen, dan #eori Keseimbangan %mum.
#eori moneter ini menggunakan dasar asumsi yang sama dengan yang
digunakan dalam teori ekonomi ortodoks, menanyakan hal yang sama, serta
menggunakan konsep dan metode analisis yang sama. &danya perkembangan
dalam cabang #eori 'konomi berdampak pada 'konomi (oneter dan
sebaliknya.!amun demikian, teori moeneter mempunyai kekhususan yang
dimilikinya, dalam hal sejarah perkembangan, ekonomi moneter mengkhususkan
pada pertanyaan tertentu dan beberapa konsep yang mempunyai pengaruh
besar pada teori moneter dibandingkan cabang ilmu ekonomi lainnya.
Salah satu contoh kaitan teori ekonomi dengan teori moneter adalah teori
ekonomi menggunakan model untuk menyederhanakan perekonomian. (odel di
sini memiliki arti sebagai hubungan ekonomi dan perilaku dari para indi)idu di
dalam masyarakat terhadap perekonomian.Keseimbangan pasar uang
dipengaruhi oleh faktor permintaan agregat dan penaaran agregat terhadap
uang atau jumlah uang beredar. &pabila jumlah uang beredar semakin banyak,
maka terjadi penurunan tingkat penghasilan dari kekayaan. %ntuk mengurangi
jumlah uang beredar, bank sentral perlu memberikan *stimulus+ bagi indi)idu
untuk menyimpan uang dalam bentuk tabungan atau in)estasi, stimulus tersebut
dapat berupa perubahan suku bunga bank. "i sinilah peran bank sentral sebagai
pemilik otoritas dalam kebijakan moneter.
BAB II
TEORI KEBIJAKAN MONETER
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah
negara yang umumnya bertujuan untuk menjaga dan memelihara kestabilan nilai
uang dan mendorong kelancaran produksi dan pembangunan guna
meningkatkan taraf hidup rakyat (&ulia $ohan,. Kebijakan moneter diarahkan
kepada pengaturan jumlah uang beredar dalam masyarakat yang sejalan dengan
perkembangan seluruh sektor ekonomi. "engan kata lain, kebijakan moneter
adalah proses dimana pemerintah, bank sentral, atau otoritas moneter suatu
negara mengontrol supply uang, ketersediaan uang, dan suku bunga untuk
mencapai pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. Bank sentral adalah lembaga
yang berenang mengambil langkah kebijakan moneter untuk mempengaruhi
jumlah uang beredar. Kebijakan moneter yang diimplementasikan oleh suatu
negara bertumpu pada beragam teori moneter yang diambil oleh bank sentral
yang disesuaikan dengan kondisi moneter negara tersebut agar perekonomian
berjalan dengan baik.
A/ TEORI MONETER
#eori moneter adalah berbagai pemikiran dan konsep tentang berbagai
)ariabel moneter seperti uang, tingkat bunga, jumlah uang beredar, dan
sejenisnya. $embicaraan dalam teori moneter tidak dapat dilepaskan dari
)ariabel ekonomi lainnya seperti inflasi, pendapatan nasional maupun nilai
tukar. #eori moneter menggunakan berbagai model, khususnya model
persamaan matematis dan grafik, untuk menyederhanakan fenomena di
lapangan dan memudahkan penjelasannya. (odel-model tersebut adalah
sebagai berikut.
a. (odel persamaan matematis
M* 0 PT
dimana -
( - .umlah uang
/ - /elocity, #ingkat perputaran uang, yakni berapa kali suatu mata
uangberpindah tangan
$ - 0arga barang
# - /olumen1.umlah barang yang menjadi objek transaksi
b. (odel 2rafis
2ambar atau grafik di atas dapat meyederhanakan masalah dimana,
apabila tingkat bunga keseimbangan (i3, dianggap rendah oleh sektor
riil1pengusaha, maka mereka akan berlomba-lomba mengambil kredit untuk
in)estasi, sehingga persaingan akan mendorong garis in)estasi naik atau
bergeser ke kanan yang berakibat tingkat bunga naik menjadi (i4,. !amun
karena tingkat bunga tinggi, masyarakat akan berlomba-lomba untuk menabung
dan akan melebihi keinginan in)estasi pegusaha, sehingga akan mendorong
suku bunga kembali turun ke posisi semula (i3 ,.
B/ TEORI PERMINTAAN +AN-
Salah satu landasan yang menjadi dasar teori kebijakan moneter adalah
aspek permintaan dan penaaran uang. $ada dasarnya nilai uang dapat diukur
berdasarkan harga barang yang ada di sebuah negara. "engan pemahaman ini,
nilai uang dapat dibedakan menjadi -
a. Internal Value of Money
(enunjukkan jumlah komoditi yang dapat dibeli1diperoleh dengan sejumlah
uang tertentu yang menunjukkan daya beli uang (Purchasing Power,. "aya
beli uang sangat ditentukan oleh harga barang tersebut, semakin tinggi
hargakomoditi (barang dan jasa,, maka semakin sedikit komoditi yang bisa
diperoleh dengansejumlah uang, yang berarti daya beli (Purcahsing Power,
akan menurun. Begitu pulasebaliknya, semakin rendah harga komoditi, maka
semakin banyak jumlah komoditiyang bisa diperoleh, yang berarti daya beli
uang tersebut meningkat. Kondisi ini dapatdijelaskan dengan model berikut
ini.
N 0 11P
dimana -
! 5 $urchasing $oer
$ 5 0arga komoditi
b. External Value of Money
(enunjukkan nilai suatu mata uang bila diukur dengan mata uang dari
negara lain atau disebut Exchange Rate, misalnya 6p 43.333,33 5 %S 7 4
%ang dicari dan dibutuhkan masyarakat sebagai alat transaksi, satuan hitung
dan penyimpan nilai. (enurut Keynes, ada tiga motif seseorang menyimpan
uang yaitu untuk keperluan transaksi, berjaga-jaga, dan spekulasi.
a. $ermintaan untuk transaksi
"alam kehidupan sehari-hari, untuk memenuhi kebutuhan, setiap orang
melakukan transaksi barang maupun jasa. %ntuk melakukannya diperlukan
uang tunai sebagai alat tukar1transaksi. (eskipun demikian, jumlah uang
yang diperlukan seseorang untuk disimpan dalam rangka akan melakukan
transaksi berbeda-beda bergantung pada besar kecilnya pendapatan
seseorang. Begitu juga dalam skala makro, kebutuhan uang untuk transaksi
bergantung dari permintaan agregat seluruh indi)idu yang besarnya akan
naik apabila pendapatan nasional juga naik.
b. $ermintaan untuk spekulasi
(otif ini terutama berkaitan dengan instrumen keuangan lainnya. $ermintaan
terhadap uang akan meningkat apabila masyarakat melihat baha lebih
menguntungkan memegang uang ketimbang menyimpannya dalam bentuk
instrumen keuangan lain. (otif masyarakat memerlukan uang kas untuk
spekulasi sangat dipengaruhi oleh tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat
bunga, semakin kecil keinginan masyarakat untuk memegang uang kas untuk
tujuan spekulasi. 0al ini karena dengan tingginya suku bunga, biaya yang
harus ditanggung masyarakat dengan memegang uang kas terlalu tinggi,
sehingga masyarakat akan menguranginya. Kedua, Keynes memiliki
hipotesis baha masyarakat memiliki anggapan akan adanya tingkat bunga
normal, sehingga misalnya tingkat bunga yang saat ini ada dibaah tingkat
bunga normal, maka masyarakat akan memperkirakan tingkat bunga tersebut
akan segera naik ke tingkat yang normal, dan karena tingkat bunga naik,
harga surat berharga akan turun sehingga masyarakat akan menjualnya, dan
akibatnya keinginan untuk memegang uang kas akan naik. 8ontoh- apabila
harga obligasi turun maka kecenderungan untuk membeli menjadi tinggi
sehingga permintaan uang menurun. (enurut (ilton 9riedman, teori
permintaan uang dapat dilihat melalui tingkah laku konsumen dan produsen
dalam memenuhi kebutuhannnya. "ibandingkan instrumen keuangan lain,
uang memiliki kemudahan dalam melakukan transaksi yang lebih besar. &kan
tetapi instrumen keuangan memberikan keuntungan lebih besar daripada
menyimpan dalam bentuk uang tunai, karena itu besar suku bunga instrumen
keuangan mempengaruhi tingkat permintaan uang. Selain itu, tingkat
permintaan berhubungan secara negatif dengan tingkat inflasi, karena akan
mempengaruhi pilihan1kecenderungan konsumen untuk berbelanja atau tidak
berbelanja.
c. $ermintaan uang untuk berjaga-jaga
:aitu motif menyimpan uang untuk kebutuhan mendadak. #ingkat permintaan
untuk berjaga-jaga ini relatif konstan. (enurut Keynes, masyarakat
memerlukan uang kas untuk berjaga-jaga, karena -
a, #ransaksi pengeluaran seringkali terjadi lebih dahulu dari
penerimaan1pendapatannya;
b, $engeluaran seringkali tidak dapat diperkirakan sebelumnya;
c, $enerimaan yang diharapkan tidak jadi diterima; dan
d, $engeluaran yang terjadi sangat penting dan menguntungkan untuk
dilakukan.
Berdasarkan pendekatan real money balance, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi permintaan uang, yaitu-
pendapatan nasional;
tingkat bunga;
tingkat inflasi; dan
permintaan sebelumnya.
"ari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan terkait tingkat permintaan
uang, didapatkan kesimpulan sebagai berikut.
4. $ermintaan masyarakat akan uang dalam kurun aktu jangka panjang relatif
stabil.
;. Semakin tinggi tingkat monetisasi suatu perekonomian, peranan uang sebagai
alat transaksi semakin tinggi sehingga koefisien )ariabel pertumbuhan
ekonomi dalam persamaan permintaan uang semakin besar.
<. Semakin berkembang pasar uang dalam satu perekonomian, semakin besar
pengaruh tingkat suku bunga terhadap tingkat permintaan uang.
C/ TEORI PENA2ARAN +AN-
%ang Kartal (8, - %ang kertas1logam yang dikeluarkan oleh otoritas moneter.
%ang 2iral (", - Simpanan milik sektor sasta domestik pada Bank $encipta
%ang 2iral (B$%2, yang setiap saat dapat ditukarkan
dengan uang kartal sesuai nominalnya.
%ang Kuasi (#, - Simpanan milik sektor sasta domestik pada B$%2 yang
dapat memenuhi fungsi-fungsi uang yaitu satuan hitung,
penyimpan kekayaan dan alat pembayaran yang
ditangguhkan tetapi untuk sementara aktu kehilangan
fungsinya sebagai alat tukar.
"ari sisi penaaran ada dua hal yang menentukan jumlah penaaran uang
yaitu uang primer (keajiban otoritas moneter, dan angka pengganda uang
(money multiplier,.
a. %ang $rimer
%ang primer adalah keajiban moneter dari otoritas moneter kepada B$%2
berupa kas B$%2 dan simpanan giro B$%2 pada bank sentral serta
keajiban moneter kepada sektor sasta domestik (berupa uang kartal dan
simpanan sektor sasta domestik pada bank sentral,. "engan kata lain, uang
primer adalah -
uang kartal (8,;
simpanan giro milik sektor sasta domestik; dan
alat-alat likuid yang dimiliki B$%2 yang terdiri dari kas B$%2 dan
simpanan giro B$%2 pada Bank Sentral.
%ang primer merupakan inti penciptaan uang, karena tanpa uang primer, tidak
akan ada uang kartal dan uang giral. %ang primer tercipta melalui transaksi
antara perbankan dan bank sentral. 9aktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya uang primer adalah-
transaksi yang berkaitan dengan penerimaan1pembayaran luar negeri
yang mempengaruhi perubahan tagihan luar negeri bersih dalam neraca
bank sentral;
defisit &$B! yang dibiayai melalui pinjaman pemerintah dan bank sentral
atau sering disebut juga *penciptaan uang baru+;
kredit langsung dari bank sentral kepada badan1lembaga tertentu; dan
kredit likuiditas dari bank sentral kepada bank-bank umum.
b. (ekanisme penciptaan uang
#erjadinya uang giral dan uang kuasi dapat melalui tiga cara -
4. (elalui subtitusi
$enyetoran uang kartal untuk dimasukkan dalam rekening giro1deposito
berjangka1tabungan.
;. (elalui transformasi
B$%2 mendiskontokan esel atau membeli surat berharga kemudian
membukukan harga esel yang didiskonto1surat berharga yang dibeli ke
rekening giro atas nama bersangkutan atau membukukannya sebagai
deposito berjangka1tabungan.
<. (elalui pemberian kredit
B$%2 memberikan kredit kepada nasabahnya dan membukukan kredit
yang diberikan ke rekening giro atas nama debitur.
c. &ngka $elipatgandaan %ang
(ekanisme dan penciptaan uang giral dari uang primer besarnya dipengaruhi
oleh angka pelipatgandaan uang. "eterminan-determinan angka
pelipatgandaan meliputi empat jenis, yaitu sebagai berikut -
4. Currency ratio atau 81", yaitu rasio uang kartal terhadap uang giral
;. ime an! sa"ings !eposits ratio atau #1", yaitu rasio deposito berjangka
dan tabungan terhadap uang giral
<. Reser"e ratio atau reser"es re#uirement yang dilambangkan dengan 661
("=#,
>. Excess reser"e ratio atau '61("=#,
Currency ratio
.umlah uang yang ditahan seseorang tergantung biaya relatif atau manfaat
relatif (opportunity cost, untuk penahanan uang dalam bentuk kartal atau giral.
6asio uang kartal terhadap uang giral mempunyai hubungan searah dengan
biaya administrasi pemeliharaan rekening giro. &pabila biaya administrasi
naik, rasio 81" naik. Sebaliknya rasio uang kartal terhadap uang giral
mempunyai hubungan berlaanan arah dengan tingkat bunga rekening giro.
$ada umumnya tingkat permintaan uang berhubungan positif dengan tingkat
pendapatan masyarakat. Bila pendapatan naik, masyarakat akan lebih banyak
menggunakan uang giral, karena lebih praktis dan aman dibanding uang
kartal.
ime !eposit ratio
6asio uang kuasi terhadap uang giral berbanding terbalik dengan biaya untuk
menahan uang kuasi relatif terhadap biaya menahan uang giral. $pportunity
cost dari menahan uang kuasi adalah tingkat suku bunga surat berharga
minus tingkat suku bunga uang kuasi. $pportunity cost penahanan uang giral
adalah tingkat suku bungan surat berharga minus tingkat suku bunga uang
giral. "engan demikian rasio uang kuasi terhadap uang giral -
berbanding lurus dengan tingkat suku bunga uang kuasi, dan
berbanding terbalik dengan tingkat suku bunga uang giral.
Reser"e re#uirement (RR) 1 2iro ?ajib (inimum
66 dapat seaktu-aktu diubah oleh bank sentral baik perubahan rasionya
maupun komponennya. $erubahan 66 akan mempengaruhi jumlah uang
beredar melalui penurunan tingkat e@cess reser)es dan angka pelipatgandaan
uang.
Excess reser"e ratio
#ingkat '6 masing-masing bank berbeda, tergantung kebijakan masing-
masing bank terkait likuiditas dan rentabilitasnya, alaupun juga dipengaruhi
oleh kebijakan 66 dari bank sentral.
D/ KEBIJAKAN MONETER
(enurut Isardono, kebijakan moneter merupakan suatu bagian integral dari
kebijakan ekonomi makro. Sehingga tujuan dari diterapkannya suatu kebijakan
moneter adalah untuk mencapai keseimbangan internal, yaitu-
a. pertumbuhan ekonomi yang tinggi;
b. stabilitas harga;
c. pemerataan pembangunan;
dan juga keseimbangan eksternal yaitu-
a. keseimbangan neraca pembayaran; dan
b. kesempatan kerja.
&pabila kestabilan dalam perekonomian terganggu maka kebijakan moneter
dapat digunakan dalam rangka pemulihan (tindakan stabilisasi,. $engaruh
kebijakan moneter akan dirasakan pertama kali oleh sektor perbankan, yang
kemudian ditransfer ke sektor riil.
Kebijakan moneter berupaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi
yang tinggi dengan tetap menjaga kestabilan harga. %ntuk mencapai tujuan
tersebut, bank sentral atau otoritas moneter berusaha mengatur keseimbangan
antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali,
tercipta kesempatan kerja yang tinggi, dan kelancaran dalam distribusi barang.
Kebijakan moneter antara lain dilakukan dalam instrument-instrumen suku
bunga, giro ajib minimum, inter)ensi di pasar )aluta asing, dan sebagai tempat
terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan
likuiditas.
Kebijakan moneter berhubungan dengan pengaturan uang edar di suatu
negara. $engaturan jumlah uang di masyarakat dilakukan dengan cara
mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar. "alam hal ini, kebijakan
moneter terbagi menjadi dua, yaitu-
a. Kebijakan (oneter 'kspansif (Monetary Expansi"e Policy), yaitu suatu
kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar dengan
cara-
menurunkan tingkat suku bunga;
membeli surat-surat berharga;
menurunkan cadangan kas; dan
memberikan kredit longgar.
b. Kebijakan (oneter Kontraktif (Monetary Contracti"e Policy), yaitu
kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar.
Kebijakan ini terkenal dengan sebutan kebijakan uang ketat (tight money
policy). Kebijakan ini dilakukan dengan cara-
menaikkan suku bunga;
menjual surat berharga;
menaikkan cadangan kas; dan
membatasi pemberian kredit.
"alam menerapkan suatu kebijakan, idealnya seluruh tujuan dapat dicapai
secara bersamaan. &kan tetapi pada kenyataannya ada tindakan yang
menimbulkan dampak kontradiktif antara masing-masing sasaran. 8ontohnya
apabila bank sentral menambah jumlah uang yang beredar dengan tujuan
mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja,
namun berdampak juga terhadap meningkatnya inflasi. Sebaliknya dengan
kebijakan moneter yang ketat mungkin dapat menunjang kestabilan harga
namun di sisi lain dapat menghambat laju pertumbuhan ekonomi. (enyadari hal-
hal yang bertolak belakang, dapat dipilih suatu alternatif untuk memprioritaskan
salah satu target dengan mengabaikan target lain, ada juga alternatif untuk
mengupayakan semua target tercapai alaupun tidak ada target yang tercapai
secara optimal. Karena semua target sama pentingnya, maka pengambilan
keputusan dalam kebijakan moneter selalu tidak mudah karena banyaknya faktor
yang harus dipertimbangkan, namun demikian pengambilan keputusan tidak
boleh dicampuri pertimbangan yang tidak rele)an dan objektif. Aleh karena itu,
dikeluarkanlah %ndang-undang !o. ;< tahun 4BBB yang telah diubah dengan
%ndang-undang !o. < tahun ;33> #entang Bank Indonesia dimana di tetapkan
tujuan Bank Indonesia adalah menjaga kestabilan harga, sehingga dalam
mengambil kebijakan, BI tidak perlu kuatir akan kontradiktif dengan target lain.
"alam memastikan baha kebijakan moneter tetap pada arahnya, diperlukan
suatu indikator. Indikator tersebut umumnya terdiri dari dua )ariabel, yakni suku
bunga dan atau uang beredar.
a. #ingkat suku bunga
Kebijakan moneter menggunakan tingkat suku bunga sebagai sasaran untuk
menentukan tingkat yang ideal untuk mendorong kegiatan in)estasi. &pabila
suku bunga melampaui yang ditetapkan, bank sentral akan segera melakukan
ekspansi moneter agar suku bunga turun.
b. %ang beredar (money aggregate,
Kebijakan moneter yang menggunakan money aggregate mempunyai dampak
positif yaitu kestabilan harga. &pabila terjadi gejolak dalam besaran moneter
bank sentral akan melakukan konstraksi atau ekspansi moneter sedemikian
rupa sehingga besaran moneter akan tetap pada suatu jumlah yang
ditentukan. &pabila suku bunga yang dipilih sebagai sasaran, uang beredar
akan bergejolak untuk mempertahankan tingkat suku bunga yang ditetapkan.
Sebaliknya apabila jumlah uang beredar yang menjadi sasaran maka tingkat
suku bunga akan bergejolak sesuai kekuatan pasar.
Implementasi suatu kebijakan moneter dilakukan dengan menerapkan
berbagai macam instrument moneter. Berikut adalah berbagai macam instrument
dalam kebijakan moneter-
a. Aperasi $asar #erbuka ($pen Mar%et $peration)
Aperasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar
dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (go"ernment
securities, oleh bank sentral. .ika ingin menambah jumlah uang beredar,
pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. !amun, bila ingin
jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat
berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara
lain diantaranya adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI, dan Surat Berharga
$asar %ang (SB$%,.Berdasarkan tujuannya, operasi pasar terbuka dibagi
menjadi ; jenis, yaitu-
- &ynamic open mar%et operation, yang bertujuan untuk mengubah jumlah
cadangan dan monetary base;
- &efensif open mar%et operation, yang bertujuan untuk mengontrol faktor-
faktor lain yang dapat mempengaruhi jumlah cadangan dan monetary
base.
b. 9asilitas "iskonto (&iscount Rate)
9asilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan
memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum
kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke
bank sentral. %ntuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah
menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat
bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
c. 6asio 8adangan ?ajib (Reser"e Re#uirement Ratio)
6asio cadangan ajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan
memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada
pemerintah. %ntuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio
cadangan ajib. %ntuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah
menaikkan rasio.
d. 0imbauan (oral (Moral Persuasion,
0imbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang
beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. 8ontohnya
seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam
mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan
menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk
memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
e. 'oreign Exchange Inter"ention
&dalah kebijakan bank sentral untuk mempengaruhi jumlah uang beredar
atau likuiditas di pasar uang melalui jual beli )aluta asing atau cadangan
de)isa.
f. $olitik Sanering
&dalah pemotongan daya beli masyarakat melalui pemotongan nilai uang.
Interaksi antara kekuatan permintaan dan penaaran terhadap uang
akan menentukan kondisi pasar uang seperti tercermin pada perkembangan
suku bunga dan jumlah uang beredar dalam perekonomian. $erkembangan
pasar uang tersebut pada gilirannya akan mempengaruhi sektor riil
perekonomian. Sejalan dengan mekanisme transmisi tersebut, dalam kebijakan
moneter, dikenal dua pendekatan yang digunakan oleh bank sentral dalam
operasi kebijakan moneter, yaitu pendekatan kuantitas (monetary targeting, dan
pendekatan harga (interest rate targeting,.
"alam pendekatan monetary targeting, bank sentral akan menggunakan
uang beredar sebagai sasaran operasional. %ntuk mencapai tujuan akhir seperti
inflasi dan pertumbuhan ekonomi, bank sentral akan mengendalikan uang
beredar. $endekatan melalui pengendalian suku bunga (interest rate targeting,
berarti bank sentral akan mengendalikan suku bunga agar perekonomian searah
dengan tujuan yang ditetapkan.
a. $rogram (oneter
%ntuk melaksanakan kebijakan moneter dengan baik, otoritas perlu membuat
suatu proyeksi jumlah uang beredar yang laCim disebut proyeksi moneter.
$royeksi tersebut berguna untuk memberikan informasi tentang tindakan apa
yang perlu diambil agar sasaran tersebut tercapai. $royeksi moneter dan
statistik uang beredar dituangkan dalam satu tabel yang dikenal dengan tabel
program moneter.
b. $royeksi (oneter
Dangkah-langkah dalam penyusunan proyeksi moneter biasanya mengikuti
tahapan sebagai berikut-
(enetapkan sasaran makro perekonomian untuk suatu periode yang
akan dating;
$royeksi besar permintaan masyarakat akan uang untuk kebutuhan
transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi; dan
.umlah penaaran uang akan diatur oleh bank sentral agar sasaran
ekonomi makro yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan baik.
c. $engendalian %ang Beredar
$ada hakikatnya, pengendalian uang beredar oleh bank sentral dilaksanakan
dengan mempengaruhi faktor-faktor penyebab perubahan uang beredar.
9aktor meliputi net foreign assets (('))* dan net !omestic assets ((&)). !"&
terdiri dari (et claims on go"ernment* net claims on official entities dan net
claims on pri"ate sectors serta net on other items. $engendalian kredit
perbankan dilakukan melalui pengendalian reser"es ban%. "engan
mengendalikan reser"e ban%, bank sentral mengharapkan kredit perbankan
dapat diatur dan konsisten dengan sasaran pertambahan jumlah uang yang
beredar. 8ara-cara yang ditempuh bank sentral dalam mengendalikan reser"e
ban% adalah sebagai berikut.
a, $ertama bank sentral memperkirakan besar kecilnya keajiban segera
bank-bank.
b, (emperkirakan besarnya demand for reser)e bank-bank.
c) (embuat proyeksi mengenai supply of reser)e money.$royeksi supply of
reser"e dibandingkan dengan !eman! for reser"e* apabila terjadi excess
supply bank sentral dapat menyedot kelebihan tersebut, begitu juga
sebaliknya.
$erbedaan mendasar antara interest rate targeting dengan monetary targeting
adalah baha pada interest rate targeting digunakan suku bunga sebagai
sasaran operasional sedangkan pada monetary targeting uang beredar yang
menjadi sasaran operasional. "alam kebijakan moneter yang menggunakan
suku bunga sebagai sasaran operasional, bank sentral meyakini melalui
perubahan suku bunga, kegiatan ekonomi dan tujuan moneter dapat
dicapai.$elaksanakan kebijakan metode ini, diaali dengan penetapan tujuan
akhir seperti inflasi. #ujuan ini disesuaikan dengan permintaan agregat dan
penaaran agregat. Selanjutnya perkembangan ekonomi akan dipantau, apabila
bank sentral menemukan gejala munculnya tekanan inflasi yang membahayakan
tujuan inflasi yang ditetapkan, bank sentral akan menaikkan suku bunga.
BAB III
POTRET KEBIJAKAN MONETER INDONESIA
A/ Se3aah Ke4i3a#an Mone%e di Indonesiaru
$ada rentang aktu 4B>E hingga 4B>B perkembangan perekonomian
Indonesia amat sangat menyedihkan. Seluruh indikator makro ekonomi dengan
tiada kecualinya dengan jelas baha kondisi jatuhnya ekonomi teramat dalam.
$enurunan produksi yang penyebab utamanya adalah hancurnya faktor-faktor
produksi akibat perang. "efisit neraca perdagangan terjadi beberapa tahun,
defisit anggaran belanja 6epublik Indonesia dan $emerintahan 0india Belanda
(pemeintahan buatan Belanda yang dibentuk di Indonesia, juga terjadi karena
sebagian besar dipergunakan untuk bidang militer yang masing-masing
kepentingannya untuk berperang diantara keduanya. Sehingga saat itu
penambahan )olume peradaran uang yang berlebihan akibat pencetakan yang
dilakukan oleh pemerintah menyebabkan e@cess demand (permintaan berlebih,
dari jumlah penaaran yang tetap dan terjadi inflasi yang sangat tinggi.
"ata saat itu menunjukkan baha )olume peredaran uang telah
mencapai 6p. F miliar untuk ilayah yang dikuasai Indonesia, sedangkan pada
ilayah penguasaan Belanda jumlahnya mencapai 6p. <,G miliar (tahun 4B>B,.
$ada tahun yang sama terdapat berbagai jenis mata uang yang beradar
dalam masyarakat yang berbeda-beda nilai tukarnya mengakibatkan situasi
moneter menjadi teramat kacau (chaos, dan membigungkan. Kebijakan-
kebijakan keuangan !egara di daerah tidak banyak perbedaan dengan kebijakan
daerah pendudukan Belanda. &nggaran belanja kedua pemerintahan terus-
menerus defisit hanya untuk memenuhi kebutuhan perang dengan tanpa
memperbaiki kondisi perekonomian yang saat itu inflasi terlampau tinggi. Kendati
demikian, pada tahun itu &merika Serikat dalam rangka melaksanakan program
HMarshal Plan+ telah bersedia menyediakan dana bagi negara-negara 'ropa
untuk membantu memulihkan perkonomiannya. Karena Indonesia merupakan
H!epen!ent territory+ dari Belanda ((e!erlan!,, maka berhak menerima baik
langsung atau pada kondisi tertentu. :ang menjadi syarat pemberian bantuan
tersebut adalah baha nilai laan dalam mata uang Indonesia (pendudukan
Belanda, harus disetor ke dalam sebuah rekening HE.C.). Counterpart 'un!+,
yang mulai diberlakukan untuk tujuan selektif. &kibat hal itu, lalu lintas
pembayaran antara Indonesia dengan luar negeri berlangsung di baah suatu
HreCim de)isaI, yang telah diberlakukan pada pertengahan 4B>3. $angkal
pokoknya dari HreCim de)isaI tersebut adalah baha de)isa dan emas pada
prinsipnya hanya diperkenankan dimiliki oleh negara. "ampak selanjutnya
adalah )aluta asing yang telah diperoleh dari hasil ekspor harus diserahkan
kepada dana de)isa.
'konomi moneter daerah kekuasaan Indonesia dengan secara langsung
mengalami keadaan yang pasif, dimana hanya mampu memberikan akomodasi
kepada keperluan-keperluan politik dan militer serta mengusahakan jaminal yang
sangat minimal untuk kehidupan rakyat.
1/ Peedaan Ma%a +an$ di Indonesia
.umlah uang yang telah beradar di masyarakat pada saat pengakuan
kedaulatan 6epublik Indonesia secara !e ,ure adalah jumlah uang tersebut
ditambah dengan jumlah uang yang dikeluarkan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Berikut adalah jenis-jenis mata uang yang telah diedarkan
oleh pemerintahan Indonesia dan beberapa jenis mata uang yang beredar di
Indonesia.
Aeang 6epublik Indonesia (A6I, merupakan uang kertas pertama yang
dikeluarkan oleh pemerintah 6epublik Indonesia. Kepentingan pencetakan A6I
adalah untuk menggantikan uang 0india Belanda dan uang .epang yang telah
lama beredar dan berlaku di Indonesia. Saat pengeluaran A6I berjalan penuh
hambatan karena rencana pembuatan yaitu pada saat pemerintahan berada di
.akarta sedangkan ketika A6I sudah dikeluarkan pemerintahan berpindah ke
:ogyakarta. "alam fungsinya sebagai alat pembayaran re)olusi, A6I dapat
disamakan dengan Hcontinental money+ (greenbac%s), yang dikeluarkan oleh
negara-negara koloni di &merika Serikat. A6I juga sebagai Hinstrument of
re"olutionI karena dipergunakan untuk administrasi negara, memperkuat
kebutuhan tentara, memelihara kemanan dan ketertiban, serta
mensejahterakan rakyat.
Ketika A6I akan diedarkan, pemerintah menarik kedua mata uang yang saat
itu beredar di masyarakat. #etapi menjadi hal yang tidak mungkin penarikan
secara tiba-tiba dan dalam jumlah yang terlalu besar, maka akan terjadi
kekacauan perekonomian dan kerugian bagi masyarakat. (aka dari itu,
pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menarik mata uang 0india Belanda
dan .epang secara berangsur. #indakan yang dilakukan pertama kali adalah
pelarangan orang membaa uang tersebut lebih dari f 4333 (uang .epang, dari
daerah Keresidenan .akarta, Semarang, Surabaya, Bogor dan $riangan ke
daerah-daerah lain di .aa dan (adura, tanpa seiCing terlebih dahulu dari
pemerintah daerah yang bersangkutan. 0al ini dilakukan pada tanggal ;; .uni
4B>F. "an kemudian berangsur berkurang peredarannya hingga uang-uang
tersebut disimpan pada bank-bank yang ditunjuk, yaitu Bank !egara Indonesia,
Bank 6akyat Indonesia, Bank Surakarta, Bank !asional, Bank #abungan $os
dan 6umah 2adai.
A6I ditandatangani oleh (enteri Keuangan &.&. (aramis pada tanggal
4G Aktober 4B>E dan kemudian mulai beredar pada tanggal <3 Aktober 4B>F.
0anya bertahan selama < tahun E bulan atau tepatnya pada bulan (aret 4BE3
A6I kembali ditarik dari peredaran sehingga mata uang ini yang tidak sempat
disebarkan ke berbagai daerah di Indonesia dibuatlah jenis mata tiap daerah
oleh $emerintah "aerah untuk memenuhi kebutuhan alat pembayaran yang
sah sebagaimana disebutkan penyusun pada pembahasan sebelumnya. A6I
pada akhir tahun 4B>B telah mencapai )olume 6p F miliar. $emerintah saat itu
sangat menyadari baha kebijakan !eficit financing menyebabkan
perkembangan inflasi yang sangat tinggi. #etapi pemerintah berada dalam
kondisi yang dilema disebabkan kebutuhan yang sangat besar untuk
perang.tindakan-tindakan perpajakan sangat tidak mungkin dilakukan karena
kondisi yang sangat tidak memungkinkan.
"/ Dai BNI #e BI
Berdasarkan $eraturan $emerintah pengganti %ndang-%ndang !o. ;
#ahun 4B>F tanggal E .uli 4B>F, Bank !egara Indonesia (B!I, ditetapkan
sebagai Bank sirkulasi dan Bank sentral. Kendati demikian B!I juga sebagai
Bank %mum.
"alam kondisi perekonomian Indonesia pasca proklamasi yang masih
menyedihkan, B!I sebagai bank sentral dan bank sirkulasi tidak dapat
melaksanakan fungsinya sebagai pengambil kebijakan moneter Indonesia
secara maksimal. Kondisi perjuangan melaan penjajahan menyudutkan B!I
untuk tidak berfungsi sebagaimana mestinya. ?alaupun sudah memenuhi
eenangnya dan berperan serta dalam penerbitan A6I, tetapi proses
pengaalan moneter menjadi terbengkalai. $engeluaran A6I dalam )olume
yang sangat banyak menyebabkan B!I tidak mampu mengendalikan arus
inflasi yang terjadi akibat kelebihan permintaan pada jumlah penaaran yang
tetap.
B!I memiliki beberapa tugas dan eenang dalam memlihara stabilitas
moneter dan mengamankan pertumbuhan ekonomi. Beberapa kategorinya
pekerjaan yang sangat luas tersebut termasuk kebijakan pembatasan
perkreditan secara kuantitatif dan kualitatif; penetpan dan perubahan tingkat
bunga; penentuan junlah uang beredar, dan yag diperkirakan diperlukan sesuai
dengan pertumbuhan ekonomi tertentu. Sekali lagi, baha kondisi-kondisi yang
penuh dengan kekacauan tugas-tugas tersebut tidajk dapat dipenuhi kecuali
B!I pernah memberikan kredit ke berbagai bank-bank lain. "alam akti)itasnya
menjadi Bank %mum, B!I telah mampu menghimpun dana simpanan dari
masyarakat hingga mencapai 6p >3 juta pada akhir 4B>G.
$embahasan tentang B!I sebagai bank sentral masuk dalam
pembahsan di Konferensi (eja Bundar yang berlangsung pada tanggal 4B J ;;
.uli 4B>B di :ogyakarta dan <4 .uli J ; &gustus 4B>B di .akarta. K(B
menetapkan baha B!I ditentutak sebagai Bank $embangunan. &da banyak
protes keras yang tujukan kepada pemerintah saat itu tentang persoalan ini.
Ketidakjelasan penetapan pemerintah mengenai status B!I, B!I dengan
inisiatif mengalihkan dirinya pada kegiatan ke bidang pembangunan ekonomi
dan perdagangan, sehingga secara langsung fingsinya berubah menjadi murni
sebagai bank umum. $enegasan status B!I sebagai bank umum melalui
peraturan perundan-undangan ditetapkan dengan dikeluarkannya %ndang-
%ndang "arurat !o. ; tahun 4BEE. (aka secara resmi status B!I sebagai bank
sentral dan bank sirkulasi praktis bukan menjadi eenangnya.
Dahirnya Bank Indonesia (BI, merupakan kelanjutan dari penerapan
undang-undang tentang nasionalisasi &e -aa"asche .an% dengan pemindahan
hak milik saham-saham tersebut dari tangan pemilik sasta ke tangan
pemerintah. Dangkah nasionalisasi "e .a)asche Bank bertujuan untuk
membentuk satu bank sentral yang dimiliki negara Indonesia sesuai dengan
kedudukan 6I sebagai negara merdeka dab berdaulat. $ada tanggal 43 &pril
4BE< parlemen Indonesia telah selesai membahas dan menyetujui dari rencana
%ndang-%ndang $okok Bank Indonesia yang diajukan pemerintah yang disertai
perubahan penting lainnya. Kemudia pada tanggal ; .uni 4BE< %ndang-undag
tersebut diumumkan pada Dembaran !egara !o. >3 dan dengan demikian telah
berlaku pada tanggal 4 .uli 4BE< dengan nama HBank IndonesiaI yang tugas
dan eenangnya serupa ketika B!I berstatus sebagai bank sentral.
Setelah berdirinya Bank Indonesia, kebijakan moneter di Indonesia
secara umum ditetapkan oleh "ean (oneter dan pemerintah bertanggung
jaab atasnya. (engingat buruknya perekonomian pasca perang, yang
ditempuh pertama kali dalam bidang moneter adalah upaya perbaikan posisi
cadangan de)isa melalui kegiatan ekspor dan impor. $ada periode ekonomi
terpimpin, pembiayaan deficit spending keuangan negara terus meningkat,
terutama untuk membiayai proyek politik pemerintah. Daju inflasi terus
membumbung tinggi sehingga dilakukan dua kali pengetatan moneter, yaitu
tahun 4BEB dan 4BFE. Depas dari periode tersebut pemerintah memasuki masa
pemulihan ekonomi melalui program stabilisasi dan rehabilitasi yang kemudian
diteruskan dengan kebijakan deregulasi bidang keuangan dan moneter pada
aal 4BK3-an. "i tengah pasang surutnya kondisi perekonomian, lahirlah
berbagai paket kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk memperkuat struktur
perekonomian Indonesia.
&/ Ke4i3a#an Moene%e 5ada Tahun 167&81676
Setelah kembali menjadi !egara Kesatuan 6epublik Indonesia (!K6I,
pada tanggal 4G &gustus 4BE3, Indonesia langsung dihadapkan oleh beberapa
masalah penting, termasuk masalah ekonomi. $erang kemerdekaan telah
meariskan buruknya kondisi ekonomi yang segera menjadi beban yang harus
dipikul oleh republik muda ini. .atuhnya nilai rupiah dan merosotnya kegiatan
ekspor telah meningkatkan laju inflasi dan krisis de)isa yang terus berlanjut,
bahkan semakin memuncak pada tahun 4BE>. Sementara itu, pengeluaran
pemerintah untuk kegiatan non pembangunan cukup besar. 0al ini berkaitan
dengan usaha mengatasi ketegangan antara pusat dan daerah, gerakan
separatis "I1#II, serta perseteruan dengan Belanda untuk merebut Irian Barat.
$osisi de)isa mulai memburuk sejak pertengahan tahun 4BE4. $osisi tersebut
terus berlanjut dan mencapai puncaknya pada bulan &pril-(ei 4BE>. %ntuk
memperbaiki posisi cadangan de)isa, pemerintah menempuh beberapa
kebijakan yang terfokus pada penggalakan kegiatan ekspor dengan
memberikan kemudahan kepada beberapa eksportir. $emerintah juga
melakukan pembatasan impor secara kuantitatif pada pertengahan tahun 4BE>
dan tahun-tahun berikutnya. $embatasan impor ini dilaksanakan, antara lain,
dengan cara mempertinggi pungutan-pungutan tambahan atas impor. %paya
tersebut berhasil meningkatkan posisi cadangan de)isa dari 6p 4,E>B miliar
pada kurun aktu &pril-(ei 4BE> menjadi 6p ;,G<4 miliar pada akhir (aret
4BEE. $eningkatan tersebut juga ditunjang dengan adanya impor-impor tertentu
yang dibiayai dengan kredit luar negeri.
$ada kurun aktu 4BEG-4BEK, perekonomian Indonesia menghadapi
masalah yang semakin berat. Daju inflasi terus meningkat dan terus
memperbesar tekanan terhadap posisi cadangan de)isa. Secara eksternal, hal
tersebut disebabkan oleh resesi di negara-negara industri yang mengakibatkan
turunnya permintaan harga bahan mentah sehingga pendapatan hasil ekspor
merosot. Secara internal, kondisi ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh
ketegangan politik dalam negeri yang memuncak pada kurun aktu 4BEG-4BEK
serta keterlibatan Indonesia dalam konfrontasi dengan Belanda berkaitan
dengan masalah Irian Barat. Aleh karena permasalahan tersebut, agar
pemerintahan dapat terus berjalan, Bank Indonesia (BI, terus melakukan
pembiayaan deficit spending pemerintah yang terus meningkat.
$ada akhir tahun 4BEK, beberapa negara di 'ropa Barat, yang
dipelopori oleh Inggris, .erman Barat, dan $erancis, mengambil keputusan
baha mata uang mereka con)ertible terhadap dollar &merika. Keputusan itu
dibarengi dengan pembubaran European Payments /nion (EP/).
$erkembangan tersebut menimbulkan dampak negatif bagi Indonesia yang
sebelumnya secara tidak langsung ikut sertadalam Inter European
Con"ertibility (bagian dari sistem '$%,. Sejak saat itu, Indonesia masuk di
pasar )aluta asing 'ropa Barat secara langsung.
(/ Ke4i3a#an Mone%e 5ada %ahun 169.81697
$ada periode 4BF3-4BFE, perekonomian Indonesia menghadapi
masalah yang berat sebagai akibat dari kebijakan pemerintah yang lebih
mengutamakan kepentingan politik. "oktrin ekonomi terpimpin telah menguras
hampir seluruh potensi ekonomi Indonesia akibat membiayai proyek-proyek
politik pemerintah. Sehingga tidak mengherankan, jika pada periode ini
pertumbuhan $roduk "omestik Bruto ($"B, sangat rendah, laju inflasi sangat
tinggi hingga mencapai F<EL pada 4BFF, dan in)estasi merosot tajam.
"ekrit $residen E .uli 4BEB telah membaa perubahan mendasar pada
bidang politik dan ekonomi Indonesia, termasuk pada pelaksanaan tugas dan
kebijakan Bank Indonesia (BI,. Kondisi perekonomian pada tahun 4BEB
diarnai dengan tingginya laju inflasi, yang dipengaruhi oleh pesatnya
pertambahan jumlah uang beredar sebagai akibat ekspansi dari sektor
pemerintah. %ntuk mengatasinya, pemerintah mengeluarkan beberapa
kebijakan pengetatan moneter berupa-
Kebijakan pengaasan kredit secara kuantitatif dan kualitatif;
Kebijakan de)aluasi rupiah;
Kebijakan sanering; dan
Kebijakan de)isa untuk lalu lintas pembayaran luar negeri.
a/ Ke4i3a#an 5en$a!asan #edi% se:aa #uan%i%a%i; dan #uali%a%i;
$embatasan kredit secara kuantitatif dilakukan dengan cara membatasi
jumlah kredit yang dapat diberikan oleh badan-badan kredit (bank, sampai
pada tingkat tertentu. "alam rapat tanggal K &pril 4BEB, "ean (oneter
menetapkan baha bank-bank dilarang mengucurkan kredit melebihi jumlah
kredit yang telah diberikan oleh bank tersebut pada akhir &gustus 4BEK. Bank-
bank diberikan aktu tiga bulan sejak 4F &pril 4BEB untuk menyesuaikan
pemberian kreditnya. Selain itu, bank-bank juga diajibkan menyetor GEL dari
kelebihan uang tunainya ke dalam M6ekening IstimeaM di Bank Indonesia.
4/ Ke4i3a#an de<aluasi u5iah
(elalui $eraturan $emerintah ($$, !o. >< #ahun 4BEB, pemerintah
mende)aluasi nilai tukar rupiah dari 6p 44,>3 menjadi 6p >E per %S" (basic
rate,. Selain itu, sistem multiple e@change rate yang sudah berlaku sejak 4;
(aret 4BE3, berubah menjadi sistem fi@ed rate. Deat $erpu !o. > #ahun
4BEB (;> &gustus 4BEB,, yang berlaku sejak tanggal ;E &gutus 4BEB, sistem
Bonus 'kspor (B', yang telah diperkenalkan sejak tanggal ;E .uni 4BEG,
dihapuskan.
Kebijakan ini mempengaruhi lalu lintas pembayaran luar negeri. &ngka rata-
rata pendapatan ekspor tahun 4BEB jauh lebih baik dibandingkan tahun
sebelumnya, alaupun masih berada di baah tahun angka rata-rata tahun
4BE>-4BEF. Selain itu, tindakan ini juga memaksa dilakukannya re)aluasi pada
pos kekayaan emas dan de)isen yang ada pada "ana "e)isen BI dan bank-
bank de)isen lainnya. "ari seluruh tambahan uang sebesar 6p 4<.BKK juta
yang ditimbulkan oleh sektor luar negeri, bagian terbesar didapat dari pos
kekayaan emas dan de)isen yang telah mengalami mutasi tambahan
sebesar 6p 4;.<E3 juta.
:/ Ke4i3a#an Sanein$
Sanering berasal dari bahasa Belanda yang berarti penyehatan, pembersihan,
reorganisasi. Kebijakan sanering, yang mulai berlaku pada ;E &gustus 4BEB,
adalah sebagai berikut-
4, $enurunan nilai uang kertas 6p E33 dan 6p 4.333 menjadi 6p E3 dan 6p
433 ($erpu !o.; #ahun 4BEB, ;> &gustus 4BEB,. $enukaran uang kertas
ini harus dilakukan sebelum 4 .anuari 4BF3 ($erpu !o. F #ahun 4BEB, ;E
&gustus 4BEB,. Sedangkan untuk nilai uang yang hilang akibat
pemberlakuan $erpu !o. ; di atas, tidak akan diperhatikan pada
perhitungan laba maupun pajak ($erpu !o. E #ahun 4BEB, ;E &gustus
4BEB,.
;, $embekuan sebagian simpanan pada bank-bank (giro dan deposito,
sebesar B3L dari jumlah simpanan diatas 6p ;E.333, dengan ketentuan
baha simpanan yang dibekukan akan diganti menjadi simpanan jangka
panjang oleh $emerintah ($erpu !o.< #ahun 4BEB tanggal ;> &gustus
4BEB,.
#indakan sanering ini telah membaa beberapa pengaruh di
bidang moneter. (ulai dari berkurangnya uang beredar, meningkatnya
keuntungan pemerintah sebesar 6p K.E;4 juta (dari penurunan nilai uang
kertas bank 6p 4.333 dan 6p E33, menurut tindakan moneter tertanggal ;E
&gusutus 4BEB ($erpu !o. ; #ahun 4BEB,, yang digunakan untuk mengurangi
ketekoran kas pemerintah, sampai menurunkan tingkat likuiditas bank-bank.
&kibatnya bank tidak bisa memberikan kredit kepada perusahaan untuk
kegiatan ekspor, impor, produksi, dan distribusi, sehingga berakibat pada
kenaikan harga barang dan biaya hidup tahun 4BEB. #indakan yang dianggap
gagal ini, ternyata dilakukan pemerintah tanpa berkoordinasi dengan BI,
sehingga 2ubernur BI pada aktu itu, (r. Doekman 0akim, mengajukan
pengunduran diri pada presiden.
d/ Ke4i3a#an De<isa
(elalui $$ !o. >; #ahun 4BEB tentang $ungutan 'kspor ($%'KS, dan
$ungutan Impor ($%I(,, untuk setiap ekspor yang dilakukan berdasarkan
Kontrak /aluta yang ditutup pada atau setalah ;E &gustus 4BEB, dikenakan
$%'KS sebesar ;3L dari harga penjualan menurut kurs baru (%S" 4 5 6p
>E,. $embayaran $%'KS harus dilakukan pada saat penyerahan )aluta asing
yang bersangkutan. Bila ekspor dilakukan secara konsinyasi, $%'KS
dibayarkan saat hasil konsinyasi telah ditransfer ke Indonesia atau setelah
penyerahan formulir yang ditandatangani oleh pihak pabean. Selain itu, pihak
konsinyatir juga sudah harus menarik esel dan dokumen perkapalan telah
diterima oleh bank. $%'KS dikenakan pula terhadap kon)ersi )aluta asing ke
rupiah di bidang in)isible, seperti transfer )aluta asing, dan penyerahan emas
kepada dana de)isa atas dasar 6p >B.;3<,BE untuk setiap kilogram emas
murni.
$%I(, pada hakekatnya, dapat disamakan dengan #ambahan
$ungutan Impor (#$I,. Besarnya $%I( ditetapkan 3L untuk barang golongan
I, ;EL untuk golongan II, E3L untuk golongan III, 433L untuk golongan I/,
4E3L untuk golongan /, dan ;33L untuk golongan /I. $enggolongan ini
ditetapkan oleh pemerintah. "engan pemberlakuan peraturan ini, maka
pemerintah menghapuskan keajiban importir untuk membayar uang jaminan
(prepayment, pada saat mengajukan permohonan ijin impor kepada bank.
Ketentuan mengenai $%'KS dan $%I( dicabut melalui $erpu !o. <;, !o. <<
dan !o. <> #ahun 4BF3 tentang penggunaan mata uang rupiah dalam lalu
lintas pembayaran luar negeri. $eraturan-peraturan ini juga menetapkan untuk
ekspor hasil bumi ke luar "aerah $abean Indonesia dikenakan bea keluar
sebesar 43L dari harga f.o.b berdasarkan nilai kurs %S" 4 5 6p >E. Barang
impor dibagi dua golongan, yaitu golongan I untuk barang-barang penting bagi
perekonomian dan golongan II untuk barang-barang lain yang masih
dibutuhkan. %ntuk impor dikenakan #$I menurut kurs %S" 4 5 6p ;33.
$enjualan de)isa oleh bank-bank untuk jasa-jasa tertentu ditetapkan oleh
(enteri Keuangan, dengan dikenakan pajak transfer sebesar 433L dari nilai
laan (dalam rupiah, terhadap mata uang asing yang bersangkutan menurut
kurs dasar rupiah.
7/ Ke4i3a#an Mone%e 5ada Tahun 1699816)&
$eristia Supersemar 44 (aret 4BFF dan pembubaran $KI pada 4;
(aret 4BFF adalah tonggak kelahiran Arde Baru. Selanjutnya, pada tanggal
;E .uli 4BFF telah dibentuk Kabinet &mpera menggantikan Kabinet "ikora.
#ugas pokok Kabinet &mpera adalah melaksanakan program stabilisasi dan
rehabilitasi yang berkonsentrasi pada pengendalian inflasi, pencukupan
penghidupan pangan, rehabilitasi prasarana ekonomi, peningkatan ekspor,
dan pencukupan kebutuhan sandang. "alam meujudkan program kerjanya,
Kabinet &mpera membagi pelaksanaan tugas dalam jangka pendek dan
jangka panjang. $rogram jangka pendek yaitu program stabilisasi dan
rehabilitasi, meliputi peraturan tentang penyesuaian tarif dan harga, serta
penyempurnaan sistem bonus ekspor. Sementara, program jangka panjang
meliputi program pembangunan dengan skala prioritas sektor pertanian,
prasarana dan industri pertambangan dan minyak. "alam periode ini,
kebijakan moneter dirumuskan oleh dean moneter dan dikeluarkan oleh
pemerintah, serta untuk selanjutnya dilaksanakan oleh BI.
Sampai dengan tahun 4BFG, Indonesia menerapkan sistem kontrol
de)isa yang ketat. 0al ini sesuai dengan %% !o. <;14BF> tentang $eraturan
Dalu Dintas "e)isa yang menetapkan baha de)isa yang berasal dari
kekayaan alam dan usaha Indonesia dikuasai oleh negara. Konsekuensinya,
eksportir ajib menjual de)isa hasil ekspor pada bank de)isa yang
selanjutnya dijual lagi ke BI. Selain itu, arga negara atau badan hukum
Indonesia juga ajib mendaftar dan menyimpan surat berharga dalam )aluta
asing yang dimilikinya di bank de)isa pemerintah.
Kebijakan ini, di satu pihak ternyata cukup berhasil dalam
mengisolasikan perekonomian nasional terhadap pengaruh eksternal. #api di
pihak lain, kebijakan ini telah menciptakan pasar gelap )aluta asing. !ilai
tukar rupiah di pasar )aluta asing jauh di atas harga yang ditetapkan
pemerintah. Aleh sebab itu, sejak tahun 4BFG, secara berangsur-angsur
kontrol de)isa mulai dikurangi leat %% !o. 414BFG tentang $enanaman
(odal &sing ($(&,. #ujuan %% ini adalah menarik masuknya modal asing
untuk pembiayaan in)estasi dalam negeri.
Setelah kembali menjadi anggota I(9, Indonesia berharap
memperoleh persetujuan penjadualan kembali utang-utang luar negeri dan
perolehan utang baru untuk pembiayaan pembangunan. (aka pada aal orde
baru ini, dilakukan beberapa pertemuan dengan negara-negara kreditur yang
di antaranya melahirkan Paris Club dan I22I sebagai lembaga yang kerap
mendukung dana pembangunan Indonesia. Sebagai langkah aal di bidang
moneter, pemerintah mengambil langkah untuk merangsang kegiatan
menabung dan menggerakkan dunia usaha melalui kebijakan di bidang
penghimpunan dana dan perkreditan. Berkaitan dengan itu, pemerintah
memperkenalkan $rogram "eposito Berjangka dengan suku bunga tinggi dan
dengan jaminan BI kepada bank-bank pemerintah disertai subsidi bunga.
Dangkah tersebut diikuti dengan $rogram #abungan Berhadiah 4BFB pada
bank-bankpemerintah dan beberapa bank sasta. $ada ;3 &gustus 4BG4,
untuk merangsang kegiatan menabung, BI memprakarsai gerakan tabungan
nasional melalui $rogram #abanas dan #aska sebagai pengganti $rogram
"eposito Berjangka (4BFK, dan $rogram #abungan Berhadiah pada 4BFB.
Kedua program ini dinilai lebih baik dari program sebelumnya, antara lain
karena berskala gerakan nasional.
(elalui $rogram $emerintah ($$, !o. 4F14BG3 pemerintah
melonggarkan pengaasan de)isa dan membuka kembali kesempatan bagi
masuknya penanaman modal sasta asing. $$ tersebut juga memberikan
kebebasan perdagangan )aluta asing dan menyederhanakan sistem dan
prosedur lalu lintas de)isa. (asih melalui $$ yang sama, BI diberi tugas untuk
melaksanakan pengaasan lalu lintas de)isa, dan Biro Dalu Dintas "e)isa
(BDD", diintegrasikan ke dalam BI pada 4 .anuari 4BG4. "e)isa yang berasal
dari hasil ekspor dalam ketentuan "e)isa %mum ajib dijual kepada Bank
Indonesia dengan kurs yang berlaku di bursa )aluta asing. "engan demikian,
BI dapat mengaasi lalu lintas de)isa dan posisi cadangan de)isa. Kemudian,
pada &gustus 4BG4, pemerintah memberlakukan sistem de)isa bebas dan
ketentuan nilai tukar tetap serta mende)aluasi rupiah dari 6p <GK per %S"
menjadi 6p >4E per %S" untuk melakukan penyesuaian rupiah terhadap %S"
yang mengalami depresiasi terhadap )aluta-)aluta beberapa negara 'ropa
dan .epang.
#ingginya harga minyak bumi di pasar internasional pada tahun 4BG<
mendatangkan pendapatan yang cukup besar bagi pemerintah. 0al ini
memungkinkan pemerintah memacu kegiatan pembangunan ekonomi dan
melaksanakan program pemerataan pembangunan leat penyediaan kredit
likuiditas, termasuk pemberian kredit untuk mendorong kegiatan ekonomi
lemah. #etapi, pengucuran deras kredit perbankan tersebut mengakibatkan
uang beredar meningkat dalam jumlah yang cukup besar. &kibatnya, tingkat
inflasi 4BG<14BG> melonjak tajam menembus angka >GL.
%ntuk mengatasi tingginya inflasi, pada tanggal B &pril 4BG>,
pemerintahmelancarkan program stabilisasi. "i bidang moneter, program ini
tertuang dalamkebijakan moneter secara langsung melalui langkah-langkah
berikut- (4, menetapkan batas tertinggi (pagu, pertambahan pemberian
pinjaman dan tagihantagihan serta akti)a lainnya yang pengaruh moneternya
sama dengan pemberian pinjaman; (;, menaikkan suku bunga pinjaman
secara selektif dan mempertahankan suku bunga pinjaman berprioritas tinggi
seperti Bimas, Kredit In)estasi Kecil (KIK,, dan Kredit (odal Kerja $ermanen
(K(K$,; (<, menaikkan persentase likuiditas minimum untuk deposito
berjangka dan tabungan dalam rupiah, dan menaikkan cadangan ajib )aluta
asing bank-bank pada BI; (>, menaikkan suku bunga deposito berjangka
I!$6'S dan untuk pertama kalinya mengadakan deposito berjangka aktu
4K bulan dan ;> bulan; (E, menaikkan suku bunga #abungan $embangunan
!asional (#&B&!&S,; (F, melarang bank-bank pemerintah menerima deposito
berjangka I!$6'S yang dananya berasal dari luar negeri; (G, memperketat
pelaksanaan pembatasan pemasukan dana dari luar negeri untuk perbankan
maupun untuk perusahaan-perusahaan pemerintah; (K, mengharuskan ajib
lapor dan simpanan ajib tanpa bunga pada BI sebesar <3L untuk pinjaman
luar negeri tertentu bagi perusahaan sasta dan lembaga keuangan bukan
bank.
$rogram stabilisasi yang dilakukan oleh pemerintah pada 4BG> tersebut
sangat berperan dalam menurunkan laju inflasi dari >G,>3L pada 4BG<14BG>
menjadi ;4L pada 4BG>14BGE. 0al ini memberi peluang $emerintah untuk
menurunkan suku bunga deposito dan kredit jangka pendek terutama ekspor
dan perdagangan dalam negeri pada "esember 4BG> guna mendorong
pertumbuhan ekonomi. #api kelonggaran tersebut justru menimbulkan
tekanan inflatoir sehingga mengakibatkan lemahnya daya saing produk
Indonesia di luar negeri karena nilai rupiah menjadi o"er "alue!. (aka pada
4E !o)ember 4BGK pemerintah mengambil kebijakan yang dikenal dengan
K!A$ 4E yang mende)aluasi !ilai 6upiah sebesar <<,FL dari 6p >4E per
%S" menjadi 6p F;E per %S". Selain itu dalam sistem nilai tukar, dianut
sistem nilai tukar mengambang terkendali dengan mengaitkan mata uang
6upiah dengan sekeranjang mata uang mitra dagang utama. $emerintah
akan melakukan inter)ensi jika nilai tukar 6upiah bergerak melebihi batas atas
atau batas baah dari kisaran yang telah ditentukan.
9/ Ke4i3a#an Mone%e 5ada Tahun 16)&8166=
(emasuki aal periode 4BK;14BK< perekonomian Indonesia mengalami
tekanan yang cukup berat terutama disebabkan oleh menurunnya harga
minyak di pasaran dunia dan berlanjutnya resesi ekonomi dunia yang
berpengaruh terhadap kegiatan perekonomian dalam negeri. "aya saing
produk Indonesia menurun karena nilai rupiah o)er )alued akibat tingginya
laju inflasi dibandingkan dengan negara pesaing atau negara rekanan
dagang utama Indonesia, maka pertumbuhan ekonomi semakin menurun
tajam dan defisit neraca pembayaran cukup besar. %ntuk memperkuat
struktur perekonomian Indonesia, maka ditempuh beberapa kebijakan
pengendalian moneter yang menuju ke arah mekanisme pasar. Kebijakan
tersebut diaali dengan mende)aluasi nilai tukar rupiah pada <3 (aret 4BK<
dari 6p G3;,E3 menjadi 6p BG3 per %S" guna mengembalikan daya saing
Indonesia. Selanjutnya, diambil langkah deregulasi di bidang keuangan dan
moneter berupa $aket Kebijakan 4 .uni 4BK< dengan maksud utama untuk
mendorong kemandirian dunia perbankan.
Kebijakan 4 .uni 4BK< atau lebih dikenal dengan $&K.%! K< merupakan
aal deregulasi sektor moneter yang dimaksudkan untuk meletakkan
landasan yang kokoh bagi perkembangan perbankan yang lebih sehat di
masa mendatang. "eregulasi perbankan ini berkaitan dengan sektor
perkreditan dan pengerahan dana.
"ari sisi moneter, inti dari kebijakan tersebut adalah- (4, Kebebasan pada
bank pemerintah untuk menetapkan suku bunga deposito. Sebelumnya, suku
bunga deposito ini masih diatur oleh Bank Indonesia; (;, Ketentuan pagu
kredit, yang sebelumnya digunakan sebagai salah satu instrumen inter)ensi
langsung, dihapuskan. Sebagai gantinya, pemerintah menggunakan
instrumen tidak langsung yaitu penentuan cadangan ajib, operasi pasar
terbuka (A$#,, fasilitas diskonto, dan moral suasion. 0asilnya, selain telah
meningkatkan simpanan masyarakat di bank, $aket .uni 4BK< ($&K.%! K<,
telah memberikan kontribusi positif terhadap kestabilan moneter, yang sejak
saat itu pengendalian moneter lebih mengutamakan penggunaan instrumen
tidak langsung.
"ari segi pengendalian uang beredar, kebijakan deregulasi 4 .uni
4BK< ini telah mengubah mekanisme dan piranti pengendalian moneter.
$emerintah tidak lagi melakukan inter)ensi langsung dalam mengendalikan
kebijakan moneter. %ntuk keperluan operasi pasar terbuka (open market
operation,, sejak bulan 9ebruari 4BK> Bank Indonesia menerbitkan instrumen
moneter berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI, dan menyediakan fasilitas
diskonto.
SBI merupakan instrumen moneter tidak langsung yang diadakan
untuk menyedot kelebihan uang beredar di masyarakat jika kondisi moneter
terlalu ekspansif. $erbankan dapat memanfaatkan kelebihan likuiditas yang
dimiliki dengan membeli SBI jika dana tersebut tidak dipinjamkan ke
masyarakat. Sebaliknya, untuk menambah uang beredar (ekspansi,, sejak
tanggal 4 9ebruari 4BKE, Bank Indonesia menerbitkan pula instrumen A$#
baru berupa Surat Berharga $asar %ang (SB$%,. %ntuk tahap aal, jenis
SB$% yang diperdagangkan terbatas pada surat sanggup (aksep1promes,
dan esel. Instrumen ini digunakan dalam rangka pelaksanaan pemberian
kredit dan pinjaman antar bank.
$ertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 4BK> cukup meningkat
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. #etapi inflasi terus melaju cukup tinggi
akibat de)aluasi rupiah dan naiknya harga BB( pada aal tahun 4BK>. $ada
saat itu, beberapa bank tertentu bergantung pada dana $asar %ang &ntar
Bank ($%&B,, sehingga BI bermaksud mengurangi ketergantungan bank-bank
terhadap $%&B dengan menetapkan batas maksimum bank untuk
memperoleh dana di $%&B serta menyediakan 9asilitas Kredit Khusus (9KK,
dengan jangka aktu satu tahun.
(erosotnya harga minyak internasional sampai %S" 43 per barel pada
bulan &gustus 4BKF, menyebabkan defisit neraca pembayaran Indonesia
semakin membengkak. $asalnya, ekonomi Indonesia sangat bergantung pada
ekspor minyak. %ntuk menghindari kondisi yang semakin buruk, pada tanggal
4; September 4BKF, pemerintah kembali melakukan tindakan de)aluasi
rupiah terhadap dollar &merika sebesar <4L. %S" 4 yang semula 6p 4.4<>,
disesuaikan menjadi 6p 4.F>>. Selain itu, untuk mendorong pemasukan
modal dan dana dari luar, pemerintah menghapus ketentuan pagu sap ke
Bank Indonesia.
Setelah beberapa kali de)aluasi itu dilakukan, terlihat peningkatan
yang cukup berarti pada penerimaan ekspor, khususnya dari sektor non
migas. !amun, pada periode-periode berikutnya, penerimaan ekspor menurun
akibat tidak realistisnya nilai tukar rupiah terhadap %S "ollar. "i lain pihak,
masyarakat sudah trauma terhadap kebijakan de)aluasi yang terus dilakukan
pemerintah. 0al ini dapat menimbulkan ketidakpercayaan pasar. %ntuk
menghindari ekspektasi negatif masyarakat, sejak tahun 4BKF pemerintah
menerapkan kebijakan nilai tukar mengambang (managed floating e@change
rate,. "engan sistem ini, nilai tukar rupiah diambangkan terhadap beberapa
mata uang negara mitra dagang utama Indonesia. $emerintah menetapkan
kurs indikasi dan membiarkan kurs bergerak di pasar dengan kisaran (spread,
tertentu, sedangkan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, pemerintah
melakukan inter)ensi ketika kurs bergejolak melebihi batas atas atau batas
baah yang ditetapkan.
$ada tahun 4BKG, perekonomian Indonesia masih menghadapi
kesulitan. $engaruh pasar minyak yang belum menentu memberi kontribusi
cukup besar bagi peningkatan defisit neraca pembayaran dan penerimaan
pemerintah. Kondisi ini dipersulit oleh semakin turunnya harga berbagai
komoditi ekspor tradisional Indonesia di pasaran. Sementara itu, terjadi
spekulasi di pasar )aluta asing pada aal tahun 4BKG14BKK yang cukup
mengganggu stabilitas moneter. (enghadapi kondisi sulit ini, pada bulan .uni
4BKG, pemerintah bersama Bank Indonesia melakukan pengetatan moneter
yang biasa dikenal dengan 2ebrakan Sumarlin I. Suku bunga SBI, fasilitas
diskonto, dan tingkat rediskonto (gadai ulang, SB$% dinaikkan. Sebaliknya,
pagu SB$% secara bertahap diturunkan. $emerintah juga menginstruksikan
pengalihan dana milik beberapa badan usaha milik negara (B%(!, pada
perbankan untuk ditempatkan pada SBI. #indakan yang dikenal sebagai
*2ebrakan Sumarlin I+ ini mengakibatkan kontraksi moneter secara drastis.
Selanjutnya dalam $elita / perekonomian Indonesia menunjukkan
perkembangan yang membaik dengan angka pertumbuhan E,GL dalam 4BKK
yang melebihi target rata-rata pertumbuhan EL. %ntuk menjaga kelangsungan
pembangunan selain dari sumber penghasilan minyak, maka dirasakan perlu
digali sumber dana dari dalam negeri dengan meningkatkan ekspor non-
migas. 2una mendukung hal itu, pemerintah mengeluarkan $aket Kebijakan
"eregulasi di Bidang (oneter, Keuangan dan $erbankan pada ;G Aktober
4BKK ($akto 4BKK,. Sebagai kelanjutan dari $akto 4BKK dikeluarkan kebijakan
$aket (aret 4BKB dan $aket .anuari 4BB3 guna mendukung pengendalian
inflasi dan memperkuat struktur perkreditan. Kebebasan yang diberikan oleh
$akto 4BKK telah menyebabkan ekspansi kredit perbankan yang berlebihan
dan kurang selektif. %ntuk menahan situasi tersebut pada (aret 4BB4
pemerintah mengambil langkah $engetatan (oneter II yang dikenal dengan
2ebrakan Sumarlin II. $engetatan moneter pada 4BKG dan 4BB4 mengekang
laju inflasi hingga secara berangsur turun menjadi >,BL pada 4BB;. #etapi
suku bunga deposito naik menjadi rata-rata ;GL per tahun dan menyebabkan
cost of fun! perbankan dalam negeri menjadi mahal, sehingga banyak
pengusaha dalam negeri mencari dana ke luar negeri yang relatif lebih murah.
%ntuk mengatasi beban &ebt 0er"ice Ratio (&0R) akibat meningkatnya
pinjaman komersial tersebut dilakukan pembentukan #im Koordinasi
$engelolaan $injaman Komersial Duar !egeri ($KD!, dengan BI sebagai
koordinator. !amun demikian penerimaan $KD! dapat mempengaruhi
stabilitas moneter sehingga pada ;3 !opember 4BB4 diambil kebijakan dalam
ketentuan $osisi "e)isa !etto, penyempurnaan fasilitas swap dan pemberian
kredit dalam )aluta asing.
$ada 4BBE14BBF kegiatan in)estasi dan konsumsi di Indonesia
semakin marak sehingga menyebabkan kenaikan pertumbuhan pada
beberapa sektor ekonomi (konstruksi dan industri,. $eningkatan itu diikuti
dengan memanasnya suhu perekonomian yang tercermin dalam laju inflasi
yang mencapai K,BL. %ntuk menghadapi hal tersebut, Bank Indonesia
segera mengambil beberapa langkah pengendalian moneter. "i bidang
perkreditan diberlakukan pembatasan pemberian kredit dan pemenuhan
S$B%-K%K bagi bank-bank. Sedangkan di bidang de)isa, digariskan
kebijakan untuk menahan dampak negatif arus modal jangka pendek.
Sementara guna memenuhi meningkatnya permintaan domestik serta
meningkatkan ekspor non migas, pemerintah bersama Bank Indonesia
mengambil langkah-langkah melalui "eregulasi .uni 4BBF yang meliputi
peningkatan efisiensi sektor produksi dan peningkatan ekspor non migas dan
pengamanan dalam pinjaman luar negeri. &khirnya secara umum pada
periode deregulasi ini pinjaman luar negeri sektor sasta terus meningkat.
Sehingga pada .uli 4BBF Bank Indonesia menerbitkan 1an%ee .on!, untuk
menciptakan benchmar%ing yang dapat membantu memperoleh syarat
pinjaman luar negeri yang lebih lunak. "engan langkah tersebut beban
pembayaran dan resiko dari pinjaman dapat dikurangi.
=/ Ke4i3a#an Mone%e Peiode 166= 8 1666
Sejak .uli 4BBG telah terjadi krisis ekonomi moneter yang menggoncang
sendi-sendi ekonomi dan politik nasional. Bagi perbankan, krisis telah
menimbulkan kesulitan likuiditas yang luar biasa akibat hancurnya $asar %ang
antar Bank ($%&B,. Sebagai lender of the last resort BI harus membantu
mempertahankan kestabilan sistem perbankan dan pembayaran untuk
mempertahankan kelangsungan ekonomi nasional. !ilai tukar 6upiah terus
merosot tajam, pemerintah melakukan tindakan pengetatan 6upiah melalui
kenaikan suku bunga yang sangat tinggi dan pengalihan dana B%(!1yayasan
dari bank-bank ke BI (SBI, serta pengetatan anggaran $emerintah. #ernyata
kebijakan tersebut menyebabkan suku bunga pasar uang melambung tinggi dan
likuiditas perbankan menjadi kering yang menimbulkan bank kesulitan likuiditas.
Segera setelah itu masyarakat mengalami kepanikan dan kepercayaan mereka
terhadap perbankan mulai menurun.
(aka terjadi penarikan dana perbankan secara besar-besaran yang
sekali lagi menimbulkan kesulitan likuiditas pada seluruh sistem perbankan.
&kibatnya system pembayaran terancam macet dan kelangsungan ekonomi
nasional tergocang. %ntuk itu pada Aktober 4BBG, pemerintah mengundang I(9
untuk membantu program pemulihan krisis di Indonesia. $ada <4 Aktober 4BBG
disetujui DoI pertama yang merupakan program pemulihan krisis I(9. $emerintah
antara lain menyatakan akan menjamin pembayaran kembali kepada para
deposan. (emasuki 4BBK keadaan ekonomi semakin memburuk, nilai 6upiah
terhadap "ollar tertekan hingga 6p 4F.333 hal tersebut disebabkan pasokan
barang yang menurun dengan tajam karena kegitan produksi berkurang dan jalur
distribusi terganggu karena rusaknya sentra-sentra perdagangan karena
kerusuhan (ei 4BBK. $ada 4E .anuari 4BBK $emerintah mempercepat program
stabilisasi dan reformasi ekonomi dengan DoI kedua. DoI kedua diikuti dengan
DoI ketiga K &pril 4BBK yang mencakup program stabilisasi 6upiah, pembekuan G
bank dan penempatan nya pada B$$! serta penyelsaian hutang sasta dengan
$emerintah sebagai mediator. Kemudian DoI keempat pada ;E .uni 4BBK yang
mencakup re)isi atas target-target ekonomi dan penyediaan .aringan $engaman
Sosial (.$S,.
Selain mengatasi krisis moneter, pemerintah juga juga membantu
menyelesaikan pinjaman luar negeri sektor sasta. "iantaranya pemerintah
membentuk #im $enyelesaian %tang Duar !egeri Sasta (#$%D!S, yang
menghasilkan kesepakatan di 9rankfurt pada > .uni 4BBK tentang penyelesaian
utang luar negeri sasta. (asih dalam upaya yang serupa, pemerintah
membentuk I!"6& (Indonesian 6estructuring &ssets, yang bertugas melindungi
debitur Indonesia dari resiko perubahan nilai tukar pada jumlah hutangnya.
Kemudian pada B September 4BBK pemerintah membentuk $rakarsa .akarta
untuk menyediakan akses bagi perusahaan agar dapat mendaptkan modal baru
guna menggerakkan kembali usahanya. Dangkah tersebut diambil sebagai
bagian dari program restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan.
Kasus BLBI
%ntuk mengatasi pelemahan rupiah, Bank Indonesia kemudian
memperluas rentang inter)ensi kurs jual dan kurs beli rupiah, dari 6p. 4B; (KL,,
menjadi 6p. <3> (4;L,. 2una mengurangi tekanan terhadap rupiah, Bank
Indonesia mulai melakukan pengetatan likuiditas dengan menaikkan suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI, dari FL menjadi 4>L. &kibat kondisi ini bank-
bank umum kemudian meminta bantuan BI sebagai lender of the last resort. Ini
merujuk pada keajiban BI untuk memberikan bantuan kepada bank dalam
situasi darurat. "ana talangan yang dikucurkan oleh BI ini yang dikenal dengan
BDBI.
Sesehat apa pun sebuah bank, apabila uang dari masyarakat ditarik
serentak tentu tidak akan sanggup memenuhinya. $enyimpangan BDBI dimulai
saat BI berikan dispensasi kepada bank-bank umum utk mengikuti kliring, meski
rekening gironya di BI bersaldo debet. "ispensasi diberikan ke semua bank
tanpa melakukan pre-audit utk mengetahui apakah bank itu benar-benar butuh
bantuan likuiditas N sehat. &kibatnya, banyak bank yang tidak mampu
mengembalikan BDBI. Berikut kronologis kebijakan tersebut.
a, 44 .%DI 4BBG- $emerintah 6I memperluas rentang inter)ensi kurs dari
4B; (KL, menjadi <3> (4;L,, melakukan pengetatan likuiditas dan
pembelian surat berharga pasar uang, serta menerapkan kebijakan uang
ketat.
b, 4> &2%S#%S 4BBG- $emerintah melepas sistem kurs mengambang
terkendali (free floating,. (asyarakat panik, lalu berbelanja dolar dlm jumlah
sangat besar. Setelah dana pemerintah ditarik ke BI, tingkat suku bunga N
deposito melonjak drastis krn bank berebut dana rakyat.
c, 4 S'$#'(B'6 4BBG- BI menurunkan suku bunga SBI sebanyak < kali.
Berkembang isu di masyarakat mengenai beberapa bank besar yg
mengalami kalah kliring dan rugi dalam transaksi )alas. Kepercayaan
masyarakat terhadap bank nasional mulai goyah. #erjadi rush kecil-kecilan.
d, < S'$#'(B'6 4BBG- Sidang Kabinet #erbatas Bid. 'konomi, Keuangan
N $embangunan, $roduksi N "istribusi berlangsung di Bina 2raha, dipimpin
langsung Soeharto. 0asilnya- pemerintah akan bantu bank sehat yg alami
kesulitan likuiditas. Bank OsakitO, akan dimerger1likuidasi. Belakangan, kredit
ini disebut bantuan likuiditas Bank Indonesia (BDBI,.
e, 4 !A/'(B'6 4BBG- 4F bank dilikuidasi.
f, ;F "'S'(B'6 4BBG- 2ubernur BI Soedradjad "jiandono melayangkan
surat ke Soeharto, memberitahukan kondisi perbankan nasional yang terus
alami saldo debit akibat tekanan penarikan dana nasabah. Soedradjad usul-
Mmengganti saldo debit dgn Surat Berharga $asar %ang (SB$%, Khusus
g, ;G "'S'(B'6 4BBG- Surat 2ubernur BI dijaab surat nomor 6-
4K<1(.Sesneg14;14BBG, ditandatangani (ensesneg (oerdiono. Isinya,
$residen menyetujui saran direksi BI utk mengganti saldo debit bank dengan
SB$% Khusus agar tidak banyak bank yg tutup dan dinyatakan bangkrut.
h, 43 &$6ID 4BBK- (enkeu diminta untuk mengalihkan tagihan BDBI kepada
B$$! dengan batas aktu pelaksanaan ;; &pril 4BBK.
i, ('I 4BBK- BDBI yg dikucurkan ke ;< bank capai 6p 4F> triliun, dana
penjamin antarbank 6p E> triliun, biaya rekapitalisasi 6p 43< triliun. &dapun
penerima terbesar (hampir dua pertiga dari jumlah keseluruhan, hanya
empat bank. :akni B"!I 6p <G,3<B triliun; B8& 6p ;F,EBF triliun; "anamon
6p ;<,3>F triliun; dan B%! 6p 4;,3FG triliun.
j, > .%!I 4BBK- $emerintah diminta membayar seluruh tagihan kredit
perdagangan (D18, bank-bank dalam negeri oleh Kesepakatan 9rankfurt. Ini
merupakan prasyarat agar D18 yang diterbitkan oleh bank dalam negeri bisa
diterima dunia internasional. $emerintah terpaksa memakai dana BDBI
senilai %S7 4,; miliar (sekitar 6p 4K triliun pada kurs 6p 4> ribu aktu itu,.
$ada tanggal ;4 &gustus 4BBK, pemerintah memberikan tenggat
pelunasan BDBI dalam tempo sebulan dengan ancaman pidana jika tidak
dilaksanakan. !amun, aktu tenggat berlalu begitu saja tanpa adanya
pelunasan, bahkan sanksi pun tak dijatuhkan. 0ingga saat ini kasus ini belum
terselesaikan.
)/ Ke4i3a#an Mone%e 5ada Tahun 16668"..7
$erkembangan ekonomi Indonesia pada periode ini mulai membaik,
karena banyak faktor positif yang mulai berpengaruh. 9aktor-faktor tersebut
meliputi- perkembangan ekonomi internasional yang cukup baik, perkembagan
sosial politik dalam negeri, terutama pada periode $residen (egaati, yang
cukup kondusif serta situasi moneter yang cukup stabil. (embaiknya
perekonomian Indonesia sejak 4BBB tidak terlepas dari kebijakan umum
$emerintah dan juga kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia.
Kebijakan moneter yang ditempuh pada periode reformasi ini adalah
kebijakan yang ketat untuk menyerap kelebihan likuiditas agar tidak menahan
tekanan terhadap inflasi dan nilai tukar rupiah. Kebijakan tersebut dilakukan
melalui A$#, inter)ensi 6upiah di pasar uang 6upiah dan Sterilisasi di pasar
)aluta asing. Sesuai %% !o. ;<14BBB Bank Indonesia diajibkan menetapkan
target inflasi yang akan dicapai sebagai landasan bagi perencanaan dan
pengendalian sasaran moneter. #api hanya terbatas pada inflasi yang dapat
dipengaruhi oleh kebijakan moneter yang disebut sebagai Inti Inflasi atau Core
Inflation. %% !o. ;>1;333 tentang lalu lintas de)isa dan nilai tukar telah
menetapkan sistem de)isa bebas. BI mengatur pemantauan dan pelaporan
kegiatan lalu lintas de)isa yang dilakukan oleh bank dan DKBB. Ketetapan
tersebut berlaku mulai ;K &pril ;333 bagi bank dan DKBB serta ;K (aret ;33;
bagi perusahaan bukan lembaga keuangan.
$ada periode ini pemerintah berhasil menjadalkan kembali utang luar negeri
dan mengakhiri kerjasama dengan I(9. %ntuk mengurangi beban pembayaran
utang luar negeri berdasarkan pertemuan $aris 8lub II, 4< &pril ;333 telah
disetujui penjadalan kembali utang luar negeri Indonesia. Sedangkan
kerjasama dengan I(9 dalam rangka pelaksanaan program rehabilitasi dan
reformasi akan berakhir pada akhir ;33<. 0ingga saat itu posisi pinjaman
Indonesia kepada I(9 pada akhir ;33; menjadi %S" K,B (iliar. Sehubungan
dengan akan berakhirnya kerjasama dengan I(9 pada ;; &pril ;33; pemerintah
membentuk #im Kajian Strategis $asca Kerjasama dengan I(9 yang
memberikan empat opsi kepada pemerintah. "ari keempat opsi yang diajukan
oleh tim, pemerintah menyetujui opsi kedua, yaitu Post Program Monitoring
($$(, dengan I(9.
B/ Pela#sanaan Ke4i3a#an Mone%e di Indonesia
Sebagai pelaksana kebijakan moneter, Bank Indonesia memiliki tujuan untuk
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. #ujuan ini sebagaimana
tercantum dalam %% !o. < tahun ;33> pasal G tentang Bank Indonesia.
0al yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah
kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi.
%ntuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun ;33E Bank Indonesia menerapkan
kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan
moneter (Inflation argeting 'ramewor%, dengan menganut sistem nilai tukar
yang mengambang (free floating,. $eran kestabilan nilai tukar sangat penting
dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Aleh karenanya, Bank
Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi )olatilitas
nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada le)el
tertentu.
"alam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki keenangan untuk
melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter
(seperti uang beredar atau suku bunga, dengan tujuan utama menjaga sasaran
laju inflasi yang ditetapkan oleh $emerintah. Secara operasional,
pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-
instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun
)aluta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan ajib minimum,
dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat
melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan $rinsip Syariah.
1/ Kean$#a Ke4i3a#an Mone%e di Indonesia
"alam melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia menganut sebuah
kerangka kerja yang dinamakan Inflation argeting 'ramewor% (I#9,. Kerangka
kerja ini diterapkan secara formal sejak .uli ;33E, setelah sebelumnya
menggunakan kebijakan moneter yang menerapkan uang primer (base
money) sebagai sasaran kebijakan moneter.
"engan kerangka ini, Bank Indonesia secara eksplisit mengumumkan sasaran
inflasi kepada publik dan kebijakan moneter diarahkan untuk mencapai sasaran
inflasi yang ditetapkan oleh $emerintah tersebut. %ntuk mencapai sasaran
inflasi, kebijakan moneter dilakukan secara forwar! loo%ing, artinya
perubahan stance kebijakan moneter dilakukan melaui e)aluasi apakah
perkembangan inflasi ke depan masih sesuai dengan sasaran inflasi yang telah
dicanangkan. "alam kerangka kerja ini, kebijakan moneter juga ditandai oleh
transparansi dan akuntabilitas kebijakan kepada publik. Secara
operasional, stance kebijakan moneter dicerminkan oleh penetapan suku bunga
kebijakan (BI 6ate, yang diharapkan akan memengaruhi suku bunga pasar uang
dan suku bunga deposito dan suku bunga kredit perbankan. $erubahan suku
bunga ini pada akhirnya akan memengaruhioutput dan inflasi.
"engan telah dilepaskannya sistem nilai tukar dengan band inter)ensi nilai
tukar (crawling ban!, di tahun 4BBG, Bank Indonesia memerlukan jangkar
nominal (nominal anchor, baru dalam rangka menjalankan kebijakan moneter.
.angkar nominal adalah )ariabel nominal (seperti indeks harga, nilai tukar, atau
uang beredar, yang ditargetkan secara eksplisit oleh bank sentral sebagai
dasar1patokan bagi pembentukan harga lainnya. (isalnya kalau nilai tukar
dijadikan target, maka inflasi luar negeri akan menjadi inflasi domestik.
(engapa kebijakan moneter memerlukan jangkar nominalP Karena tanpa
adanya jangkar nominal, tidak ada kejelasan kemana kebijakan moneter akan
diarahkan sehingga masyarakat tidak memiliki pedoman dalam membuat
ekspektasi inflasi. Ibarat kapal yang mengapung di lautan tanpa kejelasan
kearah mana kapal dilabuhkan. Sebaliknya, dengan adanya jangkar nominal
masyarakat akan membuat ekspektasi inflasi yang diperlukan dalam kalkulasi
usahanya sesuai dengan jangkar nominal tersebut. "engan mengumumkan
sasaran inflasi dan Bank Indonesia secara konsisten dapat mencapainya akan
meningkatkan kredibilitas kebijaan moneter yang pada gilirannya ekspektasi
inflasi masyarakat sesuai dengan sasaran yang ditetapkan BI.
&da sejumlah alasan mengapa menggunakan jangkar nominal dengan I#9.
I#9 lebih mudah dipahami oleh masyarakat. "engan sasaran inflasi
secara eksplisit masyarakat akan memahami arah inflasi. Sebaliknya
dengan sasaran base money, apalagi jika hubungannya dengan inflasi tidak
jelas, masyarakat lebih sulit mengetahui arah inflasi kedepan.
I#9 yang memfokuskan pada inflasi sebagai prioritas kebijakan moneter
sesuai dengan mandat yang diberikan kepada Bank Indonesia.
I#9 bersifat forwar! loo%ing sesuai dengan dampak kebijakan pada
inflasi yang memerlukan time lag.
I#9 meningkatkan trasparansi dan akuntabilitas kebijakan moneter
mendorong kredibilitas kebijakan moneter. &spek transparansi dan
akuntabilitas serta kejelasan akan tujuan ini merupakan aspek-aspek goo!
go"ernancedari sebuah bank yang telah diberikan independensi.
I#9 tidak memerlukan asumsi kestabilan hubungan antara uang
beredar, output dan inflasi. Sebaliknya, I#9 merupakan pendekatan yang
lebih komprehensif dengan mempertimbangkan sejumlah )ariabel informasi
tentang kondisi perekonomian.
"alam kerangka I#9, Bank Indonesia mengumumkan sasaran inflasi ke
depan pada periode tertentu. Setiap periode Bank Indonesia menge)aluasi
apakah proyeksi inflasi ke depan masih sesuai dengan sasaran yang
ditetapkan. $royeksi ini dilakukan dengan sejumlah model dan sejumlah
informasi yang dapat menggambarkan kondisi inflasi ke depan. .ika proyeksi
inflasi sudah tidak kompatibel dengan sasaran, Bank Indonesia melakukan
respon dengan menggunakan instrumen yang dimiliki. (isalnya jika proyeksi
inflasi telah melampaui sasaran, maka Bank Indonesia akan cenderung
melakukan pengetatan moneter. Secara reguler, Bank Indonesia menjelaskan
kepada publik mengenai asesmen terhadap kondisi inflasi danoutloo% ke depan
serta keputusan yang diambil. .ika sasaran inflasi tidak tercapai maka
diperlukan penjelasan kepada publik dan langkah-langkah yang akan diambil
untuk mengembalikan inflasi sesuai dengan sasarannya.
"/ Tans>isi Ke4i3a#an Mone%e di Indonesia
#ujuan akhir kebijakan moneter adalah menjaga dan memelihara kestabilan
nilai rupiah yang salah satunya tercermin dari tingkat inflasi yang rendah dan
stabil. %ntuk mencapai tujuan itu Bank Indonesia menetapkan suku bunga
kebijakan BI 6ate sebagai instrumen kebijakan utama untuk mempengaruhi
akti)itas kegiatan perekonomian dengan tujuan akhir pencapaian inflasi. !amun
jalur atau transmisi dari keputusan BI rate sampai dengan pencapaian sasaran
inflasi tersebut sangat kompleks dan memerlukan aktu (time lag,.
(ekanisme bekerjanya perubahan BI 6ate sampai mempengaruhi inflasi
tersebut sering disebut sebagai mekanisme transmisi kebijakan moneter.
(ekanisme ini menggambarkan tindakan Bank Indonesia melalui perubahan-
perubahan instrumen moneter dan target operasionalnya mempengaruhi
berbagai )ariable ekonomi dan keuangan sebelum akhirnya berpengaruh ke
tujuan akhir inflasi. (ekanisme tersebut terjadi melalui interaksi antara Bank
Sentral, perbankan dan sektor keuangan, serta sektor riil. $erubahan BI 6ate
mempengaruhi inflasi melalui berbagai jalur, diantaranya jalur suku bunga, jalur
kredit, jalur nilai tukar, jalur harga aset, dan jalur ekspektasi.
$ada jalur suku bunga, perubahan BI 6ate mempengaruhi suku bunga
deposito dan suku bunga kredit perbankan. &pabila perekonomian sedang
mengalami kelesuan, Bank Indonesia dapat menggunakan kebijakan moneter
yang ekspansif melalui penurunan suku bunga untuk mendorong aktifitas
ekonomi. $enurunan suku bunga BI 6ate menurunkan suku bunga kredit
sehingga permintaan akan kredit dari perusahaan dan rumah tangga akan
meningkat. $enurunan suku bunga kredit juga akan menurunkan biaya modal
perusahaan untuk melakukan in)estasi. Ini semua akan meningkatkan aktifitas
konsumsi dan in)estasi sehingga aktifitas perekonomian semakin
bergairah. Sebaliknya, apabila tekanan inflasi mengalami kenaikan, Bank
Indonesia merespon dengan menaikkan suku bunga BI 6ate untuk mengerem
aktifitas perekonomian yang terlalu cepat sehingga mengurangi tekanan
inflasi.
$erubahan suku bunga BI 6ate juga dapat mempengaruhi nilai tukar.
(ekanisme ini sering disebut jalur nilai tukar. Kenaikan BI 6ate, sebagai
contoh, akan mendorong kenaikan selisih antara suku bunga di Indonesia
dengan suku bunga luar negeri. "engan melebarnya selisih suku bunga
tersebut mendorong in)estor asing untuk menanamkan modal ke dalam
instrument-instrumen keuangan di Indonesia seperti SBI karena mereka akan
mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi. &liran modal masuk
asing ini pada gilirannya akan mendorong apresiasi nilai tukar 6upiah. &presiasi
6upiah mengakibatkan harga barang impor lebih murah dan barang ekspor kita
di luar negeri menjadi lebih mahal atau kurang kompetitif sehingga akan
mendorong impor dan mengurangi ekspor. #urunnya net ekspor ini akan
berdampak pada menurunnya pertumbuhan ekonomi dan kegiatan
perekonomian.
$erubahan suku bunga BI 6ate mempengaruhi perekonomian makro melalui
perubahan harga aset. Kenaikan suku bunga akan menurunkan harga aset
seperti saham dan obligasi sehingga mengurangi kekayaan indi)idu dan
perusahaan yang pada gilirannya mengurangi kemampuan mereka untuk
melakukan kegiatan ekonomi seperti konsumsi dan in)estasi.
"ampak perubahan suku bunga kepada kegiatan ekonomi juga
mempengaruhi ekspektasi publik akan inflasi (jalur ekspektasi,. $enurunan
suku bunga yang diperkirakan akan mendorong aktifitas ekonomi dan pada
akhirnya inflasi mendorong pekerja untuk mengantisipasi kenaikan inflasi
dengan meminta upah yang lebih tinggi. %pah ini pada akhirnya akan
dibebankan oleh produsen kepada konsumen melalui kenaikan harga.
(ekanisme transmisi kebijakan moneter ini bekerja memerlukan aktu (time
lag,. ime lag masing-masing jalur bisa berbeda dengan yang lain. .alur nilai
tukar biasanya bekerja lebih cepat karena dampak perubahan suku bunga
kepada nilai tukar bekerja sangat cepat. Kondisi sektor keuangan dan
perbankan juga sangat berpengaruh pada kecepatan tarnsmisi kebijakan
moneter. &pabila perbankan melihat risiko perekonomian cukup tinggi, respon
perbankan terhadap penurunan suku bunga BI rate biasanya sangat lambat.
.uga, apabila perbankan sedang melakukan konsolidasi untuk memperbaiki
permodalan, penurunan suku bunga kredit dan meningkatnya permintaan kredit
belum tentu direspon dengan menaikkan penyaluran kredit. "i sisi permintaan,
penurunan suku bunga kredit perbankan juga belum tentu direspon oleh
meningkatnya permintaan kredit dari masyarakat apabila prospek
perekonomian sedang lesu. Kesimpulannya, kondisi sektor keuangan,
perbankan, dan kondisi sektor riil sangat berperan dalam menentukan efektif
atau tidaknya proses transmisi kebijakan moneter.
&/ O5easi Mone%e
"alam rangka mencapai sasaran akhir kebijakan moneter, Bank Indonesia
menerapkan kerangka kebijakan moneter melalui pengendalian suku bunga
(target suku bunga,. Stance kebijakan moneter dicerminkan oleh penetapan
suku bunga kebijakan (BI 6ate,. "alam tataran operasional, BI 6ate tercermin
dari suku bunga pasar uang jangka pendek yang merupakan sasaran
operasional kebijakan moneter. Sejak B .uni ;33K, BI menggunakan suku
bunga $asar %ang &ntara Bank ($%&B, o)ernight sebagai sasaran operasional
kebijakan moneter. $%&B atau $asar %ang &ntar Bank adalah kegiatan pinjam
meminjam dana antara satu Bank dengan Bank Dainnya.
&gar pergerakan suku bunga $%&B tidak terlalu melebar dari anchor-nya (BI
6ate,, Bank Indonesia selalu berusaha untuk menjaga dan memenuhi
kebutuhan likuiditas perbankan secara seimbang sehingga terbentuk suku
bunga yang ajar dan stabil melalui pelaksanaan operasi moneter (A(,.
Aperasi (oneter adalah pelaksanaan kebijakan moneter oleh Bank
Indonesia dalam rangka pengendalian moneter melalui Aperasi $asar #erbuka
dan Standing 9acilities. Aperasi $asar #erbuka yang selanjutnya disebut A$#
merupakan kegiatan transaksi di pasar uang yang dilakukan atas inisiatif Bank
Indonesia dalam rangka mengurangi (smoothing, )olatilitas suku bunga $%&B
o1n. Sementara instrumen Standing 9acilities merupakan penyediaan dana
rupiah (lending facility, dari Bank Indonesia kepada Bank dan penempatan
dana rupiah (deposit facility, oleh Bank di Bank Indonesia dalam rangka
membentuk koridor suku bunga di $%&B. $P dilakukan atas inisiatif Bank
Indonesia, sementara 0tan!ing 'acilities dilakukan atas inisiatif bank.
a/ Ins%u>en O5easi Mone%e
1) O5easi Pasa Te4u#a
Kegiatan Aperasi $asar #erbuka (A$#, meliputi-
a, &bsorpsi Dikuiditas-
$enerbitan SBI
#erm "eposit
6e)erse 6epo
$enerbitan SBIS
b, Injeksi Dikuiditas-
#ransaksi 6epo
erikut ini adalah tabel jenis instrumen A$# dan dampaknya terhadap likuiditas
serta karakteristiknya -
Keterangan-
- /6# (/ariable 6ate #ender,
- 96# (9i@ed 6ate #ender,
- 9Q (foreign e@change,
- SBI (Sertifikat Bank Indonesia,
- SBIS (Sertifikat Bank Indonesia Syariah,
- S%! (Surat %tang !egara,
") S%andin$ ?a:ili%ies
Standing facilities meliputi-
$enyediaan dana rupiah (len!ing facility,
"ilakukan dengan mekanisme repurchase agreement (repo, surat
berharg
$enempatan dana rupiah oleh bank di Bank Indonesia (deposit facility,
"ilakukan dengan menempatkan dana rupiah oleh bank secara berjangka
di Bank Indonesia
Berikut adalah tabel jenis instrumen standing facilities dan dampaknya
terhadap likuiditas serta karakteristiknya-
Keterangan - 9&SBIS (9asilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah,
&) Ke$ia%an O5easi Mone%e Syaiah @OMS)
Aperasi (oneter Syariah adalah pelaksanaan kebijakan moneter oleh Bank
Indonesia dalam rangka pengendalian moneter melalui kegiatan operasi pasar
terbuka dan penyediaan standing facilities berdasarkan prinsip syariah. #ujuan
dari Aperasi (oneter Syariah adalah-
mencapai target operasional pengendalian operasi moneter syariah d.r.
mendukung pencapaian akhir kebijakan moneter BI;
target operasional berupa kecukupan likuiditas perbankan syariah atau
)ariabel lain yang ditetapkan BI.
Kegiatan Aperasi (oneter Syariah (A(S, dilakukan dalam bentuk antara lain-
A$# Syariah; dan
Standing 9acilities Syariah.
Sesuai dengan $asal ;F %% $erbankan Syariah !o.;4 #ahun ;33K dan $BI
tentang A(S $asal > !o.431<F1$BI1;33K, kegiatan-kegiatan tersebut harus
memenuhi prinsip syariah yang dinyatakan dalam bentuk pemberian fata
dan1atau opini syariah oleh otoritas fata ((%I - "S!, yang berenang.
4/ Poye#si Li#uidi%as
%ntuk menentukan berapa jumlah likuiditas yang harus diserap (absorpsi,
maupun disediakan (injeksi, dalam rangka menjaga keseimbangan supply dan
demand, Bank Indonesia melakukan estimasi kebutuhan likuiditas perbankan
sehingga dapat ditetapkan target operasi moneter setiap harinya. 'stimasi
likuiditas perbankan dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor otonom
(autonomous factor, seperti operasi keuangan $emerintah dan mutasi uang
kartal.
'fekti)itas operasi moneter berbasis suku bunga tidak terlepas dari adanya
informasi yang handal dan sama kepada seluruh pelaku pasar, sehingga tercipta
persepsi yang sama untuk mencapai tujuannya, yaitu terbentuknya suku bunga
yang ajar. Aleh karena itu, sejak Aktober ;33K Bank Indonesia mulai
mengumumkan kondisi likuiditas perbankan kepada pelaku pasar dan
masyarakat sebanyak dua kali setiap harinya melalui ebsite Bank Indonesia, BI-
SSSS dan sarana lainnya. "engan adanya informasi mengenai kondisi likuiditas,
diharapkan dapat membantu treasury bank dalam mengelola kebutuhan
likuiditasnya dan meningkatkan efektifitas pelaksanaan Aperasi (oneter.
$engumuman proyeksi likuiditas meliputi ; (dua, materi utama yaitu-
1) Poye#si To%al Li#uidi%as Tesedia
$royeksi #otal Dikuiditas adalah perkiraan ketersediaan likuiditas rupiah di
pasar dan merupakan hasil proyeksi dari net perubahan faktor otonomus yang
berperan dalam menambah1mengurangi ketersediaan likuiditas rupiah.
Ketersediaan likuiditas rupiah antara lain dipengaruhi oleh net aliran
masuk1keluar uang kartal dari1ke sistem perbankan dan mutasi rekening
pemerintah di Bank Indonesia, net instrumen Aperasi (oneter jatuh aktu,
dan net perubahan saldo giro perbankan di Bank Indonesia.
") Poye#si EA:ess Rese<e
$royeksi '@cess 6eser)e adalah perkiraan selisih antara saldo giro
perbankan di Bank Indonesia dengan keajiban pemeliharaan 2iro ?ajib
(inimum (2?(,.
BAB I*
PEN+T+P
$erkembangan dunia moneter Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sejarah
bangsa Indonesia sendiri.%ang, selain sebagai alat tukar dan alat pembayaran,
juga menjadi simbol kedaulatan !egara Indonesia.$ada masa aal
kemerdekaan, uang yang beredar secara !e ,ure adalah jumlah uang yang
beredar pada saat itu ditambah dengan uang yang dicetak pemerintah Indonesia.
0al ini menyebabkan terjadinya excess !eman! pada permintaan agregat
dengan tingkat penaaran yang tetap sehingga menyebabkan pada saat itu
perekonomian Indonesia mengalami inflasi yang tinggi.
$erubahan penaaran dan permintaan agregat berpengaruh terhadap
)olatilitas nilai tukar rupiah. Bank Indonesia, dalam hal ini adalah otoritas
moneter Indonesia, menganutfree floating dan kerangka kerja inflation targeting
framewor% yang mana tidak menargetkan atau menyatakan nilai tukar tertentu
antara rupiah dengan mata uang lain, namun menjadikan tingkat inflasi sebagai
target sehingga stabilitas nilai tukar rupiah dapat terjaga. 0al ini merupakan
tujuan tunggal Bank Indonesia sebagaimana yang dinyatakan dalam profilnya
sehingga Bank Indonesia dapat memfokuskan diri dalam mencapai target
tersebut karena dalam prakteknya seringkali antarkebijakan moneter berdampak
kontradiktif dengan target yang ingin dicapai dari masing-masing kebijakan.
"alam menjalankan fungsinya, Bank Indonesia tidak dapat bekerja
sendiri.(eskipun %ndang-%ndang $okok Bank Indonesia mengamanatkan
indepedensi Bank Indonesia, namun dalam menjalankan tugasnya Bank
Indonesia masih tergantung dengan pemerintah Indonesia.Indepedensi di dalam
interdependensi diperlukan dalam perumusan kebijakan moneter Bank Indonesia
berkaitan dengan target-target yang ingin dicapai pemerintah Indonesia, seperti
dalam hal pertumbuhan ekonomi.
Koordinasi yang baik antara Bank Indonesia dengan pemerintah dalam
meramu kebijakan ekonomi perlu ditingkatkan.$emerintah sebagai penggerak
roda pemerintahan mengarahkan dan menetapkan target-target terkait dengan
kebijakan fiskal dan belanja pemerintah. Bank Indonesia sebagai pemegang
otoritas moneter menjaga nilai tukar dan neraca transaksi berjalan untuk
menjamin kelancaran sistem pembayaran dan likuiditas perbankan. "engan
demikian, target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan diharapkan dapat
tercapai.
DA?TAR RE?ERENSI
.bi.go.id (diakses pada tanggal E !o)ember ;34<, pukul 4E.<K,
.bi.go.id1!61rdonlyres189GB'F94-<GF'->E'E-&"8"-
4GBB"EBEKGB31KFF1Sejarah(oneter$eriode4BEB4BFF.pdf
http-11erinnomic.blogspot.com1;34313K1tinjauan-sejarah-sistem-moneter.html
(diakses pada tanggal E !o)ember ;34<, pukul 4>.33,
http-11fakta-sejarah.blogspot.com1;33B13;1moneter-indonesia.html (diakses pada
tanggal E !o)ember ;34<, pukul 4>.33,
http-11lontar.ui.ac.id1filePfile5digital14;F44B-EFE3-$engaruhL;3konsentrasi-
&nalisis.pdf (diakses pada tanggal E !o)ember ;34<, pukul 4>.33,
http-11perpustakaan.depkeu.go.id (diakses pada tanggal E !o)ember ;34<, pukul
4>.33,

Anda mungkin juga menyukai