KELOMPOK 3
Nama :
Universitas Udayana
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmatNya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
tepat pada waktunya.
Kami berharap semoga paper ini bisa menambah pengetahuan pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa paper ini jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya paper selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3. Tujuan............................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1. Tahap - Tahap Pertumbuhan Ekonomi......................................................3
2.2. Pendekatan Struktural..................................................................................8
2.3. Pendekatan Pembangunan Berimbang.......................................................9
2.4. Pendekatan Pembangunan Tak Berimbang.............................................11
BAB III........................................................................................................................14
PENUTUP...................................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pemabahasan ekonomi pembangunan pada dasarnya tidak lepas dari kaidah –
kaidah ekonomi baik secara mikro maupun makro.Pembahasan ilmu ekonomi
selalu berkaitan terutama dengan efisiensi dan alokasi sumber – sumber produktif
yang langkah (scarsity ) dengan pertumbuhan yang optimal dari sumber – sumber
itu untuk menghasilkan barng – barang dan jasa yang lebih besar.Sedangkan
ekonomi pembangunan ruang lingkup(scope ) yang lebih luas dan kompleks.
1.3. Tujuan
1. Mengatahui bagaimana tahap-tahap pertumbuhan ekonomi.
2. Mengetahui apa itu pendekatan struktural.
3. Mengetahui apa itu pendekatan pembangunan.
4. Mengetahui apa itu pendekatan tidak berimbang.
2
BAB II
PEMBAHASAN
12
bahan mentah lainnya. Struktur kemasyarakatan dalam sistem masyarakat seperti
ini sifatnya berjenjang. Kemampuan penguasaan sumber daya yang ada sangat
dipengaruhi oleh hubungan darah dalam keluarga.
Tahap kedua dari proses pertumbuhan Rostow ini pada dasarnya merupakan
proses transisi dari masyarakat agraris menuju masyarakat industri. Sektor
industri mulai berkembang di samping sektor pertanian yang masih memegang
peranan penting dalam perekonomian. Tahap kedua ini merupakan tahap yang
menentukan bagi persiapan menuju tahap-tahap pembangunan berikutnya, yaitu
tahap tinggal landas. Sebagai tahapan yang berfungsi mempersiapkan dan
memenuhi prasyarat pertumbuhan swadaya, diperlukan adanya semangat baru
dari masyarakat. Menurut pengamatan Rostow, negara-negara di Eropa
mengalami tahap kedua ini kira-kira pada abad ke 15 sampai ke-16. Pada saat itu
terjadi perubahan radikal dalam masyarakat Eropa dengan munculnya semangat
Renaissance. Semangat ini telah membalikkan semua tata nilai masyarakat Eropa
saat itu yang cenderung statis menjadi sangat dinamis. Perubahan paradigma
berpikir nampaknya merupakan istilah yang lebih tepat untuk menilai fenomena
itu.
12
c. Tahap Tinggal Landas
1) Kenaikan laju investasi produktif antara 5-10 persen dari pendapatan nasional.
2) Perkembangan salah satu atau beberapa sektor manufaktur penting dengan laju
pertumbuhan tinggi.
Prasyarat pertama dan kedua sangat berkaitan erat satu sama lain. Kenaikan laju
investasi produktif antara 5-10 persen dari GNP pada akhirnya akan
menyebabkan pertumbuhan yang tinggi pada sektor-sektor dalam perekonomian,
khususnya sektor manufaktur. Sektor manufaktur diharapkan memiliki tingkat
pertumbuhan tertinggi karena sektor tersebut merupakan indikator bagi
perkembangan industrialisasi yang dilakukan. Di samping itu, sektor manufaktur
adalah sektor yang memiliki keterkaitan terbesar dengan sektor-sektor lain,
sehingga sektor-sektor lain ini pun akan dapat berkembang pesat pula. Pada
akhirnya pertumbuhan yang tinggi pada semua sektor ini akan berakibat pada
perkembangan GNP yang lebih tinggi dari kondisi semula.
Prasyarat ketiga merupakan kondisi yang harus dipenuhi agar prasyarat pertama
dan kedua dapat terpenuhi dengan baik. Prasyarat ketiga merupakan iklim yang
memungkinkan terpenuhinya prasyarat pertama dan kedua. Apabila prasyarat
ketiga tidak terpenuhi maka praktis prasyarat pertama dan kedua tidak akan
terpenuhi. Prasyarat ketiga ini memperlihatkan akan kesadaran Rostow bahwa
12
perbuatan perekonomian pada dasarnya merupakan konsekuensi dari perubahan
motif dan inspirasi nonekonomi dari seluruh lapisan masyarakat. Artinya
perubahan ekonomi dalam skala besar tidak akan terjadi selama tidak ada iklim
kondusif yang memungkinkan perubahan tersebut. Iklim kondusif tersebut adalah
perubahan faktor-faktor nonekonomi dari masyarakat yang sejalan dengan proses
pertumbuhan ekonomi yang terjadi.
Tahap ini ditandai dengan penerapan secara efektif teknologi modern terhadap
sumber daya yang dimiliki. Tahapan ini merupakan tahapan jangka panjang di
mana produksi dilakukan secara swadaya. Tahapan ini juga ditandai dengan
munculnya beberapa sektor penting yang baru. Pada saat negara berada pada
tahap kedewasaan teknologi, terdapat tiga perubahan penting yang terjadi, yaitu:
1) tenaga kerja berubah dari tidak terdidik menjadi terdidik.
2) perubahan watak pengusaha dari pekerja keras dan kasar berubah menjadi
manajer efisien yang halus dan sopan.
Tahap konsumsi massa tinggi merupakan akhir dari tahapan pembangunan yang
dikemukakan oleh Rostow. Pada tahap ini akan ditandai dengan terjadinya
migrasi besar-besaran dari masyarakat pusat perkotaan ke pinggiran kota, akibat
pembangunan pusat kota sebagai sentral bagi tempat bekerja. Penggunaan alat
transportasi pribadi maupun yang bersifat transportasi umum seperti halnya kereta
api merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan. Pada fase ini terjadi perubahan
orientasi dari pendekatan penawaran (supply side) menuju pendekatan permintaan
(demand side) dalam sistem produksi yang dianut. Sementara itu terjadi pula
pergeseran perilaku ekonomi yang semula lebih banyak menitikberatkan pada sisi
produksi, kini beralih ke sisi konsumsi. Orang mulai berpikir bahwa kesejahteraan
12
bukanlah permasalahan sebanyak mungkin individu, namun lebih dari itu mereka
memandang kesejahteraan dalam cakupan yang lebih luas, yaitu kesejahteraan
masyarakat bersama dalam arti luas.
Terlepas dari permasalahan di atas terdapat tiga kekuatan utama yang cenderung
meningkatkan kesejahteraan dalam tahap konsumsi besarbesaran ini, yaitu:
12
bidang pengangkutan khususnya perkeretaapian, merupakan salah satu faktor penting
dalam tahap tinggal landas, seperti kata Rostow sendiri.
12
untuk mengawal perkembangan ekonomi ke arah kondisi keseimbangan, yang
ditandai dengan bekerjanya sistem pasar dan mekanisme harga.
1) aliran dengan strategi yang bertolak dari pasokan tenaga kerja tidak terbatas.
12
economyyang mendorong sektor lain. Adapun syarat untuk terjadinya
perkembangan semacam itu adalah bahwa investasi tersebut harus bersumber pada
negara berkembang sendiri sehingga terjadi efek multiplier di dalam negeri.
a) Peningkatan biaya
c) Saling bersaing
e) Sifat pasrah
f) Disproposi factor
g) Keterbelakangan sumber
12
k) Tidak mempertimbangkan perencanaan
l) Tidak ada penundaan kegiatan ekonomi sementara waktu karna bersifat statis
1. mencegah investasi convergent yang ambil ekonomi eksternal lebih banyak dari
yang diciptakannya
12
Hirschman anjurkan pendirian industri tahap akhir dahulu,dalam indsutri,negara
yang sedang berkembang tak perlu usahakan semua tahap produksi secara serentak
tapi dapat impor pabrik converting,assembling,dan mixing bagi sentuhan terakhir
produk yang hampir jadi.
Keterbatasan :
1. Kurang perhatian pada komposisi, arah dan saat pertumbuhan tidak
berimbang,Paul streeten kritik teori ini bahwa permasalahan pokonya bukan
takkeseimbangan perlu ciptakan atau tidak.
2. Abaikan perlawanan,Hirchsman abaikan reaksi lembaga-lembaga di negara
terbelakang
3. Diluar kemampuan negara terbelakang,kritik terhadap teori Nurkse juga
berlaku pada teorinya sendiri bahwa investasi ciptakan ketidakseimbangan
dengan demikian ciptakakn tekanan dan tegangan pada proses pertumbuhan
dapat diatasi melalui mekanisme perangsangan
4. Kekurangan fasilitas dasar,seperti dapatkan tenaga teknis,bahan mentah,dan
fasislitas dasar sperti tenaga dan pengangkutan.
5. Kekurangan mobilitas faktor,dinegara belakang sulit pindahkan sumber dari
satu sektor ke sektor lain
6. Timbulnya tekanan inflasi,jikas investasi dalam dosis besar dalam
perekonomian di bidang strategis pendapatan akan naik, cendrung tingkatkan
permintaan akan barang konsumen relatif pada penwarannya.
7. Dampak kaitan tidak didasarkan data,dampak kaitan lemah karna tidak
didasarkan data di negara terbelakang dimana fasilitas overhead sosial tak
dibangun selama satu generasi atau lebih
8. Terlalu banyak penekanan pada keputusan investasi,pengambilan keputusan
merupakan faktor penting dalam pembangunan ekonomi tapi negara
terbelakang tidak hanya perlukan keputusan investasi tapi juga keputusan
administratif.
12
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
12