DIBANK SYARIAH
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV
4. Rani 105741101720
5. Abd.Wahid AR 105741100820
TAHUN 2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat
dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami susun untuk melengkapi tugas kelompok mata pelajaran kuliah
Pembiayaan Syariah. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan
dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi
bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.
Kelompok IV
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL .................................................................................................... i
A. Kesimpulan ................................................................................... 11
B. B. Saran ......................................................................................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Salah satunya yaitu
dalam bentuk pembiayaan. Di dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai kebijakan dan
teknik pembiayaan di Bank Syariah, meliputi ketentuan kebijakan pembiayaan di Bank
Syariah, penyusunan rencana pembiayaan, kelayakan pemberian pembiayaan, proses
administrasi pembiayaan, pengamanan pembiayaan dan jenis-jenis rambu-rambu kesehatan
Bank Syariah.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MAKALAH
1
BAB II
PEMBAHASAN
a. Modal kerja
b. Investasi
c. Konsumtif
b. Pembiayaan komersiil
➢ Sektoral, meliputi :
a. Pertanian
b. Pertambangan
c. Perindustrian
2
e. Konstruksi
f. Perdagangan
g. Pengangkutan
i. Jasa sosial
a. Pembiayaan mudharabah
b. Pembiayaan musyarakah
c. Murabahab
d. Salam
e. Istishna
f. Ijarah
Dalam realisasi suatu pembiayaan secara inherent terdapat risiko yang melekat, yakni
pembiayaan bermasalah hingga kondisi terburuknya menjadi macet. Guna menghindari risiko
demikian, kiranya dalam setiap pengambilan keputusan suatu permohonan pembiayaan, baik
di Kantor Pusat maupun Kantor-kantor Cabang/Cabang Pembantu, dapat dihasilkan
keputusan yang “Obyektif”. Keputusan hanya dapat diperoleh jika prosesnya melibatkan
suatu tim pemutus (Komite Pembiayaan), berapapun besar plafon/limit pembiayaan yang
dinilai/diputus.
Sebagai kegiatan pokok suatu bank yaitu di satu pihak mengumpulkan dan
kemudian menyalurkan dana tersebut dalam bentuk pembiayaan. Oleh karena itu
3
kemampuan bank dalam menyalurkan pembiayaanke masyarakat akan sangat
tergantung dari sumber-sumber dana yang dapat dikuasainya.
Secara skematis sumber dana dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Ekstern Intern
Sektor Jaminan
Kreditur Umum
Dll
4
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pembiayaan
berdasarkan pendekatan pasar adalah :
Pola pikir yang dipakai pada pendekatan ini adalah berangkat dari pengertian anggaran ini
sendiri, yaitu suatu rencana kerja yang dimanifestasikan dalam bentuk kesatuan mata uang.
Sebagai alat koordinasi dari berbagai kegiatan yang ada dalam suatu bank.
Sebagai alat pengawasan karena anggaran merupakan tolok ukur dari rencana kerja
yang akan direalisir di kemudian hari.
Sebagai alat pemilihan alternatif-alternatif yang akan ditempuh suatu bank dalam
mewujudkan optimal profit adari pengelolaan faktor-faktor produksi yang
dikuasainya.
5
Pemberian pembiayaan ke sektor-sektor ekonomi yang diprioritaskan, dapat
memberikan manfaat bagi bank komersiil karena adanya bantuan pendanaan dari
pihak berwenang dan adanya bantuan share dana dari pemerintah.
Dalam rangka pembentuakn modal tetap domestik, akan nampak dalam pemberian
pembiayaan investasi (pengadaan barang-barang modal).
Dalam rangka perbaiakn neraca pembayaran luar negeri dengan mendorong ekspor
melalui pembiayaan ekspor atau substitusi barang impor.
Dalam rangka perluasan kesempatan kerja dan perbaikan distribusi pndapatan, maka
arah pemberian pembiayaan kepada perusahaan/proyek padat karya.
Dalam pemberian pembiayaan dalam sebuah usaha/bisnis, tentu tidak terlepas dari
prinsip 5C untuk menilai usaha/bisnis tersebut layak dibiayai atau tidak. Prinsip 5C yang
dimaksud adalah :
6
D. PROSES ADMINISTRASI PEMBIAYAAN
Administrasi dari portofolio pembiayaan dapat dibagi menurut tujuan dari fungsi
manajemen secara umum, yaitu perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian.
Perencanaan meliputi pertimbangan risiko dan pendapatan, serta alokasi pembiayaan.
Pengorganisasian menyangkut pengaturan pelaksanaan rencana pencapaian tujuan melalui
penentuan kebijakan dan proses, termasuk pengadaan fungsi-fungsi pendukung dan kegiatan
penyajian (realisasi) pembiayaan melalui struktur organisasi. Pengendalian menyangkut proses
keputusan, pemantauan, pembinaan dan pengawasan pembiayaan.
1. Setiap permohonan harus diadministrasikan dengan baik (file identifikasi nasabah) sesuai
dengan jenis produk.
4. Pejabat penghimpun dana membuat laporan kepada direksi dalam rangka pemantauan
rekening nasabah.
❖ Syarat administratif :
1. Surat permohonan tertulis, dengan dilampiri proposal yang memuat (antara lain)
gambaran umum usaha, rencana atau prospek usaha, rincian dan rencana penggunaan dana,
jumlah kebutuhan dana dan jangka waktu penggunaan dana.
7
2. Legalitas usaha, seperti identitas diri, akta pendirian usaha, surat izin umum perusahaan
dan tanda daftar perusahaan.
3. Laporan keuangan, seperti neraca dan laporan laba rugi, data persediaan terakhir, data
penjualan, dan fotocopy rekening bank.
E. PENGAMANAN PEMBIAYAAN
8
tahap awal pencairan, dana diarahkan pada pembiayaan sebagaimana diajukan dalam
permohonan/persetujuan bank, dan jangan sampai “bocor” dalam arti lari ke hal-hal
diluar kesepakatan. Selanjutnya, bank melakukan pembinaan dan kontrol atas
aktivitas bisnis nasabah.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat
menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank
yang menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi
intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakan oleh
pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakan, terutama kebijakan moneter.
Prinsip dasar dari penyaluran dana yang sehat adalah mengerti, memahami,
menguasai dan melaksanakan prinsip 5C + S (Character, Capacity, Capital, Condition,
Collateral dan sesuai Syariah). Prinsip 5C di dalam pelaksanaannya dituangkan dalam rambu-
rambu kesehatan bank atau biasa disebut prudential standart. Rambu-rambu kesehatan ini
lebih ditujukan agar bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan
kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan
aspek lain yang berhubungan dengan kegiatan usaha.
1. Risiko yang dihadapi oleh bank Islam dalam hal pembiayaan diberikan berdasarkan
akad mudharabah kepada nasabahnya, jauh lebih besar dibandingkan risiko yang dihadapi
oleh bank konvensional yang memberikan pembiayaan dengan agunan. Sehingga bank Islam
hanya mengandalkan first way out, yaitu pendapatan (reveneu) bisnis nasabah (debitur)
karena dalam pembiayaan akad mudharabah dalam prinsipnya tidak boleh meminta agunana
dari nasabah. Sedangkan bank konvensional sumber pelunasan pembiayaan berasal dari first
way out yaitu pendapatan bisnis itu sendiri dan juga mengandalkan second way out yaitu
berupa agunan atau jaminan pembiayaan, bila pembiayaan mengalami kegagalan atau macet.
9
2. Apabila terjadi kegagalan pada pembiayaan yang diberikan oleh bank Islam, antara lain
dalam bentuk mudharabah dan musyarakah, nasabah tidak berkewajiban mengembalikan
dana bank tersebut apabila terjadi sesuatu dengan usaha nasabah yang dikarekan faktor yang
di luar kemampuannya. Contohnya pada akad mudharabah, bank Islam yang harus memikul
resiko kehilangan dana yang telah diberikan kepada mudharib (nasabah).
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Didalam mempelajari suatu materi tentunya membutuhkan kesabaran untuk memahami arti
yang terkandung didalamnya. Untuk itu rasa optimis untuk mencapai segala sesuatu harus
kita tanamkan pada diri kita supaya kita yakin bahwa sebenarnya kita itu mampu.
11
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Jakarta: GEMA
INSANI.
Antonio, Muhammad Syai’i. 2009. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: AZKIA
PUBLISHER.
Muhammad. 2000. Sistem & Prosedur Operasional Bank Syariah. Yogyakarta: UII Press.
[1] Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: EKONISIA, 2005), hlm. 204-
205.
[5] Muhammad Syafi’i Antonio, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: AZKIA
PUBLISHER, 2009), hlm. 243.
[7] Muhammad, Sistem & Prosedur Operasional Bank Syariah, (Yogyakarta: UII Press, 2000),
hlm. 65.
[8] Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: GEMA
INSANI, 2001), hlm. 11.
[9] Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: EKONISIA, 2005), hlm. 214.
12