Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian Pengawasan Pembiayaan


Pengawasan pembiayaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang
berupaya untuk menjaga dan mengamankan pembiayaan itu sebagai kekayaan, serta
asumsi-asumsi sebagai dasar persetujuan pembiayaan tercapai atau terjadi
penyimpangan.
Pembiayaan merupakan unsur yang sangat penting didalam neraca bank dan
sering menunjukkan suatu bagian besar harta (investasi) bank yang bersangkutan.
Untuk itu harus ada pengawasan yang memadai terhadap kredit, agar laporan
keuangan yang disajikan menjadi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan
berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Sebelum memberikan pembiayaan, ada suatu proses yang memerlukan
pertimbangan dan analisis yang baik. Seorang pimpinan atau pejabat yang berwenang
dalam memutuskan pembiayaan harus memperhartikan beberapa faktor sebagai dasar
pertimbangan dalam memberikan pembiayaan.
Kelancaran operasi bank adalah kepentingan paling utama dari direksi (top
manajemen). Melalui pengawasan, para manajer dapat menentukan tercapai tidaknya
harapan mereka. Di samping itu, pengawasan ini dapat membantu manajemen dalam
mengambil keputusan yang lebih baik.
Agar mudah memilih mana yang sesuai dengan kondisi pembiayaan saat itu,
maka monitoring diklasifikasikan dalam tiga jenis, jenis monitoring dan proses
pengawasan pembiayaan yaitu sebagai berikut:
1. On desk monitoring yaitu pemantauan pembiayaan secara administrative,
yaitu melalui instrument administrasi, seperti laporan-laporan, financial
statement, kelengkapan dokumen dan informasi dari pihak ketiga. Data
administrasi yang di monitor adalah dari kegiatan debitur dan lembaga
keuangan sendiri.
2. On site monitoring yaitu pemantauan pembiayaan itu langsung ke lapangan
(nasabah), baik sebagian, menyeluruh, atau khusus atas kasus tertentu untuk
membuktikan pelaksanaan kebijakan pembiayaan, atau secara menyeluruh
apakah ada deviasi yang terjadi atas terms of lending yang disepakati.
3. Exeption monitoring yaitu pemantauan pembiaayaan dengan memberikan
tekanan kepada hal-hal yang kurang berjalan baik dan hal-hal yang telah
berjalan sesuai dengan term of lending.1
B. Fungsi Monitoring dan Pengawasan
Monitoring merupakan alat kendali apakah dalam pemberian pembiayaan
tidak dilaksanakan sesuai dengan perencanaan maupun ketentuan-ketentuan yang
telah diterapkan dibidang pembiayaan, yaitu dalam bentuk surat edaran atau
peraturanataupun ketentuan-ketentuan lain yang2 berlaku secara umum maupun
secara khusus.
Pelaksanaan fungsi pengawasan ini menjadi tanggung jawab dari setiap level
manajemen atau setiap individu yang mengelola kegiatan di bidang pembiayaan
padaa setiap bank atau cabang. Dengan demikian, pada hakikatnya pengawasan
pembiayaan adalah bersifat melekat didalam setiap unit organisasi dan prosedur kerja
yang ada yang dikelola oleh setiap level manajemen atau individu tersebut.
Sedangkan fungsi pengawasan yang dilakukan oleh unit pengawasan eksternal atau
internal auditor lain adalah sebagai sarana untuk melakukan rechecking dan
dinamisator apakah internal control dibidang pembiayaan telah berjalan sebagaimana
mestinya ataukah belum.
C. Tujuan Pengawasan Pembiayaan
Adapun tujuan dari pengawasan pembiayaan adalaah sebagai berikut:
1. Sistem atau prosedur dan ketentuan-ketentuan sebagai dasar financial
operation yang dapat dilaksanakan semaksimal mungkin.

1
Yuni Efri Yenti, Laporan Akhir: “Pelaksanaan Pengawasan Pembiayaan Pada PT. Bank Riau KEPRI
Cabang Pembantu Syariah Duri” (Riau: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Karim Riau, 2013)
2
2. Penjagaan dan pengamanan pembiayaan sebagai kekayaan harus dikelola
dengan baik, agar tidak timbul resiko yang diakibatkan oleh penyimpamgan-
penyimpangan baik oleh debitur maupun oleh intern perusahaan.
3. Administrasi dan dokumentasi pembiayaan harus terlaksana sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan sehingga ketelitian, kelengkapan,
keaslian dan akurasinya dapat menjadi informasi bagi setiap lini manajemen
yang terlibat dalam pembiayaan.
4. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam setiap tahap pemberian
pembiayaan sehingga perencanaan pembiayaan dapat dilaksanakan dengan
baik.
D. Struktur Pengawasan Pembiayaan
1. Pengendalian Intern
Pengawas yang baik harus memiliki kemampuan, dalam arti handal dan
dapat menjamin bahwa dalam penyaluran pembiayaan dapat dicegah
terjadinya penyalahgunaan wewenang oleh berbagai pihak, karena hal itu
dapat merugikan dan terjadinya praktik pemberian pembiayaan yang tidak
sehat.
2. Pejabat yang berwenang memberikan pembiayaan
Agar pemberian pembiayaan efektif dan efisien dan untuk menghindarkan
terjadinya penyelewengan adalah dengan cara mematuhi kebijakan
pembiayaan yang telah ditetapkan. Pejabat yang berwenang memberikan
pembiayaan lazimnya adalah sebagai berikut:
a. Direksi
b. General manager
c. Account officer supervisor
d. Manager
e. Account afficer
f. Senior officer
Keprofesionalan pejabat pemberi pembiayaan sangat besar perannya dalam
menentukan sehat tidaknya pemberian pembiayaan yang bersangkutan,
sangat dituntut integritas pejabat pemberi pembiayaan agar terhindar dari
kegagalan pemberian pembiayaan dan meminimalisir kemungkinan
terjadinya resiko.
3. Kecukupan jumlah cadangan penghapusan pembiayaan
Pembentukan cadangan penghapusan pembiayaan dilakukan adalah sebagai
tindakan berjaga-jaga terhadap kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat
debitur tidak mempunyai kemauan atau kemampuan melunasi fasilitas
pembiayaan yang telah diterimanya. Pembentukan cadangaan tersebut dilakukan
setiap bulan dengan mempehitungkannya terhadap laba/rugi bulan yang
bersangkutan.
E. Mekanisme Pengawasan Pembiayaan
Kegiatan pengawasan di bidang pembiayaan dimulai sejak permohonan
pembiayaan nasabaah diproses sampai pembiayaan dilunaskan atau diselesaikan.
Proses permohonan pembiayaan nasabah dilakukan secara bertahap yaitu:
a. Tahap perencanaan
1. Penelitian terhadap permohonan pembiayaan nasabah
Penelitian atas nasabah ini untuk mengetahui dari pada karakter ataupun
hal-hal yang menyangkut nasabah itu sendiri.
2. Penelitian mengenai informasi khusus yang menyangkut calon nasabah
yang penting dilakukan, anatara lain tentang informasi yang menyangkut
aspek yuridis calon nasabah dan informasi data keuangan dan usaha calon
nasabah.
b. Tahap pelaksanaan pembiayaan
Pada tahap pelaksanaan pembiayaan pengawasan tetap harus dilakukan
dengan intensif, karena pada tahap awal dalam memperoleh pembiayaan
usaha nasabah dan pemenuhan kewajibannya cenderung lancar, namun jika
kurangnya pengawasan cenderung mengalami kesulitan dalam usaha maupun
pembayaran.
c. Tahap evaluasi pembiayaan
Pengawasan pembiayaan yang dilakukan pada tahap evaluasi pembiayaan
untuk membandingkan antara tahap perencanaan pembiayaan dan tahap
pelaksanaan pembiayaan tentang efektivitas pencapaian hasil.3
F. Sebab-sebab pembiayaan bermasalah
1. Anxiety for income, pendapatan yang diperoleh melalui kegiatan pembiayaan
merupakan sumber pendapatan utama, sehingga ambisi atau nafsu yang
berlebihan untuk memperoleh laba melalui penerimaan dari pembiayaan
sering menimbulkan pertimbangan yang tidak sehat dalam pemberian
pembiayaan.
2. Compromise of principles, pelanggaran prinsip-prinsip pembiayaan oleh
pimpinan dengan menyetujui pemberian pembiayaan yang mengandung
risiko potensial.
3. Incomplete information, terbatasnya informasi merupakan salah satu
penyebab kesalahan dalam kebijakan pemberian pembiayaan.
G. Penanganan pembiayaan bermasalah
Proses penanganan pembiayaan bermasalah dilakukan sesuai dengan
kolektabilitas pembiayaan, yaitu sebagai berikut:
a. Pembiayaan lancar, dilakukan dengan cara:
1. Pemantaauan usaha nasabah
2. Pembianaan anggota dengan pelatihan-pelatihan
b. Pembiayaan potensial bermasalah, dilakukan dengan cara:
1. Pembinaan anggota
2. Pemberitahuan dengan surat teguran

3
https://rafse.wordpress.com/2014/06/23/makalah-pengawasan-pembiayaan-pada-bank-syariah/
diakses pada tanggal 31 Oktober 2019 pukul 19.01 WIB
3. Kunjungan lapangan atau silaturahmi oleh bagian pembiayaan kepada
nasabah
c. Pembiayaan kurang lancar, dilakukan dengan cara:
1. Membuat surat teguran atau peringatan
2. Kunjungan ke lapangan atau silaturahmu oleh bagian pembiayaan
kepada nasabah secara lebih sungguh-sungguh
3. upaya penyehatan dengan cara rescedulling, yaitu penjadwalan
kembali jangka waktu angsuran serta memperkecil jumlah angsuran.
Juga dapat dilakukan dengan cara reconditioning, yaitu memperkecil
margin keuntungan atau bagi hasil.4

4
https://jasrifirdaus.blogspot.com/2013/12/pengawasan-pembiayaan-bank-syariah.html?m=1
diakses pada tanggal 31 Oktober 2019 pukul 21.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai