Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Kasus Sistem Eror Bank Mandiri

Dibuat untuk memenuhi UAS mata kuliah Etika Bisnis

Dosen Pengampu : Zidni Husnia Fachrunnisa, S.E., M.Ak

Disusun oleh :

Yanuatri Rohmatun (18133100036)

Kelas Akuntansi B1/Semester 5

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

2020/2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................................5
LANDASAN TEORI...........................................................................................................................5
2.1 Pengertian Etika Bisnis.......................................................................................................5
2.2 Pengertian Bank...................................................................................................................5
BAB III.................................................................................................................................................9
PEMBAHASAN...................................................................................................................................9
3.1 Pelayanan Sistem Informasi pada Bank Mandiri.............................................................9
3.2 Kasus Sistem Eror Bank Mandiri......................................................................................9
3.3 Analisis Kasus Sistem Eror Bank Mandiri......................................................................10
3.4 Solusi Kasus Sistem Eror Bank Mandiri.........................................................................11
BAB IV...............................................................................................................................................13
PENUTUP..........................................................................................................................................13
Kesimpulan....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Semakin ketatnya persaingan bisnis pada sektor perbankan yang terjadi di dunia bisnis
saat ini, membuat setiap perusahaan untuk lebih bekerja keras dalam memenangkan
persaingan usaha melalui peningkatan kualitas pelayanan atau jasa yang dihasilkan. Untuk
mendapatkan kepercayaan nasabah tentunya sebuah perusahaan harus mampu membaca
peluang dan memenuhi keinginan yang diharapkan oleh nasabah (Freddy Rangkuti, 2005).

Peran teknologi informasi di bidang perbankan sangat besar, karena kemajuan suatu
sistem perbankan tidak dapat dipisahkan dengan peran teknologi informasi. Beberapa produk
bank yang memanfaatkan perkembangan teknologi yaitu seperti Anjungan Tunai Mandiri
(ATM), sistem aplikasi perbankan, internet banking, sistem kliring elektronik, dan
sebagainya. Dalam dunia perbankan kemajuan teknologi ini lebih efektif dalam sistem
transaksi nasabah dengan nasabah lainnya.

Keuntungan penggunaan teknologi yang digunakan dalam produk bank tersebut yaitu
dengan adanya mesin ATM akan memudahkan nasabah untuk mengambil uang atau
bertransaksi dengan tidak perlu mendatangi bank, kemudian dengan adanya internet
banking/e-banking, memudahkan nasabah untuk melakukan aktivitas perbankan melalui
gadget, untuk biaya layanan perbankan melalui e-banking dapat lebih murah daripada
membuka kantor cabang. Selain memudahkan para nasabah dalam melakukan transaksi,
penggunaan fasilitas layanan informasi perbankan juga membantu meringankan tugas
penyedia layanan jasa perbankan dalam melayani para nasabah. Dengan adanya keuntungan
dari perkembangan teknologi pada sektor perbankan tersebut, dalam perkembangan teknologi
ini juga pastinya ada kelemahan. Kelemahan tersebut seperti adanya sistem yang mengalami
gangguan atau eror, munculnya tindak kejahatan informasi dan transaksi elektronik,
ketidakpahaman masyarakat dengan adanya teknologi tersebut, dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pelayanan sistem informasi yang diterapkan pada Bank Mandiri ?
2. Bagaimana terjadinya dengan Kasus Sistem Eror pada Bank Mandiri?
3. Bagaimanakah bentuk pertanggungjawaban peusahaan kepada nasabah yang
mengalami kerugian ?
BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Etika Bisnis

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) etika merupakan ilmu tentang apa yang
baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Etika adalah tatanan
moral yang telah disepakati bersama dalam suatu profesi dan ditujukan untuk anggota profesi
(Risa, 2011).

Menurut Ronald J.Ebert dan Ricky M.Griffin, Etika bisnis adalah istilah yang sering
digunakan untuk menunjukan prilaku dari etika seseorang manajer atau karyawan suatu
organisasi.

Menurut Sumarni, 1998:21, Etika bisnis terkait dengan masalah penilaian terhadap
kegiatan dan perilaku bisnis yang mengacu pada kebenaran atau kejujuran berusaha. Etika
Bisnis merupakan pengetahuan pedagang tentang tata cara pengaturan dan pengelolaan
bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas melalui penciptaan barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui trfansaksi.

Dari beberapa definisi etika bisnis di atas dapat disimpulan bahwa etika bisnis yaitu
perilaku baik dan buruk pengusaha pada suatu organisasi.

2.2 Pengertian Bank

Dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dinyatakan bahwa, “Bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bank adalah badan usaha di bidang
keuangan yang menarik dan mengeluarkan uang dalam masyakarat, terutama memberikan
kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

Menurut Kuncoro dalam bukunya Manajemen Perbankan, Teori dan Aplikasi (2000: 68),
definisi dari bank adalaha lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana
dan menyalurkan kembali dana tersebtu ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan
jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan
jasa-jasa bank lainnya (Kasmir 2005 : 8).

Dari beberapa definisi bank di atas, dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga
keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali ke
masyarakat dalam bentuk kredit atau jasa-jasa lainnya.

Fungsi Bank

Menurut UU Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU 7 tahun 1992 tentang
Perbankan, fungsi bank tersebut diuraikan sebagai berikut :

a. Fungsi pengumpulan dana, adalah dana dari masyarakat yang disimpan di bank yang
merupakan sumber dana untuk bank selain dana bank,
b. Fungsi pemberian kredit, dana yang dikumpulkan dari masyarakat dalam bentuk
tabungan, giro dan deposito harus segera diputarkan sebab dari dana tersebut bank akan
terkena beban bunga, jasa giro bunga deposito, bunga tabungan, dan biaya operasional
seperti gaji, sewa gedung dan penyusutan.
c. Fungsi penanaman dana dan investasi, biasanya mendapat imbalan berupa pendapatan
modal yang bisa berupa bunga,laba dan deviden.
d. Fungsi pencipta uang, adalah fungsi yang paling pokok dari bank umum jika dilihat
dari sudut pandang ekonomi makro. Tetapi dari sudut pandang manajer bank, bahwa
dengan melupakan sama sekali fungsi ini tidak akan berpengaruh terhadap maju
mundurnya bank yang dipimpinnya.
e. Fungsi pembayaran, transaksi pembayaran dilakukan melalui cek, bilyet giro, surat
wesel, kupon dan transfer uang.
f. Fungsi pemindahan uang, kegiatan ini biasanya disebut sebagai pentransferan uang,
yang bisa dilakukan antar bank yang sama, dan antar bank yang berbeda.

Sistem Informasi Bank

Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 27/164/KEP/DIR dan Surat
Edaran Bank Indonesia No. 27/9/UPPB masing-masing tanggal 31 Maret 1995, diatur
prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan manajemen bank dalam teknologi sistem informasi
baik yang dilakukan oleh bank itu sendiri maupun oleh pihak lain.

Teknologi Sistem Informasi adalah suatu sistem pengolahan data keuangan dan
pelayanan jasa perbankan secara elektronis menggunakan sarana komputer, telekomunikasi,
dan sarana elektronis lainnya. Penggunaan teknologi ini yaitu untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas dan pelayanan kepada masyarakat.

Pada dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi ini membuat para perusahaan
perbankan mengubah strategi bisnis dengan mengembangkan teknologi sebagai unsur utama
dalam proses inovasi produk dan jasa layanan kepada nasabah. Sebagai contoh bentuk baru
dari pelayanan bank yang mengubah pelayanan transaksi manual menjadi pelayanan transaksi
yang berdasarkan teknologi yaitu seperti pelayanan electronic transaction (e-banking) melalui
ATM, phone banking dan Internet Banking, dan sebagainya.

Risiko-Risiko yang Dihadapi Bank dalam Penerapan Pelayanan Menggunakan


Teknologi Sistem Informasi

Banyak risiko yang dihadapi bank yang menggunakan teknologi informasi (Orianto, 1996).
Risiko tersebut diantaranya errors in information or processing, fraud, fraudulent
misrepresentation, distruption to processing dan risk of poor return on IT investment :

1. Error in Information or processing


Kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh logic atau pemrosesan disebabkan oleh
kesalahan pengkodean program. Jenis kesalahan ini seharusnya dapat dideteksi sejak
dini. Kesalahan yang timbul biasanya pada pemasukan data atau terjadi kesalahan
parameter pada desain awalnya.
2. Fraud
Industri bank sebagaimana seperti industri manufaktur lainnya selalu waspada terhadap
tindakan kecurangan. Terutama pada industri perbankan yang menjalankan praktek
cyberbanking akan sangat riskan dengan tindakan fraud. Pemilik, manajer atau pegawai
bank memiliki potensi besar untuk melakukan fraud dari pada pihak eksternal seperti
nasabah. Meningkatnya penggunaan sistem EFT (electronic fund tranfer) membuka
pelaku perbankan melakukan tindakan fraud. Untuk itu dibutuhkan sistem pengamanan
yang ketat. Namun walaupun begitu, tingkat kecanggihan apapun yang dibangun,
manusia dengan tingkat kejelian dan kemahirannya berpeluang melakukan fraud.
3. Fraudulent Misrepresentation
Yakni kecurangan dalam pemberian sajian laporan seperti manipulasi dari laporan
tunggakan yang dilakukan oleh manajemen untuk menampilkan rekening pinjaman lebih
baik dari keadaan sebenarnya.
4. Disruption to processing
Yakni risiko tidak bekerjanya proses pengolahan data yang disebabkan oleh faktor
eksternal seperti matinya listrik PLN, bencana alam dan sebagainya.
5. Risk of poor return in IT Investment
Perbankan berpeluang untuk menerapkan IT yang canggih untuk memperkenalkan
persaingan, namun perlu dipertimbangkan tentang biaya dan manfaatnya. Investasi yang
cukup besar tidak diimbangi dengan tingkat pendapatan maka mengakibatkan rendahnya
tingkat pengembalian modal. Tentunya dalam menerapkan IT, perbankan seharusnya
banyak mempertimbangkan faktor internal dan eksternal.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pelayanan Sistem Informasi pada Bank Mandiri


Bank Mandiri senantiasa melakukan pengelolaan dan pembaharuan pada sistem
informasi manajemen Human Capital (Human Capital Information Management System)
yang disesuaikan dengan kebutuhan Bank Mandiri dengan mengacu pada kebijakan dan
prosedur yang berlaku. Hal yang harus diperhatikan dalam sistem informasi manajemen
Human Capital adalah bahwa pengaturan, pengembangan dan modifikasi sistem harus
memperhatikan aspek konsistensi, kontinuitas operasional sistem, efisiensi waktu,
pengurangan risiko operasional dan kepuasan pelanggan.
Bank melakukan pengamanan terhadap insider and external cyber threat yang
dilakukan oleh Security Operation Center. Setiap event dan insiden keamanan informasi
dikelola secara konsisten, efektif dan terukur. Seluruh sistem informasi yang digunakan
oleh Bank telah melalui proses security assessment, sehingga risiko kerentanan dapat
dikelola dengan baik.
Selain itu, Bank melakukan proteksi online terhadap brand dan website Bank dari
ancaman seperti phishing, online scams, unauthorized dan counterfeit sales yang dapat
merugikan nasabah.
Selanjutnya demi menjaga keamanan infromasi dan data nasabah, secara internal
Bank melakukan monitoring dan pencegahan pengiriman data sensitive ke luar jaringan
Bank melalui email, web browser dan removable media.
Lebih jauh lagi, Bank telah memiliki kapabilitas untuk melakukan digital forensic
yang mendukung proses investigasi security incident serta memastikan pemulihan pasca
insiden, meningkatkan postur keamanan dan mencegah kejadian serupa terjadi lagi.

3.2 Kasus Sistem Eror Bank Mandiri

Berdasarkan informasi dari halaman online pada CNBC Indonesia – 20 Juli 2019 yang
berisi sejumlah layanan Bank Mandiri mengalami gangguan atau eror sistem. Layanan
tersebut di antaranya mandiri online, internet banking, sms banking, ATM dan EDC.
Sejumlah nasabah menyampaikan keluh kesahnya soal eror-nya layanan Bank Mandiri.
Sebagian ada yang mengeluhkan dana di tabungan berkurang drastis tanpa ada transaksi.
Sebagian lagi mengabarkan soal pertambahan tabungan. Akibat eror sistem pada layanan
informasi Bank Mandiri ini terdapat 10% dari 15 juta nasabah Bank Mandiri yang terkena
dampak. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan perubahan saldo
rekening pada sejumlah nasabah terjadi karena adanya proses pemindahan sistem. Rohan
Hafas memastikan terjadinya kesalahan pada sistem yang menyebabkan saldo nasabah
berubah, jadi bukan terjadi fraud atau kecurangan. Kesalahan ini lebih disebabkan oleh
kegagalan sistem, karena memory defect atau cacat memori pada perangkat keras (hardware).
Hal ini menyebabkan saldo nasabah tertukar sehingga ada yang bertambah dan ada yang
berkurang. Pihaknya juga tengah melakukan pengecekan berganda terhadap saldo nasabah.
Nantinya saldo yang bertambah, jika belum diambil maka akan didebet secara otomatis.
Begitu juga sebaliknya pada saldo yang berkurang, akan otomatis kembali seperti semula.
Setelah proses normalisasi saldo rekening nasabah, Bank Mandiri memastikan seluruh
layanan kembali beroperasi normal. Layanan tersebut meliputi mandiri online, internet
banking, sms banking, ATM dan EDC.

Dengan adanya kasus tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memonitor upaya
mitigasi yang dilakukan oleh PT Bank Mandiri (Persero) dalam mengatasi permasalahan
teknologi informasi bank tersebut. Perbankan harus memiliki dan menerapkan standar
operasional yang baik, jika gangguan sistem terjadi, dengan memprioritaskan aspek
perlindungan konsumen terkait dengan hak nasabah, termasuk pemulihan layanannya. Deputi
Komisioner Hubungan Masyarakat dan Manajemen Strategis Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Anto Prabowo menjelaskan, OJK meminta Bank Mandiri untuk segera melaporkan
permasalahan yang terjadi dan langkah-langkah yang akan mereka lakukan agar kejadian
serupa tidak terulang lagi di kemudian hari. Permasalahan yang telah terjadi ini penting untuk
menjadi perhatian industri perbankan. OJK meminta semua bank untuk terus melakukan
review fungsi IT yang dimiliki secara berkala dalam rangka menegakkan tata kelola
manajemen risiko operasional yang prudent dan berjalan dengan baik.

Bank Indonesia (BI) juga menanggapi persoalan yang tengah dialami Bank Mandiri
terkait gangguan sistem yang menyebabkan adanya perubahan pada data 10 persen
nasabahnya.Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko
mengatakan, BI saat ini terus berkoordinasi dengan Bank Mandiri untuk tetap mengutamakan
perlindungan konsumen. Onny mengatakan setiap bank selalu memiliki data nasabah yang
ditempatkan tidak dalam satu server. Dengan demikian, jika salah satu ada permasalahan bisa
di-backup dengan server lainnya.
3.3 Analisis Kasus Sistem Eror Bank Mandiri

Dalam kasus ini sistem layanan pada Bank Mandiri seperti mandiri online, internet
banking, sms banking, ATM dan EDC mengalami gangguan yang disebabkan oleh kegagalan
sistem, karena memory defect atau cacat memori pada perangkat keras (hardware). Sekretaris
Bank Mandiri juga langsung mengungkapkan bahwa terjadinya gangguan layanan pada
sistem Bank Mandiri ini murni disebabkan oleh kegagalan sistem bukan terjadi karena
adanya fraud atau kecurangan. Dengan adanya kasus ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga
terus memonitor upaya mitigasi yang dilakukan oleh PT Bank Mandiri (Persero) dalam
mengatasi permasalahan teknologi informasi bank tersebut. Pihak OJK juga menyarankan
kepada seluruh perusahaan sektor perbankan harus memiliki dan menerapkan standar
operasional yang baik, jika gangguan sistem terjadi, dengan memprioritaskan aspek
perlindungan konsumen terkait dengan hak nasabah, termasuk pemulihan layanannya.

Atas terjadinya kasus tersebut, pihak Bank Mandiri langsung melakukan pengecekan
berganda terhadap saldo nasabah. Saldo nasabah yang bertambah, jika belum diambil maka
akan didebet secara otomatis, sebaliknya pada saldo yang berkurang, akan otomatis kembali
seperti semula. Setelah proses normalisasi saldo rekening nasabah, Bank Mandiri memastikan
seluruh layanan kembali beroperasi normal. Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas
juga menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyamanan terhadap layanan Bank Mandiri,
Rohan Hafas juga memastikan keamanan rekening nasabah. Rohan Hafas juga menambahkan
jika Bank Mandiri selalu mengutamakan kenyamanan dan keamanan bertransaksi dan
mengucapkan terima kasih kepada nasabah yang telah memberikan kepercayaan dalam
menggunakan layanan Bank Mandiri.

3.4 Solusi Kasus Sistem Eror Bank Mandiri

Untuk menciptakan kepercayaan dalam meningkatkan layanan Bank Mandiri kepada


nasabah, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh Bank Mandiri :

Menciptakan sistem pengendalian internal yang baik dengan cara sebagai berikut :

1. Pengendalian risiko, yaitu pengendalian terhadap risiko yang mungkin terjadi dengan
adanya sistem pelayanan informasi supaya tidak merugikan para nasabah.
2. Memperbaiki sistem teknologi informasi yang digunakan semaksimal mungkin supaya
tidak terjadi gangguan ataupun kecurangan.
3. Selalu melakukan pemantauan (monitoring) terhadap sistem pelayanan informasi Bank
Mandiri supaya tidak terjadi gangguan atau eror yang menyebabkan kerugian terhadap
nasabah.
4. Memberikan pertanggungjawaban penuh kepada para nasabah yang mengalami kerugian,
supaya nasabah tetap mendapatkan kepuasan dalam pelayanan informasi Bank Mandiri.
5. Tetap menjunjung tinggi kode etik yang berlaku pada lembaga keuangan Bank Mandiri.
6.
BAB IV

PENUTUP
Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan sesuai dengan rumusan masalah di atas, penulis dapat menarik
kesimpulan yaitu sebagai berikut :

Adanya gangguan yang terjadi pada sistem pelayanan informasi Bank Mandiri yang
menyebabkan beberapa nasabah mengalami kerugian yaitu berkurangnya saldo pada rekening
tabungan, sebaliknya ada juga nasabah yang rekening tabungannya bertambah. Hal ini
disebabkan karena kegagalan sistem, karena memory defect atau cacat memori pada
perangkat keras (hardware). Pihak Bank Mandiri langsung mengatasi hal tersebut dan
bergerak cepat untuk menormalisasi sistem supaya segera bisa digunakan dengan normal lagi.
Pihak Bank Mandiri juga bertanggung jawab penuh terhadap kerugian yang dialami oleh
nasabah dan berjanji untuk kedepannya selalu menjaga kepercayaan nasabah, menjaga
keamanan data nasabah dan menjaga pelayanan sistem informasi supaya nasabah tetap
mendapatkan kepuasan dalam pelayanan yang diberikan oleh Bank Mandiri.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.cnbcindonesia.com/market/20190720161749-17-86373/cerita-lengkap-soal-
mandiri-eror-berkurangnya-saldo-nasabah

https://www.liputan6.com/bisnis/read/4018587/ojk-minta-bank-mandiri-perbaiki-sistem-agar-
insiden-eror-tak-terulang

https://www.bankmandiri.co.id/documents/38268824/38269190/1.7.3.+GCG+Charter+
%28Indonesia%29.pdf/2134d35c-7613-8550-fa38-b496466d1198

Jurnal Ekonomi MODERNISASI, Volume 4, Nomor 3, Oktober 2008 Fakultas Ekonomi –


Universitas Kanjuruhan Malang

UU 10 tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU 7 tahun 1992 tentang Perbankan

Kasmir.2010.Dasar-Dasar Perbankan.Jakarta : Raja Grafindo

https://www.researchgate.net/publication/307701711_PENGENDALIAN_TEKNOLOGI_IN
FORMASI_BANK_PADA_ERA_CYBERBANKING

Annual Report Bank Mandiri tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai