Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PASAR KEUANGAN

“Pasar Modal”

DISUSUN OLEH:

ADELIA TRICAHYANI WULAN

1961209

PRODI/ KELAS: MANAJEMEN KP4 2019

BAB I

1
PENDAHULUAN

1.1 LATARBELAKANG
Indonesia saat ini sedang dilanda oleh wabah penyakit menular Covid-19
(Corona Virus Disease 2019). Penyakit ini telah ditetapkan oleh WHO sebagai
pandemi pada tanggal 11 Maret 2020 karena penularannya yang begitu cepat dan
masif. Indonesia sendiri sudah menetapkan status Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat seperti tertuang dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2018 tentang
Kekarantinaan Kesehatan.
Pandemi Covid-19 yang menyerang seluruh sistem pertahanan negara
tidak terkecuali sistem keuangan atau ekonomi berimbas kepada perlambatan
ekonomi seluruh negara termasuk Indonesia. Peningkatan kasus Covid-19 secara
global membuat perekonomian tertekan. Virus yang menyerang sistem kesehatan
manusia secara langsung melumpuhkan kegiatan perekonomian negara khususnya
kegiatan di pasar keuangan.
Krisis di pasar keuangan ditengarai karena ketakutan para investor
sehingga menyebabkan aktivitas di pasar keuangan menurun dan menggerogoti
sektor keuangan. Ketakutan dan kecemasan ini mengakibatkan nilai tukar dolar
Amerika Serikat (AS) mengalami kenaikan. Hal ini seperti yang diungkapkan
oleh Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance
(INDEF) Eko Listiyanto yang menjelaskan bahwa nilai tukar dolar AS menembus
angka Rp 16.000 yang disebabkan karena kepanikan pasar akibat pandemi Covid-
19. Krisis pasar keuangan yang disebabkan perlambatan ekonomi mempengaruhi
investor di pasar modal sebagai salah satu jenis pasar keuangan.
Pasar modal merupakan salah satu jenis pasar keuangan yang sangat
berperan dan ikut mengambil andil dalam pengembangan nasional khususnya
pada pengembangan dunia usaha sebagai sumber pembiayaan eksternal
perusahaan atau pelaku bisnis. Sumber dana pasar modal berasal dari para
investor yang berinvestasi dan menanamkan modal di pasar modal tersebut. Di
lain pihak dari sisi pemodal (investor), pasar modal sebagai salah satu sarana
investasi dapat bermanfaat untuk menyalurkan dananya ke berbagai sektor

2
produktif dalam rangka meningkatkan nilai tambah terhadap dana yang
dimilikinya.
Permasalahan-permasalahan atau kasus yang terjadi di pasar modal selaku
salah satu jenis pasar keuangan juga turut mengintai para investor. Tidak sedikit
investor yang mengalami kerugian bahkan ditipu saat berinvestasi di pasar modal
yang dikenal dengan investasi bodong. Hal ini disebabkan karena perilaku pihak
pasar modal yang tidak bertanggung jawab sehingga merugikan pihak investor.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka pada makalah ini
akan dijelaskan lebih lanjut mengenai kondisi pasar keuangan khususnya pasar
modal termasuk isu-isu permasalahan serta penyelesaian kasus seputar pasar
keuangan dan pasar modal sebagai salah satu jenis pasar keuangan yang ada di
Indonesia.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang dapat ditemukan suatu rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimanakah kondisi pasar keuangan Indonesia di tengah pandemi
Covid-19?
2. Bagaimanakah upaya penyelesaian masalah yang terjadi di pasar
keuangan Indonesia?
3. Apa ajakah kasus atau kejahatan pasar modal yang dapat merugikan
para investor?
4. Bagaimanakah cara menghindari kejahatan pasar modal?

1.3 TUJUAN PENULISAN MAKALAH


Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui teori tentang pasar keuangan dan pasar modal sebagai salah satu jenis
pasar keuangan. Tujuan berikutnya yaitu mendeskripsikan kondisi pasar keuangan
di tengah pandemi Covid-19. Selain itu juga menganalisis kasus yang terjadi di
pasar modal serta mendeskripsikan upaya penyelesaian masalah yang terjadi di
pasar modal Indonesia.
BAB II

3
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pasar Keuangan


Pasar keuangan merupakan pasar yang menyediakan produk keuangan baik
berupa ativa fisik surat berharga atau valuta asing. Beberapa ahli menyebutkan
bahwa, pasar keuangan adalah seluruh institusi dan prosedur untuk menjembatani
pembeli dan penjual instrumen keuangan. Artinya, pasar keuangan merupakan
penghubung antara pihak yang ingin menjual dengan pihak yang ingin membeli
produk keuangan (Ardiprawira, 2016).
Produk yang diperjualbelikan dalam pasar keuangan adalah produk-produk
keuangan, baik bagi yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana.
Oleh karena itu, pasar keuangan sering juga didefinisikan sebagai tempat
bertemunya para pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan
dana (Ardiprawira, 2016).
Pihak yang membutuhkan dana memerlukan dana untuk membiayai
aktivitas usahanya, sedangkan pihak yang kelebihan dana mengharapkan adanya
keuntungan dari dana yang ditanamkan atau dibeli pihak lain. Keuntungan dari
pasar keuangan ini dapat berupa bunga, biaya administrasi, selisih kurs, atau
selisih antara harga jual dengan harga beli (Ardiprawira, 2016).
Untuk melakukan transaksi keuangan dilakukan di berbagai pasar keuangan
yang tersebar dalam berbagai jenis, tergantung dari jenis produk keuangan yang
ada antara lain, yaitu (Kasmir, 2013):
1. Pasar Modal (capital market), merupakan pasar diperjualbelikannya modal
jangka panjang dalam bentuk surat berharga seperti obligasi dan saham.
Jangka waktu surat berharga yang ditawarkan biasanya berumur lebih dari
1 tahun.
2. Pasar Uang (money market), merupakan pasar diperjualbelikannya modal
jangka pendek dalam bentuk surat berharga, seperti deposito berjangka,
wesel, atau promes di mana jangka waktunya kurang dari 1 tahun.

4
3. Pasar Valuta Asing (foreign exchange market), yaitu pasar yang
melakukan kegiatan transaksi valuta asing (mata uang asing), baik spot
transaction, forward transaction, dan swap transaction.
4. Pasar Kredit Konsumen (consumer credit market), yaitu pasar yang
melayani pembiayaan pinjaman untuk pembiayaan konsumen atas produk
tertentu baik barang maupun jasa, seperti pembelian mobil, motor,
perlengkapan rumah tangga, pendidikan, atau liburan.
5. Pasar Hipotek (mortgage market), yaitu pasar yang melayani pinjaman
untuk lahan real estate/perumahan, komersial, industri, dan pertanian.
6. Pasar Komoditas (future market), yaitu pasar yg melakukan kegiatan jual
beli komoditas tertentu seperti produk pertanian.
Semua jenis pasar keuangan ini melakukan kegiatan yang berhubungan
dengan penghimpuan dana, penyaluran dana, transaksi tukar menukar mata uang.
Artinya, pasar keuangan melibatkan pembiayaan keuangan baik melalui surat
berharga maupun pembiayaan atau pinjaman (Ardiprawira, 2016).
Dalam menjalankan kegiatan di pasar keuangan masing-masing pihak yang
terlibat memiliki tujuan tertentu. Secara umum banyak ahli keuangan menyatakan
bahwa tujuan pasar keuangan adalah untuk mengalokasikan tabungan secara
efisien bagi pemakainya, baik bagi pihak penjual, pembeli, maupaun bagi pihak
perantara (Ardiprawira, 2016).
Pihak yang membeli atau pihak yang membutuhkan dana adalah mereka
yang menginginkan sejumlah dana untuk membiayai aktivitas usahanya, baik
untuk investasi maupun untuk modal kerja. Tujuan bagi pihak yang membutuhkan
dana atau pembeli melakukan kegiatan di pasar keuangan terbagi dalam
(Ardiprawira, 2016):
a. Jangka pendek yaitu:
1. Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan, artinya untuk
menutupi kewajiban yang sudah jatuh tempo, sementara waktu karena
jumlah uang kas yang tersedia tidak atau belum mencukupi.

5
2. Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja, artinya untuk menjalankan
aktivitas perusahaan, seperti pembelian bahan baku, atau membayar
biaya operasional lainnya.
3. Untuk berdagang, artinya untuk membeli produk pada saat harga
tertentu kemudian menjual kembali produk tersebut jika harga jual
tinggi dari harga beli sehingga memperoleh dari selisih keuntungan
harga tersebut.
4. Mengharapkan keuntungan dari suku bunga yang ditawarkan, yaitu
dengan menanamkan uang dalam bentuk surat berharga tentu akan
memperoleh sejumlah penghasilan dalam bentuk bunga atau hasil atas
investasi yang ditanamkan dalam jangka waktu tertentu.
5. Memperoleh capital gaint, terutama untuk surat berharga jangka
panjang seperti saham.

b. Jangka panjang, yaitu:


1. Untuk melakukan investasi, yaitu perusahaan membutuhkan dana yang
cukup besar, misalnya untuk pendirian pabrik baru atau pembelian
sejumlah peralatan atau perluasan usaha yang sudah ada.
2. Untuk menguasai suatu perusahaan dengan cara membeli sebagian
besar saham suatu perusahaan, sehingga berangsur-angsur atau
sekaligus dapat menguasai perusahaan tersebut.
3. Mengharapkan dividen, artinya dengan menanamkan saham di
perusahaan yang memiliki pertumbuhan dan laba yang baik, tentu akan
memperoleh dividen yang memuaskan seperti yang diharapkan.
4. Melakukan kegiatan spekulasi terhadap kemungkinan kenaikan harga
kurs tertentu pada saat tertentu biasanya untuk valuta asing.

Pihak yang kelebihan dana atau penjual adalah pihak-pihak yang


menawarkan dananya untuk digunakan atau menawarkan produknya untuk dibeli
konsumen. Tujuan bagi pihak yang kelebihan dana (penjual) melakukan kegiatan
di pasar uang antara lain adalah (Ardiprawira, 2016):
a. Dalam jangka pendek

6
1. Mencari keuntungan dari suku bunga yang ditawarkan kepada pembeli
dan biaya lain yang dibebankannya.
2. Membantu perusahaan atau individu yang membutuhkan dana guna
membiayai usahanya.

b. Dalam jangka panjang


1. Khusus untuk perusahaan yang melakukan emisi di bursa saham
adalah untuk memperoleh dana (modal) guna melakukan investasi baru
perluasan usaha.
2. Membagi kepemilikan agar saham perusahaan juga dapat dinikmati
masyarakat umum

Tujuan bagi lembaga perantara keuangan (lembaga keuangan) melakukan


kegiatan di pasar keuangan antara lain adalah (Ardiprawira, 2016):
a. Memperoleh keuntungan dari selisih bunga dari bunga yang diberikan
kepada pihak yang menyimpan uang dengan bunga yang dibebankan
kepada peminjam (debitur) dalam bentuk kredit. Selisih bunga simpanan
dengan pinjaman ini dikenal dengan nama spread based.
b. Keuntungan dari biaya yang dibebankan ke nasabah atas jasa keuangan
yang diperolehnya, misalnya biaya administrasi, biaya iuran, biaya kirim,
biaya tagih, denda, biaya provisi dan komisi, serta biaya lainnya.
Keuntungan dari biaya ini dikenal dengan nama fee based.

Menurut Kasmir (2013) beberapa lembaga (institusi) atau perantara pasar


keuangan yang ada di Indonesia khususnya, yakni:
1. Perbankan Bank, merupakan lembaga keuangan yang menawarkan baik
jasa simpanan, pinjaman (kredit) atau jasa keuangan lainnya yang dapat
dilayani oleh Bank Umum (komersil) maupun Bank Perkreditan Rakyat
(BPR). Jenis bank dilihat dari segi mencari keuntungan dewasa ini terdiri
dari bank yang beroperasi berdasarkan prinsip konvensional (barat) dan
syariah (Islam). Bank menyediakan berbagai produk keuangan, baik dalam
bentuk simpanan (rekening), pinjaman (kredit), valuta asing, maupun jasa

7
keuangan lainnya. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang menjual
produk keuangan paling lengkap dibandingkan dengan lembaga keuangan
lainnya, baik yang bersifat jangka pendek, maupun jangka panjang.
Bahkan perbankan juga dapat menjadi perantara antara lembaga keuangan
untuk melakukan transaksi keuangan.

2. Bursa efek Bursa efek, merupakan tempat diperjualbelikannya modal


jangka panjang seperti saham dan obligasi. Dalam bursa efek terdiri dari
dua pasar, yaitu pasar primer (primary market) dan pasar sekunder
(secondary market). Pasar primer (primary market), yaitu pasar yang
menangani pertama kali emisi sekuritas suatu perusahaan. Pasar sekunder
(secondary market) yaitu pasar yang melayani sehari-sehari transaksi
perdagangan sekuritas yang telah beredar, setelah masa penjualan pasar
primer berakhir.

3. Asuransi, merupakan usaha pertanggungan terhadap suatu risiko yang


akan terjadi. Pertanggungan ini terdiri dari perusahaan asuransi sebagai
penanggung dengan nasabah sebagai tertanggung. Perusahaan asuransi
menerima premi yang dibayarkan oleh tertanggung dan apabila
tertanggung menderita kerugian seperti yang telah diperjanjikan, maka
perusahaan asuransi sebagai penanggung akan menggantikannya.
Perusahaan asuransi juga memberikan asuransi untuk beasiswa di mana
nasabah menyetor sejumlah uang dan uang tersebut dapat diambil setelah
janga waktu tertentu. Dana yang terkumpul di perusahaan asuransi
biasanya diinvestasikan kembali bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

2.2 Pasar Modal


Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan
menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan
tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk
memperkuat modal perusahaan (Irham Fahmi, 2012). Pasar modal adalah suatu

8
bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham
dan obligasi (Pandji dan Piji, 2003).
Husnan Suad (2005) mendefinisikan pasar modal sebagai pasar untuk
berbagai instrument keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual
belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan
oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.
Menurut Eduardus Tandelilin (2010) pasar modal adalah pertemuan antara
pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana
dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Sedangkan menurut UU Pasar Modal
No. 8 tahun 1995, pengertian pasar modal dijelaskan lebih spesifik tentang
kegiatan yang bersangkutan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan.
Pasar modal terdiri dari pasar primer/perdana (primary market) dan pasar
sekunder (secondary market). Pasar primer adalah pasar untuk surat-surat
berharga yang baru diterbitkan dan sebagai sarana bagi perusahaan yang untuk
pertama kali menawarkan saham atau obligasi kemasyarakat umum. Pada pasar
ini dana berasal dari arus surat penjualan berharga atau securitas (security) baru
dari pembeli sekuritas (disebut investor) kepada perusahaan yang menerbitkan
sekuritas (disebut emiten). Sedangkan pasar sekunder adalah pasar perdagangan
surat berharga yang telah ada (sekuritas lama) di bursa efek dan sebagai sarana
transaksi jual beli efek antar investor dan harga dibentuk oleh investor melalui
perantara efek. Uang yang mengalir dari transaksi ini tidak lagi mengalir pada
perusahaan yang menerbitkan efek tetapi hanya mengalir kepada pemegang
sekuritas yang satu kepada yang pemegang sekuritas lain (Samsul, 2006).
Instrumen pasar modal sebagai berikut (Martalena & Maya Malinda, 2011) :
1. Saham
Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan
suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas
penghasilan dan aktiva perusahaan. Saham ada dua, antara lain:

9
a. Saham biasa
Saham biasa, merupakan jenis efek yang paling sering dipergunakan
oleh emiten untuk memperoleh dana dari masyarakat dan juga
merupakan jenis yang paling popular dipasar modal.
b. Saham preferen
Saham preferen merupakan jenis saham yang memiliki hak terlebih
dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif. Hak
kumulatif adalah hak untuk mendapatkan laba yang tidak dibagikan
pada suatu tahun yang mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada
tahun yang mengalami keuntungan, sehingga saham preferenakan
menerima laba dua kali. Hak istimewa ini diberikan kepada pemegang
saham preferen karena merekalah yang memasok dana ke perusahaan
sewaktu mengalami kesulitan keuangan.

2. Obligasi dan obligasi konversi


Obligasi adalah sertifikat yang berisi kontrak antara investor dan
perusahaan, yang menyatakan bahwa investor tersebut / pemegang obligasi
telah meminjamkan sejumlah uang kepada perusahaan. Perusahaan yang
menerbitkan obligasi mempunyai kewajiban untuk membayar bunga
secara regular sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan serta
pokok pinjaman pada saat jatuh tempo. Nilai suatu obligasi bergerak
berlawanan arah dengan perubahan suku bunga secara umum. Jika suku
bunga secara umum cenderung turun, maka nilai atau harga obligasi akan
meningkat, karena para investor cenderung untuk berinvestasi pada
obligasi. Sementara itu, jika suku bunga secara umum cenderung
meningkat, maka nilai atau harga obligasi akan turun, karena para investor
cenderung untuk menanamkan uangnya di Bank.
Obligasi konversi, obligasi yang dapat dikonversikan ke saham
obligasi (bond) adalah surat berharga yang menunjukkan bahwa penerbit
obligasi meminjam sejumlah dana kepada masyarakat dan memiliki
kewajiban untuk membayar bunga secara berkala, dan kewajiban melunasi

10
pokok hutang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli
obligasi tersebut.

3. Derivatif dari efek


a. Right
Right menunjukkan bukti hak memesan terlebih dahulu yang melekat
pada saham yang memungkinkan para pemegang saham lama untuk
membeli saham baru yang akan diterbitkan oleh emiten, sebelum
saham-saham tersebut ditawarkan kepada pihak lain.
b. Waran
Waran adalah efek yang diterbitkan oleh emiten yang memberi hak
kepada pemegang saham untuk memesan saham dari emiten yang
bersangkutan pada harga tertentu, umumnya untuk 6 bulan hingga 5
tahun. manajer investasi sebagai pengelola dana untuk diinvestasikan
baik di pasar modal atau pasar uang.
c. Dividen
Saham Deviden merupakan pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Deviden yang dibagikan perusahaan dapat berupa deviden tunai yang
artinya kepada setiap pemegang saham diberikan deviden berupa uang
tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham. Atau dapat
pula berupa deviden saham yang berarti kepada setiap pemegang
saham diberikan deviden sejumlah saham sehingga jumlah saham yang
dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian
deviden saham tersebut.
d. Sertifikat Reksa Dana
Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat
pemodal, khususnya pemodal kecil, mempunyai keinginan untuk
melakukan investasi namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan
yang terbatas.

11
Pasar modal menawarkan manfaat bagi pemerintah, dunia usaha, dan
investor yaitu sebagai berikut (Iskandar, 2003) :
a. Pasar modal adalah sumber pendapatan bagi Negara karena perusahaan
yang go public membayar pajak kepada Negara
b. Bagi perusahaan, pasar modal menjadi alternatif penghimpunan dana,
selain dari sistem perbankan dari masyarakat/pemodal, untuk membiayai
kehidupan perusahaan
c. Pasar modal adalah leading indicator bagi trend ekonomi Negara
d. Pasar modal menciptakan iklim yang sehat bagi perusahaan, karena
menyebarkan pemilikan, keterbukaan dan profesionalisme
e. Pasar modal memberikan kesempatan kepada investor untuk memperoleh
hasil yang diharapkan. Keadaan tersebut akan mendorong perusahaan
(emiten) untuk memenuhi keinginan para investor untuk memperoleh hasil
yang diharapkan.
f. Pasar modal memberikan kesempatan bagi investor untuk menjual kembali
saham atau surat berharga lainnya. Dengan beroperasinya pasar modal,
investor dapat melikuidasi surat berharga yang dimiliki setiap harinya.
g. Pasar modal menciptakan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam
perkembangan suatu perekonomian.
h. Pasar modal mengurangi biaya informasi dari transaksi surat berharga.
Dengan adanya pasar modal tersebut, biaya informasi seluruhnya
ditanggung oleh seluruh pelaku pasar bursa dengan demikian biayanya
akan lebih murah. Biaya informasi meliputi: biaya pencarian (search cost),
informasi tentang perusahaan (emiten) dan biaya informasi (information
cost) untuk mencari informasi kelebihan atau kelemahan surat berharga
suatu perusahaan yang go public.
i. Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik

2.3 Investasi di Pasar Modal


Menurut Tandelilin (2010), investasi dapat diartikan sebagai komitmen
untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh

12
keuntungan di masa datang. Terdapat 3 jenis dasar keputusan investasi menurut
Tandelilin (2010), yaitu :
1. Return
Alasan utama seseorang melakukan investasi adalah untuk
mendapatkan keuntungan. Dalam kegiatan investasi, tingkat keuntungan
investasi disebut sebagai return. Mendapatkan return tertentu adalah hal
yang sangat wajar untuk investor yang telah mengeluarkan dana untuk
investasi.
Return yang diharapkan investor dari investasi yang dilakukannya
merupakan kompensasi atas opportunity cost dan risiko penurunan daya
beli akibat adanya pengaruh inflasi. Dalam kegiatan investasi, jika periode
investasi telah berlalu, maka investor akan mendapatkan tingkat return
yang akan dia terima. Terkadang di akhir periode investasi, tingkat return
yang diharapkan dan tingkat return sebenarnya yang diperoleh investor
dari investasi yang dilakukan bisa berbeda.
Perbedaan antara pengembalian yang diharapkan dan
pengembalian aktual (actual return) adalah risiko yang harus selalu
dipertimbangkan dalam kegiatan investasi. Sehingga selain
memperhatikan tingkat pengembalian investor harus memperhatikan
tingkat risiko suatu investasi.

2. Risk
Suatu hal yang wajar jika investor mengharapkan return yang
tinggi dari investasi yang telah dilakukan. Tetapi ada hal penting harus
dipertimbangkan yaitu seberapa besar risiko yang harus ditanggung dari
investasi tersebut. Umumnya semakin besar risiko, maka semakin besar
pula tingkat return yang diharapkan.
Risiko juga bisa diartikan sebagai perbedaan antara return aktual
dengan return yang diharapkan. Dalam literatur mengenai ekonomi dan
investasi, ada sebuah asumsi bahwa investor merupakan makhluk rasional,
dan mereka tidak menyukai ketidakpastian serta risiko. Investor ini disebut

13
sebagai risk-averse investors. Investor jenis ini cenderung sadar bahwa ada
hubungan yang linier antara risiko dan return.
Para investor tentunya ingin dana yang telah diinvestasikan
memberikan keuntungan yang layak terhadap risiko investasi. Sikap
seorang investor terhadap risiko akan sangat tergantung kepada preferensi
investor tersebut. Investor yang lebih agresif akan memilih media investasi
dengan risiko yang lebih tinggi, dan diikuti oleh harapan untuk mendapat
return yang lebih tinggi pula demikian pula sebaliknya.

3. Hubungan Risk and Return


Hubungan antara risiko dan return yang diharapkan merupakan
hubungan yang bersifat searah atau linier. Artinya semakin besar risiko
suatu investasi, maka semakin besar pula return yang diharapkan atas
investasi tersebut, demikian sebaliknya.

14
BAB III
PEMBAHASAN

2.1 Krisisnya Pasar Keuangan Akibat Pandemi Covid-19 dan Upaya


Penyelesaian Kasus
Darurat Kesehatan yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 telah meluluh
lantakan semua sektor khususnya sektor ekonomi. Akibat adanya Covid-19
mengakibatkan perlambatan ekonomi di segala bidang termasuk kegiatan
ekonomi di sektor pasar keuangan.
Pasar keuangan Indonesia akibat guncangan pandemi Covid-19 masuk ke
zona merah dengan resiko resesi. Resiko resesi yang semakin tinggi
mengakibatkan aset-aset keuangan menjadi melemah. Selanjutnya Menteri
Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa sebagai dampak dari pandemi Covid-
19 kondisi krisis pasar keuangan Indonesia lebih buruk dari krisis keuangan yang
pernah terjadi pada tahun 2008-2009.
Krisis pasar keuangan tahun 2020 dibandingkan dengan krisis keuangan
tahun 2008-2009 dapat dilihat pada data arus modal keluar (capital outflow)
dimana saat krisis keuangan tahun 2008-2009 capital outflow yaitu sebesar
Rp69,9 triliun sedangkan capital outflow pada tahun 2020 ini mencapai Rp145,28
triliun. Sementara, saat taper tantrum pada 2013 hanya terjadi capital outflow
sebesar Rp36 triliun.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan (melemah)
sebesar 0,77% diikuti dengan rupiah yang juga mengalami penurunan (melemah)
sebesar 0,71%. Instrumen keuangan di pasar obligasi yaitu yield Surat Berharga
Negara (SBN) tenor 10 tahun naik 0,9 basis poin ke 7,194% dimana hal ini berarti
harga mengalami penurunan. Hal inilah yang menjadi ancaman terbesar bagi pasar
keuangan Indonesia sebagai faktor pemicu krisis yang akan dialami pasar
keuangan.
Selain itu indeks kepercayaan konsumen dan bisnis global mengalami
penurunan serta indeks volatilitas di pasar keuangan mencapai level yang lebih
tinggi. Hal ini menandakan bahwa terjadinya kepanikan di pasar keuangan.

15
Kepanikan di pasar keuangan menyebabkan investor lebih memilih memindahkan
atau meletakkan asetnya ke negara atau instrumen yang jauh lebih aman. Investor
lebih memilih memegang aset berupa uang tunai berdenominasi dolar AS akibat
nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) mengalami kenaikan.
Kepanikan para investor yang sangat berpengaruh terhadap krisis di pasar
keuangan disebabkan faktor permintaan dan penawaran. Faktor permintaan terjadi
gangguan berupa pelemahan kegiatan ekspor maupun impor karena disrupsi
supply chain, sementara faktor penawaran terjadi gangguan berupa kelemahan
produksi perdagangan dan manufaktur. Gangguan-gangguan pada faktor
permintaan dan penawaran secara langsung berpotensi menganggu sistem
perekonomian dan sistem keuangan.
Krisis yang terjadi di pasar keuangan Indonesia juga merupakan dampak
dari anjloknya bursa saham Amerika Serikat “Wall Street” dimana Indeks Dow
Jones ambrol 2,8%, S&P 500 -2,4%, dan Nasdaq -2,6%. Anjloknya bursa saham
Amerika Srikat yang merupakan kiblat dari bursa saham dunia akibat lonjakan
kasus Covid-19 di Amerika Serikat sangat berpengaruh terhadap krisis pasar
keuangan global termasuk Indonesia.
Krisis ekonomi akibat serangan Covid-19 memperburuk laju pemulihan
ekonomi global sehingga hal ini menjadi pertimbangan bagi pelaku pasar bahkan
para investor dalam mengalirkan modal ke pasar keuangan negara emerging
market seperti Indonesia.
Penyelesaian masalah krisis di pasar keuangan Indonesia yang paling utama
adalah dengan melawan penyebaran virus dan menghentikan lonjakan kasus
Covid-19. Hal ini membutuhkan penanganan yang serius dari pemerintah hingga
masyarakat untuk dapat secara bersama-sama memerangi dan mengusir pandemi
Covid-19 di bumi Indonesia sehingga kegiatan perekonomian negara menjadi
stabil kembali, pulih kembali serta sistem keuangan di pasar keuangan mulai
membaik.
Selanjutnya pemerintah perlu mengusahakan langkah pemulihan ekonomi
melalui stimulus bagi sektor UMKM dan pelaku bisnis agar dapat bertahan
menjalankan bisnis di tengah pandemi Covid-19. Pemulihan ekonomi berdampak

16
pada pemulihan krisis keuangan yang terjadi di pasar keuangan. Komunitas bisnis
global dan pasar keuangan global juga perlu melakukan sinergi secara bersama-
sama membantu pemulihan perekonomian.
Selanjutnya menurut Chief Research and Business Development Officer
Bareksa, Ni Putu Kurniasari mengatakan bahwa saat ini merupakan waktu yang
tepat untuk membeli reksadana dengan harga yang murah karena kondisi pasar
yang sedang turun dan terhindar dari resiko karena reksadana merupakan salah
satu pasar uang yang sangat stabil bagi investor yang ingin berinvestasi dalam
jangka pendek.
Selain itu, di tengah kondisi pasar keuangan yang masih tertekan, para
investor dapat mencari alternatif lain dalam berinvestasi yaitu melalui jenis Surat
Berharga Negara (SBN) karena SBN dijamin 100 persen oleh pemerintah dimana
saat ini SBN dalam masa penawaran Sukuk Ritel SR012 termasuk Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN).

2.2 Kasus Asuransi Jiwasraya sebagai Kejahatan di Pasar Modal dan Upaya
Penyelesaian Kasus
Asuransi Jiwasraya merupakan salah satu lembaga perantara pasar
keuangan. Kasus yang sedang terjadi di perusahaan Asuransi Jiwasraya yaitu
terkait salah kelola dengan dugaan korupsi yang merugikan negara dan para
nasabah. Kerugian yang diakibatkan yaitu mencapai Rp16,81 triliun yang terdiri
dari investasi saham sebesar Rp4,65 triliun dan kerugian negara akibat investasi
reksa dana sebesar Rp12,16 triliun.
Enam tersangka korupsi mega skandal Jiwasraya diantaranya Benny
Tjokrosaputro selaku Dirut Hanson Internasional, Heru Hidayat selaku Komisaris
Utama PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM), Hary Prasetyo selaku Direktur
Keuangan Jiwasraya periode Januari 2013-2018, Hendrisman Rahim selaku
Direktur Utama Jiwasraya periode 2008-2018 dan Syahmirwan selaku mantan
Kepala Divisi Investasi dan Keuangan Jiwasraya.
Korupsi yang dilakukan oleh pemegang perusahaan Asuransi Jiwasraya
merupakan tindakan memperkaya diri dengan bekerja sama dalam skandal

17
megakorupsi serta mengendalikan saham dengan cara tidak wajar. Saham-saham
yang dikendalikan seperti PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM), MYRX, PT
SMR Utama Tbk dimana ketiga saham tersebut berada di level 50% per saham.
Pelaku pasar modal dalam hal ini jenis lembaga keuangan bentuk asuransi
yaitu Jiwasraya melakukan manipulasi saham dengan tujuan memperkaya diri
atau lebih tepatnya melakukan kejahatan korupsi.
Sebelumnya, Asuransi Jiwasraya juga mengalami gagal bayar klaim
nasabah JS Saving Plan sebesar Rp802 miliar pada bulan Oktober 2018 dan
mencapai Rp12,4 triliun pada bulan Desember 2019. Berdasarkan hal ini dapat
dikatakan bahwa penyelenggaraan Asuransi Jiwasraya yang sangat buruk
diakibatkan buruknya keuangan Jiwasraya. Buruknya keuangan Asuransi
Jiwasraya disebabkan karena perusahaan membeli saham-saham lapis kedua dan
ketiga menjelang tutup kuartal untuk mempercantik laporan keuangan (window
dressing).
Kasus korupsi di badan perusahaan Asuransi Jiwasraya terjadi akibat
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik dan
benar sehingga terjadi kecolongan kasus megakorupsi. Otoritas Jasa Keuangan
yang tidak teliti dalam hal pengawasan keuangan di Jiwasraya padahal investasi
yang masuk dan diperdagangkan ke saham dan reksadana adalah ranah dari
pengawasan OJK.
Otoritas Jasa Keuangan seharusnya bertanggung jawab penuh atas apa yang
terjadi terkait kasus korupsi Asuransi Jiwasraya karena salah satu tugas dari OJK
yaitu mengawasi semua industri keuangan nasional dimana dalam hal ini sudah
seharusnya OJK mengawasi perusahaan asuransi dan mendeteksi aliran-aliran
dana yang tidak lazim untuk menanggulangi kasus korupsi yang telah dilakukan
perusahaan Asuransi Jiwasraya. Rekomendasi sistemik terhadap kasus Jiwasraya
yaitu terkait perbaikan pengawasan OJK yang harus lebih teliti lagi dalam
mengawasi kegiatan di pasar keuangan.
Penyelamatan dana nasabah Asuransi Jiwasraya perlu diperjuangkan dan
menjadi prioritas utama dan selanjutnya pihak-pihak yang melakukan korupsi
harus dihukum sesuai dengan peraturan yang berlaku dimana penyelesaian atas

18
kasus ini harus berdasarkan UU Pasar Modal dan Otoritas Jasa Kuangan (OJK)
serta UU yang mengatur tindak pidana korupsi.
Kasus korupsi yang dilakukan oleh Asuransi Jiwasraya merupakan suatu
tindak kejahatan di pasar modal dan memerlukan penanganan dari pihak
pemerintah maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Perlunya reformasi Lembaga
Keuangan mencakup pengaturan, pengawasan, manajemen resiko untuk
mengembalikan kepercayaan masyarakat khususnya perusahaan asuransi.
Selanjutnya para pelaku pasar modal dan pasar keuangan harus memetik
hikmah atas kasus korupsi yang menjerat Asuransi Jiwasraya agar dapat
melakukan praktik investasi pasar modal yang transparan dan bersih dari unusr
manipulatif yang sangat merugikan berbagai pihak. Para investor harus lebih
berhati-hati serta lebih teliti dan diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan
atau pemahaman terkait kondisi saham yang dibeli atau dana yang akan
diinvestasikan terjamin keamanannya.
Perlunya perbaikan secara sistematis dan menyeluruh yang dapat
melindungi nasabah dari resiko kecurangan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab dalam rangka meningkatkan kepercayaan investor untuk
berinvestasi di pasar keuangan atau pasar modal sehingga dapat membantu
perekonomian negara.
Kasus Jiwasraya harus dijadikan momentum dalam mewujudkan pasar
modal yang lebih sehat, lebih bersih serta lebih transparan dibarengi dengan upaya
dari OJK maupun Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mereformasi pasar modal
dan lebih melakukan pengawasan secara mendalam terhadap aktivitas-aktivitas
yang berjalan di pasar keuangan atau pasar modal.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau BEI harus dapat mengungkapkan kasus-
kasus manipulasi canggih dan kecurangan yang saat sekarang ini sulit dobongkar
menjadi sesuatu yang sangat mudah diselidiki kedepannya sehingga oknum-
oknum yang ingin melakukan kecurangan dan manipulasi dapat berfikir seribu
kali dan mengurungkan niatnya yang sangat merugikan tersebut.
Otoritas Jasa Keuangan juga disarankan untuk lebih menguasai dan
mendalami keadaan pasar serta melihat tren kepercayaan investor di situasi dan

19
kondisi apapun karena salah satu faktor yang mempengaruhi kepercayaan investor
yaitu terkait isu dan kondisi yang sedang terjadi. Hal ini dilakukan dalam rangka
menjaga keseimbangan pasar keuangan.

2.3 Kasus Kejahatan di Pasar Modal dan Upaya Pencegahan


Kasus kejahatan yang terjadi di Pasar Modal sering dilakukan dalam
berbagai bentuk oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi
menguntungkan dan memperkaya dirinya secara individu maupun kelompoknya.
Investasi yang dilakukan oleh para investor sangat rentan terjadi tindak kejahatan
sehingga menyebabkan kerugian bagi pihak penanam modal ataupun para
investor. Ketakutan akan kerugian dan ditipu inilah yang terkadang menjadi
stigma keenganan bagi para investor dalam berinvestasi di Pasar Modal ataupun
jenis pasar keuangan lainnya.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah mengatur
berbagai bentuk pelanggaran dan tindakan pidana pasar modal berserta sanksi
bagi pelakunya. Perbuatan yang dilarang tersebut meliputi:
1. Pemalsuan dan Penipuan
Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 90 huruf c
disebutkan Penipuan adalah membuat pernyataan tidak benar mengenai
fakta material atau tidak mengungkapkan fakta material agar pernyataan
yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat
pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau
menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau pihak lain atau dengan
tujuan memengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual efek.

2. Manipulasi Pasar
Tindakan manipulasi pasar adalah merupakan serangkaian tindakan yang
maksudnya untuk menciptakan gambaran yang keliru dan menyesatkan
tentang adanya perdagangan yang aktif, keadaan pasar atau harga dari
satu efek di bursa efek, melakukan jual beli yang tidak mengakibatkan
terjadinya perubahan Pemilik Penerima Manfaat, atau transaksi semu.

20
3. Insider Trading
Insider trading adalah Perdagangan efek dengan mempergunakan
Informasi Orang Dalam (IOD). IOD adalah informasi material yang
dimiliki orang dalam yang belum tersedia untuk umum.

Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan dalam bentuk kejahatan di pasar


modal akan diberi sanksi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Bila terjadi
pelanggaran perundang-undangan pasar modal atau ketentuan di bidang pasar
modal lainnya maka, Bapepam sebagai penyidik akan melakukan pemeriksaan
terhadap pihak yang melakukan pelanggaran tersebut, hingga bila memang telah
terbukti akan menetapkan sanksi kepada pelaku tersebut.

21
BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:


1. Pasar keuangan merupakan pasar yang menyediakan produk keuangan
baik berupa ativa fisik surat berharga atau valuta asing. Salah satu jenis
pasar keuangan yaitu pasar modal.
2. Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan
menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil
penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana
atau untuk memperkuat modal perusahaan.
3. Pasar keuangan Indonesia akibat guncangan pandemi Covid-19 masuk ke
zona merah dengan resiko resesi. Penyelesaian masalah krisis di pasar
keuangan Indonesia yang paling utama adalah dengan melawan
penyebaran virus dan menghentikan lonjakan kasus Covid-19.
4. Kasus yang sedang terjadi di perusahaan Asuransi Jiwasraya yaitu terkait
salah kelola dengan dugaan korupsi yang merugikan negara dan para
nasabah. Kasus korupsi yang dilakukan oleh Asuransi Jiwasraya
merupakan suatu tindak kejahatan di pasar modal dan memerlukan
penanganan dari pihak pemerintah maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Perlunya reformasi Lembaga Keuangan mencakup pengaturan,
pengawasan, manajemen resiko untuk mengembalikan kepercayaan
masyarakat khususnya perusahaan asuransi.
5. Kasus kejahatan yang terjadi di pasar modal menurut Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal diantaranya penipuan dan
pemalsuan, manipulasi pasar serta insider trading. Pelanggaran-
pelanggaran yang dilakukan dalam bentuk kejahatan di pasar modal akan
diberi sanksi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Ardiprawira. 2016. Pasar Keuangan. Dasar Manajemen Keuangan. Universitas


Gunadarma

DDTCNews. 2020. Menkeu: Dampak Covid-19 ke Pasar Keuangan Lebih Buruk


dari Krisis 2008. https://news.ddtc.co.id/menkeu-dampak-covid-19-ke-
pasar-keuangan-lebih-buruk-dari-krisis-2008-20813?page_y=719. Diakses
pada 31 Desember 2020.

Eduardus Tandelilin. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.


Yogyakarta: BPFE, 2010)

Husnan Suad. 2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.


Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN

Irham Fahmi. 2012. Pengantar Pasar Modal. Bandung: Alfabeta

Iskandar Z Alwi. 2003. Pasar Modal Teori dan Aplikasi. Jakarta: Yayasan Pancur
Siwah

Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Martalena & Maya Malinda. 2011. Pengantar Pasar Modal. Yogyakarta: Penerbit
Andi

Pandji dan Piji. 2003. Pengantar Pasar Modal. Jakrta: Rineka Cipta

Samsul. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Surabaya: Erlangga.

Suara.com. 2020. Ekonom Sebut Kasus Jiwasraya Bentuk Kejahatan Pasar Modal.
https://www.suara.com/bisnis/2020/06/03/123605/ekonom-sebut-kasus-

23
jiwasraya-bentuk-kejahatan-pasar-modal?page=all. Diakses pada 31
Desember 2020

Tandelilin. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Yogyakarta :


Kanisius

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal,


Pasal 1 Ayat13

24

Anda mungkin juga menyukai