“Pasar Modal”
DISUSUN OLEH:
1961209
BAB I
1
PENDAHULUAN
1.1 LATARBELAKANG
Indonesia saat ini sedang dilanda oleh wabah penyakit menular Covid-19
(Corona Virus Disease 2019). Penyakit ini telah ditetapkan oleh WHO sebagai
pandemi pada tanggal 11 Maret 2020 karena penularannya yang begitu cepat dan
masif. Indonesia sendiri sudah menetapkan status Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat seperti tertuang dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2018 tentang
Kekarantinaan Kesehatan.
Pandemi Covid-19 yang menyerang seluruh sistem pertahanan negara
tidak terkecuali sistem keuangan atau ekonomi berimbas kepada perlambatan
ekonomi seluruh negara termasuk Indonesia. Peningkatan kasus Covid-19 secara
global membuat perekonomian tertekan. Virus yang menyerang sistem kesehatan
manusia secara langsung melumpuhkan kegiatan perekonomian negara khususnya
kegiatan di pasar keuangan.
Krisis di pasar keuangan ditengarai karena ketakutan para investor
sehingga menyebabkan aktivitas di pasar keuangan menurun dan menggerogoti
sektor keuangan. Ketakutan dan kecemasan ini mengakibatkan nilai tukar dolar
Amerika Serikat (AS) mengalami kenaikan. Hal ini seperti yang diungkapkan
oleh Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance
(INDEF) Eko Listiyanto yang menjelaskan bahwa nilai tukar dolar AS menembus
angka Rp 16.000 yang disebabkan karena kepanikan pasar akibat pandemi Covid-
19. Krisis pasar keuangan yang disebabkan perlambatan ekonomi mempengaruhi
investor di pasar modal sebagai salah satu jenis pasar keuangan.
Pasar modal merupakan salah satu jenis pasar keuangan yang sangat
berperan dan ikut mengambil andil dalam pengembangan nasional khususnya
pada pengembangan dunia usaha sebagai sumber pembiayaan eksternal
perusahaan atau pelaku bisnis. Sumber dana pasar modal berasal dari para
investor yang berinvestasi dan menanamkan modal di pasar modal tersebut. Di
lain pihak dari sisi pemodal (investor), pasar modal sebagai salah satu sarana
investasi dapat bermanfaat untuk menyalurkan dananya ke berbagai sektor
2
produktif dalam rangka meningkatkan nilai tambah terhadap dana yang
dimilikinya.
Permasalahan-permasalahan atau kasus yang terjadi di pasar modal selaku
salah satu jenis pasar keuangan juga turut mengintai para investor. Tidak sedikit
investor yang mengalami kerugian bahkan ditipu saat berinvestasi di pasar modal
yang dikenal dengan investasi bodong. Hal ini disebabkan karena perilaku pihak
pasar modal yang tidak bertanggung jawab sehingga merugikan pihak investor.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka pada makalah ini
akan dijelaskan lebih lanjut mengenai kondisi pasar keuangan khususnya pasar
modal termasuk isu-isu permasalahan serta penyelesaian kasus seputar pasar
keuangan dan pasar modal sebagai salah satu jenis pasar keuangan yang ada di
Indonesia.
3
KAJIAN PUSTAKA
4
3. Pasar Valuta Asing (foreign exchange market), yaitu pasar yang
melakukan kegiatan transaksi valuta asing (mata uang asing), baik spot
transaction, forward transaction, dan swap transaction.
4. Pasar Kredit Konsumen (consumer credit market), yaitu pasar yang
melayani pembiayaan pinjaman untuk pembiayaan konsumen atas produk
tertentu baik barang maupun jasa, seperti pembelian mobil, motor,
perlengkapan rumah tangga, pendidikan, atau liburan.
5. Pasar Hipotek (mortgage market), yaitu pasar yang melayani pinjaman
untuk lahan real estate/perumahan, komersial, industri, dan pertanian.
6. Pasar Komoditas (future market), yaitu pasar yg melakukan kegiatan jual
beli komoditas tertentu seperti produk pertanian.
Semua jenis pasar keuangan ini melakukan kegiatan yang berhubungan
dengan penghimpuan dana, penyaluran dana, transaksi tukar menukar mata uang.
Artinya, pasar keuangan melibatkan pembiayaan keuangan baik melalui surat
berharga maupun pembiayaan atau pinjaman (Ardiprawira, 2016).
Dalam menjalankan kegiatan di pasar keuangan masing-masing pihak yang
terlibat memiliki tujuan tertentu. Secara umum banyak ahli keuangan menyatakan
bahwa tujuan pasar keuangan adalah untuk mengalokasikan tabungan secara
efisien bagi pemakainya, baik bagi pihak penjual, pembeli, maupaun bagi pihak
perantara (Ardiprawira, 2016).
Pihak yang membeli atau pihak yang membutuhkan dana adalah mereka
yang menginginkan sejumlah dana untuk membiayai aktivitas usahanya, baik
untuk investasi maupun untuk modal kerja. Tujuan bagi pihak yang membutuhkan
dana atau pembeli melakukan kegiatan di pasar keuangan terbagi dalam
(Ardiprawira, 2016):
a. Jangka pendek yaitu:
1. Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan, artinya untuk
menutupi kewajiban yang sudah jatuh tempo, sementara waktu karena
jumlah uang kas yang tersedia tidak atau belum mencukupi.
5
2. Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja, artinya untuk menjalankan
aktivitas perusahaan, seperti pembelian bahan baku, atau membayar
biaya operasional lainnya.
3. Untuk berdagang, artinya untuk membeli produk pada saat harga
tertentu kemudian menjual kembali produk tersebut jika harga jual
tinggi dari harga beli sehingga memperoleh dari selisih keuntungan
harga tersebut.
4. Mengharapkan keuntungan dari suku bunga yang ditawarkan, yaitu
dengan menanamkan uang dalam bentuk surat berharga tentu akan
memperoleh sejumlah penghasilan dalam bentuk bunga atau hasil atas
investasi yang ditanamkan dalam jangka waktu tertentu.
5. Memperoleh capital gaint, terutama untuk surat berharga jangka
panjang seperti saham.
6
1. Mencari keuntungan dari suku bunga yang ditawarkan kepada pembeli
dan biaya lain yang dibebankannya.
2. Membantu perusahaan atau individu yang membutuhkan dana guna
membiayai usahanya.
7
keuangan lainnya. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang menjual
produk keuangan paling lengkap dibandingkan dengan lembaga keuangan
lainnya, baik yang bersifat jangka pendek, maupun jangka panjang.
Bahkan perbankan juga dapat menjadi perantara antara lembaga keuangan
untuk melakukan transaksi keuangan.
8
bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham
dan obligasi (Pandji dan Piji, 2003).
Husnan Suad (2005) mendefinisikan pasar modal sebagai pasar untuk
berbagai instrument keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual
belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan
oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.
Menurut Eduardus Tandelilin (2010) pasar modal adalah pertemuan antara
pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana
dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Sedangkan menurut UU Pasar Modal
No. 8 tahun 1995, pengertian pasar modal dijelaskan lebih spesifik tentang
kegiatan yang bersangkutan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan.
Pasar modal terdiri dari pasar primer/perdana (primary market) dan pasar
sekunder (secondary market). Pasar primer adalah pasar untuk surat-surat
berharga yang baru diterbitkan dan sebagai sarana bagi perusahaan yang untuk
pertama kali menawarkan saham atau obligasi kemasyarakat umum. Pada pasar
ini dana berasal dari arus surat penjualan berharga atau securitas (security) baru
dari pembeli sekuritas (disebut investor) kepada perusahaan yang menerbitkan
sekuritas (disebut emiten). Sedangkan pasar sekunder adalah pasar perdagangan
surat berharga yang telah ada (sekuritas lama) di bursa efek dan sebagai sarana
transaksi jual beli efek antar investor dan harga dibentuk oleh investor melalui
perantara efek. Uang yang mengalir dari transaksi ini tidak lagi mengalir pada
perusahaan yang menerbitkan efek tetapi hanya mengalir kepada pemegang
sekuritas yang satu kepada yang pemegang sekuritas lain (Samsul, 2006).
Instrumen pasar modal sebagai berikut (Martalena & Maya Malinda, 2011) :
1. Saham
Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan
suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas
penghasilan dan aktiva perusahaan. Saham ada dua, antara lain:
9
a. Saham biasa
Saham biasa, merupakan jenis efek yang paling sering dipergunakan
oleh emiten untuk memperoleh dana dari masyarakat dan juga
merupakan jenis yang paling popular dipasar modal.
b. Saham preferen
Saham preferen merupakan jenis saham yang memiliki hak terlebih
dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif. Hak
kumulatif adalah hak untuk mendapatkan laba yang tidak dibagikan
pada suatu tahun yang mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada
tahun yang mengalami keuntungan, sehingga saham preferenakan
menerima laba dua kali. Hak istimewa ini diberikan kepada pemegang
saham preferen karena merekalah yang memasok dana ke perusahaan
sewaktu mengalami kesulitan keuangan.
10
pokok hutang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli
obligasi tersebut.
11
Pasar modal menawarkan manfaat bagi pemerintah, dunia usaha, dan
investor yaitu sebagai berikut (Iskandar, 2003) :
a. Pasar modal adalah sumber pendapatan bagi Negara karena perusahaan
yang go public membayar pajak kepada Negara
b. Bagi perusahaan, pasar modal menjadi alternatif penghimpunan dana,
selain dari sistem perbankan dari masyarakat/pemodal, untuk membiayai
kehidupan perusahaan
c. Pasar modal adalah leading indicator bagi trend ekonomi Negara
d. Pasar modal menciptakan iklim yang sehat bagi perusahaan, karena
menyebarkan pemilikan, keterbukaan dan profesionalisme
e. Pasar modal memberikan kesempatan kepada investor untuk memperoleh
hasil yang diharapkan. Keadaan tersebut akan mendorong perusahaan
(emiten) untuk memenuhi keinginan para investor untuk memperoleh hasil
yang diharapkan.
f. Pasar modal memberikan kesempatan bagi investor untuk menjual kembali
saham atau surat berharga lainnya. Dengan beroperasinya pasar modal,
investor dapat melikuidasi surat berharga yang dimiliki setiap harinya.
g. Pasar modal menciptakan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam
perkembangan suatu perekonomian.
h. Pasar modal mengurangi biaya informasi dari transaksi surat berharga.
Dengan adanya pasar modal tersebut, biaya informasi seluruhnya
ditanggung oleh seluruh pelaku pasar bursa dengan demikian biayanya
akan lebih murah. Biaya informasi meliputi: biaya pencarian (search cost),
informasi tentang perusahaan (emiten) dan biaya informasi (information
cost) untuk mencari informasi kelebihan atau kelemahan surat berharga
suatu perusahaan yang go public.
i. Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik
12
keuntungan di masa datang. Terdapat 3 jenis dasar keputusan investasi menurut
Tandelilin (2010), yaitu :
1. Return
Alasan utama seseorang melakukan investasi adalah untuk
mendapatkan keuntungan. Dalam kegiatan investasi, tingkat keuntungan
investasi disebut sebagai return. Mendapatkan return tertentu adalah hal
yang sangat wajar untuk investor yang telah mengeluarkan dana untuk
investasi.
Return yang diharapkan investor dari investasi yang dilakukannya
merupakan kompensasi atas opportunity cost dan risiko penurunan daya
beli akibat adanya pengaruh inflasi. Dalam kegiatan investasi, jika periode
investasi telah berlalu, maka investor akan mendapatkan tingkat return
yang akan dia terima. Terkadang di akhir periode investasi, tingkat return
yang diharapkan dan tingkat return sebenarnya yang diperoleh investor
dari investasi yang dilakukan bisa berbeda.
Perbedaan antara pengembalian yang diharapkan dan
pengembalian aktual (actual return) adalah risiko yang harus selalu
dipertimbangkan dalam kegiatan investasi. Sehingga selain
memperhatikan tingkat pengembalian investor harus memperhatikan
tingkat risiko suatu investasi.
2. Risk
Suatu hal yang wajar jika investor mengharapkan return yang
tinggi dari investasi yang telah dilakukan. Tetapi ada hal penting harus
dipertimbangkan yaitu seberapa besar risiko yang harus ditanggung dari
investasi tersebut. Umumnya semakin besar risiko, maka semakin besar
pula tingkat return yang diharapkan.
Risiko juga bisa diartikan sebagai perbedaan antara return aktual
dengan return yang diharapkan. Dalam literatur mengenai ekonomi dan
investasi, ada sebuah asumsi bahwa investor merupakan makhluk rasional,
dan mereka tidak menyukai ketidakpastian serta risiko. Investor ini disebut
13
sebagai risk-averse investors. Investor jenis ini cenderung sadar bahwa ada
hubungan yang linier antara risiko dan return.
Para investor tentunya ingin dana yang telah diinvestasikan
memberikan keuntungan yang layak terhadap risiko investasi. Sikap
seorang investor terhadap risiko akan sangat tergantung kepada preferensi
investor tersebut. Investor yang lebih agresif akan memilih media investasi
dengan risiko yang lebih tinggi, dan diikuti oleh harapan untuk mendapat
return yang lebih tinggi pula demikian pula sebaliknya.
14
BAB III
PEMBAHASAN
15
Kepanikan di pasar keuangan menyebabkan investor lebih memilih memindahkan
atau meletakkan asetnya ke negara atau instrumen yang jauh lebih aman. Investor
lebih memilih memegang aset berupa uang tunai berdenominasi dolar AS akibat
nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) mengalami kenaikan.
Kepanikan para investor yang sangat berpengaruh terhadap krisis di pasar
keuangan disebabkan faktor permintaan dan penawaran. Faktor permintaan terjadi
gangguan berupa pelemahan kegiatan ekspor maupun impor karena disrupsi
supply chain, sementara faktor penawaran terjadi gangguan berupa kelemahan
produksi perdagangan dan manufaktur. Gangguan-gangguan pada faktor
permintaan dan penawaran secara langsung berpotensi menganggu sistem
perekonomian dan sistem keuangan.
Krisis yang terjadi di pasar keuangan Indonesia juga merupakan dampak
dari anjloknya bursa saham Amerika Serikat “Wall Street” dimana Indeks Dow
Jones ambrol 2,8%, S&P 500 -2,4%, dan Nasdaq -2,6%. Anjloknya bursa saham
Amerika Srikat yang merupakan kiblat dari bursa saham dunia akibat lonjakan
kasus Covid-19 di Amerika Serikat sangat berpengaruh terhadap krisis pasar
keuangan global termasuk Indonesia.
Krisis ekonomi akibat serangan Covid-19 memperburuk laju pemulihan
ekonomi global sehingga hal ini menjadi pertimbangan bagi pelaku pasar bahkan
para investor dalam mengalirkan modal ke pasar keuangan negara emerging
market seperti Indonesia.
Penyelesaian masalah krisis di pasar keuangan Indonesia yang paling utama
adalah dengan melawan penyebaran virus dan menghentikan lonjakan kasus
Covid-19. Hal ini membutuhkan penanganan yang serius dari pemerintah hingga
masyarakat untuk dapat secara bersama-sama memerangi dan mengusir pandemi
Covid-19 di bumi Indonesia sehingga kegiatan perekonomian negara menjadi
stabil kembali, pulih kembali serta sistem keuangan di pasar keuangan mulai
membaik.
Selanjutnya pemerintah perlu mengusahakan langkah pemulihan ekonomi
melalui stimulus bagi sektor UMKM dan pelaku bisnis agar dapat bertahan
menjalankan bisnis di tengah pandemi Covid-19. Pemulihan ekonomi berdampak
16
pada pemulihan krisis keuangan yang terjadi di pasar keuangan. Komunitas bisnis
global dan pasar keuangan global juga perlu melakukan sinergi secara bersama-
sama membantu pemulihan perekonomian.
Selanjutnya menurut Chief Research and Business Development Officer
Bareksa, Ni Putu Kurniasari mengatakan bahwa saat ini merupakan waktu yang
tepat untuk membeli reksadana dengan harga yang murah karena kondisi pasar
yang sedang turun dan terhindar dari resiko karena reksadana merupakan salah
satu pasar uang yang sangat stabil bagi investor yang ingin berinvestasi dalam
jangka pendek.
Selain itu, di tengah kondisi pasar keuangan yang masih tertekan, para
investor dapat mencari alternatif lain dalam berinvestasi yaitu melalui jenis Surat
Berharga Negara (SBN) karena SBN dijamin 100 persen oleh pemerintah dimana
saat ini SBN dalam masa penawaran Sukuk Ritel SR012 termasuk Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN).
2.2 Kasus Asuransi Jiwasraya sebagai Kejahatan di Pasar Modal dan Upaya
Penyelesaian Kasus
Asuransi Jiwasraya merupakan salah satu lembaga perantara pasar
keuangan. Kasus yang sedang terjadi di perusahaan Asuransi Jiwasraya yaitu
terkait salah kelola dengan dugaan korupsi yang merugikan negara dan para
nasabah. Kerugian yang diakibatkan yaitu mencapai Rp16,81 triliun yang terdiri
dari investasi saham sebesar Rp4,65 triliun dan kerugian negara akibat investasi
reksa dana sebesar Rp12,16 triliun.
Enam tersangka korupsi mega skandal Jiwasraya diantaranya Benny
Tjokrosaputro selaku Dirut Hanson Internasional, Heru Hidayat selaku Komisaris
Utama PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM), Hary Prasetyo selaku Direktur
Keuangan Jiwasraya periode Januari 2013-2018, Hendrisman Rahim selaku
Direktur Utama Jiwasraya periode 2008-2018 dan Syahmirwan selaku mantan
Kepala Divisi Investasi dan Keuangan Jiwasraya.
Korupsi yang dilakukan oleh pemegang perusahaan Asuransi Jiwasraya
merupakan tindakan memperkaya diri dengan bekerja sama dalam skandal
17
megakorupsi serta mengendalikan saham dengan cara tidak wajar. Saham-saham
yang dikendalikan seperti PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM), MYRX, PT
SMR Utama Tbk dimana ketiga saham tersebut berada di level 50% per saham.
Pelaku pasar modal dalam hal ini jenis lembaga keuangan bentuk asuransi
yaitu Jiwasraya melakukan manipulasi saham dengan tujuan memperkaya diri
atau lebih tepatnya melakukan kejahatan korupsi.
Sebelumnya, Asuransi Jiwasraya juga mengalami gagal bayar klaim
nasabah JS Saving Plan sebesar Rp802 miliar pada bulan Oktober 2018 dan
mencapai Rp12,4 triliun pada bulan Desember 2019. Berdasarkan hal ini dapat
dikatakan bahwa penyelenggaraan Asuransi Jiwasraya yang sangat buruk
diakibatkan buruknya keuangan Jiwasraya. Buruknya keuangan Asuransi
Jiwasraya disebabkan karena perusahaan membeli saham-saham lapis kedua dan
ketiga menjelang tutup kuartal untuk mempercantik laporan keuangan (window
dressing).
Kasus korupsi di badan perusahaan Asuransi Jiwasraya terjadi akibat
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik dan
benar sehingga terjadi kecolongan kasus megakorupsi. Otoritas Jasa Keuangan
yang tidak teliti dalam hal pengawasan keuangan di Jiwasraya padahal investasi
yang masuk dan diperdagangkan ke saham dan reksadana adalah ranah dari
pengawasan OJK.
Otoritas Jasa Keuangan seharusnya bertanggung jawab penuh atas apa yang
terjadi terkait kasus korupsi Asuransi Jiwasraya karena salah satu tugas dari OJK
yaitu mengawasi semua industri keuangan nasional dimana dalam hal ini sudah
seharusnya OJK mengawasi perusahaan asuransi dan mendeteksi aliran-aliran
dana yang tidak lazim untuk menanggulangi kasus korupsi yang telah dilakukan
perusahaan Asuransi Jiwasraya. Rekomendasi sistemik terhadap kasus Jiwasraya
yaitu terkait perbaikan pengawasan OJK yang harus lebih teliti lagi dalam
mengawasi kegiatan di pasar keuangan.
Penyelamatan dana nasabah Asuransi Jiwasraya perlu diperjuangkan dan
menjadi prioritas utama dan selanjutnya pihak-pihak yang melakukan korupsi
harus dihukum sesuai dengan peraturan yang berlaku dimana penyelesaian atas
18
kasus ini harus berdasarkan UU Pasar Modal dan Otoritas Jasa Kuangan (OJK)
serta UU yang mengatur tindak pidana korupsi.
Kasus korupsi yang dilakukan oleh Asuransi Jiwasraya merupakan suatu
tindak kejahatan di pasar modal dan memerlukan penanganan dari pihak
pemerintah maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Perlunya reformasi Lembaga
Keuangan mencakup pengaturan, pengawasan, manajemen resiko untuk
mengembalikan kepercayaan masyarakat khususnya perusahaan asuransi.
Selanjutnya para pelaku pasar modal dan pasar keuangan harus memetik
hikmah atas kasus korupsi yang menjerat Asuransi Jiwasraya agar dapat
melakukan praktik investasi pasar modal yang transparan dan bersih dari unusr
manipulatif yang sangat merugikan berbagai pihak. Para investor harus lebih
berhati-hati serta lebih teliti dan diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan
atau pemahaman terkait kondisi saham yang dibeli atau dana yang akan
diinvestasikan terjamin keamanannya.
Perlunya perbaikan secara sistematis dan menyeluruh yang dapat
melindungi nasabah dari resiko kecurangan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab dalam rangka meningkatkan kepercayaan investor untuk
berinvestasi di pasar keuangan atau pasar modal sehingga dapat membantu
perekonomian negara.
Kasus Jiwasraya harus dijadikan momentum dalam mewujudkan pasar
modal yang lebih sehat, lebih bersih serta lebih transparan dibarengi dengan upaya
dari OJK maupun Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mereformasi pasar modal
dan lebih melakukan pengawasan secara mendalam terhadap aktivitas-aktivitas
yang berjalan di pasar keuangan atau pasar modal.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau BEI harus dapat mengungkapkan kasus-
kasus manipulasi canggih dan kecurangan yang saat sekarang ini sulit dobongkar
menjadi sesuatu yang sangat mudah diselidiki kedepannya sehingga oknum-
oknum yang ingin melakukan kecurangan dan manipulasi dapat berfikir seribu
kali dan mengurungkan niatnya yang sangat merugikan tersebut.
Otoritas Jasa Keuangan juga disarankan untuk lebih menguasai dan
mendalami keadaan pasar serta melihat tren kepercayaan investor di situasi dan
19
kondisi apapun karena salah satu faktor yang mempengaruhi kepercayaan investor
yaitu terkait isu dan kondisi yang sedang terjadi. Hal ini dilakukan dalam rangka
menjaga keseimbangan pasar keuangan.
2. Manipulasi Pasar
Tindakan manipulasi pasar adalah merupakan serangkaian tindakan yang
maksudnya untuk menciptakan gambaran yang keliru dan menyesatkan
tentang adanya perdagangan yang aktif, keadaan pasar atau harga dari
satu efek di bursa efek, melakukan jual beli yang tidak mengakibatkan
terjadinya perubahan Pemilik Penerima Manfaat, atau transaksi semu.
20
3. Insider Trading
Insider trading adalah Perdagangan efek dengan mempergunakan
Informasi Orang Dalam (IOD). IOD adalah informasi material yang
dimiliki orang dalam yang belum tersedia untuk umum.
21
BAB IV
KESIMPULAN
22
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar Z Alwi. 2003. Pasar Modal Teori dan Aplikasi. Jakarta: Yayasan Pancur
Siwah
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Martalena & Maya Malinda. 2011. Pengantar Pasar Modal. Yogyakarta: Penerbit
Andi
Pandji dan Piji. 2003. Pengantar Pasar Modal. Jakrta: Rineka Cipta
Suara.com. 2020. Ekonom Sebut Kasus Jiwasraya Bentuk Kejahatan Pasar Modal.
https://www.suara.com/bisnis/2020/06/03/123605/ekonom-sebut-kasus-
23
jiwasraya-bentuk-kejahatan-pasar-modal?page=all. Diakses pada 31
Desember 2020
24