Anda di halaman 1dari 18

STRUKTUR MODAL DAN KEBIJAKAN DEVIDEN

Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Manajemen Keuangan
Dosen Pengampu: Iskandar, S. Pd., M.M.

Disusun oleh:

Adia Wardana 1203020004


Alhazhiiratul Qudsiyyah 1203020020
Andika Yuda Kusumah 1203020181
Dheny Puspitasari 1203020045

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat Iman dan sehat sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “STRUKTUR MODAL DAN KEBIJAKAN
DEVIDEN” dengan sebaik-baiknya. Dan juga sholawat serta salam semoga terlimah curahkan
kepada junjungan kita Nabi dan Rasul kita Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, tabi’in,
tabi’at, serta kita para umatnya yang semoga selalu dalam bimbingannya dan mendapatkan
safaatnya di yaumil akhir nanti, Aamiin yaa rabbal alamiin.
Karya tulis makalah yang kelompok kami buat ditujukan untuk melaksanakan kewajiban
kami pada mata kuliah Manajemen Keuangan sebagai tugas kelompok. Kami menyadari bahwa
dalam proses penulisan makalah ini tidak terlepas dari berbagai peran yang mendukung dalam
penulisan makalah ini maka kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Iskandar, S.
Pd., M.M. selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Keuangan dan seluruh pihak yang
terlibat dan berkontribusi penuh dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari betul bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan maupun
kekhilafan. Oleh karena itu, kami mengharapkan dari saudara saudari pembaca sekalian untuk
memberikan atau mengutarakan baik kritik maupun saran membangun agar makalah ini dapat lebih
baik dari sebelumnya. Terakhir, mohon maaf apabila masih banyak kekurangan, terima kasih atas
perhatiannya, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat dengan menyeluruh dan mendalam
terhadap kehidupan sehari-hari untuk bahan pengetahuan dan implementasi agar membentuk suatu
keteraturan kehidupan yang lebih baik kedepannya khususnya dalam konteks Hukum Acara
Perdata.
.

Bandung, 24 September 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................5
C. Tujuan Peneliti..................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................................6
A. Pengertian Struktur Modal dan Kebijakan Deviden.........................................................6
1. Pengertian Struktur Modal............................................................................................6
2. Pengertian Kebijakan Dividen.......................................................................................6
B. TEORI STRUKTUR MODAL DAN TEORI KEBIJAKAN DEVIDEN...........................6
1. Teori-Teori Struktur Modal..........................................................................................6
2. Teori-Teori Kebijakan Deviden.....................................................................................9
C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL DAN KEBIJAKAN
DEVIDEN................................................................................................................................10
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal..................................................10
2. Faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen...........................................................12
D. KOMPONEN-KOMPONEN STRUKTUR MODAL......................................................13
BAB III..........................................................................................................................................16
PENUTUP.....................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Struktur modal merupakan bauran (proporsi) pendanaan permanen jangka panjang
perusahaan yang diwakili oleh hutang, saham referen dan ekuitas saham biasa 1. Struktur
modal adalah fungsi pendanaan yang harus dibuat oleh manajemen dalam rangka
pembiayaan investasi untuk mendukung kinerja dan operasional perusahaan.
Kebijakan perusahaan dalam menentukan struktur modal merupakan perimbangan
antara resiko dan tingkat pengembalian. Perusahaan harus menawarkan kepada investor
tingkat bunga yang kompetitif dengan alternatif investasi terbaik yang tersedia.
Menentukan struktur modal yang optimal tentu akan bermanfaat bagi perusahaan karena
dapat memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan memaksimalkan harga saham.
Tujuan perusahaan memaksimalkan kekayaan para pemegang saham berarti
memodifikasi tujuan maksimalisasi keuntungan agar mampu mengahadapi perubahan
lingkungan operasi yang kompleks, karena seluruh keputusan keuangan akan tercermin di
dalamnya yang berarti menyangkut soal pendanaan.
Kebijakan dividen merupakan salah satu keputusan penting dalam perusahaan yang
melibatkan dua kepentingan berbeda, yaitu pihak pertama pemegang saham dan pihak
kedua perusahaan itu sendiri yang diwakili oleh manajemen perusahaan. 2 Apabila
perusahaan lebih banyak membagikan laba sebagai dividen daripada menahannya sebagai
laba ditahan, di satu sisi perusahaan telah memenuhi hak pemegang saham berupa return
atas investasinya namun disisi lain perusahaan akan kehilangan sumber pendanaan
internal yang dapat menyebabkan pertumbuhannya terhambat dan membuatnya
membutuhkan sumber dana eksternal seperti hutang dan emisi saham baru untuk
menyokong kebutuhan dana.
Sebaliknya, apabila perusahaan lebih banyak menahan laba daripada
membagikannya sebagai dividen maka sumber pendanaan internal akan meningkat dan
pertumbuhan perusahaan akan ikut mengalami peningkatan tanpa perlu mencari sumber
dana eksternal. Namun, disisi lain pemegang saham akan merasa bahwa perusahaan tidak
memprioritaskan kesejahteraannyasebagai seorang investor.

1
Horne, JC Van, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, (Jakarta: Salemba Empat, 2013) hlm. 176
2
Ahmad, A. W. dan Y. Septriani, (2008). Konflik Keagenan: Tinjauan Teoritis dan Cara Menguranginya. Jurnal
Akuntansi & Manajemen Vol. 3 No. 2:47-55
A. Rumusan Masalah
Dalam hal ini peneliti akan membahas materi mengenai “Struktur Modal dan Kebijakan
Dividen” yang berisi rumusan masalah diantaranya:
1. Bagaimana Pengertian Struktur Modal dan Kebijakan Deviden?
2. Bagaimana Teori-Teori Struktur Modal dan Kebijakan Deviden?
3. Bagaimana Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal dan Kebijakan Deviden?
4. Bagaimana Contoh Perhitungan Struktur Modal dan Kebijakan Deviden?

B. Tujuan Peneliti
Dari rumusan masalah terdapat tujuan peneliti diantarannya:
1. Untuk mengetahui Struktur Modal dan Kebijakan Deviden.
2. Untuk mengetahui Teori-Teori Struktur Modal dan Kebijakan Deviden.
3. Untuk Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal dan Kebijakan
Deviden.
4. Untuk Mengetahui Contoh Perhitungan Struktur Modal dan Kebijakan Deviden.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Struktur Modal dan Kebijakan Deviden


1. Pengertian Struktur Modal
Menurut ahli keuangan I. M. Pandey, struktur modal atau capital
structure, mengacu pada campuran sumber dana jangka panjang, seperti surat
utang, utang jangka panjang, modal saham preferensi dan modal saham ekuitas
termasuk cadangan dan surplus.
Ahli keuangan John J. Hampton menyatakan bahwa struktur modal
adalah kombinasi dari efek utang dan ekuitas yang terdiri dari pembiayaan aset
perusahaan. Pengertian lainnya, struktur modal adalah perimbangan atau
perbandingan antara modal sendiri dengan modal asing. Dalam pengertian ini,
modal sendiri adalah ditahan dan kepemilikan perusahaan, sedangkan modal
asing berupa utang jangka pendek maupun utang jangka panjang.

2. Pengertian Kebijakan Dividen


Menurut Sutrisno (2017), Kebijakan deviden adalah kebijakan
manajemen atas laba yang diperoleh perusahaan selama satu periode akan
dibagi semua atau dibagi sebagian untuk dividen dan sebagian lagi tidak dibagi
dalam bentuk laba ditahan. Sedangkan menurut Sartono (2010), kebijakan
dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan
dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam
bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang.

B. TEORI STRUKTUR MODAL DAN TEORI KEBIJAKAN DEVIDEN


1. Teori-Teori Struktur Modal
a. The Modligani Miller Model
Teori ini menunjukkan kemungkinan munculnya proses arbitage yang
akan membuat harga saham (atau nilai perusahaan) yang tidak menggunakan
hutang maupun menggunakan hutang, akhirnya sama. Modligani dan Miller
berpendapat bahwa dalam keadaan pasar sempurna maka penggunaan hutang
adalah tidak relevan dengan nilai perusahaan. Namun, studi MM didasarkan
pada sejumlah asumsi yang tidak realistis, antara lain: Tidak ada biaya broker
(pialang), tidak ada pajak, Tidak ada biaya kebangkrutan, Para investor dapat
meminjam dengan tingkat suku bunga yang sama dengan perusahaan, Semua
investor mempunyai informasi yang sama seperti manajemen mengenai
peluang investasi perusahaan pada masa mendatang, EBIT tidak dipengaruhi
oleh penggunaan hutang
b. The Trade Off Model
Model trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perushaan
merupakan trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang
dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut.
Esensi trade-off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan
manfaat dan perngorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang.
Sejauh manfaat lebih besar, tambahan hutang masih diperkenankan. Apabila
pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan
hutang sudah tidak diperbolehkan. Trade-off theory telah mempertimbangkan
berbagai faktor seperti corporate tax, baiaya kebangkrutan, dan personal tax
dalam menjelaskan mengapa suatu perusahaan memilih struktur modal
tertentu.
c. Pecking Order Theory
Teori ini menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hierarki
sumber dana yang paling disukai. Secara ringkas teori tersebut menyatakan
bahwa:
1) Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil
operasi perushaan).
2) Perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian deviden yang
ditargetkan dengan berusaha menghindari perubahan pembayaran
deviden secara gratis.
3) Kebijakan deviden yang relatif segan untuk diubah, disertai dengan
fluktuasi profitabilitas dan kesempatan investasi yang tidak bisa
diduga, mengakibatkan bahwa dana hasil operasi kadang-kadang
melebihi kebutuhan dana untuk investasi, meskipun pada
kesempatan yang lain mungkin kurang. Apabila dana hasil operasi
kurang dari kebutuhan investasi, maka perusahaan akan
mengurangi saldo kas atau menjual sekuritas yang dimiliki.
d. Agency Theory
Pada dasarnya agency theory adalah teori mengenai struktur
kepemilikan perusahaan yang dikelola oleh manajer bukan pemilik,
berdasarakan kenyataan bahwa manajer profesional bukan agen yang
sempurna dari pemilik perusahaan, dengan demikian belum tentu selalu
bertindak untuk kepentingan pemilik. Dengan kata lain, manajer sebagai
manusia rasional dalam pengambilan keputusan perusahaan untuk
memaksimalkan kepuasan dirinya sendiri. Jensen dan Meckling (1976) dalam
Weston dan Copeland (1996) menyatakan bahwa masalah keagenan
berhubungan dengan penggunaan ekuitas eksternal. Misalnya sebuah
perusahaan yang semula dimiliki seluruhnya oleh satu orang, maka semua
tindakannya hanya mempengaruhi posisinya sendiri. Jika pemilik yang juga
manajer perusahaan itu menjual sebagian dari sahamnya kepada orang lain,
maka akan ada timbul konflik kepentingan. Keuntungan sampingan yang
dibayarkan kepada pemilik-manajer yang semula sepenuhnya dinikmati
sendiri, sekarang dibayar sebagian kepada pemilik baru.
e. Signaling Theory
Isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil manajemen
perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana
manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek
yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan
mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain,
termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang
normal. Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan
cenderung untuk menjual sahamnya, yang berarti mencari investor baru untuk
berbagi kerugian. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan umumnya
merupakan suatu isyarat (signal) bahwa manajemen memandang prospek
perusahaan tersebut kurang bagus. Apabila suatu perusahaan menawarkan
penjualan saham baru, lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan
menurun karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif
yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan
cerah.
f. Asymetric Information Theory (Teori Informasi Tidak Simetris)
Asymetric Information theory atau ketidaksamaan informasi menurut
Brigham dan Houston adalah disituasi dimana manajer memiliki informasi
yang berbeda (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang
dimiliki investor. Ketidaksamaan informasi ini terjadi karena pihak
manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak daripada pemodal.
Dengan demikian, pihak manajemen mungkin berpikir bahwa harga saham
saat ini sedang overvalue (terlalu mahal). Kalau hal ini yang diperkirakan
terjadi, maka manajemen tentu akan berpikir untuk lebih baik menawarkan
saham baru (sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih mahal dari yang
seharusnya). Tetapi pemodal akan menafsirkan kalau perusahaan menawarkan
saham baru, salah satu kemungkinannya adalah harga saham saat ini sedang
terlalu mahal (sesuai dengan persepsi pihak manajemen). Sebagai akibatnya
para pemodal akan menawar harga saham baru tersebut dengan harga yang
lebih rendah. Oleh karena itu emisi saham baru akan menurunkan harga
saham.
g. Balancing Theories
Balancing Theroies merupakan suatu kebijakan yang ditempuh oleh
perusahaan untuk mencari dana tambahan dengan cara mencari pinjaman baik
keperbankan atau juga dengan menerbitkan obligasi (bonds). Obligasi adalah
sebuah surat berharga (comercial paper) yang mencantumkan nilai nominal,
tingkat suku bunga, dan jangka waktu dimana itu dikeluarkan baik oleh
perusahaan ataupun government untuk kemudian dijual kepada
publik.Sehingga dapat disimpulkan bahwa menjual obligasi artinya berutang
pada publik atau perusahaan melakukan penambahan long term liabilities-nya.
Maka penerapan balancing theories juga memungkinkan diterapkan oleh suatu
pemerintah adalah dengan cara melakukan pinjaman kepihak asing seperti
pemerintah negara asing atau juga pada lembaga donatur internasional seperti
world bank, international monetary fund, Asian Development Bank, dan
lembaga lainnya.
2. Teori-Teori Kebijakan Deviden
Menurut Brighamdan Houston menyebutkan bahwa dalam teori
kebijakan deviden terdapat tiga teori dari preferensi investor yaitu:
a. Dividen dirrelevance theory
Dividen dirrelevance theory adalah suatu teori yang menyatakan
bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh, baik terhadap nilai
perusahaan maupun biaya modalnya. Teori ini mengikuti pendapat Modigliani
dan Miller yang menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan tidak ditentukan
oleh besar kecilnya Dividend Payout Ratio tetapi ditentukan oleh laba bersih
sebelum pajak (EBIT) dan risiko bisnis.
b. Bird in the hand Theory
Bird in the hand Theoryadalah tingkat keuntungan yang disyaratkan
akan naik apabila pembagian dividen dikurangi karena investor lebih yakin
terhadap penerimaan dividen daripada kenaikan nilai modal (capital gain)
yang akan dihasilkan dari laba ditahan investor memandang bahwa satu
burung di tangan lebih berharga daripada seribu burung di udara. Namun,
Modigliani dan Miller berpendapat bahwa tidak semua investor
berkepentingan untuk menginvestasikan kembali dividen mereka di
perusahaan yang sama dengan memiliki resiko yang sama, oleh sebab itu
tingkat resiko pendapatan mereka di masa yang akan datang bukannya
ditentukan oleh Dividen Payout Ratio tetapi ditentukan oleh tingkat resiko
investasi baru.
c. Tax preference theory
Tax preference theory adalah suatu teori yang menyatakan bahwa
karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains maka para
investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran
pajak.

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL DAN


KEBIJAKAN DEVIDEN
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
a. Struktur Aktiva
Brigham dan Houston (2006) menyatakan bahwa perusahaan yang
asetnya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak
menggunakan utang. Aset multiguna yang dapat digunakan oleh banyak
perusahaan merupakan jaminan yang baik, sedangkan aset yang hanya
digunakan untuk tujuan tertentu tidak begitu baik untuk dijadikan pinjaman.
Karena itu, perusahaan real estate biasanya mempunyai leverage yang tinggi
sedangkan perusahaan yang terlibat dalam penelitian teknologi tidak
demikian.
Struktur aset diklasifikasikan menjadi dua bagian utama,
(Winahyuningsih, 2010) yang pertama aset lancar (meliputi kas, investasi
jangka pendek, piutang wesel, piutang dagang, persediaan, piutang
penghasilan, serta perskot). Kedua aset tidak lancar (meliputi : investasi
jangka panjang, aset tetap, aset tetap tidak berwujud).
b. Profitabilitas
Rasio Profitabilitas meupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba pada tingat penjualan, aktiva dan modal.
Ada tiga rasio yang dapat digunakan dalam rasio Profitabilitas yakni profit
margin, return on asset (ROA) dan return on equity (ROE)
Profit margin mengatur sejauh mana perusahaan menghasilkan laba
bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio profit margin yang rendah dapat
menunjukkan ketidakefisienan manjemen. ROA menunjukkan seberapa besar
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan return yang dihasilkan
perusahaan bagi pemegang sahamnya. Sedangkan ROE mengukur tingkat
return yang dihasilkan perusahaan bagi pemegang saham.
c. Ukuran perusahaan
Ukuran Perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan
yang ditujukan pada total aset, jumlah penjualan, rata-rata penjualan dan rata-
rata total aset (Riyanto, 2001). Ukuran aset yaitu rata-rata penjualan bersih
untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun (Brigham dan Houston,
2006).
Besar kecilnya ukuran perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur
modal dengan didasarkan pada kenyataan bahwa semakin besar suatu
perusahaan akan mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi, sehingga
perusahaan tersebut akan lebih berani mengeluarkan saham baru dan
cenderung untuk menggunakan jumlah pinjaman juga semakin besar.
d. Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan di dalam membayar hutang jangka pendek yang telah
jatuh tempo. Perusahaan yang dapat segera mengembalikan utang-utangnya
akan mendapat kepercayaan dari kreditur untuk menerbitkan utang dalam
jumlah yang besar. Riyanto (2001) menyatakan bahwa kebutuhan dana untuk
aktiva lancar pada prinsipnya dibiayai dengan kredit jangka pendek. Sehingga
semakin likuid suatu perusahaan, maka semakin tinggi penggunaan hutangnya.
e. Growth
Growth opportunity yaitu perusahaan yang memiliki kesempatan atau
peluang untuk bertumbuh atau mencapai tingkat pertumbuhan atau
mengembangkan perusahaannya. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan
yang tinggi lebih banyak membutuhkan dana di masa depan, terutama dana
eksternal untuk memenuhi kebutuhan investasinya atau untuk memenuhi
kebutuhan untuk membiayai pertumbuhannya (Indrajaya, Herlina, dan Setiadi,
2011). Perusahaan yang berpeluang untuk mencapai pertumbuhan yang tinggi
pasti akan mendorong perusahaan untuk terus melakukan ekspansi usaha dan
dana yang dibutuhkan pasti tidaklah sedikit dan kemungkinan dana internal
yang dimiliki jumlahnya terbatas sehingga akan mempengaruhi keputusan
struktur modal atau pendanaan suatu perusahaan.

2. Faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen


a. Kondisi Keuangan Perusahaan: Tingkat profitabilitas, likuiditas, dan
kebutuhan modal perusahaan akan memengaruhi kebijakan dividen.
Perusahaan yang menghasilkan laba yang stabil dan memiliki cukup likuiditas
mungkin lebih cenderung membayar dividen.
b. Perencanaan Investasi: Jika perusahaan memiliki peluang investasi yang
menjanjikan dengan pengembalian yang tinggi, mereka mungkin memilih
untuk menahan sebagian besar laba untuk mendanai proyek-proyek tersebut
daripada membayarkan dividen tinggi.
c. Preferensi Pemegang Saham: Preferensi pemegang saham, terutama pemegang
saham mayoritas atau institusi besar, dapat memengaruhi apakah perusahaan
akan membayar dividen atau tidak.
d. Posisi Utang: Jumlah utang perusahaan juga dapat memengaruhi kebijakan
dividen. Perusahaan dengan utang yang tinggi mungkin memilih untuk
memprioritaskan pembayaran utang daripada membayar dividen.
e. Siklus Bisnis: Kondisi ekonomi dan siklus bisnis juga dapat memengaruhi
kebijakan dividen. Perusahaan mungkin lebih konservatif dalam pembayaran
dividen selama periode ketidakpastian ekonomi.
f. Tujuan Pemegang Saham: Perusahaan mungkin memiliki pemegang saham
yang memiliki preferensi yang berbeda-beda terkait dengan dividen, seperti
pemegang saham pendapatan tetap yang menginginkan dividen yang stabil.
g. Regulasi dan Pajak: Peraturan dan pajak juga dapat memengaruhi kebijakan
dividen. Beberapa negara mungkin memberikan insentif pajak untuk
pembayaran dividen, sementara yang lain mungkin memberlakukan pajak
lebih tinggi.
h. Persaingan Industri: Kebijakan dividen juga dapat dipengaruhi oleh praktik
industri. Perusahaan cenderung mengikuti tren industri mereka dalam hal
pembayaran dividen.
i. Strategi Manajemen: Preferensi dan pandangan manajemen terhadap
penggunaan laba perusahaan dapat memengaruhi kebijakan dividen.
Kombinasi faktor-faktor ini akan berperan dalam membentuk kebijakan
dividen suatu perusahaan, dan keputusan akhirnya akan mempertimbangkan
kepentingan perusahaan dan pemegang sahamnya.

D. KOMPONEN-KOMPONEN STRUKTUR MODAL


1. Modal Asing
Modal asing atau utang adalah modal yang berasal dari luar perusahaan
yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan dan bagi perusahaan
yang bersangkutan modal tersebut merupakan utang yang pada saatnya harus
dibayar kembali. Dalam pengambilan keputusan akan penggunaan utang ini
harus mempertimbangkan besarnya biaya tetap yang muncul dari utang berupa
bunga yang akan menyebabkan semakin meningkatnya leverage keuangan dan
semakin tidak pastinya tingkat pengembalian bagi para pemegang saham
biasa.
Modal asing atau utang terbagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai
berikut:
a. Utang jangka pendek (Short-term Debt). Utang jangka pendek adalah
modal asing yang jangka waktunya paling lama satu tahun. Sebagian besar
utang jangka pendek terdiri dari kredit perdagangan yaitu kredit yang
diperlukan untuk dapat menyelenggarakan usahanya.
b. Utang jangka pendek (Short-term Debt). Utang jangka pendek adalah
modal asing yang jangka waktunya paling lama satu tahun. Sebagian besar
utang jangka pendek terdiri dari kredit perdagangan yaitu kredit yang
diperlukan untuk dapat menyelenggarakan usahanya.
c. Utang jangka pendek (Short-term Debt). Utang jangka pendek adalah
modal asing yang jangka waktunya paling lama satu tahun. Sebagian besar
utang jangka pendek terdiri dari kredit perdagangan yaitu kredit yang
diperlukan untuk dapat menyelenggarakan usahanya.
2. Modal Sendiri
Modal sendiri atau ekuitas pada dasarnya adalah modal yang berasal
dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu
yang tidak tertentu lamanya. Modal sendiri diharapkan tetap berada dalam
perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas sedangkan modal
pinjaman memiliki jatuh tempo.
Menurut Riyanto (dalam Mulyawan 2015:229) sumber dana yang
dapat diperoleh untuk belanja perusahaan adalah sumber dana dari dalam
perusahaan (internal source) dapat diartikan sebagai bentuk dana pemenuhan
kebutuhan dananya berasal dari dalam perusahaan. Sumber dana ini berasal
dari laba cadangan dari sebagian hasil usaha yang merupakan unsur dana
sendiri yang digunakan sebagai sumber dana internal. Dana dari dalam
perusahaan terdiri atas:
1) Dana yang berasal dari pemilik perusahaan;
2) Saldo keuntungan yang ditanam kembali di perusahaan;
3) Surplus dana dan akumulasi penyusutan atau yang disebut sebagai
cadangan dana, yang terdiri atas nilai buku dan nilai pasar dari harta
yang dimiliki perusahaan.

Contoh Perhitungan struktur modal dan kebijakan dividen


Struktur modal DjiSamSoe Co. pada 31 Desember 2019 adalah:
- Saham biasa (nom @ $1, 100.000 lembar) $100.000
- Agio saham $ 20.000
- Laba ditahan $680.000
- Total modal $800.000
Laba bersih perusahaan untuk tahun 2019 adalah $150.000, dengan
rasio pembayaran dividen 40 persen. Saham dijual dengan harga $6 per
lembar pada 30 Desember. Perusahaan mengumumkan 5 persen dividen
saham pada 31 Desember. Tentukan struktur modal perusahaan setelah
dividen saham.
DIVIDEN SAHAM = 5% x 100.000 lbr = 5.000 lbr
Nilai stock dividen = 5.000 lbr x $6 = 30.000 (Mengurangi laba ditahan)
Akan menambah:
Saham = 5.000 x $1 = $5.000
Agio saham = $30.000 - $5.000 = $25.000
Struktur modal DjiSamSoe setelah stock dividen
Saham biasa (100.000 lbr + 5.000 lbr = 105.000 lbr nom @ $1 $105.000
Agio saham ($20.000 + $25.000) $ 45.000
Laba ditahan ($680.000 - $30.000) $650.000
Total $800.000
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Struktur modal adalah kombinasi dari efek utang dan ekuitas yang terdiri dari
pembiayaan aset perusahaan. Kemudian, menurut Sutrisno mengenai Kebijakan
deviden ia mengartikan sebagai berikut kebijakan manajemen atas laba yang
diperoleh perusahaan selama satu periode akan dibagi semua atau dibagi sebagian
untuk dividen dan sebagian lagi tidak dibagi dalam bentuk laba ditahan.
Terdapat beberapa teori landasan untuk melaksanakan struktur modal. Ada 7
teori yang perlu diketahui: The Modligani Miller Model, The Trade Off Model,
Pecking Order Theory, Agency Theory, Signaling Theory, Asymetric Information
Theory (Teori Informasi Tidak Simetris), dan Balancing Theories. Sedangkan Teori-
teori Kebijakan Dividen ada 3, yaitu : Dividen dirrelevance theory, Bird in the hand
Theory, dan Tax preference theory.
Terdapat Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal, yaitu : Struktur
Aktiva, Profitabilitas, Ukuran perusahaan, Likuiditas, dan Growth. Berikut juga
merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen : Kondisi
Keuangan Perusahaan, Perencanaan Investasi, Preferensi Pemegang Saham, Posisi
Utang, Siklus Bisnis, Tujuan Pemegang Saham, Regulasi dan Pajak, Persaingan
Industri, Strategi Manajemen.
Adapun komponen-komponen dalam struktur modal, seperti : 1. Modal asing
atau utang adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara
bekerja di dalam perusahaan dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut
merupakan utang yang pada saatnya harus dibayar kembali. 2. Modal sendiri atau
ekuitas, yang pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan
yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya.
B. Saran
Penulis mengharapkan pembaca dapat memahami isi dari makalah ini yakni
terkait konsep penilaian; nilai waktu uang, berawal dari definisi hingga contoh
makalah penerapannya. Penulis sangat menyadari bahwasannya makalah ini memiliki
banyak kekurangan serta jauh dari kata sempurna. Tentunya, penulis akan terus
menyempurnakan makalah dengan mengacu pada sumber-sumber yang dapat
dijelaskan kemudian. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun atas pembahasan dalam makalah.
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.uin-suska.ac.id/20101/7/7.%20BAB%20II%20%281%29.pdf
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126951-6569-Faktor-faktor%20yang-Literatur.pdf
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/127568-6606-Pengujian%20teori-Literatur.pdf
https://repository.uin-suska.ac.id/13753/8/7.%20BAB%20II__2018445AKN.pdf
https://www.studocu.com/id/document/perbanas-institute/management/latihan-kebijakan-
dividen-jumat-jan-2022/24015998
Ida Ayu Putri Pertami Dewi dan Ida Bagus Panji Sedana. (2018). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek
Indonesia. Diambil Kembali dari https://media.neliti.com/media/publications/249220-
faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kebijaka-c2c1fab9.pdf
Muchlisin, Riadi. (2017). Teori, Komponen dan Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal,
diambil kembali dari https://www.kajianpustaka.com/2017/10/teori-komponen-dan-
faktor-yang-mempengaruhi-struktur-modal.html
Prayogo, Pungkas. (2016). Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. UIN
Sultan Syarif Kasim. Diambil kembali dari
https://eprints.uny.ac.id/41755/1/PungkasPrayogo_12808141021.pdf

Anda mungkin juga menyukai