Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

KONSEP ETIKA MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


DAN MANAJEMEN KEUANGAN

Disusun Oleh,
Kelompok 5 :

AHMAD YUSRIL ISKANDAR


CEVI SETIAWAN
IKHSAN FAUZI
LUSY LESTARI
M. RIZKI ALAM
SINDI NURYANI
SYAIFUL ROKHMAN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SEBELAS APRIL
SUMEDANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, berkat
rahmat dan karunia-Nya kami diberi kesehatan, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah ETIKA BISNIS
dengan secepatnya.
Makalah ini, yang berjudul “Konsep Etika Manajemen SDM dan
Manajemen Keuangan” merupakam aplikasi dari kami untuk memenuhi tugas
mata kuliah tersebut dan juga untuk memberi pengetahuan seputar Organisasi,
semoga dapat dijaikan sebagai pembelajara bagi pegi pembaca. Selesainya
makalah ini tidak terlepas dari kerjasama dari berbagai pihak, baik itu dosen
ataupun pihak – pihak lainnya yang turut serta membantu terselesaikannya
makalah ini.
Besar harapan kami semoga makalah yang kami sajikan dapat bermanfat
bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, kami menyadari bahawa
makalah ini jauh dari kata sempurna, Oleh karena itu, kami memohon maaf yang
sebesarnya, dan kami dengan senanghati menerima keritik dan saran guna
menyempurnakan makalah ini.

Sumedang, 24 November 2020

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………
DAFTAR ISI...…………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN……...………………………………………………………………
1.1 Latar Belakang……………………………..……………………………………...
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………..………………….
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………………....
BAB II PEMBAHASAN………...…………………………………………………………….
2.1 Etika Manajemen ………………….………………………...……………………
2.1.1 Pengertian Etika ………………………...………………………………….
2.1.2 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia …………….........................
2.1.3 Konsekuensi Dari Perilaku Yang Tidak Etis …………………………….…
2.1.4 Sebab Perilaku Yang Tidak Etis …….……………………………………...
2.1.5 Konsep Etika Bukan Sekedar Kode Etik ……………………..…………….
2.1.6 Perencanaan Strategi Konsep Etika………………………..………………..
2.1.7 Implementasi Konsep Etika Sumber Daya Manusia ……………………....
2.1.8 Integrasi Konsep Etika Dengan Fungsi Manajemen SDM………………….
2.2 Manajemen Keuangan ………….………………………………………………...
2.2.1 Pengertian Manajemen Keuangan ………………………………………..…
2.2.2 Ruang Lingkup Manajemen Keuangan ……………………………………..
2.2.3 Prinsip Manajemen Keuangan ……………………………………………...
2.2.4 Konsep Manajemen Keuangan ……………………………………………...
2.2.5 Tujuan Manajemen Keuangan ………………………………………………
2.2.6 Fungsi Manajemen Keuangan ………………………………………………
BAB III PENUTUP……...………………………………………...…………………………..
3.1 Kesimpulan………………………………………….……………………………...
3.2 Saran………………………...…………………………………………………..….
DAFTAR PUSTAKA……..…………………………………………………………...............

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Etika merupakan cara berpikir mengenai perilaku manusia di
bawah pangkal tolak pandangan baik dan buruk atau benar dan salah dari
norma-norma dan nilai-nilai, pertanggungjawaban dan pilihan. Dalam
dunia bisnis etika memeiliki peranan yang sangat penting ketika
keuntungan bukan lagi menjadi satu-satunya tujuan organisasi. Bisnis juga
akan menjadi lebih sukses jika mempunyai perhatian pada etika, karena
hal ini akan meningkatkan reputasi organisasi dan meningkatkan motivasi
karyawan serta dapat mengurangi berbagai kerugian akibat perilaku yang
kurang etis yang dilakukan oleh karyawan. Perilaku yang tidak etis seperti
minum-minuman keras, penggunaan obat-obatan terlarang di temapt kerja,
penyalahgunaan email, tidak melaporkan pelanggaran karyawan lain
kepada manajemen, serta berbagai pelanggaraan etika lainnya. Hal ini
dapat menjadi sesuatu yang serius mengingat perilaku yang tidak etis
dapat menjurus kearah tindakan kriminal serta perilaku lain yang
merugikan perusahaan, naik finansial maupun nonfinansial. Banyak sebab
yang menjadikan perilaku yang tidak etis yang ditunjukkan karyawan
tersebut muncul. Hal ini terkait pada individu karyawan saja, tetapi juga
menyangkut keseluruhan proses dalam organisasi. Dalam hal ini
manajemen sumber daya manusia mempunyai peran penting untuk
menjamin bahwa organisasi bertindak secara fair danetis karyawan , klien,
serta stakeholder lainnya. Manajemen sumber daya manusia memainkan
peran penting dalam membantu organisasi untuk meningkatkan nilai-nilai
etika organisasi. Manajemen merupakan pendorong organisasi dalam
usaha melatih karyawan agar mempunyai etika bisnis yang sesuai dengan
organisasi, sehingga tindakan kurang etis dapat di cegah. Fungsi
manajemen sumber daya manusia adalah melindungi organisasi dari
tindakan yang tidak etis dari karyawan. Manajemen sumber daya manusia
juga bertanggung jawab dalam usaha-usaha organisasi untuk menangani
etika perilaku, dapat mampu menjadi penggerak dalam organisasi dalam
menanggani isu-isu etika, serta bertanggung jawab dalam pengembangan
dan pelatihan mengenai pentingnya peningkatan moral karyawan.

Manajemen Keuangan mengalami perkembangan mulai dari


pengertian manajemen yang hanya mengutamakan aktivitas memperoleh
dana saja sampai yang mengutamakan aktivitas memperoleh dan
menggunakan dana serta pengelolaan terhadap aktiva. Khususnya
penganalisisan sumber dana dan penggunaan-nya untuk merealisasikan
keuntungan maksimum bagi perusahaan tersebut. Seorang manajemen
keuangan harus memahami arus peredaran uang baik eksternal maupun
internal.
Namun, Manajemen keuangan juga berkepentingan dengan
penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva
dan pemilihan sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva tersebut.
Untuk memperoleh dana, manajer keuangan bisa memperolehnya dari
dalam maupun luar perusahaan. Sumber dari luar perusahaan berasal dari
pasar modal, bisa berbentuk hutang atau modal sendiri.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka
permasalahan yang akan dibahas adalah “ Apa Etika Sumber Daya
Manusia dan Manajemen Keuangan?”

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
tentang Etika Sumber Daya Manusia serta Manajemen Keuangan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Etika Manajemen
2.1.1 Pengertian Etika
Untuk memahami apakah “ etika “ maka perlu membandingkanny dengan
moralitas. Baik etika dan moralitas sering dipakai secara dapatdipertukarkan
dengan pengertian yang sering disamakan begitu saja.Sehubungan dengan hal
tersebut, secara teoritis dapat membedakan dupengertian etika ---‫ ئ‬yaitu
berasal dari bahasa Yunani “ Ethos “ berarti adat istiadat atau kebiasaan.
Sehingga dalam pengertian ini, etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang
baik, baik pada diri seseorang maupun suatu masyarakat atau kelompok
masyarakat. Hal ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup
yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasan yang dianut dan
diwariskan dari satu orang ke orang lain atau dari satu generasi ke generasi
yang lainnya.
Pengertian tersebut relatif sama dengan moralitas. Moralitas berasal
dari bahasa latin “Mos” yang dalam bentuk jamaknya “ Mores” berarti adat
istiadat atau kebiasaan. Jadi pengeertai secara umum , etika dan moralitas
,sama-sama berarti sistem nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik
sebagai manusia yang telah di institusinalisasikan dalam sebuah adat
kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang konsisten dan
berulang dalam kurun waktu yang lama sebaimana layaknya sebuah
kebiasaan.
Kedua, etika juga dipahami dalam pengertian yang sekaligus berbeda
dengan moralitas. Dalam pengertian kedua ini etika mempunyai pengertian
yang jauh lebih luas dari moralitas dan etika dalam pengertian pertama
diatas. Etika dalam pengertian kedua ini sebagai filsafat moral , atau ilmu
yang membahas nilai dan noerma yang diberikan oleh moralitas dan etika
dalam pengertian pertama. Dengan demikian, etika dalam pengertian yang
pertama berisikan nilai dan norma-norma konkrit yang menjadi pedoman
dan pegangan hisup manunia dalam kehidupanya. Hal ini berkaitan dengan
perintah dan larangan langsung yang nyata. Dan pengertain etika pada
kedua adalah lebih normatif dan oleh karena itu mengikat setiap pribadi
manusia.Dengan demikian, etika dalam pengertian kedua dapat dirumuskan
sebagai refleksi kritis dan rasional mengenai :
a. nilai dan norma yang menyangkut bagaimana manusia
harus hidup baik
sebagai manusia .
b.masalah-masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai
dan norma-norma moral yang umum diterima.
Menurut Magnis Suseno , Etika adalah Sebuah ilmu dan bukan
ajaran, yang menurutnya adalah etika dalam pengertian kedua. Sebagai ilmu
yang terutama menitik-beratkan refleksi kritis dan rasional, etika dalam
kedua ini mempersoalkan apakah nilai dan norma moral tertentu harus
dilaksanakan dalam siuasi konkret tertentu yang dihadapai seseorang.
Sehingga , etika membutuhkan evaluasi kritis atas semua seluruh situasi
yang terkait. Dibutuhkan semua informasi seluas dan selengkap mungkin
baik menyangkut nilai dan norma moral, maupun informasi empiris tentang
situasi yang bahkan belum terjadi atau telah terjadi untuk memungkinkan
seseorang.bisa mengambil keputusan yang tepat, baik tentang tindakan yang
akan dilakukan maupun tentang tindkan yang telah dilakukan oleh pihak
tertentu. Dalam hal ini, masuk beberapa pertimbangan mengenai : motif,
tujuan, akibat pihak terkait, dampaknya, besarnya resiko bila dibandingkan
manfaat, keadaan prsikis pelaku, tindakan intelegensi dan sebagainya..
Dalam bahasa Kant, etika berusaha menggugah kesadaran manusia
untuk bertindak seara otonom dan bukan secara heteronom. Etika
bermaksud membantu manusia untuk bertindak secara bebas tetapi dapat
dipertanggung-jawabkan. Kebebasan dan tanggung-jawab adalah unsure
pokok dari otonomi moral yang merupakan salaah satu prinsip utama
moralitas, termasuk etika.

2.1.2 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia


Manajemen SDM (sumber daya manusia) merupakan suatu proses
menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai,
buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya, untuk dapat menunjang
aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Bagian atau unit yang biasanya mengurusi SDM adalah departemen
sumber daya manusia atau HRD (human resource department).
Menurut A.F. Stoner, manajemen SDM merupakan suatu prosedur
yang berkelanjutan, yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi
atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada
posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Fungsi operasional dalam Manajemen SDM merupakan dasar
pelaksanaan proses MSDM yang efisien dan efektif dalam pencapaian
tujuan organisasi/perusahaan.
Fungsi operasional tersebut terbagi  lima, secara singkat sebagai
berikut:
1. Fungsi Pengadaan, yaitu proses penarikan
seleksi,penempatan,orientasi,dan induksi untuk mendapatkan
karyawan yang sesuai kebutuhan perusahaan (the right man in the
right place).
2. Fungsi Pengembangan, yaitu proses peningkatan ketrampilan
teknis,teoritis,konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan
pelatihan. Pendidikan dan latihan yang diberikan harus sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan.
3. Fungsi Kompensasi, yaitu pemberian balas jasa langsung dan
tidak lansung berbentuk uang atau barang kepada karyawan sebagai
imbal jasa (output) yang diberikannya kepada perusahaan. Prinsip
kompensasi adalah adil dan layak sesuai prestasi dan tanggung jawab
karyawan tersebut.
4. Fungsi Pengintegrasian, yaitu kegiatan untuk mempersatukan
kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, sehingga tercipta
kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan. Dimana
Pengintegrasian adalah hal yang penting dan sulit dalam Manajemen
SDM, karena mempersatukan dua aspirasi/kepentingan yang bertolak
belakang antara karyawan dan perusahaan.
5. Fungsi Pemeliharaan, yaitu kegiatan untuk memelihara atau
meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan agar
tercipta hubungan jangka panjang. Pemeliharaan yang baik dilakukan
dengan program K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) .
Tidak bisa dipungkiri, perubahan teknologi yang sangat cepat,
memaksa organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
usahanya. Perubahan tersebut telah menggeser fungsi-fungsi
manajemen SDM yang selama ini hanya dianggap sebagai kegiatan
administrasi, yang berkaitan dengan perekrutan pegawai staffing,
coordinating yang dilakukan oleh bagian personalia saja. Saat ini
manajemen SDM berubah dan fungsi spesialisasi yang berdiri sendiri
menjadi fungsi yang terintegrasi dengan seluruh fungsi lainnya di
dalam organisasi, untuk bersama-sama mencapai sasaran yang sudah
ditetapkan serta memiliki fungsi perencanaan yang sangat strategik
dalam organisasi, dengan kata lain fungsi SDM lama menjadi lebih
bersifat strategik. Oleh karena itu, manajemen SDM mempunyai
kewajiban untuk memahami perubahan yang semakin komplek yang
selalu terjadi di lingkungan bisnis. Ia juga harus mengantisipasi
perubahan teknologi, dan memahami dimensi internasional yang mulai
memasuki bisnis, akibat informasi yang berkembang cepat. Perubahan
paradigma dari manajemen SDM tersebut telah memberikan fokus
yang berbeda dalam melaksanakan fungsinya didalam organisasi. Ada
kecenderungan untuk mengakui pentingnya SDM dalam organisasi
dan pemusatan perhatian pada kontribusi fungsi SDM bagi
keberhasilan pencapaian tujuan strategi perusahaan. Hal ini dapat
dilakukan perusahaan dengan mengintegrasikan pembuatan keputusan
strateginya dengan fungsi-fungsi SDM. Dengan demikian, maka akan
semakin besar kesempatan untuk memperoleh keberhasilan.
Berdasarkan uraian pengertian etika dan manajemen sumber daya
manusia maka etika manajemen sumber daya manusia dapat diartikan
sebagai ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip etika tehadap hunungan
dengan sumber daya manusia dan kegiataannya.
2.1.3 Konsekuensi Dari Perilaku Yang Tidak Etis
Perilaku etis sangat penting dalam kesuksesan bisnis jangka
panjang. Tapi apabila yang timbul dan tumbuh adalah perilaku yang
tidak etis maka akan berakibat yang tidak inginkan. Dilihat dari dua
perspektif yaitu perspektif mikro dan perspeltif makro. Perspektif mikro
etika diasosiasikan dengan adanya kepercayaan. Kepercayaan yang
dibangun melalui perilaku etika akan mempengaruhi hubungan
perusahaan dengan supplier, customer maupun dengan
karyawan.Apabila kepercayaan dibangun melakui perilaku yang tidak
etis maka kepercayaan customer akan berkurang kepada karyawan
maupun organisasi. Sedangkan perspektif makro etika meliputi suap-
menyuap, paksaan, penyalahgunaan informasi, pencurian dan
diskriminasi akan mengakibatkan inefisiensi dalam pengalokasian
sumberdaya.

2.1.4 Sebab Perilaku Yang Tidak Etis


Penyebab perilaku tidak etis meliputi tiga aspek yaitu:karyawan
memiliki kemampuan kognitif yang rendah menyebabkan tingkat
penerimaan yang kurang baik, adanya pengaruh orang lain, keluarga
ataupun norma sosial menjadi lebih menentukan dalam mempengaruhi
perilaku karyawan, adanya ethical dilemma yaitu situasi yang
menyebabkan adanya pilihan-pilihan yang muncul yang berpotensi
menghasilkan perilaku yang tidak dapat diterima, ethical dilemma
muncul dikarena adanya ketidaksesuaian antara personel,
organisasional dan profesional.

2.1.5 Konsep Etika Bukan Sekedar Kode Etik


Kode etik menetapkan aturan kehidupan organisasi, termasuk
tanggung-jawab professional, pengembangan professional,
kepemimpinan yang etis, kejujuran dan keadilan, konflik kepentingan,
dan megunakan informasi. Banyak organisasi yang mempunyai kode
etik yang formal dalam organisasi tetapi pengaruh kode etik dalam
perilaku anggotanya perlu dipertanyakan. Banyak anggota yang
menganggap kode etik hanya sebagai hiasan saja. Kode etik
perusahaan tidak akan efektif jika tidak didukung dengan norma-
norma informal yang berlaku. Bagaimanapun juga kode etik harus
sesuai dengan norma-norma dalam organisasi , disebarluaskan kepada
karyawan dan benar-benar dijalankan. Kode etik perusahaan belum
bisa mampu membangun sebuah peusahaan etis. Oleh sebab itu perlu
adanya konsep etika yang matang yang tidak hanya mampu
mengurangi kerugian yang berakibatkan perilaku karyawann yang
tidak etis, tetapi juga membuat suatu konsep etika yang mampu
membangun budaya etis organisasial.
Salah satu prinsip dasar dari kode etik perhimpunan Manajer SDM
dan Standar Profesional dalam MSDM ditetapkan bahwa ” Sebagai
Profesioanl SDM, mempunyai tanggung-jawab untuk memberikan
nilai tambah pada organisasi yang dilayani dan memberikan kontribusi
bagi keberhasilan etika organisasi”.
Manajer SDM dapat membantu mendorong budaya etis, artinya
lebih dari sekedar menggantung poster kode etik di dinding.
Sebaliknya, karena pekerjaan utama profesional SDM adalah
berhubungan dengan orang, mereka harus membantu untuk
mempraktekkan etika ke dalam budaya perusahaan. Mereka perlu
membantu membangun lingkungan di mana karyawan bekerja di
seluruh organisasi untuk mengurangi penyimpangan etika.

2.1.6 Perencanaan Strategi Konsep Etika


Manajemen sumber daya manusia tidak hanya berperan sebagai
penyusunan kode etik perusahaan, merncanakan sumber daya manusia
yang etis yang mampu menciptakan nilai tambah ekonomi juga harus
berperan sebagai perencanaan strategi konsep etika.langkah-
langkahnya:
1. Menentukan standar etika yang ingin ditanamkan.
2. Mengindentifikasi faktor-faktor etis kritikal yang dapat
digunakan dalam mendorongnya konsep etika perusahaan.
3. Mengindentifikasi kemampuan, prosedur, kompetensiyang
diperlukan.
4. Mengintegrasikan konsep etika dalam strategi bisnis yang
dilakukan.
5. Mengembangkan langkah-langkah konkret yang dapat
digunakan dalam mengimplementasikan, mengawasi dan
mengevaluasi konsep etika yang dijalankan.

2.1.7 Implementasi Konsep Etika Sumber Daya Manusia


Manajemen sumber daya manusia, konsep etika dapat di
implementasikan dalam bentuk pengawasan organisasaional yang
didasarkan pada sosialisasi aturan-aturan, memonitor perilaku dan
disilpin karyawan, serta mempengaruhi perilaku melalui pemberian
hukuman bagi mereka yang sering melanggar etika. Penerapan yang
terlalu kuat pada konsep etika yang berorentasi pada pemenuhan etika
tersebut, mempunyai akibat yang kurang baik pada outcome yang
dihasilkan, karena perhatian karyawan akan tertumpu pada usaha-
usaha untuk menghindari hukuman saja. Dengan demikian, hanya
akan tercipta atmosfir dimana karyawan berusaha untuk tidak tekena
hukuman, sedangkan keinginan ataupun cita-cita untuk meningkatkan
mentalitas yamg lebih etis dan bermoral mungkin kurang dapat
diwujudkan. Pemenuhan etika secara umum dapat membantu
mengurangi pelanggaran etika meskipun tidak mempunyai derajat
yang sama dengan konsep etika yang berorentasi pada penanaman
nilai-nilai etika.
Tujuan utama dalam konsep penanaman nilai-nilai etika ini bukan
untuk kedisiplinan, tetapi lebih pada usaha-usaha untuk meningkatkan
kepedulian karyawan terhadap perkembangan nilai-nilai etika yang
lebih berarti. Tujuan tersebut disosialiasasikan dengan adanya sharing
nilai-nilai etika dalam organisasi. Dalam hai ini setiap anggota
organisasi mempunyai status yang sama. Dengan begitu organisasi
membawa komitmen bersama yamg diaplikasikan secara sama pada
semua anggota. Karena karyawan mendapat perhatian atas
kontribusinya, maka mereka akan merasa bangga dengan nilai-nilai
etika dalam organisasi.
Konsep penanaman nilai-nilai etika lebih menekankan pada
aktivitas-aktivitas yang membantu karyawan dalam pembuatan
keputusan, menyediakan nasihat-nasihat dan konsultasi etika, serta
mendukung konsensus mengenai etika bisnis. Manajemen sumber
daya manusia mempunyai peranan penting dalam menjaga
keseimbangan antara penanaman nilai-nilai etika dan pemenuhan etika
tersebut.
Implementasi konsep etika harus mampu diintegrasikan dalam
setiap aktivitas manajemen sumber daya manusia. Adanya konsistensi
antara kebijakan dan praktek diharapkan dapat menghindari persepsi
yang ambigu yang diterima karyawan. Sebagai contoh, jika karyawan
didorong untuk melaksanakan suatu standar etiak tertentu, tetapi
standar tersebut tidak diintegrasikan dalam standar penilaian kinerja,
reward, sistem kompensasi serta sistem manajemen sumber daya
manusia lainnya, maka akan menimbulkan perasaan ketidakadilan
bagi karyawan. Dengan mengintegrasikan program etika ke dalam
fungsi-fungsi organisasional diharapkan akan menjadikan pelaksanaan
konsep etika menjadi lebih efektif.
Hak-hak yang harus dipenuhi sebagai seorang karyawan agar
konsep etika dapat menghasilkan keputusan yang etis setiap level
manajemen sumber daya manusia adalah
1. Hak atas pekerjaan , kerja merupakan hak asasi manusia
karena dengan hak akan hidup.
2. Hak atas upah yang adil sehingga tidak ada diskrimanitif
dalam pemberian upah
3. Hak untuk berserikat dan berkumpul, dapat menjadi media
advokasi bagi pekerja.
4. Hak un tuk perlindungan keamanan dan kesehatan.
5. Hak untuk diproses hukum secara sah, hak untuk
diperlakukan sama.
6. Hak atas rahasia pribadi.
7. Hak atas kebebasan suara hati.
Walaupun hak-hak para pekerja telah di penuhi kadang
terjadi suatu permasalahan-permasalahan yang di alami oleh
para pekerja yaitu
1. Kolusi bentuk penyogokan yang terjadi pada calon
karyawan yang ingin naik jabatan (promosi jabatan).
2. Lamaran peluang kerja yang mencantumkan agama dan ras
suku pada media massa.
3. Pelatihan-pelatihan (training) yang dilakukan hanya
berdasarkan untuk mendapatkan proyek tender saja. Jadi
pelatihan dilaksanakan tidak berdasarkan kebutuhan yang
ada.
4. Pemberian hasil penilaian psikologis (ex: psikotest) kepada
seseorang yang berada di luar bidang yang berwenang.
Contohnya, pemberian hasil penilaian psikologis yang
dimiliki secara otoritas oleh bidang HRD dalam proses
kegiatan rekrutmen kepada di luar bidang HRD.
5. Pemberitahuan besaran nominal jumlah gaji kepada pihak
yang tidak berwenang.
Penjelasan dari permasalahan diatas, problem pertama termasuk
dalam permasalahan etika terkait dengan satu diantara tiga pengertian
etika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988), yaitu nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
bermasyarakat. Perilaku kolusi menyogok jelas sekali merupakan
tindakan jalur pintas demi mencapai tujuannya. Jalan pintas yang
dilakukan sebenarnya tidak akan menjadi masalah jika dilakukan
dalam kerangka norma kebaikan yang dapat diterima oleh masyarakat.
Namun, permasalahannya adalah jalan pintas yang digunakan
bertentangan dengan norma kebaikan yang semestinya tertera dalam
kehidupan bermasyarakat. Perjalanan untuk mencapai suatu tujuan
yang baik haruslah pula menggunakan cara yang baik. Cara yang baik
itu adalah dengan memberikan usaha yang optimal melalui
kemampuan dirinya sendiri. Sehingga, promosi jabatan itu didapat
melalui keringatnya sendiri bukan berdasarkan unsur lain yang
menyalahi noma kebaikan yang berlaku.
Problem etika yang kedua berkaitan erat dengan pengertian etika
yang lain (masih dalam pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1988) yaitu, ilmu tentang yang baik dan apa yang buruk. Norma baik
yang tertanam dalam masyarakat umum adalah tidaklah etis ketika
pencantuman hal-hal yang bersifat pribadi dicantumkan dalam media
massa yang melibatkan berbagai macam kalangan pihak. Sehingga
ketika pencatuman tersebut dalam hal ini adalah ras agama
ditampilkan, maka tentu menimbulkan ketidaksukaan masyarakat
akan hal tersebut. Lagi pula pencantuman kedua hal tersebut tidaklah
menjadi hal esensi dalam kompetensi yang dibutuhkan dalam suatu
pekerjaan.
Permasalahan ketiga juga termasuk permasalahan etika dalam
kategori pengertian kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan
akhlak. Dalam kode etik yang ditetapkan dalam dunia SDM tidak
dibenarkan jika pelaksanaan training hanya dijalankan semata-mata
untuk proyek saja. Buat apa menghabiskan banyak uang atau
mendulang banyak uang, namun tujuan sebenarnya dari pelatihan
tidaklah didapat. Jadi, pelatihan hanya formalitas kegiatan saja. Hal itu
tentu saja merendahkan martabat.pelatihan itu sendiri. Berkaitan
dengan hal itulah menurut kelompok kami, kode etik itu ditetapkan.
Permasalahan keempat ini juga termasuk dalam etika dalam
kategori pengertian kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan
akhlak. Tidak etis ketika sumber data mengenai deskripsi psikologis
yang dimiliki oleh seseorang diketahui oleh banyak pihak.
Pengetahuan akan deskripsi psikologis tersebut haruslah
mempertimbangkan izin dari orang bersangkutan yang memiliki
deskripsi psikologis tersebut dan tujuan yang jelas kenapa data
tersebut dibutuhkan. Selama kedua pertimbangan tersebut tidak ada,
maka tindakan mengetahui hasil data deskripsi psikologis tersebut
tidak dibenarkan (tidak etis).
Problem kelima merupakan permasalahan etika dalam pengertian
yang sama seperti sebelumnya, yaitu kumpulan asas atau nilai yang
berkenaan dengan akhlak. Gaji merupakan ranah area pribadi yang
secara etis diketahui oleh orang yang bersangkutan saja dan pihak
diatas yang mengelola keuangan penggajian. Suatu hal pribadi jelas
tidak diperkenankan untuk diketahui oleh pihak lain tanpa seizin dari
pihak yang memiliki otoritas. Pemahaman itulah yang menjadi
kumpulan dari nilai-nilai yang terbentuk dalam suatu masyarakat
sehingga membentuk perilaku akhlak seperti apa yang seharusnya
dilakukan.
Cara yang dilakukan oleh manajemen untuk menyelesaikan
permasalahan diatas dengan cara menciptakan hubungan kerja yang
sukses diantaranya:
1. Membentuk komite karyawan dan manajemen.
2. Membuat buku pegangan karyawan.
3. Sistem pengupahan yang profesional.
4. Menciptakan suasana kerja yang kondunsif
5. Menampung keluhan, saran, kritik karyawan.
2.1.8 Integrasi Konsep Etika Dengan Fungsi Manajemen Sumber Daya
Manusia
Manajemen sumber daya manusia yang mempunyai peran dalam
mendukung dan memberikan inisiatif dalam pelaksanaan konsep etika
perusahaan mempunyai tugas dalam mengontrol dan mengintegrasikannya ke
dalam fungsi-fungsi organisasional yang diembannya. Implementasi konsep
etika ke dalam fungsi-funsi manajemen sumber daya manusia yaitu
1. Seleksi, perilaku karyawan tidak terlepas pada karakter pribadi yang
dibawanya.Seperti contoh karyawan dengan kemampuan perkembangan
moral yang tinggi akan menunjukkan perilaku dan pemikiran yang lebih
etis. Hal ini menjadi penting dalam proses seleksi karyawan karena jika
calon karyawan memiliki kemampuan perkembangan moral yang tinggi
maka akan lebih mudah menerima prinsip-prinsip moral universal
dibanding karyawan yang memiliki kemampuan perkembangan moral
yang rendah. Dalam hal ini biasanya manajemen mengunakan tes untuk
mengukur kemampuan perkembangan moral untuk menentukan
kejujuran dan personalitas serta sebagia alat untuk melihat karakteristik
karyawan. Hal yang penting juga dalam prosse seleksi karyawan yang
lebih menitiberatkan pada penanaman nilai-nilai etika. Karyawan harus
mempunyai komitmen pada etika dan menjadi nyaman berbicara
mengenai etika. Jika konsep etika diintegrasikan dalam organisasi, maka
calon karyawan yang dibutuhakan adalah orang-orang yang
menginginkan standar etika dapat diaplikasikan dalam pekerjaan.
2. Orientasi Karyawan, tujuan yang penting dalam konsep orientasi
karyawan adalah mengajarkan mereka norma-norma, attitude, dan
beliefs yang berlaku dalam organisasi. Nilai-nilai organisasi dapat
dikomunikasikan melalui presentasi formal dan secara implisit melalui
sejarah dan mitos organisasi.
3. Training, dalam integrasi training menanamkan nilai-nilai etika agar
karyawan memilki lebih luas pengembangannya dan aktivitas training
untuk karyawan memiliki fokus yang berbeda-beda. Kareana karyawan
diharuskan untuk tahu mengenai aturan- aturan regulasi maupun
kebajikan, maka penanaman nilai-nilai etika juga harus memfokuskan
pada sharing etika antar organisasi. Training juga dapat digunakan untuk
memperluas pengetahuan karyawan dan manajer mengenai kemampuan
dalam mengaplikasikan framework etika dalam pemecahan masalah.
4. Penilaian Kinerja, proses penilaian kinerja juga dapat diartika sebagai
perwujudan proses keadilan yang mempunyai kriteria seperti konsisten,
bebas dari bias, didasarkan pada informasi yang akurat, dapat dikoreksi
dan merupakan representasi dari kinerja yang sebenarnya.. penilaian
kinerja seharusnya dikomunikasikan dalam cara penyampaian informasi
mengenai keadilan antar individu. Karyawan seharusnya diberikan
keterangan, khususnya untuk hasil yang negatif dan mereka seharusnya
diperlakukan sesuai martabat dan rasa hormat.
5. Reward dan Hukuman, pendekatan yang kompleks dapat dilakukan
dengan pemberian reward untuk perlakuan yang etis dan hukuman untuk
perlakukan kurang etis. Dengan adanya reward, diharapkan bahwa
tuntunan adanay perilaku yang lebih beretika tidak dianggap sebagai
suatu tambahan beban. Tentunya reward untuk perilaku yang etis dapat
menjadi sesuatu yang berlebih-lebihan. Manajemen sumber daya
manusia harus menunjukkan dukungan kepada karyawan yang
menginginkan standar etika yang tinggi. Sehingga melalui dukungan
tersebut aspirasi program penanaman nilai-nilai etika dapat dibicarakan
sungguh-sungguh dan lebih berarti. Hukuman menyediakan
pembelajaraan sosial yang penting bagi karyawan untuk menjadi lebih
sadar dan mempunyai kemauan dalam menegakkan nilai-nilai dan etika
organisasi. Jika perlu tidak etis tidak perlu diberkan sanksi, maka
karyawan akan beranggapan bahwa mereka juga dapat terhindar dari
hukuman.

2.2 Manajemen Keuangan


2.2.1 Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan salah satu bagian utama dari
ilmu manajemen. Pengertian manajemen keuangan adalah semua
aktivitas entitas bisnis (organisasi) dalam kerangka penggunaan serta
pengalokasian dana entitas bisnis (perusahaan) dengan efisien.
pengertian ini mengalami berbagai perkembangan berawal dari
pengertian yang hanya sekedar mengutamakan kegiatan
mendapatkan/memperoleh dana saja hingga mencakup kegiatan
mendapatkan, penggunaan dana hingga pengelolaan atas aset (aktiva).
George R. Terry menyebutkan ada empat aktivitas yang sering kali
dikenal dengan POAC yang berakronim Planning-Organizing-
Actuating-Controling.
Ada beberapa ahli yang memberikan pendapatnya mengenai Pengertian
manajemen keuangan:
1. James Van Horne
Semua kegiatan atau aktivitas yang berhubungan langsung dengan perolehan,
pendanan serta pengelolaan aset (aktiva) dengan tujuan yang menyeluruh.
2. Suad Husnan
Manajemen keuangan adalah manajemen terhahap semua fungsi keuangan.
3. Bambang Riyanto
Semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan yang berhubungan dengan
upaya memperoleh dana yang dibutuhkan dengan biaya yang seminimal
mungkin dan syarat yang menguntungkan serta uapaya untuk mempergunakan
dana yang diperoleh tersebut secara efisien dan efektif.
4. Liefman
Definisi manajemen keuangan adalah upaya penyediaan uang dan
mempergunakan dana tersebut untuk mendapatkan aset (aktiva).
Dengan melihat beberapa pengertian diatas, pengertian manajemen keuangan
secara sederhana adalah suatu proses dalam aktivitas keuangan perusahaan,
dimulai dari cara memperoleh dana dan mempergunakannya. penggunaannya
harus tepat sasaran, efisien, dan efektif supaya tujuan keuangan perusahaan
yang sudah ditetapkan dalam perencanaan bisa terwujud.

2.2.2 Ruang Lingkup Manajemen Keuangan


Ruang lingkup manajemen keuangan terdiri dari:
1. Keputusan Pendanaan, meliputi kebijakan manajemen dalam
pencarian dana perusahaan, misalnya kebijakan menerbitkan
sejumlah obligasi dan kebijakan hutang jangka pendek dan
panjang perusahaan yang bersumber dari internal maupun
eksternal perusahaan.
2. Keputusan Investasi, Kebijakan penanaman modal perusahaan
kepada aktiva tetap atau Fixed Assets seperti gedung, tanah, dan
peralatan atau mesin, maupun aktiva finansial berupa surat-surat
berharga misalnya saham dan obligasi atau aktivitas untuk
menginvestasikan dana pada berbagai aktiva.
3. Keputusan Pengelolaan Aset, Kebijakan pengelolaan aset yang
dimiliki secara efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.

2.2.3 Prinsip Manajemen Keuangan


Manajemen keuangan tidak hanya sekedar pencatatan akuntansi
saja. manajemen keuangan adalah bagian yang penting dan tidak bisa
dianggap sebagai suatu kegiatan tersendiri yang menjadi bagian dari
pekerjaan orang-orang keuangan.
Manajemen Keuangan dalam prakteknya merupakan aktivitas
yang dilakukan dan muncul dalam rangka untuk menyehatkan keuangan
perusahaan atau organisasi. maka dari itu, dalam membuat sebuah
sistem manajemen keuangan, kita membutuhkan prinsip prinsip ini
yang menjadi dasarnya, di antaranya:
1. Consistency (Konsistensi)
Dalam prinsip konsistensi ini, suatu sistam serta kebijakan
keuangan perusahaan haruslah konsisten, tidak berubah dari periode ke
periode, namun perlu diingat bahwa sistem keuangan bukan berarti
tidak boleh dilakukan penyesuaian bila ada suatu perubahan yang
signifikan di dalam perusahaan. Pendekatan keuangan yang tidak
konsisten bisa menjadi tanda bahwa ada manipulasi pada pengelolaan
keuangan perusahaan.
2. Accountability (Akuntabilitas)
Prinsip ini adalah suatu kewajiban hukum ataupun moral, yang
melekat kepada individu, kelompok ataupun perusahaan untuk memebri
penjelasan bagaimana dana ataupun kewenangan yang telah diberikan
kepada pihak ke-3 dipergunakan. Pihak-pihak harus bisa memberi
penjelasan tentang penggunaan sumber daya dan apa saja yang sudah
dicapai sebagai suatu bentuk pertanggung-jawaban kepada pihak-pihak
yang berkepentingan, agar semua tahu bagaimana kewenangan dan
dana yang dimiliki itu dipergunakan.
3. Transparancy (Transparansi)
Manajemen harusnya terbuka terhadap pekerjaannya,
memberikan informasi tentang rencana dan segala aktivitas kepada
yang berkepentingan, termasuk memberikan laporan keuangan yang
wajar, lengkap, tepat waktu dan akurat yang bisa diakses dengan mudah
oleh yang berkepentingan, apabila tidak transparan, maka ini bisa
mengindikasikan manajemen telah menyembunyikan sesuatu.
4. Viability (Kelangsungan Hidup)
Supaya kesehatan keuangan perusahaan terjaga, semua
pengeluaran operasional ataupun ditingkat yang strategis harus
disesuaikan dengan dana yang ada. kelangsungan hidup entitas
merupakan ukuran suatu tingkat keamanan serta keberlanjutan
keuangan perusahaan. manajemen keuangan harus menyusun rencana
keuangan dimana menunjukkan bagaimana suatu perusahaan bisa
menjalankan rencana strategisnya guna memenuhi kebutuhan keuangan.
5. Integrity (Integritas)
Setiap individu harus memiliki tingkat integritas yang mumpuni
dalam menjalankan kegiatan operasional. selain itu catatan dan laporan
keuangan harus terjaga intergritasnya dengan kelengkapan dan tingkat
keakuratan suatu pencatatan keuangan
6. Stewardship (Pengelolaan)
Manajemen keuangan harus bisa mengelola dengan mumpuni
dana yang sudah didapat dan memberikan jaminan bahwa dana yang
diperoleh tersebut akan digunakan untuk merealisasikan tujuan yang
sudah ditetapkan. dalam prakteknya, manajemen bisa melakukan bisa
berhati hati dalam membuat perencanaan strategis, mengidentifikasikan
resiko keuangan yang ada serta menyusun dan membuat sistem
pengendalian keuangan yang sesuai.
7. Accounting Standards (Standar Akuntansi)
Sistem akuntansi keuangan yang dipakai harus sesuai dengan prinsip-
prinsip dan standar aturan akuntansi yang berlaku. agar laporan
keuangan yang dihasilkan bisa dengan mudah dipahami dan dimengerti
oleh semua pihak pihak yang berkepentingan.

2.2.4 Konsep Manajemen Keuangan


Manajemen keuangan adalah manajemen mengenai fungsi
keuangan, dan fungsi manajemen keuangan merupakan bagaimana
mempergunakan serta menempatkan dana yang ada. fungsi fungsi yang
ada dalam perusahaan harusnya dilaksanakan dengan baik mengingat
fungsi fungsi yang ada saling berkaitan satu sama lain.
Manajemen keuangan memiliki tiga kegiatan yang utama, yaitu:
1. Perolehan Dana, merupakan aktivitas yang bertujuan untuk
memperoleh sumber dana, ntah itu berasal dari internal perusahaan
ataupun bersumber dari eksternal perusahaan.
2. Penggunaan Dana, suatu aktivitas menggunakan atau
menginvestasikan dana yang ada pada berbagai bentuk aset.
3. Pengelolaan Aset (Aktiva), aktivitas ini adalah kegiatan
yang dilakukan setelah dana telah didapat dan telah diinvestasikan atau
dialokasikan kedalam bentuk aset (atkiva), dana harus dikelola secara
efektif dan efisien.
Jadi, dengan aktivitas-aktivitas tersebut, dengan kata lain fungsi
pengambilan keputusan manajemen keuangan adalah keputusan
mengenai pendanaan, investasi dan manajemen aset (aktiva).
2.2.5 Tujuan Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan bertujuan memaksimalkan nilai dari
perusahaan. Manajemen harus bisa menekan perputaran uang yang bisa
menghindarkan dari aktivitas yang tidak diinginknan. perlu diingat,
tujuan utama dari suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan atau
menambah kesejahteraan para pemilik perusahaan. saham yang beredar
adalah bukti kepemilikan, kesejahteraan para pemilik direfleksikan dari
harga pasar perusahaan itu, harga perusahaan tersebut adalah buah dari
keputusan manajemen mengenai keputusan untuk investasi, keputusan
dalam pendanaan serta aktivitasnya dalam me-manage aktiva,
keputusan-keputusan tersebut akan berdampak pada harga saham para
pemilik perusahaan.
2.2.6 Fungsi Manajemen Keuangan
1. Investment Decision (Keputusan Investasi)
Investasi berarti penanaman modal pada aset riil ataupun aset
finansial (surat berharga), keputusan investasi ini adalah suatu
keputusan terhadap aset apa yang nantinya akan dikelola
entitas/perusahaan. keputusan ini yang strategis ini akan
berpegnaruh secara langsung terhadap besar kecilnya rentabilitas
investasi serta aliran dana perusaan pada masa mendatang.
2. Financing Decision (Fungsi Pendanaan)
Keputusan mengenai pendanaan ialah dengan mempelajari
berbagai sumber dana perusahaan, dalam laporan keuangan berada
dalam sisi pasiva. keputusan ini harus memperhatikan sumber dana
dengan biaya seminimal mungkin dan juga syarat yang bisa
menguntungkan baik itu berasal dari internal perusahaan maupun
sumber dana yang berasal dari luar perusahaan (eksternal).
3. Deviden Decision (Keputusan Deviden)
Dalam fungsi ini, keputusan biasanya menyangkut hal hal seperti:
a. Besaran prosentase laba yang akan dibagikan kepada
pemilik dalam bentuk kas
b. Tingkat stabilitas deviden yang akan dibagikan oleh
manajemen
c. Stock devidend, (dividen saham)
d. Stock split (pemecahan saham)
e. Penarikan saham yang telah beredar
Berikut adalah hal-hal mendetail yang dilakukan oleh
manajemen keuangan:
1. Perencanaan atas Keuangan, manajemen keuangan menyusun
rencana pemasukan serta pengeluaraan dana dan juga aktivitas
yang lain pada periode tertentu
2. Melakukan Penganggaran keuangan perusahaan, ini adalah tindak
lanjut atas perencanaan keuangan dengan menyusun lebih detail
lagi semua pengeluaran dan pemasukan perusahaan
3. Pengelolaan Keuangan perusahaan, dalam hal ini, manajemen
keuangan mempergunakan dana yang ada dalam perusahaan untuk
memaksimalkannya dengan berbagai cara yang bisa ditempuh
4. Pencarian sumber dana, manajemen keuangan berusaha mencari
sumber dana perusahaan yang akan digunakan kegiatan operasional
perusahaan
5. Penyimpanan Keuangan, manajemen keuangan menyimpan untuk
mengamankan dana perusahaan yang telah dikumpulkan.
6. Pengendalian atas keuangan, manajemen keuangan mengevaluasi
dan memperbaiki suatu sistem keuangan yang ada dalam
perusahaan yang dirasa belum mumpuni
7. Melakukan pemeriksaan keuangan, internal audit atas laporan
keuangan perusahaan dilakukan oleh manajemen keuangan untuk
memastikan tidak adanya penyimpangan yang merugikan terjadi
8. Pelaporan keuangan perusahaan, manajemen keuangan
menyediakan informasi keuangan tentang kondisi kekinian
keuangan perusahaan yang bisa dijadikan bahan evaluasi nantinya.
Fungsi Manajemen keuangan lainnya jika dikaitkan dengan
beberapa hal diatas:
1. Pengawasan terhadap biaya
2. Penetapan atas kebijakan harga
3. Peramalan laba dimasa mendatang
4. Pengukuran atau penjajakan biaya untuk modal kerja

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa :
Etika sumber daya manusia merupakan ilmu yamg menerapkan
prinsip-prinsip etika dalam hubungannya dengan manusia dan kegiatannya.
Perlu adanya suatu konsep etika yang terintegrasi ke dalam fungsi-fungsi
dalam organisasi. Manajemen sumber daya manusia dalam hal ini
mempunyai peranan yang sangat penting, mengingat manajemen sumber
daya manusia bukan bertanggungjawab dalam mencegah perilaku yang tidak
etis tetapi juga bertanggungjawab dalam pengembangan moralitas karyawan
dan pembentukkan nilai-nilai etika organisasi. Melalui konsep etika ,
manajemen sumber daya manusia harus bertindak sebagai ethic worke tetapi
juga sebagai ethic broker. Dengan terintegrasikan konsep etika ke dalam
fungsi seleksi, orientasi karyawan, penilaian kinerja, pemberian reward dan
hukuman, diharapkan bahwa konsep etika tidak hanya terlihat sebagai usaha
sesaat saja tetapi lebih pada upaya peningkatan nilai-nilai etika organisasi
yang terus-menerus dan berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

http://nureazizah13.wordpress.com/2010/12/30/etika-manajemen-sumber-daya-
manusia/
http://nurlailafadjarwati.blogspot.com/2011/01/tanggung-jawab-sosial-dan-etika-
bisnis.html
http://www.scribd.com/doc/38181206/Etika-Hukum-dan-Perlakuan-yang-Adil-
dalam-Manajemen-SDM
http://cintamerahputih.blogspot.com/2008/05/lima-permasalahan-etika-dalam-
bidang.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Etika_manajerial#Perilaku_terhadap_karyawan
http://www.anneahira.com/artikel-umum/manajemen-sdm.htm

http://berita.liputan6.com/ibukota/201003/267461/Karyawan.Indosiar.Tolak.Peme
catan.Sepihak

http://www.tempointeraktif.com/hg/peraturan/2004/06/09/prn,20040609-
04,id.html

http://community.gunadarma.ac.id/public/user/blogs/view/name_Alidaya/id_7609
/title_etika-manager/

http://ajeng.ngeblogs.com/2009/12/10/etika-manager/

http://wawannurjuniawan.ngeblogs.com/2009/12/10/etika-manajer/

id.wikipedia.org/wiki/Manajemen

Tampubolon, Manahan P. 2005. Manajemen Keuangan (Finance Management).


Bogor: Ghalia Indonesia.
Kartansa, Adhy. (2015). Laporan Keuangan (Laba/Rugi, Perubahan Modal,
Neraca), [Online]. Tersedia:
https://adhyajadeh.wordpress.com/2015/08/13/laporan-keuangan-labarugi-
perubahan-modal-neraca/ [21 April 2016].
Nicho, Eka. (2015). Manajemen Keuangan (Finance Management), [Online].
Tersedia: http://nichonotes.blogspot.co.id/2015/02/manajemen-keuangan-
finance-management.html [21 April 2016].
Rinaldi, Ferry. (2015). Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Manajemen Keuangan,
[Online]. Tersedia: http://www.kembar.pro/2015/03/pengertian-fungsi-dan-
tujuan-manajemen-keuangan.html [21 April 2016].

Anda mungkin juga menyukai