Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ETIKA BISNIS DAN LINGKUNGAN

OLEH:
TIMEY NIKOLAUS ERLELY (A062202026)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Etika Bisnis dan Lingkungan”.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, karena beliaulah
yang membawa kedamaian dan rahmat untuk alam semesta.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Akuntansi Lingkungan
dan Sosial oleh Bapak Dr. Darwis Said. SE.,Ak.,M.SA. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan
informasi yang bermanfaat bagi penulis dan juga bagi semua pihak untuk pengembangan wawasan
danilmu pengetahuan.

Makassar, 06 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................1
A. Latar Belakang .................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................2
A. Pengertian Etika Bisnis .....................................................................................................2
B. Prinsip-prinsip Etika Bisnis................................................................................................3
C. Hubungan Bisnis dan Lingkungan ....................................................................................4
D. Pengertian Etika Lingkungan ............................................................................................6
E. Unsur Etika Lingkungan....................................................................................................7
F. Teori Etika Lingkungan .....................................................................................................7
G. Prinsip-prinsip Etika Lingkungan........................................................................................9
H. Masalah yang Berkaitan Lingkungan Hidup ..................................................................... 12
I. Dasar Etika dalam Mewujudkan Kesadaran Masyarakat ................................................. 13
J. Perilaku Manusia terhadap Lingkungan .......................................................................... 14
K. Undang-undang Lingkungan Hidup ................................................................................. 15
L. Penerapan Etika Lingkungan .......................................................................................... 18
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 19
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 19
B. Saran ............................................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Semua aktivitas bisnis dapat dianggap sebagai profesi. Karena dalam setiap bisnis dituntut
untuk selalu bersikap profesional dan beretika. Dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia,
selalu diikuti oleh norma-norma dan etika yang harus dipenuhi supaya tidak mengganggu dan
merugikan orang lain. Namun semakin banyaknya bisnis yang dijalankan, akan semakin menambah
resiko kerusakan lingkungan jika bisnis tersebut dilakukan tidak sesuai dengan etika yang ada.
Bisnis yang etis adalah bisnis yang dapat memberi manfaat maksimal pada lingkungan, bukan
sebaliknya, menggerogoti keserasian lingkungan. Kerusakan lingkungan pada dasarnya berasal dari
dua sumber yaitu polusi dan penyusutan sumber daya. Etika lingkungan disini tidak hanya
membicarakan mengenai perilaku manusia terhadap alam, namun berbicara mengenai relasi diantara
semua kehidupan alam semesta, antara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak terhadap
alam, dan antara manusia dengan makhluk lain atau dengan alam secara keseluruhan, termasuk
dengan kebijakan politik dan ekonomi yang berhubungan atau berdampak langsung atau tidak dengan
alam.
Kemajuan teknologi saat ini sangat mendukung berkembangnya sebuah bisnis.Teknologi
dimanfaatkan manusia sebagai sarana untuk memudahkan pekerjaan dan menjaga kelancaran dan
keefektifan dalam berbisnis jika teknologi digunakan sebagaimana mestinya dan sesuai etika yang
ada. Segala sesuatu yang dilakukan manusia akan berhasil baik jika dilakukan dengan cara yang
benar dan sesuai dengan aturan-aturan moral yang berlaku.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan Etika Bisnis?
2. Apa saja Prinsip-Prinsip Etika Bisnis?
3. Bagaimana Hubungan Bisnis dan Lingkungan?
4. Apakah yang dimaksud dengan Etika Lingkungan?
5. Bagaimana Prinsip-Prinsip Etika Lingkungan?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian Etika Bisnis
2. Untuk mengetahui Prinsip-prinsip Etika Bisnis
3. Untuk mengetahui Hubungan Bisnis dan Lingkungan
4. Untuk mengetahui Etika Lingkungan
5. Untuk mengetahui Prinsip-Prinsip Etika Lingkungan

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ETIKA BISNIS
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan
kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri
dan juga masyarakat. Semua keterkaitan ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil
(fairness), sesuai dengan hukum yang berlaku (legal) tidak tergantung pada kedudukan individu
ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis mengatur tentang kebiasaan dan perilaku bisnis yang
jujur dan berintegritas sedangkan lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan
sosio-psikologis.
Menurut Velasques (2002), etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral
yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam
kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Hill dan Jones (1998) menyatakan bahwa etika bisnis
merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar guna memberikan pembekalan
kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis
yang terkaitdengan masalah moral yang kompleks. Lebih jauh ia mengatakan, “Most of us already
have a good sense of what is right and what is wrong. We already know that is wrong to take action
that put the lives other risk” ("Sebagian besar dari kita sudah memilikirasa yang baik dari apa yang
benar dan apa yang salah. Kita sudah tahu bahwa salah satu untuk mengambil tindakan yang
menempatkan risiko kehidupan yang lain.")
Etika bisnis berkaitan dengan lingkungan karena bisnis berada dilingkungan. Etika bisnis
dipengaruhi oleh lingkungan dan lingkungan juga dipengaruhi oleh etika bisnis. Lingkungan disini
dibagi menjadi Lingkungan intern dan ekstern. Lingkungan intern ini dimungkinkan untuk dikendalikan
oleh para pelaku bisnis, sehingga dapat diarahkan sesuai dengan keinginan perusahaan sedangkan
lingkungan ekstern yaitu lingkungan yang berada diluar kegiatan bisnis yang tidak mungkin dapat
dikendalikan begitu saja oleh para pelaku bisnis sesuai dengan keinginan perusahaan. Pelaku
bisnislah yang harus mengikuti ”kemauan” lingkungan ekstern, agar kegiatan bisnis bisa ”selamat” dari
pengaruh lingkungan tersebut.
Hubungan etika bisnis dan lingkungan intern merupakan bentuk pengendalian tindakan atau
perilaku bisnis terhadap lingkungan disekitar bisnis. Lingkungan intern meliputi tenaga kerja, peralatan
dan lain-lain. Lingkungan extern yang mempengaruhi etika dalam bisnis yaitu lingkungan mikro dan
lingkungan makro, lingkungan mikro yaitu pemerintah, pesaing, publik, dan konsumen. Lingkungan
makro yaitu demografi, sosial politik, dan sosial budaya.

2
B. PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS
Beberapa contoh prinsip – prinsip etika dari beberapa sumber:
1. Menurut Caux Round Table (Alois A. Nugroho,2001)
Merupakan suatu kombinasi yang dilandasi secara bersama oleh konsep etika Jepang kyosei
yang sifatnya lebih menekankan kebersamaan dan konsep etika Barat yang lebih menekankan
pada penghormatan terhadap martabat/nilai-nilai individu.
Prinsip-prinsip etika bisnis menurut Caux Round Table adalah :
a) Tanggung Jawab Bisnis
Tujuan perusahaan menurut prinsip ini adalah menghasilkan barang dan jasa untuk
menciptakan kemakmuran masyarakat secara luas (stakeholder), bukan hanya terbatas untuk
kepentingan shareholder (pemegang saham).
b) Dampak Ekonomis dan Sosial Dari Bisnis
Kegiatan bisnis tidak semata mencari keuntungan ekonomis, tetapi juga mempunyai dimensi
sosial, dan perlunya menegakkan keadilan dalam setiap praktik bisnis mereka. Kegiatan bisnis
ke depan harus selalu didasarkan atas inovasi dan keadilan.
c) Perilaku Bisnis
Pentingnya membangun sikap kebersamaan dan sikap saling percaya.
d) Sikap Menghormati Aturan
Perlunya mengembangkan perangkat hukum dan aturan yang berlaku secara multilateral dan
diharapkan semua pihak dapat tunduk dan menghormati hukum/aturan multilateral tersebut.
e) Dukungan bagi Perdagangan Multilateral
Prinsip yang menganjurkan agar semua pihak mendukung perdagangan global dalam
mewujudkan suatu kesatuan ekonomi dunia.
f) Sikap Hormat bagi Lingkungan Alam
Meminta kesadaran semua pelaku bisnis akan pentingnya bersama-sama menjaga lingkungan
bumi dan alam dari berbagai tindakan yang dapat memboroskan sumber daya alam atau
mencemarkan dan merusak lingkungan hidup.
g) Menghindari Operasi-Operasi yang Tidak Etis
Mewajibkan semua pelaku bisnis untuk mencegah tindakan-tindakan tidak etis, seperti
penyuapan, pencucian uang, korupsi, dan praktik-praktik tidak etis lainnya.
2. Prinsip Etika Bisnis menurut Sonny Keraf (1998)
Setidaknya ada lima prinsip etika bisnis yang dapat dijadikan titik tolak pedoman perilaku dalam
menjalankan praktik bisnis, yaitu:
a) Prinsip Otonomi

3
Prinsip otonomi menunjukkan sikap kemandirian, kebebasan dan tanggung jawab.
b) Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran menanamkan sikap bahwa apa yang dipikirkan adalah yang dikatakan, dan
apa yang dikatakan adalah apa yang dikerjakan. Prinsip ini juga menyiratkan kepatuhan dalam
melaksanakan berbagai komitmen, kontrak dan perjanjian yang telah disepakati.
c) Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menanamkan sikap untuk memperlakukan semua pihak secara adil, yaitu
suatu sikap yang tidak membeda-bedakan dari berbagai aspek, baik dari aspek ekonomi,
aspek hukum maupun aspek lainnya.
d) Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip yang menanamkan kesadaran bahwa dalam berbisnis perlu diterapkan prinsip win-win-
solution, artinya dalam setiap keputusan dan tindakan bisnis harus diusahakan agar semua
pihak merasa diuntungkan.
e) Prinsip Integritas Moral
Adalah prinsip untuk tidak merugikan orang lain dalam setiap keputusan dan tindakan bisnis
yang diambil.
C. HUBUNGAN BISNIS DAN LINGKUNGAN
Bisnis merupakan kegiatan yang berhubungan dan berkepentingan dengan lingkungan, dengan
kata lain bisnis merupakan kegiatan pengelolaan sumber-sumber ekonomi yang disediakan oleh
lingkungan. Di samping itu, bisnis tidak terlepas dengan adanya faktor-faktor lingkungan yang
mendukung maupun yang menghambat atas tujuan yang ingin dicapai bisnis. Di lain pihak lingkungan
bisnis merupakan seluruh karakter dan faktor yang dapat mempengaruhi baik secara langsung
maupun tidak terhadap bisnis. Sebaliknya bisnis dapat secara langsung maupun tidak dapat
mempengaruhi atau menciptakan pengaruh terhadap lingkungannya.
Oleh karena itu, interaksi antara bisnis dan lingkungannya atau sebaliknya menjadi tema
pencermatan yang cukup penting dan sangat urgen bagi kegiatan bisnis terhadap masyarakat.
Sehingga eksistensi bisnis layak diterima atau memberikan pengaruh tertentu yang positif atau negatif
terhadap lingkungannya. Secara umum lingkungan bisnis dapat kita kelompokkan menjadi dua bagian
besar yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal.
1. Lingkungan Eksternal
Lingkungan Eksternal adalah semua faktor atau pihak-pihak atau variabel dinamis yang berada
di luar bisnis atau perusahaan. Jika perusahaan didirikan di suatu daerah atau Negara di dalam
suatu sIstem masyarakat, maka praktis perusahaan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan
dengan masyarakat ini, dan merupakan sub sIstem masyarakat yang sudah tentu dituntut untuk

4
berperilaku harmoni dengan semua unsur di dalam masyarakat. Unsur-unsur tersebut dapat
dikelompokkan menjadi beberapa unsur:
a) Unsur Hukum yang berlaku di masyarakat
b) Unsur Budaya atau Kultur di masyarakat
c) Unsur Agama atau Kepercayaan
d) Unsur Politik Pemerintahan
e) Unsur Ekonomi Umum
f) Unsur Sosial atau Masyarakat
g) Unsur Geografik
h) Unsur Pendidikan.
Faktor/pihak yang bersifat Dinamis tersebut jelas akan ada pengaruhnya baik bersifat langsung
mapun tidak langsung terhadap bisnis. Dan dalam banyak hal lingkungan eksternal ini merupakan
variable strategis dan memiliki dimensi jangka panjang dan secara strategis sering menentukan
peluang maupun tantangan yang akan dihadapi bisnis.
Variabel atau faktor-faktor lingkungan eksternal ini relatife sulit dapat dikendalikan oleh
bisnis,lebih sering bisnis mengikuti dan menyesuaikan terhadap perubahan atau dinamika dari
variable eksternal ini.
2. Lingkungan Internal
Lingkungan Internal merupakan sejumlah faktor, variabel atau atribut-atribut yang melekat pada
variabel atau faktor tersebut yang berada di lingkungan bisnis dan cukup langsung mempengaruhi
bisnis, antara lain yaitu Tenaga Kerja, Modal, Alat-alat, Sistem Manajemen, sarana dan prasarana
yang tersedia di dalam perusahaan.
Dalam interaksinya mereka secara terorganisasi cepat dapat dikendalikan oleh manajemen
perusahaan dan secara langsung dapat dipengaruhi. Tingkat pengendaliannya relative lebih
mudah dilakukan, karena perusahaan memiliki Bargaining Power yang cukup kuat untuk
mempengaruhi variabel-variabel ini sesuai dengan sasaran dan tujuan perusahaan.
Lingkungan bisnis dapat dipilah-pilah secara lebih spesifik menurut kepentingan tertentu yang
orientasinya adalah dalam perspektif penyusunan strategis yang secara garis besar terbagi dalam
4 kelompok besar:
a) Strength (Kekuatan)
Variabel-variabel yang masuk dalam kelompok ini mencerminkan kekuatan-kekuatan internal
yang dimiliki perusahaan, dan sering dijadikan andalan untuk menetapkan dan menyusun
strategi perusahaan, sehingga substansi strategi ini benar-benar sesuai dengan fakta dan
prediksi kekuatan yang dimiliki perusahaan.

5
b) Weakness ( Kelemahan)
Sejumlah variable kelemahan ini juga bersifat internal, untuk lebih menjamin keputusan
manajerial lebih akurat berdasar fakta. Sehingga dengan mengetahui kelemahan fasilitas dan
kapasitas perusahaan tentu akan dilakukan rencana strategi yang lebih baik.
c) Opportunity (Peluang/Kesempatan)
Lingkungan eksternal ini sangat dinamis dan sering terjadi berbagai perubahan di mana perlu
disesuaikan dengan keadaan lingkungan yang ada.
d) Treatment (Tantangan)
Treatment ini merupakan keadaan lingkungan eksternal yang merupakan tantangan yang
dihadapi perusahaan yang diprediksi akan menghambat keberhasilan pengusaha dalam
mencapai tujuan-tujuannya.
Dalam hal ini untuk meghadapi lingkungan demikian adalah mengkiati agar perusahaan dalam
meraih keberhasilan dan tujuan bisnis tidak sampai merusak apalagi menghancurkan lingkungan.
Pengetahuan mengenai SWOT hanya merupakan data dan informasi yang dapat dijadikan sebagai
bahan kebijakan perusahaan yang bijaksana dan fair terhadap lingkungan ini. Kebijakan yang
dilatar belakangi oleh informasi lingkungan akan dijadikan sebagai masukan yang berharga dalam
rangka menyusun strategi perusahaan yang akan didukung oleh lingkungan dalam jangka panjang.
D. PENGERTIAN ETIKA LINGKUNGAN
Etika Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Etika dan Lingkungan. etika berasal dari bahasa
Yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Ada tiga teori mengenai pengertian
etika, yaitu: Etika Deontologi, Etika Teologi, dan Etika Keutamaan. Etika Deontologi adalah suatu
tindakan di nilai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban.
Etika Teologi adalah baik buruknya suatu tindakan, sedangkan Etika Keutamaan adalah
mengutamakan pengembangan karakter moral pada diri setiap orang.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang mempengaruhi
kelangsungan kehidupan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lain baik secara langsung
maupun secara tidak langsung.
Jadi, etika lingkungan adalah kebijkasanaan moral manusia dalam bergaul dengan
lingkungannya, serta relasi di antara semua kehidupan alam semesta, yaitu antara manusia dengan
manusia yang mempunyai dampak pada alam dan antara manusia dengan makhluk hidup lain atau
dengan alam secara keseluruhan. Etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang menyangkut
lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan penerapan etika lingkungan
sebagai berikut:

6
a) Manusia merupakan bagian dari lingkungan yang tidak terpisahkan sehingga perlu menyayangi
semua kehidupan dan lingkungannya selain dirinya sendiri.
b) Manusia sebagai bagian dari lingkungan, hendaknya selalu berupaya untuk menjaga terhadap
pelestarian, keseimbangan dan keindahan alam.
c) Kebijaksanaan penggunaan sumber daya alam yang terbatas termasuk bahan energi.
d) Lingkungan disediakan bukan untuk manusia saja, melainkan juga untuk makhluk hidup yang lain.
E. UNSUR ETIKA LINGKUNGAN
Setiap cabang etika, memiliki unsur etika lingkungan hidup sebagai pengembangannya. Etika
kehidupan ekonomi pun tidak hanya berpikir secara sosiologis-ekonomis, melainkan juga secara
ekologis. Setidaknya ada dua unsur utama dalam mengusahakan etika lingkungan hidup yang
ditawarkan oleh Velasques (2005) yaitu etika ekologi dan etika konservasi sumber daya yang bisa
habis.
1. Etika ekologi
Unsur ini menyediakan bahwa manusia bukanlah penguasa alam. Dalam hal ini, perlu diubah
sikap manusia yang antroposentrik, yaitu menganggap bahwa hanya dirinya yang pantas
menerima pertimbangan moral. Akibatnya, semuanya yang diluar manusia tidak berharga dan
pantas dieksploitasi tanpa kira-kira. Manusia harus menyadari adanya nilai intrinsik dalam tiap
unsur nonmanusia. Bagian-bagian lingkungan yang bukan manusia itu perlu dijaga, tidak masalah
apakah hal tersebut menguntungkan manusia atau tidak.
2. Etika Konservasi Sumber Daya
Unsur ini mengacu pada penghematan sumber daya alam untuk digunakan di masa
mendatang, disini mempertimbangkan kepentingan generasi yang akan datang. Setidaknya ada
dua macam kepedulian lingkungan, yaitu kepedulian lingkungan yang dangkal (shallow ecology)
dan kepedulian lingkungan yang dalam (deep ecology). Kepedulian lingkkungan yang dangkal
menunjukkan perhatian kepada kepentingan-kepentingan yang sering diabaikan dalam ekonomi
tradisional, pandangan ini menganggap alam bernilai haknya sejauh ia bermanfaat bagi
kepentingan manusia, dan bukan karena alam bernilai pada dirinya sendiri. Pada kepedulian
lingkungan yang dalam sudah mempertimbangkan kepentingan generasi-generasi yang akan
datang.
F. TEORI ETIKA LINGKUNGAN
Terdapat 5 (lima) pandangan teori mengenai etika lingkungan, yaitu sebagai berikut:
1. Teori Antroposentrisme
Teori ini memandang sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya
dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil

7
dalam kaitannya dengan alam, baik secara langsung maupun tidak langsung. Segala sesuatu yang
lain di alam semesta ini hanya akan mendapat perhatian dan nilai sejauh menunjang kepentingan
manusia. Bagi teori ini etika hanya berlaku bagi manusia, segala tuntutan terhadap kewajiban dan
tanggung jawab moral manusia terhadap lingkungan hidup dianggap sesuatu yang berlebihan,
kalaupun ada itu semata-mata demi memenuhi kepentingan sesama manusia.
Teori ini semacam dinilai bersifat instrumentalistik (karena menganggap pola hubungan
manusia dan alam dilihat hanya dalam relasi instrumental, kalaupun peduli demi memenuhi
kebutuhan manusia) dan egoistis (karena hanya mengutamakan kepentingan manusia).
2. Teori Biosentrisme
Teori ini menganggap alam mempunyai nilai pada dirinya sendiri lepas dari kepentingan
manusia. Ciri etika ini adalah biocentric, karena menganggap setiap kehidupan dan makhluk hidup
mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri. Alam perlu diperlukan secara moral terlepas
dari apakah ia berguna atau tidak bagi mausia. Sehingga etika tidak lagi dipahami secara terbatas
pada komunitas manusia, namun berlaku juga bagi seluruh komunitas biotas, termasuk komunitas
makhluk hidup lain.
3. Teori Ekosentrisme
Etika ini memusatkan pada seluruh komunitas ekologis baik yang hidup mauoun tidak, karena
secara ekologis makhluk hidup bneda-benda abiotis lainnya saling terkait satu sama lain. Salah
satu versi yang terkenal dari teori ini adalah Deep Ecology.
Teori ini memusatkan perhatian kepada semua spesies, termasuk spesies bukan manusia, dan
menekankan perhatiannya pada jangka panjang, dan tak kalah pentingnya merupakan gerakan
diantara orang-orang yang mempunyai sikap dan keyakinan yang sama, mendukung suatu gaya
hidup yang selaras dengan alam, dan sama-sama memperjuangkanisu lingkungan dan politik.
4. Teori Zoosentrisme
Etika lingkungan Zoosentrisme adalah etika yang menekankan perjuangan hak-hak binatang.
Tokoh bdang etika ini adalah Charles Brich. Menurut etika ini, binatang mempunyai hak untuk
menikmati kesenangan karean mereka dapat merasa senang dan harus dicegah dari penderitaan.
Sehingga bagi para penganut etika ini, rasa senang dan penderitaan binatang dijadikan salah satu
standar moral.
Menurut The Society for the Prevention of Cruelty to Animals, perasaan senang dan menderita
mewajibkan manusia secara moral memperlakukan binatang dengan penuh belas kasih.
5. Hak Asasi Alam
Makhluk hidup selain manusia tidak memiliki hak pribadi, namun makhluk hidup membutuhkan
ekosistem atau habitat untuk hidup dan berkembang. Makhluk hidup seperti binatang dan

8
tumbuhan juga mempunyai hak, meskipun mereka tida dapat bertindak yang berlandaskan
kewajiban. Mereka ada dan tercipta untuk kelestarian alam ini.
Hak itu harus dihornati berdasarkan prinsip nilai instrik yang menyatakan bahwa setiap entitas
sebagai anggota komunitas bumi bernilai. Dengan demikian, pembabatan hutan secara tida
proporsional dan penggunaan binatang sebagai objek eksperimen tidak dapat dibenarkan.
G. PRINSIP-PRINSIP ETIKA LINGKUNGAN
Prinsip ini menjadi pegangan dan tuntutan bagi perilaku kita dalam berhadapan dengan alam,
baik perilaku terhadap alam secara langsung maupunperilaku terhadap sesama manusia yang
berakibat tertentu terhadap alam (Keraf, 2002):
1. Sikap Hormat terhadap Alam (Respect for Nature)
Pada dasarnya semua teori etika lingkungan mengakui bahwa alam semesta perlu untuk
dihormati. Secara khusus sebagai pelaku moral, manusia mem-punyai kewajiban moral untuk
menghormati kehidupan, baik pada manusia maupun makhluk lain dalam komunitas ekologis
seluruhnya. Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian
dari alam semesta seluruhnya.
2. Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibility for Nature)
Setiap bagian dan benda di alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan dengantujuannya masing-
masing, terlepas dari apakah tujuan itu untuk kepentingan manusia atau tidak. Oleh karena itu,
manusia sebagai bagian dari alam semesta bertanggungjawab pula untuk menjaganya. Tanggung
jawab ini bukan saja bersifat individual tetapi juga kolektif. Kelestarian dan kerusakan alam
merupakan tanggungjawab bersama seluruh umat manusia. Semua orang harus bisa bekerjasama
bahu membahu untuk menjaga dan meles-tarikan alam dan mencegah serta memulihkan
kerusakan alam, serta saling mengingatkan, melarang dan menghukum siapa saja yang merusak
alam.
3. Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity)
Dalam diri manusia timbul perasaan solider, senasib sepenanggungan dengan alam dan
sesama makhluk hidup lain. Prinsip ini bisa mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan
dan semua kehidupan di alam ini. Prinsip ini berfungsi sebagai pengendali moral untuk
mengharmonisasikan manusia dengan ekosistemnya dan untuk mengontrol perilaku manusia
dalam batas-bats keseimbangan kosmis. Solidaritas ini juga mendorong manusia untuk mengutuk
dan menentang setiap tindakan yang menyakitkan binatang tertentu atau bahakn memusnakan
spesies tertentu.
4. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian (Caring for Nature)

9
Prinsip ini tidak didasarkan pada pertimbangan kepentingan pribadi, tetapi semata-mata demi
kepentingan alam. Dengan semakin peduli terhadap alam, maka manusia menjadi semakin matang
dengan identitas yang kuat.
5. Prinsip ”No Harm”
Terdapat kewajiban, sikap solider dan kepedulian, paling tidak dengan tidakmelakukan tindakan
yang merugikan atau mengancam eksistensi makhluk hidup lain di alam semesta ini (no harm).
Jadi kewajiban dan tanggung jawab moral dapat dinyatakan dengan merawat, melindungi, menjaga
dan melestarikan alam, dan tidak melakukan tindakan seperti membakar hutan dan membuang
limbah sembarangan.
6. Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam
Prinsip ini menekankan pada nilai, kualitas, cara hidup yang baik, bukanmenekankan pada
sikap rakus dan tamak. Ada batas untuk hidup secara layak sebagai manusia, yang selaras
dengan alam.
7. Prinsip Keadilan
Prinsip ini menekankan bahwa terdapat akses yang sama bagi semuakelompok dan anggota
masyarakat untuk ikut dalam menentukan kebijakan pengelplaan dan pelestarian serta
pemanfaatan sumber daya alam. Dalam prinsip ini kita perlu memerhatikan kepentingan
masyarakat adat secara lebih khusus, karena dalam segi pemanfaatan sumber daya alam
dibandingkan dengan masyarakat modern akan kalah dari segi permodalan, teknologi, informasi
dan sebagainya, sehingga kepentingan masyarakat sangat rentan dan terancam.
8. Prinsip Demokrasi
Prinsip ini terkait erat dengan hakikat alam, yaitu keanekaragaman dan pluralitas. Demokrasi
memberi tempat seluas-luasnya bagi perbedaan, keanekaragaman dan pluraritas. Prinsip ini
sangat relevan dengan pengam-bilan kebijakan di bidang lingkungan, dan memberikan garansi
bagi kebijakan yang pro lingkungan hidup. Dalam prinsip ini tercakup beberapa prinsip moral
lainnya, yaitu :
a) Demokrasi menjamin adanya keanekaragaman dan pluralitas yangmemungkinkan nilai
lingkungan hidup mendapat tempat untuk diperjuangkan sebagai agenda politik dan ekonomi
yang sama pentingnya dengan agenda lain.
b) Demokrasi menjamin kebebasan dalam mengeluarkan pendapat danmemperjuangkan nilai
yang dianut oleh setiap orang dan kelompokmasyarakat dalam bingkai kepentingan bersama.
c) Demokrasi menjamin setiap orang dan kelompok masyarakat ikut berpartisipasi dalam
menentukan kebijakan publik dan memperoleh manfaatnya.
d) Demokrasi menjamin sifat transparansi

10
e) Adanya akuntabilitas publik.
9. Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini terutama untuk pejabat publik, agar mempunyai sikap dan perilaku moral yang
terhormat serta memegang teguh prinsip-prinsip moral yang mengamankan kepentingan publik,
untuk menjamin kepentingan di bidang lingkungan. Sedangkan para penganut deep ecology
menganut delapan prinsip, diantaranya yaitu:
a) Kesejahteraan dan keadaan baik dari kehidupan manusiawi ataupunbukan di bumi mempunyai
nilai intrinsik.
b) Kekayaan dan keanekaragaman bentuk-bentuk hidup menyumbangkan kepada terwujudnya
nilai-nilai ini dan merupakan nilai-nilai sendiri.
c) Manusia tidak berhak mengurangi kekayaan dan keanekaragaman ini,kecuali untuk memenuhi
kebutuhan vitalnya.
d) Keadaan baik dari kehidupan dan kebudayaan manusia dapat dicocok-kan dengan
dikuranginya secara substansial jumlah penduduk.
e) Campur tangan manusia dengan dunia bukan manusia kini terlalu besar
f) Kebijakan umum harus dirubah, yang menyangkut struktur-strukturdasar di bidang ekonomis,
teknologis, dan ideologis.
g) Perubahan ideologis terutama menghargai kualitas kehidupan danbukan berpegang pada
standar hidup yang semakin tinggi.
h) Mereka yang ifltjiyetujui buur-butir sebelumnya berkewajiban secara langsung dan tidak
iangsung untuk berusaha mengadakan perubahan-perubahan yang perlu.
Prinsip-prinsip etika lingkungan perlu diupayakan dan diimplementasikan dalam kehidupan
manusia karena krisis, persoalan ekologi dan bencana aiam yang terjadi pada dasamya diakibatkan
oleh pemahaman yang salah. Yaitu bahwa alam adalah obyek yang boleh diberlakukan dan
dieksploitasi sekehendak kita. Pola pembangunan yang berlangsung saat ini perlu diubah dan
diimplementasikan secara jelas. Aspek pembangunan tidak semata-mata hanya pemenuhan
kebutuhan aspek ekonomi namun juga perlu memberikan bobot yang setara pada aspek-aspek sosial,
budaya dan lingkungan. Kerusakan yang terjadi pada masa sekarang, tidak hanya dirasakan oleh kita
sekarang ini, namun juga akan dirasakan pula oleh generasi yang akan datang. Pembangunan yang
dilakukan harus merupakan pembangunan membumi yang selalu selaras dengan keseimbangan
alam. Pembangunan membumi dapat dikatakan identik dengan pembangunan yang berkelanjutan
yang berwawasan lingkungan.

11
H. MASALAH YANG BERKAITAN LINGKUNGAN HIDUP
Pencemaran dan kemerosotan mutu lingkungan hidup manusia karena ulah manusia itu sendiri
yang merusak habitatnya sendiri. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kesejahteraan
umat manusia terkadang tanpa disertai dengan wawasan lingkungan yang benar dan kesadaran yang
cukup dalam memanfaatkan sumberdaya alam, hal tersebut tentu akan menyebabkan kemerosotan
mutu lingkungan.
Dalam proses produksi misalnya diperlukan proses produksi yang efisien dan ramah
lingkungan. Perusahaan hendaknya memperhatikan limbah yang dihasilkan. Jadi pada dasamya
manusia itu harus memiliki komitmen moral untuk menciptakan solidaritas kemanusiaan agar lebih
peduli terhadap penciptaan keharmonisan hidup sesama manusia dengan lingkungannya secara
serasi dan seimbang. Setidaknya ada enam masalah yang timbul berkaitan dengan lingkungan, yaitu:
1. Limbah Beracun
Seringkali perusahaan membuang limbahnya ke sungai di sekitarnya, tanpaterlebih dahulu
mengolahnya menjadi tak beracun. Akibatnya air sungaimenjadi tercemar sehingga tidak layak
dipakai, ikan-ikan menjadi mati, bahkan limbah tersebut merembes ke air tanah mengakibatkan air
tanah tidak layak untuk dikonsumsi, dan tentu hal ini dapat membahayakan kesehatan masyarakat
2. Efek Rumah Kaca
Naiknya suhu permukaan bumi disebabkan karena panas yang diterima bumi terhalang oleh
partikel-partikel gas yang dilemparkan dalam atmosfer karena ulah manusia, sehingga tidak bisa
keluar. Penyebabnya diantaranya adalah karena pembakaran produk-produk minyak bumi dan
batu bara. Hal ini akan berdampak negatif yaitu memperluas padang pasir, melelehkan lapisan es
di kutub serta meningkatkan permukaan air laut.
3. Perusakan Lapisan Ozon
Lapisan ozon berfungsi untuk menyaring sinar ultraviolet. Namun sekarang lapisan ozon
semakin rusak, hal ini dapat terjadi karena pelepasan gas klorofluorokarbon (CFC) ke udara,
pengaruh terbesar disebabkan karena penyemprotan aerosol, lemari es, dan AC.
4. Hujan Asam
Asam dari emisi industri bergabung dengan air hujan, yang nantinya akan masuk ke dalam
tanah, danau ataupun sungai. Tentunya hal ini dapat mengakibatkan kerusakan hutan, merusak
gedung, dan bahkan bisa menghancur-kan logamlogam beracun karena derajat keasamannya.
5. Penebangan Hutan
Penebangan hutan secara liar tanpa menghijaukannya kembali tentu berakibat sangat buruk.
Hal ini sudah dibuktikan dengan bencana yang terjadi akhir-akhir ini, dimana longsor dan banjir
bandang telah menelan korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya.

12
6. Pencemaran Udara
Polusi udara bukanlah barang baru, udara telah bersama kita semenjak terjadinya Revolusi
industri dunia, saat cerobong-cerobong asap pabrik mulai berdiri. Terutama dikeluarkan dari
pembuangan kendaraan bermotor dan proses industri. Ditambah lagi dengan kebakaran hutan
yang asapnya sangat mempengaruhi kesehatan dan juga mengganggu jarak pandang kita. Bahaya
Polusi Kendaraan Bermotor, Misal selepas hujan diselimuti kabut. Terutama di sore hari. Terlihat
dingin dan adem. Tapi jangan salah sangka. Itu bukan kabut alamiah. Kabut "buatan" yang berasal
dari sisa pembakaran kendaraan bermotor anda.
Data Kompas menunjukkan sebesar 2-3 juta mobil berada di Kota Jakarta pada jam-jam kantor,
dan sebesar 3-4 juta untuk motor. Jika separuh saja dari jumlah kendaraan bermotor tersebut
menderu pada saat yang sama, berapa juta karbon monoksida (CO), nitrooksida (NOx), dan
hidrokabon (HC) yang melayang-layang mencari mangsa di udara kota? NOx dan HC sama
beracunnya. Keduanya merusak paru-paru sedikit demi sedikit. Kita tentu tidak inginkan paru-paru
bocor setelah sekian lama beraktivitas di jalan raya. Gejala kabut di sore hari dan selepas hujan
adalah fenomena kimiawi beracun di angkasa kota Anda. Penyebabnya adalah dua jenis gas
beracun ini. Jika volume gas NOx dan HC sudah demikian berat menggelayut di angkasa, maka
hujan asam akan terjadi pula di atas atmosfir.
I. DASAR ETIKA DALAM MEWUJUDKAN KESADARAN MASYARAKAT
Empat tingkat kesadaran lingkungan mengiodentifikasi bahwa awalnya pemikiran etika
lingkungan itu muncul karena adanya krisis lingkungan yang sebab utamanya adalah gaya hidup
manusia dan perkembangan peradabannya. Pola hidup konsumtif, tanpa memperhitungkan
bagaimana ketersediaan atau daya dukung lingkungan serta didukung pengangkatan-pengangkatan
teknologi membuahkan perilaku eksploitasi.
Namun, sering berjalannya waktu, manusia mulai menghadapi masalah persaingan
mendapatkan sumber daya alam yang ironisnya justru semakin berkurang dan tingkat daya
dukungnya pun mulai menurun. Masalah inilah yang memaksa manusia untuk melihat kembali
bagaimana kedudukan, fungsi dan interaksinya dengan alam semesta yang melahirkan gagasan
kesadaran dan etika lingkungan.
Dasar-dasar pemikiran atau pendekatan etika lingkungan, yaitu:
1. Dasar Pendekatan Ekologis
Mengenalkan suatu pemahaman adanya keterkaitan yang luas atas kehidupan yang luas atas
kehidupan dimana tindakan manusia pada masa lalu, sekarang dan yang akan datang yang akan
memberi dampak yang tak dapat diperkirakan. Kita tidak bisa melakukan hanya satu hal atas alam,
kita tidak juga bisa sepenuhnya memahami bagaimana alam bekerja, pun kita tidak akan pernah

13
bisa mengelak bahwa apa yang kita lakukan pasti memberi dampak pada organisme lain, sekarang
atau akan datang.
2. Dasar Pendekatan Humanisme
Setara dengan pendekatan ekologis, dasar pendekatan ini menekankan pada pentingnya
tanggung jawab kita untuk hak dan kesejahteraan manusia lain atas sumber daya alam.
3. Dasar Pendekatan Teologis
Merupakan dasar dari kedua pendekatan sebelumnya, bersumber pada agama yang nilai-nilai
luhur dan mula ajarannya menunjukkan bagaimana alam sebenarnya diciptakan dan bagaimana
kedudukan dan fungsi manusia serta interaksi yang selayaknya terjalin antara alam dan manusia.
Kesadaran-kesadaran terhadap lingkungan yang selayaknya ada pada masyarakat bagi
kepentingan keberlanjutan bumi dan sumber daya alam, yaitu:
a) Manusia bukanlah sumber utama dari segala nilai
b) Keberadaan alam dan segala sumber dayanya bukanlah untuk manusia semata, tetapi untuk
seluruh spesies organisme yang ada didalamnya.
c) Tujuan kehidupan manusia dibumi bukan hanya memproduksidan mengonsumsi, tetapi
sekaligus mengkonservasi dan memperbarui sumber daya alam.
d) Meningkatkan kualitas hidup, sebagaiman dasar ketiga diatas, harus pula menjadi tujuan
kehidupan.
e) Sumber daya alam itu sangat terbatas dan harus dihargai serta di perbaharui.
f) Hubungan antara manusia dengan alam sebaiknya kesetaraan antara manusia dan alam,
sebuah hubungan dengan organisme hidup dalam kerja sama ekologik.
g) Kita harus memelihara stabilitas ekologik dengan mempertahankan dan meningkatkan
keanekaragaman biologis dan budaya.
h) Fungsi utama negara adalah mencanangkan dan pengawasan pemberdayaan sumber daya alam,
melindungi individu dan kelompok masyarakat dari eksploitasi dan perusakan lingkungan.
i) Manusia hendaknya saling berbagi dan mengasihi, tidak individualis dan mendominasi.
j) Setiap manusia di pelanet bumi adalah unik dan memilii hak berbagai atas sumber daya alam.
k) Tidak satu pun individu manusia, pihak industri atau negara berhak untuk meningkatkan haknya
atau sumber daya alam.
J. PERILAKU MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN
Perilaku manusia terhadap lingkungan hidup telah dapat dilihat secara nyata sejak manusia
belum berperadaban, awal adanya peradaban, dan sampai sekarang pada saat peradaban itu menjadi
modern dan semakin canggih setelah didukung oleh ilmu dan teknologi. Ironisnya perilaku manusia
terhadap lingkungan hidup tidak semakin arif tetapi sebaliknya. Kekeringan dan kelaparan berawal dari

14
pertumbuhan penduduk yang tinggi, penggundulan hutan, erosi tanah yang meluas, kurangnya
dukungan terhadap bidang pertanian, bencana longsor, banjir, serta terjadi berbagai ledakan bom,
adalah beberapa contoh kelalaian manusia terhadap lingkungan. Sebenarnya kemajuan ilmu dan
teknologi diciptakan manusia untuk membantu memecahkan masalah tetapi sebaliknya malapetaka
menjadi semakin banyak dan kompleks, oleh karena itu dianjurkan untuk dapat berperilaku menjadi
ilmuwan dan alamiah melalui amal yang ilmiah.
Sekecil apapun perilaku manusia terhadap lingkungan hidupnya harus segera diperbuat untuk
bumi yang lebih baik, bumi adalah warisan nenek moyang yang harus dijaga dan diwariskan terhadap
anak cucu kita sebagai generasi penerus pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan.
Lingkungan hidup terbagi menjadi tiga yaitu lingkungan alam fisik (tanah, air, udara) dan biologis
(tumbuhan-hewan), Lingkungan buatan (sarana prasarana), dan lingkungan manusia (hubungan
sesama manusia). Perilaku manusia terhadap lingkungan yang tepat antara lain tidak merusak tanah,
tidak menggunakan air secara berlebih, tidak membuang sampah sembarangan.
Dalam rangka usaha manusia untuk menjaga lingkungan hidup, telah banyak bermunculan
perilaku nyata berupa gerakan-gerakan peduli lingkungan hidup baik bersifat individu, kelompok,
swasta, maupun pemerintah. Tapi yang terpenting dari itu semua adalah bentuk konkrit yang harus
dilakukan oleh semua pihak dalam berinteraksi dengan lingkungan hidup.
K. UNDANG-UNDANG LINGKUNGAN HIDUP
Undang-undang tentang lingkungan hidup terdapat pada “Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.” Pada Bab X
dibahas tentang hak, kewajiban, dan larangan tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup.
Bagian pertama membahas tentang hak dan bagian kedua membahas tentang kewajiban yaitu:
1. Pasal 67
Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mengendalikan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
2. Pasal 68
Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban:
a) Memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
secara benar, akurat, terbuka, dan tepat waktu.
b) Menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup.
c) Menaati ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup dan/atau kriteria baku kerusakan
lingkungan hidup.
Bagian ketiga menjelaskan tentang larangan yaitu:

15
3. Pasal 69
Setiap orang dilarang:
a) Melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.
b) Memasukkan B3 yang dilarang menurut peraturan perundang-undangan ke dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c) Memasukkan limbah yang berasal dari luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ke
media lingkungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia.
d) Memasukkan limbah B3 ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
e) Membuang limbah ke media lingkungan hidup.
f) Membuang B3 dan limbah B3 ke media lingkungan hidup.
g) Melepaskan produk rekayasa genetic ke media lingkungan hidup yang bertentangan dengan
peraturan perundangundangan atau izin lingkungan.
h) Melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar.
i) Menyusun amdal tanpa memiliki sertifikat kompetensi penyusun amdal.
j) Memberikan informasi palsu, menyesatkan, menghilangkan informasi, merusak informasi, atau
memberikan keterangan yang tidak benar.
Pada bab XII dibahas tentang pengawasan dan sanksi administratif. Pada bagian pertama dibahas
tentang pengawasannya. Kemudian pada bagian kedua dibahas tentang sanksi administratif yaitu:
4. Pasal 76
(1) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota menerapkan sanksi administratif kepada penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan jika dalam pengawasan ditemukan pelanggaran terhadap izin
lingkungan.
(2) Sanksi administratif terdiri atas:
a. Teguran tertulis.
b. Paksaan pemerintah.
c. Pembekuan izin lingkungan.
d. Pencabutan izin lingkungan.
5. Pasal 77
Menteri dapat menerapkan sanksi administrative terhadap penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan jika Pemerintah menganggap pemerintah daerah secara sengaja tidak menerapkan
sanksi administratif terhadap pelanggaran yang serius di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
6. Pasal 78

16
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 tidak membebaskan penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan dari tanggung jawab pemulihan dan pidana.
7. Pasal 79
Pengenaan sanksi administratif berupa pembekuan atau pencabutan izin lingkungan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 76 ayat (2) huruf c dan huruf d dilakukan apabila penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan tidak melaksanakan paksaan pemerintah.
8. Pasal 80
(1) Paksaan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (2) huruf b berupa:
a. Penghentian sementara kegiatan produksi.
b. Pemindahan sarana produksi.
c. Penutupan saluran pembuangan air limbah atau emisi.
d. Pembongkaran.
e. Penyitaan terhadap barang atau alat yang berpotensi menimbulkan pelanggaran.
f. Penghentian sementara seluruh kegiatan.
g. Tindakan yang bertujuan untuk menghentikan pelanggaran dan tindakan pemulihkan fungsi
lingkungan hidup.
(2) Pengenaan paksaan pemerintah dapat dijatuhkan tanpa didahului teguran apabila pelanggaran
yang dilakukan menimbulkan:
a. Ancaman yang sangat serius bagi manusia dan lingkungan hidup.
b. Dampak yang lebih besar dan lebih luas jika tidak segera dihentikan pencemaran atau
perusakannya.
c. Kerugian yang lebih besar bagi lingkungan hidup jika
d. tidak segera dihentikan pencemaran dan/atau perusakannya.
9. Pasal 81
Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang tidak melaksanakan paksaan pemerintah
dapat dikenai denda atas setiap keterlambatan pelaksanaan sanksi paksaan pemerintah.
10. Pasal 82
(1) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota berwenang untuk memaksa penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan untuk melakukan pemulihan lingkungan hidup pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup yang dilakukannya.
(2) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota berwenang atau dapat menunjuk pihak ketiga untuk
melakukan pemulihan lingkungan hidup akibat pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
hidup yang dilakukannya atas beban biaya penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan.
11. Pasal 83

17
Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi administratif diatur dalam Peraturan Pemerintah.
L. PENERAPAN ETIKA LINGKUNGAN
Sikap ramah terhadap lingkungan hidup harus bisa menjadi sesatu kebiasaan yangdilakukan
oleh setiap manusia dalam menjalankan kehidupan baik dalam lingkungankeluarga, sekolah, dan
lingkungan masyarakat. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam membudayakan sikap tersebut
antara lain :
1. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga adalah salah satu tempat yang sangat efektif menanamkan nilai-nilai etika
lingkungan. Hal itu dapat dilakukan dengan :
a) Menanam pohon dan memelihara bunga di pekarangan rumah. Setiap orangtua memberi
tanggung jawab kepada anak-anak secara rutin untuk merawatnya dengan menyiram dan
memberi pupuk.
b) Membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya. Secara bergantian, setiap anggota
keluarga mempunyai kebiasaan untuk menjaga kebersihan dan merasa malu jika membuang
sampah sembarang tempat.
c) Memberikan tanggung jawab kepada anggota keluarga untuk menyapu rumah dan pekarangan
rumah secara rutin.
2. Lingkungan Sekolah
Kesadaran mengenai etika lingkungan hidup dapat dilakukan di lingkungan sekolah dengan
memberikan pelajaran mengenai lingkungan hidup dan etika lingkungan,melalui kegiatan
ekstrakulikuler sebagai wujud kegiatan yang konkret dengan mengarahkan pada pembentukan
sikap yang berwawasan lingkungan seperti:
a) Pembahasan atau diskusi mengenai isu lingkungan hidup
b) Pengelolaan sampah
c) Penanaman Pohon
d) Penyuluhan kepada siswa
e) Kegiatan piket dan jumat bersih
3. Lingkungan Masyarakat
Pada lingkungan masyarakat, kebiasaan yang berdasarkan pada etika lingkungan dapat
ditetapkan melalui :
a) Membuang sampah secara berkala ke tempat pembuangan sampah
b) Kesiadaan untuk memisahkan antara sampah organik dan sampah nonorganik Melakukan
kegiatan gotong - royong atau kerja bakti secara berkala dilingkungan tempat tinggal
c) Menggunakan kembali dan mendaur ulang bahan-bahan yang masih diperbaharui

18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan
kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri
dan juga masyarakat. Prinsip-prinsip etika bisnis terdiri atas dua yaitu menurut Caux Round Table dan
Sonny Keraf. Bisnis merupakan kegiatan yang berhubungan dan berkepentingan dengan lingkungan,
dengan kata lain bisnis merupakan kegiatan pengelolaan sumber-sumber ekonomi yang disediakan
oleh lingkungan. Di samping itu, bisnis tidak terlepas dengan adanya faktor-faktor lingkungan yang
mendukung maupun yang menghambat atas tujuan yang ingin dicapai bisnis. Secara umum
lingkungan bisnis dapat kita kelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu lingkungan eksternal dan
lingkungan internal.
Etika lingkungan adalah kebijkasanaan moral manusia dalam bergaul dengan lingkungannya,
serta relasi di antara semua kehidupan alam semesta, yaitu antara manusia dengan manusia yang
mempunyai dampak pada alam dan antara manusia dengan makhluk hidup lain atau dengan alam
secara keseluruhan. Etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang menyangkut lingkungan
dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga. Unsur etika
lingkungan terdiri atas dua yaitu; Etika ekologi dan Etika Konservasi Sumber Daya.
Teori etika lingkungan terdiri atas lima yaitu teori antroposenterisme, biosentrisme,
ekosentrisme, zoosentrisme, dan hak asasi manusia. Prinsip etika lingkungan terdiri atas sikap hormat
terhadap alam, tanggung jawab, solidaritas kosmis, kasih sayang dan kepedulian, prinsip “no harm”,
hidup sederhana dan selaras dengan alam, keadilan, demokrasi dan integritas moral. Sedangkan
penerapan etika lingkungan terdiri dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

19
DAFTAR PUSTAKA
https://ringkasan-dan-materi.blogspot.com/2017/12/lingkungan-dan-etika-bisnis.html
http://anangqurniadi.blogspot.com/2017/12/contoh-makalah-etika-bisnis-dalam.html
https://www.coursehero.com/file/39144020/etika-lingkungan-bisnisdocx/
https://id.scribd.com/document/326017486/MAKALAH-ETIKA-BISNIS-ETIKA-LINGKUNGAN
https://pusatdatamakalah.blogspot.com/2016/04/etika-bisnis-dan-lingkungan.html
https://makalah28.blogspot.com/2018/12/contoh-makalah-bisnis-lingkungan-hidup.html
https://www.academia.edu/26076994/Makalah_etika_lingkungan
https://www.academia.edu/11788882/Etika_Bisnis_Bisnis_dan_Lingkungan_Eksternal_dan_Internal
http://jefrixakbar.blogspot.com/2019/03/makalah-etika-bisnis-tanggung-jawab.html

20

Anda mungkin juga menyukai