PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengertian melayani adalah membantu
menyiapkan apa yang diperlukan seseorang. Sedangkan pengertian pelayanan adalah usaha
melayani kebutuhan orang lain.
Tujuan pelayanan prima adalah memberikan pelayanan yang dapat memenuhi dan
memuaskan pelanggan atau masyarakat serta memberikan focus pelayanan kepada
pelanggan. Untuk dapat memberikan pelayanan prima dan menjalin hubungan yang baik
dengan nasabah maka yang menjadi kunci keberhasilannya adalah orang (human), karena
pelayanan dan menjalin hubungan dengan nasabah merupakan interaksi antara
pegawai/pekerja perusahaan dengan masyarakat diluar perusahaan yang disebut nasabah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Agar memperoleh gambaran yang lebih jelas, ketiga hal tersebut akan diuraikan
sebagai berikut.
1. Mendengarkan dan memahami kebutuhan pelanggan
Pelayanan prima berdasarkan konsep perhatian dapat diterapkan dengan cara
mendengarkan dan memahami kebutuhan pelanggan. Cara-cara yang efektif dalam
mendengarkan dan memahami kebutuhan pelanggan dapat dilakukan seperti berikut ini.
a Melakukan pendekatan kepada pelanggan dengan sikap yang empati
b Menghindari sikap mencari-cari alasan
c Tidak memberikan interpretasi atau penafsiran yang keliru tentang pelanggan
d Berusaha dengan penuh perhatian untuk mendengarkan permintaan dan kebutuhan
pelanggan
e Mencatat semua kebutuhan pelanggan agar tidak lupa
f Menanyakan kembali kebutuhan pelanggan jika lupa atau kurang jelas.
g Memberikan penjelasan dengan sejujur-jujurnya tentang kondisi kualitas dan harga
barang yang akan dibeli oleh pelanggan
3
tipe leptosom umumnya bersifat sombong, sok intelek, dan sok idealis.
Dalam men
ghadapi pelanggan tipe leptosom, seorang pelayan atau penjual hendaknya
menghormati pelanggan seperti layaknya seorang raja yang harus selalu dilayani,
bersikap sabar, perhatian, penuh hormat, bijaksana, dan menuruti perintahnya.
Pelanggan tipe atletis
Bentuk tubuh pelanggan tipe atletis, diantaranya badannya kokoh, pundak tampak
lebar, dan pinggul berisi, anggota badannya cukup panjang, berotot dan lebar, muka atau
wajahnya bulat lonjong. Pelanggan tipe atletis ini umumnya mempunyai karakter, seperti
banyak gerak, berpenampilan tenang, jarang humor, dan tidak cepat percaya pada orang
lain.
Dalam menhadapi pelanggan tipe atletis, pelayan atau penjual hendaknya
menghindari perdebatan yang tidak bermanfaat, memberikan kesan seolah-olah
pelanggan adalah orang yang baik dan cerdas, serta menghindari sikap terburu-buru, dan
harus bersabar dalam melayaninya.
Selain tiga tipe pelanggan tersebut, pelanggan dapat pula dikelompokkan sebagai berikut.
1. Pelanggan pria
2. Pelanggan wanita
3. Pelanggan remaja
4. Pelanggan lanjut usia
5. Pelanggan yang suka pendiam
6. Pelanggan yang suka gugup
7. Pelanggan yang suka bicara
8. Pelanggan yang suka ragu-ragu
9. Pelanggan yang suka membantah
10. Pelanggan yang sadar
11. Pelanggan ang curiga
12. Pelanggan yang angkuh
Dari bermacam-macam tipe dan golongan pelanggan seperti tersebut di atas, kita
dapat mengetahui bahwa tidak semua pelanggan bersikap baik dan bersahabat. Itulah
sebabnya mengamati pelanggan sangatlah penting, karena hal itu merupakan syarat
mutlak yang harus dilakukan dalam melaksanakan pelayanan prima berdasarkan konsep
perhatian.
4
Penerapan pelayanan prima berdasarkan konsep perhatian merupakan konsep
yang sesuai dengan hukum tentang pelanggan, yaitu “the costumer is always right”
artinya pelanggan selalu menganggap dirinya paling benar.
3. Mencurahkan perhatian kepada pelanggan
Pelayanan prima berdasarkan konsep perhatian (attentioan) dapat dilakukan
dengan cara mencurahkan perhatian penuh kepada perilaku pelanggan. Dalam hal ini
terdapat tujuh prinsip dalam mewujudkan perhatian kepada pelanggan, yaitu sebagai
berikut.
1. Menetapkan visi, komitmen, dan suasana
2. Mensejajarkan dengan pelanggan, mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan
pelanggan.
3. Memamfaatkan informasi dari pelanggan.
4. Mendekati pelanggan
5. Memberdayakan karyawan
6. Penyempurnaan produk dan proses secara terus menerus.
Pada dasarnya seorang pelanggan akan merasa senag jika harapan dan
kebutuhannya diperhatikan. Oleh karenanya penjual atau perusahaan dalam mencurahkan
perhatian terhadap pelanggan dapat dilakukan dengan cara berfokus pada pelanggan dan
harus memperhatikan ketujuh prinsip tersebut diatas.
5
Berdasarkan hasil penelitian lembaga technical research programer (TARP)
Washinton dc, menunjukkan secara statistik 96% pelanggan tidak pernah mengeluh
mengenai pelayanan yang diperoleh, sedangkan 40% pelanggan yang suka
mengeluhjustru pelanggan yang loyal. Jadi keluhan itu harus dilihat sebagai masalah
tapi sebagai peluang untuk memperbaiki situasi.
Martin (1998) mengemukakan cara untuk membuka akses pelanggan tehadap
usaha penyedia pelayanan antara lain:
1. Bicara tatap muka ( face to face ) dengan pelanggan.
2. Penyedia pelayan memberikan waktu bagi pelanggan.
3. Penyedia pelayan megundang pelanggan secara selektif untuk
mendiskusikan apa yang disenangi dan apa yang tidak disenangi.
4. Merespon secepatnya keluhan pelanggan.
5. Sediakan kontak saran dan formulir saran ditempat strategis .
6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah excellent service yang
secara harfiah berarti pelayanan yang sangat baik atau pelayanan yang terbaik.
Pelayanan nasabah adalah rangkaian kegiatan sikap dan perilaku petugas bank dalam
menerima kehadiran atau berkomunikasi dengan nasabah secara langsung maupun tidak
langsung.
7
DAFTAR PUSTAKA
http://book-me-tiboux.blogspot.co.id/2013/07/pelayanan-prima-berdasarkan-perhatian.html
http://gofaztrack.com/blog/makalah-pelayanan-prima-2/
http://dunia-blajar.blogspot.co.id/2015/10/contoh-makalah-tentang-pelayanan-prima.html
http://dunia-blajar.blogspot.co.id/2015/10/contoh-makalah-tentang-pelayanan-prima.html