Disusun Oleh :
HALAMAN JUDUL
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karuniaNya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah Seminar Akuntansi yang berjudul “Tata Kelola
Perusahaan”. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar
Akuntansi. Penulisan makalah ini dapat diselesaikan tidak lepas dari dukungan, bimbingan,
dan bantuan dari banyak pihak yang sangat berarti. Pada kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada para dosen pengampu mata kuliah Seminar Akuntansi Kelas
B Indralaya yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga kami dapat melatih diri
kami untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Kami menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini agar lebih baik dimasa yang akan datang. Kami berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak untuk memberikan pengetahuan mengenai
pembahasan pada makalah tersebut
Kelompok 10
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tata kelola perusahaan (Corporate Governance) menjadi salah satu isu yang semakin
populer di Indonesia. Banyak perusahaan telah menggunakan Corporate Governance
sebagai rujukan dalam menjalankan perusahaannya. Dalam dunia global seperti sekarang
ini, dimana tingkat persaingan yang semakin ketat mengharuskan perusahaan-perusahaan
mengelola perusahaannya dengan professional. Demikian pula investor dalam mencari
alternatif untuk berinvestasi, selalu mencari perusahaan yang dikelola dengan professional.
Banyaknya skandal yang telah terjadi di perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan
tersebut tidak dikelola dengan profesional. Skandal tersebut terjadi banyak diakibatkan
oleh tidak dipatuhinya atau tidak dilaksanakan prinsip-prinsip corporate governance.
Diantara skandal yang terjadi salah satunya diakibatkan oleh tidak transparannya
pengelola perusahaan (Agent) dalam memberikan informasi terkait dengan perusahaan.
IICG (The Indonesian Institute For Corporate Governance ) adalah salah satu pihak
yang mendorong terciptanya tata kelola perusahaan yang baik di Indonesia yang didirikan
pada tanggal 2 Juni 2000 atas inisiatif Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI) dan tokoh
masyarakat untuk mengenalkan Good Corporate Governance (GCG) kepada dunia usaha
dan masyarakat luas. IICG berkomitmen mendorong praktik GCG di Indonesia dan
mendukung perusahaan perusahaan dalam menerapkan konsep Corporate Governance.
Dengan tata kelola perusahaan yang baik, diharapkan kinerja perusahaan serta
profitabilitas perusahaan tersebut bisa meningkat . Kinerja perusahaan adalah hasil yang
1
diperoleh perusahaan dalam periode tertentu dengan berpedoman kepada standar tertentu.
Umumnya, kinerja perusahaan digambarkan dengan kondisi keuangan perusahaan.
Sehingga dengan melihat keadaan keuangan suatu perusahaan dapat tercermin prestasi
kerja perusahaan tersebut dalam suatu periode tertentu.
Hal tersebut juga berguna sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Peningkatan
kinerja perusahaan diperlukan sebagai salah satu dasar dalam menilai kualitas perusahaan.
Perusahaan dituntut secara hukum untuk menerapkan prinsip GCG seperti yang ada dalam
Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia yang dikeluarkan oleh Bapepam
(Badan Pengawas Pasar Modal) (2010) diantaranya: Transparansi, Akuntabilitas,
Responsibilitas, Independensi, Kewajaran dan Kesetaraan. Khususnya prinsip
responsibilitas, dimana pedoman tersebut dinyatakan bahwa perusahaan wajib mematuhi
undang-undang dan melaksanakan tanggung jawabnya terhadap masyarakat dan
lingkungan sehingga tercipta satu corporate citizenship.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dirumuskan pokok masalah yang sesuai
dengan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.3. Tujuan
Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan
pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari tata kelola perusahaan
2. Untuk mengetahui ruang lingkup tata kelola perusahaan
3. Untuk mengetahui prinsip – prinsip tata kelola perusahaan
2
4. Untuk mengetahui praktik tata kelola perusahaan
5. Untuk mengetahui tujuan praktik tata kelola perusahaan
6. Untuk mengetahui manfaat dan faktor tata kelola perusahaan
7. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan
tata kelola perusahaan
1.4. Manfaat
1.4.1. Manfaat Teoritis
Makalah ini dapat dijadikan tambahan referensi dan bahan pertimbangan
untuk melakukan penelitian terkait tata kelola perusahaan.
1.5.Metode Penyusunan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
metode penyusunan
Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data yang telah dilakukan,
keterbatasan yang melekat pada penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
BAB I I PEM BAHA SAN
4
Tata kelola yaitu sistem yang mencakup di mana organisasi dikendalikan dan
beroperasi,dan mekanisme yang dengannya organisasi itu, dan orang-orangnya,
dimintai pertanggungjawaban. Etika, manajemen risiko, kepatuhan dan administrasi
adalah semua elemen tata kelola. Didalam Tata kelola memastikan bahwa
kebutuhan, kondisi, dan opsi pemangku kepentingan dievaluasi untuk
menentukan tujuan perusahaan yang seimbang dan disepakati untuk dicapai;
menetapkan arah melalui penentuan prioritas dan pengambilan keputusan; dan
memantau kinerja dan kepatuhan terhadap arah dan tujuan yang disepakati. Ini berarti
bahwa tata kelola harus:
● Mengevaluasi untuk menentukan tujuan perusahaan yang seimbang dan
disepakati untuk dicapai
● Menentukan prioritas dan mengambil keputusan secara langsung
● Memantau kinerja, kepatuhan, dan kemajuan terhadap arah dan tujuan yang
disepakati.
Tata kelola yang baik adalah salah satu cara organisasi di semua sektor
mencapai tujuannya. Sama pentingnya apakah tujuan itu komersial, amal, atau untuk
menyediakan layanan publik. Organisasi yang memiliki tata kelola yang baik
menggunakan proses pengambilan keputusan yang jelas, berperilaku terbuka dengan
melaporkan aktivitasnya, secara aktif terlibat dengan pemangku kepentingan,
mengelola risiko yang dihadapi secara efektif, dan bertanggung jawab untuk
mengendalikan dan melindungi asetnya, termasuk reputasinya. Masing-masing
bidang kegiatan tata kelola ini berkontribusi pada keberhasilan organisasi.
5
a. Perusahaan harus memberikan informasi secara tepat waktu, memadai,
jelas,akurat dan dapat diperbandingkan, serta pemangku kepentingan dapat
dengan mudah memperoleh informasi berdasarkan haknya.
b. Informasi yang harus diungkap meliputi : visi, misi, sasaran usaha dan strategi
perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang
saham pengendali, kepemilikan saham oleh anggota Direksi dan anggota Dewan
Komisaris beserta anggota keluarganya dalam perusahaan dan perusahaan
lainnya, sistem manajemen risiko, sistem pengawasan dan pengendalian internal,sistem
dan pelaksanaan GCG serta tingkat kepatuhannya, dan kejadian penting yang dapat
mempengaruhi kondisi perusahaan.
c. Prinsip keterbukaan yang dianut oleh perusahaan tidak mengurangi kewajiban
untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, rahasia jabatan, dan hak hak pribadi.
d. Kebijakan perusahaan harus tertulis dan secara proporsional dikomunikasikan
kepada pemangku kepentingan.
2. Akuntabilitas (Accountability)
Prinsip dasar akuntabilitas perusahaan harus dapat
mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan adil. Untuk itu,
perusahaan harus dengan tetap memperhatikan kepentingan pemegang saham
dan pemangku kepentingan lainnya,mengelola perusahaan secara tepat, terukur dan
sejalan dengan kepentingan perusahaan Akuntabilitas merupakan prasyarat yang
diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkelanjutan. Sistem akuntabilitas
yang dibahas adalah sistem akuntabilitas yang menjamin tersedianya
mekanisme, peran, dan tanggung jawab manajemen yang profesional atas
segala keputusan dan kebijakan yang terkait dengan operasional perusahaan.
a. Perusahaan menerapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing organ
perusahaan dan semua karyawan secara jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai
perusahaan (corporate value), dan strategi perusahaan.
b. Perusahaan menjamin bahwa semua organ perusahaan termasuk karyawan
mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan perannya
dalam melaksanakan GCG.
c. Perusahaan menerapkan sistem pengendalian internal yang efektif dalam
pengelolaan perusahaan.
6
d. Perusahaan memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran perusahaan yang
konsisten dengan sasaran usaha perusahaan, serta memiliki sistem penghargaan dan
sanksi (reward and punishment system).
e. Perusahaan memiliki etika bisnis dan pedoman perilaku (code of conduct) yang
dijalankan oleh setiap organ perusahaan mulai dari pimpinan atas sampai pada tingkat
karyawan bawah.
3. Responsibilitas (Responsibility)
Responsibilitas diartikan sebagai tanggung jawab perusahaan sebagai
anggota masyarakat untuk mematuhi peraturan yang berlaku dan pemenuhan terhadap
kebutuhan-kebutuhan sosial. Prinsip dasar responsibilitas dalam praktik bisnis
diantaranya :
a. Organ perusahaan harus berpegang pada prinsip kehati-hatian dan memastikan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, anggaran dasar dan peraturan
perusahaan (by-laws).
b. Perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial diantaranya:Kepedulian Terhadap
masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan dengan membuat
perencanaan dan pelaksanaan yang memadai.
4. Independensi (Independency)
Prinsip dasar independensi (independency) dalam pelaksanaan GCG
bagi perusahaan diharapkan pengelolaan dapat dilakukan secara independen
sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat
diintervensi oleh pihak lain.Adapun pedoman pelaksanaan prinsip independensi di
antaranya :
a. Masing-masing organ perusahaan harus menghindari terjadinya dominasi oleh
pihak manapun, tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas dari benturan
kepentingan (conflict of interest) dan dari segala pengaruh atau tekanan, sehingga
pengambilan keputusan dapat dilakukan secara objektif.
b. Masing-masing organ perusahaan harus melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai
dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan, tidak saling
mendominasi dan atau melempar tanggung jawab antara satu dengan yang lain.
5. Kewajaran
Prinsip kewajaran dan kesetaraan (fairness) adalah prinsip yang
mengandung unsur keadilan, yang menjamin bahwa setiap keputusan dan kebijakan
yang diambil adalah demi kepentingan seluruh pihak yang berkepentingan, termasuk
7
para pelanggan,pemasok, pemegang saham, investor serta masyarakat luas.Pedoman
pelaksanaan prinsip kewajaran dan kesetaraan dalam praktik bisnis yaitu :
a. Perusahaan memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan untuk
memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan perusahaan serta
membuka akses terhadap informasi.
b. Perusahaan memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada pemangku
kepentingan sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada
perusahaan.
c. Perusahaan memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan
karyawan,berkarir dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa
membedakan suku, agama, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik.
8
7. Mendorong manajemen melakukan mekanisme check and balance pada setiap fungsi
dalam proses bisnis berdasarkan prinsip-prinsip GCG.
Perseroan memiliki keyakinan bahwa penerapan tata kelola perusahaan (GCG)
akan mendorong terciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif.
Selain itu pelaksanaan GCG juga menjadi bagian penting dalam menunjang
pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkelanjutan. Pemahaman ini mendasari
komitmen Perseroan untuk senantiasa menegakkan penerapan GCG dalam setiap
jenjang organisasi dan kegiatan operasionalnya. Melalui komitmen yang tinggi dan
konsistensi terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik, Perseroan meyakini
akan dapat mencegah praktik-praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme(KKN) serta
meningkatkan fungsi pengawasan dalam pengelolaan Perseroan.
Konsistensi penerapan GCG juga meningkatkan kinerja usaha dan
pertumbuhan berkelanjutan, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan
(corporate value) bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.
Komitmen manajemen atas kepatuhan terhadap GCG terdiri dari beberapa
kebijakan dan ketentuan terkait diantaranya:
1. Direksi dan Dewan Komisaris mempelopori pelaksanaan penandatanganan
Pernyataan Kepatuhan Etika, Pernyataan Benturan kepentingan dan Pernyataan
Kepemilikan Saham Perusahaan untuk memenuhi ketentuan yang diwajibkan
dalamPedoman Etika Perusahaan. Pernyataan Surat Kepatuhan Etika ditandatangani
oleh seluruh karyawan. Kepatuhan seluruh jajaran Perseroan terhadap Pedoman Etika
yang mengatur tata-cara dan etika berbisnis dan berinteraksi dengan pihak internal
maupun eksternal merupakan salah satu bentuk komitmen seluruh elemen perusahaan
untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG.
2. Penetapan KPI terkait implementasi GCG, yaitu menjadikan implementasi GCG
sebagai salah satu KPI utama Perusahaan sebagaimana tercantum dalam Kontrak
Manajemen. KPI terkait GCG antara lain adalah nilai index GCG, assessment Risk
Maturity Level, Annual Report Award(ARA), kepatuhan operasional produksi
(PROPER Lingkungan, Audit SNI,Audit Laporan Keuangan, survey kepuasan
pelanggan, survey kepuasan karyawan, dll).
Pengalokasian anggaran tahunan secara memadai untuk implementasi GCG,
antara lain untuk program peningkatan kompetensi para pihak yang terlibat dalam
penerapan GCG (Direksi,Dewan Komisaris, Komite Dewan Komisaris, fungsi
9
assurance, manajemen risiko, kepatuhan,quality control, internal audit dan pemilik
proses bisnis) dan pengembangan sistem teknologi terkait penerapan GCG.
10
(2003) menyatakan bahwa paling tidak ada lima alasan mengapa mengapa penerapan
GCG itu bermanfaat, yaitu:
● Berdasarkan survey yang telah dilakukan oleh McKinsey & Company menunjukkan
bahwa para investor institusional lebih menaruh kepercayaan terhadap perusahaan-
perusahaan di Asia yang telah menerapkan GCG.
● Berdasarkan berbagai analisis ternyata ada indikasi keterkaitan antara terjadinya
krisis finansial dan krisis berkepanjangan di Asia dengan lemahnya tata kelola
perusahaan.
● Internasionalisasi pasar – termasuk liberalisasi pasar finansial dan pasar modal
menuntut perusahaan untuk menerapkan GCG.
● Kalau GCG bukan obat mujarab untuk keluar dari krisis system ini dapat menjadi
dasar bagi beberkembangnya system nilai baru yang lebih sesuai dengan lanskap
bisnis yang kini telah banyak berubah.
● Secara teoritis, praktik GCG dapat meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Mas
Achmad Daniri(2005;14) jika perusahaan menerapkan mekanisme penerapan Good
Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat
memberikan manfaat antara lain:
● Mengurangi agency cost, yaitu suatu biaya yang harus ditanggung oleh pemegang
saham akibat pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen.
● Mengurangi biaya modal (Cost of Capital).
● Meningkatkan nilai saham perusahaan di mata publik dalam jangka panjang.
● Menciptakan dukungan para stakeholder dalam lingkungan perusahaan terhadap
keberadaan perusahaan dan berbagai strategi dan kebijakan yang ditempuh
perusahaan.
11
b. Dukungan pelaksanaan GCG dari sektor publik/ lembaga pemerintah yang
diharapkan dapat pula melaksanakan Good Governance dan Clean Government
menuju Good Government Governance yang sebenarnya.
c. Terdapatnya contoh pelaksanaan GCG yang tepat ( best practices ) yang dapat
menjadi standard pelaksanaan GCG yang efektif dan profesional. Dengan kata
lain, semacam benchmark (acuan).
1. Terbangunnya sistem tata nilai sosial yang mendukung penerapan GCG di
masyarakat. Ini penting karena lewat sistem ini diharapkan timbul partisipasi
aktif berbagai kalangan masyarakat untuk mendukung aplikasi serta sosialisasi
GCG secara sukarela.
2. Hal lain yang tidak kalah pentingnya sebagai prasyarat keberhasilan
implementasi GCG terutama di Indonesia adalah adanya semangat anti korupsi
yang berkembang di lingkungan publik di mana perusahaan beroperasi disertai
perbaikan masalah kualitas pendidikan dan perluasan peluang kerja. Bahkan
dapat dikatakan bahwa perbaikan lingkungan publik sangat mempengaruhi
kualitas dan skor perusahaan dalam implementasi GCG
2. Faktor Internal
Maksud faktor internal adalah pendorong keberhasilan pelaksanaan
praktik GCG yang berasal dari dalam perusahaan. Beberapa faktor dimaksud
antara lain:
a. Terdapatnya budaya perusahaan ( corporate culture ) yang mendukung
penerapan GCG dalam mekanisme serta sistem kerja manajemen di perusahaan.
b. Berbagai peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan perusahaan mengacu
pada penerapan nilai-nilai GCG.
c. Manajemen pengendalian risiko perusahaan juga didasarkan pada kaidah-
kaidah standar GCG.
d. Terdapatnya sistem audit (pemeriksaan) yang efektif dalam perusahaan untuk
menghindari setiap penyimpangan yang mungkin akan terjadi.
e. Adanya keterbukaan informasi bagi publik untuk mampu memahami setiap
gerak dan langkah manajemen dalam perusahaan sehingga kalangan publik
dapat memahami dan mengikuti setiap derap langkah perkembangan dan
dinamika perusahaan dari waktu ke waktu.
12
BAB III
PENUTUP
BAB III PENUT UP
3.1. Kesimpulan
Terdapat empat komponen utama yang diperlukan dalam konsep Good Corporate
Governance,yaitu fairness, transparency, accountability, dan responsibility. Keempat
komponen tersebut penting karena penerapan prinsip Good Corporate Governance
secara konsisten terbukti dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan dan juga dapat
menjadi penghambat aktivitas rekayasa kinerja yang mengakibatkan laporan keuangan
tidak menggambarkan nilai fundamental perusahaan.
3.2. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2011. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta: Salemba Empat.
Tunggal, A. Wijaya. 2013. Internal Audit dan Good Corporate Governance. Jakarta:
Erlangga.
14