Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI

“TATA KELOLA PERUSAHAAN”

Dosen Pengampu : Dr. Shelly Febriana Kartasari, S.E.,M.Si.,Ak

Disusun Oleh :

Lala Adillah (01031182025026)

Nabila Aprilianti (01031282025081)

Rom Asia Asma Dara (01031282025077)

HALAMAN JUDUL

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karuniaNya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah Seminar Akuntansi yang berjudul “Tata Kelola
Perusahaan”. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar
Akuntansi. Penulisan makalah ini dapat diselesaikan tidak lepas dari dukungan, bimbingan,
dan bantuan dari banyak pihak yang sangat berarti. Pada kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada para dosen pengampu mata kuliah Seminar Akuntansi Kelas
B Indralaya yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga kami dapat melatih diri
kami untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Kami menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini agar lebih baik dimasa yang akan datang. Kami berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak untuk memberikan pengetahuan mengenai
pembahasan pada makalah tersebut

Indralaya, 12 April 2023

Kelompok 10

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2. Batasan Masalah .............................................................................................................. 2
1.3. Tujuan.............................................................................................................................. 2
1.4. Manfaat............................................................................................................................ 3
1.4.1. Manfaat Teoritis ....................................................................................................... 3
1.4.2. Manfaat Praktis ......................................................................................................... 3
1.5.Metode Penyusunan ......................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 4
2.1. Pengertian Tata Kelola Perusahaan ................................................................................. 4
2.2. Ruang Lingkup Tata Kelola Perusahaan ........................................................................ 4
2.3. Prinsip Tata Kelola Perusahaan...................................................................................... 5
2.4. Praktik Tata Kelola Perusahaan ..................................................................................... 8
2.5. Tujuan Tata Kelola Perusahaan..................................................................................... 10
2.6. Manfaat dan Faktor Tata Kelola Perusahaan ................................................................ 10
2.7. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penerapan Tata Kelola Perusahaan
.............................................................................................................................................. 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 13
3.1. Kesimpulan.................................................................................................................... 13
3.2. Saran .............................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tata kelola perusahaan (Corporate Governance) menjadi salah satu isu yang semakin
populer di Indonesia. Banyak perusahaan telah menggunakan Corporate Governance
sebagai rujukan dalam menjalankan perusahaannya. Dalam dunia global seperti sekarang
ini, dimana tingkat persaingan yang semakin ketat mengharuskan perusahaan-perusahaan
mengelola perusahaannya dengan professional. Demikian pula investor dalam mencari
alternatif untuk berinvestasi, selalu mencari perusahaan yang dikelola dengan professional.
Banyaknya skandal yang telah terjadi di perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan
tersebut tidak dikelola dengan profesional. Skandal tersebut terjadi banyak diakibatkan
oleh tidak dipatuhinya atau tidak dilaksanakan prinsip-prinsip corporate governance.
Diantara skandal yang terjadi salah satunya diakibatkan oleh tidak transparannya
pengelola perusahaan (Agent) dalam memberikan informasi terkait dengan perusahaan.

Secara teoritis, pelaksanaan Corporate Governance dapat meningkatkan nilai


perusahaan, dengan meningkatkan kinerja keuangan mereka, mengurangi risiko yang
mungkin dilakukan oleh dewan komisaris dengan keputusan-keputusan yang
menguntungkan diri sendiri dan umumnya good corporate governance dapat
meningkatkan kepercayaan investor. Indonesia mulai menerapkan prinsip Good Corporate
Governance sejak menandatangani letter of intent (LOI) dengan IMF. Komite Nasional
Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) berpendapat bahwa perusahaan yang ada di
Indonesia mempunyai tanggung jawab untuk menerapkan standar GCG yang telah
diterapkan di tingkat Internasional.

IICG (The Indonesian Institute For Corporate Governance ) adalah salah satu pihak
yang mendorong terciptanya tata kelola perusahaan yang baik di Indonesia yang didirikan
pada tanggal 2 Juni 2000 atas inisiatif Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI) dan tokoh
masyarakat untuk mengenalkan Good Corporate Governance (GCG) kepada dunia usaha
dan masyarakat luas. IICG berkomitmen mendorong praktik GCG di Indonesia dan
mendukung perusahaan perusahaan dalam menerapkan konsep Corporate Governance.
Dengan tata kelola perusahaan yang baik, diharapkan kinerja perusahaan serta
profitabilitas perusahaan tersebut bisa meningkat . Kinerja perusahaan adalah hasil yang

1
diperoleh perusahaan dalam periode tertentu dengan berpedoman kepada standar tertentu.
Umumnya, kinerja perusahaan digambarkan dengan kondisi keuangan perusahaan.
Sehingga dengan melihat keadaan keuangan suatu perusahaan dapat tercermin prestasi
kerja perusahaan tersebut dalam suatu periode tertentu.

Hal tersebut juga berguna sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Peningkatan
kinerja perusahaan diperlukan sebagai salah satu dasar dalam menilai kualitas perusahaan.
Perusahaan dituntut secara hukum untuk menerapkan prinsip GCG seperti yang ada dalam
Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia yang dikeluarkan oleh Bapepam
(Badan Pengawas Pasar Modal) (2010) diantaranya: Transparansi, Akuntabilitas,
Responsibilitas, Independensi, Kewajaran dan Kesetaraan. Khususnya prinsip
responsibilitas, dimana pedoman tersebut dinyatakan bahwa perusahaan wajib mematuhi
undang-undang dan melaksanakan tanggung jawabnya terhadap masyarakat dan
lingkungan sehingga tercipta satu corporate citizenship.

1.2. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dirumuskan pokok masalah yang sesuai
dengan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian dari tata kelola perusahaan?


2. Apa saja ruang lingkup tata kelola perusahaan?
3. Apa saja prinsip-prinsip tata kelola perusahaan?
4. Bagaimana praktik tata kelola perusahaan?
5. Apa saja tujuan praktik tata kelola perusahaan?
6. Apa saja manfaat dan faktor tata kelola perusahaan?
7. Faktor - faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan tata kelola
perusahaan?

1.3. Tujuan

Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan
pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari tata kelola perusahaan
2. Untuk mengetahui ruang lingkup tata kelola perusahaan
3. Untuk mengetahui prinsip – prinsip tata kelola perusahaan

2
4. Untuk mengetahui praktik tata kelola perusahaan
5. Untuk mengetahui tujuan praktik tata kelola perusahaan
6. Untuk mengetahui manfaat dan faktor tata kelola perusahaan
7. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan
tata kelola perusahaan
1.4. Manfaat
1.4.1. Manfaat Teoritis
Makalah ini dapat dijadikan tambahan referensi dan bahan pertimbangan
untuk melakukan penelitian terkait tata kelola perusahaan.

1.4.2. Manfaat Praktis

a) Bagi Akademisi: Makalah ini diharapkan bisa dimanfaatkan guna menambah


dan memperkaya ilmu pengetahuan khususnya terkait tata kelola perusahaan.

b) Bagi Peneliti: Makalah ini diharapkan mampu memberikan kontribusi untuk


peneliti selanjutnya yang tertarik untuk membahas topik penelitian mengenai
tata kelola perusahaan.

1.5.Metode Penyusunan

Sistematika penyusunan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
metode penyusunan

BAB II PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Bab ini membahas mengenai data/informasi yang digunakan, kemudian data/informasi


tersebut diolah secara kualitatif.

BAB III : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data yang telah dilakukan,
keterbatasan yang melekat pada penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya.

3
BAB II

PEMBAHASAN
BAB I I PEM BAHA SAN

2.1. Pengertian Tata Kelola Perusahaan

Definisi Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance) menurut para


ahli, diantaranya: Tunggal (2012:24) “sistem yang mengatur, mengelola dan
mengawasi proses pengendalian usaha untuk menaikan nilai saham, sekaligus sebagai
bentuk perhatian kepada stakeholders,karyawan dan masyarakat sekitar.” Forum for
Corporate Governance in Indonesia/FCGI (2001) “Seperangkat peraturan yang
menetapkan hubungan antara pemangku kepentingan pengurus, pihak kreditur,
pemerintah,karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya
sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.”

Agoes (2011:101) “Sebagai suatu sistem yang mengatur hubungan peran


Dewan Komisaris Peran Direksi, pemegang saham, dan pemangku kepentingan
lainnya. Tata kelola perusahaan yang baik juga disebut sebagai proses yang
transparan atas penentuan tujuan perusahaan,pencapaian dan penilaian kinerjanya.”
Badan Usaha Milik Negara (BUMN “Suatu proses dan stuktur yang dipergunakan
oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas
perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan
tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya berlandaskan peraturan
perundang-undangan dengan nilai etika.”

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Good Corporate Governance


adalah suatu sistem yang mengatur, mengelola, dan mengawasi pengendalian usaha
untuk keberhasilan usaha perusahaan sebagai bentuk perhatian kepada
stakeholders serta mengatur hubungan dan tanggung jawab antara karyawan,
kreditur serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern dalam mengendalikan
perusahaan demi tercapainya tujuan perusahaan yang ingin dicapai oleh para pihak-
pihak yang berkepentingan dan memperhatikan kepentingan para stakeholder sesuai
dengan aturan dan undang-undang

2.2. Ruang Lingkup Tata Kelola Perusahaan

4
Tata kelola yaitu sistem yang mencakup di mana organisasi dikendalikan dan
beroperasi,dan mekanisme yang dengannya organisasi itu, dan orang-orangnya,
dimintai pertanggungjawaban. Etika, manajemen risiko, kepatuhan dan administrasi
adalah semua elemen tata kelola. Didalam Tata kelola memastikan bahwa
kebutuhan, kondisi, dan opsi pemangku kepentingan dievaluasi untuk
menentukan tujuan perusahaan yang seimbang dan disepakati untuk dicapai;
menetapkan arah melalui penentuan prioritas dan pengambilan keputusan; dan
memantau kinerja dan kepatuhan terhadap arah dan tujuan yang disepakati. Ini berarti
bahwa tata kelola harus:
● Mengevaluasi untuk menentukan tujuan perusahaan yang seimbang dan
disepakati untuk dicapai
● Menentukan prioritas dan mengambil keputusan secara langsung
● Memantau kinerja, kepatuhan, dan kemajuan terhadap arah dan tujuan yang
disepakati.
Tata kelola yang baik adalah salah satu cara organisasi di semua sektor
mencapai tujuannya. Sama pentingnya apakah tujuan itu komersial, amal, atau untuk
menyediakan layanan publik. Organisasi yang memiliki tata kelola yang baik
menggunakan proses pengambilan keputusan yang jelas, berperilaku terbuka dengan
melaporkan aktivitasnya, secara aktif terlibat dengan pemangku kepentingan,
mengelola risiko yang dihadapi secara efektif, dan bertanggung jawab untuk
mengendalikan dan melindungi asetnya, termasuk reputasinya. Masing-masing
bidang kegiatan tata kelola ini berkontribusi pada keberhasilan organisasi.

2.3. Prinsip Tata Kelola Perusahaan


Komite Nasional Kebijakan Governance (2006) menyebutkan bahwa prinsip
GCG transparansi, akuntabilitas, responsibilitas,independensi serta kewajaran dan
kesetaraan hal ini guna mencapai sustainability dengan memperhatikan
stakeholder. Penjelasan prinsip-prinsip GCG antara lain:
1. Transparansi
Transparansi adalah komitmen untuk memastikan bahwa pemangku
kepentingan(stakeholder) memperoleh dan mengungkapkan informasi penting
tentang status keuangan dan pengelolaan kepemilikan perusahaan secara akurat, jelas
dan tepat waktu. Implementasi Transparansi antara lain:

5
a. Perusahaan harus memberikan informasi secara tepat waktu, memadai,
jelas,akurat dan dapat diperbandingkan, serta pemangku kepentingan dapat
dengan mudah memperoleh informasi berdasarkan haknya.
b. Informasi yang harus diungkap meliputi : visi, misi, sasaran usaha dan strategi
perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang
saham pengendali, kepemilikan saham oleh anggota Direksi dan anggota Dewan
Komisaris beserta anggota keluarganya dalam perusahaan dan perusahaan
lainnya, sistem manajemen risiko, sistem pengawasan dan pengendalian internal,sistem
dan pelaksanaan GCG serta tingkat kepatuhannya, dan kejadian penting yang dapat
mempengaruhi kondisi perusahaan.
c. Prinsip keterbukaan yang dianut oleh perusahaan tidak mengurangi kewajiban
untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, rahasia jabatan, dan hak hak pribadi.
d. Kebijakan perusahaan harus tertulis dan secara proporsional dikomunikasikan
kepada pemangku kepentingan.
2. Akuntabilitas (Accountability)
Prinsip dasar akuntabilitas perusahaan harus dapat
mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan adil. Untuk itu,
perusahaan harus dengan tetap memperhatikan kepentingan pemegang saham
dan pemangku kepentingan lainnya,mengelola perusahaan secara tepat, terukur dan
sejalan dengan kepentingan perusahaan Akuntabilitas merupakan prasyarat yang
diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkelanjutan. Sistem akuntabilitas
yang dibahas adalah sistem akuntabilitas yang menjamin tersedianya
mekanisme, peran, dan tanggung jawab manajemen yang profesional atas
segala keputusan dan kebijakan yang terkait dengan operasional perusahaan.
a. Perusahaan menerapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing organ
perusahaan dan semua karyawan secara jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai
perusahaan (corporate value), dan strategi perusahaan.
b. Perusahaan menjamin bahwa semua organ perusahaan termasuk karyawan
mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan perannya
dalam melaksanakan GCG.
c. Perusahaan menerapkan sistem pengendalian internal yang efektif dalam
pengelolaan perusahaan.

6
d. Perusahaan memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran perusahaan yang
konsisten dengan sasaran usaha perusahaan, serta memiliki sistem penghargaan dan
sanksi (reward and punishment system).
e. Perusahaan memiliki etika bisnis dan pedoman perilaku (code of conduct) yang
dijalankan oleh setiap organ perusahaan mulai dari pimpinan atas sampai pada tingkat
karyawan bawah.
3. Responsibilitas (Responsibility)
Responsibilitas diartikan sebagai tanggung jawab perusahaan sebagai
anggota masyarakat untuk mematuhi peraturan yang berlaku dan pemenuhan terhadap
kebutuhan-kebutuhan sosial. Prinsip dasar responsibilitas dalam praktik bisnis
diantaranya :
a. Organ perusahaan harus berpegang pada prinsip kehati-hatian dan memastikan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, anggaran dasar dan peraturan
perusahaan (by-laws).
b. Perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial diantaranya:Kepedulian Terhadap
masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan dengan membuat
perencanaan dan pelaksanaan yang memadai.
4. Independensi (Independency)
Prinsip dasar independensi (independency) dalam pelaksanaan GCG
bagi perusahaan diharapkan pengelolaan dapat dilakukan secara independen
sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat
diintervensi oleh pihak lain.Adapun pedoman pelaksanaan prinsip independensi di
antaranya :
a. Masing-masing organ perusahaan harus menghindari terjadinya dominasi oleh
pihak manapun, tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas dari benturan
kepentingan (conflict of interest) dan dari segala pengaruh atau tekanan, sehingga
pengambilan keputusan dapat dilakukan secara objektif.
b. Masing-masing organ perusahaan harus melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai
dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan, tidak saling
mendominasi dan atau melempar tanggung jawab antara satu dengan yang lain.
5. Kewajaran
Prinsip kewajaran dan kesetaraan (fairness) adalah prinsip yang
mengandung unsur keadilan, yang menjamin bahwa setiap keputusan dan kebijakan
yang diambil adalah demi kepentingan seluruh pihak yang berkepentingan, termasuk

7
para pelanggan,pemasok, pemegang saham, investor serta masyarakat luas.Pedoman
pelaksanaan prinsip kewajaran dan kesetaraan dalam praktik bisnis yaitu :
a. Perusahaan memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan untuk
memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan perusahaan serta
membuka akses terhadap informasi.
b. Perusahaan memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada pemangku
kepentingan sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada
perusahaan.
c. Perusahaan memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan
karyawan,berkarir dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa
membedakan suku, agama, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik.

2.4. Praktik Tata Kelola Perusahaan


Perusahaan memandang praktik tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG)
merupakan alat untuk menjaga kelangsungan usaha, menjaga kepercayaan para
pemangku kepentingan, dan menumbuhkan integritas Perusahaan. Pedoman Tata
Kelola Perusahaan disusun sebagai acuan dalam mengelola perusahaan berdasarkan
prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang menjadi kaidah dan pedoman
bagi pengurus perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Segenap manajemen
dan karyawan telah mewujudkan komitmen penerapan GCG melalui penandatanganan
pakta integritas berdasarkan pedoman GCG yang diterapkan di seluruh tingkat
organisasi dan kegiatan operasional Perseroan.Tujuan implementasi GCG di
perusahaan adalah :
1. Tercapainya kesinambungan usaha dan tujuan perusahaan yang ditetapkan;
2. Pemberdayaan fungsi dan kemandirian organ perusahaan, yang terdiri RUPS, Dewan
Komisaris dan Direksi;
3. Pengambilan keputusan oleh Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan
Direksi Dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undang;
4. Terciptanya kesadaran dan tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap masyarakat
dan kelestarian lingkungan sekitar;
5. Optimalisasi nilai perusahaan bagi Pemegang Saham dengan tetap memperhatikan
pemangku kepentingan lainnya;
6. Peningkatan daya saing Perusahaan secara nasional maupun internasional;

8
7. Mendorong manajemen melakukan mekanisme check and balance pada setiap fungsi
dalam proses bisnis berdasarkan prinsip-prinsip GCG.
Perseroan memiliki keyakinan bahwa penerapan tata kelola perusahaan (GCG)
akan mendorong terciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif.
Selain itu pelaksanaan GCG juga menjadi bagian penting dalam menunjang
pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkelanjutan. Pemahaman ini mendasari
komitmen Perseroan untuk senantiasa menegakkan penerapan GCG dalam setiap
jenjang organisasi dan kegiatan operasionalnya. Melalui komitmen yang tinggi dan
konsistensi terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik, Perseroan meyakini
akan dapat mencegah praktik-praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme(KKN) serta
meningkatkan fungsi pengawasan dalam pengelolaan Perseroan.
Konsistensi penerapan GCG juga meningkatkan kinerja usaha dan
pertumbuhan berkelanjutan, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan
(corporate value) bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.
Komitmen manajemen atas kepatuhan terhadap GCG terdiri dari beberapa
kebijakan dan ketentuan terkait diantaranya:
1. Direksi dan Dewan Komisaris mempelopori pelaksanaan penandatanganan
Pernyataan Kepatuhan Etika, Pernyataan Benturan kepentingan dan Pernyataan
Kepemilikan Saham Perusahaan untuk memenuhi ketentuan yang diwajibkan
dalamPedoman Etika Perusahaan. Pernyataan Surat Kepatuhan Etika ditandatangani
oleh seluruh karyawan. Kepatuhan seluruh jajaran Perseroan terhadap Pedoman Etika
yang mengatur tata-cara dan etika berbisnis dan berinteraksi dengan pihak internal
maupun eksternal merupakan salah satu bentuk komitmen seluruh elemen perusahaan
untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG.
2. Penetapan KPI terkait implementasi GCG, yaitu menjadikan implementasi GCG
sebagai salah satu KPI utama Perusahaan sebagaimana tercantum dalam Kontrak
Manajemen. KPI terkait GCG antara lain adalah nilai index GCG, assessment Risk
Maturity Level, Annual Report Award(ARA), kepatuhan operasional produksi
(PROPER Lingkungan, Audit SNI,Audit Laporan Keuangan, survey kepuasan
pelanggan, survey kepuasan karyawan, dll).
Pengalokasian anggaran tahunan secara memadai untuk implementasi GCG,
antara lain untuk program peningkatan kompetensi para pihak yang terlibat dalam
penerapan GCG (Direksi,Dewan Komisaris, Komite Dewan Komisaris, fungsi

9
assurance, manajemen risiko, kepatuhan,quality control, internal audit dan pemilik
proses bisnis) dan pengembangan sistem teknologi terkait penerapan GCG.

2.5. Tujuan Tata Kelola Perusahaan


Penerapan sistem GCG diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah bagi
semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) melalui beberapa tujuan berikut:
1. Meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan kesinambungan suatu organisasi yang
memberikan kontribusi kepada terciptanya kesejahteraan pemegang saham, pegawai
dan stakeholder lainnya dan merupakan solusi yang elegan dalam menghadapi
tantangan organisasi kedepan
2. Meningkatkan legitimasi organisasi yang dikelola dengan terbuka, adil, dan dapat
dipertanggungjawabkan
3. Mengakui dan melindungi hak dan kewajiban para shareholders dan stakeholders.
Dalam menerapkan nilai-nilai Tata Kelola Perusahaan, Perseroan menggunakan
pendekatan berupa keyakinan yang kuat akan manfaat dari penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang baik.Berdasarkan keyakinan yang kuat, maka akan tumbuh semangat
yang tinggi untuk menerapkannya sesuai standar internasional. Guna memastikan
bahwa Tata Kelola Perusahaan diterapkan secara konsisten di seluruh lini dan unit
organisasi, Perseroan menyusun berbagai acuan sebagai pedoman bagi seluruh
karyawan. Selain acuan yang disusun sendiri, Perseroan juga mengadopsi peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Dalam hal penerapan prinsip GCG harus disadari bahwa penerapan Tata Kelola
Perusahaan Yang baik hanya akan efektif dengan adanya asas kepatuhan dalam
kegiatan bisnis sehari-hari, terlebih dahulu diterapkan oleh jajaran manajemen dan
kemudian diikuti oleh segenap karyawan. Melalui penerapan yang konsisten, tegas dan
berkesinambungan dari seluruh pelaku bisnis. Dengan pemberlakukan Undang-undang
No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Akankah implementasi GCG di
Indonesia akan terwujud ? Hal ini tergantung pada penerapan dan kesadaran dari
perseroan tersebut akan pentingnya prinsip GCG dalam dunia usaha

2.6. Manfaat dan Faktor Tata Kelola Perusahaan

Penerapan konsep GCG merupakan salah satu upaya untuk memulihkan


kepercayaan terhadap investor dan institusi terkait di pasar modal. Menurut Tjager dkk

10
(2003) menyatakan bahwa paling tidak ada lima alasan mengapa mengapa penerapan
GCG itu bermanfaat, yaitu:

● Berdasarkan survey yang telah dilakukan oleh McKinsey & Company menunjukkan
bahwa para investor institusional lebih menaruh kepercayaan terhadap perusahaan-
perusahaan di Asia yang telah menerapkan GCG.
● Berdasarkan berbagai analisis ternyata ada indikasi keterkaitan antara terjadinya
krisis finansial dan krisis berkepanjangan di Asia dengan lemahnya tata kelola
perusahaan.
● Internasionalisasi pasar – termasuk liberalisasi pasar finansial dan pasar modal
menuntut perusahaan untuk menerapkan GCG.
● Kalau GCG bukan obat mujarab untuk keluar dari krisis system ini dapat menjadi
dasar bagi beberkembangnya system nilai baru yang lebih sesuai dengan lanskap
bisnis yang kini telah banyak berubah.
● Secara teoritis, praktik GCG dapat meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Mas
Achmad Daniri(2005;14) jika perusahaan menerapkan mekanisme penerapan Good
Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat
memberikan manfaat antara lain:
● Mengurangi agency cost, yaitu suatu biaya yang harus ditanggung oleh pemegang
saham akibat pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen.
● Mengurangi biaya modal (Cost of Capital).
● Meningkatkan nilai saham perusahaan di mata publik dalam jangka panjang.
● Menciptakan dukungan para stakeholder dalam lingkungan perusahaan terhadap
keberadaan perusahaan dan berbagai strategi dan kebijakan yang ditempuh
perusahaan.

2.7. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penerapan Tata Kelola


Perusahaan
1. Faktor Eksternal
Yang dimaksud faktor eksternal adalah beberapa faktor yang berasal
dari luar perusahaan yang sangat mempengaruhi keberhasilan penerapan GCG.
Di antaranya:
a. Terdapatnya sistem hukum yang baik sehingga mampu menjamin berlakunya
supremasi hukum yang konsisten dan efektif.

11
b. Dukungan pelaksanaan GCG dari sektor publik/ lembaga pemerintah yang
diharapkan dapat pula melaksanakan Good Governance dan Clean Government
menuju Good Government Governance yang sebenarnya.
c. Terdapatnya contoh pelaksanaan GCG yang tepat ( best practices ) yang dapat
menjadi standard pelaksanaan GCG yang efektif dan profesional. Dengan kata
lain, semacam benchmark (acuan).
1. Terbangunnya sistem tata nilai sosial yang mendukung penerapan GCG di
masyarakat. Ini penting karena lewat sistem ini diharapkan timbul partisipasi
aktif berbagai kalangan masyarakat untuk mendukung aplikasi serta sosialisasi
GCG secara sukarela.
2. Hal lain yang tidak kalah pentingnya sebagai prasyarat keberhasilan
implementasi GCG terutama di Indonesia adalah adanya semangat anti korupsi
yang berkembang di lingkungan publik di mana perusahaan beroperasi disertai
perbaikan masalah kualitas pendidikan dan perluasan peluang kerja. Bahkan
dapat dikatakan bahwa perbaikan lingkungan publik sangat mempengaruhi
kualitas dan skor perusahaan dalam implementasi GCG
2. Faktor Internal
Maksud faktor internal adalah pendorong keberhasilan pelaksanaan
praktik GCG yang berasal dari dalam perusahaan. Beberapa faktor dimaksud
antara lain:
a. Terdapatnya budaya perusahaan ( corporate culture ) yang mendukung
penerapan GCG dalam mekanisme serta sistem kerja manajemen di perusahaan.
b. Berbagai peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan perusahaan mengacu
pada penerapan nilai-nilai GCG.
c. Manajemen pengendalian risiko perusahaan juga didasarkan pada kaidah-
kaidah standar GCG.
d. Terdapatnya sistem audit (pemeriksaan) yang efektif dalam perusahaan untuk
menghindari setiap penyimpangan yang mungkin akan terjadi.
e. Adanya keterbukaan informasi bagi publik untuk mampu memahami setiap
gerak dan langkah manajemen dalam perusahaan sehingga kalangan publik
dapat memahami dan mengikuti setiap derap langkah perkembangan dan
dinamika perusahaan dari waktu ke waktu.

12
BAB III

PENUTUP
BAB III PENUT UP

3.1. Kesimpulan

Good corporate governance (GCG) merupakan sistem yang mengatur dan


mengendalikan perusahaan guna menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua
stakeholder. Konsep ini menekankan pada dua hal yakni, pertama, pentingnya hak
pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada waktunya
dan, kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara
akurat, tepat waktu, transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan,
kepemilikan, dan stakeholder.

Terdapat empat komponen utama yang diperlukan dalam konsep Good Corporate
Governance,yaitu fairness, transparency, accountability, dan responsibility. Keempat
komponen tersebut penting karena penerapan prinsip Good Corporate Governance
secara konsisten terbukti dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan dan juga dapat
menjadi penghambat aktivitas rekayasa kinerja yang mengakibatkan laporan keuangan
tidak menggambarkan nilai fundamental perusahaan.

Dari berbagai hasil penelitian lembaga independen menunjukkan bahwa


pelaksanaan Corporate Governance di Indonesia masih sangat rendah, hal ini terutama
disebabkan oleh kenyataan bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia belum
sepenuhnya memiliki Corporate Culture sebagai inti dari Corporate Governance.

3.2. Saran

Untuk mengatasi kejahatan bisnis ekonomi yang terjadi seiring dengan


perkembangan ilmu dan teknologi yang telah melahirkan revolusi industri
perdagangan, perbankan dan khususnya korporasi,dalam skala global, sebaiknya semua
Negara memperkuat komitmen politiknya untuk lebih memartabatkan kegiatan
ekonomi dan bisnis. Dengan begitu, kemakmuran dan kesejahteraan dapat terwujud.
Selain itu perlu juga diperkuat komitmen moralnya untuk tetap konsisten menjalankan
sebuah misi penting, yaitu mewujudkan keadilan, kebenaran, kejujuran, penegak
hukum, penegak etika dan peningkatan ras kompetensi secara fair rasional dan
berkemanusiaan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2011. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta: Salemba Empat.

Forum for Corporate Governance in Indonesia. 2001. Corporate Governance: Tata


Kelola Perusahaan. Jakarta: Prentice Hall.

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2006. Pedoman Umum GCG


Indonesia. Jakarta.

Kusumastuti, A. Dwi . 2013. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap


Kinerja.

Tunggal, A. Wijaya. 2013. Internal Audit dan Good Corporate Governance. Jakarta:
Erlangga.

14

Anda mungkin juga menyukai