Anda di halaman 1dari 111

SKRIPSI

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CONTINUANCE

INTENTION PADA PENGGUNAAN MOBILE PAYMENT OVO

DENGAN GENDER SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Oleh:

AKHMAD DHIYAAUR RAKHMAN

C1B015078

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
PURWOKERTO
2021
1

SKRIPSI

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CONTINUANCE

INTENTION PADA PENGGUNAAN MOBILE PAYMENT OVO

DENGAN GENDER SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Manajemen


pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Oleh :
AKHMAD DHIYAAUR RAKHMAN

C1B015078

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
PURWOKERTO
2021
2

SKRIPSI

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CONTINUANCE

INTENTION PADA PENGGUNAAN MOBILE PAYMENT OVO

DENGAN GENDER SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Oleh:
Akhmad Dhiyaur Rakhman
NIM C1B015078

Disetujui untuk Seminar


Hasil Pada tanggal:
27 Juli 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Refius Pradipta S , S.e., M.Si. Alisa Tri Nawarini, S.E., MBA.
NIP. 19780212 201001 2 002 NIP. 19831012 200912 2 003
3

SKRIPSI

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CONTINUANCE


INTENTION PADA PENGGUNAAN MOBILE PAYMENT OVO
DENGAN GENDER SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Oleh :
AKHMAD DHIYAAUR RAKHMAN

C1B015078

Telah dipertahankan di depan tim penguji


Pada tanggal ……………………….

1. Dr. Refius Pradipta S, SE, M.Si. Pembimbing I/ (...............................)


NIP. 19780212 201001 2 002

2. Alisa Tri Nawarini, SE, MBA Pembimbing II/ (...............................)


NIP. 19831012 200912 2 003 Penguji

3. Dra. Sri Martini, M,Si Penguji (...............................)


NIP. 1956610081 98503 2 002

Mengetahui, Ketua Jurusan


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jendral Soedirman

Dr. Ratno Purnomo SE.,M.Si.


NIP. 197912152006041002
4

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : AKHMAD DHIYAAUR RAKHMAN

NIM : C1B015078

Program studi : Manajemen

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa, skripsi ini benar-benar merupakan hasil

karya saya; bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain

yang diaku sebagai tulisan atau pikiran saya.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan tesis ini hasil jiplakan,

maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Purwokerto, 31 Juli 2021

Yang membuat pernyataan

Akhmad Dhiyaaur Rakhman


C1B015078
5

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allh SWT, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Continuance Intention Pada Penggunaan Mobile Payment OVO Dengan

Gender Sebagai Variabel Moderasi”.

Banyak kendala yang dialami dalam penelitian dan penulisan skripsi ini

telah membuat penulis menjadi lebih mengerti arti pentingnya sebuah ilmu agar

lebih bias menjadi orang bermanfaat di lingkungan sekitar penulis. Penulis juga

mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan dukungan semua pihak yang telah

membantu sehingga penelitian dan penulisan tesis ini dapat berjalan lancar, pihak-

pihak tersebut antara lain :

1. Dr. Ratno Purnomo, S.E., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman yang telah memberikan

ijin penelitian kepada penulis.

2. Dr. Refius Pradipta S, SE, M.Si dan Alisa Tri Nawarini, SE, MBA., selaku

Dosen Pembimbing I dan II yang telah memberikan meluangkan waktunya

untuk membimbing dan mengarahkan penulis selama proses penyusunan

hingga terselesaikannya skripsi ini.

3. Dra. Sri Martini, M,Si selaku dosen penguji skripsi yang bersedia

memberikan berbagai saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan

skripsi ini.
6

4. Dr. Ratno Purnomo, S.E., M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang

telah memberikan pengarahan yang tak terbatas waktu dari awal hingga akhir

studi.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Jenderal

Soedirman yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan dan sehingga

dapat digunakan dalam penyusunan tesis serta untk bekal hidup dan

kehidupan mendatang.

6. Segenap Staff dan Keluarga Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Jendral Manajemen yang telah memberikan penulis ilmu akademik maupun

non akademik selama masa perkuliahan.

7. Kepada semua teman-teman Manajemen Angkatan 2015 Universitas Jenderal

Soedirman yang telah berjuang bersama menempuh studi.

8. Kedua orang tua tercinta, Abdul Hamid dan Siti Habibah, serta istri tercinta

Catur Susminah yang telah memberikan bantuan dan dukungan baik secara

moril maupun materil.

9. Semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat menjadi suatu saran dalam

penelitian lanjutan yang akan dilakukan sehingga dalam jangka panjang dapat

memberikan kontribusi yang besar terhadap bidang keilmuan khususnya

Manajemen Pemasaran.

Purwokerto, 31 Juli 2021

AKHMAD DHIYAAUR RAKHMAN


7

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xi
RINGKASAN ......................................................................................... xii
SUMMARY ............................................................................................ xiii
I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................ 13
C. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................... 15
D. Tujuan Penelitian ................................................................... 15
E. Manfaat Penelitian .................................................................. 16
II. TELAAH PUSTAKA, PENGEMBANGAN HIPOTESIS
DAN MODEL PENELITIAN ........................................................ 17
A. Telaah Pustaka ........................................................................ 17
1. Continuence Intention .................................................... 17
2. Pengertian Technology Acceptance Model (TAM) ......... 20
3. Kepercayaan (Trust) ........................................................ 28
B. Penelitian Terdahulu ............................................................... 32
C. Pengembangan Hipotesis dan Model ..................................... 34
III. METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ....................... 42
A. Metode Penelitian .................................................................. 42
B. Teknik Analisis Data ............................................................. 47
8

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 56


A. Gambaran Responden .............................................................. 56
1. Karakteristik Responden ................................................... 56
2. Deskripsi Jawaban Responden........................................... 60
3. Partial Least Square ........................................................... 65
B. Pembahasan .............................................................................. 73
V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan .............................................................................. 80
B. Implikasi .................................................................................. 81
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 84
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................... 91
9

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil penelitian terdahulu .............................................................. 32

2. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ............................. 46

3. Uji validitas dalam model PLS ...................................................... 53

4. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ...................... 56

5. Karakteristik responden berdasarkan usia ..................................... 57

6. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ............................ 57

7. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan ......................... 59

8. Karakteristik responden berdasarkan frekuensi menggunakan


aplikasiOVO .................................................................................. 60

9. Deskripsi jawaban responden terhadap variabel persepsi kegunaan 61

10. Deskripsi jawaban responden terhadap variabel persepsi kemudahan


Penggunaan .................................................................................... 62

11. Deskripsi jawaban responden terhadap variabel kepercayaan....... 63

12. Deskripsi jawaban responden terhadap variabel continuance


intention to use............................................................................... 64

13. Hasil analisis convergen validity ................................................... 65

14. Hasil analisis discriminant validity................................................ 66

15. Hasil analisis cronbach alpha dan composite reliability ............... 67

16. Hasil analisis evaluasi inner model ............................................... 68

17. Hasil analisis uji t dan signifikansi ................................................ 69


10

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Model Penelitian ........................................................................... 41


11

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kuesioner ........................................................................................ 91

2. Tabulasi data penelitian .................................................................. 94

3. Output PLS....................................................................................... 98

4. Gambar Output PLS ......................................................................... 101


12

RINGKASAN

Penelitian berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Continuance


Intention Pada Penggunaan Mobile Payment OVO Dengan Gender Sebagai
Variabel Moderasi. Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh persepsi
kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, dan kepercayaan terhadap
Continuence Intention ovo point dengan gender sebagai moderasi.
Penelitian ini merupakan penelitian survey terhadap 100 konsumen yang
menggunakan Mobile Payment OVO. Metode analisis data yang digunakan adalah
Partial Least Square.
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa persepsi kegunaan
persepsi kemudahan penggunaan dan kepercayaan mempunyai pengaruh terhadap
Continuence Intentionin. Selain itu disimpulkan bahwa gender tidak memoderasi
pengaruh persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan terhadap Continuence
Intention.
Untuk penelitian selanjutknya bisa menambahkan variabel trust dan juga
security karena kedua faktor tersebut menjadi pertimbangan pada perempuan
dalam menggunakan aplikasi baru. Diharapkan penelitian mendatang
menambahkan variabel moderator lain yang dinilai bisa menjembatani kausalitas
model yang telah dibangun seperti variabel demografi lainnya selain gender.

Kata kunci : persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan,


kepercayaan, Continuence Intentionin¸ dan gender.
13

SUMMARY

The study entitled Factors Affecting Continuance Intention in the Use of


OVO Mobile Payment with Gender as a Moderating Variable. The purpose of the
study was to analyze the effect of perceived usefulness, perceived ease of use, and
trust in the Continuence Intention ovo point with gender as moderating.
This research is a survey research of 100 consumers who use OVO Mobile
Payment. The data analysis method used is Partial Least Square.
Based on the results of the analysis, it can be concluded that the perceived
usefulness of the perception of ease of use and trust has an influence on
Continuence Intentionin. In addition, it was concluded that gender did not
moderate the effect of perceived usefulness and perceived convenience on
Continuence Intention.
For further research, it is possible to add trust and security variables
because these two factors are considered for women in using new applications. It
is hoped that future research will add other moderating variables that are
considered to be able to bridge the causality of the model that has been built like
other demographic variables besides gender.

Keywords: perceived usefulness, perceived ease of use, trust, continuence


intention and gender
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat merubah pola

gaya hidup masyarakat menjadi semakin bergantung pada kehadiran

teknologi informasi yang mempermudah segalanya menjadi lebih efektif,

efisien, dan dinilai lebih ekonomis dibanding dengan gaya hidup sebelum

adanya teknologi informasi (Suwandi & Elvira, 2018). Semakin pesatnya

perkembangan teknologi, dapat merubah cara dan perilaku konsumen dalam

melakukan transaksi pembelian.

Seiring dengan maraknya layanan seluler dan sistem elektronik, mobile

payment (m-payment) semakin berkembang di Indonesia. Berbeda dengan

pembayaran daring dan luring tradisional, mobile payment dapat digunakan

untuk transaksi di mana pun menggunakan ponsel pintar atau pun perangkat

lainnya (Kim, et al., 2013). Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World

Bank Global Financial Inclusion Data, jumlah pengguna mobile payment di

Indonesia mencapai 106 juta pengguna. Kehadiran mobile payment dapat

membantu pelanggan menggunakan tipe transaksi yang bervariasi

menggunakan perangkat seluler tanpa adanya batasan waktu dan tempat

(Venkatesh, et al., 2012). Mobile payment merepresentasikan sebuah inovasi

dari pembayaran tradisional, menjadi “pembayaran untuk apapun dimana

ponsel digunakan untuk menginisiasi, mengotorisasi, dan mengonfirmasi


2

sebuah pertukaran nilai finansial menjadi barang dan layanan” (Au &

Kauffman, 2008; Kim, et al., 2013).

Indonesia telah memiliki banyak perusahaan yang menawarkan jasa

mobile payment. Banyak perusahaan kini berlomba-lomba memperluas

market share dengan meluncurkan aplikasi pembayaran digital. Sebanyak 39

perusahaan penerbit emoney di Indonesia yang berasal dari start-up maupun

perbankan yang terdaftar di Bank Indonesia (Bank Indonesia, 2019), empat

diantaranya merupakan perusahaan yang unggul dalam pembayaran digital

yaitu LinkAja, GoPay, OVO, dan DANA. Tiga aplikasi tersebut diantaranya

LinkAja, GoPay, dan DANA muncul jauh lebih awal diantara tahun 2007

hingga awal tahun 2017 dibandingkan aplikasi OVO diakhir tahun 2017 yang

mampu menyaingi berbagai aplikasi pembayaran digital lainnya. Riset yang

dilakukan oleh Snapcart yaitu aplikasi finance yang menyediakan cashback

atas struk belanja dan merupakan website yang menyediakan pemberitaan

hasil riset mengenai dunia digital, dengan melibatkan 1.800 responden pada

Mei 2019 di enam kota terpadat di Indonesia menunjukkan bahwa 58%

responden menyatakan OVO adalah aplikasi e-money yang paling digemari,

23% merupakan pengguna GoPay, 6% pengguna DANA, dan 1% pengguna

LinkAja, sedangkan sisanya 12% merupakan pengguna aplikasi emoney

lainnya seperti Sakuku BCA, BNI Mobile, DOKU, dan lainnya

(Tazkiyyaturrohmah, 2019).

OVO adalah aplikasi yang mempermudah pembayaran non tunai dalam

bentuk digital yang tersedia untuk platform Android dan iOS. Hal yang
3

menarik dari penggunaan OVO adalah sistem point reward dan top up saldo.

OVO memberikan diskon 10% hingga 60% disetiap transaksi pada merchants

yang bertanda OVO Accepted Here. Pengisian saldo minimum Rp10 ribu dan

maksimum Rp2 juta untuk OVO Club (pengguna biasa) hingga Rp10 juta

(OVO Premiere). Berbagai fitur bermanfaat seperti pembayaran pulsa listrik,

pulsa data, paket data, BPJS, TV kabel, asuransi, iuran lingkungan, dan pasca

bayar, serta keunggulan gratis transfer ke semua bank. OVO juga

bekerjasama dengan “super app” lainnya yaitu Grab, Tokopedia, dan layanan

streaming film HOOQ (OVO, 2019). Keunggulan OVO dibanding aplikasi e-

money merek lainnya adalah sistem poin dari diskon yang diberikan bersifat

tranparan dan nyata adanya, sehingga pengguna tidak merasa kecewa karena

dapat melihat secara pasti jumlah saldo dan jumlah poin yang sesungguhnya.

Pengguna aplikasi OVO telah tersebar di 93% kabupaten di Indonesia dengan

jumlah penginstal 115 juta smartphone dan telah tumbuh 400% dalam kurun

waktu satu tahun sejak perilisan OVO, sedangkan ditahun 2019 telah

menjangkau 303 kota dengan jumlah kerjasama 500.000 merchants offline

dan 80 mitra di Indonesia (Movanita, 2018).

Pada tahun 2018, OVO melakukan ekspansi dan promosi yang besar

dengan melakukan kerjasama dengan ribuan merchant yang ada di seluruh

Indonesia. Mobile Payment OVO memiliki banyak manfaat yang salah

satunya adalah fitur cashback. Fitur cashback yang ditawarkan telah menarik

banyak perhatian masyarakat untuk menggunakan OVO. PT. Visionet

International sebagai pemilik aplikasi OVO mempunyai tanggung jawab yang


4

besar terhadap penggunanya. Adanya permasalahan yang berdampak cukup

penting bagi pengguna seperti kegagalan sistem dan keamanan dana, akan

sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan pengguna terhadap aplikasi OVO

yang juga akan berdampak pada niat pengguna untuk menggunakan ulang

aplikasi OVO dalam proses transaksi selanjutnya. Meskipun menjadi salah

satu penyedia jasa e-wallet terbesar di Indonesia, beberapa pengguna aplikasi

OVO menemukan kendala ketika mereka menggunakan aplikasi OVO

sebagai instrumen pembayaran non-tunai. Dikutip dari kolom ulasan Google

Play Store, beberapa pengguna mengungkapkan keluhan diantaranya adalah,

rumitnya proses log-in dan verifikasi akun, permasalahan jaringan, tidak

menerima promo cashback seperti yang telah dijanjikan penyedia, kegagalan

transaksi dan sebagainya (play.google.com/OVO/review,2019).

Kepercayaan (trust) menjadi salah satu faktor dalam membantu

mengurangi ketidakpastian dan risiko yang terkait dengan sistem pembayaran

nontunai. Kepercayaan juga merupakan hal yang penting dalam menyediakan

layanan mobile payment, dan bagaimana membangun kepercayaan dalam

layanan mobile payment menjadi pokok bahasan yang penting. Penelitian

yang dilakukan oleh (Zhou, 2014) tentang penerapan adopsi mobile payment,

menemukan bahwa penggunaan secara berkelanjutan diperkuat saat pengguna

melihat adanya kepercayaan (trust). Hasil penelitian dari Hallegatte (2010)

pun menyatakan bahwa kepercayaan pada sebuah situs web tidak hanya

mempengaruhi minat untuk mengunjungi lagi situs komersial.


5

Faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat penggunaan teknologi

seperti aplikasi OVO adalah persepsi konsumen terhadap kegunaan dan juga

kemudahan menggunakan aplikasi. Dalam kaitannya dengan penggunaan

suatu teknologi informasi, Davis et al. (dalam Jogiyanto, 2007) menjelaskan

persepsi menurut teori Technology Acceptance Model (TAM), yaitu suatu

model yang digunakan untuk menjelaskan perilaku dalam penggunaan suatu

sistem teknologi informasi berdasarkan persepsi kegunaan (perceived of

usefulness) dan persepsi kemudahan dalam menggunakan (perceived of ease).

TAM pertama kali dikenalkan oleh Fred Davis untuk mengidentifikasi

faktor yang mempengaruhi pengguna menerima penggunaan dari suatu

teknologi (Marangunić & Granić, 2015). Model TAM secara luas digunakan

untuk memprediksi niat penggunaan dan adopsi dari sebuah teknologi

informasi. Menurut model TAM, perilaku adopsi ditentukan oleh niat untuk

menggunakan sistem tertentu, yang ditentukan oleh perceived usefulness dan

perceived ease of use pada suatu sistem teknologi (Kim, Mirusmonov, & Lee,

2013). Perceived usefulness memiliki efek secara langsung terhadap

keinginan untuk mengadopsi penggunaan, sedangkan perceived ease of use

memiliki efek secara langsung maupun tidak terhadap adopsi penggunaan

suatu teknologi. Kim, Mirusmonov, & Lee (2013) menyatakan bahwa niat

untuk menggunakan ulang sistem tertentu, ditentukan oleh persepsi kegunaan

dan persepsi kemudahan penggunaan pada suatu sistem teknologi.

Persepsi kegunaan memiliki efek secara langsung terhadap keinginan

untuk mengadopsi penggunaan sistem secara berulang, sedangkan persepsi


6

kemudahan penggunaan memiliki efek secara langsung maupun tidak

terhadap adopsi penggunaan suatu teknologi. Hasil penelitian yang dilakukan

oleh Luarn et al (2005) menyimpulkan bahwa bahwa persepsi kemudahan

penggunaan memiliki pengaruh signifikan terhadap niat nasabah

menggunakan ulang mobile banking.

Teknologi informasi memberikan sejumlah manfaat dan kemudahan

bagi pengguna, meskipun faktanya masih terdapat sejumlah pengguna yang

menolak untuk menggunakan teknologi karena terdapat masalah

ketidakpastian dan keamanan (Kuisima et al., 2007). Jogiyanto (2007)

menyatakan persepsi kemudahan pengguna didefinisikan sebagai sejauh mana

seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari

usaha. Definisi tersebut dapat diketahui bahwa persepsi kemudahan

merupakan suatu kepercayaan tentang pengambilan keputusan. Venkatesh

dan David dalam Rahmad, dkk (2017) menyebutkan bahwa intensitas dari

penggunaan dan interaksi pengguna dengan sistem dapat menunjukkan suatu

kemudahan penggunaan seseorang. Suatu sistem yang sering digunakan

berarti menunjukkan bahwa suatu sistem tersebut lebih dikenal dan juga lebih

mudah digunakan.

Hasil penelitian Chin dan Ahmad (2015), menunjukkan bahwa platform

sistem e-payment memiliki pengaruh yang sangat tinggi dari variabel persepsi

kegunaan (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan (perceived ease

to use) terhadap minat untuk menggunakan sistem oleh konsumen. Kemudian


7

persepsi kegunaan terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap minat

transaksi online (Wu & Huang, 2017).

Penelitian menunjukkan pengaruh relatif dari ease of use, perceived

usefulness, dan trust dalam adopsi mobile payment berkontingensi dengan

usia dan jenis kelamin pengguna (Liébana-Cabanillas, et al., 2014).

Sebelumnya, penelitian lain telah menguji efek moderasi dari karakteristik

individual akan korelasinya terhadap dan customers’ intentions untuk

mengadopsi mobile payment (Khalilzadeh, et al., 2017). Shao, et al, (2019)

dalam penelitiannya juga menyarankan untuk melakukan studi terkait

permasalahan jenis kelamin yang berbeda dalam penggunaan mobile

payment.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Jajak Pendapat, OVO

merupakan salah satu mobile payment yang menduduki peringkat teratas

dalam penggunaannya (Jajak Pendapat, 2018). Hasil survey juga

menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna OVO berjenis kelamin laki-

laki dan menggunakannya untuk membeli bahan bakar dan penarikan uang.

Sedangkan perempuan cenderung menggunakannya untuk bahan makanan

dan membayar parkir.

Dalam konteks IT, laki-laki dan perempuan bersikap berbeda terkait

bagaimana mereka menyikapi dan menggunakan IT itu sendiri (Zhou, et al.,

2019; Venkatesh, et al., 2012; Lin, et al., 2016). Beberapa studi telah

mengidentifikasi permasalahan jenis kelamin yang berbeda terhadap proses

bisnis terkait Internet atau teknologi bergerak (Zhou, et al., 2014; Venkatesh,
8

et al., 2012; Lin, et al., 2016). Contohnya, mengintegrasikan teori TAM, TRA

dan UTAUT untuk mengidentifikasi efek moderasi jenis kelamin terhadap

adopsi mobile payment SNS (Liébana-Cabanillas, et al., 2014; Liébana-

Cabanillas, et al., 2018). Beberapa studi sebelumnya telah menunjukkan

pentingnya perbedaan jenis kelamin yang secara signifikan dalam konteks

mobile commerce trancsactions (Martin & Torres, 2011; Liébana-Cabanillas,

et al., 2014; Venkatesh, et al., 2012; Liébana-Cabanillas, et al., 2018). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pengguna laki-laki dan perempuan memiliki

preferensi yang berbeda dalam penggunaan mobile payment.

Penelitian ini mengembangkan hasil penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Hoy & Milne (2010) yang mengggunakan variabel

kepercayaan dan jenis kelamin sebagai faktor yang dipertimbangkan dalam

online market dan dalam penelitian ini penulis menggunakan kepercayaan

dan menjadikan gender sebagai variabel moderasi dalam penggunaan mobile

paymen. Penelitian juga melanjutkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Shao, et al, (2019) yang menyarankan untuk melakukan studi terkait

permasalahan jenis kelamin yang berbeda dalam penggunaan mobile

payment.

B. Perumusan Masalah

Aplikasi OVO adalah salah satu platform yang digunakan sebagai

media transaksi dalam melakukan pembayaran dengan metode pembayaran

elektronik secara digital yang didalamnya terdapat saldo OVO cash, dimana
9

pengguna dapat mengoperasikan sepenuhnya melalui ponsel android. OVO

Cash sendiri adalah sejumlah uang atau dana berupa uang elektronik (e-

money) yang dapat diakses melalui aplikasi OVO yang dapat digunakan

untuk berbagai macam transaksi keuangan, seperti pembayaran di berbgai

merchant rekanan, isi ulang (top up) dan pengecekan saldo. Berdasarkan

survei pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap mahasiswa Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Unsoed paba bulan September 2020 diperoleh hasil

bahwa beberapa pengguna mengungkapkan keluhan dalam penggunaan ovo

payment. Keluhan-keluhan yang disampaikan antara lain adalah rumitnya

proses log-in dan verifikasi akun, permasalahan jaringan, tidak menerima

promo cashback seperti yang telah dijanjikan penyedia, kegagalan transaksi

dan sebagainya yang kesemuanya sangat mempengaruhi kepercayaan

konsumen serta berubahnya persepsi konsumen terhadap applikasi yang pada

akhirnya akan mempengaruhi kemaunnya untuk kembali menggunakan

aplikasi tersebut.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah persepsi kegunaan mempunyai pengaruh terhadap Continuence

Intention?

2. Apakah persepsi kemudahan penggunaan mempunyai pengaruh terhadap

Continuence Intention?

3. Apakah kepercayaan mempunyai pengaruh terhadap Continuence

Intention?
10

4. Apakah gender memoderasi pengaruh persepsi kegunaan terhadap

Continuence Intention?

5. Apakah gender memoderasi pengaruh persepsi kemudahan terhadap

Continuence Intention?

C. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian di batasi pada persepsi kegunaan dan persepsi

kemudahan, dan kepercayaan serta pengaruhnya terhadap continuence

intention dengan gender sebagai moderasi. Responden dalam penelitian ini

adalah masyarakat kota Purwokerto. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan

Januari tahun 2021.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk menganalisis pengaruh persepsi kegunaan dan persepsi

kemudahan, dan kepercayaan dengan moderasi gender serta pengaruhnya

terhadap continuence intention.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis pengaruh persepsi kegunaan terhadap Continuence

Intention.

b. Menganalisis pengaruh persepsi kemudahan penggunaan terhadap

Continuence Intention.
11

c. Menganalisis pengaruh kepercayaan terhadap Continuence Intention

ovo point.

d. Menganalisis pengaruh persepsi kegunaan terhadap Continuence

Intention dengan gender sebagai moderasi.

e. Menganalisis pengaruh persepsi kemudahan penggunaan terhadap

Continuence Intention dengan gender sebagai moderasi.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan bagi

ilmu pengetahuan pada umumnya dan pengetahuan tentang penggunaan

mobil payment.

2. Manfaat Praktis

Bagi ovo point diharapkan dapat menjadi bahan acuan dan dapat

dijadikan masuk untuk meningkan continuence intention mobil payment

OVO. Bagi akademisi diharapkan dapat memberikan informasi tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi Continuence Intention mobil payment

OVO. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan bagi peneliti

lain yang melakukan penelitian sejenenis ataupun yang lebih luas.


12

II. TELAAH PUSTAKA, PENGEMBANGAN HIPOTESIS

DAN MODEL PENELITIAN

A. Telaah Pustaka

1. Continuence Intention

Continuance Intention dalam teknologi sistem informasi telah

mendapat perhatian besar dari para peneliti dalam beberapa tahun

terakhir (Ashraf, Hou & Ahmad, 2018). Penjelasan teoritis mengenai niat

belanja online mempertimbangkan beberapa faktor. Berdasarkan teori

inovasi bahwa konsumen mengevaluasi kembali keputusan penerimaan,

dan memutuskan untuk melanjutkan atau menghentikan pembelian online

dalam tahap akhir. Sebagai hasilnya, keputusan untuk melanjutkan

adalah kelanjutan dari perilaku penerimaan, dan penerimaan ini

menghasilkan penerimaan yang berbeda-beda (dalam Al-Maghrabi,

Dennis & Halliday, 2011).

Continuance Intention adalah niat pengguna untuk terus

menggunakan layanan aplikasi terkait dan kemauan untuk membayar

(Bhattachherjee,et al, 2008). Niat melanjutkan mengacu pada niat

individu untuk terus berpartisipasi dalam suatu kegiatan setelah

sebelumnya mengadopsinya (Chen, Minghong and Xianjun Qi., 2015).

Disimpulkan bahwa Continuance Intention adalah niat seorang untuk

terus melanjutkan menggunakan aplikasi teknologi. Menurut Amoroso,

D., & Lim, R. (2017) continuance intention merupakan tingkat kekuatan


13

niat individu untuk melakukan pembelian berulang kali melalui aplikasi

seluler finansial.

Continuance intention merupakan kelanjutan dari perilaku

penerimaan (Bhattacherjee, et al., 2008). Pelanggan membentuk pendapat

setelah pertama kali menggunakan sistem dan kemudian merasakan

kegunaan sistem. Kegunaan yang dirasakan mengarahkan pelanggan

pada kepuasan akan kualitas layanan sistem yang menyebabkan

pelanggan berminat melanjutkan penggunaan sistem.

Niat merupakan faktor terbaik dalam hubungan langsung antara

sikap dan perilaku konsumen (Hozhabri et al., 2014). Niat menggunakan

kembali berarti situasi di mana konsumen memiliki kemauan untuk

menggunakannya kembali. Berkaitan dengan penelitian ini, niat

menggunakan kembali merupakan situasi di mana konsumen memiliki

dorongan dan berniat untuk kembali membuat transaksi secara online

(Juniwati 2014). Transaksi online dapat dianggap sebagai suatu kegiatan

yaitu berupa proses pencarian informasi, transfer informasi, dan

pembelian produk terjadi secara online (Parastanti dan Hidayat, 2014).

Minat untuk menggunakan atau melanjutkan penggunaan kembali

suatu sistem (continuance intention) merupakan luaran jangka panjang

yang penting dan merupakan indikator kesuksesan suatu sistem (Hu,

Brown, Thong, Chan, & Tam, 2009). Kegunaan yang dirasakan

mengarahkan pengguna pada kepuasan akan kualitas layanan sistem


14

yang menyebabkan pelanggan berminat melanjutkan penggunaan sistem

tersebut.

Continuance Intention dapat didefinisikan sebagai pola perilaku

yang mencerminkan penggunaan berkelanjutan dari sistem informasi

tertentu. Sebagai bentuk perilaku, hasil ini berasal dari niat yang

dibangun secara sadar dan bukan hasil satu kali, melainkan perilaku yang

disebabkan oleh siklus mengulangi. Untuk sengaja menggunakan suatu

sistem, pengguna membangun niat berkelanjutan yang pada dasarnya

mencerminkan semua faktor yang mendorong seseorang untuk

melanjutkan penggunaan. Di sisi lain, niat penghentian (Discontinuance

Intention) mencerminkan semua faktor yang mengarah pada pilihan sadar

seseorang untuk berhenti menggunakan sistem informasi, yang dapat

dipengaruhi oleh perubahan serta kelambanan dari sistem itu sendiri.

Pada tingkat individu, faktor seperti perceived usefulness, perceived ease

of use, dan lain sebagainya dapat mempengaruhi pembentukan niat

kelanjutan atau penghentian dari penggunaan sistem. Niat menggunakan

kembali (continuence intention), diukur berdasarkan indikator sebagai

berikut (Kim & Lee, 2013):

a. Terus menggunakan layanan di masa mendatang

b. Terus menggunakan layanan di masa mendatang daripada

menggunakan metode pembayaran yang lain.

c. Akan melanjutkan penggunaan layanan.


15

2. Pengertian Technology Acceptance Model (TAM)

Teori Technology Acceptance Model (TAM) adalah teori

mengenai sistem informasi yang mencakup bagaimana pengguna

menerima dan menggunakan sebuah teknologi (Vankatesh, V, & Davis,

2000). Tujuan TAM adalah untuk memberikan penjelasan kepada

pengguna mengenai faktor umum penentu penerimaan komputer,

kemudian mampu untuk menjelaskan perilaku pengguna di berbagai

teknologi ke pengguna akhir (Davis, 1989). Tujuan utama TAM adalah

untuk menjelaskan bagaimana pengguna menerima teknologi tertentu.

Kunci utama dari TAM adalah sebagai dasar untuk mengetahui dampak

faktor eksternal terhadap kepercayaan internal, sikap dan niat. Sehingga

dapat diidentifikasi mengapa sistem tertentu mungkin tidak dapat

diterima, lalu dilakukan langkah perbaikan yang sesuai (Davis, 1989).

Menurut Jogiyanto (2007) model penerimaan teknologi

(Technology Acceptance Model atau TAM) merupakan suatu model

penerimaan sistem teknologi informasi yang akan digunakan oleh

pemakai. Model penerimaan teknologi atau Technology Acceptance

Model (TAM) ini dikembangkan oleh Davis (1989). Model Penerimaan

Teknologi atau TAM (Technology Acceptance Model) diperkenalkan ini

merupakan adaptasi dari Teori Tindakan Beralasan atau Theory

Reasoned Action (TRA) yang dikembangkan oleh Ajzen dan Fishbein

(1975).
16

TAM memiliki tujuan untuk memberikan penjelasan secara

parsimoni atas faktor penentu adopsi dari perilaku pengguna teknologi

informasi terhadap penerimaan penggunaan teknologi informasi itu

sendiri (Davis, 1989). Parsimoni adalah istilah yang digunakan untuk

menyatakan hemat dalam menyusun asumsi atau hipotesis yang berarti

juga pembuktian. Model TAM berasal dari teori psikologis untuk

menjelaskan perilaku pengguna teknologi informasi dengan kepercayaan

(belief), sikap (attitude), minat (intention), dan hubungan perilaku

pengguna (user behavior relationship) sebagai faktor penjelasnya.

Menurut model ini, minat perilaku individu untuk mengadopsi bagian

tertentu dari suatu teknologi ditentukan oleh sikap seseorang terhadap

penggunaan teknologi tersebut (Vankatesh, V, & Davis, 2000).

Technology Acceptance Model (TAM) menambahkan dua

konstruk dalam TRA, yaitu persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan

penggunaan. Persepsi kegunaan adalah tingkatan sejauh mana seseorang

berkeyakinan bahwa menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan

prestasi kerjanya, sedangkan persepsi kemudahan mengacu pada

tingkatan sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem

tertentu akan menjadikan upayanya lebih ringan (Davis, 1989).

Penerimaan teknologi informasi ditentukan oleh dua konstruk ini karena

keduanya memiliki determinan yang tinggi dan validitas yang telah teruji

secara empiris (Davis, 1989). Kedua konstruk ini secara bersamaan

menentukan sikap seseorang dalam penggunaan teknologi. Dengan


17

menggunakan kedua konstruk tersebut, TAM diharapkan dapat

memberikan penjelasan atas penerimaan pengguna sistem informasi

terhadap sistem informasi itu sendiri.

TAM menggunakan TRA sebagai dasar teoritis untuk

menentukan hubungan kausal antara dua keyakinan, yaitu perceived

usefulness dan perceived ease of use (Davis, 1989).

a. Persepsi kegunaan (perceived usefulness)

Jogiyanto (2007) menyatakan bahwa suatu sistem dengan

persepsi kegunaan yang tinggi akan membuat pengguna percaya

pada hubungan di antara penggunaan dan kinerja yang positif. Hal

tersebut memberi sugesti bahwa teknologi dalam lingkungan kerja

akan meningkatkan produktivitas pengguna, kinerja pekerjaan, dan

manfaat serta efektifitas kerja (Wibowo, 2008).

Usefulness dalam istilah bahasa Inggris merupakan arti dari

kebermanfaatan dan bisa juga dapat diartikan sebagai kegunaan.

Menurut Jogiyanto (2007) persepsi kegunaan didefinisikan sebagai

sejauh mana seorang yakin bahwa menggunakan suatu teknologi

akan meningkatkan kinerja pekerjaannya. Manfaat dari teknologi

akan terbatas jika kemampuan untuk menjalankan teknologi tersebut

juga terbatas sehingga manfaat yang dapat dirasakan oleh setiap

individu tentunya akan berbeda pula tergantung seberapa besar

mereka mampu mengoperasikan dan memanfaatkan teknologi

tersebut (Bambang, dan Fathor, 2013).


18

Menurut Vankatesh & Davis (2000) menyatakan bahwa persepsi

kegunaan adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa dengan

menggunakan suatu sistem akan meningkatkan kinerjanya. Menurut

Phonthanukitithaworn, et al (2016) persepsi kegunaan yaitu sejauh

mana seseorang percaya bahwa menggunakan layanan suatu sistem

akan meningkatkan kinerja dan produktivitasnya dalam melakukan

transaksi pembayaran. Bailey et al, (2017) mendefinisikan persepsi

kegunaan mengacu pada sejauh mana konsumen percaya mereka

memperoleh keuntungan (misalnya, kenyamanan dan

penyederhanaan pembayaran) untuk melakukan pembayaran lewat

seluler akan sama halnya dengan bentuk pembayaran lainnya.

Davis (1989) mendefinisikan persepsi mengenai kebermanfaatan

(usefulness) ini berdasarkan definisi dari kata useful yaitu “capable

of being used advantageously”, atau dapat digunakan untuk tujuan

yang menguntungkan. Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa persepsi kegunaan merupakan suatu

pemikiran mengenai penggunaan teknologi informasi dapat

meningkatkan kinerja dan memberikan keuntungan bagi

penggunanya. Dengan demikian, jika seseorang merasa bahwa

dengan menggunakan teknologi informasi dapat mendatangkan

manfaat baik itu dapat berupa peningkatan kinerja atau keuntungan

bagi dirinya, maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya jika

seseorang merasa bahwa dengan menggunakan teknologi informasi


19

kurang bermanfaat maka dia tidak akan menggunakannya.

Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa konstruk

persepsi kegunaan mempengaruhi secara positif dan signifikan

terhadap penggunaan teknologi informasi (Davis, 1989). Hong Zhu

et al. (2017) berpendapat minat menggunakan aplikasi dipengaruhi

oleh persepsi kegunaan yang dirasakan. Menurut Chin dan Zainal

(2015) kebermanfaatan dapat dibagi kedalam dua kategori yaitu

kegunaan dengan estimasi satu faktor dan kegunaan dengan estimasi

dua faktor yang meliputi kegunaan dan efektifitas.

Adamson dan Shine (2003) dalam Irmadhani dan Nugroho

(2012) mendefinisikan persepsi kegunaan sebagai konstruk

keyakinan seseorang bahwa penggunaan sebuah teknologi tertentu

akan mampu meningkatkan kinerja mereka. Dari definisi tersebut

persepsi kegunaan dapat disimpulkan bahwa seseorang akan

menggunakan sebuah teknologi apabila teknologi itu dapat

memberikan pengaruh positif dan dapat meningkatkan kinerjanya.

Menurut Vankatesh Davis. (2000) instrumen variabel

persepsi kegunaan adalah penggunaan sistem mampu meningkatkan

kinerja individu (inproves job performance), penggunaan sistem

mampu menambah tingkat produktivitas individu (increase

productivity), penggunaan sistem mampu meningkatkan efektivitas

kinerja individu (enchances effectiveness), dan penggunaan sistem

mampu memberikan manfaat bagi individu (the system is useful).


20

Nasution (2004) juga menjelaskan kegunaan dengan estimasi

satu faktor yaitu menjadikan pekerjaan lebih mudah (makes job

easier), berguna (usefull), menambah produktifitas (increase

productivity), mempertinggi efektifitas (enchance effectiveness), dan

mengembangkan kinerja pekerjaan (improve job performance).

Kegunaan dengan estimasi dua faktor dibagi menjadi dua kategori

lagi yaitu kegunaan dan efektifitas, masing-masing dijabarkan yaitu:

1) Kegunaan meliputi dimensi:

a) Menjadikan pekerjaan lebih mudah (makes job easier)

b) Berguna (usefull)

c) Menambah produktifitas (increase productivity)

2) Efektifitas meliputi dimensi:

a) Mempertinggi efektifitas (enchance my effectiveness)

b) Mengembangkan kinerja pekerjaan (improve my job

performance)

b. Persepsi kemudahan penggunaan (perceived easy of use)

Jogiyanto (2007) menyebutkan bahwa “ease” artinya “freedom

from difficulty or great effort”. Selanjutnya “ease to use perceived”

didefinisikan “the degree to which a person believes that using a

particular system or service would enhance be free of effort”. Dari

pernyataan tersebut diketahui bahwa pengguna akan menyukai dan

menggunakan sistem teknologi ketika hal tersebut mudah untuk

digunakan. Persepsi terhadap kemudahan penggunaan sistem


21

teknologi akan mempengaruhi perilaku dan sikap, semakin tinggi

persepsi seseorang mengenai kemudahan penggunaan sistem maka

semakin tinggi tingkat penggunaan sistem teknologi tersebut

(Amijaya, 2010).

Menurut Jogiyanto (2007) persepsi kemudahan penggunaan

didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang yakin bahwa dengan

menggunakan suatu teknologi akan meminimalisir usaha yang

dilakukan orang tersebut. Definisi tersebut mirip dengan yang

diutarakan oleh Widjana (2010) yang menyatakan bahwa persepsi

kemudahan penggunaan berarti keyakinan individu bahwa

menggunakan sistem teknologi informasi tidak akan merepotkan

atau membutuhkan usaha yang besar pada saat digunakan (free of

effort).

Menurut Andi (2010) Pengertian perspektif kemudahan

memberikan indikasi bahwa suatu sistem dirancang bukan untuk

menyulitkan pemakaiannya, akan tetapi penggunaan sistem justru

mempermudah seseorang dalam menyelesaikan perkerjaanya.

Dengan kata lain, seseorang yang menggunakan sistem akan berkerja

lebih mudah dibandingkan dengan seseorang yang tidak

menggunakan sistem atau manual. Menurut Nasution (2004)

menyatakan bahwa intensitas penggunaan dan iteraksi antara

pengguna (user) dengan sistem juga menunjukkan kemudahan

penggunaan. Teknologi yang mempunyai perintah-perintah yang


22

mudah dimengerti akan mempengaruhi persepsi seseorang bahwa

teknologi tersebut mudah digunakan.

Menurut Venkatesh dan Moris (2000) persepsi kemudahan

penggunaan telah terbukti memiliki efek atau pengaruh pada minat

melalui dua jalur kausal, yaitu: efek langsung pada minat dan efek

tidak langsung pada minat melalui persepsi kegunaan yang

dirasakan. Pengaruh atau efek langsung menunjukkan bahwa

persepsi kemudahan penggunaan bisa menjadi katalis potensial

untuk meningkatkan kemungkinan penerimaan pengguna. Efek tidak

langsung menjelaskan bahwa semakin mudah teknologi untuk

digunakan, maka semakin bermanfaat teknologi tersebut (Davis,

1989).

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa

persepsi kemudahan dalam hal penggunaan sebuah teknologi

informasi didefinisikan sebagai suatu keyakinan seseorang bahwa

penggunaan teknologi informasi tersebut dapat dengan mudah untuk

dipahami dan digunakan. Kemudahan dalam penggunaan juga

mengandung maksud bahwa teknologi informasi mampu

mengurangi usaha seseorang baik waktu maupun tenaga untuk

mempelajari atau sekaligus menggunakan karena pada dasarnya

individu yakin bahwa teknologi informasi tersebut mudah untuk

dipahami dan tidak meyulitkan pengguna dalam melakukan

pekerjaannya.
23

Menurut Vankatesh dan Davis (2000) dimensi pembagian

persepsi kemudahan terdiri dari:

1) Interaksi individu dengan sistem jelas dan mudah dimengerti

(clear and understandable).

2) Tidak dibutuhkan banyak usaha untuk berinteraksi dengan

sistem tersebut (does not require a lot of mental effort).

3) Sistem mudah digunakan (easy to use).

4) Mudah mengoperasikan sistem sesuai dengan apa yang ingin

individu kerjakan (easy to get the system to do what he/she

wants to do).

3. Kepercayaan (Trust)

Kepercayaan konsumen merupakan kesediaan satu pihak menerima

resiko dari pihak lain yang didasarkan pada keyakinan dari hasil

mempertimbangkan karakteristik pada pihak lain, yang akan melakukan

tindakan sesuai dengan apa yang diharapkannya, meskipun kedua belah

pihak belum mengenal satu sama lain (Shomad dan Purnomosiddi 2013 ;

Mehranfar , 2015). Kepercayaan juga diartikan sebagai ukuran kesediaan

untuk percaya pada pihak lain berdasarkan kompetensi dan perilaku

dalam konteks tertentu (Yuan, 2010).

Morgan dan Hunt dalam (Akbar dan Parvez, 2009) menyatakan

bahwa kepercayaan hanya ada ketika salah satu pihak yakin dalam

hubungan kerjasama yang dapat diandalkan dan mempunyai integritas.

Barnes (2003) menyatakan bahwa kepercayaan adalah keyakinan bahwa


24

seseorang akan menemukan apa yang ia inginkan pada diri orang lain,

dan bukan apa yang ia takutkan. Kepercayaan melibatkan kesediaan

seseorang untuk bertingkah laku tertentu karena keyakinan bahwa

partnernya akan memberikan kepuasan yang ia harapkan dan suatu

harapan yang umumnya dimiliki seseorang bahwa kata, janji, atau

pernyataan orang lain dapat dipercaya. Kepercayaan konsumen

(Consumen Beliefs) adalah semua pengetahuan yang dimiliki oleh

konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat konsumen tentang objek

atribut, dan manfaatnya (Mowen dan Minor,2002)

a. Objek (Objects), dapat berupa produk, orang, perusahaan, dan segala

sesuatu dimana seseorang memiliki kepercayaan dan sikap.

b. Atribut (Attributes) adalah karakteristik atau fitur yang mungkin

dimiliki atau tidak dimiliki oleh objek.

c. Manfaat (Benefits) adalah hasil positif yang diberikan atribut kepada

konsumen.

Mowen dan Minor (2002) seseorang membentuk tiga jenis

kepercayaan yaitu:

a. Kepercayaan Atribut-Objek (object-attribute beliefts) yaitu

pengetahuan tentang sebuah objek memiliki atribut khusus yang

disebut kepercayaan atribut-objek. Kepercayaan atribut-objek

menghubung atribut dengan objek, seperti seseorang, barang, atau

jasa.
25

b. Kepercayaan manfaat-atribut (attribute-benefit beliefts) Yaitu

seseorang mencari produk dan jasa yang akan menyelesaikan

masalahmasalah mereka dan memenuhi kebutuhan mereka. Dengan

kata lain, memiliki atribut yang akan memberikan manfaat yang

dapat dikenel.

c. Kepercayaan manfaat-objek (object-benefit beliefts) Yaitu jenis

kepercayaan ketiga dibentuk dengan menghubungkan objek dan

manfaatnya. Kepercayaan objek-manfaat merupakan persepsi

konsumen tentang seberapa jauh produk, orang, atau jasa tertentu

yang akan memberikan manfaat tertentu

Kepercayaan merupakan salah satu unsur penting dalam loyalitas

konsumen. Selain itu, kepercayaan juga sebagai dasar untuk membangun

dan memelihara hubungan jangka panjang. Akbar dan Parvez (2009.

menjelaskan indikator dari kepercayaan yaitu:

a. Kemampuan (Ability).

Kemampuan mengacu pada kompetensi dan karakteristik

penjual/organisasi dalam mempengaruhi dan mengotorisasi wilayah

yang spesifik. Dalam hal ini, bagaimana penjual mampu

menyediakan, melayani, sampai mengamankan transaskis dari

gangguan pihak lain. Artinya bahwa konsumen memperoleh jaminan

kepuasan dan keamanan dari penjual dalam melakukan transaksi.

Kim & Yoo (2020) menyatakan bahwa ability meliputi kompetensi,


26

pengalaman, pengesahan institusional, dan kemampuam dalam ilmu

pengetahuan.

b. Kebaikan hati (Benevolence).

Kebaikan hati merupakan kemauan penjual dalam memberikan

kepuasan yang saling menguntungkan antara dirinya dengan

konsumen. Profit yang diperoleh penjual dapat dimaksimumkan,

tetapi kepuasan konsumen juga tinggi. Penjual bukan semata-mata

mengejar profit maksimum semata, melainkan juga memiliki

perhatian yang besar dalam mewujudkan kepuasan konsumen.

Menurut Kim & Yoo (2020), benevolence meliputi perhatian,

empati, keyakinan, dan daya terima.

c. Integritas (Integrity).

Integritas berkaitan dengan bagaimana perilaku atau kebiasaan

penjual dalam menjalankan bisnisnya. Informasi yang diberikan

kepada konsumen apakah benar sesuai dengan fakta atau tidak.

Kualitas produk yang dijual apakah dapat dipercaya atau tidak. Kim

& Yoo (2020) mengemukakan bahwa integrity dapat dilihat dari

sudut kewajaran (fairness), pemenuhan (fulfillment), kesetiaan

(loyalty), keterus-terangan (honestly), keterkaitan (dependability),

dan kehandalan (reliabilty).


27

B. Penelitian terdahulu

Tabel 1. Hasil penelitian terdahulu

No Peneliti/Tahun Judul Hasil penelitian


1 Ceva Lavenja Arahita, Factors Affecting This study empirically
Jurry Hatammimi the Intention to concluded that consumer
2015 Reuse Mobile intention to reuse BCA mobile
Banking Service services was positively
influenced by social influence,
customer awareness and
perceived ease of use. On the
other hand, perceived usefulness
and perceived credibility did not
influence the intention of
reusing Mobile BCA in
Bandung.
2 Nadia Afira, Factors Affecting The results show that perceived
Elevita Yuliati Reuse Intention on usefulness is significantly has a
2019 Mobile Shopping positive impact to flow while
Application perceived ease of use is not
significantly related to flow.
Flow is positively related to
attitude. In addition, the results
indicated that attitude is one of
the main predictors of
consumers reuse intention
towards mobile shopping apps
and has a greater impact than
the direct relation of perceived
usefulness to reuse intention.
3 Kobthong Ladkoom, Factors Influencing The results suggest that
Bundit Thanasopon. Reuse Intention of satisfaction and attitude
2018 e-Payment in positively impact reuse intention
Thailand: of PromptPay. In addition,
A Case Study of perceived usefulness is found to
PromptPay be a driver of user satisfaction
and positive attitude towards
PromptPay, while positive
confirmation affects satisfaction.
However, trust is unexpectedly
found to be insignificant to reuse
intention of PromptPay.
4 Yan Li, An empirical study The results demonstrated that e-
Yanqing Duan, on behavioural learning service quality, course
Zetian Fu, intention to reuse e- quality, perceived usefulness,
Philip Alford learning systems in perceived ease of use and self-
2011 rural China efficacy had direct effects on
users’ behavioural intention to
reuse.
28

5 Chutikarn Homniem, The Factors The results from this research


Nathaya Pupat Influencing Thai can conclude that four
2020 Passenger’s independent variables, consist of
Intention To perceived usefulness, perceived
Reuse Grab Car price, perceived safety, and
Service In Bangkok brand image
significantly influence to Thai
passenger’s intention to reuse
Grab Car service in Bangkok.
6 Phyo Min Tun Factors Influencing The analysis of the survey data
2020 Intention to Reuse collected from 275 MB users of
Mobile Banking private banks in Myanmar
Services for the indicate that customer intention
Private Banking to reuse mobile banking services
Sector in Myanmar is significantly influenced by
social influence, user
satisfaction and perceived
efficacy. The effects of WOM,
trust and system quality on reuse
of mobile banking, however,
were found to be insignificant.
These findings are in keeping
with the prior literature on these
issues.
7 Alber Sean Simbolon The Effect of The hypothesis of this study is
2020 Perceived Ease of H1: perceived ease of use has a
Use, Perceived significant effect on online
Usefulness, Trust, payment reuse intentions, H2:
Customer perceived benefits of online
Satisfaction and payment reuse intentions, H3:
Online Payment trust in online payment reuse
Reuse Intention intentions and H4: customer
(Case Study In Ovo satisfaction with repayment
Application User intention on line. The results of
Pontianak) this study prove that H1, H2, H3
and H4 were accepted.
8 Soon-Hong Kim, Factors Influencing The analysis show that
Byong-Kook Yoo the Reuse of performance expectancy, social
2020 Mobile Payment influence, hedonic motivation,
Services in Retail switching cost, and perceived
risk have positive influence
toward reuse intention mobile
payment service. In other hand,
effort expectancy and
facilitating condition not
influence toward reuse intention
mobile payment service.
29

9 Anassrulloh Rizky Pengaruh Perceived Dari hasil pengujian data


Saqib (2019) Usefulness, diketahui bahwa perceived
Perceived Ease of usefulness, perceived ease of
Use, Structural use, dan structural assurance
Assurance, Dan memiliki pengaruh secara positif
Social Influence dan signifikan terhadap Trust
Terhadap Intention yang selanjutnya Trust memiliki
To Reuse pengaruh terhadap intention to
Dimediasi Oleh reuse aplikasi OVO, sedangkan
Trust (Studi pada social influence hanya memiliki
Pengguna Aplikasi pengaruh terhadap intention to
OVO di Kediri reuse aplikasi OVO dan lemah
Town Square) dalam mempengaruhi trust.
Trust terbukti mampu
memediasi pengaruh secara
tidak langsung perceived
usefulness, perceived ease of
use, dan structural assurance
terhadap Intention to Reuse
secara parsial.

C. Pengembangan Hipotesis dan Model

1. Pengaruh persepsi kegunaan terhadap continuence intention.

Persepsi kegunaan didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan

seseorang bahwa, penggunaan sistem informasi meningkatkan kinerja

dalam pekerjaannya. Meskipun usaha menurut setiap orang berbeda-beda

tetapi pada umumnya untuk menghindari penolakan dari pengguna

sistem atas sistem yang dikembangkan, maka sistem harus mudah

diaplikasikan oleh pengguna tanpa mengeluarkan usaha yang dianggap

memberatkan, dengan begitu pengguna akan mau menggunakan sistem

tersebut.

Persepsi kegunaan merupakan gambaran dari segi manfaat dalam

penggunaan. Mu & Lee (2017) menjelaskan bahwa sistem ini bersifat

ubikuitus, dimana penerapan third party e-payment sudah dilakukan


30

hampir di seluruh tempat di Indonesia sehingga memberikan kemudahan

bagi konsumen.

Kim & Lee (2013) mendefinisikan perceived usefulness dapat

diartikan sejauh mana pengguna percaya bahwa menggunakan sistem

informasi akan meningkatkan kinerja mereka dalam mencapai tujuan

mereka. Kemudian menurut Chang (2008) perceived usefulness

merupakan sejauh mana pengguna secara subjektif percaya situs web

agen dapat membantu pengguna dalam merealisasikan targetnya. Dalam

penelitian Ali dan Merrill (2016) perceived usefulness penting bagi

continuance intention, tetapi efeknya tidak tergantung pada kepuasan,

karena kepuasan hanya menangkap pengalaman pengguna masa lalu,

sedangkan perceived usefulness mewakili manfaat yang diharapkan dari

penggunaan masa mendatang.

Sedangkan perceived ease of use adalah sejauh mana kepercayaan

seseorang bahwa menggunakan sistem tertentu akan membebaskan

mereka dari upaya fisik dan mental. Jika perceived ease of use sistem

online rendah, pelanggan mungkin tidak memiliki pengalaman layanan

yang positif, sehingga kedepannya bisa menghambat penggunaan sistem

online tersebut (Hu et al., 2009). Pada akhirnya pengguna yang merasa

puas akan sistem tersebut akan meningkat dan menimbulkan minat

melanjutkan penggunaan.

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah adalah sebagai berikut:


31

H1. Persepsi kegunaan memberikan pengaruh positif terhadap

continuence intention

2. Pengaruh persepsi kemudahan penggunaan terhadap continuence

intention.

Persepsi kemudahan penggunaan didefinisikan sebagai tingkat

kepercayaan seseorang bahwa, penggunaan teknologi dan sistem

informasi akan mudah dan tidak membutuhkan usaha yang keras.

Persepsi kemudahan penggunaan adalah tingkat dimana seseorang

percaya bahwa menggunakan sistem tertentu bebas dari usaha. Meskipun

usaha setiap orang itu berbeda-beda, yang mencerminkan bahwa usaha

merupakan sumber daya yang terbatas bagi seseorang yang akan

mengalokasikan untuk berbagai kegiatan. (Rimadias & Listya, 2016).

Persepsi kemudahan penggunaan merupakan kemudahan yang dirasakan

oleh pengguna dari suatu sistem dan bebas dari usaha (Susanto & Aljoza,

2015).

Perceived usefulness juga merupakan konteks minat untuk

melanjutkan, sebab manusia cenderung untuk selalu mengejar manfaat

yang didapatkan (Bhattacherjee, 2001). Hasil penelitian yang dilakukan

oleh Bhattacherjee (2001) menunjukkan bahwa perceived usefulness

berpengaruh secara positif terhadap minat untuk melanjutkan sistem

informasi.

Hamid, et al (2016) menjelaskan perceived ease of use adalah

sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu sistem


32

tertentu akan bebas dari usaha Kemudian Rouibah, et al (2011)

mengatakan perceived ease of use merupakan sejauh mana seseorang

percaya bahwa dengan menggunakan teknologi mereka akan bebas dari

segala upaya mental. Menurut Chong (2013) menjelaskan bahwa

perceived ease of use dapat memiliki pengaruh yang baik, karena

semakin maju teknologi maka akan muncul teknologi yang baru sehingga

akan membuat pengguna sedikit kesusahan dalam menggunakannya.

Oleh karena itu jika pengguna sudah terbiasa dengan suatu teknologi

yang gampang maka pengguna akan menggunakannya secara berlanjut.

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang digunakan dalam

penelitian ni adalah adalah sebagai berikut:

H2. Persepsi kemudahan penggunaan memberikan pengaruh positif

terhadap continuence intention

3. Pengaruh kepercayaan terhadap continuence intention

Dalam lingkungan bisnis, untuk membangun dan mempertahankan

hubungan jangka panjang, kepercayaan telah ditemukan untuk menjadi

faktor yang sangat penting. Kepercayaan dapat mengurangi risiko

menggunakan layanan, karena itu dapat dianggap sebagai konsekuensi

dari evaluasi positif dari layanan dan loyalitas Konsumen. Selain itu,

bahwa kepercayaan konsumen di perusahaan adalah sikap loyalitas untuk

Konsumen yang berorientasi relasional, kepercayaan dan komitmen

merupakan kunci anteseden loyalitas.


33

Pendekatan kepercayaan membuat pikiran menguntungkan yang

ditetapkan pemasar online. Ketika pelanggan mulai merasakan

kepercayaan kepada pemasar online mereka dan memiliki pemikiran

yang mengadopsi, maka belanja online dirasakan bermanfaat untuk

efisiensi belanja oleh pelanggan (Zaidi, et al. 2015). Hasil penelitian

yang dilakukan oleh Saqib (2019) menemukan bahwa kepercayaan

memberikan pengaruh terhadap keinginan menggunakan ulang ovo

payment. Hal tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ladkoom dan Thanasopon (2018) yang menemukan bahwa kepercayaan

diduga tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap keinginan

menggunakan ulang.

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang digunakan dalam

penelitian ni adalah adalah sebagai berikut:

H3. Terdapat pengaruh kepercayaan terhadap continuence intention

4. Pengaruh perceived usefulness terhadap continuence intention dengan

gender sebagai moderasi

Penyikapan laki-laki dan perempuan terhadap situasi sangat

berbeda (Shao, et al., 2019). Laki-laki lebih percaya terhadap situs

dengan evaluasi yang positif (Martin & Torres, 2011). Sehingga,

penampakan dan reputasi situs adalah kunci utama dalam membangun

kepercayaan pengguna laki-laki. Dalam konteks mobile payment, laki-

laki lebih mempercayakan kesan public dan reputasi suatu layanan untuk

menentukan kredibilitasnya (Shao, et al., 2019). Dibandingkan dengan


34

laki-laki, perempuan cenderung memiliki kecemasan lebih ketika

menghadapi aktivitas baru dan lebih memilih untuk menghindari resiko.

Sehingga, perempuan lebih memertimbangkan aspek keamanan dan

privasi (Dwyer, et al., 2002). Dalam online market, privasi dan keamanan

sangat penting dalam membangun kepercayaan pengguna perempuan

(Liébana-Cabanillas, et al., 2014). Perempuan lebih berhati-hati karena

khawatir akan terjadinya kerugian finansial dalam melakukan transaksi

daring (Hoy & Milne, 2010).

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah adalah sebagai berikut:

H4. Gender mampu menjadi pemoderasi pada pengaruh perceived

usefulness terhadap continuence intention

5. Pengaruh perceived ease of use terhadap continuence intention dengan

gender sebagai moderasi

Perceived ease of use adalah sejauh mana kepercayaan seseorang

bahwa menggunakan sistem tertentu akan membebaskan mereka dari

upaya fisik dan mental. Jika perceived ease of use sistem online rendah,

pelanggan mungkin tidak memiliki pengalaman layanan yang positif,

sehingga kedepannya bisa menghambat penggunaan sistem online

tersebut (Hu et al., 2009). Hidayat-ur-rehman, Mokhtar, & Katan (2016)

menyatakan jika sistem online mudah digunakan, maka akan membawa

dampak yang positif terhadap penggunaan sistem online tersebut. Pada

akhirnya pengguna yang merasa puas akan sistem tersebut akan


35

meningkat dan menimbulkan minat melanjutkan penggunaan. Penelitian

Martin & Torres (2011) dna Shao, et al. (2019) menemukan bahwa

terdapat perbedaan sikap antara laki-laki dan perempuan dalam

mengevaluasi sebuah situs online. Begitupun dalam konteks mobile

payment, laki-laki lebih mempercayakan kesan public dan reputasi suatu

layanan untuk menentukan kredibilitasnya (Shao, et al., 2019).

sedangkan perempuan lebih memertimbangkan aspek keamanan dan

privasi (Dwyer, et al., 2002). Perempuan lebih berhati-hati karena

khawatir akan terjadinya kerugian finansial dalam melakukan transaksi

daring (Hoy & Milne, 2010).

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah adalah sebagai berikut:

H5. Gender mampu menjadi pemoderasi pada pengaruh perceived ease

of use terhadap continuence intention

Pengaruh persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, dan

trust terhadap continuence intention dengan gender sebagai moderasi pada

pengaruh persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan terhadap

continuence intention dapat digambarkan dalam model penelitian seperti

terlihat pada gambar 1 sebagai berikut.


36

Perceived
usefulness (X1)

Continuence
Intention to use (Y)

Perceived
ease of use (X2)
Trust
Gender (X3)
(Z)

Gambar 1. Model Penelitian


37

III. METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA

A. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif

adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun

juga hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2016).

Sedangkan metode yang digunakan yaitu metode survey menggunakan

kuesioner yang dibagikan kepada responden.

2. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah masyarakat kota Purwokerto yang

pernah menggunakan OVO payment.

3. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah persepsi kegunaan, persepsi

kemudahan penggunaan, kepercayaan dan continuence intention.

5. Sumber Data

a. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti

langsung dari sumber pertama (Sugiyono, 2016). Dalam penelitian

ini, sumber data primer diperoleh langsung dari pernyataan-

pernyataan peneliti yang disebar melalui kuisioner agar dapat

menjelaskan pengaruh persepsi kegunaan, persepsi kemudahan

penggunaan, kepercayaan, dan continuence intention.


38

b. Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh

organisasi yang bukan merupakan pengolahnya (Sugiyono, 2016).

Data sekunder dalam penelitian ini adalah data tertulis yang

bersumber dari buku-buku teks, artikel ilmiah dan jurnal-jurnal

ilmiah yang diperoleh dari internet yang berhubungan dengan

variabel penelitian.

6. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Sugiyono (2016), populasi adalah keseluruhan objek yang

karakteristiknya hendak diteliti. Dalam penelitian ini populasi yang

akan di diteliti adalah masyarakat kota Purwokerto yang pernah

menggunakan OVO payment.

b. Sampel

Penentuan ukuran sampel menggunakan rumus taksiran interval.

Rumus taksiran interval ditulis dengan formula sebagai berikut:

(Umar, 2000):

n > pq(Z/2 / e)2

Keterangan :

n = Ukuran sampel

Z/2 = Nilai Z tabel

e = tingkat kesalahan pengambilan responden (dalam

penelitian ini 10%)


39

p = Probability/kemungkinan salah dalam pengambilan

sampel

q = Probability/kemungkinan benar dalam pengambilan

sampel

p&q = (p=0,05; q=0,05)

Dari rumus di atas maka dapat dihitung ukuran sampel sebagai

berikut:

n > pq (Z/2 / e)2

n > 0,5 x 0,5 (1,96/0,1)2

n > 96,04  96

Jadi ukuran sampel minimal yang digunakan adalah 96 responden

dan dalam penelitian ini, penulis mengambil sampel sebanyak 100

orang.

7. Metode Pengambilan Sampel

Penarikan sampel dilakukan dengan metode convinience sampling.

Penarikan sampel dilakukan secara kebetulan yaitu siapa saja yang

ditemui dan pernah menggunakan OVO payment, memiliki keinginan

menggunakan ulang oppo payment serta memenuhi kriteria dan bersedia

menjadi responden, akan diambil sebagai sampel (Sugiyono, 2016).

8. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik angket atau kuisioner secara langsung maupun melalui google

form yang merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan


40

cara membagi daftar pertanyaan kepada responden agar responden

tersebut memberikan jawabannya (Suliyanto, 2006:140).

9. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa

saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2016). Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah

sebagai beriku:

Tabel 2. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

Variabel Def Konseptiual Def Operasional Dimensi Indikator

Continuance Continuance Kenginan a. Terus 1) Akan terus


Intention Intention adalah konsumen untuk menggunakan menggunakan
niat pengguna menggunakan layanan di masa layanan OVO
untuk terus ulang dan mendatang Mobile Payment di
menggunakan berkelanjutan b. Terus masa mendatang
layanan aplikasi sistem menggunakan 2) Akan terus
terkait dan pembayaran layanan di masa menggunakan
kemauan untuk OVO Mobile mendatang layanan OVO
membayar Payment. daripada Mobile Payment di
(Bhattachherjee, et menggunakan masa mendatang
al., 2008). metode daripada
pembayaran yang menggunakan
lain. metode
c. Akan melanjutkan pembayaran yang
penggunaan lain.
layanan 3) Jika saya bisa, saya
Zhou (2013), Kim akan melanjutkan
(2010) penggunaan
layanan OVO
Mobile Payment
Persepsi Persepsi kegunaan Keyakinan a. Kegunaan 1) Menjadikan
kegunaan didefinisikan responden akan b. Efektivitas pekerjaan lebih
sebagai sejauh manfaat (Nasution, 2004) mudah
mana seorang penggunaan 2) Berguna
yakin bahwa OVO Mobile 3) Menambah
menggunakan Payment produktivitas
suatu teknologi 4) Mempertinggi
akan efektivitas
meningkatkan 5) Mengembangkan
kinerja kinerja pekerjaan
pekerjaannya
(Jogiyanto ,2007)
41

Persepsi Persepsi Perasaan a. Sistem jelas dan 1) Sistem yang ada


kemudahan kemudahan konsumen mudah pada layanan OVO
penggunaan penggunaandidefin mengenai dimengerti (clear Mobile Payment
isikan sebagai sejauh apa and sangat sangat
sejauh mana konsumen understandable) 2) Sistem yang ada
seseorang yakin percaya bahwa b. Tidak pada layanan OVO
bahwa dengan OVO Mobile memerlukan Mobile Payment
menggunakan Payment banyak usaha sangat sangat
suatu teknologi mudah (does not require mudah dimengerti
akan digunakan dan a lot mental 3) Tidak memerlukan
meminimalisir dipelajari serta effort) banyak usaha untuk
usaha yang tidak c. Mudah digunakan menggunakan
dilakukan orang membutuhkan (easy to use) OVO Mobile
tersebut (Jogiyanto banyak usaha d. Mudah Payment
,2007) dioperasikan 4) OVO Mobile
sesuai dengan Payment
keinginan (easy memberikan
to get the sistem kemudahan bagi
to do whats user siapapun yang
wants to do) menggunakan
Venkatesh dan 5) OVO Mobile
Davis (2000) Payment mudah
dioperasikan sesuai
dengan keinginan
Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan a. Integritas 1) Saya merasa bahwa
konsumen adalah persepsi (Integrity) pengelola OVO
(Consumen Beliefs) konseumen b. Kebaikan Mobile Payment
adalah semua terhadap (Benevolence) akan memenuhi apa
pengetahuan yang kehandalan c. Kompetensi yang diharapkan oleh
dimiliki oleh dalam dan (Competence) pelanggannya
konsumen dan kenyamanan Gefen (dalam 2) Saya merasa bahwa
semua kesimpulan menggunakan Yee dan pengelola OVO
yang dibuat OVO payment Faziharudean, Mobile Payment
konsumen tentang serta terhindar 2010) tidak akan
objek,atribut, dan dari menyembunyikan
manfaatnya ketidakpastian informasi yang
(Mowen dan penting bagi
Minor,2002). pelanggannya
3) Saya merasa bahwa
pengelola OVO
Mobile Payment
akan selalu menjaga
reputasinya
4) Saya merasa bahwa
pengelola OVO
Mobile Payment
memiliki perhatian
untuk memberikan
pelayanan terbaik
bagi pelanggannya.
5) Saya merasa bahwa
pengelola OVO
Mobile Payment
memiliki kemauan
untuk memberikan
42

keuntungan bagi
pelanggannya
6) Saya merasa bahwa
pengelola OVO
Mobile Payment
memiliki
kemampuan untuk
menyediakan barang
yang berkualitas bagi
pelanggan
7) Saya merasa bahwa
pengelola OVO
Mobile Payment
memiliki
kemampuan yang
baik dalam
mengamankan
transaksi

B. Teknik Analisis Data

1. Pengukuran Variabel Penelitian

Skala diperlukan dalam pengukuran suatu variabel. Skala tersebut

berguna sebagai standar acuan dalam penentuan panjang interval yang

pada akhirnya akan mendapatkan data kuantitatif. Menggunakan skala

pengukuran ini, nilai dari variabel diukur dengan instrumen tertentu

dapat dijelaskan dalam bentuk angka, hal tersebut akan lebih akurat,

efisien, serta komunikatif (Sugiyono, 2016).

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala

Likert. Dalam skala Likert, variabel dijabarkan menjadi indikator

variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau

pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala


43

Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai negatif yang terdiri

dari (Sugiyono, 2016):

a. Sangat Setuju (SS) diberi skor 5

b. Setuju (S) diberi skor 4

c. Netral (N) diberi skor 3

d. Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

e. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

2. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah setiap butir

pertanyaan dalam kuesioner tersebut benar-benar dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur dalam penelitian (Sugiyono,

2016). Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, dengan

mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan

jumlah tiap skor butir. Selanjutnya skor tiap butir dan skor total

dimasukan dalam rumus korelasi Pearson Product Moment sebagai

berikut (Sugiyono, 2016):

N  XY − ( X  Y )
r=
N  X 2 2

− ( X ) N  Y − ( Y )
2 2

Keterangan :

r = korelasi product moment

N = jumlah responden

X = skor pernyataan

Y = skor total
44

Dengan menggunakan derajat kebebasan yaitu df = n–2 dengan n adalah

jumlah sampel penelitian, sehingga dapat dicari r tabel.

Jika r hitung > r tabel, berarti kuesioner dinyatakan valid.

Jika r hitung ≤ r tabel, berarti kuesioner dinyatakan tidak valid.

3. Uji Reliabilitas

Reliabilitas pada dasarnya adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran

dapat dipercaya. Untuk mengukur reliabilitas digunakan rumus Alpha

Cronbach.

 k    b 
2

r= 1 − 2 
 k − 1   t 

Keterangan :

r = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

Σσ b2 = jumlah varians butir

σ t2 = varians total

Dengan α = 5 %, maka :

r hitung > r tabel berarti item tersebut dinyatakan reliabel

r hitung  r tabel berarti item tersebut dinyatakan tidak reliabel

4. Partial Least Square

PLS adalah analisis persamaan struktural (SEM) berbasis varian

yang dapat melakukan pengujian model pengukuran sekaligus pengujian

model stuktural sebagai prediksi pengembangan teori terdahulu. Salah

satu alat dengan cara kerja model prediksi dengan tujuannya untuk
45

menghindari masalah inderterminacy (adanya skor faktor berbeda

hitungan dari hasil faktor tunggal). PLS mengasumsikan semua ukuran

varian dapat dijelaskan dengan pendekatan estimasi variabel laten yang

dianggap sebagai kombinasi linear dari indikator. PLS pun member

model umum alat statistika seperti korelasi kanonikal, analisis

redundancy, regresi linear, MANOVA, dan principal component

analysis. Dan PLS menggunakan iterasi algoritma yang terdiri dari seri

ordinary least square (OLS) untuk menghindari masalah identifikasi

model yang bersifat non-recursive (Abdillah dan Jogiyanto, 2015).

a. Cara Kerja Partial Least Square

PLS didesain untuk menyelesaikan permasalahan yang

melibatkan banyaknya variabel dan ketika ukuran sampel yang kecil.

PLS dapat mendefinisikan variabel laten sebagai linear agregat dari

indikatornya. Metode estimasi dengan bobot variabel laten dapat

dilakukan dengan membangun inner model (yang menghubungkan

antar variabel) dan outer model (pengukuran untuk menghasilkan

dispesifikasi). Dan residual dari variabel dependen akan

menghasilkan skor prediksi yang optimum (Abdilah dan Jogiyanto,

2015)

Model pengukuran dan model struktural yang ada dalam PLS

terdapat tiga kategori yang pertama weight estimate untuk

menghasilkan skor variabel laten. Kedua, path estimate untuk

melihat nilai kontribusi tindakan dari perubahan variabel independen


46

terhadap variabel dependen yang menghasilkan nilai yang akan

muncul pada variabel dependen. Yang terakhir adalah hasil dari rata-

rata (mean).

Kategori pertama dalam cara kerja PLS untuk menghasilkan

weight estimate yang dihitung dalam iterasi algoritma. Weight

estimate digunakan untuk pengujian validitas dan reliabilitas

instrument. Iterasi kedua, path estimate untuk menghasilkan nilai

inner dan outer model. Fungsi dari inner model digunakan untuk

perhitungan signifikansi dalam pengjian hipotesis. Sementara fungs

dari outer model digunakan untuk pengukuran validitas konstruksi

(reflektif dan formatif). Dan iterasi yang ketiga ialah untuk

menghasilkan niali mean dan konstanta variabel laten yang

digunakan sebagai pengukuran sifat hubungan kualitas dan rata-rata

nilai sampel yang dihasilkan (Abdilah dan Jogiyanto, 2015).

b. Pengukuran Model (Outer Model)

Pengukuran outer model digunakan untuk menguji validitas konstruk

dan reliabilitas instrumen. Uji validitas untuk mengukur instrumen

penelitian yang seharusnya diukur. Uji reliabilitas untuk mengukur

konsistensi alat ukur dalam suatu konsep atau digunakan juga untuk

mengukur konsisten responden dalam menjawaban bagian dari

pertanyaan dalam kuisoner penelitian. Dalam pengujian validitas

memiliki tiga validitas yaitu:


47

1) Validitas Konstruk

Hasil yang baik dalam validitas konstruk diperoleh dari

pengukuran teori-teori yang menjelaskan suatu konstruk. Dan

untuk menguji validitas konstruk terdiri dari validitas konvergen

dan validitas diskriminan.

2) Validitas Konvergen

Uji konvergen dalam PLS memiliki indikator reflektif

yang berdasarkan loading factor (korelasi antara skor item atau

skor komponen dengan skor konstruk) dengan indikator yang

mengukur konstruk tersebut. Ukuran rule of thumb yang

digunakan untuk memeriksa awal matrik faktor ialah ±30 untuk

mempertimbangkan level minimal, untuk loading ±40 dianggap

lebih baik, dan loading> 0.50 dinilai signifikan secara praktikal.

Yang artinya, semakin tinggi nilai loading yag dihasilkan, maka

semakin penting peranan loading dalam menginterpretasikan

matrik faktor.

3) Validitas Diskriminan

Validitas diskriminan terjadi jika pengukur-pengukur

konstruk yang berbeda tidak berkorelasi tinggi dan

menghasilkan skor yang tidak memiliki korelasi. Uji validitas

diskriminasi berdasarkan pengukuran cross loading kontruknya.

Metode lain untuk menilai validitas diskriminasi dengan cara

membandingkan akar AVE untuk setiap konstruknya dengan


48

korelasi antar konstruk yang lain. Nilai yang dihasilkan AVE

harus lebih dari 0,7. Dan rumus yang digunakan dalam

menemukan hasil dari validitas diskriminan sebagai berikut:

Tabel 3. Uji validitas dalam model PLS menurut Chin (1995):

Uji Validitas Parameter Rule of Thumbs


Konvergen Faktor Loading Lebih dari 0,5
Diskrimanan Akar AVE dan Korelasi Akar AVE > korelasi
variabel laten variabel laten
Cross Loading Lebih dari 0,7 dalam
satu variabel

Selain terdapat uji validitas, terdapat pula uji reliabilitas

yang digunakan untuk mengukur konsistensi internal alat ukur.

Tujuan uji realibilitas untuk menunjukkan akurasi, konsistensi, dan

ketepatan alat ukur yang digunakan. Dalam uji reliabilitas terdapat

dua metode yaitu cronbach’s alpha (digunakan untuk mengukur

nilai batas bawah dari realibilitas) dan composite reliability (untuk

menemukan nilai sesungguhnya dari realibilitas dan nilai tersebut

jauh lebih bak dalam mengestimasikan konsistensi internal suatu

konstruk). Rule of thumb dari uji realibilitasnya lebih dari 0,7.

Penggunaan rumus dalam uji realibilitas sebagai berikut:


49

c. Model Struktural (Inner Model)

Penghitungan dalam model struktural R-Square (R²) untuk

konstruk dependen. Tujuan dari nilai R² untuk mengukur tingkat

variasi perubahan variabel independen terhadap variabel dependen.

Semakin tinggi nilai R² maka semakin baik nilai prediksinya dari

model penelitian yang diajukan. Namun, nilai dari R² bukanlah

penilaian yang absolut dalam mengukur ketepatan model prediksi,

akan tetapi hubungan teoritislah yang paling utama untuk

menjelaskan hubungan kausalitas.

Sementara nilai koefisien path atau inner model bertujuan

untuk menunjukkan tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis.

Nilai koefisian path atau inner model harus menunjukkan nilai T-

statistic harus diatas 1,96 untuk hipotesis dua ekor (two-tailed) dan

jika satu (one-tailed) hipotesis harus diatas 1,64 pada alpha 5 persen

dengan power 80 persen (Abdilah dan Jogiyanto, 2015)

d. Pengujian Hipotesis 1 sampai ke 3

Pengujan hipotesis dalam metode PLS dapat menggunakan

software PLS bernama SmartPLS 3.0, pengujian hipotesis juga dapat

dilakukan dengan melihat hasil nilai dari koefisien path atau inner

model yang menunjukkan nilai t-statistik berada diatas 1,96 untuk

hipotesis dua ekor dan pada alpha 5 persen. Dengan demikian

pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah:


50

Jika hasil dari nilai t hitung > t tabel, maka variabel perceived

usefullness, perceived easy of use, dan trust memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap continuence intention.

e. Pengujian Pengaruh Moderasi

Pengujian pengaruh moderasi dilakukan untuk menguji

pengaruh langsung dari variabel independen kepada variabel

dependen, dan mengetahui hubungan tidak langsung antara variabel

independen kepada variabel dependen melalui variabel moderasi.

Adanya pengaruh moderasi terjadi jika nilai dari t-hitung > 1,96

maka moderasi akan terpenuhi (Abdilah dan Jogiyanto, 2015).


51

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Responden

Penelitian ini merupakan survey pada konsumen yang menggunakan

Aplikasi Ovo di wilayah Purwokerto. Karakteristik dari 100 responden yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

1. Karakteristik Responden

a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada

tabel 4.

Tabel 4. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin


Jenis kelamin Jumlah (orang) Prosentase (%)
Laki-laki 56 56.00
Perempuan 44 44.00
Total 100 100.00

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pengguna

aplikasi OVO adalah laki-laki yaitu sebanyak 56 persen dan

perempuan sebanyak 44 persen. Meskipun responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan perpemuan, namun perbandingan keduanya

tidak berbeda jauh yang artinya kuesioner telah terdistribusi merata

dan baik. Jumlah frekuensi jenis kelamin membuktikan bahwa

responden laki-laki lebih banyak melakukan transaksi pembelian

secara online menggunakan Aplikasi OVO dibandingkan dengan

responden perempuan. Kebanyakan laki-laki menggunakan aplikasi

OVO untuk berbagai transaksi pembayaran seperti membayar listrik,


52

pulsa, paket data, pascabayar, asuransi, BPJS Kesehatan, dan juga tv

kabel.

b. Karakteritik responden berdasarkan usia


Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada

tabel 5.

Tabel 5. Karakteristik responden berdasarkan usia


Usia Jumlah (orang) Prosentase (%)
17-20 12 12.00
21-25 21 21.00
26-30 28 28.00
>30 39 39.00
Total 100 100.00

Berdasarkan tabel 5 di atas, diperoleh sebanyak 39 persen

merupakan responden dengan usia lebih dari 30 tahun, kemudian

sebanyak 28 orang pada rentang usia antara 26 – 30 tahun. Dari

usia diketahui bahwa sebagian pengguna aplikasi OVO pada usia

produktif dan lebih disering digunakan untuk melakukan transaksi

secara online misalnya untuk berbelanja, transfer ke berbagai

rekening sehingga lebih praktis dan efektif.

c. Karakteritik responden berdasarkan pekerjaan


Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat

pada tabel 6.

Tabel 6. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan Jumlah (orang) Prosentase (%)


Pelajar/Mahasiswa 31 31.00
Wiraswasta 35 35.00
Pegawai Swasata 21 21.00
PNS 8 8.00
Lainnya 5 5.00
Total 100 100.00
53

Hasil penelitian menunjukkan pekerjaan sebagian besar

responden adalah wiraswasta yaitu sebesar 35 persen, kemudian

pelajar/mahasiswa sebesar 31 persen. Ovo memang banyak

digunakan oleh mereka yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta

responden yang memiliki usaha sendiri. Penggunaan aplikasi ovo

akan memudahkan pengeloalan keuangan dari usahanya. Hal ini

dikarenakan sistem transaksi yang telah tercatat secara digital.

Pelaku usaha bisa membuka ulang riwayat penjualan setiap harinya,

sehingga lebih mudah menghitung jumlah pemasukan dan

pengeluaran dari unit usaha. Selain itu, cara menjadi merchant OVO

ini sangat membantu pelaku usaha kecil yang ingin mengelola

keuangan secara mandiri. Bukan hanya menghemat waktu untuk

mencatat pembukuan keuangan, pelaku usaha tidak perlu mencari

jasa akuntan, karena bisa langsung menghitung uang masuk dan

keluar setiap hari. Semua data benar-benar direkapitulasi secara

detail dalam riwayat transaksi digital akun merchant, dan responden

tidak akan melewatkan pembelian terkecil sampai terbesar dalam

satu hari tersebut.

d. Karakteritik responden berdasarkan pendapatan

Karakteristik responden berdasarkan pendapatan dapat dilihat

pada tabel 7.
54

Tabel 7. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan

Pendapatan Jumlah (orang) Prosentase (%)


< Rp1.000.000 6 6.00
Rp1.000.000 s.d 3.000.000 45 45.00
Rp3.100.000 s.d 5.000.000 37 37.00
> Rp5.000.000 12 12.00
Total 100 100.00

Hasil penelitian pada tabel 7 menunjukkan sebagian besar

responden memiliki pendapatan setiap bulannya antara Rp.

1.000.000 sampai dengan Rp. 3.000.000 yaitu sebesar 45 persen.

Terdapat pula responden dengan pendapatan antara Rp. 3.000.000 –

Rp. 5.000.0000 yaitu sebesar 37 persen, lebih dari Rp. 5.000.000

sebesar 12 persen. Aplikasi OVO memang banyak digunakan oleh

responden karena kemudahan dan keuntungan yang ditawarkan

seperti membeli voucher dengan diskon untuk berbagai kegiatan,

dari mulai voucher makanan dan minum di cafe-cafe ternama,

voucher tiket masuk tempat wisata, voucher menginap di hotel

hingga voucher berbelanja di toko-toko ternama. Voucher yang

ditawarkan tentu saja rata-rata berharga lebih murah dibandingkan

dengan membeli secara tunai di merchantnya langsung. Atau ada

pula voucher dengan harga diskon seperti voucher seharga 100 ribu

namun di jual di OVO seharga hanya 80 ribu saja. Selain itu aplikasi

OVO ternyata tidak hanya dapat digunakan untuk membayar

belanjaan atau tagiahan saja, saat ini OVO telah melengkapi

layanannya dengan program investasi yang menawarkan keuntungan

hingga 7% plus pertahunnya.


55

e. Karakteritik responden berdasarkan frekuensi menggunakan aplikasi

OVO

Karakteristik responden berdasarkan frekuensi menggunakan

aplikasi OVO dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 8. Karakteristik responden berdasarkan frekuensi


menggunakan aplikaso OVO

Frekuensi menggunakan Jumlah (orang) Prosentase (%)


apikasi OVO
1x 17 17.00
>1x 83 83.00
Total 100 100.00

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 83 persen responden

menggunakan aplikasi OVO lebih dari 1 kali. Dengan berbagai

kelebihan yang ditawarkan aplikasi OVO sangat mudah digunakan

bahkan bisa digunakan untuk mengelola pengeluaran dengan dudah.

Dalam aplikasi tersebut dilengkapi riwayat semua transaksi

pengeluaran yang pernah dilakukan. Membayar dengan aplikasi

OVO juga tidak tidak lagi disulitkan dengan harus menunggu

kembalian dari penjual, sehingga saat berbelanja bisa dilakukan

dengan lebih praktis dan cepat.

2. Deskripsi Jawaban Responden

Berikut ini merupakan jawaban responden terhadap variabel

persepsi kegunaan, dapat dilihat pada Tabel 9.


56

Tabel 9. Deskripsi jawaban responden terhadap variabel persepsi


kegunaan

Pernyataan STS TS N S SS Jumlah


Layanan mobile payment
OVO menjadikan pekerjaan 0 9 22 50 19 100
lebih mudah.
Fitur-fitur yang ada dalam
mobile payment OVO sangat 0 7 24 55 14 100
berguna.
Mobile payment OVO
menambah produktivitas 0 7 30 41 22 100
saya.
Mobile payment OVO
mempertinggi efektivitas 2 7 36 37 18 100
dalam bertransaksi saya.
Penggunaan mobile payment
OVO membantu saya dalam
0 5 40 39 16 100
meningkatkan kinerja
pekerjaan saya.
Jumlah 2 35 152 222 89 500
Persen 0.40 7.00 30.40 44.40 17.80 100.00

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa mayoritas responden

memberikan respon yang positif terhadap variabel persepsi kegunaan

dengan memberikan jawaban setuju, persentasenya yaitu sebanyak 44,40

persen, hal tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar responden

mempersepsikan bahwa mobile payment OVO berguna bagi responden.

Tabel 11 juga memberikan informasi bahwa terdapat sebagian responden

yang persentase nya cukup banyak yaitu sebesar 30,40 persen

memberikan pernyataan ragu-ragu, hal tersebut memberikan indikasi

bahwa terdapat sebagian kelompok responden yang masih merasa ragu-

ragu dengan kebergunaan dari Mobile payment OVO.

Berikut ini merupakan jawaban responden terhadap variabel

persepsi kemudahan penggunaan, dapat dilihat pada Tabel 10.


57

Tabel 10. Deskripsi jawaban responden terhadap variabel persepsi


kemudahan penggunaan

Jawaban
Pernyataan
STS TS N S SS Jumlah
Layanan mobile payment
OVO sangat mudah 0 0 27 59 14 100
digunakan.
Sistem yang ada pada
layanan mobile payment
0 1 35 52 12 100
OVO sangat mudah
dimengerti.
Saya tidak memerlukan
banyak usaha untuk
0 6 53 26 15 100
menggunakan mobile
payment OVO.
Mobile payment OVO
memberikan kemudahan bagi 0 4 45 42 9 100
siapapun yang menggunakan.
Mobile payment OVO mudah
dioperasikan sesuai dengan 0 3 47 42 8 100
keinginan.
Jumlah 0 14 207 221 58 500
Persen - 2.80 41.40 44.20 11.60 100.00

Dapat dilihat pada Tabel 10 bahwa persentase tertinggi dari

jawaban responden terhadap variabel persepsi kemudahan penggunaan

adalah sebesar 44,20 persen. Angka tersebut mewakili sebagian besar

responden yang memberikan jawaban skor 4 pada masing-masing item

yang mengukur persepsi kemudahan penggunaan. Hal tersebut

menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa mobile payment

OVO mudah digunakan. Terdapat juga sebagian kelompok responden

sebanyak 41,40 persen yang memberikan pernyataan ragu-ragu, artinya

masih ada kelompok responden yang merasa ragu bahwa mobile payment

OVO mudah digunakan.


58

Berikut ini merupakan jawaban responden terhadap variabel

kepercayaan, dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Deskripsi jawaban responden terhadap variabel kepercayaan

Jawaban
Pernyataan
STS TS N S SS Jumlah
Pengelola mobile payment
OVO memenuhi harapan 0 5 25 48 22 100
pelanggannya.
Pengelola mobile payment
OVO tidak menyembunyikan
0 10 35 45 10 100
informasi yang penting bagi
pelanggannya.
Pengelola mobile payment
0 9 36 45 10 100
OVO menjaga reputasinya.
Pengelola mobile payment
OVO memiliki perhatian
0 5 32 54 9 100
untuk memberikan pelayanan
terbaik bagi pelanggannya.
Pengelola mobile payment
OVO memberi keuntungan 1 14 24 49 12 100
bagi pelanggannya.
Pengelola mobile payment
OVO memiliki kemampuan
0 11 40 38 11 100
menyediakan barang yang
berkualitas bagi pelanggan.
Pengelola mobile payment
OVO memiliki kemampuan
0 9 44 36 11 100
yang baik dalam
mengamankan transaksi.
Jumlah 1 63 236 315 85 700
Persen 0.14 9.00 33.71 45.00 12.14 100.00

Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa mayoritas responden

memberikan persepsi yang positif terhadap pernyataan pada variabel

kepercayaan, hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden

percaya untuk menggunakan mobile payment OVO untuk layanan

bertransaksinya. Namun demikian, masih terdapat kelompok responden


59

yang memiliki keraguan dalam mempercayai mobile payment OVO

untuk digunakan dalam bertransaksi.

Berikut ini merupakan jawaban responden terhadap variabel

continuance intention, dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Deskripsi jawaban responden terhadap variabel continuance


intention to use

Jawaban
Pernyataan
STS TS N S SS Jumlah
Terus menggunakan layanan
0 7 33 50 10 100
OVO mobile payment.
Terus menggunakan layanan
mobile payment OVO
dibandingkan menggunakan 0 7 35 49 9 100
metode pembayaran yang
lain.
Akan menguunakan layanan
OVO mobile payment secara 0 11 36 39 14 100
kontinyu.
Jumlah 0 25 104 138 33 300
Persen - 8.33 34.67 46.00 11.00 100.00

Dapat dilihat pada Tabel 12 bahwa persentase tertinggi dari

jawaban responden terhadap variabel continuance intention adalah

sebesar 46,00 persen. Angka tersebut mewakili sebagian besar responden

yang memberikan jawaban skor 4 pada masing-masing item yang

mengukur continuance intention. Hal tersebut memberikan indikasi

bahwa sebagian besar responden memiliki minat untuk menggunakan

mobile payment OVO secara kontinyu dalam menunjang aktivitas

transaksi e-money. Terdapat juga sebagian kelompok responden

sebanyak 34,67 persen yang memberikan pernyataan ragu-ragu, artinya


60

masih ada kelompok responden yang memiliki keraguan untuk

menggunakan mobile payment OVO secara kontinyu.

3. Partial Least Square

a. Evaluasi Outer Model

1) Convergen Validity

Convergen validity digunakan mengukur variabel

penelitian masuk kategori valid atau tidak. Suatu indikator

dinyatakan valid jika nilai Loading Factor lebih besar dari 0,7

(Ghozali, 2015).

Tabel 13. Hasil analisis convergen validity

Persepsi Continuance
Persepsi
Indikator kemudahan Kepercayaan intention to
kegunaan
penggunaan use
PK_1 0,853 - - -
PK_2 0,863 - - -
PK_3 0,876 - - -
PK_4 0,827 - - -
PK_5 0,858 - - -
PKP_1 - 0,865 - -
PKP_2 - 0,810 - -
PKP_3 - 0,859 - -
PKP_4 - 0,760 - -
PKP_5 - 0,837 - -
K_1 - - 0,836 -
K_2 - - 0785 -
K_3 - - 0,780 -
K_4 - - 0,821 -
K_5 - - 0,853 -
K_6 - - 0,817 -
K_7 - - 0,815 -
CI_1 - - - 0,834
CI_2 - - - 0,835
CI_3 - - - 0,885
61

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa nilai loading

untuk semua indikator nilainya lebih besar dari cut of value

0,70, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua indikator adalah

valid dan bisa dilanjutkan pada proses analisis selanjutnya.

Artinya indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini

benar-benar mengukur atau merepresentasikan variabel yang

diteliti.

2) Diskriminant Validity

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk

menilai discriminant validity adalah yaitu dengan

membandingkan nilai akar kuadrat dari Average Variance

Extracted untuk setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk

dengan konstruk lainnya. Menurut Ghozali (2015) model

mempunyai discriminant validity yang cukup apabila akar AVE

setiap konstruk lebih besar dari korelasi antar konstruk. Hasil

analisis untuk discriminant validity disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14. Hasil analisis discriminant validity

Persepsi Continuance
Persepsi
Variabel kemudahan Kepercayaan intention to
kegunaan
penggunaan use
Persepsi
0.856
kegunaan
Persepsi
kemudahan 0.603 0,827
penggunaan
Kepercayaan 0.565 0,597 0,816
Continuance
intention to 0.779 0,684 0,707 0.852
use
62

Berdasarkan Tabel 1146 diketahui nilai akar AVE untuk

masing-masing variabel sudah lebih besar dari nilai korelasi

antar konstruknya. Artinya validitas diskriminan terpenuhi.

3) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji akurasi,

konsistensi dan ketepatan instrumen dalam mengukur konstruk.

Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

Composite reliability dan cronbach alphaRule of thumb yang

biasanya digunakan untuk menilai reliabilitas konstruk yaitu

nilai cronbach alpha dan composite reliability harus lebih besar

dari 0,70 (Ghozali, 2015). Hasil analisis composite reliability

disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15. Hasil analisis cronbach alpha dan composite


reliability

Cronbach Composite Cut of


Variabel Keterangan
Alpha Reliability Value
Persepsi
0.905 0.932 0,70 Reliabel
kegunaan
Persepsi
kemudahan 0.884 0.887 0,70 Reliabel
penggunaan
Kepercayaan 0.916 0.918 0,70 Reliabel
Continuance
intention to 0.811 0.815 0,70 Reliabel
use

Berdasarkan Tabel 17 diketahui nilai cronbach alpha dan

composite reliability untuk masing-masing variabel sudah

memenuhi kriteria yang ditentukan, yaitu lebih besar dari 0,7,


63

sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel dalam

penelitian ini adalah reliabel.

b. Evaluasi Inner Model

Inner model menggambarkan pengaruh antar variabel. Evaluasi

inner model dilakukan dengan melihat nilai R square, Hasil analisis R

Square dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Hasil analisis evaluasi inner model

Variabel R Square Rule of Thumb Kesimpulan


0,67, 0,33 dan 0,19
Continuance
(Menunjukkan model
intention to 0,738 Kuat
kuat, moderate dan
use
lemah (Chin, 1998)

Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat nilai R Square untuk variabel

Continuance intention to use yaitu sebesar 0,738. Hal tersebut

menunjukkan bahwa variabel Continuance intention to use

dipengaruhi oleh variabel persepsi kegunaan, persepsi kemudahan

penggunaan, dan kepercayaan sebesar 73,8 persen. Karena nilai R-

Square lebih besar dari 0,67 maka model masuk dalam kriteria kuat.

c. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk melihat signifikansi

variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Variabel bebas dinyatakan

berpengaruh terhadap variabel terikat jika nilai t statistik memiliki

nilai lebih besar dari 1,96 dan p value atau signifikansi di bawah alpha

0,05. Selain menguji hipotesis pengaruh antar variabel bebas dan

variabel terikat, penelitian ini juga menguji pengaruh moderasi


64

variabel gender dalam hubungan antara persepsi kegunaan dan

persepsi kemudahan penggunaan terhadap continuance intention to

use.

Proses analisis dilakukan menggunakan bantuan software PlS 3,

yang memungkinkan analisis moderasi dilakukan dengan langsung

melalui metode interaksi. Penilaian untuk melihat ada tidaknya

pengaruh moderasi adalah dengan melihat nilai signifikansi variabel

interaksi antara familiaritas dengan daerah asah dengan persepsi

kemudahan penggunaan, jika nilai signifikansinya kurang dari 0,05

maka dapat disimpulkan variabel familiaritas dengan daerah asal

memoderasi hubungan antara persepsi kemudahan penggunaan dan

continuance intention to use. Hasil uji t dan nilai signifikansi masing-

masing variabel dapat dilihat pada tabel 17.

Tabel 17. Hasil analisis uji t dan signifikansi

No Kausalitas antar variabel Coefficient t statistic p value


Persepsi kegunaan ->
1 0,455 4,981 0.000
Continuance intention to use
Persepsi kemudahan penggunaan
2 0,216 2,657 0.008
-> Continuance intention to use
Kepercayaan -> Continuance
3 0,316 3,942 0.000
intention to use
Moderasi gender dalam
hubungan antara persepsi
4 -0,028 0,308 0.758
kegunaan dan Continuance
intention to use
Moderasi gender dalam
hubungan antara persepsi
5 0,061 0,840 0.401
kemudahan dan Continuance
intention to use
65

Berdasarkan tabel diatas diperoleh keterangan hasil pengujian

hipotesis sebagai berikut:

a) Hasil Pengujian Hipotesis Pertama

Berdasarkan data pada tabel 19 diketahui nilai t statistik

variabel persepsi kegunaan terhadap continuence intention

sebesar 4,981 dengan nilai p value sebesar 0,000. Karena nilai t

statistik lebih besar dari 1,96 dan p value kurang dari 0,05

dengan arah positif maka dapat disimpulkan bahwa persepsi

kegunaan berpengaruh positif terhadap continuence intention.

Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin baik persepsi

responden terhadap kegunaan OVO mobile payment, maka

semkain tinggi minat responden untuk menggunakan OVO

mobile payment secara kontinyu. Dengan demikian hipotesis

pertama yang menyatakan “Persepsi kegunaan memberikan

pengaruh positif terhadap continuence intention” dapat

diterima.

b) Hasil Pengujian Hipotesis Kedua

Berdasarkan data pada tabel 19 diketahui nilai t statistik

variabel persepsi kemudahan penggunaan terhadap continuence

intention sebesar 2,657 dengan nilai p value sebesar 0,008.

Karena nilai t statistik lebih besar dari 1,96 dan p value kurang

dari 0,05 dengan arah positif maka dapat disimpulkan bahwa

persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif terhadap


66

continuence intention. Hal tersebut menunjukkan bahwa

semakin baik persepsi responden terhadap kemudahan

penggunaan OVO mobile payment, maka semkain tinggi minat

responden untuk menggunakan OVO mobile payment secara

kontinyu. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan

“Persepsi kemudahan penggunaan memberikan pengaruh positif

terhadap continuence intention” dapat diterima.

c) Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga

Berdasarkan data pada tabel 19 diketahui nilai t statistik

variabel kepercayaan terhadap continuence intention sebesar

3,942 dengan nilai p value sebesar 0,000. Karena nilai t statistik

lebih besar dari 1,96 dan p value kurang dari 0,05 dengan arah

positif maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan berpengaruh

positif terhadap continuence intention. Hal tersebut

menunjukkan bahwa semakin tinggi kepercayaan responden

terhadap OVO mobile payment, maka semkain tinggi minat

responden untuk menggunakan OVO mobile payment secara

kontinyu. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan

“Kepercayaan memberikan pengaruh positif terhadap

continuence intention” dapat diterima.

d) Hasil Pengujian Hipotesis Keempat

Berdasarkan Tabel 19 diketahui nilai t statistik variabel

moderasi gender dalam hubungan antara persepsi kegunaan


67

terhadap continuance intention to use ebesar 0,308 dengan nilai

p sebesar 0,758. Karena nilai t statistik lebih kecil dari 1,96 dan

p value lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa gender

tidak memoderasi hubungan antara persepsi kegunaan terhadap

continuance intention to use. Hal tersebut menunjukkan bahwa

gender dalam konteks penelitian ini bukan variabel yang secara

nyata mampu meningkatkan atau menurunkan pengaruh dari

persepsi kegunaan terhadap continuance intention to use OVO

mobile payment. Dengan demikian hipotesis keempat yang

menyatakan “Gender mampu menjadi pemoderasi pada

pengaruh perceived usefulness terhadap continuence intention”

ditolak.

e) Hasil Pengujian Hipotesis Kelima

Berdasarkan Tabel 19 diketahui nilai t statistik variabel

moderasi gender dalam hubungan antara persepsi kemudahan

penggunaan terhadap continuance intention to use sebesar 0,840

dengan nilai p value masing-masing sebesar 0.401. Karena nilai

t statistik lebih kecil dari 1,96 dan p value lebih dari 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa gender tidak memoderasi hubungan

antara persepsi kemudahan penggunaan terhadap continuance

intention to use. Hal tersebut menunjukkan bahwa gender dalam

konteks penelitian ini bukan variabel yang secara nyata mampu

meningkatkan atau menurunkan pengaruh dari persepsi


68

kemudahan penggunaan terhadap continuance intention to use

OVO mobile payment. Demikian juga hipotesis kelima yang

menyatakan “Gender mampu menjadi pemoderasi pada

pengaruh perceived ease of use terhadap continuence intention”

ditolak.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh persepsi kegunaan terhadap continuance intention to use

Hasil analisis memberikan bukti empiris bahwa persepsi kegunaan

berpengaruh positif terhadap continuance intention to use. Semakin baik

persepsi responden terhadap kegunaan OVO mobile payment, maka

semakin tinggi minat responden untuk menggunakan OVO mobile

payment secara kontinyu. Sebaliknya semakin buruk persepsi responden

terhadap kegunaan OVO mobile payment, maka minat responden untuk

menggunakan OVO mobile payment secara kontinyu akan semakin

rendah.

Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki

persepsi yang baik terhadap kegunaan OVO mobile payment. Bagi

sebagian besar responden, OVO mobile paymet mempermudah

pekerjaan, fitur-fitur OVO mobile payment sangat berguna,

meningkatkan produktivitas, meningkatkan efektvitas dalam bertransaksi,

serta membantu meningkatkan kinerja pekerjaan.


69

Bagi orang-orang dengan mobilitas yang tinggi dan jadwal

pekerjaan yang banyak, bertransaksi secara langsung akan sangat

membutuhkan waktu dan tenaga, OVO mobile payment memberikan

keleluasaan kepada konsumen untuk melakaukan transaksi-transaksi

hanya melalui aplikasi yang diinstal dalam smartphone. Sebagai contoh

ketika seseorang ingin membayar tagihan listrik PLN, BPJS, Pulsa dan

transaksi lainnya, akan sangat menyita waktu ketika orang tersebut harus

datang ke tempat/loket pembayaran masing-masing tagihan tersebut,

OVO memiliki fitur-fitur untuk menyelesaikan pembayaran tagihan-

tagihan tersebut melalui aplikasi sehingga waktu yang dimiliki menjadi

lebih efisien dan bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih produktif.

Selain memiliki fitur untuk pembayaran tagihan, OVO mobile

payment juga memiliki fitur transfer uang, sehingga ketika seseorang

ingin melakukan transfer tidak perlu datang ke kantor bank tetapi bisa

dilakukan melalui aplikasi OVO mobile payment, selain itu fitur yang tak

kalah bermanfaat yaitu OVO memiliki fitur untuk melakukan investasi

melalui reksadana yang dikelola oleh bareksa yang merupakan lembaga

pengelola investasi yang terpercaya di bawah pengawasan Otoritas Jasa

Keuangan. Kondisi tersebut dirasakan oleh sebagian besar responden

yang menilai bahwa OVO mobile payment sangat berguna dalam

menunjang pembayaran transaksi sehari-hari, sehingga mendorongnya

untuk terus menggunakan OVO mobile payment.


70

Adanya bukti empiris pengaruh positif persepsi kegunaan terhadap

continuance intention to use mendukung penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Susanto et al (2015); Wu dan Chen (2017) serta Hsu dan

Lin (2019) yang memperoleh kesimpulan bahwa persepsi kegunaan

berpengaruh positif terhadap continuance intention to use.

2. Pengaruh persepsi kemudahan penggunaan terhadap continuance

intention tu use

Hasil analisis memberikan bukti empiris bahwa persepsi

kemudahan penggunaan (continuance intention to use). Semakin baik

persepsi responden terhadap kemudahan penggunaan OVO mobile

payment, maka semakin tinggi minat responden untuk menggunakan

OVO mobile payment secara kontinyu. Sebaliknya semakin buruk

persepsi responden terhadap kemudahan penggunaan OVO mobile

payment, maka minat responden untuk menggunakan OVO mobile

payment secara kontinyu akan semakin rendah.

Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki

persepsi yang baik terhadap kemudahan penggunaan OVO mobile

payment. Sebagian besar responden memiliki persepsi bahwa OVO

mobile paymet mudah digunakan, mudah dimengerti, tidak memerlukan

usaha yang banyak dalam mengoperasikannya, memberikan kemudahan,

serta mudah dioperasikan sesuai dengan keinginan pengguna. Seperti

yang sebelumnya telah dijelaskan ada banyak fitur bermanfaat yang

dimiliki OVO mobile payment yang memudahkan pengguna dalam


71

melalukan transaksi. Fitur-fitur tersebut didesain dalam sebuah aplikasi

smartphone dengan user interface yang mudah dioperasikan. Fitur-fitur

didesain dalam tampilan yang menarik, dengan layout yang rapih dan

disertai dengan keterangan yang sangat jelas, sehingga pengguna akan

dengan mudah untuk mengerti dalam mengoperasikannya. Kondisi

tersebut menjadi cerminan bahwa OVO mobile payment adalah aplikasi

yang user friendly, sehingga dipersepsikan mudah digunakan oleh

pengguna, sehingga pengguna memiliki minat untuk terus menggunakan

OVO mobile payment.

Adanya bukti empiris pengaruh positif persepsi kemudahan

penggunaan terhadap continuance intention to use mendukung penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Esfahani et al (2018) yang memperoleh

kesimpulan bahwa persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif

terhadap continuance intention to use.

3. Pengaruh kepercayaan terhadap continuance intention tu use

Hasil analisis memberikan bukti empiris bahwa kepercayaan

memberikan pengaruh terhadap continuance intention to use. Semakin

tinggi rasa percaya responden dalam menggunakan OVO mobile

payment, maka semakin tinggi minat responden untuk menggunakan

OVO mobile payment secara kontinyu. Sebaliknya semakin rendah rasa

percaya responden dalam menggunakan OVO mobile payment, maka

minat responden untuk menggunakan OVO mobile payment secara

kontinyu akan semakin rendah.


72

Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki

kepercayaan terhadap OVO mobile payment dalam hal pemenuhan

terhadap layanan yang diharapkan pengguna, keterbukaan informasi,

menjaga reputasi pengguna, memberikan pelayanan terbaik bagi

pengguna, memberikan keuntungan bagi pengguna, serta keamanan

dalam bertransaksi. Dalam memberikan kepercayaan kepada pengguna

dalam menggunakan OVO mobile payment, pihak vendor dalam aplikasi

OVO payment telah memberikan penjelasan yang lengkap mengenai

jaminan keamanan dalam bertransaksi. Fitur keamanan yang ada dalam

OVO mobile payment yaitu pengguna harus menggunakan password

untuk setiap transaksi yang dilakukan, sehingga transaksi hanya

dilakukan oleh pihak yang bersangkutan, dan sudah dilengkapi dengan

scan sidik jari, sehingga bisa meminimalisir kemungkinan aplikasi

dibajak oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Selain itu telah

tercantum di menu profile di aplikasi OVO mobile payment mengenai

kebijakan privasi, yang isinya menjelaskan bahwa data-data yang

diberikan pengguna saat registrasi dijamin keamanannya, sehingga

reputasi pengguna terjaga. OVO juga berkomitmen dalam melayani

pengguna dengan pelayanan terbaik yaitu dengan memberikan fitur yang

lengkap serta layanan komplain jika mengalami masalah berkaitan

dengan OVO mobile payment. Kepercayaan yang dibangun akan

mendorong pengguna untuk menggunakan OVO mobile payment secara

kontinyu. Adanya bukti empiris pengaruh positif kepercayaan terhadap


73

continuance intention to use mendukung penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Saqib (2019) yang memperoleh kesimpulan bahwa

persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap continuance intention to

use.

4. Moderasi gender pada pengaruh persepsi kegunaan derhadap

continuance intention to use

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gender tidak memoderasi

pengaruh persepsi kegunaan terhadap continuance intention to use pada

aplikasi OVO. Tidak adanya moderasi tersebut karena memang ada

perbedaan kebiasaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan

dalam pengambilan keputusan dan kebiasaan yang berbeda menggunakan

suatu aplikasi termasuk OVO (Kim, et al., 2010). Dalam menggunakan

mobile payment, laki-laki lebih mengandalkan kesan public dan reputasi

dari platform tersebut untuk menilai kredibilitasnya, sedangkan

perempuan cenderung memiliki kekhawatiran ketika mengadapi aktivitas

baru dan lebih menghindari resiko. Hal ini membuat perempuan lebih

mempererhatikan keamanan saat mencoba hal baru disamping karena

munculnya rasa takut akan resiko finansial dan privasi menggunakan

layanan mobile payment, yang menyebabkan intensi pengguna yang

berkelanjutan (Yang, et al., 2015). Kondisi tersebut membuat gender

tidak bisa dijadikan sebagai indikator yang memperkuat pengaruh

pengaruh persepsi kegunaan dan kemudahan penggunaan terhadap

continuance intention to use pada aplikasi OVO


74

5. Moderasi gender pada pengaruh kemudahan penggunaan terhadap

continuance intention to use

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gender tidak memoderasi

pengaruh kemudahan penggunaan terhadap continuance intention to use

pada aplikasi OVO. Kondisi tersebut terjadi akibat perbedaan sikap dan

pandangan dalam memutuskan menggunakan aplikasi termasuk OVO

(Kim, et al., 2010). Kesan publik dan reputasi dari platform menjadi

pertimbangan laki-laki dalam menggunakan mobile payment. Berbeda

dengan perempuan yang justru sering khawatir dan tidak mengambil

resiko sehingga faktor keamanan menjadi pertimbangan untuk

mengurangi resiko privasi menggunakan layanan mobile payment, yang

pada akhirnya menimbulkan keinginan pengguna yang berkelanjutan

(Yang, et al., 2015). Kondisi tersebut membuat gender tidak bisa

dijadikan sebagai indikator yang memperkuat pengaruh pengaruh

kemudahan penggunaan terhadap continuance intention to use pada

aplikasi OVO
75

V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

1. Persepsi kegunaan mempunyai pengaruh terhadap Continuence Intention,

hal ini menunjukkan semakin persepsi konsumen terhadap kegunaan

mobil payment, semakin tinggi keinginan menggunakan secara

berkelanjutan mobil payment tersebut.

2. Persepsi kemudahan penggunaan mempunyai pengaruh terhadap

Continuence Intention. Hal ini menunjukkan semakin mudah konsumen

menggunakan aplikasi mobil payment, semakin tinggi intensitas

menggunakan mobil payment secara berkelanjutan dalam berbagai

transaksi.

3. Kepercayaan mempunyai pengaruh terhadap Continuence Intentionin,

artinya semakin tinggi kepercayaan pada konsumsun terhadap aplikasi

mobil payment, maka keinginan menggunakannya secara berulang juga

semakin tinggi.

4. Gender tidak memoderasi pengaruh persepsi kegunaan terhadap

Continuence Intention. Hal ini menunjukkan gender memiliki prsepsi

yang berbeda terhadap kegunaan mobil payment sehingga perbedaan

tersebut tidak berdampak pada keinginannya menggunakan secara

berulang mobil payment tersebut.

5. Gender tidak memoderasi pengaruh persepsi kemudahan terhadap

Continuence Intention. Hal ini karena perbedaan persepsi dalam


76

kemudahan menggunakan mobil payment sehingga perbedaan tersebut

tidak berdampak pada keinginannya menggunakan secara berulang mobil

payment tersebut.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Untuk penelitian selanjutknya bisa menambahkan variabel

security karena faktor tersebut menjadi pertimbangan pada perempuan

dalam menggunakan aplikasi baru. Diharapkan penelitian mendatang

mengganti variabel moderator dengan variabel yang dinilai bisa

menjembatani kausalitas model yang telah dibangun seperti variabel

demografi lainnya selain gender.

2. Implikasi Manajerial

a. Untuk meningkatakan keinginan menggunakan aplikasi OVO secara

berkerlanjutan, perusahaan dapat melakukannya dengan memberikan

layanan yang dapat dipercaya seperti menyesuaikan dengan

ekspektasi pengguna dalam penyediaan layanan, dan memiliki

integritas sesuai dengan syarat dan ketentuan atau janji yang telah

disampaikan ke pengguna layanan seperti jumlah cashback,

merchant yang bekerjasama, dan sebagainya.

b. Untuk mempermudah penggunaan OVO, sebaiknya OVO

memberikan petunjuk penggunaan bagi para pengguna baru pada

saat melakukan transaksi, sehingga para pengguna baru tidak


77

membutuhkan banyak usaha saat menggunakan OVO. Dan

sebaiknya OVO memberikan kemudahan dalam melakukan upgrade

dari OVO Club ke OVO Premium agar pengguna dapat menikmati

fitur-fitur layanan OVO yang lebih lengkap.

c. Meningkatkan keinginan konsumen agar mau menggunakan aplikasi

OVO secara berkerlanjutan, maka layanan harus menjaga integritas

data dan privasi, sehingga pengguna dapat mempercayai layanan.

Data pengguna layanan mobile payment yang disimpan pada cloud

harus memiliki standarisasi, minimalisir operator error dan access

control policies sehingga dapat mengurangi akses yang tidak sah

dalam penyimpanan data pengguna layanan, sehingga data pengguna

terjamin, dapat dipercaya sehingga memiliki intensi yang

berkelanjutan, untuk terus menggunakan layanan mobile payment ke

depannya.

C. Keterbatasan Penelitian

Data penelitian diperoleh melalui kuesioner dengan bantuan google

form, adanya kemungkinan bias pengisian kuesioner menjadi keterbatasan

dalam penelitian ini karena penulis tidak bisa langsung mendapatkan data

langsung dari konsumen. Kondisi ini terjadi karena pada masa pandemi,

masyarakat lebih memiliki melakukan transaksi di rumah dibandingkan harus

langsung mengunjungi outlet.


78

Oleh karena ini, untuk menyempurnakan hasil penelitian, bagi

peneliti selanjutnya ada baiknya melakukan penyebaran kuesioner secara

langsung agar hasil kuesioner dapat lebih baik.


79

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, W., dan Jogiyanto. 2015. Partial Least Square (PLS) : Alternatif
Structural Equation Modeling (SEM) dalam Penelitian Bisnis. Yogyakarta
: Andi.

Ajzen, I., & Fishbein, M., 1975. “Belief, Attitude, Intention, and Behavior: An
Introduction to Theory and Research”, 129-385, Addison-Wesley, Reading,
MA.

Al-maghrabi, T., Dennis, C., Halliday, S. V., dan BinAli, A. 2011. Determinants
of Customer Continuance Intention of Online Shopping, International
Journal of Business Science and Applied Management, 6 (1):42-65.

Akbar M.M and Parvez. 2009. Impact of Service Quality, Trust, and Customer
Satisfaction Loyalty, ABAC Journal, Vol. 29, No.1.Januari, 24-38.

Amijaya, Gilang Rizky. 2010. “Pengaruh Persepsi Teknologi Informasi,


Kemudahan, Resiko dan Fitur Layanan Terhadap Minat Ulang Nasabah
Bank Dalam Minat Menggunakan Internet Banking (Studi Pada Nasabah
Bank BCA)”. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro.

Amoroso, D., & Lim, R. 2017. The mediating effects of habit on continuance
intention. International Journal of Information Management, 37(6), 693–
702

Anonim. Peraturan Bank Indonesia Nomor : 14/2/PBI/2018 tentang uang


elektronik

Ashraf, Rana Umari, Fujun Hou & Wasim Ahmad. 2018. Understanding
Continuance Intention to Use Social Media in China: The Roles of
Personality Drivers, Hedonic Value, and Utilitarian Value. International
Journal of Human Computer Interaction Volume 35.

Au, Y.A. & Kauffman, R.J., 2008. The economics of mobile payments:
understanding stakeholder issues for an emerging financial technology
application. Electronic Commerce Research and Applications, 7(2),
pp.141–164.

Bailey, A., Pentina, I., Mishra, A.S, & Mimoun, M.S. 2017. Mobile payments
adoption by US consumers: an extended TAM. International Journal of
Retail & Distribution Management, Vol. 45 Issue: 6.

Barnes, Janes G. 2003. Secret of Customer Relationship Management, Andi,


Yogyakarta.
80

Bhattacherjee, A., 2001. “Understanding information systems continuance:


anexpectation-confirmation model,” MIS Quarterly (25:3), 2001a, 351-
370

Bhattachherjee, A., Johan, P. And Clive, S., 2008, Information Technology


Continuance: A Theoretic Extension and Empirical Test, The Journal of
Computer Information Systems, Vol.49, No.1, pp.17-26.

Ceva Lavenja Arahita dan Jurry Hatammimi. 2015. Factors Affecting the
Intention to Reuse Mobile Banking Service. Factors Affecting the
Intention to Reuse Mobile Banking Services.International Journal of
Research in Business and Social Sciences,4(4), 15-23

Chang, H. H. 2008. Intelligent agents technology characteristics applied to online


auctions’ task: A combined model of TTF and TAM. Technovation, 28(9),
564-577

Chen, Minghong and Xianjun Qi., 2015, Members’ Satisfaction and Continuance
Intention: A Socio-technical Perspective, Industrial Management & Data
Systems, Vol.155, Iss 6, pp.1132-1150.

Chin, L. P., & Ahmad, Z. A. 2015. Perceived Enjoyment And Malaysian


Consumers’ Intention To Use A Single Platform E-Payment. EDP
Sciencies, 18, 1009 (p.1001)- 1009 (p.1009).

Chong, A. Y. (2013). Understanding Mobile Commerce Continuance Intentions:


An Empirical Analysis of Chinese Consumers. Journal of Computer
Information Systems, 53(4), 22-30.

Davis, F.D., 1989. Perceived usefulness, perceived ease of use, and user
acceptance of information technology. MS Quarterly (online), Vol. 13 Iss.
3, pg. 319 - 340.

Davis, F.D., 1989. “ User Acceptance Of Computer Technology : A Comparison


Of Two Theoretical Models,”. MS , Vol. 35, No. 8

Hallegatte, D., & Nantel, J. 2010. The intertwined effect of perceived usefulness,
perceived ease of use and trust in a website on the intention to return. The
EBusiness Review, 6, 1-5.

Hamid, A.A. Razak , F.Z. A. Bakar, A.A. Abdullah, W.S.W. (2016). The Effects
of Perceived Usefulness and Perceived Ease Of Use On Continuance
Intention To Use E - Government. Procedia Economic aand Finance. 35
(2016 644-649).

Hidayat-ur-rehman, I., Mokhtar, S. A., & Katan, H. 2016. An Empirical Analysis


of Consumers’ Continuance Intention Towards Online Shopping.
Mediterranean Journal of Social Sciences, 7(5), 95–104.
81

Homniem, Chutikarn., dan Nathaya Pupat. 2020. The Factors Influencing Thai
Passenger’s Intention To Reuse Grab Car Service In Bangkok. AU-GSB e-
Journal, Vol 13, No 1, page 41-51.

Hong Zhu, D., & Ying L. Y. P. Chang, L. 2017. Understanding the Intention to
Continue Use of a Mobile Payment Provider: An Examination of Alipay
Wallet in China. International Journal of Business and Information, 12(4),
369–390.

Hoy, M. & Milne, G., 2010. Gender differences in privacyrelated measures for
young adult facebook users. Journal of Interactive Advertising, Volume 10,
pp. 28-45.

Hozhabri, A., Raeesi, R., Nor, K.Md. Salimianriz, H., Tayebiniya, J. 2014. Online
Re-Purchase Intention: Testing Expectation Confirmation Model ECM on
Online Shopping Context in Iran. 8 thInternational Conference.

Hsu, CL., Lin, J.CC. Understanding continuance intention to use online to offline
(O2O) apps. Electron Markets 30, 883–897 (2020).
https://doi.org/10.1007/s12525-019-00354-x.
Hu, P. J., Brown, S. A., Thong, J. Y. L., Chan, F. K. Y., & Tam, K. Y. 2009.
Determinants of Service Quality and Continuance Intention of Online
Services: The Case of eTax. Journal of American Society for Information
Science and Technology, 60(2), 292–306.

Irmadhani dan Nugroho, Mahendra Adhi. 2012. Pengaruh Persepsi


Kebermanfaatan,Persepsi Kemudahan Penggunaan dan Computer Self
Efficacy, Terhadap Penggunaan Online Banking Pada Mahasiswa S1
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Kajian Pendidikan &
Akuntansi Indonesia, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta,
Vol 1, No 3 (2012).

Jajak Pendapat, 2018. Mobile payment in Indonesia. [Online] Available at:


https://jajakpendapat.net/pdf/16869/indonesia-mobilepayment-trend-2018-
--jakpat-free-survey-report [Diakses 20 04 2019].

Jogiyanto, 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Andi Offset, Yogyakarta.

Juniwati. 2015. Pengaruh Perceived Ease of Use, Enjoyment dan Trust Terhadap
Repurchase Intention dengan Customer Satisfaction Sebagai Intervening
pada Belanja Online (Studi Pada Mahasiswa Universitas Tanjungpura
Pontianak). Universitas Tanjungpura. Jurnal Ekonomi Bisnis dan
Kewirausahaan. Vol. 4, No. 1, pp. 140-156.
82

Khalilzadeh, Jalayer, et al. 2017. Security-related factors in extended UTAUT


model Payment in the Restaurant Industry. Computers In Human
Behaviour

Kim, B. (2011). Understanding Antecedents of Continuance Intention in Social-


Networking Services. Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking,
14(4), 199-205

Kim, C., Mirusmonov, M., & Lee, I. 2013. An Empirical Examination of Factors
Influencing the Intention to Use Mobile Payment. Computers in Human
Behavior, 26(3): 310–322

Kim, Soon Hong., dan Byong Kook Yoo. 2020. Factors Influencing the Reuse of
Mobile Payment Services in Retail. Journal of Distribution Science,
Volume 18, No. 3, page 53-65.

Ladkoom, Kobthong., dan Bundit Thanasopon. 2020. Factors Influencing Reuse


Intention of e-Payment in Thailand: A Case Study of PromptPay.
International Conference on Enterprise Information System (ICEIS), 5-7
May, 2020.

Li, Yan., Yanqing Duan., Zetian Fu., and Philip Alford. 2011. An Empirical Study
on Behavioural Intention To Reuse E-Learning Systems in Rural China.
British Journal of Educational Technology.

Kuisma, Tuire & Laukkanen, Tommi & Hiltunen, Mika. (2007). ‘Mapping the
Reasons for Resistance to Internet Banking: A Means-End Approach’.
International Journal of Information Management.
Liebana-Cabanillas et al. 2014. Antecedents of the adoption of the new mobile
payment systems : The moderating effect of age. Computers in Human
Behavior, 35., 464–478

Liébana-Cabanillas, F., Muñoz-Leiva, F. & SánchezFernández, J., 2018. A global


approach to the analysis of user behavior in mobile payment systems in the
new electronic environment. Service Business, 12(1), pp. 25- 64.

Lin, X., Featherman, M. & Sarker, S., 2016. Understanding factors affecting users'
social networking site continuance: A gender difference perspective.
Information & Management, Volume 54

Luarn, P., & Lin, H. H. 2005. Toward an understanding of the behavioral


intention to use mobile banking. Computers in human behavior, 21(6),
873-891.
83

Martin, S. S. & Torres, N. J., 2011. Online buying perceptions in Spain: Can
gender make a difference?. Electronic Markets, Volume 21, pp. 267-281.

Marangunić, N., dan Granić, A., 2015, Technology acceptance model: a literature
review from 1986 to 2013. Universal Access in the Information Society,
14(1), 81–95.

Mehranfar, Alireza. Mohsen Norouzi, and Alireza Sharifinejad. 2015, The Survey
of Perceived Service Quality Dimensions on Customer Satisfaction, Trust,
and Loyalty in E-Commerce. MAGNT Research Report (ISSN. 1444-
8939), Vol.3 (2). PP: 1282-1294

Movanita, A.N.K. 2018. Dalam setahun pengguna Ovo melonjak 400 persen.
Diakses dari https://ekonomi.kompas.com/read/2018/12/20

Mowen, John dan Michael Minor. 2002. Perilaku Konsumen. Jakarta : Erlangga

Mu, H. L., & Lee, Y.-C. 2017. Examining the Influencing Factors of Third-Party
Mobile Payment Adoption: A Comparative Study of Alipay and WeChat
Pay. Journal of Information Systems

Nadia Afira dan Elevita Yuliati. 2019. Factors Affecting Reuse Intention on
Mobile Shopping Application. Iptek Journal of Proceedings Seris No 5.

Nasution, M. N. 2004. Manajemen Mutu Terpadu. Ghalia Indonesia, Jakarta.

OVO becomes Indonesia’s fifth unicorn startup, Rudiantara says. 2019. The
Jakarta Post. Retrieved from
https://www.thejakartapost.com/news/2019/10/08/ovo-becomesindonesias-
fifth-unicorn-startup-rudiantara-says.html.

Phonthanukitithaworn, C., Sellitto, C, & Fong, M.W.L (2016). An investigation of


mobile payment (mpayment) services in Thailand. Asia-Pacific Journal of
Business Administration, Vol. 8 Iss 1

Parastanti, K., dan Hidayat. 2014. Pengaruh Prior Online Purchase Experience
Terhadap Trust Dan Online Repurchase Intention (Survey Pada Pelanggan
Zalora Indonesia Melalui Website Www.Zalora.Co.Id). Jurnal
Administrasi Bisnis, Vol.16, No. 1, pp. 01-07.

play.google.com/OVO/review,2019

Rahmad, Andri Daisy, Astuti Endang Siti dan Riyadi. 2017. Pengaruh
Kemudahan Terhadap Kepercayaan Dan Penggunaan SMS Banking (Studi
pada Mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis Universitas. Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 43 No.1 Februari 2017|
84

Rimadias, S., & Listya, N. (2016). Technology Acceptance Model (TAM)


Sebagai Pembentuk Behavioral Intention to Use pada Penggunaan
Aplikasi Go-Jek. FMI, 12, 165–181.

Rouibah, K., Abbas, H., & Rouibah, S. (2011). Factors affecting camera mobile
phone adoption before e-shopping in the Arab world. Technology in
Society, 33(3-4), 271- 283.

Saqib, Anassrulloh Rizky. 2019. Pengaruh Perceived Usefulness, Perceived Ease


Of Use, Structural Assurance, Dan Social Influence Terhadap Intention To
Reuse Dimediasi Oleh Trust (Studi pada Pengguna Aplikasi OVO di
Kediri Town Square). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas
Brawijaya, Volume 7, No 2.

Shao, Z., Zhang, L., Li, X. & Guo, Y., 2019. Antecedents of trust and continuance
intention in mobile payment platforms: The moderating effect of gender.
Electronic Commerce Research and Applications, Volume 33, p. 100823.

Simbolon, Alber Sean. 2020. The Effect Of Perceived Ease Of Use, Perceived
Usefulness, Trust, Customer Satisfaction And Online Payment Reuse
Intention (Case Study In Ovo Application User Pontianak). Jurnal
Manajemen Update, Volume 9, No 2.

Shomad, A. C. and B. Purnomosidhi. 2013 "Pengaruh kepercayaan, persepsi


kegunaan, persepsi kemudahan, dan persepsi risiko terhadap perilaku
penggunaan E-commerce." Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB 1(2)

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. PT Alfabet.


Bandung.

Susanto, T. D., & Aljoza, M. (2015). Individual Acceptance of e-Government


Services in a Developing Country: Dimensions of Perceived Usefulness
and Perceived Ease of Use and the Importance of Trust and Social
Influence. Procedia Computer Science, 72, 622–629.

Susanto, A., Chang, Y. and Ha, Y. 2016, "Determinants of continuance intention


to use the smartphone banking services: An extension to the expectation-
confirmation model", Industrial Management & Data Systems, Vol. 116
No. 3, pp. 508-525. https://doi.org/10.1108/IMDS-05-2015-0195
Suwandi, M. A dan Azis, Elvira. 2018. Faktor- faktor yang Mempengaruhi
Penggunaan E- Money pada Generasi Millenials (Studi Kasus pada
Mahasiswa S1 IPB). E-Proceeding of Management, 5(3): 3104- 3111.

Tazkiyyaturrohmah, Rifqy. Eksistensi Uang Elektronik Sebagai Alat Transaksi


Keuangan Modern. Jurnal Muslim Heritage Vol 3 No 1 Mei 2018.
85

Tun, Phyo Min. 2020. Factors Influencing Intention to Reuse Mobile Banking
Services for the Private Banking Sector in Myanmar. ASEAN Journal of
Management & Innovation, Vol. 7. No. 1, page 63-78.

Umar, Husein. 2000. Riset Pemasasan dan Perilaku Konsumen. PT Gramedia


Pustaka Utama, Jakarta.

Vankatesh, V, & Davis, F.D. 2000. A Theoretical Extension of the Technology


Acceptance Model: Four Longitudinal FieldStudies. Management Science,
Vol. 46, No. 2

Venkatesh, V & Morris, M.G. 2000. Why Don't Men Ever Stop to Ask for
Directions? Gender, Social Influence, and Their Rolein Technology
Acceptance and Usage Behavior. MIS Quarterly, Vol. 24, No. 1, pp. 115-
139.

Venkatesh, V., dkk. 2012. Consumer Acceptance and Use Information


Technology: Extending The Unified Theory of Acceptance and Use of
Technology. MIS Quarterly, 36: 157–178.

Widjana, Aditya Mahardika. 2010. Determinan Faktor Penerimaan Terhadap


Internet Banking Pada Nasabah Bank Di Surabaya. Thesis Program Pasca
Sajrana. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surabaya.

Wu, J., Liu, L, & Huang, L. 2017. Consumer acceptance of mobile payment
across time: Antecedents and moderating role of diffusion stages.
Industrial Management & Data Systems, Vol. 117 Issue: 8, pp.1761-1776.

Wu, B., & Chen, X. 2017. Continuance intention to use MOOCs: Integrating the
technology acceptance model (TAM) and task technology fit (TTF)
model. Computers in Human Behavior, 67, 221–232.
doi:10.1016/j.chb.2016.10.028
Yuan, W. 2010. Improved trust-aware recommender system using small-
worldness of Trust Networks. Dissertation for the degree of PhD, the
faculty of the graduate school of computer engineering, Kyung Hee
University, Seoul, Korea.

Zaidi, S. D. A., Gondal, B. J., Yasmin, A., Rizwan, M., & Urooj, M. (2015).
Antecedents of Online Shopping Intention: A Study held in Pakistan.
Journal of Sociological Research, 5(1), Pages-231

Zhou, T., 2014. Understanding the determinants of mobile payment continuance


usage. Industrial Management and Data Systems, 114(6), pp.936–948.
86

Lampiran 1. Kuesioner

A. Identitas Responden

1. Nama :…………………………………………………

2. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan

3. Usia : .….. tahun

4. Pekerjaan : (Pilih salah satu jawaban alternatif)

 Pelajar/Mahasiswa

 Wiraswasta

 Pegawai Swasta

 Pegawai Negeri

 Lainnya…….(sebutkan)

5. Berapakah uang saku/pendapatan per bulan?

 < Rp. 1.000.000,-

 Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 3.000.000,-

 > Rp. 3.000.000,- s/d Rp. 5.000.000,-

 > Rp. 5.000.000,-

6. Sudah berapa kali anda menggunakan aplikasi OVO?

 1 kali

 > 1 kali
87

B. Kuesioner
1. Petunjuk Pengisian Kuesioner
Pahami pernyataan berikut ini, kemudian berilah jawaban sesuai
dengan persepsi anda dengan memberi tanda (√) pada kolom yang
tersedia dengan satu pilihan jawaban.
2. Keterangan Kolom Jawaban:
Skor 1 : Sangat Tidak Setuju (STS)
Skor 2 : Tidak Setuju (TS)
Skor 3 : Netral / Ragu-ragu (N)
Skor 4 : Setuju (S)
Skor 5 : Sangat Setuju (SS)
I. Continuance Intention

No. PERNYATAAN STS TS N S SS


1. Saya akan terus menggunakan
layanan OVO mobile payment.
2. Saya akan terus menggunakan
layanan mobile payment OVO
dibandingkan menggunakan metode
pembayaran yang lain.
3. Sebisa mungkin saya akan
menguunakan layanan OVO mobile
payment secara kontinyu.

II. Persepsi Kegunaan


No. PERNYATAAN STS TS N S SS
1. Layanan mobile payment OVO menjadikan
pekerjaan lebih mudah.
2. Fitur-fitur yang ada dalam mobile payment
OVO sangat berguna.
3. Mobile payment OVO menambah
produktivitas saya.
4. Mobile payment OVO mempertinggi
efektivitas dalam bertransaksi saya.
5. Penggunaan mobile payment OVO membantu
saya dalam meningkatkan kinerja pekerjaan
saya.
88

III. Persepsi Kemudahan Penggunaan


No. PERNYATAAN STS TS N S SS
1. Layanan mobile payment OVO sangat
mudah digunakan.
2. Sistem yang ada pada layanan mobile
payment OVO sangat mudah dimengerti.
3. Saya tidak memerlukan banyak usaha untuk
menggunakan mobile payment OVO.
4. Mobile payment OVO memberikan
kemudahan bagi siapapun yang
menggunakan.
5. Mobile payment OVO mudah dioperasikan
sesuai dengan keinginan.

IV. Kepercayaan
No. PERNYATAAN STS TS N S SS
1. Saya merasa bahwa pengelola
mobile payment OVO akan
memenuhi apa yang diharapkan
oleh pelanggannya.
2. Saya merasa bahwa pengelola
mobile payment OVO tidak akan
menyembunyikan informasi yang
penting bagi pelanggannya.
3. Saya merasa bahwa pengelola
mobile payment OVO akan selalu
menjaga reputasinya.
4. Saya merasa bahwa pengelola
mobile payment OVO memiliki
perhatian untuk memberikan
pelayanan terbaik bagi
pelanggannya.
5. Saya merasa bahwa pengelola
mobile payment OVO memiliki
kemauan untuk memberikan
keuntungan bagi pelanggannya.
6. Saya merasa bahwa pengelola
mobile payment OVO memiliki
kemampuan untuk menyediakan
barang yang berkualitas bagi
pelanggan.
7. Saya merasa bahwa pengelola
mobile payment OVO memiliki
kemampuan yang baik dalam
mengamankan transaksi.
89

Lampiran 2. Tabulasi Data Penelitian


Persepsi Kegunaan Persepsi Kemudahan Penggunaan
No Jml Jml
PK_1 PK_2 PK_3 PK_4 PK_5 PKP_1 PKP_2 PKP_3 PKP_4 PKP_5
1 3 4 3 5 3 18 4 4 5 4 4 21
2 3 2 2 2 2 11 4 4 3 4 3 18
3 5 5 5 5 5 25 4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20
5 5 4 4 4 5 22 5 5 5 4 4 23
6 2 2 2 1 2 9 3 3 3 3 3 15
7 3 3 3 4 3 16 3 3 2 4 3 15
8 2 3 4 2 4 15 3 4 3 3 3 16
9 4 3 3 3 3 16 3 3 3 3 3 15
10 4 4 5 4 4 21 4 4 4 3 4 19
11 5 5 5 5 5 25 5 5 5 4 4 23
12 5 5 5 5 4 24 5 4 5 5 5 24
13 4 3 4 5 4 20 4 4 3 4 4 19
14 5 4 5 5 5 24 4 3 3 4 4 18
15 3 4 3 3 3 16 3 3 3 3 2 14
16 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 4 16
17 4 4 4 4 5 21 5 5 5 5 5 25
18 5 4 5 4 5 23 4 4 4 3 4 19
19 4 4 5 5 5 23 5 5 5 4 4 23
20 4 4 4 3 4 19 4 3 3 3 3 16
21 4 3 3 3 3 16 4 4 3 3 3 17
22 3 3 2 3 3 14 3 3 2 3 3 14
23 4 4 4 4 3 19 4 4 3 3 3 17
24 3 3 3 2 3 14 4 5 2 2 3 16
25 5 4 4 5 4 22 5 5 5 3 3 21
26 4 4 3 4 4 19 4 4 4 4 4 20
27 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25
28 3 3 4 3 3 16 3 3 3 3 3 15
29 4 4 4 4 3 19 4 4 3 3 3 17
30 4 3 4 4 3 18 4 4 4 4 3 19
31 2 2 2 2 2 10 3 3 3 3 3 15
32 3 4 3 3 3 16 4 4 3 3 3 17
33 4 4 4 3 3 18 4 4 3 4 3 18
34 4 3 3 3 3 16 4 4 3 3 3 17
35 4 4 3 3 3 17 4 3 3 3 4 17
36 4 4 3 3 3 17 4 3 3 4 3 17
37 4 4 4 4 3 19 3 3 2 3 3 14
38 4 5 4 4 4 21 4 4 4 4 4 20
39 2 2 2 1 2 9 5 5 5 4 4 23
40 5 5 5 4 5 24 5 5 5 4 4 23
41 5 5 5 5 5 25 5 4 4 4 5 22
42 4 4 4 4 4 20 4 3 4 3 3 17
43 4 3 4 4 4 19 4 4 3 3 3 17
44 4 5 4 4 4 21 4 4 3 3 3 17
45 5 5 5 5 5 25 5 5 5 4 5 24
46 3 4 4 3 4 18 4 4 4 4 4 20
47 5 5 5 4 5 24 4 4 4 4 4 20
48 5 4 4 4 4 21 4 4 4 4 4 20
49 5 5 5 5 5 25 5 5 4 5 5 24
50 2 3 3 3 3 14 3 3 3 3 3 15
90

Persepsi Kegunaan Persepsi Kemudahan Penggunaan


No Jml Jml
PK_1 PK_2 PK_3 PK_4 PK_5 PKP_1 PKP_2 PKP_3 PKP_4 PKP_5
51 4 4 4 4 4 20 5 4 5 4 4 22
52 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20
53 4 5 5 4 4 22 4 4 3 5 4 20
54 4 4 3 3 4 18 3 3 3 3 3 15
55 3 4 4 4 3 18 4 4 4 4 4 20
56 4 4 3 4 3 18 4 4 3 4 4 19
57 5 4 5 5 5 24 4 4 3 4 4 19
58 3 4 5 4 4 20 4 3 3 5 4 19
59 4 4 4 3 4 19 3 3 3 4 3 16
60 4 4 5 3 3 19 3 3 3 3 3 15
61 4 3 4 3 4 18 3 4 4 4 4 19
62 3 4 4 4 3 18 3 4 3 3 4 17
63 4 4 3 4 4 19 3 3 3 3 3 15
64 4 4 4 3 3 18 3 3 3 3 3 15
65 4 4 4 3 3 18 4 4 3 3 3 17
66 2 2 2 3 2 11 3 3 3 5 3 17
67 4 4 3 3 3 17 3 3 3 3 3 15
68 4 4 3 4 3 18 4 4 4 4 4 20
69 5 4 5 3 3 20 3 3 3 3 3 15
70 4 4 4 3 4 19 4 4 4 4 4 20
71 5 4 5 4 4 22 4 5 5 4 4 22
72 5 4 5 4 5 23 4 4 4 4 4 20
73 3 3 3 2 3 14 4 4 3 3 4 18
74 3 3 4 4 3 17 4 3 3 3 3 16
75 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20
76 5 4 5 4 4 22 4 4 5 4 5 22
77 4 4 3 3 4 18 4 3 3 3 3 16
78 2 3 2 2 3 12 4 3 3 4 3 17
79 4 3 3 3 4 17 3 3 2 2 3 13
80 4 4 3 3 4 18 4 3 3 3 3 16
81 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 15
82 3 3 3 3 3 15 3 3 3 2 3 14
83 4 4 3 4 3 18 4 4 3 4 4 19
84 3 4 4 3 4 18 4 4 4 3 4 19
85 4 4 4 3 3 18 3 3 3 3 3 15
86 4 5 4 4 4 21 4 4 3 3 3 17
87 2 2 3 2 3 12 3 3 2 3 3 14
88 3 4 4 3 4 18 4 3 3 3 3 16
89 2 2 3 3 3 13 4 4 3 3 3 17
90 3 4 4 5 5 21 4 4 3 4 4 19
91 4 3 4 3 3 17 3 2 3 2 2 12
92 4 3 4 5 3 19 4 3 3 4 5 19
93 4 4 4 3 4 19 4 4 4 3 3 18
94 4 5 4 5 4 22 4 4 3 4 3 18
95 3 3 3 4 4 17 4 4 4 4 4 20
96 4 4 5 5 4 22 5 4 5 5 4 23
97 4 3 3 3 3 16 4 4 3 3 2 16
98 3 4 3 4 4 18 4 4 4 3 4 19
99 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20
100 4 4 4 5 4 21 4 4 4 5 4 21
91

Kepercayaan Continuance Intention


No Jml Jml
K_1 K_2 K_3 K_4 K_5 K_6 K_7 CI_1 CI_2 CI_3
1 4 4 4 4 4 3 3 26 4 3 3 10
2 4 4 3 4 3 3 3 24 4 3 3 10
3 4 4 4 4 4 4 4 28 4 5 5 14
4 4 4 4 4 4 4 4 28 4 3 4 11
5 5 5 5 5 5 5 5 35 4 4 5 13
6 2 3 3 3 2 2 3 18 2 3 2 7
7 5 5 4 3 3 4 3 27 3 4 3 10
8 4 3 2 3 2 3 2 19 3 3 4 10
9 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 3 9
10 5 4 4 3 4 3 4 27 4 4 4 12
11 5 5 5 5 5 5 5 35 4 4 5 13
12 5 3 4 4 3 4 3 26 5 5 4 14
13 3 3 2 2 2 3 2 17 4 3 3 10
14 4 4 4 4 3 4 4 27 4 4 4 12
15 4 4 3 4 2 3 3 23 3 3 2 8
16 3 4 3 4 4 4 3 25 4 4 4 12
17 4 4 3 4 4 3 4 26 4 5 5 14
18 5 5 5 4 4 3 4 30 4 4 5 13
19 5 4 4 4 4 5 5 31 5 4 5 14
20 4 4 3 3 4 4 3 25 4 3 4 11
21 3 3 3 3 3 3 3 21 3 4 3 10
22 3 2 2 3 3 3 2 18 2 2 2 6
23 4 2 4 4 4 3 4 25 4 3 4 11
24 4 3 4 4 4 3 4 26 3 2 2 7
25 4 4 4 4 4 4 4 28 4 5 4 13
26 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 12
27 5 5 5 5 5 5 5 35 5 5 5 15
28 3 3 3 3 3 3 3 21 3 2 3 8
29 4 3 4 4 4 3 4 26 4 4 4 12
30 4 4 3 4 4 4 3 26 3 4 3 10
31 3 2 3 3 3 3 3 20 2 3 2 7
32 3 3 3 3 2 3 3 20 3 3 3 9
33 4 4 4 4 4 4 4 28 4 3 4 11
34 5 3 2 4 4 4 4 26 4 3 3 10
35 3 3 3 3 3 4 3 22 3 4 3 10
36 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 12
37 3 3 3 4 4 4 4 25 3 4 4 11
38 4 3 4 4 4 3 3 25 4 3 3 10
39 5 5 5 5 5 5 5 35 3 4 4 11
40 5 4 4 5 5 4 4 31 4 4 4 12
41 4 4 3 4 4 4 5 28 5 5 5 15
42 4 4 4 4 3 5 4 28 4 4 5 13
43 4 3 4 3 4 4 4 26 3 3 4 10
44 4 4 3 4 4 3 4 26 4 4 4 12
45 5 5 5 5 5 5 5 35 4 4 5 13
46 5 4 4 4 5 3 3 28 4 4 4 12
47 5 5 4 5 5 5 5 34 4 4 4 12
48 5 4 4 4 4 4 4 29 4 4 4 12
49 5 4 5 4 5 4 5 32 4 5 5 14
50 4 4 4 3 3 2 2 22 3 2 2 7
92

Kepercayaan Continuance Intention


No Jml Jml
K_1 K_2 K_3 K_4 K_5 K_6 K_7 CI_1 CI_2 CI_3
51 5 4 4 4 4 4 4 29 4 4 4 12
52 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 12
53 5 4 5 4 4 5 5 32 5 4 5 14
54 4 3 3 3 3 3 3 22 3 3 3 9
55 4 3 3 4 4 4 4 26 4 3 3 10
56 3 3 4 4 4 4 3 25 4 4 3 11
57 4 4 4 4 5 4 4 29 5 4 5 14
58 5 4 4 5 3 3 3 27 5 4 3 12
59 4 4 3 4 4 3 3 25 4 3 3 10
60 2 3 2 3 2 2 3 17 3 4 4 11
61 3 4 3 4 4 4 3 25 3 4 4 11
62 4 3 4 4 4 4 4 27 4 4 3 11
63 3 3 3 3 2 3 3 20 3 3 3 9
64 3 4 4 3 3 4 4 25 4 3 4 11
65 4 3 3 4 4 3 3 24 3 4 3 10
66 2 2 3 3 2 2 3 17 2 3 3 8
67 4 3 4 4 4 4 3 26 3 4 4 11
68 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 3 11
69 4 4 4 4 3 4 4 27 4 4 4 12
70 4 4 3 3 3 3 4 24 3 3 3 9
71 4 3 3 3 2 2 3 20 4 4 3 11
72 4 3 4 4 4 4 3 26 4 4 3 11
73 3 4 4 3 2 2 2 20 3 3 2 8
74 4 3 3 4 4 4 3 25 3 4 3 10
75 4 3 4 4 4 2 4 25 4 4 4 12
76 4 4 4 3 4 4 4 27 4 5 4 13
77 3 3 3 3 3 3 4 22 3 3 3 9
78 2 2 3 2 2 2 2 15 2 3 2 7
79 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 3 9
80 4 4 4 4 3 3 3 25 3 3 3 9
81 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 3 9
82 4 4 4 4 4 3 3 26 3 2 2 7
83 3 3 3 3 4 3 3 22 4 4 3 11
84 2 2 3 2 2 2 2 15 3 4 4 11
85 3 4 4 4 4 4 3 26 4 4 4 12
86 4 4 2 2 4 4 4 24 4 5 4 13
87 4 4 3 4 4 3 4 26 3 3 4 10
88 3 3 3 4 3 3 3 22 4 4 3 11
89 3 2 2 3 3 3 3 19 2 2 2 6
90 5 5 5 5 4 3 3 30 4 4 4 12
91 3 3 2 2 2 2 2 16 2 3 2 7
92 3 2 3 3 1 2 2 16 3 2 4 9
93 4 3 4 3 4 4 3 25 5 3 3 11
94 4 4 4 4 3 3 3 25 4 3 3 10
95 3 2 3 3 2 3 3 19 5 3 3 11
96 5 5 4 4 5 5 3 31 4 4 5 13
97 4 2 2 3 4 3 4 22 3 3 3 9
98 4 3 4 4 4 3 3 25 3 4 4 11
99 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 12
100 5 4 5 4 5 5 5 33 5 4 4 13
93

Lampiran 3. Output PLS


Convergen Validity
94

R Square

Cronbach’s Alpha, Composite Reliability dan Average Variance Extracted

Discriminant Validity
95

Coefficient, T Statistic, and P Value


96

Lampiran 4. Gambar Output PLS


Coefficient dan Loading Factor
97

T Statistic, Coefficient, dan P Value

Anda mungkin juga menyukai