Anda di halaman 1dari 94

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP

KINERJA KARYAWAN PT. SURABAYA PERDANA ROTOPACK


DI SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Manajemen

Oleh :

M. Samsul Arif

0712010076 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI

Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan


PT. Surabaya Perdana Rotopack Di Surabaya

Disusun Oleh :

M. SAMSUL ARIF
0712010076 / FE / EM

Telah dipertahankan dihadapan yang diterima oleh Tim Penguji Skripsi


Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur pada tanggal 30 September 2011

Pembimbing Tim Penguji :


Utama Ketua

Dra. Ec. Hj. Kustini. MSi Dr. H. Ali Maskun, MS

Sekretaris

Dra. Ec. Hj. Kustini, MSi

Anggota

Dra. Ec. Sulastri I, MM

Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur

Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM


NIP. 196309241989031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP


KINERJA KARYAWAN PT. SURABAYA PERDANA ROTOPACK
DI SURABAYA

Yang diajukan

M. SAMSUL ARIF

0712010076 / FE / EM

telah disetujui untuk ujian skripsi oleh:

Pembimbing Utama

Dra. Hj. Kustini. MSi Tanggal : ...............................

Mengetahui
Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Drs.Rahman Amrullah Suwaidi. MS


NIP. 1960003301986031003

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunianya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Kepuasan Kerja Dan

Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karywan PT. Surabaya Perdana Rotopack Di

Surabaya”. Dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Strata

Satu (S1) Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Surabaya.

Skripsi ini telah melalui beberapa diskusi dan mendapatkan masukan serta koreksi dari

para dosen maupun pelaku yang terlibat dalam pekerjaan dengan harapan skripsi ini dapat

mencapai tujuan dan sasaran.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan banyak terimah kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur

2. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Dr. Muhadjir Anwar, MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Sumarto, SE, MS selaku Dosen Pembimbing yang telah memberi saran, nasihat serta

bantuan bimbingan selama masa skripsi.

5. Dra Ec. Nuruni Ika Kusuma Wardhani, MM selaku Dosen Wali yang telah memberi

saran, nasihat serta bantuan selama masa kuliah.

 
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6. Kedua Orangtuaku serta Saudara-Saudaraku yang telah banyak memberikan dorongan,

doa, dan kesabaran yang tidak terkira sihingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen, Staf dan Karyawan yang telah membagikan ilmunya dan membantu

dalam proses kuliah.

8. Seluruh Sahabat, Teman, Kawan dan Rekan yang telah memberikan dukungan dan

bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Pihak-pihak lain yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini memberikan manfaat dan dapat

menambah wawasan bagi kami dan pembaca umumnya. Semoga ALLAH SWT

senantiasa membimbing kita menuju jalannya dan melimpahkan rahmat serta hidayahnya

bagi semua pihak yang telah banyak membantu kami dalam penyusunan skripsi ini.

Surabaya, September 2011

Penulis

ii 

 
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………........………. i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………... iii

DAFTAR TABEL …………………………………………………………………... viii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………….. x

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………... xi

ABSTRAKSI ………………………………………………………………………….. xii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang …….……………………………………………………. 1

1.2 Perumusan Masalah ……………………………………………………. 10

1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………….. 10

1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………………… 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………..…. 12

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu …………….……………………………... 12

2.2 Landasan Teori ……..……………………………………………….…. 14

2.2.1. Kinerja Karyawan ……….…………………………………………. 14

2.2.1.1. Pengertian Kinerja Karyawan ……………………..…….. 14

2.2.1.2. Faktor-Faktor Kinerja Karyawan …………………..…. 16


iii 

 
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.1.3. Unsur-Unsur Kinerja Karyawan …………………..... 16

2.2.1.4. Indikator Kinerja Karyawan …………………………... 18

2.2.2. Kepuasan Kerja ……………….……………………………….… 19

2.2.2.1. Pengertian Kepuasan Kerja ……….………..………… 19

2.2.2.2. Manfaat Kepuasan Kerja …………………………….... 20

2.2.2.3. Faktor-Faktor Kepuasan Kerja ………………...………. 22

2.2.2.4. Indikator Kepuasan Kerja …………………....………... 23

2.2.3. Disiplin Kerja ….…….…………………………….…………...… 25

2.2.3.1. Pengertian Disiplin Kerja ………..…………………….. 25

2.2.3.2. Jenis-Jenis Disiplin Kerja ….……...…………………… 25

2.2.3.3. Faktor-Faktor Disiplin Kerja…………………………… 26

2.2.3.4. Hal-Hal Penunjang Disiplin Kerja ………………..……. 27

2.2.3.5. Cara Menegakkan Disiplin Kerja ………….…………... 28

2.2.3.6. Indikator Disiplin Kerja ………………………………… 30

2.2.4. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan ………… 31

2.2.5. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan …….…….. 32

2.3. Kerangka Konseptual ………………………………………………….... 33

2.4. Hipotesis ………………………………………………………………… 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………..……………………...…….… 35

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ……………….……….. 35

iv 

 
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.1.1. Definisi Operasional ……………………..……………………… 35

3.1.2. Pengukuran Variabel …………………………………………….. 38

3.2. Teknik Penentuan Sampel ………………………………………………. 39

3.2.1. Populasi ….…………………………………………….………… 39

3.2.2. Sampel ……………………………………………….………..… 39

3.3. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………..…. 41

3.3.1. Jenis Data ……………………………………………...……….. 41

3.3.2. Sumber Data ……………………………………………………. 42

3.3.3. Pengumpulan Data ……………………………………….…….. 42

3.4. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis ………………………………. 42

3.4.1. Teknik Analisis ………………………………………………….. 42

3.4.2. Uji Realiabilitas dan Validitas ………..………………………… 44

3.4.3. Uji Outlier dan Multivariat …………………………………….. 44

3.4.3.1. Uji Outlier Univariat ………………………..…………. 45

3.4.3.2. Uji Outlier Multivariat …………………………..……. 45

3.4.4. Uji Normalitas Data ………………………………………….... 46

3.4.5. Uji Hipotesis …………………………………………………… 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………….… 49

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian …………………………………….. 49

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ……………………………………. 49


 
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.1.2. Visi Dan Misi Perusahaan ……...………………………………. 50

4.1.3. Lokasi Perusahaan …………………………….……………..…. 50

4.1.4. Sturktur Organisasi …………………………....………………… 51

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ………………………………………………. 52

4.2.1. Hasil Jawaban Responden Tentang Kepuasan Kerja …...……….. 54

4.2.2. Hasil Jawaban Responden Tentang Displin Kerja ………………. 56

4.2.3. Hasil Jawaban Responden Tentang Kinerja Karyawan ……….….. 57

4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis ……………………………………….. 58

4.3.1. Uji Validitas ……………………………………………………. 58

4.3.2. Uji Reliabilitas ……………………..…………………………… 59

4.3.3. Uji Construct Reliability & Variance Extracted …………….… 60

4.3.4. Uji Normalitas ………………………………………………….. 62

4.3.5. Uji Multicoloniarity dan Singularity …………………..……….. 63

4.3.6. Uji Outlier ………………………………………………………. 64

4.3.7. Confirmatory Factor Analysis ………………………………...… 65

4.3.7.1. Confirmatory Factor Analysis Job Satisfaction …...…. 65

4.3.7.2. Confirmatory Factor Analysis Job Disipline ……..…… 66

4.3.7.3. Confirmatory Factor Analysis Job Performance ……....…66

4.3.8. Structural Equation Modeling dan Pengujian Hipotesis ……….. 66

4.3.8.1. Evaluasi Model One-Step Approach to SEM ……….….. 66

4.3.8.2. Uji Kausalitas ………………………………………….. 69


vi 

 
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.4. Pembahasan …………………………………………………………….. 70

4.4.1. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan ………. 70

4.4.2. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan …..….….. 71

4.4.3. Kinerja Karyawan ……………………………………...…..…… 72

BAB V Kesimpulan dan Saran …………………………………………………………. 76

5.1. Kesimpulan ……………………………………………………………… 76

5.2. Saran ……………………………………………………………………. 76

vii 

 
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR GAMBAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Konseptual ……………………………….………………….. 33

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Model SEM ………………………………………………………………. 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Struktur Organisasi ……………………………………………………...… 51

4.2 Model Specification Base Model ………………………………………….. 67

4.3 Model Specification Modification Model …………………………………. 68

ix 
  Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Data Tingkat Ketidakhadiran Karyawan Tahun 2007 – 2010 .…. 4

1.2 Data Tingkat Keterlambatan Karyawan Tahun 2007 – 2010 ……. 5

1.3 Pencapaian Target Produksi Tahun 2010 ……………………….. 7

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Goodness Of Fit Indices …………………………………………. 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Umur Responden ….……………………….………..…………... 52

4.2 Jenis Kelamin Responden ……………………………………….. 52

4.3 Lama Bekerja Responden ……………………………………….. 53

4.4 Jenjang Pendidikan Responden …………………………………. 53

4.5 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Tentang Kepuasan Kerja …… 54

4.6 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Tentang Disiplin Kerja ……. 56

4.7 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Tentang Kinerja Karyawan …... 57

4.8 Standart Factor Loading & Construct Dengan

Confirmatory Factor Analysis ...……………………………..…… 58


viii 

 
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.9 Pengujian Reliabilitas …………………………………………….. 60

4.10 Construct Reliability & Variance Extracted ………………….. 61

4.11 Assement Of Normality ………………………………………… 62

4.12 Uji Outlier Multivariate ………………………………………… 64

4.13 Standardized Regression Weights Untuk Job Satisfaction ……….. 65

4.14 Standardized Regression Weights Untuk Job Disipline ………..….. 65

4.15 Standardized Regression Weights Untuk Job Performance …..…... 66

4.16 Evaluasi Kriteria Goodness Of Fit Indices Base Model …………. 67

4.17 Evaluasi Kriteria Goodness Of Fit Indices Modification Model … 68

4.18 Uji Kausalitas Antar Faktor ….…………………………………… 69

4.19 Data Frekuensi Kepuasan Kerja …………………..……………… 70

4.20 Data Frekuensi Disiplin Kerja …….……………………………… 71

4.21 Data Frekuensi Kinerja Karyawan ……..……………………….... 72

ix 

 
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA
KARYAWAN PADA PT. SURABAYA PERDANA ROTOPACK DI SURABAYA

Oleh :

M. Samsul Arif

ABSTRAKSI

Dalam era teknologi dan informasi yang berkembang pesat, bangsa Indonesia lebih
menekankan pada masalah sumber daya manusia dalam masa pembagunannya, atau lebih
khususnya pada peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai titik sentral bagi
pembangunan nasional. Dalam suatu organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu
factor yang penting dari beberapa factor lain. Manusia saling berhubungan diantara satu dengan
lainnya, sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebeluimnya. Tujuan dari penelitian ini untuk membuktikan pengaruh positif
antara hubungan kepuasan kerja, disiplin kerja dan kinerja pada karyawan PT. Surabaya Perdana
Rotopack. Dari beberapa teori diatas, maka penelitian ini mengambil objek pada PT. Surabaya
Perdana Rotopack yang ada pada saat ini tengah menghadapi masalah pada jumlah karyawan
yang absen. PT. Surabaya Perdana Rotopack adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa
percetakan.

Variabel penelitian adalah kepuasan kerja (X1) yang terdiri dari tingkat pekerjaan
menyenangkan dan sesuai dengan keinginan (X1.1), kondisi tempat kerja sangat baik (X1.2),
saling membantu dan mendukung dalam bekerja (X1.3), budaya kerja pegawai (X1.4),
menghargai waktu dan pedoman kerja (X1.5), dan pegawai berprestasi (X1.6). Disiplin Kerja
(X2) yang terdiri dari ketaatan (X2.1), kepatuhan (X2.2), kesadaran (X2.3), dan pengendalian
diri (X2.4). Sedangkan pada kinerja karyawan (Y) terdiri dari kualitas pekerjaan (Y1), kuantitas
pekerjaan (Y2), supervise yang diperlukan (Y3) dan ketepatan waktu (Y4). Teknik pengambilan
samplenya menggunakan simple random sampling / yaitu dimana semua anggota populasi
mempunyai kesempatan yang sama besar untuk dijadikan sample penelitian. Teknik analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah SEM (Structural Equation Modeling).

Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diketahui hasil dari penelitian ini bahwa :

a) Faktor kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan tidak dapat
diterima.
b) Faktor disiplin kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dapat diterima.

Keyword : Kepuasan Kerja, Disiplin Kerja, Kinerja Karyawan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya setiap perusahaan yang didirikan mempunyai harapan

bahwa kelak di kemudian hari akan mengalami perkembangan yang pesat di

dalam lingkup usaha dari perusahaannya dan menginginkan terciptanya

kinerja yang tinggi dalam bidang pekerjaannya. Oleh karena itu keberadaan

suatu perusahaan yang berbentuk apapun baik dalam skala besar maupun kecil

tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia.

Sumber daya manusia yang dimaksud adalah orang–orang yang

memberikan tenaga, pikiran, bakat, kreativitas dan usahanya pada perusahaan.

Setiap perusahaan berupaya untuk mendapatkan karyawan yang terlibat dalam

kegiatan organisasi/perusahaan yang dapat memberikan prestasi kerja. Pada

kinerja karyawan yang tinggi untuk mencapai target yang telah ditetapkan

perusahaan sebelumnya.

Kinerja karyawan merupakan prestasi kerja atau hasil kerja baik

kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan per satuan

periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya. Setiap organisasi atau instansi dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

melaksanakan program yang diarahkan selalu berdaya guna untuk mencapai

tujuan perusahaan. Salah satu caranya adalah meningkatkan kinerja karyawan.

Kinerja pada dasarnya adalah sesuatu yang dilakukan atau tidak

dilakukan karyawan sehingga mereka mempengaruhi seberapa banyak mereka

memberi kontribusi kepada instansi atau organisasi termasuk pelayanan

kualitas yang disajikan. Strategi peningkatan kinerja adalah cara perusahaan

untuk meningkatkan kinerja karyawan agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

Agar strategi peningkatan kinerja tersebut dapat berhasil maka perusahaan

perlu mengetahui sasaran kinerja. Seorang karyawan dikatakan memiliki

kinerja yang tinggi, jika beban kerja yang ditetapkan tercapai dan jika realisasi

hasil kerja lebih tinggi dari pada yang ditetapkan perusahaan. Tuntutan-

tuntutan yang tidak mampu dikendalikan oleh setiap karyawan ini akan

menimbulkan ketegangan dalam diri karyawan dan jika tidak dapat diatasi

maka karyawan tersebut akan mengalami penurunan semangat keja dan

disiplin kerja. Untuk mencapai kinerja yang tinggi pimpinan perusahaan harus

memperhatikan kepuasan kerja dan disiplin kerja.

Disiplin kerja adalah suatu sikap, perilaku yang dilakukan secara

sukarela dan penuh kesadaran serta keadaan untuk mengikuti peraturan yang

telah ditetapkan perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis (Nitisemito,

2002). Hilangnya disiplin akan berpengaruh terhadap efisiensi kerja dan

efektivitas tugas pekerjaan. Bilamana kedisiplinan tidak dapat ditegakkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

maka kemungkinan tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai secara

efektif dan efisien. Sebagai gambaran apabila suatu perusahaan hanya

memperhatikan tentang pendidikan, keahlian dan teknologi tanpa memikirkan

semangat dan disiplin kerja karyawan, maka pendidikan, keahlian dan

teknologi yang tinggi sekalipun tidak akan menghasilkan produk yang

maksimal bila yang bersangkutan tidak dapat memanfaatkannya secara teratur

dan mempunyai kesungguhan disiplin kerja yang tinggi.

PT. Perdana Rotopack adalah perusahaan yang beroperasional di

Indonesia (Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat). PT. Surabaya Perdana

Rotopack merupakan sebuah cabang dari PT. Perdana Rotopack. PT.

Surabaya Perdana Rotopack merupakan perusahaan yang bergerak bidang

percetakan, baik indoor maupun outdoor. Hasil dari percetakan diperusahaan

ini dituntut agar memiliki kualitas cetak yang bagus, serta sempurna dalam

pengerjaannya. Oleh sebab itu PT. Surabaya Perdana Rotopack harus

menuntut karyawannya memiliki kedisiplinan yang tinggi dalam mengerjakan

tugas masing-masing. Selain itu PT. Surabaya Perdana Rotopack juga harus

memberikan sebuah kepuasan terhadap karyawannya agar mereka bisa

memiliki kinerja yang baik.

Akan tetapi pada 4 tahun terakhir ini PT. Surabaya Perdana Rotopack

mengalami kendala di sumber daya manusia, hal ini dapat dilihat dari tabel

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

berikut ini yang menggambarkan tentang tingkat ketidakhadiran, tingkat

keterlambatan serta tingkat realisasi (pemenuhan) target perusahaan.

Tabel 1.1 Data Ketidakhadiran dari Tahun 2007 – 2010

Sakit Ijin Alpha Total


Tahun Persentase
(Orang) (Orang) (Orang) (Orang)
2007 139 192 63 394 2,73 %
2008 198 186 127 511 3,54 %
2009 203 240 135 578 4,01 %
2010 250 253 160 663 4,60 %
Sumber : PT. Surabaya Perdana Rotopack

Jumlah karyawan bagian produksi pada PT. Surabaya Perdana

Rotopack sebanyak 144 orang. Berdasarkan data diatas dapat dilihat pada

tahun 2007 terdapat 394 orang karyawan yang tidak hadir pada jam kerja. Dan

pada tahun 2008 terdapat 511 orang karyawan yang tidak hadir pada jam

kerja. Sedangkan pada tahun 2009 terdapat 578 orang karyawan yang tidak

hadir pada jam kerja. Dan pada tahun 2010 terdapat 663 orang karyawan yang

tidak hadir pada jam kerja. Dari table tersebut terlihat bahwa terjadi

peningkatan jumlah pegawai yang bolos kerja atau mangkir tiap tahunnya.

Hal ini mengindikasikan adanya tingkat kepuasan kerja yang rendah pada PT.

Surabaya Perdana Rotopack.

Sukarno dan Hadi (2004) Menegaskan bahwa beberapa hal sebagai

akibat dari tidak terpenuhinya kepuasan kerja antara lain pergantian

karyawan, absensi dan meningkatnya kerusakan. Menurut Simamora (2004),

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Kepuasan merupakan istilah evaluatif yang menggambarkan suatu sikap suka

atau tidak suka terhadap kepuasan bayaran. Dengan demikian kepuasan kerja

karyawan sangat dipengaruhi oleh faktor kompensasi. Berdasarkan pendapat

tersebut dapat diketahui bahwa pegawai akan merasa puas dalam bekerja

apabila aspek-aspek pekerjaan dan aspek-aspek dirinya menyokong dan

sebaliknya jika aspek-aspek tersebut tidak menyokong, pegawai akan merasa

tidak puas.

Tabel 1.2 Data Keterlambatan Tahun 2007 - 2010

Keterlambatan
Tahun
(Orang)
2007 224
2008 237
2009 144
2010 204
Sumber : PT. Surabaya Perdana Rotopack

Karyawan masih banyak yang tidak disiplin dan mematuhi peraturan

yang telah ditetapkan oleh perusahaan, karena jam masuk kerja adalah jam

08:00 wib. Tetapi banyak karyawan yang hadir di atas jam 08:00 wib, hal ini

tercermin dari data keterlambatan tersebut diatas. Pada tahun 2007 terdapat

224 orang karyawan yang terlambat hadir pada jam kerja. Dan pada tahun

2008 terdapat 237 orang karyawan yang hadir pada jam kerja. Sedangkan

pada tahun 2009 terdapat 144 orang karyawan yang terlambat hadir pada jam

kerja. Dan pada tahun 2010 terdapat 204 orang karyawan yang terlambat hadir

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

pada jam kerja. Disiplin kerja yang berarti kesedianan untuk mematuhi

peraturan/ketentuan yang berlaku dalam lingkungan organisasi kerja masing-

masing sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja yang tinggi.

Menurut Heidrachman dan Husnan (2002) mengungkapkan bahwa

disiplin kerja adalah setiap perseorangan dan juga kelompok yang menjamin

adanya kepatuhan terhadap perintah dan berinisiatif untuk melakukan suatu

tindakan yang diperlukan seandainya ada perintah. Sedangkan menurut Davis

(2002) disiplin adalah tindakan manajemen untuk memberikan semangat

kepada pelaksanaan standart organisasi, ini adalah pelatihan yang mengarah

pada upaya membenarkan dan melibatkan pengetahuan-pengetahuan sikap

dan perilaku pegawai sehingga ada kemauan pada diri pegawai untuk menuju

pada kerja sama dan prestasi yang lebih baik. Dengan demikian disiplin kerja

sangat mempengaruhi kinerja karyawan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 1.3 Pencapaian Target Produksi Tahun 2010

Target Realisasi
Bulan
(Ton) (Ton)
Januari 350 306
Februari 350 260
Maret 350 301
April 350 252
Mei 350 229
Juni 350 295
Juli 350 270
Agustus 350 265
September 350 191
Oktober 350 293
November 350 353
Desember 350 220

Sumber : PT. Surabaya Perdana Rotopack

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa target produksi pada

perusahaan ini masih belum tercapai. Dari 12 bulan di tahun 2010 hanya

terdapat 1 bulan yang tercapai diatas target, yaitu bulan November dengan

nilai 353 ton. Sehingga tingkat realisasi tersebut mengindikasikan penurunan

kinerja.

Untuk dapat mengetahui terjadinya kenaikan atau penurunan tingkat

produksi, maka digunakanlah penilaian kinerja. Penilaian kinerja ini dapat

juga digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan tingkat output

(produksi). Seperti yang dijelaskan oleh Hasibuan (2007) bahwa untuk

meningkatkan hasil produksi, maka karyawan harus memiliki :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. Ability

Kemampuan untuk menetapkan dan atau melaksanakan suatu sistem

dalam pemanfaatan sumber daya dan teknologi secara efektif dan efisien

untuk mencapai hasil yang optimal.

2. Opportunity

Kesempatan yang dimiliki oleh karyawan secara individu dalam

mengerjakan, memanfaatkan waktu, dan peluang untuk mencapai hasil

tertentu.

3. Motivation

Keinginan dan kesungguhan seorang pekerja untuk mengerjakan

pekerjaan dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang

maksimal.

Selain itu untuk meningkatkan hasil produksi perusahaan juga harus

memotivasi karyawannya dengan beberapa hal berikut ini :

1. Valence

Kekuatan relatif dari keinginan dan kebutuhan seseorang yang paling

ia butuhkan.

2. Expectancy

Berhubungan dengan pendapat bahwa perilaku tertentu (sebab) akan

diikuti oleh hasil (akibat) tertentu pula.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Instrumentality

Besarnya kemungkinan akan terpenuhinya keinginan dan kebutuhan

tertentu yang diharapkan jika pekerja bekerja secara efektif.

Kinerja adalah hasil kerja seorang pegawai / karyawan selama periode

tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standart

target, sasaran, atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan

disepakati bersama. Jika pegawai tidak melakukan pekerjaannya, maka suatu

organisasi akan mengalami kegagalan. Perilaku manusia, tingkat, dan kualitas

kerja ditentukan oleh sejumlah variabel perseorangan dan lingkungan

(Laurensius, 2006).

Penelitian yang dilakukan oleh Narmodo (2007) menunjukkan bahwa

disiplin kerja memiliki pengaruh paling dominan terhadap kinerja pegawai

dibanding dengan motivasi.

Dan penelitan yang dilakukan oleh Sulianti (2009) menunjukkan

bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan PTPN III di

Sumatera Utara. Hal ini berarti bahwa kinerja seseorang akan meningkat

ketika kepuasan kerja dari individu berada pada posisi yang tinggi.

Melihat permasalahan yang terjadi di perusahaan dan teori yang ada,

maka akan di adakan penelitian dengan judul :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10 

“PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. SURABAYA PERDANA

ROTOPACK DI SURABAYA”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang sedang dihadapi oleh

perusahaan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT.

Surabaya Perdana Rotopack di Surabaya?

b. Apakah disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT.

Surabaya Perdana Rotopack di Surabaya?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan

pada PT. Surabaya Perdana Rotopack.

b. Untuk menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan

pada PT. Surabaya Perdana Rotopack.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11 

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

berbagai pihak, yaitu antara lain :

1. Bagi Peneliti Lain

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat bermanfaat

bagi peneliti lain sebagai bahan referensi dan bahan masukan bagi pihak-

pihak berkepentingan terutama yang akan mengadakan penelitin

berhubungan dengan permasalahan yang sejenis.

2. Bagi Ilmu Pengetahuan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat mendorong

para peneliti lain untuk lebih meningkatkan, mengembangkan dan

memperkuat teori-teori tentang kepuasan kerja, disiplin kerja dan kinerja

karyawan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat

dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait dengan

kepuasan kerja karyawan, telah dilakukan oleh :

1. Sulianti (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh

Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III di Sumatera Utara

menunjukkan bahwa komitmen afektif berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan kerja. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien jalur

yang bertanda positif sebesar 0,467 dengan nilai CR sebesar 2,920

dan diperoleh probabilitas signifikansi (p) sebesar 0,004 yang

lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditentukan sebesar 0,05.

Komitmen kontinuan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

kerja. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien jalur yang bertanda positif

sebesar 0,272 dengan nilai CR sebesar 2,841 dan diperoleh

probabilitas signifikansi (p) sebesar 0,004 yang lebih kecil dari

taraf signifikansi yang ditentukan sebesar 0,05. Komitmen

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13 

normatif berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini

ditunjukkan oleh koefisien jalur yang bertanda positif sebesar

0,130 dengan nilai CR sebesar 2,145 dan diperoleh probabilitas

signifikansi (p) sebesar 0,032 yang lebih kecil dari taraf

signifikansi yang ditentukan sebesar 0,05. Dan kepuasan kerja

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini

ditunjukkan oleh koefisien jalur yang bertanda positif sebesar

0,715 dengan nilai CR sebesar 2,970 dan diperoleh probabilitas

signifikansi (p) sebesar 0,003 yang lebih kecil dari taraf

signifikansi yang ditentukan sebesar 0,05.

2. Narmodo (2007) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh

Motivasi dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Daerah

Kabupaten Wonogiri menunjukkan bahwa variabel motivasi

berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal ini ditunjukkan

dari koefisien regresi untuk variabel motivasi sebesar 0,426 dan t

hitung sebesar 3,567 dengan tingkat signifikansi sebesar p (0,001).

Hasil ini menunjukkan bahwanilai t hitung mempunyai nilai positif

> t tabel (alpha = 0,025, dk = 37, ttab = 2,026). Pada variabel

disiplin berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal ini

ditunjukkan dari koefisien regresi untuk variabel disiplin sebesar

0,498 dan t hitung sebesar 2,958 dengan tingkat signifikansi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14 

sebesar p (0,005). Hasil ini menunjukkan bahwanilai t hitung

mempunyai nilai positif > t tabel (alpha = 0,025, dk = 40, ttab =

2,026).

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Kinerja Karyawan

2.2.1.1. Pengertian Kinerja Karyawan

Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual

performance (prestasi kerja atau presati yang sesungguhnay dicapai

seseorang). Kinerja adalah hasil kerja seorang pegawai / karyawan selama

periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya

standart target, sasaran, atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan

disepakati bersama. Jika pegawai tidak melakukan pekerjaannya, maka suatu

organisasi akan mengalami kegagalan. Perilaku manusia, tingkat, dan kualitas

kerja ditentukan oleh sejumlah variabel perseorangan dan lingkungan

(Laurensius, 2006). Menurut Mangkunegara (2005), kinerja adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.

Menurut Suntoro (2006) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja

yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15 

dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.

Menurut Pamungkan (2005) kinerja adalah penampilan cara-cara untuk

menghasilkan sesuatu hasil yang diperoleh dengan aktivitas yang dicapai

dengan suatu unjuk kerja. Dengan demikian dari konsep yang ditawarkan

tersebut dapat dipahami bahwa kinerja adalah konsep utama organisasi yang

menunjukkan seberapa jauh tingkat kemampuan pelaksanaan tugas-tugas

organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.

Menurut Sedharmayanti (2001) menyatakan kinerja adalah hasil kerja

yang dapat dicapai seseoran atau sekelompok orang dalam suatu organisasi,

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya

mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum

dan sesuai dengan moral maupun etika. Yang paling penting dari pengertian

itu adalah prestasi yang dicapai oleh individu ataupun kelompok kerja sesuai

dengan aturan yang berlaku yang telah ditetapkan oleh organisasi.

Menurut Simanjuntak (2005) dalam bukunya Manajemen Dan

Evaluasi Kinerja memberikan gambaran bahwa kinerja suatu organisasi atau

perusahaan adalah akumulasi kinerja semua individu yang bekerja

didalamnya. Dengan kata lain, upaya peningkatan kinerja organisasi

dilakukan melalui peningkatan kinerja masing-masing individu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16 

2.2.1.2. Faktor –faktor yang mempengaruhi Kinerja:

1) Faktor Kemampuan

Secara psikologi, kemampuan karyawan terdiri dari kemampuan

dalam hal kepintaran dan juga kemampuan dalam hal keahlian. Artinya

karyawan yang memiliki keahlian diatas rata – rata dengan pendidikan

sehari – hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang

diharapkan. Oleh sebab itu, karyawan perlu ditempatkan pada pekerjaan

sesuai dengn keahliannya.

2) Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang karywan dalam menghadapi

situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi pengerakkan diri pegawai yang

terarah untuk mencapai tujuan organisasi ( Mangkunegara, 2005).

2.2.1.3. Unsur – unsur Penilaian Kinerja Karyawan

Menurut Hasibuan (2007), kinerja pegawai dapat dikatakan baik atau

dapat dinilai dari beberapa hal, yaitu:

1. Kesetiaan

Kinerja dapat diukur dari kesetiaan karyawan terhadap tugas dan

tanggung jawabnya dalam organisasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17 

2. Prestasi Kerja

Hasil prestasi kerja karyawan, baik kualitas maupun kuantitas dalam

menjadi tolok ukur kinerja.

3. Kedisplinan

Kedisiplinan pegawai dalam mematuhi peraturan – peraturan yang ada

dan melaksanakan instruksi yang diberikan kepadanya dalam mencari tolok

ukur kinerja.

4. Kreativitas

Kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitas dan

mengeluarkan potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaannya

sehingga bekerja lebih berdaya guna dan berhasil guna.

5. Kerja sama

Diukur dari kesediaan karyawan dalam berpartisipasi dan bekerja

sama dengan karyawan lain sehingga hasil pekerjaannya akan semakin baik.

6. Kecakapan

Kecakapan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah

dibebankan kepadanya juga menjadi tolok ukur dalam meningkatkan kinerja.

7. Tanggung Jawab

Kinerja pegawai juga dapat diukur dari kesediaan karyawan dalam

mempertanggung jawabkan pekerjaan dan hasil kerjanya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18 

2.2.1.4. Indikator Kinerja Karyawan

Mangkunegara (2005), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang

diberikan kepadanya.

Menurut Dessler (1993) dalam Narmodo (2007) indikator kinerja

karyawan adalah sebagai berikut:

a. Kualitas Pekerjaan

Kualitas pekerjaan merupakan penentu tinggi rendahnya nilai suatu

output yang dihasilkan karyawan. Sehingga kualitas pekerjaanlah yang

harus ditangani secara serius oleh perusahaan.

b. Kuantitas Pekerjaan

Banyak sedikitnya tingkat output merupakan sebuah kuantitas yang

telah ditentukan oleh kebijakan-kebijakan dalam perusahaan. Sedikit

banyak output juga ditentukan oleh harga bahan pokok, biaya produksi,

kemampuan mesin, jumlah pekerja dan lain-lain.

c. Supervisi Yang Diperlukan

Dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari, karyawan pasti

membutuhkan sebuah saran, kritik, komentar dan arahan. Karena tanpa

adanya supervise karyawan tidak dapat melakukan pekerjaannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19 

d. Ketepatan Waktu

Dalam menjalakan tugasnya, karyawan pasti dituntut untuk dapat

menyelesaikan tugasnya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh

atasan.

2.2.2. Kepuasan Kerja

2.2.2.1. Pengertian Kepuasan Kerja

Kepuasan karyawan merupakan ukuran sampai seberapa jauh

perusahaan dapat memenuhi harapan karyawannya yang berkaitan dengan

berbagai aspek dalam pekerjaan dan jabatannya (Kuswadi, 2004). Hal yang

sama juga dikemukakan oleh Handoko (2001), kepuasan kerja (job

satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak

menyenangkan dengan nama para karyawan memandang pekerjaan mereka,

kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaan.

Sedangkan menurut Mangkunegara (2005), kepuasan kerja adalah

suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dari pegawai yang

berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi diri. Perasaan

yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah

atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan

pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20 

perusahaan dan mutu pengawasan. Sedangkan perasaan yang berhubungan

dengan dirinya sendiri antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan

pendidikan. Pegawai akan merasa puas dalam bekerja apabila aspek-aspek

dirinya menyokong, dan sebaliknya jika aspek-aspek tersebut tidak

menyokong maka pegawai akan merasa tidak puas. Kepuasan kerja kombinasi

luar dan dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dicerminkan oleh sikap

emosional yang cenderung menuntut kesesuaian antara jasa dengan

pelaksanaan pekerjaannya. Karyawan yang lebih menikmati kerja kombinasi

luar dan dalam akan merasa puas jika hasil kerja dan balas jasanya adil dan

layak.

Beberapa definisi diatas memiliki pendapat yang berbeda tetapi

memiliki makna dan tujuan yang sama, maka beberapa definisi tersebut dapat

ditarik kesimpulan apabila kepuasan kerja terjadi pada seseorang karyawan

atau pegawai maka tercermin pada perasaan karyawan terhadap pekerjaannya

dan segala sesuatu yang dihadapi ataupun ditugaskan kepadanya di

lingkungan kerja atau lingkungan perusahaan.

2.2.2.2. Manfaat Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja ternyata merupakan topik yang sangat manarik dan

popular di kalangan para ahli psikologi industri dan manajemen. Hal ini

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21 

terbukti dari banyaknya penelitian yang dilakukan pada para pekerja yang

bekerja di sebuah organisasi besar. Manfaat pemahaman kepuasan kerja

menurut As’ad (2004) adalah sebagai berikut

1. Bagi individu.

Penelitian tentang sebab dan sumber kepuasan kerja memungkinkan

timbulnya usaha-usaha peningkatan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup

individu.

2. Bagi industri/organisasi

Penelitian mengenai kepuasan kerja dilakukan dalam rangka usaha

peningkatan produksi dan pengurangan biaya melalui perbaikan sikap dan

tingkah laku para karyawannya.

3. Bagi masyarakat

Dengan adanya pemahaman tentang kepuasan kerja sehingga

karyawan dapat meningkatkan kinerja mereka yang pada akhirnya masyarakat

akan menikmati hasil kapasitas maksimum dari sebuah organisasi.  

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22 

2.2.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

As’ad (2004) mengemukakan adanya lima faktor yang menimbulkan

kepuasan kerja, yaitu :

a. Kedudukan (posisi)

Umumnya manusia beranggapan bahwa seseorang yang bekerja pada

pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas daripada karyawan yang

bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah. Pada beberapa penelitian

menunjukkan bahwa hal tersebut tidak selalu benar, tetapi justru perubahan

dalam tingkat pekerjaanlah yang mempengaruhi kepuasan kerja.

b. Pangkat (golongan)

Pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan tingkat (golongan),

sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukan tertentu pada orang yang

melakukannya. Apabila ada kenaikan upah, maka sedikit banyaknya akan

dianggap sebagai kenaikan pangkat, dan kebanggaan terhadap kedudukan

yang baru itu akan merubah perilaku dan perasaannya.

c. Umur

Dinyatakan bahwa ada hubungan antara kepuasan kerja dengan umur

karyawan. Umur di antara 25 tahun sampai 34 tahun dan umur 40 sampai 45

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23 

tahun adalah merupakan umur-umur yang bisa menimbulkan perasaan kurang

puas terhadap pekerjaan.

d. Jaminan finansial dan jaminan sosial

Masalah finansial dan jaminan sosial kebanyakan berpengaruh

terhadap kepuasan kerja.

e. Mutu pengawasan

Hubungan antara karyawan dengan pihak pimpinan sangat penting

artinya dalam menaikkan produktifitas kerja. Kepuasan karyawan dapat

ditingkatkan melalui perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada

bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian

yang penting dari organisasi kerja (sense of belonging).

2.2.2.4. Indikator Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja sebagai suatu perasaan yang menyokong atau tidak

menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun

kondisi dirinya (Mangkunegara, 2005). Menurut Prabu (2005) indikator

kepuasan kerja adalah sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24 

a. Pekerjaan menyenangkan dan sesuai dengan keinginan

Pekerjaan yang di dapat sudah sesuai dengan keinginan sehingg dalam

menjalankan pekerjaan sehari-hari terasa sangat menyenangkan.

b. Kondisi tempat kerja sangat baik.

Kondisi kerja yang memadai mampu menunjang kelancaran karyawan

untuk menjalankan aktifitas sehari-hari serta meningkatkan kepuasan kerja.

Karena dengan adanya keadaan seperti itu, karyawan tidak perlu untuk repot-

repot menyiapkan sarana untuk bekerja.

c. Saling membantu dan mendukung dalam bekerja.

Menciptakan kondisi yang nyaman dalam bekerja sehingga karyawan

bisa mersakan ketentraman dan kelancaran dalam bekerja.

d. Budaya kerja pegawai.

Budaya kerja yang ada di organisasi telah disepakati berama baik oleh

atasan maupun bawahan.

e. Menghargai waktu dan pedoman kerja.

Dalam menjalankan pekerjaanya harus dapat menghargai waktu yang

ada dan pedoman kerja yang telah di sepakati.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25 

f. Pegawai berprestasi.

Tingkat prestasi yang di hasilkan oleh karyawan yang akan di nilai


oleh atasannya.

2.2.3. Disiplin Kerja

2.2.3.1. Pengertian Disiplin Kerja

Pengertian Disiplin Kerja Menurut pendapat Nitisemito (2002),

Kedisiplinan adalah suatu sikap tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan

peraturan dari perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis. Menurut pendapat

Handoko (2001), Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan

standar-standar organisasional. Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan

disiplin kerja adalah suatu usaha dari manajemen organisasi perusahaan untuk

menerapkan atau menjalankan peraturan ataupun ketentuan yang harus dipatuhi

oleh setiap karyawan tanpa terkecuali.

2.2.3.2. Jenis-Jenis Disiplin Kerja

Handoko (2001) membagi 3 (tiga) disiplin kerja yaitu:

a. Disiplin Preventif yaitu: kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para

karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga

penyelewengan dapat dicegah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26 

b. Disiplin Korektif yaitu: kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran

terhadap aturan-aturan yang mencoba untuk menghindari pelanggaran-

pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa suatu bentuk

hukuman dan disebut tindakan pendisiplin.

c. Disiplin Progresif yaitu: kegiatan memberikan hukuman-hukuman yang

lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang. Tujuan dari

disiplin progresif ini agar karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan

korektif sebelum mendapat hukuman yang lebih serius.

2.2.3.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tegak tidaknya suatu disiplin

kerja dalam suatu perusahaan. Menurut Saydam (2002), faktor-faktor tersebut

antara lain:

a. Besar kecilnya pemberian kompensasi

b. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan

c. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan

d. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan

e. Ada tidaknya pengawasan pimpinan

f. Ada tidaknya perhatian kepada pada karyawan

g. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27 

2.2.3.4. Hal-Hal Yang Menunjang Kedisiplinan

Menurut Nitisemito (2002) ada beberapa hal yang dapat menunjang

keberhasilan dalam pendisiplinan karyawan yaitu:

a. Ancaman

Dalam rangka menegakkan kedisiplinan kadang kala perlu adanya

ancaman meskipun ancaman yang diberikan tidak bertujuan untuk

menghukum, tetapi lebih bertujuan untuk mendidik supaya bertingkah laku

sesuai dengan yang kita harapkan.

b. Kesejahteraan

Untuk menegakkan kedisiplinan maka tidak cukup dengan ancaman

saja, tetapi perlu kesejahteraan yang cukup yaitu besarnya upah yang mereka

terima, sehingga minimal mereka dapat hidup secara layak.

c. Ketegasan

Jangan sampai kita membiarkan suatu pelanggaran yang kita ketahui

tanpa tindakan atau membiarkan pelanggaran tersebut berlarut-larut tanpa

tindakan yang tegas.

d. Partisipasi

Dengan jalan memasukkan unsur partisipasi maka para karyawan akan

merasa bahwa peraturan tentang ancaman hukuman adalah hasil persetujuan

bersama.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28 

e. Tujuan dan Kemampuan

Agar kedisiplinan dapat dilaksanakan dalam praktek, maka

kedisiplinan hendaknya dapat menunjang tujuan perusahaan serta sesuai

dengan kemampuan dari karyawan.

f. Keteladanan Pimpinan

Mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menegakkan

kedisiplinan sehingga keteladanan pimpinan harus diperhatikan.

2.2.3.5. Cara Menegakkan Disiplin Kerja

Salah satu tugas yang paling sulit bagi seorang atasan adalah

bagaimana menegakkan disiplin kerja secara tepat. Jika karyawan melanggar

aturan tata tertib, seperti terlalu sering terlambat atau membolos kerja,

berkelahi, tidak jujur atau bertingkah laku lain yang dapat merusak kelancaran

kerja suatu bagian, atasan harus turun tangan. Kesalahan semacam itu harus

dihukum dan atasan harus mengusahakan agar tingkah laku seperti itu tidak

terulang. Ada beberapa cara menegakkan disiplin kerja dalam suatu

perusahaan:

a. Disiplin Harus Ditegakkan Seketika

Hukuman harus dijatuhkan sesegera mungkin setelah terjadi

pelanggaran Jangan sampai terlambat, karena jika terlambat akan kurang

efektif.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
29 

b. Disiplin Harus Didahului Peringatan Dini

Dengan peringatan dini dimaksudkan bahwa semua karyawan hams

benar benar tahu secara pasti tindakan-tindakan mana yang dibenarkan dan

mana yang tidak.

c. Disiplin Harus Konsisten

Konsisten artinya seluruh karyawan yang melakukan pelanggaran

akan diganjar hukuman yang sama. Jangan sampai terjadi pengecualian,

mungkin karena alasan masa kerja telah lama, punya keterampilan yang tinggi

atau karena mempunyai hubungan dengan atasan itu sendiri.

d. Disiplin Harus Impersonal

Seorang atasan sebaiknya jangan menegakkan disiplin dengan

perasaan marah atau emosi. Jika ada perasaan semacam ini ada baiknya atasan

menunggu beberapa menit agar rasa marah dan emosinya reda sebelum

mendisiplinkan karyawan tersebut. Pada akhir pembicaraan sebaiknya

diberikan suatu pengarahan yang positif guna memperkuat jalinan hubungan

antara karyawan dan atasan.

e. Disiplin Harus Setimpal

Hukuman itu setimpal artinya bahwa hukuman itu layak dan sesuai

dengan tindak pelanggaran yang dilakukan. Tidak terlalu ringan dan juga

tidak terlalu berat. Jika hukuman terlalu ringan, hukuman itu akan dianggap

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
30 

sepele oleh pelaku pelanggaran dan jika terlalu berat mungkin akan

menimbulkan kegelisahan dan menurunkan prestasi.

2.2.3.6. Indikator Disiplin Kerja

Nitisemito (2002), Kedisiplinan adalah suatu sikap tingkah laku dan

perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan baik tertulis maupun

tidak tertulis. Indikator disiplin kerja menurut Armandi (2008) adalah sebagai

berikut :

1. Ketaatan

Tingkat ketaatan karyawan terhadap terhadap aturan beserta norma –

norma yang ada di organisasi.

2. Kepatuhan

Tingkat kepatuhan karyawan terhadap atasan.

3. Kesadaran

Tingkat kesadaran karyawan terhadap beban kerja yang di berikan.

4. Pengendalian diri

Kemampuan untuk mengendalikan diri terhadap situasi kerja.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
31 

2.2.4. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Motivasi, produktifitas dan kinerja karyawan akan meningkat jika

tingkat kepuasan kerja dalam suatu organisasi atau perusahaan tinggi.

Menurut Herzberg (2001), menemukan kluster-kluster faktor-faktor, terpisah

dan khusus, yang berkaitan dengan kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja.

Kepuasan kerja lebih sering dihubungkan dengan prestasi, rekognisi,

karakteristik-karakteristik pekerjaan, tanggung jawab dan kemajuan.

Kepuasan kerja itu sendiri dapat diartikan sebagai “hasil kesimpulan yang

didasarkan pada perbandingan mengenai apa yang secara nyata diterima oleh

pegawai dari pekerjaannya dibandingkan dengan apa yang diharapkan,

diinginkan dan dipikirkan sebagai hal yang pantas atau berhak baginya.”

(Gomes, 2003).

Dari pengertian tersebut dapat pula disimpulkan jika karyawan

menerima hasil dari pekerjaannya sesuai dengan yang diharapkannya maka

akan diperoleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja yang terdapat dalam pekerjaan

akan menggerakkan motivasi yang kuat, sehingga dapat menghasilkan

prestasi kerja yang baik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Sulianti (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Komitmen

Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan

Nusantara III di Sumatera Utara menunjukkan bahwa kepuasan kerja

berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
32 

2.2.5. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang

berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor-faktor lain.

Faktor-faktor tersebut antara lain semangat dan disiplin kerja. Kinerja

karyawan yang tinggi dapat dicapai jika didukung oleh para karyawan yang

mempunyai semangat kerja dan disiplin kerja yang tinggi dalam

melaksanakan tugas dan kewajibannya. Sementara itu Nitisemito

mengemukakan bahwa semangat kerja adalah melakukan kerja secara lebih

giat sehingga dengan demikian pekerjaan diharapkan akan lebih baik dan

lebih cepat. Semangat kerja dapat menumbuhkan kemampuan kerja dan

bekerjasama, maka secara tidak langsung akan meningkatkan kinerja

karyawan. Jadi apabila suatu perusahaan mampu meningkatkan semangat dan

bagaimana kegairahan kerja, dapat meningkatkan kinerja karyawan.

Di samping semangat kerja, faktor lain yang menentukan kinerja

karyawan adalah disiplin kerja yang berarti kesediaan untuk mematuhi

peraturan /ketentuan yang berlaku dalam lingkungan organisasi kerja masing-

masing, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan. Adanya

kesediaan diharapkan pekerjaan akan dilaksanakan seefektif mungkin,

bilamana kedisiplinan tidak dilaksanakan maka kemungkinan tujuan yang

telah ditetapkan tidak dapat dicapai secara efektif dan efisien (Nitisemito,

2002).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
33 

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya semangat

kerja dan disiplin kerja serta kesungguhan dalam bekerja, maka diharapkan

dapat meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Narmodo (2007) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh

Motivasi dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Daerah Kabupaten Wonogiri

menunjukkan bahwa variabel motivasi dan disiplin berpengaruh signifikan

positif terhadap kinerja karyawan.

2.3. Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual.

 
Kepuasan  
Kerja (X1) 

Kinerja  
Karyawan(Y) 

Disiplin  
Kerja (X2) 

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
34 

2.4 Hipotesis

Berdasarkan pada perumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan

teori maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

1. Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

2. Disiplin kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
35 

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini digunakan dua variabel bebas (X) yaitu kepuasan

kerja (X1) dan disiplin kerja (X2). Dan satu variabel terikat (Y) yaitu kinerja

karyawan (Y).

Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut,


yaitu sebagai berikut:

1. Kepuasan Kerja(X1)

Kepuasan kerja sebagai suatu perasaan yang menyokong atau tidak

menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun

kondisi dirinya. Menurut Prabu (2005) indikator kepuasan kerja adalah

sebagai berikut :

a. Pekerjaan menyenangkan dan sesuai dengan keinginan (X1.1)

Beban kerja saat ini sesuai dengan keinginan dan sangat

menyenangkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
36 

b. Kondisi tempat kerja sangat baik (X1.2)

Sarana dan Prasarana yang ada di organisasi sudah memadai untuk

menjalankan pekerjaan sehari-hari.

c. Saling membantu dan mendukung dalam bekerja (X1.3)

Rekan kerja sangat membantu dan mendukung dalam menjalankan

pekerjaan sehari-hari.

d. Budaya kerja pegawai (X1.4)

Telah menyepakati budaya kerja pegawai yang ada di organisasi.

e. Menghargai waktu dan pedoman kerja (X1.5)

Sangat menghargai waktu dan pedoman kerja yang ada di organisasi.

f. Pegawai berprestasi (X1.6)

Prestasi kerja yang dihasilkan sudah sesuai dengan standar penilaian

kinerja.

2. Disiplin Kerja (X2)

Kedisiplinan adalah suatu sikap tingkah laku dan perbuatan yang

sesuai dengan peraturan dari perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis.

Indikator disiplin kerja menurut Armandi (2008) adalah sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
37 

a. Ketaatan (X2.1)

Menaati semua aturan dan noirma-norma yang ada di organisasi ini.

b. Kepatuhan (X2.2)

Mematuhi instruksi-instruksi dari atasan.

c. Kesadaran (X2.3)

Menyadari semua resiko atas beban kerja yang diberikan oileh

organisasi.

d. Pengendalian diri (X2.4)

Mampu untuk mengendalikan diri terhadap situasi kerja yang

kondusif.

3. Kinerja Karyawan (Y)

Kinerja adalah hasil kerja seorang pegawai / karyawan selama periode

tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan. Indikator kinerja

karyawan menurut Dessler (1993) adalah sebagai berikut :

a. Kualitas Pekerjaan (Y1)

Kualitas output yang dihasilkan telah sesuai dengan standart mutu

yang telah ditetapkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
38 

b. Kuantitas Pekerjaan (Y2)

Output yang dihasilkan telah sesuai dengan target yang telah

ditetapkan.

c. Supervisi Yang Diperlukan (Y3)

Timbal balik pemberian saran dan arahan sudah sesuai dengan output

yang dihasilkan.

d. Ketepatan Waktu (Y4)

Penyelesaian output sudah sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel menggunakan skala interval yaitu metode

pengukuran sikap dengan menggunakan skala penilaian tujuh butir yang

menyatakan dimana tanggapan atau pendapat dinyatakan dengan memberi

skor nilai 1 sampai dengan nilai 7 pada masing-masing, dimana nilai 1

merupakan nilai sangat tidak setuju, nilai 2 merupakan tidak setuju sekali,

nilai 3 merupakan tidak setuju, nilai 4 merupakan nilai netral, nilai 5

merupakan nilai agak setuju, nilai 6 merupakan nilai setuju dan nilai 7

merupakan nilai sangat setuju.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
39 

1 7

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

3.2. Teknik Penentuan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk

peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi

pusat perhatian seorang peneliti (Ferdinand, 2002). Sedangkan populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian produksi pada PT. Surabaya

Perdana Rotopack sejumlah 144 orang.

3.2.2. Sampel

Sampel adalah suatu bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008). Teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah teknik Probability Sampling yaitu peluang populasi dapat

diketahui untuk dipilih menjadi sampel dan pengambilan sampel dilakukan

secara acak. Dengan menggunakan tipe Simple Random Sampling.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
40 

Dalam penelitian ini sampel diambil dari populasi yang merupakan

seluruh karyawan bagian produksi dari PT. Surabaya Perdana Rotopack..

Agar sampel yang diambil dapat dikatakan representative maka dalam

penelitian ini ditentukan jumlah sampel yang penentuannya menggunakan

rumus Slovin sebagai berikut :

N
n =

N.e2+1

Keterangan :

N = Jumlah populasi

n = Jumlah sampel

e = persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang masih dapat ditolerir atau diinginkan

Populasi berjumlah 144 orang dan tingkat kelonggaran ketidak telitian

yang digunakan adalah sebesar 5%, maka dengan menggunakan rumus diatas

dapat diperolah sampel minimal sebesar :

144
n = = 105,88

(144x0,052)+1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
41 

Jadi dalam penelitian ini sampel diambil dari karyawan bagian produksi PT.

Surabaya Perdana Rotopack dengan jumlah minimal 106 orang karyawan.

Pedoman pengukuran sampel menurut Ferdinand (2002) adalah

sebagai berikut :

a. 100-200 sampel untuk teknik maksimum Likelihood Estimation.

b. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5-10

kali jumlah parameter yang diestimasi.

c. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel

laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10. Bila terdapat 20

indikator, besarnya sampel adalah 100-200.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data premier

yang diperoleh dengan menyebarkan kuisoner kepada karyawan PT. Surabaya

Perdana Rotopack.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
42 

3.3.2. Sumber Data

Data bersumber dari jawaban pertanyaan yang diajukan kepada

responden, dilokasi pengumpulan data yaitu karyawan PT. Surabaya Perdana

Rotopack.

3.3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dengan cara

menyebarkan daftar pertanyaan untuk diisi agar memperoleh jawaban

langsung dari karyawan PT. Surabaya Perdana Rotopack.

3.4. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.4.1. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural

Equation Modelling (SEM) yang merupakan sekumpulan teknik statistik yang

memungkinkan pengujian suatu hubungan yang rumit, yaitu hubungan antara

satu atau lebih variabel independent dengan satu atau lebih variabel dependent

yang diestimasi secara simultan. Metode ini ditujukan bukan untuk

menghasilkan teori melainkan untuk menguji teori. Persamaan dari SEM

terbagi menjadi dua persamaan struktural (structural equation) dan persamaan

model pengukuran (measurement model equation), (Ferdinand, 2002).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
43 

Gambar 3.1 : Model SEM

Pekerjaan
Menyenangkan
(X1.1)

Kondisi Kerja
(X1.2)

Saling
Membantu
Kepuasan
(X1.3)
Kerja Kualitas
(X1) Pekerjaan
Budaya Kerja
(X1.4) (Y1.1)

Menghargai
Waktu Kuantitas
(X1.5) Pekerjaan
(Y1.2)
Pegawai Kinerja
berprestasi Karyawan
(X1.6) (Y)
Supervisi Yang
Diperlukan
(Y1.3)

Ketepatan
Ketaatan Waktu
(X2.1) (Y1.4)

Kepatuhan
(X2.2) Disiplin
Kerja
(X2)
Kesadaran
(X2.3)

Pengendalian
Diri
(X2.4)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
44 

3.4.2. Uji Realibilitas dan Validitas

Variabel atau dimensi yang diukur melalui indikator-indikator dalam

pertanyaan perlu dilihat realibilitasnya dan validitasnya, dimana hal ini

dijelaskan Ferdinand (2002) sebagai berikut :

a. Uji Realibilitas

Uji ini ditafsir dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Jika nilai

alpha cukup tinggi (berkisar 0,50-0,60) dapat ditafsir suatu hasil

pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau

lebih, dengan kata lain instrumen tersebut dapat diandalkan.

b. Uji Validitas

Validitas yang digunakan disini adalah validitas konsturk yang merujuk

pada sejauh mana uji dapat mengukur apa yang sebenarnya kita ukur.

3.4.3. Uji Outlier dan Multivariate

Outlier adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik

secara univariate maupun multivariate, yaitu yang muncul karena kombinasi

karakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari

observasi lainnya (Ferdinand, 2002).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
45 

3.4.3.1. Uji Outlier Univariate

Deteksi terhadap adanya outlier univariate dapat dilakukan dengan

menentukan ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outlier dengan

cara mengkonversi nilai data penelitian kedalam standart score atau biasa

yang disebut z-score yang mempunyai rata-rata nol dengan standart deviasi

sebesar satu. Bila nilai-nilai itu dinyatakan dalam format yang standart, maka

perbandingan antar besaran nilai dengan mudah dapat dilakukan. Untuk

sampel besar (diatas 80 observasi) pedoman evaluasi adalah nilai ambang

batas dari z-score itu berada pada rentang 3 sampai dengan 4 (Ferdinand,

2002). Oleh karena itu apabila ada observasi yang memiliki z-score >/3,0

maka akan dikategorikan sebagai outlier.

3.4.3.2 . Uji Outlier Multivariate

Evaluasi terhadap outlier multivariate perlu dilakukan sebab walaupun

data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada tingkat univariate,

tetapi observasi itu dapat menjadi outlier bila sudah saling dikombinasikan.

Mahalanobis untuk tiap observasi dapat dihitung dan menunjukkan jarak

sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang

multidimensional. Uji terhadap multivariate dilakukan dengan cara kriteria

jarak Mahalanobis pada tingkat p<0,001. Jarak Mahalanobis itu dapat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
46 

dievaluasi dengan menggunakan nilai X2 pada derjat kebebasan sebesar

jumlah item yang digunakan dalam penelitian. Apabila nilai jarak

Mahalanobisnya lebih besar dari nilai X2 tabel adalah outlier multivariate.

3.4.4. Uji Normalitas Data

Adapun metode yang digunakan untuk mengetahui apakah data

tersebut berdistribusi normal atau tidak adalah menggunakan uji critical ratio

dari Swekness dan Kurtosis dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Jika nilai critical yang diperoleh melebihi rentang ± 2,58, maka distribusi

adalah titik normal.

b. Jika nilai critical yang diperoleh berada pada ± 2,58, maka distribusi

adalah normal.

3.4.5. Uji Hipotesis

Analisis yang digunakan untuk menjawab hipotesis dalam penelitian

ini menggunakan model persamaan struktur atau SEM dengan menggunakan

paket program Amos 4,0 dan SPSS versi 13.0. SEM adalah teknik multivariat

yang mengkombinasikan aspek multiple regression dan factor analysis untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
47 

mengestimasikan hubungan saling ketergantungan secara simultan (Hair et al,

2006).

Hair et al (2006) menjelaskan bahwa pola “confirmatory”

menunjukkan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis

dengan pengujian fit antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis

menggambarkan “good fit” dengan data maka model dianggap sebagai yang

diperkuat. Sebaliknya suatu model teoritis tidak diperkuat jika teori tersebut

mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model

“good fit” atau “poor fit”, jadi “good fit” model yang diuji sangat penting

dalam penggunaan SEM.

Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai

kriteria goodness of fit, yakni Chi-square, Probability, RMSEA, GFI, AGFI,

CMIND/DF, TLI, CFI. Apabila model awal tidak good fit dengan data, maka

model dikembangkan dengan pendekatan two step approach to SEM.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
48 

Tabel 3.1 : Goodness Of Fit Indices

Goodness Of Fit
Keterangan Cut-Off Value
Index
Diharapkan
Menguji apakah
kecil, 1 sampai
covariance populasi yang
X2-Chi-Square dengan 5 atau
destimasi sama dengan
paling baik
covariance sample
diantara 1 dan 2
Uji signifikan terhadap
perbedaan matrics Minimum 0,1
Probability covariance data dan atau 0,2 atau >-
matrics covariance yang 0,05
destimasi
Mengkompensasi
RMSEA kelemahan chi-square <-0,08
pada sampel besar
Menghitung proporsi
tertimbang varians dalam
matrics sample yang
GFI >-0,90
dijelaskan oleh
matrics covariance
populasi yang diestimasi
GFI yang disesuaikan
AGFI >-0,90
terhadap DF
Kesesuaian antara data
CMIND/DF <-2,00
dan model
Perbandingan antara
TLI model yang diuji terhadap >-0,95
baseline model
Uji kelayakan model yang
tidak sensitive terhadap
CFI >-0,94
besarnya sampel dan
kerumitan model
Sumber : Hair et al (2006)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
49 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum PT. Surabaya Perdana Rotopack

4.1.1. Sejarah dan Latar Belakang PT. Surabaya Perdana Rotopack

PT. Surabaya Perdana Rotopack (SPR) telah didirikan di awal 1986, bisnis inti

perusahaan ini adalah mengkonversi & kemasan fleksibel, dengan rotogravure printing

dan laminasi proses. Perusahaan ini melayani pasar domestik dan internasional, termasuk

Amerika Serikat, Asia, Afrika dan Timur Tengah.

Dari waktu ke waktu, kami PT. Surabaya Perdana Rotopack mencoba untuk

meningkatkan kapasitas cetaknya. Pada awal tahun 2000, kapasitas cetak mencapai lebih

dari 624.000.000 per tahun m2, yang juga didukung oleh kapasitas yang sama untuk

menyelesaikan proses berikutnya (laminating kering, extruder, menggorok, dll).

Perusahaan ini juga memiliki laboratorium untuk Penelitian dan Pengembangan, yang

membuktikan bahwa kita memiliki komitmen yang kuat untuk secara konsisten

meningkatkan kualitas produk kami. Saat ini, kami memproduksi berbagai macam

kemasan untuk hampir semua jenis produk (daging dan keju, makanan beku, kopi,

makanan ringan dan kembang gula, kacang kering, deterjen, kertas rokok, dll).

Kepuasan pelanggan adalah target dan kebanggaan, untuk kebaikan baik

pelanggan dan PT. Surabaya Perdana Rotopack. Itu adalah visi perusahaan kami. Untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
50 

melaksanakan gagasan itu, SPR sekarang dikelola oleh manajer mahir dan profesional,

yang memberi kita kemajuan yang sangat signifikan. Saat ini, kami memproduksi

berbagai macam kemasan untuk hampir semua jenis produk (daging dan keju, makanan

beku, kopi, makanan ringan dan kembang gula, kacang kering, deterjen, kertas rokok,

dll).

4.1.2 Visi dan Misi PT. Surabaya Perdana Rotopack

Kepuasan pelanggan adalah target dan kebanggaan, untuk kebaikan baik

pelanggan dan PT. Surabaya Perdana Rotopack.

4.1.3. Lokasi PT. Surabaya Perdana Rotopack

Lokasi PT. Surabaya Perdana Rotopack. berada di berlokasi di Jl. Tambak Sawah No

19. Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Pemilihan lokasi ini telah direncanakan secara matang

dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu :

1. Surabaya dipandang belum ada perusahaan pesaing sejenis, sehingga tingkat

persaingan masih rendah.

2. Terletak di kawasan industri yang berada di tengah kota dan memilik akses jalan yang

sangat memadai untuk dilewati kontainer dan mobil pengangkut barang.

3. Jauh dari tempat pemukiman warga, sehingga tidak ada warga yang berdemo akibat

adanya polusi baik udara, air dan suara.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
51 

4.1.4. Stuktur Organisasi PT. Surabaya Perdana Rotopack

Direktur 
Utama 

Direktur

Manajer 
Umum 
Manajer 
Mutu 

Manajer  Manajer  Manajer Manajer  Manajer  Manajer  Kepala 


Pemasaranan  Personalia  Keuangan  Pengadaan  Perawatan 
Produksi  Gudang 

Kepala 
Regu 

Buruh

Sumber :PT. Surabaya Perdana Rotopack.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
52 

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Berikut ini adalah karakteristik responden yang ada di PT. Surabaya Perdana

Rotopack

Tabel 4.1 Umur Responden

Umur Jumlah Persentase


20-25 tahun 18 16,98
26-30 tahun 37 34,90
31-35 tahun 23 21,69
36-40 tahun 17 16,03
> 41 tahun 11 10,67
Total 106 100
Sumber : Data Diolah

Dalam tabel ini dapat diketahui bahwa usia minimal responden adalah 20 tahun

dan usia maksimal adalah diatas 41 tahun.

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Jumlah Persentase


Laki-Laki 79 74,52
Perempuan 27 25,47
Total 106 100
Sumber : Data Diolah

Dalam tabel ini dapat diketahui bahwa proporsi responden laki-laki berjumlah 79

orang dan responden perempuan sebanyak 27 orang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
53 

Tabel 4.3 Lama Bekerja Responden

Lama Bekerja Jumlah Persentase


2-5 tahun 19 18.44
6-10 tahun 24 23.3
11-15 tahun 38 36.89
> 16 tahun 22 21.35
Total 106 100
Sumber : Data Diolah

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa lama bekerja responden paling rendah adalah

2 tahun dan paling tinggi diatas 16 tahun.

Tabel 4.4 Jenjang Pendidikan Responden

Jenjang Pendidikan Jumlah Persentase


SMP 37 34,90
SMA/SMK 46 43,39
D3 21 19,81
S1 2 1,94
Total 106 100
Sumber : Data Diolah

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa jenjang pendidikan responden yang terendah

adalah SMP dan yang tertinggi adalah S1.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
54 

4.2.1. Hasil Jawaban Responden Tentang Kepuasan Kerja

Tabulasi frekuensi dari hasil jawaban responden tentang kompensasi dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Tabel 4.5 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Tentang Kepuasan Kerja

Skor
Pernyataan Total
1 2 3 4 5 6 7
Beban kerja saat
0 3 6 5 41 30 20 105
ini sesuai dengan
keinginan dan sangat
0.00% 2.90% 5.70% 4.80% 39.00% 28.60% 19.00% 100%
menyenangkan
Sarana dan prasarana
0 5 4 6 36 40 14 105
sudah memadai untuk
menjalankan
pekerjaan 0.00% 4.80% 3.80% 5.70% 34.30% 38.10% 13.30% 100%
sehari-hari
Rekan kerja
membantu 0 3 6 5 32 40 19 105
dan mendukung
dalam menjalankan
0.00% 2.90% 5.70% 4.80% 30.50% 38.10% 18.10% 100%
pekerjaan sehari-hari
Telah menyepakati
0 5 4 5 33 44 14 105
budaya kerja
pegawai yang
0.00% 3.80% 4.80% 4.80% 29.50% 39.00% 18.10% 100%
ada di organisasi
Sangat menghargai
0 4 5 5 31 41 19 105
waktu dan pedoman
kerja yang ada
0.00% 3.80% 4.80% 4.80% 29.50% 39.00% 18.10% 100%
di organisasi
Prestasi kerja yang
dihasilkan sudah 0 2 7 17 38 32 9 105
sesuai
dengan standart
0.00% 1.90% 6.70% 16.20% 36.20% 30.50% 8.60% 100%
penilaian kinerja
Sumber : Data Diolah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
55 

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi atas pernyataan “Beban

kerja saat ini sesuai dengan keinginan dan sangat menyenangkan.” sebanyak 41.

Selanjutnya pada pernyataan “Sarana dan Prasarana yang ada di organisasi sudah

memadai untuk menjalankan pekerjaan sehari-hari.” sebanyak 40. Selanjutnya pada

pernyataan “Rekan kerja sangat membantu dan mendukung dalam menjalankan

pekerjaan sehari-hari.” sebanyak 40. Selanjutnya pada pernyataan “Telah menyepakati

budaya kerja pegawai yang ada di organisasi” sebanyak 44. Selanjutnya pada pernyataan

“Sangat menghargai waktu dan pedoman kerja yang ada di organisasi” sebanyak 41. Dan

pada pernyataan “Prestasi kerja yang dihasilkan sudah sesuai dengan standar penilaian

kinerja” sebanyak 32.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
56 

4.2.2. Hasil Jawaban Responden Tentang Disiplin Kerja

Tabulasi frekuensi dari hasil jawaban responden tentang disiplin kerja dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.6 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Tentang Disiplin Kerja

Skor
Pernyataan Total
1 2 3 4 5 6 7
Saya telah menaati
0 5 3 14 44 29 9 105
semua aturan dan
norma-norma yang
0.00% 4.80% 3.80% 13.30% 41.90% 27.60% 8.60% 100%
ada di organisasi

0 3 6 19 40 27 10 105
Saya telah mematuhi
instruksi atasan
0.00% 2.90% 5.70% 18.10% 38.10% 25.70% 9.50% 100%

Saya telah menyadari


semua resiko atas 0 5 4 15 35 37 9 105
beban
yang diberikan
0.00% 4.80% 3.80% 14.30% 33.30% 35.20% 8.60% 100%
oleh organisasi
Saya mampu untuk
0 3 6 17 39 33 7 105
mengendalikan diri
terhadap situasi
0.00% 2.90% 5.70% 16.20% 37.10% 31.40% 6.70% 100%
kerja kondusif
Sumber : Data Diolah

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi atas pernyataan “Saya

telah menaati semua aturan dan noirma-norma yang ada di organisasi ini” sebanyak 44.

Selanjutnya pada pernyataan “Saya telah mematuhi instruksi-instruksi dari atasan”

sebanyak 40. selanjutnya pada pernyataan “Saya telah menyadari semua resiko atas

beban kerja yang diberikan oileh organisasi” sebanyak 37. Dan pada pernyataan “Saya

mampu untuk mengendalikan diri terhadap situasi kerja yang kondusif” sebanyak 39.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
57 

4.2.3. Hasil Jawaban Responden Tentang Kinerja Karyawan

Tabulasi frekuensi dari hasil jawaban responden tentang kinerja karyawan dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.7 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Tentang Kinerja Karyawan

Skor
Pernyataan Total
1 2 3 4 5 6 7
Kualitas output yang
0 5 4 15 38 33 10 105
dihasilkan telah sesuai
dengan standart mutu
0.00% 4.80% 3.80% 13.30% 41.90% 31.40% 9.50% 100%
yang telah ditetapkan
Output yang
dihasilkan 0 4 5 18 34 35 9 105
telah sesuai dengan
yang telah ditetapkan
0.00% 3.80% 4.80% 17.10% 32.40% 33.30% 8.60% 100%

Timbal balik
pemberian
0 4 5 18 40 30 8 105
saran dan arahan
sudah
sesuai dengan output
0.00% 3.80% 4.80% 17.10% 38.10% 28.60% 7.60% 100%
yang dihasilkan
Penyelesaian output
0 4 5 19 42 29 6 105
sudah sesuai
dengan waktu
0.00% 3.80% 4.80% 18.10% 40.00% 27.60% 5.70% 100%
yang dijadwalkan
Sumber : Data Diolah

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi atas pernyataan “Kualitas

output yang dihasilkan telah sesuai dengan standart mutu yang telah ditetapkan”

sebanyak 38. Selanjutnya pada pernyataan “Output yang dihasilkan telah sesuai dengan

target yang telah ditetapkan” sebanyak 35 Sedangkan pada pernyataan “Timbal balik

pemberian saran dan arahan sudah sesuai dengan output yang dihasilkan” sebanyak 40.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
58 

Dan pada pernyataan “Penyelesaian output sudah sesuai dengan waktu yang

dijadwalkan” sebanyak 42.

4.3. Analisis Dan Pengujian Hipotesis

4.3.1. Uji Validitas

Validitas yang digunakan disini adalah validitas konsturk yang merujuk pada

sejauh mana uji dapat mengukur apa yang sebenarnya kita ukur. Pengujian content

validity terhadap dua konstruk utama penelitian yang meliputi kualitas layanan dan

kepuasan konsumen telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang menggunakan

instrumen penelitian yang sama meskipun setting yang diteliti ada yang berbeda.

Tabel 4.8 Standart Factor Loading Dan Constuct Dengan Confirmatory Factor Analysis

Faktor Loading
Konstrak Indikator
1 2 3
X1.1 0.924
X1.2 0.730
Kepuasan X1.3 0.961
Kerja X1.4 0.828
X1.5 0.969
X1.6 0.384
X2.1 0.316
Disiplin X2.2 0.604
Kerja X2.3 0.909
X2.4 0.889
Y1 0.878
Kinerja Y2 0.945
Karyawan Y3 0.534
Y4 0.548
Sumber : Data Diolah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
59 

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa factor loading terbesar untuk tiap variabel

berada di : Kepuasan kerja pada X15 sebesar 0,969 sedangkan Disiplin kerja pada X23

sebesar 0,909 dan Kinerja pada Y2 sebesar 0,945.

Berdasarkan confirmatory factor analysis terlihat bahwa factor loadings masing-

masing butir pertanyaan yang membentuk setiap construct belum seluruhnya ≥ 0,5,

sehingga butir-butir instrumentasi setiap konstruk dapat dikatakan validitasnya cukup

baik.

4.3.2. Uji Reliabilitas

Uji ini ditafsir dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Jika nilai alpha

cukup tinggi (berkisar 0,50-0,60) dapat ditafsir suatu hasil pengukuran relatif konsisten

apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih, dengan kata lain instrumen tersebut

dapat diandalkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
60 

Tabel 4.9 Pengujian Relialibilitas

Item To Koefisie
Konstrak Indikator Total Cronbach's
Correlation Alpha
X1.1 0.933
X1.2 0. 897
Kepuasan X1.3 0.925
0.936
Kerja X1.4 0.890
X1.5 0.929
X1.6 0.630
X2.1 0.875
Disiplin X2.2 0.847
0.878
Kerja X2.3 0.866
X2.4 0.833
Y1 0.845
Kinerja Y2 0.840
0.864
Karyawan Y3 0.842
Y4 0.845
Sumber : Data Diolah

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa tidak terjadi eliminasi karena nilai item to

total correlation indicator seluruhnya ≥ 0,5. Hasil pengujian reliabilitas konsistensi

internal setiap construct diatas menunjukan baik, dimana koefisien Cronbach’s Alpha

yang diperoleh seluruhnya memenuhi rules of thumb yang disyaratkan yaitu ≥ 0,7.

4.3.3. Uji Construct Reliability & Variance Extracted

Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga

dilakukan construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih

termasuk uji konsistensi internal yang akan memberikan penelitian kepercayaan diri yang

lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
61 

Tabel 4.10 Construct Reliability & Variance Extrated

Standartdize Construct Variance


SFL
Konstrak Indikator Factor Error
Kuadrat Reliability Extrated
Loading
X1.1 0.924 0.854 0.146
X1.2 0.73 0.533 0.467
Kepuasan X1.3 0.961 0.924 0.076
0.923 0.68
Kerja X1.4 0.828 0.686 0.314
X1.5 0.969 0.939 0.061
X1.6 0.384 0.147 0.853
X2.1 0.316 0.1 0.9
Disiplin X2.2 0.604 0.365 0.635
0.794 0.52
Kerja X2.3 0.909 0.826 0.174
X2.4 0.889 0.79 0.21
Y1 0.878 0.771 0.229
Kinerja Y2 0.945 0.893 0.107
0.828 0.562
Karyawan Y3 0.534 0.285 0.715
Y4 0.548 0.3 0.7
Sumber : Data Diolah

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa hasil pengujian reliabilitas instrument dengan

construct reliability dan variance extracted menunjukan instrument reliabel, yang

ditunjukan dengan nilai construct reliability seluruhnya ≥ 0,7. Meskipun demikian angka

tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang dilakukan bersifat

exploratory, maka nilai dibawah 0,70 pun masih dapat diterima sepanjang disertai alasan-

alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi. Dan variance extracted

direkomendasikan pada tingkat 0,50.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
62 

4.3.4. Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Kurtosis Value dari data yang digunakan

yang biasanya disajikan dalam statistic deskriptif. Nilai statistik untuk menguji

normalitas itu disebut Z-Value. Dan nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat

signifikansi 0,01 (1%) yaitu sebesar ± 2,58

Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak adalah
menggunakan uji critical ratio dari Swekness dan Kurtosis dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Jika nilai critical yang diperoleh melebihi rentang +- 2,58, maka distribusi adalah titik
normal.
b. Jika nilai critical yang diperoleh berada pada +- 2,58, maka distribusi adalah normal.
Tabel 4.11 Assement Of Normality

Variable min max Kurtosis c.r.

X1.1 2 7 0.690 1.444


X1.2 2 7 1.280 2.678
X1.3 2 7 0.963 2.014
X1.4 2 7 1.504 3.146
X1.5 2 7 1.157 2.421
X1.6 2 7 0.075 0.158
X2.1 2 7 0.769 1.609
X2.2 2 7 0.152 0.318
X2.3 2 7 0.611 1.277
X2.4 2 7 0.360 0.754
Y1 2 7 0.576 1.205
Y2 2 7 0.286 0.598
Y3 2 7 0.418 0.875
Y4 2 7 0.512 1.071
Multivariate 5.297 1.282
Batas Normal ±2.58
Sumber : Data Diolah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
63 

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa hasil uji menunjukan bahwa nilai c.r.

multivariate berada diluar ± 2,58 itu berarti asumsi normalitas tidak terpenuhi.

4.3.5. Uji Multicollinierity Dan Singularity

Dilihat dari angka determinant of sample covariance matrix : 45,98 > 0

mengindikasikan tidak terjadi multicollinierity atau singularity dalam data sehingga

asumsi terpenuhi.

4.3.6. Uji Outlier Multivariate

Deteksi terhadap adanya outlier univariate dapat dilakukan dengan menentukan

ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outlier dengan cara mengkonversi nilai

data penelitian kedalam standart score atau biasa yang disebut z-score yang mempunyai

rata-rata nol dengan standart deviasi sebesar satu. Bila nilai-nilai itu dinyatakan dalam

format yang standart, maka perbandingan antar besaran nilai dengan mudah dapat

dilakukan. Untuk sampel besar (diatas 80 observasi) pedoman evaluasi adalah nilai

ambang batas dari z-score itu berada pada rentang 3 sampai dengan 4 (Ferdinand,

2002:98). Oleh karena itu apabila ada observasi yang memiliki z-score >/3,0 maka akan

dikategorikan sebagai outlier.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
64 

Tabel 4.12 Uji Outlier Multivariate

Std.
Minimum Maximum Mean N
Deviation
Predicted Value 21.666 77.205 53.5 12.653 106
Std. Predicted Value -2.516 1.873 0 1 106
Std. Error Of
6.203 22.038 11.113 2.178 106
Predicted Value
Adjusted Predicted Value 0.368 79.995 53.049 14.469 106
Residual -55.74 65.468 0 28.019 106
Std. Residual -1.852 2.175 0 0.931 106
Stud. Residual -2 2.39 0.006 1.017 106
Deleted Residual -64.995 105.632 0.451 33.825 106
Stud. Deleted Residual -2.034 2.455 0.007 1.026 106
Mahalanobis Distance
3.469 55.305 13.868 6.544 106
(MD)
Cook's Distance 0 0.44 0.044 0.044 106
Centered Leverage Value 0.033 0.527 0.132 0.062 106
Sumber : Data Diolah

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa terdapat outlier multivariate antar variabel,

karena Mahalanobis Distance Maksimum 30,899 ≥ 26.124. No Case 106 : 55.832 1 case

outlier ini harus dieliminasi sehingga N pada analisis selanjutnya tinggal 105.

4.3.7. Confirmatory Factor Analysis

4.3.7.1. Confirmatory Factor Analysis Job Satisfaction

Untuk mengetahui setiap indikator merupakan pembentukan variable kepuasan

kerja (X1), digunakan analisis faktor konfirmasi dengan program AMOS.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
65 

Tabel 4.13 Standardized Regression Weights Untuk Kepuasan Kerja

Regression Ustd Std


Prob
Weights Estimate Estimate
X11  Kepuasan Kerja 1.096 0.924 0.000
X12  Kepuasan Kerja 0.892 0.73 0.000
X13  Kepuasan Kerja 1.147 0.961 0.000
X14  Kepuasan Kerja 0.993 0.828 0.000
X15  Kepuasan Kerja 1.167 0.969 0.000
X16  Kepuasan Kerja 0.421 0.384 0.000
Sumber : Data Diolah

4.3.7.2. Confirmatory Factor Analysis Job Disipline

Untuk mengetahui setiap indikator merupakan pembentukan variabel disiplin

kerja (X2), digunakan analisis faktor konfirmasi dengan program AMOS.

Tabel 4.14 Standardized Regression Weights Untuk Disiplin Kerja

Regression Ustd Std


Prob
Weights Estimate Estimate
X21  Disiplin Kerja 0.363 0.316 0.000
X22  Disiplin Kerja 0.689 0.604 0.000
X23  Disiplin Kerja 1.073 0.909 0.000
X24  Disiplin Kerja 0.982 0.889 0.000
Sumber : Data Diolah

4.3.7.3. Confirmatory Factor Analysis Job Performance

Untuk mengetahui setiap indikator merupakan pembentukan variabel kinerja (Y),

digunakan analisis faktor konfirmasi dengan program AMOS.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
66 

Tabel 4.15 Standardized Regression Weights Untuk Kineerja Karyawan

Regression Ustd Std


Prob
Weights Estimate Estimate
Y1  Kinerja Karyawan 1.000 0.878 0.000
Y2  Kinerja Karyawan 1.064 0.945 0.000
Y3  Kinerja Karyawan 0.576 0.534 0.000
Y4  Kinerja Karyawan 0.583 0.548 0.000
Sumber : Data Diolah

4.3.8. Structural Equation Modeling (SEM) Dan Pengujian Hipotesis

4.3.8.1. Evaluasi Model One-Step Approach To SEM

Dalam model SEM, model pengukuran dan model structural parameter-

parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan dalam

memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi

antara measurement model dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama

(One Step Approach To SEM). Ini digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi

teori yang kuat serta validitas & realibilitas data sangat baik.

Hasil estimasi dan fit model one step approach to SEM dengan menggunakan

program AMOS 40.1 terlihat pada tabel Goodness of Fit dibawah ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
67 

Gambar 4.2 Model Pengukuran & Structural Job Satisfaction, Job Disipline & Job
Performance. Model Specification : One Step – Base Model

MODEL PENGUKURAN & STRUKTURAL


Job Satisfaction, Job Disipline, & Job Performance
Model Specification : One Step Approach - Base Model

er_1 X11

er_2 X12 1

er_3 X13 Job
1  Satisfaction
er_4 X14 1
1  1 Y1 er_11
er_5 X15 1

Y2 er_12
Job
er_6 X16 Performance 1
Y3 er_13

er_7 X21 1 1
1 Y4 er_14

er_8 X22 d_jp
Job
1  Disipline
er_9 X23

er_10 X24

Sumber : Data Diolah

Tabel 4.16 Evaluasi Kriteria Goodness Of Fit Indices

Nilai
Kriteria Hasil Evaluasi Model
Kritis
Cmin/DF 7.046 <2,00 Kurang Baik
Probability 0.000 >0,05 Kurang Baik
RMSEA 0.241 <0,08 Kurang Baik
GFI 0.658 >0,90 Kurang Baik
AGFI 0.515 >0,90 Kurang Baik
TLI 0.670 >0.95 Kurang Baik
CFI 0.731 >0,94 Kurang Baik
Sumber : Data Diolah

Dari hasil evaluative terhadap model one step base model ternyata dari semua

kriteria goodness of fit yang digunakan belum seluruhnya menunjukan hasil evaluasi

model yang baik, berarti model belum sesuai dengan data. Artinya model konseptual

yang dikembangkan dan dilandasi dengan teori belum sepenuhnya didukung oleh fakta.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
68 

Dengan demikian model ini masih perlu dimodifikasi sebagai sebagaimana terdapat

dibawah ini.

Gambar 4.3 Model Pengukuran & Structural Job Satisfaction, Job Disipline & Job
Performance. Model Specification : One Step – Modification Model
MODEL PENGUKURAN & STRUKTURAL
Job Satisfaction, Job Disipline, & Job Performance
Model Specification : One Step Approach - Modification Model
1
er_1 X11
1
er_2 X12 1
1
er_3 X13 Job
1 Satisfaction
er_4 X14 1
1 1 Y1 er_11
er_5 X15 1
Y2 er_12
1 Job
er_6 X16 Performance 1
Y3 er_13
1
er_7 X21 1 1
10,005 Y4 er_14
1
er_8 X22 d_jp
Job
1 Disipline
er_9 X23
1
er_10 X24

Sumber : Data Diolah

Tabel 4.17 Evaluasi Kriteria Goodness Of Fit Indices

Nilai
Kriteria Hasil Evaluasi Model
Kritis
Cmin/DF 1.074 <2,00 Baik
Probability 0.321 >0,05 Baik
RMSEA 0.027 <0,08 Baik
GFI 0.918 >0,90 Baik
AGFI 0,900 >0,90 Baik
TLI 0.996 >0.95 Baik
CFI 0.997 >0,94 Baik
Sumber : Data Diolah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
69 

Dari hasil evaluasi terhadap model one step modification ternyata dari semua

criteria goodness of fit yang digunakan, seluruhnya menunjukan hasil evaluasi model

yang baik, berarti model telah sesuai dengan data. Artinya model konseptual yang

dikembangkan dan dilandasi oleh teori telah sepenuhnya didukung oleh fakta. Dengan

demikian model ini adalah model yang terbaik untuk menjelaskan keterkaitan antar

variabel dalam model sebagaimana terdapat dibawah ini.

4.3.8.2. Uji Kausalitas

Berikut disajikan koefisien jalur yang menunjukan hubungan kausal antara

variabel tersebut. Hubungan tersebut ditunjukan dalam :

Tabel 4.18 Uji Kausalitas Antar Faktor

Ustd. Std.
Regression Weights Estimate Estimate Prob
Kinerja Karyawan  Disiplin Kerja 1.043 0.998 0
Kinerja Karyawan  Kepuasan Kerja -0.013 -0,013 0.820
Batas Signifikasnsi ≤ 0,10
Sumber : Data Diolah

Dilihat dari tingkat probabilitas arah hubungan kausal, maka hipotesis yang

menyatakan bahwa :

a. Factor Job Disipline berpengaruh positif terhadap Factor Job Performance, dapat

diterima. Probabilitas Kausal 0,000 ≤ 0,10 [Signifikan [Positif].

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
70 

b. Factor Job Satisfaction berpengaruh positif terhadap Factor Job Performance, tidak

dapat diterima. Probabilitas Kausal 0.820 > 0,10 [Tidak Signifikan [Negatif].

4.4. Pembahasan

4.4.1. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja

Dari hasil uji validitas diatas dapat dilihat bahwa angka factor loading kepuasan

kerja menunjukan apa yang seharusnya dilakukan kedepan.

Tabel 4.19 Tabel Data Frekuensi Kepuasan Kerja

Indikator Frekuensi Factor Loading


Pekerjaan Menyenangkan
X1.1 Dan Sesuai Dengan 41 0.924
Keinginan
Kondisi Tempat Kerja
X1.2 Sangat 40 0.73
Baik
Saling Membantu Dan
X1.3 40 0.961
Mendukung Dalam Bekerja

X1. 4 Budaya Kerja Pegawai 44 0.828

Menghargai Waktu Dan


X1.5 41 0.969
Pedoman Kerja

X1.6 Pegawai Berprestasi 38 0.384

Sumber : Data Diolah

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa nilai factor loading terbesar terdapat di X1.5

dengan nilai factor loading sebesar 0,969 dan frekuensi sebesar 41.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
71 

Hal ini menunjukan bahwa dalam perusahaan harus memperhatikan waktu dan

pedoman kerja apakah sudah sesuai atau belum agar karyawan dapat bekerja dengan baik

dan senang supaya dapat tercapai apa yang diinginkan perusahaan.

Hal ini disebabkan karena apabila karyawan sangat memanfaatkan waktu dan

pedoman kerja untuk menyelesaikan tugasnya, maka karyawan tersebut tidak akan

menghiraukan kepuasan kerja yang berupa waktu luang. Sehingga dalam hal ini

karyawan lebih memilih untuk menjalankan tugas secara sungguh-sungguh tanpa

memikirkan kepuasan kerja yang didapat.

4.4.2. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Dari hasil uji validitas diatas dapat dilihat bahwa angka factor loading disiplin

kerja menunjukan apa yang seharusnya dilakukan kedepan.

Tabel 4.20 Tabel Data Frekuensi Disiplin Kerja

Indikator Frekuensi Factor Loading

X2.1 Ketaatan 44 0.316

X2.2 Kepatuhan 40 0.604

X2.3 Kesadaran 37 0.909

X2.4 Pengendalian Diri 39 0.889

Sumber : Data Diolah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
72 

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa nilai factor loading terbesar terdapat di X2.3

dengan nilai factor loading sebesar 0.909 dan frekuensi sebesar 37.

Hal ini menunjukan bahwa dalam perusahaan harus memperhatikan kesadaran

yang dimiliki karyawan apakah sudah sesuai atau belum agar karyawan dapat bekerja

dengan baik dan senang supaya dapat tercapai apa yang diinginkan perusahaan. Keadaan

ini minimal dipertahankan tetapi kalau bisa ditingkatkan.

4.4.3. Kinerja Karyawan

Dari hasil uji validitas diatas dapat dilihat bahwa angka factor loading kinerja

karyawan menunjukan apa yang seharusnya dilakukan kedepan.

Tabel 4.21 Tabel Data Frekuensi Kinerja Karyawan

Indikator Frekuensi Factor Loading

Y1 Kualitas Pekerjaan 38 0.878

Y2 Kuantitas Pekerjaan 35 0.945

Y3 Supervisi Yang Diperlukan 40 0.534

Y4 Ketepatan Waktu 42 0.548

Sumber : Data Diolah

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa nilai factor loading terbesar terdapat di Y2

dengan nilai factor loading sebesar 0.945 dan frekuensi sebesar 35.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
73 

Hal ini menunjukan bahwa dalam perusahaan harus memperhatikan kuantitas

pekerjaan yang dihasilkan apakah sudah sesuai atau belum agar karyawan dapat bekerja

dengan baik dan senang supaya dapat tercapai apa yang diinginkan perusahaan.

Untuk indikator ketepatan waktu mempunyai frekuensi terbesar,yaitu sebanyak

42. Hal ini disebabkan karena karyawan akan bekerja secara sungguh-sungguh demi

mencapai target waktu yang telah ditentukan oleh perusahaan.

Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Dilihat dari tingkat probabilitas arah hubungan kausal, maka diperoleh hasil

penelitian bahwa faktor Job Satisfaction tidak berpengaruh (negatif) terhadap faktor Job

Performance. Hal tersebut dibuktikan dengan besarnya nilai probabilitas kausal yaitu

sebesar 0,820 dimana nilainya > 0,10.

Dari hasil uji anaisis data yang dilakukan maka factor kepuasan kerja tidak dapat

memberikan pengaruh terhadap variabel kinerja karyawan, maka dengan demikian

besaran kepuasan kerja tidak dapat dijadikan tolak ukur atau acuan pertimbangan untuk

mengukur kinerja karyawan.

Maka dalam penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

(Winardi 2001) yang motivasi, produktifitas dan kinerja karyawan akan meningkat jika

tingfkat kepuasan kerja dalam suatu organisasi atau perusahaan tinggi. Dan tidak sesuai

pula dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sulianti (2009) menunjukkan bahwa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
74 

kesesuaian kepuasan kerja tehadap kinerja karyawan mempunyai pengaruh signifikan

positif.

Jadi dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, kepuasan kerja yang diberikan

oleh perusahaan tidak mampu memberikan sumbangsih terhadap kinerja karyawan

sehingga tidak memberikan pengaruh terhadap kinerja karea dinilai tidak optimal dan

tidak mampu mengerakkan hasrat karyawan. Karena apabila kepuasan kerja meninngkat

maka kinerja karyawan menurun, hal ini didasari karena adanya sistem kerja yang

berdasarkan target produksi dan ketepatan waktu produksi. Jadi apabila perusahaan tidak

mempunyai order yang melimpah, maka karyawan akan mendapatkan kepuasan kerja

yang berupa adanya waktu luang. Sehingga dalam penyelesaian tugasnya mereka tidak

bekerja secara sungguh-sungguh. Harusnya perusahaan lebih memperhatikan dan menata

ulang sistem waktu dan pedoman kerja apakah sudah sesuai atau belum dalam

pelaksanaannya agar karyawan dapat bekerja dengan baik dan senang, supaya dapat

tercapai apa yang diinginkan perusahaan.

Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Dilihat dari tingkat probabilitas arah hubungan kausal, maka diperoleh hasil

penelitian bahwa faktor Job Disipline berpengaruh positif terhadap faktor Job

Performance. Hal tersebut dibuktikan dengan besarnya nilai probabilitas kausal yaitu

sebesar 0.000 dimana nilainya ≤ 0,10.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
75 

Dari hasil uji anaisis data yang dilakukan maka factor disiplin kerja dapat

memberikan pengaruh terhadap variabel kinerja karyawan, maka dengan demikian

besaran disiplin kerja dapat dijadikan tolak ukur atau acuan pertimbangan untuk

mengukur kinerja.

Penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Nitisemito (2002)

adanya kesediaan diharapkan pekerjaan akan dilaksanakan seefektif mungkin, bilamana

kedisiplinan tidak dilaksanakan maka kemungkinan tujuan yang telah ditetapkan tidak

dapat dicapai secara efektif dan efisien. Jadi sarana kerja yang kurang memadai dapat

menurunkan hasil kerja, yang selanjutnya dapat menurunkan disiplin kerja. Pada

akhirnya, disiplin kerja yang menurun juga dapat menurunkan kinerja karyawan.

Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Narmodo (2007)

dalam penelitiannya menyatakan bahwa variabel disipiln kerja memiliki pengaruh yang

positif dan signifikan terhadap variabel kinerja karyawan , yang berarti apabila displin

kerja yang dihasilkan karyawan semakin tinggi, maka akan semakin tinggi pula kinerja

karyawan. Hal ini disebabkan karena faktor-faktor yang terdapat dalam variabel tersebut

telah sesuai dengan keinginan dari pegawai.

Jadi dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, disiplin kerja yang diukur

mampu memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
76 
 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis SEM untuk

menguji pengaruh beberapa variable terhadap kinerja karyawan PT. Surabaya

Perdana Rotopack Di Surabaya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Berarti

kepuasan kerja tidak dapat meningkatkan kinerja karyawan.

2. Disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Berarti disiplin kerja

yang diberikan dapat meningkatkan kinerja karyawan.

5.2 Saran

Sebagai implikasi dari hasil penelitian ini dapat dikemukakan

beberapa saran yang dipertimbangkan atau dimanfaatkan sebagai bahan dalam

pengambilan keputusan, antara lain PT. Surabaya Perdana Rotopack harus

inovatif dalam hal :

1. Hendaknya perusahaan memperhatikan waktu dan pedoman kerja yang

digunakan di perusahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
77 
 

2. Atasan juga harus meningkatkan kesadaran karyawan dalam

menjalankan tugas sehari-hari.

3. Perusahaan lebih memperhatikan kuantitas output yang dihasilkan

oleh karyawan bagian produksi agar tidak terjadi penurunan tingkat

output lagi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR PUSTAKA

As’ad, Moh, 2004. Psikologi Industry. Edisi Kelima, Liberty. Yogyakarta.

Anderson, J.C. and D.W. Gerbing, 1988. Structural Equation Modeling in Practice
:A Review and Recommended Two-Step Approach, Psycological Bulletin.

Armandi, John. 2008. Kontribusi Motivasi Berprestasi dan Disiplin Kerja Terhadap
Kinerja Pelatih. Jurnal Iptek Olahraga,

Bentler, P.M. and C.P. Chou, 1987. Practical Issue in Structural Modeling,
Sociological Methods and Research.

Davis, Keith. 2002, Foundamental Organization Behavior. Diterjemahkan oleh


Agus Dharma. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Dessler, Gary, 1993, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Bahasa Indonesia.
Penerbit PT. Prenhalindo, Jakarta.

Ferdinand, Augusty, 2002, Struktural Equation Modelling Dalam Penelitian


Manajemen. BP UNDIP, Semarang.

Gomez, Faustino Cardoso, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit


Andi Offset, Yogyakarta

Gouzaly, Saydam. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Gunung Agung,


Jakarta.

Handoko, T. Hani, 2001. Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia,


Edisi Kedua. BPFE, Yogyakarta.

Hair, J.F. et. Al., 2006. Multivariate Data Analysis, Fifth Edition. Prentice Hall
International, Inc., New Jersey.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hartline, Michael D. and O.C. Ferrell [1996], “The Management of Customer-
Contact Service Employees : An Empirical Investigation”, Journal of
Marketing.

Hasibuan, Malayu SP. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara,
Jakarta.

Heidjrachman dan Husnan, Suad. 2002. Manajemen Personalia. BPFE,


Yogyakarta.

Herzberg, Frederick. 2001. Work And The Nature Of Man. The World Publishing
Company, New York.

Kuswadi, 2004. Cara Mengukur Kepuasan Karyawan. PT. Elex Media


Komputindo, Jakarta.

Laurensius, And Lawler E. E. 2006, The Effect of Performanceon Job Satisfaction,


Industrial Relations,

Mangkunegara, A.P, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Perusahaan


Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.

Narmodo, Hernowo. 2007. Pengaruh Motivasi dan Disiplin Terhadap Kinerja


Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonogiri. Jurnal Aplikasi
Manajemen.

Nitisemito, Alex. S. 2002. Manajemen Personalia. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Pamungkan. 2005. Manajemen Dan Evaluasi Kinerja.

Prabu, Anwar, 2005. Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Badan
Koordinasi Keluarga Berrencana Nasional Kabupaten Muara Enim. Jurnal
Manajemen & Bisnis Sriwijaya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Purwanto, BM, 2003. Does Gender Moderate the Effect of Role Stress on
Salesperson's Internal States and Performance ? An Application of
Multigroup Structural Equation Modeling [MSEM], Jurnal Manajemen,
Akuntansi dan Ekonomi Pembangunan, Buletin Ekonomi FE UPN
"Veteran" Yogyakarta.

Robbins, Stephen, P. 1999. Manajemen, Edisi Keenam. Penerbit PT. Prenhallindo,


Jakarta.

Saydam, Gouzali. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Djambatan, Jakarta.

Sedarmayanti, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Dan Produktifitas Kerja.


Penerbit Mandar Maju, Bandung.

Simamora, Hendry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bagian Penerbitan.


STIE YNKPN, Yogyakarta.

Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kinerja.

Sukarno, Hadi. 2004. Manajemen Operasional dan Pemasaran. Penerit Erlangga,


Surabaya.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Ketujuh. Alfabeta, Bandung.

Sulianti, Diana. 2009. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja


Terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III di Sumatera
Utara. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaa.

Suntoro, Prawiro. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Pernebit Erlangga,


Jakarta.

Tabachnick B.G. and Fidel, L.S., 1996, Using Multivariate Statistics, Third
Edition, Harper Collins College Publisher, New York.

Winardi. 2001. Pengaruh Motivasi dan Produktifitas kerja Terhadap Kinerja


Karyawan. Jurnal Manajemen dan Kinerja.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Anda mungkin juga menyukai