Anda di halaman 1dari 15

Fungsi, Peran,Sumber Dana, Sumber Pendapatan, dan Instrumen Keuangan BANK

SYARIAH
BANK SYARIAH part 2

Fungsi dan Peran Bank Syariah


Fungsi dan peran bank syariah yang diantaranya tercantum dalam pembukaan
standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing
Organization for Islamic Financial Institution) adalah sebagai berikut:
Manajer investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah
Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun
dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.
Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah dapat
melakukan kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana lazimnya.
Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan
syariah, bank dalam Islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan
mengelola (menghimpun, mengadministrasikan, dan mendistribusikan) zakat serta
dana-dana sosial lainnya.

Sumber Dana Bank Syariah


Arifin (2009) menjelaskan bahwa sumber dana bank syariah terdiri dari:
a. Modal inti (core capital), adalah dana modal sendiri yaitu dana yang berasal dari
para pemegang saham, yakni pemilik bank. Pada umumnya modal inti terdiri dari:
Modal yang disetor oleh pemegang saham.
Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang disisihkan untuk
menutup timbulnya risiko kerugian di kemudian hari.
Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada para
pemegang saham, tetapi oleh para pemegang saham sendiri diputuskan untuk
ditanam kembali dalam bank.

b. Kuasi ekuitas (mudharabah account). Bank menghimpun dana berbagi hasil atas
dasar prinsip mudharabah, yaitu akad kerja sama antara pemilik dana (shahibul
maal) dengan pengusaha (mudharib) untuk melakukan suatu usaha bersama, dan
pemilik dana tidak boleh mencampuri pengelolaan bisnis sehari-hari. Berdasarkan
prinsip ini, bank menyediakan jasa bagi investor berupa:
Rekening investasi umum, dimana bank menerima simpanan dari nasabah yang
mencari kesempatan investasi atas dana mereka dalam bentuk investasi berdasarkan
prinsip mudharabah mutlaqah (unrestricted investment account). Dalam hal ini
bank bertindak sebagai mudharib dan nasabah bank bertindak sebagai shahibul
maal, sedangkan keduanya menyepakati pembagian laba (bila ada) yang dihasilkan
dari penanaman dana tsb dengan nisbah tertentu. Dalam hal terjadi kerugian,
nasabah menanggung kerugian tsb dan bank kehilangan keuntungan.
Rekening investasi khusus, yaitu bank bertindak sebagai manajer investasi bagi
nasabah institusi (pemerintah atau lembaga keuangan lain) atau nasabah korporasi
untuk menginvestasikan dana mereka pada unit-unit usaha atau proyek-proyek
tertentu yang mereka setujui atau mereka kehendaki.
Rekening tabungan mudharabah. Dalam aplikasinya bank syariah melayani
tabungan mudharabah dalam bentuk targeted saving, seperti tabungan kurban,
tabungan haji atau tabungan lain yang dimaksudkan untuk suatu pencapaian target
kebutuhan dalam jangka dan atau jangka waktu tertentu.
c. Dana titipan (wadi'ah/non-remunerated deposit) adalah dana pihak ketiga yang
dititipkan pada bank, yang umumnya berupa giro atau tabungan. Menurut Arifin
(2009), dana titipan ini dikembangkan dalam bentuk berikut:
Rekening giro wadi'ah, dalam hal ini bank menggunakan prinsip wadi'ah yad
dhamanah. Dengan prinsip ini bank sebagai custodian harus menjamin pembayaran
kembali nominal simpanan wadi'ah. Dana tsb dapat digunakan oleh bank untuk
kegiatan komersial dan bank berhak atas pendapatan yang diperoleh dari
pemanfaatan harta titipan tsb dalam kegiatan komersial.
Rekening tabungan wadi'ah. Dalam hal ini nasabah dapat menarik sebagian atau
seluruh saldo simpanannya sewaktu-waktu atau sesuai dengan perjanjian yang
disepakati. Bank menjamin pembayaran kembali simpanan mereka. Semua

keuntungan atas pemanfaatan dana tsb adalah milik bank, tetapi atas kehendaknya
sendiri, bank dapat memberikan imbalan keuntungan yang berasal dari sebagian
keuntungan bank. Bank menyediakan buku tabungan dan jasa-jasa yang berkaitan
dengan rekening tsb.

Sistem Operasional Bank Syariah


Secara umum sistem operasional bank syariah hampir tidak memiliki perbedaan
dengan bank umum konvensional yakni menghimpun dana dari masyarakat yang
kelebihan dana dan menyalurkan kepada masyarakat yang menyalurkan dana.
Hanya saja yang membedakannya adalah pada landasan operasional dan beberaoa
mekanisme produk yang harus berdasarkan syariat Islam.
Sigit dan Totok (2008) menjelaskan bahwa dalam sistem bank syariah dana
nasabah dalam bentuk titipan maupun investasi. Cara titipan dan investasi berbeda
dengan deposito pada bank konvensional dimana deposito merupakan upaya
membungakan uang. Konsep dana titipan berarti kapan saja nasabah membutuhkan
bank syariah harus dapat memenuhinya. Akibatnya dana titipan menjadi sangat
likuid. Likuiditas yang tinggi inilah membuat dana titipan kurang memenuhi syarat
suatu investasi yang membutuhkan pengendapan dana.
Rizal, yahya, Martawireja, Abdurahim (2009:57) dalam bukunya menyebutkan
bahwa sistem operasional bank syariah antara lain:
Sistem operasional bank syariah dimulai dari kegiatan penghimpunan dana dari
masyarakat. Penghimpunan dana dapat dilakukan dengan skema invstasi maupun
skema titipan. Dalam penghimpunan dana dengan skema investasi dari nasabah
pemilik dana (shahibul maal), bank syariah berperan sebagai pengelola dana atau
biasa disebut dengan mudharib. Adapun pada penghimpunan dengan skema
penitipan, bank syariah berperan sebagai penenrima titipan.
Dana yang diterima oleh bank syariah selanjutnya disalurkan kepada berbagai
pihak, antara lain mitra investasi, pengelola investasi, pembeli barang, dan
penyewa barang atau jasa yang disediakan oleh bank syariah. Pada saat dana
disalurkan dalam bentuk investasi, bank syariah berperan sebagai pemilik dana.
Pada saat dana disalurkan dalam kegiatan jual beli, bank syariah berperan sebagai

penjual dan pada saat disalurkan dalam kegiatan pengadaan obyek sewa, berperan
sebagai pemberi sewa.
Dari penyaluran dana kepada berbagai pihak, bank syariah selanjutnya menerima
pendapatan berupa bagi hasil dari investasi, margin dari jual beli dan fee dari sewa
dan berbagai jenis pendapatan yang diperoleh dari instrumen penyaluran dana lain
yang dibolehkan.
Pendapatan yang diterima dari kegiayan penyaluran selanjutnya dibagikan
kepada nasabah pemilik dan atau penitip dana. Penyaluran dana kepada pemilik
dana bersifat wajib sesuai dengan porsi bagi hasil yang disepakati. Adapun
penyaluran dana kepada nasabah penitip dana bersifat sukarela tanpa ditetapkan di
muka sebelumnya dan biasa disebut dengan istilah bonus.
Selain melaksanakan aktivitas penghimpunan dan penyaluran, bank syariah
dalam sistem operasionalnya juga memberikan layanan jasa keuangan seperti jasa
ATM, transfer, letter of credit, bank garansi, dsb. Oleh karena jasa tsb dilakukan
tanpa menggunakan dana dari pemilik dana meupun peniyip dana, maka
pendapatan yang diperoleh dari jasa tsb dapat dimiliki sepenuhnya oleh bank
syariah tanpa harus dibagi.
Selain itu, bank syariah juga diwajibkan menjadi pengelola zakat yaitu dalam arti
wajib membayar zakat, menghimpun, mengadministrasikannya dan
mendistribusikannya. ha; ini merupakan fungsi dan peran yang melekat pada bank
syariah untuk memobolisasi dana-dana sosial (zakat, infaq, sodaqah). Operasional
perbankan yang berdasarkan prinsip syariah ini diharapkan dapat memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam bermuamalah yang bebas dari praktek yang
diharamkan Islam terutama praktek riba. Praktek dan sistem muamalah Islam
diaplikasikan dalam setiap operasional dan produk-produk perbankan. produkproduk perbankan syariah dibuat sedemikian rupa sehingga bagi masyarakat nonmuslim juga dapat menggunakan jasa perbankan syariah.

Penggunaan Dana Bank


Bank dalam menjalankan aktivitasnya berfungsi sebagai financial intermediary
sehingga setelah berhasil menghimpun dana dari pihak ketiga, bank syariah
berkewajiban untuk menyalurkan dana tsb untuk pembiayaan. Alokasi penggunaan

dana bank syariah pasa dasarnya dapat dibagi dalam dua bagian penting
(Muhammad, 2005), yaitu:
a. Aktiva yang menghasilkan (earning asset), adalah aset bank yang digunakan
untuk menghasilkan pendapatan. Aset ini disalurkan salam bentuk investasi yang
terdiri dari:
Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah).
Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan (Musyarakah).
Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli (Al-Ba'i).
Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa (Ijarah dan Ijarah wa Iqtina)
Surat-surat berharga syariah dan investasi lainnya
b. Aktiva yang tidak menghasilkan (non earning asset)
Aktiva dalam bentuk uang tunai (cash asset), terdiri dari uang tunai, cadangan
likuiditas (primary reserve) yang harus dipelihara pada bank sentral, giro pada bank
dan item-item tunai lain yang masih dalam proses penagihan (collection).
Pinjaman (qard), merupakan salah satu kegiatan bank syariah dalam
mewujudkan tanggung jawab sosialnya sesuai dengan ajaran Islam.
Penanaman dana dalam aktiva tetap dan investaris (premisis dan equipment).

Sumber Pendapatan Bank Syariah


Portofolio pembiayaan pada bank komersial menempati porsi terbesar, pada
umumnya sekitar 55-60% dari total aktiva. Dari pembiayaan yang dikeluarkan atau
disalurkan bank diharapkan dapat mendapatkan hasil. Tingkat penghasilan dari
pembiayaan (yield on financing) merupakan tingkat penghasilan tertinggi bagi bank
(Muhammad, 2005). Dengan demikian sumber pendapatan bank syariah dapat
diperoleh dari:
Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah.
Keuntungan atas kontrak jual beli (AL-Ba'i)
Hasil sewa atas konstrak ijarah dan ijarah wa Iqtina.

Fee dan biaya administrasi jasa-jasa lainnya.

Instrumen Keuangan Syariah


Instrumen Keuangan Syariah dapat dikelompokkan menjadi:
a. Akad investasi yang merupakan jenis akad tijarah dengan bentuk uncertainty
contract. Kelompok ada ini adalah:
Mudharabah, yaitu bentuk kerja sama antar dua pihak atau lebih dimana pemilik
modal (shahibul maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola
(mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha dengan nisbah bagi hasil atas
keuntungan yang diperoleh menurut kesepakatan di muka, sedangkan apabila
terjadi kerugian hanya ditanggung pemilik dana sepanjang tidak ada unsur
kesengajaan atau kelalaian oleh mudharib. Bentuk ini menegaskan kerja sama
dalam kontribusi 100% modal dari pemilik modal dan keahlian dari pengelola.
Musyarakah adalah akad kerja sama yang terjadi antara para pemilik modal
(mitra musyarakah) untuk menggabungkan modal dan melakukan usaha secara
bersama dalam suatu kemitraan, dengan nisbah bagi hasil sesuai dengan
kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung secara proporsional sesuai dengan
kontribusi modal. Bentuk kontribusi dari pihak yang bekerja sama dapat berupa
dana, barang dagangan (trading asset), kewiraswastaan (entrepreneurship) atau hak
paten/goodwill (intangible asset), kepercayaan atau reputasi.
Sukuk (obligasi syariah), merupakan surat utang yang sesuai dengan prinsip
syariah.
Saham syariah produknya harus sesuai syariah. Syarat lainnya adalah:
perusahaan tsb memiliki piutang dagang yang relatif kecil dibandingkan total
asetnya (Dow Jones Islamic: kurang dari 45%, perusahaan tsb memiliki utang kecil
dibandingkan dengan nilai kapitalisasi pasar (Dow Jones Islamic: kurang dari
33%), dan perusahaan memiliki pendapatan bunga kecil (Dow Jones Islamic
kurang dari 5%.
b. Akad jual beli/sewa menyewa yang merupakan jenis akad tijarah dengan bentuk
certainty contract. Kelompok akad ini antara lain:

Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan biaya


perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati antara penjual dan pembeli.
Harga disepakati antara pembeli dan penjual pada saat transaksi dan tidak boleh
diubah.
Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjualbelikan belum ada.
Barang diserahkan secara tangguh, sedangkan pembayaran dilakukan secara tunai.
Sekilas transaksi ini mirip ijon, namun dalam transaksi ini kuantitas, kualitas, harga
dan waktu penyerahan barang harus ditentukan secara pasti.
Istishna' memiliki sistem yang mirip dengan salam, namun dalam istishna'
pembayaran dapat dilakukan di muka, cicilan dalam beberapa kali (termin) atau
ditangguhkan selama jangka waktu tertentu. Biasanya istishna' diaplikasikan pada
pembayaran manufaktur dan konstruksi dengan kontrak pembelian barang melalui
pesanan (order khusus). Pembeli menugasi produsen (Al-Sani') untuk menyediakan
barang pesanan (Al-Mashnu) sesuai spesifikasi yang disyaratkan pembeli (AlMustasni') dan menjualnya dengan harga yang disepakati.
Ijarah adalah akad sewa menyewa antara pemilik obyek sewa dan penyewa
untuk mendapatkan manfaat atas obyek sewa yang disewakan.
c. Akad lainnya
Sharf adalah perjanjian jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya. Transaksi
jual beli mata uang asing (valuta asing) dapat dilakukan baik dengan sesama mata
uang yang sejenis (misalnya rupiah dengan rupiah) maupun yang tidak sejenis
(misalnya rupiah dengan dolar atau sebaliknya).
Wadiah adalah akad penitipan dari pihak yang mempunyai uang/barang kepada
pihak yang menerima titipan dengan catatan kapanpun titipan diambil pihak
penerima titipan wajib menyerahkan kembali uang/barang titipan tsb. Wadiah
terbagi menjadi dua, yaitu wadiah amanah dan wadiah yadhamanah. Wadiah
amanah yaitu akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan tidak
diperkenankan menggunakan barang/uang yang dititipkan dan tidak bertanggung
jawab atas kerusakan atau kehilangan barang titipan yang bukan diakibatkan
perbuatan atau kelalaian penerima titipan. Adapun aplikasinya dalam perbankan
syariah berupa produk safe deposit box. Sedangkan wadiah yadhamanah adalah
akad penitipan barang atau uang dimana pihak penerima titipan dengan atau tanpa

izin pemilik barang/uang dapat memanfaatkan barang/uang titipan dan harus


bertanggung jawab terhadap kehilangan atau kerusakan barang/uang titipan. Semua
manfaat dan keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan barang/uang titipan
menjadi hak penerima titipan. Prinsip ini diaplikasikan dalam produk giro dan
tabungan.
Qardhul hasan adalah pinjaman yang tidak mempersyaratkan adanya imbalan,
waktu pengembalian pinjaman. Biaya administrasi dalam jumlah yang terbatas
diperkenankan untuk dibebankan kepada peminjam.
Al-Wakalah adalah jasa pemberian kuas dari satu pihak ke pihak lain. Untuk
jasanya itu, yang dititipkan dapat memperoleh fee sebagai imbalan,
Kafalah adalah perjanjian pemberian jaminan atau penanggungan atas
pembayaran utang satu pihak kepada pihak lain.
Hiwalah adalah pengalihan utang atau piutang dari pihak pertama kepada pihak
lain atas dasar saling mempercayai.
Rahn, merupakan suatu perjanjian pinjaman dengan jaminan aset. Berupa
penahanan harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang
diterimanya.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainul. 2009. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Tangerang:Azkia


Publisher.
Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Faza Blog

Home Kesehatan Motivation Succes Keislaman Tips Nulis


Headline Animator
Faza Blog
Grab this Headline Animator
Search
My Profile
My Photo
Fiathin Romza
nulis itu ga gampang,,, tapi kalo pengen pinter nulis,,,ya harus belajar. suatu saat,
nulis akan jadi suatu yg menyenangkan. percaya dech?! :)
View my complete profile
Klik Iklan, Anda Dibayar
Klik Aja Dech!!!
Daftar Dapet Duit
Download Link
Mau Duit???
Klik Jempol
ShoutBox
Name :
Web URL :
Message :
by. oggix.com
:)

:(

more smileys
Archives

:D

:p

:((

:))

:x

2011 (12)
November (1)
October (8)
Filsafat berawal dari rasa terpukau terhadap Dunia...
Kisah Muallaf-nya Perempuan Desa
Edison: Saya Sudah Kehabisan Kegagalan
Malas oh Malas...
English Course, Lesson 2
Data Envelopment Analaysis (DEA)
PEMETAAN PROBABILITY DEFAULT SEKTORAL DAN EFISIENS...
English Course, Lesson 1
March (3)
2010 (15)
2009 (100)
FeedBurner FeedCount
Subscribe Now: standard
Subscribe in a reader
Subscribe
RSS Feed (xml)
Powered By
Skin Design:
Free Blogger Skins
Powered by Blogger
Wednesday, October 5, 2011
Data Envelopment Analaysis (DEA)

I.

Pendahuluan: Apa itu DEA?

DEA adalah aplikasi atau metodologi perhitungan yang berbasis pada konsep
pendekatan efisiensi, dapat digunakan untuk mengukur dan menganalisis efisiensi
dari berbagai unit: pemerintah atau swasta, profit dan nirlaba.
II.

Bagaimana DEA dipelajari?

Aplikasi DEA sangatlah mudah dipelajari. Hanya dengan hitungan menit Anda saya
pastikan bisa menjalankan aplikasi DEA. Yang sedikit membutuhkan pemahaman
adalah proses sebelum aplikasi DEA dijakankan. Beberapa proses yang harus
dilakukan sebelum me-running DEA adalah:
1.

Penentuan Decision Making Unit (DMU) atau dalam bahasa sering disebut

Unit Kegiatan Ekonomi (UKE);


2.

Penentuan variabel input dan output;

3.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun DMU dan variabel input dan

output. Hal penting tersebut adalah karakter umum, keuntungan, kelemahan, dan
basis teori dari model DEA, antara lain:
a.

Karakteristik Umum
i.

Input dan output yang digunakan haruslah positif (lebih besar dari 0);

ii.

Isotonicity, yaitu diasumsikan bahwa peningkatan input akan

menghasilkan peningkatan output, dan tidak menyebabkan penurunan output;


iii.

Jumlah DMU yang digunakan dalam analisis setidaknya terdiri dari tiga

unit untuk memastikan tersedia cukup data bagi analisis;


iv. DMU yang akan dianalisis haruslah relatif homogeny;
v. Bobot Uj, Vi ditentukan pada saat menentukan model DEA. Bobot ini
dihitung sedemikian sehingga unit yang sedang dievaluasi ditempatkan pada posisi
yang sesuai terhadap unit yang lain di dalam set data analisis.

b. Keuntungan Model DEA


i.

Model DEA dapat mengukur banyak variabel input dan

variabel output;
ii. Tidak diperlukan asumsi hubungan fungsional antara
variabel-variabel yang diukur;

iii.

DMU dibandingkan secara langsung dengan sesamanya;

iv. Variabel input dan output dapat memiliki satuan


pengukuran yang berbeda.
c.

Kelemahan Model DEA


i.
ii.

Bersifat sample specific;


Merupakan extreme point technique, karenanya kesalahan

pengukuran akan berakibat fatal;


iii.

Hanya mengukur produktivitas relatif dari DMU dan bukan

produktivitas absolute;
iv. Uji hipotesis secara statistik atas hasil DEA sulit untuk
dilakukan. Karena menggunakan perumusan linear programming terpisah untuk
setiap DMU (perhitungan secara manual sulit dilakukan apalagi untuk masalah
berskala besar).
d. Basis Teori DEA
DEA mengukur efisiensi dari unit pengambil keputusan dengan membandingkan
penghasil terbaik (best producer) dalam sampel untuk menghasilkan komparasi
efisiensi. DEA menghasilkan ukuran subyektif dalam efisiensi operasional kepada
unit-unit homogen lain, membandingkan satu dengan yang lain, melalui unit-unit
sampel yang bersama-sama membentuk kurva kinerja yang membungkus hasil
observasi. Konsekuensinya, DMU yang berada pada kurva merupakan DMU yang
efisien dalam mendistribusikan input dan menghasilkan ouput, sedangkan yang
berada diluar kurva dianggap tidak efisien.
DEA diperkenalkan oleh Charnes, Cooper dan Rhodes (1978). Metode Data
Envelopment Analysis (DEA) dibuat sebagai alat bantu untuk evaluasi kinerja
suatu aktifitas dalam sebuah unit entitas (organisasi). Pada dasarnya prinsip kerja
model DEA adalah membandingkan data input dan output dari suatu organisasi
data (decision making unit, DMU) dengan data input dan output lainnya pada DMU
yang sejenis. Perbandingan ini dilakukan untuk mendapatkan suatu nilai efisiensi.
Data Envelopment Analysis atau yang dikenal dengan DEA, dikembangkan oleh
Charnes, dkk. (1978) dengan metode constante return to sclae (CRS), yang
kemudian diperluas oleh Banker dkk. (1984) dan Fare, et al (1994) dengan metode
variable returnt to scale. Analysis DEA ini merupakan pengembangan programasi

linier yang didasarkan pada tekhnik kinerja relatif dari sekelompok unit input dan
output, yang digunakan untuk menentukan efisiensi relatif dan target untuk unit
kegiatan ekonomi (unit kerja) yang tidak efisien. Analisis DEA menggunakan 2
metode yaitu: constant returnt to scale (CRS) dan variabel return to scale (VRS)
Program DEA ini dirancang untuk mengatasi keterbatasan yang dimiliki analisis
rasio parsial dan regresi berganda. DEA merupakan prosedur yang dirancang secara
khusus untuk mengukur efisiensi relatif suatu unit kerja yang menggunakan banyak
input dan output, dimana penggabungan input dan output tersebut tidak mungkin
dilakukan. Efisiensi relatif unit kerja adalah efisiensi suatu unit kerja dibandingkan
dengan unit kerja lain dalam sampel (sekelompok unit kerja yang saling
diperbandingkan) yang menggunakan jenis input dan output yang sama.
Dalam DEA, efisiensi relatif unit kerja didefinisikan sebagai rasio dari total output
tertimbang dibagi total input tertimbangnya (total weighted output/total weighted
input). Inti dari DEA adalah menetukan bobot (weight) atau timbangan untuk setiap
input dan output unit kerja. Bobot tersebut memiliki sifat; tidak bernilai negatif dan
bersifat universal, artinya setiap unit kerja dalam sampel harus dapat menggunakan
seperengakat bobot yang sama untuk mengevaluasi rasionya.
Berdasarkan konsep efisiensi di depan, efisiensi didefinisikan sebagai ouput
dibandingkan dengan input sebagaimana dirumuskan sebagai berikut:
Efisiensi Teknis =
Secara matematis, persamaan tersebut dapat dijadikan sebagaimana berikut:
Dimana:
Data
Ek = Efisiensi untuk DMUk (Decision Making Unit), nilai antara 0 1 (atau 0
100%)
k = jumlah DMU sampel (k = 1,2,3k)
N = jumlah input yang digunakan (i = 1,2,3,.N)
M = jumlah output (j = 1,2,3, M)
Ojk

= tingkat output j yang diamati dari DMUk

Iik = tingkat input I yang diamati dari DMUk


Variabel
Vi = bobot input i
Uj = bobot input j

III.

Software Data Envelopment Analysis (DEA)

Dalam melakukan analisis DEA dapat digunakan bermacam software. Dari yang
mudah sampai yang rumit dengan sajian model-model ekonometrika. Dari yang
murah (freeware) sampai dengan yang mahal harganya. Tinggal kita memilihnya,
biasanya yang bebas diunggah di internet, mudah digunakan, dan tentunya
memberikan analisis yang cukup baik.
Beberapa software DEA antara lain: Warwick DEA, xIDEA, DEA Frontier, Banxia
Frontier Analysis, CMOM, etc.
Dalam pertemuan kali ini aplikasi software yang akan kita bahas lebih mendalam
adalah Warwick Windows DEA atau populer dengan W-DEA.

IV.

Warwick Windows DEA

Data Envelopment Analysis (DEA) adalah pengembangan programasi linier


didasarkan pada teknik pengukuran kinerja relatif dari sekelompok unit input dan
output. Di sini akan ditunjukkan bagaimana menentukan efisiensi relatif dan target
untuk unit kegiatan ekonomi/decision making unit (selanjutnya disebut DMU) yang
tidak efisien. Berbagai penaksiran yang diperoleh dengan menggunakan WarwickDEA antara lain:
Penaksiran DMU dengan model constant returns to scale
Penaksiran DMU dengan model variable returns to scale
Penaksiran DMU dengan pembatasan bobot input/output
Penaksiran target pada spesifik input dan output
Penaksiran sejumlah variabel yang secara eksogen adalah tetap dan returns to
scale adalah variabel
Penaksiran super efisiensi
Menginformasikan kontribusi relatif dari masing-masing DMU terhadap target
DMU yang tidak efisien
Menyajikan tabel efisiensi
Menyajikan tabel target
Menyajikan tabel efisiensi yang dibandingkan antara setiap DMU
Menyajikan tabel virtual input/output
Menginformasikan terjadinya kenaikan dan penurunan returns to scale pada unitunit yang efisien dengan menggunakan model variable returns to scale.

Diposkan oleh Fiathin Romza di 1:04 AM


14 comments:
rizkaMay 20, 2012 at 2:12 AM

Anda mungkin juga menyukai