Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI DI INDONESIA

(Tugas Akuntansi Internasional)

DISUSUN OLEH :
NUR ALFI LAILA S.G. 1611031027
RENATA VIOLETTA BALKISH 1611031031
IBNU TRILAKSONO 1611031089
REFINA MARTIAS 1611031103
YOLANDA SESILIA 1611031115

JURUSAN S1-AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan .............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................... 2

BAB II Pembahasan .............................................................................................. 3

2.1 Profil Negara Indonesia ..................................................................... 3


2.2 Sistem Akuntansi di Indonesia .......................................................... 5
2.3 Regulasi dan Pembinaan Akuntansi .................................................. 7
2.4 Pengukuran Akuntansi ...................................................................... 8
2.5 Metode Persediaan ............................................................................ 9
2.6 Perpajakan ......................................................................................... 10
2.7 GAAP vs IFRS .................................................................................. 11
2.8 Elemen Laporan Keuangan ............................................................... 12
2.9 Standar Akuntansi di Indonesia Laporan Keuangan ......................... 15

BAB III Penutup ................................................................................................... 20

3.1 Kesimpulan......................................................................................... 20
3.2 Saran ................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Melihat sekilas gambaran dunia mengenai Indonesia, maka yang pertama kali
terbayang dalam pemahaman kita adalah bahwa Indonesia adalah negara yang
kaya akan sumber daya alam dan mempunyai posisi yang strategis dari segi
geografi. Begitu banyaknya potensi yang dimiliki membuat orang berkata bahwa
Indonesia adalah surga dunia.

Akuntansi dikenal sebagai salah satu bidang ilmu yang cukup diminati oleh
pelajar di Indonesia. Program studi satu ini masih memegang label sebagai
jurusan favorit yang akan membawa pelajar pada kesempatan kerja yang luas.
Akuntansi dianggap sebagai salah satu bidang ilmu yang bermanfaat untuk
semua bidang kerja dan perusahaan. Statement yang masih dipercaya sampai
sekarang ini membuat akuntansi terus memegang posisi unggul sebagai salah
satu jurusan terfavorit.

Perkembangan Akuntansi di Indonesia sebagaimana Fungsi akuntansi


manajemen hadir bukan karena suatu kejadian yang tiba-tiba dan langsung
menjadi viral. Mengingat jaman dahulu belum ada media komunikasi secepat
internet saat ini, ada beberapa perkembangan akuntansi yang secara bertahap
mulai menjalar di kawasan nusantara. Perkembangan akuntansi di Indonesia ini
relatif lama dan bermula dari zaman penjajahan Belanda. Butuh waktu hingga
lebih dari 100 tahun untuk mencapai sistem akuntansi yang sekarang ini dikenal
dan banyak digunakan oleh masyarakat.

1
Oleh karena itu, berdasarkan pernyataan di atas, maka penulis akan membahas
lebih dalam mengenai akuntansi di Indonesia melalui makalah yang berjudul
“PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI DI INDONESIA”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah akuntansi di Indonesia?
2. Bagaimana penerapan sistem akuntansi di Indonesia?
3. Bagaimana perbedaan antara sistem akuntansi di Indonesia dengan Amerika?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Dapat menjelaskan sejarah akuntansi di Indonesia
2. Dapat menjelaskan penerapan sistem akuntansi di Indonesia
3. Dapat menjelaskan perbedaan antara sistem akuntansi di Indonesia dengan
Amerika

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Profil Negara Indonesia


1. Sejarah Perekonomian Indonesia
– Masa sebelum kemerdekaan : VOC (1620), Sistem Tanam Paksa (Culture
Stelsel) di tahun 1836.
– 1950-1959 : Sistem Ekonomi Liberal
– 1959-1966 : Sistem Ekonomi Etatisme
– 1966-1998 : Sistem Ekonomi Pancasila
– 1998-sekarang : Sistem Ekonomi Pancasila yang cenderung liberal.

2. Budaya Indonesia
Budaya Indonesia merupakan seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan
lokal, maupun kebudayaan asal asing yang tealh ada di Indonesia sebelum
Indonesia merdeka pada tahun 1945. Budaya Indonesia tidak hanya
mencakup budaya asli bumiputera, tetapi juga mencakup budaya-budaya
pribumi yang mendapat pengaruh budaya Tionghoa, Arab, India, dan Eropa.
Contoh kebudayaan Indonesia yaitu rumah adat, upacara adat, tari tradisional
daerah, lagu daerah, musik daerah, pakaian adat, seni pertunjukkan. Seni
patung, masakan daerah, aksara daerah.

3. Letak Geografis
Posisi Indonesia terletak pada koordinat 6°LU – 11°08'LS dan dari 95°'BT –
141°45'BT serta terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan Australia.
Utara Negara Malaysia dengan perbatasan sepanjang 1.782
km, Singapura, Thailand, Filipina, dan Laut Tiongkok
Selatan.
Timur Negara Papua Nugini dengan perbatasan sepanjang

3
820 km, Timor Leste, dan Samudra Pasifik
Selatan Timor Leste, Australia, Samudera Hindia
Barat Samudera Hindia

4. Data Ekonomi Indonesia


– Populasi : 260.580.739 jiwa
– PDB Indonesia : US$1.074.966.000
– Mata Uang : Rupiah
– Sumber Daya Alam : minyak bumi, timah, nikel, gas alam, kayu,
bauksit, batu bara, emas, dan perak dengan pembagian lahan terdiri
dari tanah pertanian sebesar 10%, perkebunan sebesar 7%, padang
rumput sebesar 7%, hutan dan daerah berhutan sebesar 62%, dan
lainnya sebesar 14% dengan lahan irigasi seluas 45.970 km.
– Jumlah Impor : US$188,63 miliar
– Barang Impor : mesin-mesin atau pesawat mekanik, besi dan baja,
plastik dan barang dari plastik, kendaraan, bahan kimia organik,
serealia, pupuk, buah-buahan, kapal laut, kapal terbang dan
bagiannya, sayuran, daging hewan, amunisi.
– Negara Tujuan : China, Jepang, Thailand, Amerika Serikat,
Singapura, Korea Selatan, Malaysia, Australia, India, Jerman.
– Jumlah Ekspor : US$ 180,06 miliar
– Barang Ekspor : bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan
nabati, besi dan baja, perhiasan permata, karet dan barang dari karet,
sepatu dan alas kaki kulit, industri tekstil, udang beku, minyak sawit,
kayu, biji kopi dan kopi.
– Negara tujuan : Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang, India,
Singapura, Korea Selatan, Brazil, Kanada, Jerman, Belgia, Turki,
Inggris, Finlandia, Belanda, Nigeria, Malaysia, Australia.

4
2.2 Sistem Akuntansi Indonesia
Akuntansi mulai diterapkan di Indonesia sejak tahun 1642. Akan tetapi bukii
yang jelas terdapat pada pembukuan Amphioen Societeit yang berdiri di Jakarta
sejak 1747. Selanjutnya akuntansi di Indonesia berkembang setelah UU Tanam
Paksa dihapuskan pada tahun 1870. Hal ini mengakibatkan munculnya para
pengusaha swasta Belanda yang menanamkan modalnya di Indonesia.

Praktik akuntansi di Indonesia dapat ditelusur pada era penjajahan Belanda


sekitar 17 atau sekitar tahun 1642. Jejak yang jelas berkaitan dengan praktik
akuntansi di Indonesia dapat ditemui pada tahun 1747, yaitu praktik pembukuan
yang dilaksanakan Amphioen Sociteyt yang berkedudukan di Jakarta. Pada era
ini Belanda mengenalkan sistem pembukuan berpasangan (double-entry
bookkeeping) sebagaimana yang dikembangkan oleh Luca Pacioli. Perusahaan
VOC milik Belanda-yang merupakan organisasi komersial utama selama masa
penjajahan-memainkan peranan penting dalam praktik bisnis di Indonesia selama
era ini’

Pengiriman Van Schagen merupakan titik tolak berdirinya Jawatan Akuntan


Negara-Government Accountant Dienst yang terbentuk pada tahun 1915.
Akuntan publik yang pertama adalah Frese & Hogeweg yang mendirikan
kantor di Indonesia pada tahun 1918. Pendirian kantor ini diikuti kantor akuntan
yang lain yaitu kantor akuntan H.Y.Voerens pada tahun 1920 dan pendirian
Jawatan Akuntan Pajak-Belasting Accountant Dienst.

Pada era penjajahan, tidak ada orang Indonesia yang bekerja sebagai akuntan
publik. Orang Indonesa pertama yang bekerja di bidang akuntansi adalah JD
Massie, yang diangkat sebagai pemegang buku pada Jawatan Akuntan Pajak
pada tanggal 21 September 1929.

Kesempatan bagi akuntan lokal (Indonesia) mulai muncul pada tahun 1942-1945,
dengan mundurnya Belanda dari Indonesia. Pada tahun 1947 hanya ada satu
orang akuntan yang berbangsa Indonesia yaitu Prof. Dr. Abutari. Praktik

5
akuntansi model Belanda masih digunakan selama era setelah kemerdekaan
(1950an). Pendidikan dan pelatihan akuntansi masih didominasi oleh sistem
akuntansi model Belanda. Nasionalisasi atas perusahaan yang dimiliki Belanda
dan pindahnya orang orang Belanda dari Indonesia pada tahun 1958
menyebabkan kelangkaan akuntan dan tenaga ahli.

Tidak banyak perubahan sistem akuntansi di Indonesia pada masa penjajahan


Jepang. Setelah kemerdekaan pemerintah Republik Indonesia mempunyai
kesempatan mengirimkan putra-putrinya belajar akuntansi ke luar negeri.
Sedangkan pendidikan akuntansi di dalam negeri mulai dirintis pada tahun 1952
oleh Universitas Indonesia yang membuka jurusan akuntansi di Fakultas
Ekonominya. Langkah ini diikuti oleh perguruan tinggi lainnya. Pada tahun 1954
keluarlah UU No. 34 yang mengatur pemberian gelar akuntan.

UU Penanaman Modal Asing dikeluarkan tahun 1967 dan disusul Undang-


Undang Penanaman Modal Dalam Negeri tahun 1968. Selanjutnya keduanya
merangsang berdirinya perusahaan-perusahaan baru yang mengakibatkan
semakin baiknya iklim investasi di Indonesia. Sebagai konsekuensinya, akuntansi
di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat.

Selama ini terjadi dualism praktek kerja akuntansi di Indonesia. Di suatu pihak
banyak perusahaan menerapkan sistem akuntansi Belanda. Di Pihak lain, sistem
akuntansi Amerika semakin banyak digunakan akibat semakin bergesernya kinlat
pendidikan akuntansi ke sistem Amerika serta semakin banyaknya perusahaan
yang membawa sistem Amerika masuk ke Indonesia.
Dualism tersebut juga berpengaruh pada dunia pendidikan, terutama tingkat
pendidikan menengah. Akan tetapi, dalam Lokakarya “Pendidikan Akuntansi di
Indonesia” yang diselanggarakan oleh Pusat Pengembangan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, telah dicapai kesepakatan sistem pendidikan

6
akuntansi untuk pendidikan menengah dan pendidikan tinggi yang menggunakan
sistem Amerika.

IAI menyatakan bahwa Indonesia akan menerapkan program konvergensi IFRS


atau Indonesian GAAP yang akan dikonvergensikan secara penuh pada tanggal 1
Januari 2012. Standar Akuntansi Keuangan milik Indonesia sebagian besar sudah
sama dengan IFRS. Indonesia melakukan konvergensi IRS ini karena Indonesia
sudah memiliki komitmen dalam kesepakatan dengan negara-negara G20. Tujuan
kesepakatan tersebut adalah untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
dalam pelaporan keuangan. Selain itu, konvergensi IRS akan meningkatkan arus
investasi global melalui keterbandingan laporan keuangan.

2.3 Regulasi dan Pembinaan Akuntansi


Pengaturan akuntansi di Indonesia oleh ikatan akuntan Indonesia (IAI) dibawah
pengawasan departenen keuangan IAI membawahi institute akuntan public
Indonesia menyusun standar akuntansi keuangan (SAK) dan standar professional
akuntan public (SPAP). IAI dibentuk pada 23 desember 1957. Pada tahun 1972
IAI bekerjasama dengan badan Pembina pasar uang dan modal membentuk
panitia penghimpun bahan-bahan dan struktur GAAP dan struktur GAAS. Pada
tahun 1994, IAI mengadopsi standar IASC yang dituangkan dalam PSAK yang
berlaku 1 januari 1995. IAI juga menjadi anggota International Federation
Accountant (IFAC). Sebagai anggota IFAC, IAI berkewajiban :
1. Mengajak pemerintah dan badan penyusun standar agar laporan keuangan
perusahaan yang diterbitkan mematuhi International Accounting Financial
Reporting (IFRS).
2. Mengajak badan pasar modal, industri dan masyarakat bisnis agar
menerbitkan laporan keuangan menurut IFRS dan mengungkapkan fakta dari
setiap kepatuhannya.
3. Membantu pengembangan pengakuan IFRS secara internasional.

7
4. Memonitor kepatuhan terhadap IFRS melalui penelaahan quality insurance
yang ditetapkan SMO (statement of membership). Realisasi kewajiban IAI
sebagai anggota IFAC mengenai penerapan IFRS di Indonesia diharapkan
terjadi pada tahun 2008.

Saat ini IAI memiliki 59 SAK diantaranya dirujuk dari IAS 28 standar,
diciptakan sendiri 11 standar dan dari FASB 17 standar, 2 Accounting Priciples
Board Opinion dan 1 buletin. Indonesia telah mengadopsi IFRS secara penuh
pada januari 2012. Dengan mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang
dibuat berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan
laporan keuangan berdasarkan IFRS. Namun, perubahan tersebut tentu saja akan
memberikan efek di berbagai bidang, terutama dari segi pendidikan dan bisnis.

2.4 Pengukuran Akuntansi


a) Bagaimana Pencatatan Akun perusahaannya? terkonsolidasikah apa terpisah?
Terkonsoidasi, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk terdiri dari banyak
perusahaan sejak tahun 1994 dengan 10 anak perusahaan, yaitu:

Drayton Pte Ltd and subsidiary

Indofood (M) Food Industries Sdn Bhd

PT. Anugerah Indofood Barokah Makmur and subsidiaries

PT. Indofood Asahi Sukses Beverage and subsidiary

PT. Indofood Comsa Sukses Makmur

PT. Indofood Fritolay Makmur

PT. Indofood Mitra Bahari Makmur

PT. Indofood Tsukishima Sukses Makmur

PT. Sukses Artha Jaya and subsidiaries

8
PT. Surya Rengo Containers

b) Bagaimana perusahaan melihat Anak perusahaan? Dikonsolidasikan atau


tidak?
Dikonsolidasikan karena ICBP memiliki visi untuk “Menjadi perusahaan
yang dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan produk bermutu, berkualitas,
aman untuk dikonsumsi dan menjadi pemimpin di industri makanan” dengan
cara mendirikan anak perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pangan saat ini.

c) Bagaimana pengukuran Goodwill negara tersebut? Apakah diukur menurut


dasar nilai wajar aktiva bersih yang diakuisisi dan diamortisadi dan berapa
tahun maksimum Masa Goodwill di negara tersebut.
Bagi PT Inddofood CBP Sukses Makmur Goodwill dihitung dengan selisih
lebih antara biaya perolehan investasi dengan nilai wajar aset dan kewajiban
bersih yang dapat diidentifikasi dari anak perusahaan yang diakuisisi pada
tanggal perolehan, dan disajikan sebagai “Goodwill - Bersih” dalam neraca
konsolidasi dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama
20 tahun.

d) Menggunakan Metode apa dalam melihat ekuitas perusahaan dinegara


tersebut? Apakah digunakan untuk investasi pada perusahaan afiliasi atau
????
Mengunakan metode entitas dengan nilai perolehan investasi ditambah atau
dikurang dengan bagian Kelompok Usaha atas laba atau rugi neto, dan
penerimaan dividen dari entitas asosiasi sejak tanggal perolehan.

2.5 Metode Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai
realisasi neto. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata

9
bergerak (moving-average) untuk Perusahaan, ICBP, IDLK dan IFL; metode
rata-rata tertimbang (weighted-average) untuk SIMP dan Entitas Anak, Entitas
Anak lain dari ICBP; dan metode first-in, first-out (FIFO) untuk Entitas Anak
lainnya.

Nilai realisasi neto persediaan adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha
normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan
untuk melakukan penjualan. Kelompok Usaha menetapkan penyisihan untuk
nilai realisasi neto persediaan berdasarkan hasil penelaahan berkala atas kondisi
fisik dan nilai realisasi neto persediaan.

2.6 Perpajakan
a. Pajak final
Pajak final tidak termasuk dalam lingkup yang diatur oleh PSAK No. 46. Oleh
karena itu, Kelompok Usaha menyajikan beban pajak final sehubungan
dengan penghasilan bunga sebagai bagian tersendiri dalam laporan laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.

b. Pajak kini
Aset dan liabilitas pajak kini untuk tahun berjalan diukur sebesar jumlah yang
diharapkan dapat direstitusi dari atau dibayarkan kepada otoritas perpajakan.

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak tahun berjalan yang
dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

c. Pajak Tangguhan
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui menggunakan metode liabilitas atas
konsekuensi pajak pada masa mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah
tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan
pajak aset dan liabilitas pada setiap tanggal pelaporan. Liabilitas pajak
tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak
tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan

10
akumulasi rugi fiskal, sepanjang besar kemungkinan perbedaan temporer yang
boleh dikurangkan dan akumulasi rugi fiskal tersebut dapat dimanfaatkan
untuk mengurangi laba kena pajak pada masa depan.
Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau
secara substansial telah berlaku pada tanggal pelaporan. Perubahan nilai
tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan
tarif pajak dibebankan pada usaha tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-
transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke
ekuitas.

d. Pajak Pertambahan Nilai


Pendapatan, beban-beban dan aset-aset diakui neto atas jumlah PPN kecuali:
– PPN yang muncul dari pembelian aset atau jasa yang tidak dapat
dikreditkan oleh kantor pajak, yang dalam hal ini PPN diakui sebagai
bagian dari biaya perolehan aset atau sebagai bagian dari beban-beban yang
diterapkan; dan
– Piutang dan utang yang disajikan termasuk dengan jumlah PPN.

2.7 GAAP VS IFRS

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai organisasi yang berwenang dalam


membuat standar akuntansi di indonesia telah melakukan langkah-langkah
penyeragaman standar akuntansi keuangan. Sejak tahun 1994 IAI telah
melaksanakan program harmonisasi dan adaptasi standar akuntansi internasional
dalam rangka pengembangan standard akuntansinya (SAK [2009]). Berdasarkan
data perbandingan yang dilakukan oleh Osman Ramli Satrio dan Rekan terhadap
PSAK per 1 Januari 2007 dan standar akuntansi internasional (IFRS dan US
GAAP) diperoleh data bahwa dari 57 PSAK yang ada sebanyak 28 PSAK
dikembangkan dari IFRS dan 20 PSAK dikembangkan dari US. GAAP
sementara 8 PSAK dikembangkan sendiri oleh IAI. Lebih lanjut 1 PSAK

11
mengenai syariah dikembangkan dari standard akuntansi yang dibuat oleh
Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions
(AAOIFI) dan regulasi lokal yang relevan (Deloitte, 2007).

IAI pada Desember 2008 telah mengumumkan rencana konvergensi standar


akuntansi lokalnya yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
dengan International Financial Reporting Standards (IFRSs) yang merupakan
produk dari IASB. Rencana pengkonvergensian ini direncanakan akan terealisasi
padatahun2012.
Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh (full
adoption) standar akuntansi internasional atau International Financial Reporting
Standard (IFRS). Standar akuntansi di Indonesia yang berlaku saat ini mengacu
pada US GAAP (United Stated Generally Accepted Accounting Standard),
namun pada beberapa pasal sudah mengadopsi IFRS yang sifatnya harmonisasi.
Adopsi yang dilakukan Indonesia saat ini sifatnya belum menyeluruh, baru
sebagian (harmonisasi).

2.8 Elemen Laporan Keuangan


1. Elemen Laporan Keuangan di Indonesia
– Asset
– Liabilitas
– Ekuitas
– Pendapatan
– Beban, dan
– Pendapatan & beban lainnya

2. Definisi Aset
Aset dibagi dua Aset lancar dan Aset tidak lancar:
a. Aset lancar
Dalam akuntansi adalah jenis asett yang dapat digunakan dalam jangka
waktu dekat, biasanya satu tahun

12
b. Aset Tidak lancar
Aset jangka panjang adalah jenis asset yang diharapkan dapat digunaka
selama lebih dari satu tahun

3. Aset Biologis

Aset biologis Kelompok Usaha terdiri atas HTI, dan produk agrikultur dari
tanaman produktif, yang terutama terdiri atas TBS dan tebu. Aset biologis
dinyatakan sebesar nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Keuntungan
atau kerugian yang timbul pada pengakuan awal produk agrikultur pada nilai
wajar dikurangi biaya untuk menjual dan dari perubahan nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual aset biologis pada setiap tanggal pelaporan dimasukkan
dalam laba rugi pada periode di mana keuntungan atau kerugian tersebut
terjadi. Nilai wajar dari produk agrikultur, termasuk produk yang masih
tumbuh dan sudah dipanen dari tanaman produktif kelapa sawit dan karet
ditentukan menggunakan pendekatan pasar (market approach) dengan
menerapkan estimasi volume produksi dengan estimasi harga pasar yang
berlaku pada tanggal pelaporan. Biaya untuk menjual adalah biaya
inkremental yang diatribusikan secara langsung untuk pelepasan aset, tidak
termasuk beban pembiayaan dan pajak penghasilan.

4. Liabilitas
Pengakuan dan pengukuran awal Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup
PSAK No. 55 diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laba atau rugi dan liabilitas keuangan pada biaya perolehan
diamortisasi. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, liabilitas
keuangan Kelompok Usaha diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan pada
biaya perolehan diamortisasi. Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi atas
liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.. Saat pengakuan awal, liabilitas
keuangan diukur pada nilai wajar dan, dalam hal liabilitas keuangan pada

13
biaya perolehan diamortisasi, termasuk biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung.

5. Pengakuan Pendapatan dan Pengeluaran Kas


– Cash Basis adalah proses pencatatan transaksi akuntansi dimana transaksi
dicatat pada saat menerima kas atau pada saat mengeluarkan kas.
– Akrual Basis adalah proses pencatatan transaksi dicatatat pada saat terjadi,
meskipun belum menerima ataupun mengeluarkan kas.

6. Biaya
Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk melaksanakan
suatu proses produksi yang dinyatakan dengan satuan uang sesuai harga pasar
yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.
a. Biaya Historis
Adalah biaya asli yang dikeluarkan di massa lalu untuk memeperoleh asset,
biaya historis menyatakan bahwa asset harus diakui pada biayaketika
mereka dibeli.
b. Biaya yang direalisasi
Adalah tindakan untuk mencapai sesuatu yang direncanakan atau
diharapkan, di bidang akuntansi realisasi bermakana (uang) yaitu konversi
dari aktivva, barang dan jasa menjadi cash atau piutang yang melalui
tahapan penjualan.

7. Nilai sekarang
– Harga nilai sekarang dan nilai kapitalis asset menyediakan ukuan yang
berbeda dari konsep econimi opportunity cost , opportunity cost
perusahaan adalah nilai kas yang diturunkan dari penjualan asset atau nilai
tunai dari manfaat yang diturunkan dari penggunaaan asset.
– Harga nilai sekarang memeberikan informasi yang relevan dan perlu untuk
mengevaluasi penyesuain dan likuiditas keuangan perusahaan.

14
– Harga nilai sekarang memebrikan petunjuk yang lebih baik untuk
mengevaluasi manjer dalam fungsi kepelayanannya karena hal ini tersebut
merealisasikan pengorbanan sekarang dan piliha lainnnya.

2.9 Standar Akuntansi di Indonesia


a. PSAK IFRS
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar praktik
akuntansi yang digunakan di Indonesia, yang disusun dan diterbitkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan yang dibentuk oleh Ikatan Akuntan
Indonesia.

Standar ini adalah aturan baku yang mengatur pencatatan, penyusunan,


perlakuan, dan penyajian laporan keuangan dan digunakan untuk entitas atau
perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik yaitu entitas terdaftar atau
dalam proses pendaftaran di pasar modal atau entitas fidusia contohnya seperti
perusahaan publik, asuransi, perbankan, BUMN.

Pada tahun 2015 PSAK resmi mengadopsi Standar Pelaporan Keuangan


Internasional (IFRS) yang merupakah kelanjutan dari International
Accounting Standars yang banyak dipakai sebagai standar akuntansi negara
lain.

b. SAK- ETAP
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (ETAP), yaitu entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik
signifikan; dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general
purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna

15
eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan
usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.

SAK ETAP bertujuan untuk menciptakan fleksibilitas dalam penerapannya


dan diharapkan memberi kemudahan akses ETAP kepada pendanaan dari
perbankan. SAK ETAP merupakan SAK yang berdiri sendiri dan tidak
mengacu pada SAK Umum, sebagian besar siklus akuntansinya menggunakan
konsep biaya historis; mengatur transaksi yang dilakukan oleh ETAP; bentuk
pengaturan yang lebih sederhana dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif
tidak berubah selama beberapa tahun.

c. SAK- EMKM
ED SAK EMKM disusun untuk memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan
entitas mikro, kecil, dan menengah. Undang-Undang No 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dapat digunakan sebagai acuan
dalam mendefinisikan dan memberikan rentang kuantitatif EMKM. ED SAK
ditujukan untuk digunakan oleh entitas yang tidak atau belum mampu
memnuhi persyaratan akuntansi yang diatur dalam SAK ETAP.

Cara penyajian laporan keuangan EMKM telah disusun secara rinci pada ED
SAK EMKM yang dimana penyajiannya harus konsisten, informasi keuangan
yang komparatif, serta lengkap. Minimal laporan keuangan tersebut terdiri
dari:

 Laporan posisi keuangan pada akhir periode,


 Laporan laba rugi selama periode,
 Catatan atas laporan keuangan, yang berisi tambahan dan rincian akun-
akun tertentu yang relevan.

16
d. SAK- SYARIAH
PSAK-Syariah merupakan pedoman yang dapat digunakan untuk lembaga-
lembaga kebijakan syariah seperti bank syariah, pegadaian syariah, badan
zakat, dan lain sebagainya. Pengembangan standar akuntansi ini dibuat
berdasarkan acuan dari fatwa yang dikeluarkan oleh MUI (Majelis Ulama
Indonesia). Standar ini terdiri atas kerangka konseptual penyusunan dan
pengungkapan laporan, standar penyajian laporan keuangan, dan standar
khusus transaksi syariah seperti mudharabah, murabahah, salam, ijarah, dan
istishna.

e. SAP
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) telah ditetapkan sebagai peraturan
pemerintah yang diterapkan untuk entitas pemeritah dalam menyusun Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD). SAP dibuat untuk menjadmin transparansi, partisipasi, dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara demi terwujudnya pemerintahan
yang baik dan bersih.

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang


diterapkan dalam menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah
yang terdiri atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan
Keuangan Permerintah Daerah (LKPD). Laporan keuangan pokok menurut
Standar Akuntansi Pemerintah adalah Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

2.10Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada
suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja
perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan
keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :

17
– Neraca
– Laporan laba rugi komprehensif
– Laporan perubahan ekuitas
– Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus
kas atau laporan arus dana
– Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan


adalah aset, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan
pengukuran kinereja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban.
Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba
rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca.

2.11 Standar Akuntansi pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk


Standar akuntansi yang telah diterbitkan sampai tanggal penerbitan laporan
keuangan konsolidasian Kelompok Usaha namun belum berlaku efektif
diungkapkan berikut ini. Manajemen bermaksud untuk menerapkan standar
tersebut yang dipertimbangkan relevan terhadap Kelompok Usaha pada saat
efektif, dan pengaruhnya terhadap posisi dan kinerja keuangan konsolidasian
Kelompok Usaha masih diestimasi pada tanggal 19 Maret 2019:
a. PSAK 71 : Instrumen Keuangan
Standar akuntansi ini diperkirakan akan mempengaruhi klasifikasi dan
pengukuran aset dan liabilitas keuangan Kelompok Usaha. Oleh karena itu,
memerlukan pertimbangan Kelompok Usaha, termasuk evaluasi dari model
bisnis dan karakteristik arus kas kontraktual. Standar ini juga mensyaratkan
pengukuran penurunan nilai berdasarkan model rugi kredit yang diharapkan
dari sebelumnya model kerugian yang terjadi.
PSAK 71 akan berlaku efektif tanggal 1 Januari 2020, dan penerapan awal
diperkenankan.

18
b. PSAK 72 : Pendapatan dari kontrak dengan pelanggan
Standar akuntansi ini mengharuskan Kelompok Usaha menerapkan model 5-
langkah dalam mengakui pendapatan. Kelompok Usaha harus
mengindentifikasi pelaksanaan kewajiban yang disyaratkan tiap kontrak
dengan pelanggan, termasuk pertimbangan variabel, dan hanya mengakui
pendapatan sesuai harga transaksi yang dialokasi/ditentukan pada saat
pelaksanaan kewajiban dipenuhi. PSAK 72 akan berlaku efektif pada tanggal
1 Januari 2020 dan dapat diterapkan dengan pendekatan retrospektif penuh
atau retrospektif yang dimodifikasi.

c. PSAK 73 : Sewa
PSAK 73 mensyaratkan lessee untuk mencatat sewa sesuai dengan model
tunggal neraca dengan cara yang sama seperti sewa pembiayaan dalam
PSAK 30 yang digantikannya. Standar mengecualikan dua pengakuan sewa
yaitu sewa atas aset dengan nilai rendah dan sewa jangka pendek.
Saat tanggal sewa dimulai, lessee mengakui liabilitas atas pembayaran sewa
dan aset atas hak penggunaan aset sewa selama jangka waktu sewa. Lessee
disyaratkan untuk mengakui secara terpisah beban bunga untuk liabilitas
sewa dan beban penyusutan untuk hak penggunaan aset. Substansi perlakuan
akuntansi untuk lessor tidak berubah dari PSAK 30 yang digantikan. PSAK
73 akan berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2020 dan diterapkan secara
retrospektif, penerapan dini diperkenankan.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, menunujukkan bahwa terdapat perbedaan sistem


akuntansi yang berlaku di Indonesia dan Amerika Serikat. Perbedaan tersebut
terlihat pada komponen laporan keuangan yang digunakan dalam pelaporan
keuangan. Selanjutnya, Negara Amerika Serikat telah lebih dulu mengadopsi
IFRS secara keseluruhan dan menggunakan IFRS sebagai dasar standard
nasional pada tahun 2002. Hal ini dilakukan untuk menjawab permintaan
investor dan pengguna laporan keuangan lainnya.

Sedangkan Sistem Akuntansi Keuangan Indonesia mengadopsi IFRS pada tahun


2011 untuk memudahkan perusahaan asing yang akan menjual saham di negara
ini atau sebaliknya. Hal ini pula diharapkan akan semakin membawa perusahaan-
perusahaan di Indonesia dapat bersaing dengan perusahaan internasional lainnya
karena dengan melakukan adopsi ini tentunya penyajian laporan keuangan yang
dilakukan oleh perusahaan juga akan semakin akuntabel dan transparan.

3.2 Saran

Mengacu pada pelaporan keuangan di negara Amerika Serikat, laporan keuangan


negara Indonesia dapat diperlengkap dengan tambahan laporan dari manajemn ,
laporan auditor independen , diskusi manajemen dan analisis atas hasil operasi,
serta tidak hanya membandingkan data keuangan selama dua tahun saja
melainkan selama 5 tahun.

20
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia.org, artikel diakses pada tanggal 8 Oktober 2019, dari


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Indonesia

Barcellona.wordpress.com, artikel diakses pada tanggal 9 Oktober 2019, dari


https://baracellona.wordpress.com/sejarah-dan-perkembangan-akuntansi-di-
indonesia-dan-internasional/

Arumarum9, artikel diakses pada tanggal 9 Oktober 2019, dari


http://arumarum9.blogspot.com/2016/03/perbandingan-sistem-akuntansi-
di.html

Dosenakuntansi.com, artikel diakses pada tanggal 9 Oktober 2019 dari


https://dosenakuntansi.com/perkembangan-akuntansi

21

Anda mungkin juga menyukai