RENCANA PENELITIAN
Oleh
Liza Widianti
C1G019151
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023
ii
Oleh
Liza Widianti
C1G019151
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui
Tanggal Pengesahan:
iv
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... Ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ Iii
KATA PENGANTAR....................................................................................... Iv
DAFTAR ISI...................................................................................................... V
DAFTAR TABEL.............................................................................................. Vi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... Vii
I. PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah.................................................................... 4
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian................................................ 5
II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 6
2.1. Pendapatan.................................................................................. 6
2.2. Jenis-jenis Pendapatan................................................................ 6
2.3. Pendapatan Rumah Tangga......................................................... 6
2.4. Pengertian Industri dan Konsep Industri.................................... 7
2.5. Industri Rumah Tangga............................................................... 9
2.6. Agroindustri................................................................................ 9
2.7. Rotan........................................................................................... 10
2.8. Kontribusi.................................................................................... 12
2.9. Pengertian Partisipasi Tenaga Kerja........................................... 13
2.10 Motivasi Kerja............................................................................. 13
2.11. Penelitian Terdahulu................................................................... 13
2.12 Kerangka Pendekatan Masalah................................................... 16
2.13. Definisi Operasional................................................................... 17
III. METODE PENELITIAN......................................................................... 20
3.1. Metode Penelitian....................................................................... 20
3.2. Unit Analisis............................................................................... 20
3.3. Penentuan Sampel....................................................................... 20
3.4. Jenis dan Sumber Data................................................................ 21
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Jumlah Industri Anyaman Rotan dan Ketak di Kecamatan 3
Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah tahun
2020.............................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bagan kerangka pendekatan masalah............................... 16
1
I. PENDAHULUAN
tersebut tentunya terjadi karena adanya kesempatan bagi para ibu rumah
tangga untuk bekerja (Aprianingsih & Kurniawan, 2019).
Pendapatan dari hasil pertanian tidak sepenuhnya dapat diandalkan dalam
memenuhi kebutuhan rumah tangga. Hal ini dikarenakan adanya rentang waktu
dalam kegiatan pertanian yang membuat para petani terkadang tidak mempunyai
pekerjaan (menganggur). Selain itu, pendapatan yang diperoleh tidak menentu
dalam segi jumlah dan tidak konsisten dalam segi waktu. Oleh karena itu,
masyarakat memanfaatkan waktu luangya dengan melakukan kerja tambahan
yaitu usaha kerajinan anyaman rotan. Usaha kerajinan tangan berbahan rotan
merupakan jenis usaha yang dicetuskan oleh masyarakat dengan memanfaatkan
tanaman rotan sebagai bahan dasar dalam membuat berbagai jenis kerajinan.
Untuk membuat setiap unit kerajinan tangan berbahan rotan para pengrajin
membutuhkan bahan-bahan berupa tanaman rotan yang siap dipakai, sumpe,
ketak, dan alat-alat pembantu lainnya seperti pisau kecil dan sebagainya
(Aprianingsih & Kurniawan, 2019).
Para pengrajin anyaman rotan sebagian besar berasal dari kaum
perempuan khususnya ibu-ibu dan para remaja yang belum memiliki pekerjaan
tetap bahkan yang tidak bekerja sama sekali. Adanya kenyataan bahwa
pendapatan keluarga tidak dapat mencukupi apabila hanya mengandalkan
pendapatan dari pihak suami dan menuntut ikut kesertaan dan anggota keluarga
lainnya terutama wanita dalam ikut berperan untuk meningkatkan pendapatan.
(Renawati, 2021).
Di Kabupaten Lombok Tengah terdapat industri anyaman rotan. Anyaman
rotan merupakan anyaman yang berbahan baku utama rotan yang dikreasikan
menjadi produk yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi. Produk yang dapat
dihasilkan yakni tas, tempat tisu, bak sampah, kursi, meja, dan sebagainya. Di
Kabupaten Lombok Tengah terdapat 11 kecamatan yang mengusahakan anyaman
rotan diantaranya Pujut, Praya, Jonggat, Janapria, Kopang, Batukliang, Praya
Timur, Praya Barat, Praya Tengah, Pringgarata dan Batukliang Utara.
Kecamatan Praya Timur merupakan salah satu kecamatan yang ada di
Kabupaten Lombok Tengah yang terdiri dari 10 desa yaitu Desa Bilebando, Desa
3
Kidang, Desa Landah, Desa Sengkerang, Desa Ganti, Desa Sukaraja, Desa
Marong, Desa Mujur, Desa Beleka dan Desa Semoyang. Desa yang ada di
Kecamatan Praya Timur merupakan desa yang mengusahakan kerajinan anyaman
rotan.
Tabel 1.1 Jumlah Industri Anyaman Rotan di Kecamatan Praya Timur
Kabupaten Lombok Tengah tahun 2020.
2.1 Pendapatan
hilir. Industri hulu adalah industri yang memproduksi alat-alat dan mesin
pertanian serta industri sarana produksi yang digunakan dalam proses budidaya
pertanian, sedangkan industri hilir merupakan industri yang mengolah hasil
pertanian menjadi bahan baku atau barang yang siap dikonsumsi atau merupakan
industri pasca panen dan pengolahan hasil pertanian (Udayana, 2011).
Agroindustri yang ada di pedesaan berperan mempercepat pemerataan
pertumbuhan ekonomi dengan menahan bahan baku supaya tidak langsung
dipasarkan dan menyerap tenaga kerja di desa dalam jumlah yang besar.
Agroindustri pengolahan hasil pertanian desa meliputi tanaman pangan,
tanaman perkebunan, hasil hutan, perikanan, dan peternakan. Salah satu
tanaman perkebunan hasil pertanian desa yang biasa dimanfaatkan oleh
masyarakat Indonesia adalah tanaman pandan atau Pandanaceae (Fulki &
Mandasari, 2018).
Agroindustri penting dilakukan dalam rangka meningkatkan nilai tambah,
terutama pada saat produksi melimpah dan harga produk rendah, juga untuk
produk yang rusak atau bermutu rendah, maka disinilah saat yang tepat untuk
mengolahnya lebih lanjut (Rahman, 2015).
Agroindustri merupakan industri yang mengolah bahan baku hasil
pertanian menjadi barang yang mempunyai nilai tambah yang dapat dikonsumsi
oleh masyarakat. Mengingat sifat produk pertanian yang tidak tahan lama maka
peran agroindustri sangat diperlukan. Berbeda dengan industri lain, agroindustri
tidak harus mengimpor sebagian besar bahan bakunya melainkan telah tersedia
banyak di dalam negeri (Asnidar&Asrida, 2017).
2.9 Rotan
Rotan berasal dari bahasa melayu yaitu “raut” yang bernakna mengupas,
menguliti, atau menghaluskan. Tanaman rotan umumnya hidup berumpun dan
tumbuh menyebar di daerah perbukitan dan daerah pegunungan dengan ketinggian
berkisar antara 300-1.000 meter dari permukaan laut. Dalam kondisi alami,
tanaman ini pada awalnya tumbuh secara menjalar di tas permukaan tanah lalu
kemudian berkembang dengan memanjat dan melilit pada batang pohon yang ada
di sekitarnya. Pada pangkal batang tanaman rotan terdapat bongkol. Batang
11
tanaman ini tumbuh tegak ke arah atas sampai kurang lebih mencapai ketinggian
sekitar 2 hingga 2,5 meter. Setelah mencapai ketinggian itu, batang rotan akan
melengkung seperti tanaman bambu, batang rotan pun beruas-ruas dengan ukuran
antara 15 sampai 30 cm dan memiliki diameter sebesar 2 hingga 8 cm. Dalam usia
yang masih muda, batang rotan umumnya berwarna hijau, lalu mulai menguning
seiring dengan meningkatnya kedewasaan tanaman ini untuk siap di panen.
Walaupun hal tersebut berlaku umum pada sebagian besar tanaman rotan,
beberapa jenis rotan ada yang warnanya tidak berubah dan tetap berwarna hijau
seiring proses penuaan hanya saja warna hijau tersebut akan tampak semakin
pekat atau tua (Warta ekspor, 2013).
Rotan adalah bahan baku alam yang sifatnya dapat diperbaharui, namun
demikian pemanfaatan yang tidak bijaksana dapat berakibat pada terganggunya
keberlanjutan bahan baku rotan dan industri itu sendiri. Efisisensi penggunaan
bahan baku adalah upaya yang paling realistis. Limbah sisa produksi rotan
terdapat bermacam-macam karakter, yakni sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan,
jenis rotan dan jenis bahan baku rotannya. Limbah rotan terjadi karena bahan baku
yang tidak memenuhi kualitas atau spesifikasi teknis dan estetis untuk sebagai
desain produk. Kualitas bahan baku rotan ditentukan oleh jenis rotan, Panjang,
diameter, warna asal rotan, cacat, kecerahan, elastisitas, dan panjang ruas rotan
(Januminro, 2009).
Bahan utama untuk membuat kerajinan rotan adalah rotan itu sendiri.
Rotan merupakan salah satu tanaman merambat yang banyak ditemukan di hutan
di Indonesia. Bentuk dari rotan yaitu berbentuk batang langsing dengan ruas dan
tidak berduri. Bagian yang sering dimanfaatkan sebagai kerajinan adalah bagian
batang rotan. Tanaman rotan menjadi salah satu tanaman yang dijadikan sebagai
bahan futniture yang dimana memiliki bentuk yang unik dengan nilai seni yang
tinggi (Ibnu, 2022).
2.10 Kontribusi
Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribute, contribution,
maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan.
Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaitu berupa perilaku yang
12
dilakukan oleh individu yang kemudian memberikan dampak baik positif maupun
negatif terhadap pihak lain. Dengan kontribusi berarti individu tersebut juga
berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas hidupnya. Hal ini dilakukan
dengan cara menajamkan posisi perannya, sesuatu yang kemudian menjadi bidang
spesialis, agar lebih tepat sesuai kompetensi. Kontribusi dapat diberikan dalam
berbagai bidang yaitu pemikiran, kepemimpinan, profesionalisme, dan finansial.
Tingginya kontribusi wanita terhadap pendapatan keluarganya
menunjukkan bahwa wanita mempunyai keinginan yang tinggi dalam membantu
suami dan anggota keluarga yang lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidup
keluarga. Ditambah lagi beban hidup yang semakin hari semakin meningkat,
membuat wanita mau tidak mau harus lebih giat lagi dalam berusahatani
(Thamrin, Novita, & Hasanah, 2019).
2.11 Pengertian Partisipasi Tenaga Kerja
Istilah keikutsertaan seseorang atau sekelompok anggota masyarakat
dalam suatu kegiatan disebut dengan partisipasi (Mardianto dalam Purwanti &
Rohayati, 2015). Partisipasi sebagai tindakan untuk mengambil bagian yaitu
kegiatan atau pernyataan untuk mengambil bagian dari suatu kegiatan dengan
maksud untuk memperoleh manfaat. Sedang yang dimaksud dengan partisipasi
angkatan kerja adalah keikutsertaan dalam atau menjadi angkatan kerja.
Berdasarkan pengertian-pengertian partisipasi tersebut di atas dapat dijelaskan
bahwa yang dimaksud dengan partisipasi tenaga kerja wanita adalah kegiatan atau
pernyataan yang dilakukan oleh tenaga kerja wanita baik perseorangan maupun
kelompok untuk mengambil bagian dari suatu kegiatan dengan maksud untuk
memperoleh manfaat.
Partisipasi wanita di pedesaan dan Indonesia pada umumnya dapat
dikelompokkan berdasarkan peran tradisi dan peran transisi. Peran tradisi wanita
mencakup peran wanita sebagai istri, ibu, dan pengelola rumah tangga. Di pihak
lain peran transisi wanita meliputi peran wanita sebagai tenaga kerja, wanita turut
aktif dalam kegiatan ekonomi (mencari nafkah) di berbagai jenis kegiatan sesuai
dengan keterampilan dan pendidikan serta lapangan kerja yang tersedia (Sukiyono
dan Sriyoto dalam Purwanti & Rohayati, 2015).
13
tergabung dalam KWT Dalima tersebut, merupakan wanita buruh tani dengan
upah harian dibawah Rp 50.000 dan upah beras saat panen, sementara 17% sisa
nya merupakan petani pemilik lahan dan penyakap.
Menurut Natalia Deisi Yulandri Tumoka (2019), yang meneliti tentang
kontribusi pekerja perempuan terhadap pendapatan keluarga petani di Desa
Kopiwangker Kecamatan Langowan Barat menunjukkan bahwa kontribusi
pekerja wanita terhadap pendapatan keluarga dimana pendapatan pekerja
perempuan sangat berkontribusi dalam pendapatan keluarga dengan persentase
sebesar 35,47% yaitu rata – rata pendapatan pekerja perempuan sebesar Rp
1.233.333,33. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kontribusi perempuan
tergolong kontribusi cukup baik yang masuk dalam kriteria 30% sampai 40% dan
Natalia juga mendeskripsikan kontribusi curahan waktu kerja perempuan yaitu
pada jam 08.00 pagi sampai jam 17.00 sore, jumlah jam yang dipakai yaitu
sebesar 43,95% yaitu rata-rata pekerja perempuan bekerja sebagai buruh tani,
yang diketahui penulis, pekerja perempuan hanya bekerja pada saat adanya
panggilan pekerjaan sebagai buruh tani, pekerjaannya membersihkan lahan,
memberikan pupuk, dan menanam tanaman tomat, labu, padi.
Menurut Lisna Listiani (2016), yang meneliti tentang kontribusi
pendapatan buruh tani perempuan terhadap total pendapatan rumah tangga petani
di Desa Babakanmulya Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan Jawa Barat,
menunjukkan bahwa kontribusi pendapatan buruh tani perempuan terhadap total
pendapatan rumah tangga yang telah diuji dengan uji statistik dari regresi linear
berganda menyebutkan bahwa kontribusi buruh tani perempuan terhadap total
pendapatan rumah tangga petani memberikan sumbangan relatif sebesar 0,05% di
Dusun Cantilan dan 0,04% di Dusun Cilengek. Sumbangan efektif yang diberikan
buruh tani perempuan di Dusun Cantilan sebesar dan Dusun Cilengek sebesar
0,04%.
Menurut Wahyuni Farahin (2021), yang meneliti tentang kontribusi
pendapatan buruh tani wanita terhadap pendapatan rumah tangga petani di
Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok Timur menunjukkan bahwa
untuk kegiatan buruh tani pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 1.774.598 per
15
Pendapatan Rumah
Tangga
Luar Kerajinan
Anyaman
Kerajinan Rotan
Non Usahatani
Usahatani & 1. Bengkel
Buruh tani 2. Pedagang Usahatani & Pengrajin
3. Peternak Buruh tani Anyaman Rotan
4. PNS/Guru
Pendapatan Pendapatan
Kontribusi
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pendekatan Masalah
3. Suami adalah seorang laki-laki yang berperan sebagai kepala dalam suatu
keluarga yang memiliki tanggung jawab atas keluarganya, suami juga
berperan sebagai pasangan dari istri.
4. Istri adalah ibu rumah tangga yang berperan mengurus anggota keluarga juga
berperan sebagai pasangan dari suami.
5. Anak petani adalah keturunan yang diperoleh dari pasangan suami dan istri
yang ikut bergabung dalam kegiatan keluarganya, baik itu anak laki-laki
maupun anak perempuan.
6. Usahatani adalah kegiatan yang dilakukan oleh anggota rumah tangga yang
berupa pengelolaan sarana produksi pertanian maupun teknologi dalam suatu
usaha yang menyangkut bidang pertanian dengan tujuan memperoleh
pendapatan yang semaksimal mungkin. Sedangkan buruh tani adalah kegiatan
pertanian yang dilakukan dengan bekerja di lahan sawah orang lain dengan
tujuan untuk memperoleh upah.
7. Non usahatani adalah kegiatan yang dilakukan oleh anggota keluarga di luar
kegiatan pertanian yang bertujuan untuk memperoleh pendapatan seperti
kerajinan rotan, berdagang, dan lain-lain.
8. Kerajinan rotan adalah kerajinan yang terbuat dari bahan baku tumbuhan
rotan yang selanjutnya dibuat menjadi berbagai macam bentuk dan variasi
yang berbeda-beda yang memiliki nilai jual lebih.
9. Pedagang adalah orang yang melakukan transaksi perdagangan dengan
memperjualbelikan barang yang yang diproduksi sendiri maupun yang tidak
diproduksi sendiri seperti pedagang pengecer yang bertujuan untuk
memperoleh pendapatan.
10. Peternak adalah orang yang merawat atau membudidayakan hewan ternak
untuk mendapatkan keuntungan atau hasil dari kegiatan tersebut.
11. PNS adalah pegawai tetap yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
yang bertujuan untuk menduduki jabatan di pemerintahan.
12. Guru adalah orang yang mengajar di sekolah yang diberi upah atau gaji setiap
bulan sesuai dengan jam yang telah dihabiskan.
19
13. Bengkel adalah usaha yang di didirikan dengan memberikan pelayanan untuk
melakukan kontruksi atau manufaktur dan memperbaiki benda.
14. Pendapatan usahatani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah total
penerimaan yang diperoleh rumah tangga yang berasal dari kegiatan
usahatani dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan petani untuk kegiatan
usahatani tersebut.
15. Pendapatan non usahatani adalah pendapatan yang diperoleh di luar kegiatan
usahatani seperti kerajinan rotan, guru, dan lain-lain.
16. Pendapatan total rumah tangga petani yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah jumlah keseluruhan pendapatan yang diperoleh dari seluruh anggota
rumah tangga.
17. Kontribusi pengrajin rotan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
besarnya sumbangan yang diberikan oleh pendapatan pengrajin rotan tersebut
terhadap total pendapatan rumah tangga petani itu sendiri.
18. Pekerjaan utama dalam penelitian ini adalah pekerjaan yang dilakukan oleh
ibu rumah tangga yang berdampak pada finansial rumah tangga, jika tidak
melakukannya maka akan mengalami kekurangan keuangan.
19. Pekerjaan sampingan dalam penelitian ini adalah pekerjaan yang dilakukan
ibu rumah tangga yang tidak berdampak pada kekurangan finansial atau
pendapatan, jika tidak dilakukan maka keuangan rumah tangga akan tetap
stabil.
20.
20
metode yang proses pengambilan sampelnya cukup dengan mengambil siapa saja
yang kebetulan ditemui oleh peneliti dilapangan sesuai dengan kebutuhan studi.
3. Pendapatan yang diperoleh rumah tangga dari kegiatan anyaman rotan dengan
cara total penerimaan dikurangi dengan total biaya yang dinyatakan dalam
satuan rupiah (Rp).
4. Jumlah biaya yang dikeluarkan baik dalam usahataninya maupun dalam
kerajinan anyaman rotan, dengan menjumlahkan total biaya tetap dengan total
biaya variabel yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).
5. Pendapatan total rumah tangga petani dengan menjumlahkan semua
pendapatan anggota keluarga yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).
6. Harga penjualan barang dari produsen ke konsumen yang dinyatakan dalam
satuan rupiah (Rp) per unit.
7. Biaya produksi adalah total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi,
terdiri dari biaya bahan baku dan biaya bahan penolong.
8. Produksi anyaman rotan dinyatakan dalam unit/minggu.
DAFTAR PUSTAKA