Anda di halaman 1dari 35

i

ANALISIS KONTRIBUSI WANITA TANI PADA


INDUSTRI ANYAMAN ROTAN TERHADAP
PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI
KECAMATAN PRAYA TIMUR KABUPATEN
LOMBOK TENGAH

RENCANA PENELITIAN

Oleh
Liza Widianti
C1G019151

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023
ii

ANALISIS KONTRIBUSI WANITA TANI PADA


INDUSTRI ANYAMAN ROTAN TERHADAP
PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI
KECAMATAN PRAYA TIMUR KABUPATEN
LOMBOK TENGAH

Oleh
Liza Widianti
C1G019151

Rencana Penelitian sebagai Salah Satu Syarat untuk Melakukan


Penelitian

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023
iii

HALAMAN PENGESAHAN

Rencana Penelitian yang diajukan oleh:


Nama : Liza Widianti
NIM : C1G019151
Program Studi : Agribisnis
Jurusan : Sosial Ekonomi Pertanian
Judul skripsi : Analisis Kontribusi Wanita Tani pada Industri
Anyaman Rotan terhadap Pendapatan Rumah
Tangga Petani di Kecamatan Praya Timur Kabupaten
Lombok Tengah.
telah diterima sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian. Rencana
Penelitian tersebut telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing.

Menyetujui

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ir. Wuryantoro, M. Agr.Bus. Dr. Ir. Halil, M.BA.


NIP. 19610627 198903 1 001 NIP. 19601231 198603 1 027
Mengetahui:

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Dr. Ir. Halimatus Sa’diyah, M.Sc. Ir. Addinul Yakin, GD.Ec.,M.Ec.


NIP. 19630110 199001 2 001 NIP. 19621226 198703 1 002

Tanggal Pengesahan:
iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah


SWT karena atas perkenan-Nya jualah penyusunan rencana penelitian ini dapat
diselesaikan. Rencana penelitian yang berjudul “Analisis Kontribusi Wanita Tani
pada Industri Anyaman Rotan terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani di
Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah”.
Pada kesempatan ini Penulis menyampaikan penghargaan kepada
berbagai pihak yang telah membantu sehingga tugas pembuatan rencana
penelitian ini dapat Penulis selesaikan. Khususnya kepada Bapak Ir.Wuryantoro,
M. Agr.Bus dan Bapak Dr. Ir. Halil, M.BA. Masing-masing selaku Pembimbing
Utama dan Pembimbing Pendamping, yang banyak memberikan arahan dan
dukungan sejak Penulis mulai mempersiapkan rencana penelitian, selama
percobaan sampai dengan penulisan akhir rencana penelitian ini disampaikan
terima kasih yang tak terhingga.
Selanjutnya, penulis haturkan penghargaan dan terima kasih kepada
masyarakat khususnya ibu-ibu atau wanita tani sebagai pengrajin anyaman rotan
di Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombook Tengah yang telah meluangkan
waktunya untuk kelancaran proses pengumpulan data, dan rekan-rekan mahasiswa
seperjuangan di kampus Fakultas Pertanian Unram. Semoga Allah SWT
membalas segala bantuan dari semua pihak yang telah diberikan kepada penulis
dengan kebaikan yang lebih banyak lagi. Amin. Akhirnya, semoga rencana
penelitian ini bermanfaat bagi siapa saja yang memerlukannya.

Mataram, Januari 2023


Penulis,
v

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... Ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ Iii
KATA PENGANTAR....................................................................................... Iv
DAFTAR ISI...................................................................................................... V
DAFTAR TABEL.............................................................................................. Vi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... Vii
I. PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah.................................................................... 4
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian................................................ 5
II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 6
2.1. Pendapatan.................................................................................. 6
2.2. Jenis-jenis Pendapatan................................................................ 6
2.3. Pendapatan Rumah Tangga......................................................... 6
2.4. Pengertian Industri dan Konsep Industri.................................... 7
2.5. Industri Rumah Tangga............................................................... 9
2.6. Agroindustri................................................................................ 9
2.7. Rotan........................................................................................... 10
2.8. Kontribusi.................................................................................... 12
2.9. Pengertian Partisipasi Tenaga Kerja........................................... 13
2.10 Motivasi Kerja............................................................................. 13
2.11. Penelitian Terdahulu................................................................... 13
2.12 Kerangka Pendekatan Masalah................................................... 16
2.13. Definisi Operasional................................................................... 17
III. METODE PENELITIAN......................................................................... 20
3.1. Metode Penelitian....................................................................... 20
3.2. Unit Analisis............................................................................... 20
3.3. Penentuan Sampel....................................................................... 20
3.4. Jenis dan Sumber Data................................................................ 21
vi

3.5. Variabel dan Cara Pengukuran................................................... 21


3.6. Cara Pengumpulan Data.............................................................. 21
3.6. Analisis Data............................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 24
vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1.1 Jumlah Industri Anyaman Rotan dan Ketak di Kecamatan 3
Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah tahun
2020.............................................................................
viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Bagan kerangka pendekatan masalah............................... 16
1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor industri bagi suatu negara merupakan sektor yang menimbulkan


perkembangan jauh lebih tinggi untuk pertumbuhan ekonomi, tanpa adanya sektor
industri negara yang termasuk berkembang akan mengalami pertumbuhan
ekonomi yang rendah atau lambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Oleh
karena itu, sektor industri menjadi tumpuan harapan bagi pembangunan. Industri
pada pengembangannya sangat berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat,
oleh karena itu sedapat mungkin pengembangan industri mampu meningkatkan
pendapatan, sehingga tujuan akhir kesejahteraan masyarakat dapat tercapai
melalui usaha peningkatan pendapatan. Industri yang berkembang didaerah
pedesaan pada umumnya industri kecil dan industri rumah tangga (Gumilar,
2022).
Peran industri rumah tangga (homeindustry) yang dilakukan ibu rumah
tangga di pedesaan perlu ditangani lebih seksama dan diransang pertumbuhannya
dalam rangka memperluas kesempatan kerja maupun dalam rangka meningkatkan
pendapatan masyarakat. Keberadaan industri kecil atau kerajinan rumah tangga ini
menempati peran yang penting dan strategis pada pembangunan, karena dapat
memberikan corak dan warna terhadap usaha-usaha pembangunan pertanian,
kepariwisataan, dan taraf urbanisasi serta meningkatkan pendapatan masyarakat
(Syahdan, 2019). Pada umumnya pendapatan rumah tangga selalu melekat
kepada balas jasa yang diperoleh oleh laki-laki yang berperan sebagai
seorang bapak dalam keluarga sekaligus sebagai kepala rumah tangga,
namun statement tersebut mulai bergeser. Pendapatan rumah tangga bukan
hanya dapat diperoleh oleh kepala dalam rumah tangga tersebut, namun juga
dapat diperoleh oleh ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga merupakan
bagian dari keluarga yang memiliki tugas dan fungsi sebagai pengurus
rumah tangga bagi keluarganya. Banyak dari para ibu rumah tangga yang juga
memberikan kontribusi kepada rumah tangganya dalam bentuk penghasilan. Hal
2

tersebut tentunya terjadi karena adanya kesempatan bagi para ibu rumah
tangga untuk bekerja (Aprianingsih & Kurniawan, 2019).
Pendapatan dari hasil pertanian tidak sepenuhnya dapat diandalkan dalam
memenuhi kebutuhan rumah tangga. Hal ini dikarenakan adanya rentang waktu
dalam kegiatan pertanian yang membuat para petani terkadang tidak mempunyai
pekerjaan (menganggur). Selain itu, pendapatan yang diperoleh tidak menentu
dalam segi jumlah dan tidak konsisten dalam segi waktu. Oleh karena itu,
masyarakat memanfaatkan waktu luangya dengan melakukan kerja tambahan
yaitu usaha kerajinan anyaman rotan. Usaha kerajinan tangan berbahan rotan
merupakan jenis usaha yang dicetuskan oleh masyarakat dengan memanfaatkan
tanaman rotan sebagai bahan dasar dalam membuat berbagai jenis kerajinan.
Untuk membuat setiap unit kerajinan tangan berbahan rotan para pengrajin
membutuhkan bahan-bahan berupa tanaman rotan yang siap dipakai, sumpe,
ketak, dan alat-alat pembantu lainnya seperti pisau kecil dan sebagainya
(Aprianingsih & Kurniawan, 2019).
Para pengrajin anyaman rotan sebagian besar berasal dari kaum
perempuan khususnya ibu-ibu dan para remaja yang belum memiliki pekerjaan
tetap bahkan yang tidak bekerja sama sekali. Adanya kenyataan bahwa
pendapatan keluarga tidak dapat mencukupi apabila hanya mengandalkan
pendapatan dari pihak suami dan menuntut ikut kesertaan dan anggota keluarga
lainnya terutama wanita dalam ikut berperan untuk meningkatkan pendapatan.
(Renawati, 2021).
Di Kabupaten Lombok Tengah terdapat industri anyaman rotan. Anyaman
rotan merupakan anyaman yang berbahan baku utama rotan yang dikreasikan
menjadi produk yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi. Produk yang dapat
dihasilkan yakni tas, tempat tisu, bak sampah, kursi, meja, dan sebagainya. Di
Kabupaten Lombok Tengah terdapat 11 kecamatan yang mengusahakan anyaman
rotan diantaranya Pujut, Praya, Jonggat, Janapria, Kopang, Batukliang, Praya
Timur, Praya Barat, Praya Tengah, Pringgarata dan Batukliang Utara.
Kecamatan Praya Timur merupakan salah satu kecamatan yang ada di
Kabupaten Lombok Tengah yang terdiri dari 10 desa yaitu Desa Bilebando, Desa
3

Kidang, Desa Landah, Desa Sengkerang, Desa Ganti, Desa Sukaraja, Desa
Marong, Desa Mujur, Desa Beleka dan Desa Semoyang. Desa yang ada di
Kecamatan Praya Timur merupakan desa yang mengusahakan kerajinan anyaman
rotan.
Tabel 1.1 Jumlah Industri Anyaman Rotan di Kecamatan Praya Timur
Kabupaten Lombok Tengah tahun 2020.

No Desa Unit usaha


Tenaga Jumlah Nilai produksi
Kerja produksi
1 Beleka 1.500 3.000 300.000 300.000.000
2 Marong 40 60 3.000 30.000
3 Ganti 100 130 17.600 117.500
4 Sengkerang 954 1.250 50.000 500.000
5 Sukaraja 25 50 2.000 20.000
6 Kidang 150 195 7.800 78.000
7 Mujur 1.250 1.514 151.400 1.514.000
8 Bilalando 120 240 9.600 96.000
9 Semoyang 200 250 12.500 137.500
10 Landah 100 130 6.500 71.500
Sumber: Data Disperindag Lombok Tengah

Menurut data yang bersumber dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan


Kabupaten Lombok Tengah diketahui bahwa Desa yang paling kecil
mengusahakan industri anyaman rotan adalah Desa Sukaraja dengan jumlah unit
usaha sebanyak 25 unit usaha sedangkan yang paling besar mengusahakan
industri anyaman rotan adalah Desa Beleka dengan jumlah unit usaha sebanyak
1.500 unit, terbanyak kedua yaitu Desa Mujur dengan 1.250 unit usaha dan yang
ketiga adalah Desa Sengkerang dengan 954 unit usaha. Banyak dari perempuan di
daerah ini yang berprofesi sebagai seorang pengrajin khususnya kerajinan
berbahan rotan. Usaha kerajinan tangan berbahan dasar rotan memberikan
kesempatan kepada para ibu rumah tangga untuk mengembangkan kreativitasnya
serta disisi lain juga untuk memperoleh pendapatan dari hasil kerajinan yang
mereka buat.
Hasil kerajinan rotan yang dihasilkan oleh ibu-ibu pengrajin ini, dijual
dengan harga yang berbeda-beda tergantung dari tingkat kesulitan dalam cara
pembuatanya dan model yang dihasilkan serta jumlah bahan yang dihabiskan
4

dalam membuat kerajinan tersebut. Namun terkadang harga yang ditawarkan


pengrajin jauh lebih murah dibandingkan dengan harga yang ditawarkan oleh para
pedagang pengepul. Harga antara para pengrajin dengan para pengepul yang
ditawarkan memiliki perbandingan yang sangat jauh. Ini terjadi karena kurangnya
pengetahuan ibu-ibu pengrajin tentang cara pemasaran dan nilai ekonomi dari
pilinan demi pilinan rotan yang dikerjakan dengan peluh dan keringat, mereka
hanya berpikir yang penting memperoleh pendapatan dan penghasilan (Sahab,
2019).
Mengingat usaha kerajinan tangan dari rotan ini merupakan usaha untuk
meningkatkan pendapatan rumah tangga, maka perlu dilakukan usaha
pengembangan guna memanfaatkan potensi yang ada sehingga diharapkan dapat
meningkatkan pendapatan rumah tangga keluarga. Oleh karena itu, dilakukan
penelitian dengan judul “Kontribusi Wanita Tani pada Industri Anyaman Rotan
terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani di Kecamatan Praya Timur
Kabupaten Lombok Tengah”.

1.2 Perumusan Masalah


1. Berapa besar pendapatan rumah tangga yang diperoleh wanita tani pada
industri anyaman rotan di Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok
Tengah?
2. Berapa besar kontribusi wanita tani pada industri anyaman rotan terhadap
pendapatan rumah tangga petani di Kecamatan Praya Timur Kabupaten
Lombok Tengah?
3. Apakah pendapatan wanita tani pada industri anyaman rotan termasuk sumber
penghasilan utama atau sampingan?
5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui berapa besar pendapatan yang diperoleh wanita tani pada
industri anyaman rotan di Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok
Tengah.
2. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi wanita tani pada industri anyaman
rotan terhadap pendapatan rumah tangga petani di Kecamatan Praya Timur
Kabupaten Lombok Tengah.
3. Untuk menganalisis pekerjaan industri anyaman rotan wanita tani termasuk
sumber pendapatan utama atau sampingan.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan acuan bagi peneliti-peneliti lain yang berminat untuk
melakukan penelitian pada masalah yang sama.
2. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan industri-industri kecil
dalam meningkatkan produktifitas usaha, khususnya pada anyaman rotan.
6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendapatan

Pendapatan merupakan selisih penerimaan dengan biaya produksi.


Pendapatan meliputi pendapatan kotor (penerimaan total) dan pendapatan bersih.
Pendapatan kotor adalah nilai produksi komoditas pertanian secara keseluruhan
sebelum dikurangi biaya produksi (Saputro, 2020).
Kompensasi mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku dan
prestasi yang pada akhirnya akan berdampak pada pencapaian tujuan organisasi
atau perusahaan. Oleh karena itu penetapan kompensasi yang seimbang dengan
beban kerja yang disumbangkan karyawan adalah hal yang sangat penting. Karena
bagaimanapun juga karyawan sebagai individu mempunyai kebutuhan-kebutuhan
pribadi yang harus dipenuhi melalui penghasilan atau kompensasi yang diterima
atas karyanya, sehingga dapat dikatakan bahwa kompensasi merupakan salah satu
alasan karyawan untuk bekerja pada sektor terkait (Purwanti & Rohayati, 2015).
2.2 Jenis-Jenis Pendapatan
Dalam praktiknya komponen pendapatan yang dilaporkan dalam laporan
laba rugi terdiri dari dua jenis, yaitu:
1. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok (usaha
utama) perusahaan.
2. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari luar usaha pokok (usaha
sampingan) perusahaan (Maulana, 2018).
2.3 Pendapatan Rumah Tangga
Konsep rumah tangga menunjuk pada arti ekonomi dari satuan keluarga,
seperti bagaimana keluarga itu mengelola kegiatan ekonomi keluarga, pembagian
kerja dan fungsi, kemudian berapa jumlah pendapatan yang diperoleh atau
konsumsinya serta jenis produksi dan jasa yang dihasilkan. Jika keluarga semakin
besar, membuka kesempatan bagi pencari pendapatan (income earner) akan
7

memberikan kontribusinya terhadap pendapatan keluarga. Hasil penelitian


menunjukkan adanya korelasi positif yang erat antara banyaknya pencari
pendapatan dengan tingkat pendapatan (Handayani & Artini, 2009).
Pendapatan rumah tangga merupakan total pendapatan yang diterima dari
semua kegiatan anggota rumah tangga yang bekerja. Proporsi pendapatan dari
masing-masing sumber sangat bervariasi antar rumah tangga, tergantung pada
aksesibilitas terhadap kesempatan dalam melakukan aktivitas ekonomi dan
penguasaan sumber daya produktif setiap angkatan kerja rumah tangga. Sumber
utama pendapatan rumah tangga pedesaan pada umumnya berasal dari lahan
pertanian. Pendapatan rumah tangga pedesaan umumnya memiliki keterkaitan
dengan luas tanah yang dimiliki karena pertanian merupakan usaha utama. Namun
demikian, sejalan dengan perkembangan perekonomian dan semakin terbukanya
akses wilayah perdesaan, pendapatan keluarga dapat saja tidak lagi sepenuhnya
tergantung pada luas tanah yang dimiliki sebagai sumber pendapatan utama rumah
tangga (Silalahi, 2022).
2.4 Pendapatan Usahatani
Pendapatan usaha tani merupakan selisih antara penerimaan dan semua
biaya. Pendapatan/penerimaan total adalah nilai produksi komoditas pertanian
secara keseluruhan sebelum dikurangi biaya produksi (Mandasari, Chalid &
Eriyati, 2015).
2.5 Pendapatan Petani
Pendapatan petani adalah ukuran penghasilan yang diterima oleh petani
dari usahataninya yang dihitung dari selisih antara penerimaan dengan biaya
produksi (Susilawati, Yurisinthae & Kusrini, 2022).
2.6 Pengertian Industri dan Konsep Industri
Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dengan memanfaatkan
sumber daya alam,sumber daya manusia, dan lain-lain. Dengan adanya industri
diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja yang
menganggur dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi negara (Prayoga, 2018).
8

Sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor


lain dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan. Produk-produk industrial
selalu memiliki dasar tukar (terms of trade) yang tinggi atau lebih menguntungkan
serta menciptakan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan produk-produk
sektor lain. Hal ini disebabkan karena sektor industri memiliki variasi produk
yang sangat beragam dan mampu memberikan manfaat marjinal yang tinggi
kepada pemakainya. Pelaku bisnis (produsen, penyalur, pedagang dan investor)
lebih suka berkecimpung dalam bidang industri karena sektor ini memberikan
marjin keuntungan yang lebih menarik. Berusaha dalam bidang industri dan
berniaga hasil-hasil industri juga lebih diminati karena proses produksi serta
penanganan produknya lebih bisa dikendalikan oleh manusia, tidak terlalu
bergantung pada alam semisal musim atau keadaan cuaca (Putra, 2012).
Menurut Lipczynskin, et all. Industri adalah sejumlah perusahaan
yang memproduksi dan menjual sejumlah produk yang serupa,
memanfaatkan teknologi yang serupa dan mungkin juga mengakses faktor
produksi (input) dari pasar faktor produksi yang sama. Terdapat 6 konsep
yang berkaitan dengan industri, antara lain: a) bahan mentah adalah semua
bahan yang didapat dari sumber daya alam atau diperoleh dari usaha
manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjut. b) bahan baku industri adalah bahan
mentah yang diolah atau tidak diolah yang dapat dimanfaatkan sebagai
sarana produksi dalam dalam industri. c) barang setengah jadi adalah
bahan mentah atau bahan baku yang telah mengalami satu atau beberapa
tahap proses lebih lanjut menjadi barang jadi. d) barang jadi adalah barang
hasil industri yang sudah siap pakai untuk konsumsi akhir ataupun siap pakai
sebagai alat produksi. e) rancangan bangun industri adalah kegiatan industri
yang berhubungan dengan perencanaan pendirian industri/pabrik secara
keseluruhan atau bagian-bagiannya. f) perekayasaan industri adalah kegiatan
industri yang berhubungan dengan perancangan dan pembuatan dan
peralatan industri lainnya. (Azmiral, 2014 dalam Joesyiana, 2017).
9

2.7 Industri Rumah Tangga


Menurut badan pusat statistik (2005:4) industri rumah tangga
adalah suatu kegiatan pengubahan barang dasar menjadi barang jadi atau
setengah jadi, atau dari yang kurang nilainnya menjadi menjadi barang
yang lebih tinggi nilainya dengan maksud untuk dijual, dengan jumlah
pekerja 1-4 orang.
Peran industri rumah tangga (homeindustry) yang dilakukan ibu rumah
tangga di pedesaan perlu ditangani lebih seksama dan diransang pertumbuhannya
dalam rangka memperluas kesempatan kerja maupun dalam rangka meningkatkan
pendapatan masyarakat. Keberadaan industri kecil atau kerajinan rumah tangga ini
menempati peran yang penting dan strategis pada pembangunan, karena dapat
memberikan corak dan warna terhadap usaha-usaha pembangunan pertanian,
kepariwisataan, dan taraf urbanisasi serta meningkatkan pendapatan masyarakat
(Syahdan, 2019).
2.8 Agroindustri
Agroindustri berasal dari dua kata agricultural dan industry yang berarti
suatu industri yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya
atau suatu industri yang menghasilkan suatu produk yang digunakan sebagai
sarana atau input dalam usaha pertanian. Definisi agroindustri dapat dijabarkan
sebagai kegiatan industri yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku,
merancang, dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut, dengan
demikian agroindustri meliputi industri pengolahan hasil pertanian, industri yang
memproduksi peralatan dan mesin pertanian, industri input pertanian (pupuk,
pestisida, herbisida dan lain-lain) dan industri jasa sektor pertanian. Apabila
dilihat dari sistem agribisnis, agroindustri merupakan bagian (subsistem)
agribisnis yang memproses dan mentranformasikan baha-bahan hasil pertanian
(bahan makanan, kayu dan serat) menjadi barang-barang setengah jadi yang
langsung dapat dikonsumsi dan barang atau bahan hasil produksi industri yang
digunakan dalam proses produksi seperti traktor, pupuk, pestisida, mesin
pertanian dan lain-lain. Dari batasan diatas, agroindustri merupakan sub sektor
yang luas yang meliputi industri hulu sektor pertanian sampai dengan industri
10

hilir. Industri hulu adalah industri yang memproduksi alat-alat dan mesin
pertanian serta industri sarana produksi yang digunakan dalam proses budidaya
pertanian, sedangkan industri hilir merupakan industri yang mengolah hasil
pertanian menjadi bahan baku atau barang yang siap dikonsumsi atau merupakan
industri pasca panen dan pengolahan hasil pertanian (Udayana, 2011).
Agroindustri yang ada di pedesaan berperan mempercepat pemerataan
pertumbuhan ekonomi dengan menahan bahan baku supaya tidak langsung
dipasarkan dan menyerap tenaga kerja di desa dalam jumlah yang besar.
Agroindustri pengolahan hasil pertanian desa meliputi tanaman pangan,
tanaman perkebunan, hasil hutan, perikanan, dan peternakan. Salah satu
tanaman perkebunan hasil pertanian desa yang biasa dimanfaatkan oleh
masyarakat Indonesia adalah tanaman pandan atau Pandanaceae (Fulki &
Mandasari, 2018).
Agroindustri penting dilakukan dalam rangka meningkatkan nilai tambah,
terutama pada saat produksi melimpah dan harga produk rendah, juga untuk
produk yang rusak atau bermutu rendah, maka disinilah saat yang tepat untuk
mengolahnya lebih lanjut (Rahman, 2015).
Agroindustri merupakan industri yang mengolah bahan baku hasil
pertanian menjadi barang yang mempunyai nilai tambah yang dapat dikonsumsi
oleh masyarakat. Mengingat sifat produk pertanian yang tidak tahan lama maka
peran agroindustri sangat diperlukan. Berbeda dengan industri lain, agroindustri
tidak harus mengimpor sebagian besar bahan bakunya melainkan telah tersedia
banyak di dalam negeri (Asnidar&Asrida, 2017).
2.9 Rotan
Rotan berasal dari bahasa melayu yaitu “raut” yang bernakna mengupas,
menguliti, atau menghaluskan. Tanaman rotan umumnya hidup berumpun dan
tumbuh menyebar di daerah perbukitan dan daerah pegunungan dengan ketinggian
berkisar antara 300-1.000 meter dari permukaan laut. Dalam kondisi alami,
tanaman ini pada awalnya tumbuh secara menjalar di tas permukaan tanah lalu
kemudian berkembang dengan memanjat dan melilit pada batang pohon yang ada
di sekitarnya. Pada pangkal batang tanaman rotan terdapat bongkol. Batang
11

tanaman ini tumbuh tegak ke arah atas sampai kurang lebih mencapai ketinggian
sekitar 2 hingga 2,5 meter. Setelah mencapai ketinggian itu, batang rotan akan
melengkung seperti tanaman bambu, batang rotan pun beruas-ruas dengan ukuran
antara 15 sampai 30 cm dan memiliki diameter sebesar 2 hingga 8 cm. Dalam usia
yang masih muda, batang rotan umumnya berwarna hijau, lalu mulai menguning
seiring dengan meningkatnya kedewasaan tanaman ini untuk siap di panen.
Walaupun hal tersebut berlaku umum pada sebagian besar tanaman rotan,
beberapa jenis rotan ada yang warnanya tidak berubah dan tetap berwarna hijau
seiring proses penuaan hanya saja warna hijau tersebut akan tampak semakin
pekat atau tua (Warta ekspor, 2013).
Rotan adalah bahan baku alam yang sifatnya dapat diperbaharui, namun
demikian pemanfaatan yang tidak bijaksana dapat berakibat pada terganggunya
keberlanjutan bahan baku rotan dan industri itu sendiri. Efisisensi penggunaan
bahan baku adalah upaya yang paling realistis. Limbah sisa produksi rotan
terdapat bermacam-macam karakter, yakni sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan,
jenis rotan dan jenis bahan baku rotannya. Limbah rotan terjadi karena bahan baku
yang tidak memenuhi kualitas atau spesifikasi teknis dan estetis untuk sebagai
desain produk. Kualitas bahan baku rotan ditentukan oleh jenis rotan, Panjang,
diameter, warna asal rotan, cacat, kecerahan, elastisitas, dan panjang ruas rotan
(Januminro, 2009).
Bahan utama untuk membuat kerajinan rotan adalah rotan itu sendiri.
Rotan merupakan salah satu tanaman merambat yang banyak ditemukan di hutan
di Indonesia. Bentuk dari rotan yaitu berbentuk batang langsing dengan ruas dan
tidak berduri. Bagian yang sering dimanfaatkan sebagai kerajinan adalah bagian
batang rotan. Tanaman rotan menjadi salah satu tanaman yang dijadikan sebagai
bahan futniture yang dimana memiliki bentuk yang unik dengan nilai seni yang
tinggi (Ibnu, 2022).
2.10 Kontribusi
Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribute, contribution,
maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan.
Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaitu berupa perilaku yang
12

dilakukan oleh individu yang kemudian memberikan dampak baik positif maupun
negatif terhadap pihak lain. Dengan kontribusi berarti individu tersebut juga
berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas hidupnya. Hal ini dilakukan
dengan cara menajamkan posisi perannya, sesuatu yang kemudian menjadi bidang
spesialis, agar lebih tepat sesuai kompetensi. Kontribusi dapat diberikan dalam
berbagai bidang yaitu pemikiran, kepemimpinan, profesionalisme, dan finansial.
Tingginya kontribusi wanita terhadap pendapatan keluarganya
menunjukkan bahwa wanita mempunyai keinginan yang tinggi dalam membantu
suami dan anggota keluarga yang lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidup
keluarga. Ditambah lagi beban hidup yang semakin hari semakin meningkat,
membuat wanita mau tidak mau harus lebih giat lagi dalam berusahatani
(Thamrin, Novita, & Hasanah, 2019).
2.11 Pengertian Partisipasi Tenaga Kerja
Istilah keikutsertaan seseorang atau sekelompok anggota masyarakat
dalam suatu kegiatan disebut dengan partisipasi (Mardianto dalam Purwanti &
Rohayati, 2015). Partisipasi sebagai tindakan untuk mengambil bagian yaitu
kegiatan atau pernyataan untuk mengambil bagian dari suatu kegiatan dengan
maksud untuk memperoleh manfaat. Sedang yang dimaksud dengan partisipasi
angkatan kerja adalah keikutsertaan dalam atau menjadi angkatan kerja.
Berdasarkan pengertian-pengertian partisipasi tersebut di atas dapat dijelaskan
bahwa yang dimaksud dengan partisipasi tenaga kerja wanita adalah kegiatan atau
pernyataan yang dilakukan oleh tenaga kerja wanita baik perseorangan maupun
kelompok untuk mengambil bagian dari suatu kegiatan dengan maksud untuk
memperoleh manfaat.
Partisipasi wanita di pedesaan dan Indonesia pada umumnya dapat
dikelompokkan berdasarkan peran tradisi dan peran transisi. Peran tradisi wanita
mencakup peran wanita sebagai istri, ibu, dan pengelola rumah tangga. Di pihak
lain peran transisi wanita meliputi peran wanita sebagai tenaga kerja, wanita turut
aktif dalam kegiatan ekonomi (mencari nafkah) di berbagai jenis kegiatan sesuai
dengan keterampilan dan pendidikan serta lapangan kerja yang tersedia (Sukiyono
dan Sriyoto dalam Purwanti & Rohayati, 2015).
13

2.12 Motivasi kerja


Pada umumnya motivasi kerja kebanyakan tenaga kerja wanita adalah
membantu menghidupi keluarga. Akan tetapi, motivasi itu juga mempunyai
makna khusus karena memungkinkan memiliki otonomi keuangan, agar tidak
selalu tergantung pendapatan suami. Beberapa motivasi wanita bekerja pada
industri rumah tangga pangan adalah karena suami tidak bekerja, pendapatan
rumah tangga kurang, mengisi waktu luang, ingin mencari uang sendiri, dan ingin
mencari pengalaman (Thamrin, Novita, & Hasanah, 2019).
Menurut Sudirman 2016 sebagian perempuan menyatakan persamaan hak
sebagai alasan mengapa mereka bekerja. Dalam kerangka emansipasi perempuan,
sebagian istri bekerja menganggap bahwa peranan mereka dalam pembangunan
bangsa dan negara tidaklah optimal kalau hanya sebagai ibu rumah tangga. Secara
umum alasan perempuan bekerja adalah untuk membantu ekonomi keluarga.
Keadaan perekonomian yang semakin tidak menentu, harga-harga kebutuhan
pokok yang semakin meningkat, pendapatan keluarga yang cenderung tidak
meningkat akan berakibat pada terganggunya stabilitas perekonomian keluarga.
Kondisi inilah yang mendorong ibu rumah tangga yang sebelumnya hanya
menekuni sektor domestik (mengurus rumah tangga), kemudian ikut berpartisipasi
di sektor publik dengan ikut serta menopang perekonomian keluarga. Sebagai
tenaga kerja wanita dalam keluarga, umumnya ibu rumah tangga cenderung
memilih bekerja di sektor informal. Hal ini dilakukan agar dapat membagi waktu
antara pekerjaan dan keluarga (Handayani & Artini, 2009).
2.13 Penelitian Terdahulu
Menurut Dita Pratiwi (2022), yang meneliti tentang Kontribusi Wanita
Tani Dalima Terhadap Pendapatan Rumah Tangga menunjukkan bahwa
kontribusi pendapatan wanita tani terhadap total pendapatan keluarga di
Kelurahan Situgede, Kota Bogor memiliki kontribusi sebesar 24%. Jumlah ini
masih dibawah kriteria yaitu kontribusi wanita tani dikatakan besar apabila
(>50%). Hal ini dikarenakan, sebagian besar wanita tani di Kelurahan
Situgede,Kota Bogor, merupakan wanita buruh tani dan hanya sedikit yang
merupakan wanita tani pemilik lahan. Sebanyak 83% wanita tani yang
14

tergabung dalam KWT Dalima tersebut, merupakan wanita buruh tani dengan
upah harian dibawah Rp 50.000 dan upah beras saat panen, sementara 17% sisa
nya merupakan petani pemilik lahan dan penyakap.
Menurut Natalia Deisi Yulandri Tumoka (2019), yang meneliti tentang
kontribusi pekerja perempuan terhadap pendapatan keluarga petani di Desa
Kopiwangker Kecamatan Langowan Barat menunjukkan bahwa kontribusi
pekerja wanita terhadap pendapatan keluarga dimana pendapatan pekerja
perempuan sangat berkontribusi dalam pendapatan keluarga dengan persentase
sebesar 35,47% yaitu rata – rata pendapatan pekerja perempuan sebesar Rp
1.233.333,33. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kontribusi perempuan
tergolong kontribusi cukup baik yang masuk dalam kriteria 30% sampai 40% dan
Natalia juga mendeskripsikan kontribusi curahan waktu kerja perempuan yaitu
pada jam 08.00 pagi sampai jam 17.00 sore, jumlah jam yang dipakai yaitu
sebesar 43,95% yaitu rata-rata pekerja perempuan bekerja sebagai buruh tani,
yang diketahui penulis, pekerja perempuan hanya bekerja pada saat adanya
panggilan pekerjaan sebagai buruh tani, pekerjaannya membersihkan lahan,
memberikan pupuk, dan menanam tanaman tomat, labu, padi.
Menurut Lisna Listiani (2016), yang meneliti tentang kontribusi
pendapatan buruh tani perempuan terhadap total pendapatan rumah tangga petani
di Desa Babakanmulya Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan Jawa Barat,
menunjukkan bahwa kontribusi pendapatan buruh tani perempuan terhadap total
pendapatan rumah tangga yang telah diuji dengan uji statistik dari regresi linear
berganda menyebutkan bahwa kontribusi buruh tani perempuan terhadap total
pendapatan rumah tangga petani memberikan sumbangan relatif sebesar 0,05% di
Dusun Cantilan dan 0,04% di Dusun Cilengek. Sumbangan efektif yang diberikan
buruh tani perempuan di Dusun Cantilan sebesar dan Dusun Cilengek sebesar
0,04%.
Menurut Wahyuni Farahin (2021), yang meneliti tentang kontribusi
pendapatan buruh tani wanita terhadap pendapatan rumah tangga petani di
Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok Timur menunjukkan bahwa
untuk kegiatan buruh tani pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 1.774.598 per
15

tahun, dengan kontribusi sebesar 32%. Sedangkan untuk kegiatan/pekerjaan diluar


usaha buruh tani diperoleh pendapatan sebesar Rp. 917.200 pertahun dengan
kontribusi sebesar 17%. Sehingga jika dijumlahkan seluruh pendapatan buruh tani
wanita yaitu sebesar Rp.2.691.789 per tahun dengan kontribusi sebesar 49%, yang
artinya jika dilihat dari skala interval kontribusi, tingkat kontribusi tersebut masuk
kedalam “cukup”. Sedangkan untuk pendapatan dari usahatani rata-rata diperoleh
dari usahatani padi yaitu sebesar Rp. 558.928 per tahun, dengan kontribusi sebesar
10%. Untuk pendapatan di luar usahatani yaitu sebesar Rp. 2.245.000 per tahun
dengan kontribusi sebesar 41% yang diperoleh dari pendapatan suami dan anak
atau anggota keluarga lainnya, yang diantaranya bekerja sebagai TKI, Tukang
Cukur, Buruh Batako, Guru, Buruh Bangunan dan Nelayan. Dengan demikian
pendapatan wanita baik dari kegiatan buruh tani maupun diluar buruh tani
merupakan kegiatan yang memiliki nilai kontribusi paling besar diantara ketiga
sumber pendapatan tersebut yang jika dijumlahkan yaitu sebesar 49%. Yang
artinya buruh tani wanita memberikan kontribusi pendapatan yang cukup besar
dalam pendapatan keluarga.
Menurut Rima Mardianti Runingsih (2021), yang meneliti tentang
kontribusi pendapatan rumah tangga sebagai pengrajin keranjang anyaman bambu
terhadap pendapatan keluarga di Kelurahan Jati Utomo Kecamatan Binjai Utara
Kota Binjai menunjukkan bahwa Keterlibatan tenaga kerja wanita dalam kegiatan
ekonomi akan mempengaruhi besarnya pendapatan keluarga dalam memenuhi
kebutuhan hidup, besarnya kontribusi pendapatan responden terhadap total
pendapatan keluarga adalah 36%. Jadi kontribusi ibu rumah tangga pengrajin
keranjang anyaman bambu yang ada di Kelurahan Jati Utomo Kecamatan Binjai
Utara dinyatakan kecil karena kontribusi < 50% dari total pendapatan keluarga.
Artinya kontribusi yang dilakukan oleh ibu rumah tangga pengrajin keranjang
anyaman bambu belum sepenuhnya membantu dan memenuhi pendapatan
keluarga, tetapi walaupun kontribusi ibu rumah tangga pengrajin keranjang
anyaman bambu masih kecil masih bisa membantu perekonomian keluarga.
Sedangkan menurut Herviana Sahab (2019), yang meneliti tentang
kontribusi pendapatan perempuan pengrajin rotan terhadap pendapatan rumah
16

tangga di Desa Lekor Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah


menunjukkan bahwa kontribusi pendapatan perempuan pengrajin rotan terhadap
pendapatan rumah tangga sebesar 26%. Kontribusi pendapatan usahatani sebesar
22%. Kontribusi pendapatan buruh tani baik laki-laki maupun perempuan sebesar
2%. Kontribusi pendapatan non usahatani lain sebesar 48%.
2.14 Kerangka Pendekatan Masalah
Peningkatan perekonomian daerah dapat dilakukan melalui kegiatan
industri yang berbasis rumah tangga yang dapat meningkatkan pendapatan rumah
tangga. Pendapatan rumah tangga tidak dapat terpenuhi hanya mengandalkan
sektor pertanian Hal ini dikarenakan adanya rentang waktu dalam kegiatan
pertanian yang membuat para petani terkadang tidak mempunyai pekerjaan
sampingan (menganggur). Selain itu, pendapatan yang diperoleh tidak menentu
dalam segi jumlah dan tidak konsisten dalam segi waktu. Oleh karena itu,
masyarakat memanfaatkan waktu luangya dengan melakukan usaha sampingan
atau kerja tambahan yaitu usaha kerajinan anyaman rotan.
Para pengrajin anyaman rotan sebagian besar berasal dari kaum
perempuan khususnya ibu-ibu dan para remaja yang belum memiliki pekerjaan
tetap bahkan yang tidak bekerja sama sekali. Dalam hal ini, sektor industri dapat
memberikan peluang kepada kaum perempuan untuk bisa bekerja dan
berpartisipasi dalam meningkatkan pendapatan keluarganya yaitu melalui
kerajinan anyaman rotan. Partisipasi perempuan dalam bekerja disebabkan oleh
adanya kenyataan bahwa pendapatan keluarga (suami) tidak mencukupi apabila
hanya mengandalkan pendapatan dari kegiatan berusahatani.
17

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam kerangka pemecahan masalah


sebagai berikut:
Rumah Tangga
Petani

Pendapatan Rumah
Tangga

Luar Kerajinan
Anyaman
Kerajinan Rotan

Anak Anak Ibu Rumah


Suami Laki-laki Perempuan Tangga

Non Usahatani
Usahatani & 1. Bengkel
Buruh tani 2. Pedagang Usahatani & Pengrajin
3. Peternak Buruh tani Anyaman Rotan
4. PNS/Guru

Pendapatan Pendapatan

Pendapatan Total Rumah Utama/Sampingan


Tangga

Kontribusi
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pendekatan Masalah

2.15 Definisi Operasional


1. Rumah tangga petani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh
anggota keluarga yang menetap di suatu rumah yang melakukan kegiatan
berusahatani dan non usahatani dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan.
2. Pendapatan rumah tangga adalah pendapatan yang diperoleh dari seluruh
anggota keluarga yang sudah bekerja baik berasal dari usahatani maupun di
luar usahatani.
18

3. Suami adalah seorang laki-laki yang berperan sebagai kepala dalam suatu
keluarga yang memiliki tanggung jawab atas keluarganya, suami juga
berperan sebagai pasangan dari istri.
4. Istri adalah ibu rumah tangga yang berperan mengurus anggota keluarga juga
berperan sebagai pasangan dari suami.
5. Anak petani adalah keturunan yang diperoleh dari pasangan suami dan istri
yang ikut bergabung dalam kegiatan keluarganya, baik itu anak laki-laki
maupun anak perempuan.
6. Usahatani adalah kegiatan yang dilakukan oleh anggota rumah tangga yang
berupa pengelolaan sarana produksi pertanian maupun teknologi dalam suatu
usaha yang menyangkut bidang pertanian dengan tujuan memperoleh
pendapatan yang semaksimal mungkin. Sedangkan buruh tani adalah kegiatan
pertanian yang dilakukan dengan bekerja di lahan sawah orang lain dengan
tujuan untuk memperoleh upah.
7. Non usahatani adalah kegiatan yang dilakukan oleh anggota keluarga di luar
kegiatan pertanian yang bertujuan untuk memperoleh pendapatan seperti
kerajinan rotan, berdagang, dan lain-lain.
8. Kerajinan rotan adalah kerajinan yang terbuat dari bahan baku tumbuhan
rotan yang selanjutnya dibuat menjadi berbagai macam bentuk dan variasi
yang berbeda-beda yang memiliki nilai jual lebih.
9. Pedagang adalah orang yang melakukan transaksi perdagangan dengan
memperjualbelikan barang yang yang diproduksi sendiri maupun yang tidak
diproduksi sendiri seperti pedagang pengecer yang bertujuan untuk
memperoleh pendapatan.
10. Peternak adalah orang yang merawat atau membudidayakan hewan ternak
untuk mendapatkan keuntungan atau hasil dari kegiatan tersebut.
11. PNS adalah pegawai tetap yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
yang bertujuan untuk menduduki jabatan di pemerintahan.
12. Guru adalah orang yang mengajar di sekolah yang diberi upah atau gaji setiap
bulan sesuai dengan jam yang telah dihabiskan.
19

13. Bengkel adalah usaha yang di didirikan dengan memberikan pelayanan untuk
melakukan kontruksi atau manufaktur dan memperbaiki benda.
14. Pendapatan usahatani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah total
penerimaan yang diperoleh rumah tangga yang berasal dari kegiatan
usahatani dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan petani untuk kegiatan
usahatani tersebut.
15. Pendapatan non usahatani adalah pendapatan yang diperoleh di luar kegiatan
usahatani seperti kerajinan rotan, guru, dan lain-lain.
16. Pendapatan total rumah tangga petani yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah jumlah keseluruhan pendapatan yang diperoleh dari seluruh anggota
rumah tangga.
17. Kontribusi pengrajin rotan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
besarnya sumbangan yang diberikan oleh pendapatan pengrajin rotan tersebut
terhadap total pendapatan rumah tangga petani itu sendiri.
18. Pekerjaan utama dalam penelitian ini adalah pekerjaan yang dilakukan oleh
ibu rumah tangga yang berdampak pada finansial rumah tangga, jika tidak
melakukannya maka akan mengalami kekurangan keuangan.
19. Pekerjaan sampingan dalam penelitian ini adalah pekerjaan yang dilakukan
ibu rumah tangga yang tidak berdampak pada kekurangan finansial atau
pendapatan, jika tidak dilakukan maka keuangan rumah tangga akan tetap
stabil.
20.
20

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,


yaitu metode yang bertujuan pada pemecahan masalah yang ada pada waktu
sekarang dengan jalan mengumpulkan, menyusun, menjelaskan, menganalisis,
dan menginterpretasikan data kemudian menarik kesimpulan. Pengumpulan data
dilakukan dengan teknik survey, yaitu pengumpulan data dengan tehnik
wawancara dan pengamatan langsung di daerah penelitian dengan berdasarkan
pada daftar pertanyaan atau kuesioner (Sunyoto, 2013).
3.2 Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah rumah tangga petani dimana
wanita sebagai ibu rumah tangga masih aktif sampai sekarang dalam kerajinan
anyaman rotan.
3.3 Penentuan Sampel

3.3.1 Penentuan Daerah Sampel


Penentuan daerah penelitian dilakukan dengan sengaja atau purposive
sampling yaitu berdasarkan pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan
penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di tiga Desa yaitu Desa Beleka, Desa
Sengkerang dan Desa Mujur dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut
merupakan daerah dengan unit usaha kerajinan anyaman rotan paling besar di
bandingkan dengan daerah lainnya (Tabel 1).
3.3.2 Penentuan Jumlah Responden
Responden dalam penelitian ini adalah rumah tangga wanita tani dimana
dalam rumah tangga tersebut wanita bekerja sebagai pengrajin anyaman rotan di
Kecamatan Praya Timur. Penentuan jumlah sampel menggunakan metode quote
sampling yakni sebanyak 30 orang. Penentuan responden ditentukan secara
accidental sampling, dengan alasan bahwa data pengrajin anayaman rotan yang
diperoleh tidak di cantumkan nama-nama pengrajin. Accidental Sampling yaitu
21

metode yang proses pengambilan sampelnya cukup dengan mengambil siapa saja
yang kebetulan ditemui oleh peneliti dilapangan sesuai dengan kebutuhan studi.

3.4 Jenis dan sumber Data

3.4.1 Jenis data


Menurut jenisnya dalam penelitian ini data dibagi menjadi dua jenis yaitu
data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang dapat diukur
dengan angka seperti biaya produksi, produksi, nilai tambah dan keuntungan.
Sedangkan data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dengan angka,
berupa uraian atau penjelasan yang berhubungan dengan penelitian sehingga dapat
ditarik suatu kesimpulan seperti wawancara, dokumentasi, dsb.

3.4.2 Sumber data


Menurut sumbernya dalam penelitian ini menggunakan data primer dan
data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara
langsung dengan responden dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang
telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari
dinas, lembaga, atau instansi-instansi yang terkait dalam penelitian ini.

3.5 Tehnik pengumpulan data


Tehnik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini dilakukan
dengan tehnik wawancara, dimana tehnik wawancara adalah pengumpulan data
yang dilakukan dengan memberikan pertanyaan menggunakan kuesioner.
Wawancara dilakukan dengan para wanita tani pengrajin anyaman rotan untuk
menggali informasi mengenai data yang diperlukan selama penelitian.

3.6 Variabel dan Cara Pengukurannya


Variabel-variabel dan cara pengukurannya dalam penelitian ini
1. Pendapatan rumah tangga dari usahatani sendiri,
2. dengan cara total penerimaan dikurangi total biaya yang dikeluarkan dalam
usaha taninya yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).
22

3. Pendapatan yang diperoleh rumah tangga dari kegiatan anyaman rotan dengan
cara total penerimaan dikurangi dengan total biaya yang dinyatakan dalam
satuan rupiah (Rp).
4. Jumlah biaya yang dikeluarkan baik dalam usahataninya maupun dalam
kerajinan anyaman rotan, dengan menjumlahkan total biaya tetap dengan total
biaya variabel yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).
5. Pendapatan total rumah tangga petani dengan menjumlahkan semua
pendapatan anggota keluarga yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).
6. Harga penjualan barang dari produsen ke konsumen yang dinyatakan dalam
satuan rupiah (Rp) per unit.
7. Biaya produksi adalah total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi,
terdiri dari biaya bahan baku dan biaya bahan penolong.
8. Produksi anyaman rotan dinyatakan dalam unit/minggu.

3.7 Analisis data


Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
analisis deskriptif dan akan disajikan dalam bentuk tabel kemudian akan
dilanjutkan dengan perhitungan.
1. Untuk menghitung besarnya pendapatan maka digunakan rumus:
I= TR – TC
Dimana I adalah pendapatan wanita tani, TR adalah Total revenue ( total
penerimaan), dan TC adalah Total Cost ( total biaya yang dikeluarkan wanita
tani).
2. Untuk menghitung pendapatan rumah tangga pengrajin dihitung dengan
menjumlahkan pendapatan total baik diperoleh dari usahatani sendiri, diluar
usahatani maupun dari usaha kerajinan rotan.
I= I1+I2+I3
Keterangan:
a. I= Pendapatan total rumah tangga petani.
b. I1= Pendapatan istri dari anyaman rotan maupun diluar anyaman rotan.
23

c. I2= Pendapatan suami dari usahatani baik usahatani sendiri maupun di


luar usahatani sendiri, dan di luar usahatani.
d. I3= Pendapatan anak dari usahatani baik usahatani sendiri maupun di luar
usahatani sendiri, dan di luar usahatani.
3. Kontribusi wanita pengrajin terhadap pendapatan total rumah tangga petani
dari usahatani sendiri, diluar usahatani sendiri maupun sebagai pengrajin,
dianalisis dengan rumus:
I 11
Kontribusi I = ×100 %
I
Keterangan:
a. Kontribusi I= Kontribusi pendapatan wanita terhadap pendapatan rumah
tangga petani (%).
b. I= Pendapatan total rumah tangga petani
c. I11= Pendapatan wanita dari industri anyaman rotan.
4. Kriteria pendapatan
Untuk menentukan besar kecilnya kontribusi wanita tani terhadap
pendapatan rumah tangga petani, diukur dengan:
a. Jika kontribusi < 50% dari total pendapatan rumah tangga, maka
kontribusi kecil.
b. Jika kontribusi > 50% dari total pendapatan rumah tangga, maka
kontribusi besar (Samadi, 2001).
24

DAFTAR PUSTAKA

Aprianingsih, H. E., & Kurniawan, R. A. (2019). Kontribusi Pengusaha Kerajinan


Tangan Berbahan Rotan dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Ibu
Rumah Tangga. Society, 10(2), 127-132.
Asnidar, A., & Asrida, A. (2017). Analisis Kelayakan Usaha Home Industry Kerupuk
Opak di Desa Paloh Meunasah Dayah Kecamatan Muara Satu Kabupaten Aceh
Utara. Jurnal Sains Pertanian, 1(2), 210854.
Badan Pusat Statistik.2005.Profil Industri Kecil dan Kerajinan Rumah
Tangga. Jakarta: BPS
Farahin W. 2021. Kontribusi Pendapatan Buruh Tani Wanita terhadap Pendapatan
Rumah Tangga Petani di Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok
Timur. [Skripsi]. Fakultas Pertanian, Universitas Mataram. Kota Mataram.
Indonesia.
Fulki, Z. Z., Harisudin, M., & Mandasari, P. (2018). Strategi Pengembangan
Sentra Agroindustri Kerajinan Anyaman Pandan di Kabupaten
Kebumen. Oryza-Jurnal Agribisnis dan Pertanian Berkelanjutan, 3(2), 43-
51.
GUMILAR, W. A. (2022). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PENERIMAAN INDUSTRI ALAS KAKI (Studi
Kasus Industri Alas Kaki di Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya)
(Doctoral dissertation, Universitas Siliwangi).
Handayani, M. T., & Artini, N. W. P. (2009). Kontribusi pendapatan ibu rumah
tangga pembuat makanan olahan terhadap pendapatan keluarga. Piramida
Jurnal Kependudukan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, 5(1).
Ibnu. 2022. Kerajinan Rotan: Peluang dan Tips Memulai Usahanya.
https://accurate.id/bisnis-ukm/kerajinan-rotan/. [ 2 Oktober 2022].
Januminro. (2009). Rotan Indonesia. Yogyakarta:Kanisius.
Joesyiana, K. (2017). Strategi Pengembangan Industri Rumah Tangga Di Kota
Pekanbaru. Valuta, 3(1), 159-172.
25

Lestari, F. D., Yusmini, Y., & Edwina, S. STRUKTUR DAN DISTRIBUSI


PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI SAWIT POLA KKPA DI
DESA BINA BARU KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH
KABUPATEN KAMPAR. IJAE (Jurnal Ilmu Ekonomi Pertanian
Indonesia), 8(1), 62-80.
Listiani, L. (2016). Kontribusi Pendapatan Buruh Tani Perempuan terhadap Total
Pendapatan Rumah Tangga Petani di Desa Babakanmulya Kecamatan
jalaksana Kabupaten kuningan Jawa Barat. Geo Educasia-S1, 1(6).
Maulana, A. (2018). Analisis pendapatan dan beban operasional dalam
meningkatkan laba operasional pada pt. Kharisma pemasaran bersama
nusantara (pt. Kpb nusantara) (Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam).
Pratiwi, D., & Baga, L. M. Kontribusi Wanita Tani Dalima Terhadap Pendapatan
Rumah Tangga. Jurnal Sosial Ekonomi Pesisir, 3(1), 1-9.
Prayoga, Y. (2018). PERANAN INDUSTRI BATU BATA TERHADAP
TINGKAT KEMISKINAN DI KECAMATAN RANTAU SELATAN
KABUPATEN LABUHAN BATU. ECOBISMA (Jurnal Ekonomi, Bisnis
dan Manajemen), 5(2), 47-53.
Purwanti, E., & Rohayati, E. (2015). Pengaruh Jumlah Tanggungan Keluarga,
Pendapatan Terhadap Partisipasi Kerja Tenaga Kerja Wanita Pada Industri
Kerupuk Kedelai Di Tuntang, Kab Semarang. Among Makarti, 7(1).
Purwohandoyo, J., Lubis, B. T., Pambudi, Y. J., & Wicaksono, M. S. (2019).
Analisis Sumberdaya Wilayah Untuk Pengembangan Industri Di Provinsi
Nusa Tenggara Barat. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota, 15(4),
275-287.
Putra, R. E. (2012). Pengaruh Nilai Investasi, Nilai Upah, dan Nilai Produksi
Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Mebel di Kecamatan
Pedurungan Kota Semarang. Economics Development Analysis Journal,
1(2).
Rahman, S. (2015). Analisis nilai tambah agroindustri chips jagung. Jurnal
Aplikasi Teknologi Pangan, 4(3).
26

Renawati B. 2021. Analisis Kontribusi Pendapatan Wanita pada Industri Kecil


Produk Olahan Rumput Laut terhadap Pendapatan Keluarga di Kota
Mataram. [Skripsi]. Fakultas Pertanian, Universitas Mataram. Kota
Mataram. Indonesia.
Sahab H. 2019. Kontribusi Pendapatan Perempuan Pengrajin Rotan terhadap
Pendapatan Rumah Tangga di Desa Lekor Kecamatan Janapria Kabupaten
Lombok Tengah. [Skripsi]. Fakultas Pertanian, Universitas Mataram. Kota
Mataram. Indonesia.
Samadi, B. (2001). Kinerja Tenaga Kerja Wanita. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Saputro, W. A., & Sariningsih, W. (2020). Kontribusi pendapatan usahatani kakao
terhadap pendapatan rumah tangga petani di taman teknologi pertanian
nglanggeran kecamatan Pathuk kabupaten Gunungkidul. SEPA: Jurnal
Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 16(2), 208-217.
SILALAHI, F. (2022). Analisis Sumber Pendapatan Keluarga di Kecamatan
Lumban Julu Kabupaten Toba (Studi Kasus: Desa Sibaruang dan Desa
Pasar Lumban Julu Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba).
Sudirman, D. (2016). Kontribusi dan Motivasi Pekerja Wanita dalam
Meningkatkan Ekonomi Keluarga. AL-ULUM: Jurnal Ilmu Sosial dan
Humaniora, 1(2).
Sunyoto, D. (2013). Metode dan Instrumen Penelitian (untuk ekonomi dan bisnis).
Yogyakarta: CAPS.
Syahdan, S. (2019). Peran Industri Rumah Tangga (Home Industry) pada Usaha
Kerupuk Terigu terhadap Pendapatan Keluarga di Kecamatan Sakra
Kabupaten Lombok Timur. MANAZHIM, 1(1), 45-63.
Thamrin, M., Novita, D., & Hasanah, U. (2019). Kontribusi Pendapatan Pengupas
Bawang Merah Terhadap Pendapatan Keluarga. JASc (Journal of
Agribusiness Sciences), 2(1), 26-31.
Tumoka, N. D. Y., Laoh, O. E. H., & Wangke, W. M. (2019). Kontribusi Pekerja
Perempuan Terhadap Pendapatan Keluarga Petani Di Desa Kopiwangker
Kecamatan Langowan Barat. Agri-Sosioekonomi, 15(2), 363-368.
27

Udayana, I. G. B. U. (2011). Peran agroindustri dalam pembangunan


pertanian. Singhadwala, 44, 3-8.
Velishya A. 2021. 8 Jenis Bentuk Kerajinan dari Rotan Kekinian.
https://www.pinhome.id/blog/kerajinan-dari-rotan-kekinian/. [ 2 Oktober 2022].
Wibawa A. 2019. Statistik dan Spasial Kecamatan Praya Timur 2019
https://ppid.lomboktengahkab.go.id/download/file/LKJIP_2020_LOTENG
.pdf. [ 28 September 2022].
Mandasari, P., Chalid, N., & Eriyati, E. (2015). Analisis Komparatif Tingkat
Pendapatan Petani Sayuran di Kabupaten Tanah Datar Kec. X Koto Prov.
Sumatera Barat (Studi Kasus di Nagari Koto Laweh dan Nagari
Paninjauan) (Doctoral dissertation, Riau University).
Susilawati, S., Yurisinthae, E., & Kusrini, N. (2022). Analisis Pendapatan Petani
Kelapa Sawit Pola Swadaya di Desa Saham Kecamatan Sengah Temila
Kabupaten Landak. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 6(2), 670-
680.

Anda mungkin juga menyukai