Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

Mata Kuliah Akuntansi Keprilakuan

Sub Topik : Bab 11

ASPEK KEPRILAKUAN PADA PENGAKUMULASIAN DAN PENGENDALIAN


BIAYA

Disusun Oleh :

Nama :

NPM :

Nama :

NPM :

Nama : Rizki Syahrani Putra

NPM : 1601120002.P

Nama : Taufik

NPM : 1601120088

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS TRIDINANTI

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isi nya yang sangat sederhana. Pembuatan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Akuntansi keprrilakuan. Adapun makalah in berisi mengenai “ASPEK
KEPRILAKUAN PADA PENGAKUMULASIAN DAN PENGENDALIAN BIAYA”

Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, pentunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam penulisan selanjutnya serta bemanfaat unutk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik da
saran dari pihak yang bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala
usrusan kita. Aamiin

Palembang, Oktober 2019


Hormat Kami

Kelompok 11
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3

BAB I Pendahuluan 4
1. Latar Belakang 4
1.2. Tujuan 7

BAB II Pembahasan 8

2.1. Biaya Dengan Fungsi Manajemen


2.2. Pola Perilaku Biaya
2.3. Biaya Relevan untuk Pengambilan Keputusan
2.4. Pentingnya Manajemen Biaya
2.5. Perilaku Biaya untuk Perencanaan,Pengendalian&Pengambilan Keputusan
2.6. Sistem Biaya Tradisional vs Biaya Standar
2.7. Perhitungan Biaya Langsung atau Biaya Variabel
2.8. Pengendalian Biaya
2.9. Pengambilan Keputusan
2.a. Aspek Keperilakuan dan Langkah Akuntansi Biaya yang Dipilih
2.b. Partisipasi Dalam Penetapan Standar

BAB III Penutup 9


3.1. Kesimpulan
3.2. DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

D e w a s a i n i , d e n ga n s e m a k i n b e r k e m b a ng d a n m e n i n gk a t n ya
k o n s u m s i masyarakat turut mempengaruhi kehidupan sebuah organisasi.
Maraknya perusahaan-perusahaan yang mulai muncul dengan produk-produk yang
sejenis membuat beberapa perusahaan lainnya terpaksa gulung tikar karena tidak
mampu bersaing dalam produknya. Manajemen di tuntut untuk selalu siaga dan
kreatif dalam melaksanakan fungsinya baikdengan menetapkan cara -cara
pengendaliannya hingga penekanan atas biaya guna memperoleh produk yang
berkualitas dan berdaya guna serta dengan biaya yang murahuntuk memperoleh
keuntungan dan melanjutkan kehidupan entitas.Dalam penentuan biaya baik dari
pengakumulasian dan pengendaliannya tidak terlepas dari peran atas aspek perilaku
seseorang.

Oleh karena itu, pentingnya untukdiketahui lebih lanjut aspek-aspek


keperilakuan yang mendasari pada pengakumulasianserta pengendalian biaya yang
dilakukan oleh entitas tersebut dalam mempertahankankegiatan organisasinya.
Selain itu, penulisan ini dila tarbelakangi oleh tugas yang diempukan kepada
kelompok guna untuk dibahas lebih lanjut pada mata kuliah AkuntansiKeperilakuan yang
diberikan oleh dosen yang bersangkutan.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan paper ini adalah agar dapat menjelaskan
serta m en get ahui bi a ya ya n g t erk andun g di dal am fungsi m an aj em en
s uat u perusah aan, p e n t i n gn ya m a n a j e m e n b i a ya , s i s t e m b i a ya
t r a d i s i o n a l d a n s i s t e m b i a ya s t a n d a r , m e n e n t u k a n b i a ya l a n gs u n g a t a u
v a r i a b e l , p e n g a r u h p e n g e n d a l i a n b i a ya d a l a m perusahaan, dapat mengetahui
apa itu pengambilan keputusan, dan aspek keperilakuan

dalam langkah akuntansi biaya yang dipilih. Serta untuk pemenuhan nilai salah
satu matakuliah Akuntansi Keperilakuan sehingga dapat
mengimplementasikan teori kepada praktik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 BIAYA DENGAN FUNGSI MANAJEMEN

Akuntansi Biaya adalah suatu proses pencatatan keuangan yang didalamnya terjadi
penggolongan dan peringkasan atas suatu biaya produksi, penjualan produk ataupun jasa
menggunakan suatu cara tertentu lengkap dengan penjelasannya.

Akuntansi biaya ini diperlukan untuk pertanggungjawaban kepada pihak eksternal perusahaan,
seperti investor, ataupun kreditur, serta pihak internal (manajemen) perusahaan itu sendiri.
Akuntansi biaya sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan, karena data historis yang disajikan
dalam pencatatannya akan sangat penting digunakan oleh manajemen dalam mengambil
keputusan atau kebijakan di waktu yang akan datang.

Fungsi manajemen biaya

Pengertian manajemen biaya adalah filosofi dalam upaya perbaikan terus menerus dalam
peningkatan pelayanan dengan biaya rendah yang ditunjukkan dengan sikap proaktif yang
mendasar bahwa setiap biaya produksi merupakan keputusan manajemen untuk menentukan dan
mencapai tujuan organisasi.

Manajemen Biaya secara umum adalah sistem yang didesain sedemikian rupa untuk memberikan
informasi bagi manajemen organisasi untuk mengidentifikasi berbagai peluang untuk
perencanaan strategi, penyempurnaan, dan pembuatan keputusan operasional mengenai
pengadaan dan penggunaan sumber daya yang diperlukan oleh organisasi.

Pada umumnya perusahaan melakukan pengendalian biaya karena hal ini dapat mengendalikan
biaya yang terjadi dalam menjalankan kegiatan sehingga dapat bejalan dengan efektif dan
efisien.

Fungsi pengendalian merupakan fungsi yang penting untuk menentukan proses manajemen,
sehingga harus dilakukan sebaik mungkin.

Menurut Garrison (2003:97), pengendalian adalah proses penentuan, apa yang dicapai yaitu
standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan yaitu perbaikan,
sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar.

Menurut Mulyadi (2001:501), untuk melakukan pengendalian biaya di dalam perusahaan


tergantung pada besar kecilnya perusahaan tersebut, dan telah berkembang melalui lima tahapan,
yaitu:
a. Pengendalian biaya dengan pengawasan fisik

Dalam perusahaan kecil biasanya pimpinan sekaligus pemilik perusahaan, perencanaan dan
pengendalian terhadap pelaksanaan rencana dilakukan secara langsung oleh pimpinan
perusahaan. Pimpinan perusahaan memiliki kemampuan yang memadai untuk merencanakan dan
mengendalikan kegiatannya

b. Pengendalian biaya dengan menggunakan catatan akuntansi historis

Jika perusahaan berkembang, maka pimpinan perusahaan tidak lagi dapat mengamati secara
fisik, tetapi memerlukan catatan historis untuk merencanakan dan mengendalikan kegiatannya
dari periode ke periode. Untuk tingkat perkembangan tertentu pimpinan perusahaan cukup
melakukan pernecanaan dan pengendalian dengan membandingkan catatan historis dari tahun ke
tahun.

c. Pengendalian biaya dengan menggunakan anggaran statis dan biaya standar

Jika perusahaan semakin berkembang, pimpinan perusahaan tidak lagi menghadapi masalah
bagaimana pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan jika dibandingkan dengan apa yang telah
dilaksanakan pada tahun sebelumnya tetapi bagaimana pelaksanaan pada tahun berjalan jika
dibandingkan dengan yang seharusnya dilaksanakan pada tahun tersebut. Pada tingkat
perkembangan ini, pimpinan memerlukan anggaran dan standar sebagai alat untuk merencanakan
dan mengendalikan kegiatannya. Pimpinan perusahaan mulai memperbaiki sistem perencanaan
dan pengendalian kegiatannya dengan membuat anggaran statis dan biaya yang sederhana.

d. Pengendalian biaya dengan menggunakan anggaran fleksibel dengan biaya standar

Dalam kenyataannya kapasitas yang direalisasikan seringkali menyimpang dari kapasitas yang
direncanakan. Maka, cara perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan kemudian
diperbaiki dengan mengembangkan anggaran fleksibel dengan biaya standar. Anggaran fleksibel
disusun untuk berbagai tingkat kapasitas yang direncanakan, sehingga anggaran ini menyediakan
tolok ukur prestasi yang mendekati kapasitas sesungguhnya yang dicapai.

e. Pengendalian biaya dengan pembuatan pusat-pusat pertanggungjawaban dan penerapan sistem


akuntansi pertanggungjawaban

Dalam perusahaan besar, kegiatannya telah dibagi menjadi pusat-pusat pertanggungjawaban.


Perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan dilaksanakan dengan mengembangkan
anggaran untuk setiap pusat pertanggungjawaban. Manajer pusat pertanggungjawaban dinilai
prestasinya dengan cara membandingkan anggaran yang disusun dengan realisasinya. Setiap
manajer pusat pertanggungjawaban hanya dinilai berdasarkan hal-hal yang mereka kendalikan.

Biaya produksi atau operasional dalam sistem industri memiliki peran yang sangat penting,
karena biaya produksi menciptakan keunggulan kompetitif. pengendalian biaya dilakukan untuk
dapat mengendalikan biaya yang terjadi dalam menjalankan kegiatan sehingga dapat bejalan
dengan efektif dan efisien. Untuk melakukan pengendalian biaya di dalam perusahaan tergantung
pada besar kecilnya perusahaan dimana terdapat lima tahapan pengendalian biaya yaitu
pengendalian biaya dengan pengawasan fisik, pengendalian biaya dengan menggunakan catatan
akuntansi historis, pengendalian biaya dengan menggunakan anggaran statis dan biaya standar,
pengendalian biaya dengan menggunakan anggaran fleksibel dengan biaya standar

Jadi pada intinya konsepsi manajemen dalam pengendalian biaya itu adalah suatu kondisi dimana
sebuah prusahaan harus mengendalikan biaya-biaya yang telah dilakukan oleh prusahaan dengan
tujuan menghindari kerugian.

2.2 POLA PRILAKU BIAYA


Sebelum melihat perbedaan-perbedaan, kita mulai dengan melihat kesamaan diantara keempat
grafik yang mewakili empat pola perilaku biaya di atas. Keempatnya sama-sama memiliki:

Sumbu vertikal Y, mewakili total biaya (total cost) yang timbul, juga disebut “variabel terikat”
(dependent variable)

Sumbu horizontal X, mewakili total aktivitas (total activity), juga disebut “variabel bebas”
(independent variable)

Berdasarkan Fungsi Pokok dari Aktivitas Perseroan :

a. Biaya Produksi (Production Cost)

Akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi dengan tujuan untuk
menghasilkan suatu produk atau barang. Biaya-biaya ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, biaya operasional barang atau pabrik, dan lain sebagainya.

b. Biaya Pemasaran (Marketing Expenses)

Biaya yang harus dikeluarkan untuk memastikan semua produk terbeli oleh konsumen. Contoh
dari biaya pemasaran adalah biaya promosi dan Iklan yang dilakukan perusahaan.

c. Biaya Administrasi & Umum (General Administration Expenses)

Biaya-biaya yang digunakan untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran


produk, misalnya biaya gaji karyawan, overhead kantor, dan biaya terkait lainnya.

Berdasarkan Kegiatan atau Volume Produksi.

a. Biaya Variabel (Variable Cost)

Komponen biaya yang berubah-ubah sesuai dengan volume produksi yang dihasilkan, makin
besar volume penjualan, makin besar pula biaya yang harus dikeluarkan. contoh biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja dalam pembuatan sepatu.
jika bahan kulit sepatu adalah Rp2.000 per pasang dan biaya karyawan adalah Rp500 per sepatu,
maka biaya produksi 1 pasang sepatu adalah Rp2.500.
Jika 1 hari= 10 sepatu x 2500 = 25.000
Jika 1 hari= 20 sepatu x 2500 = 50.000
Biaya tidak tetap ini disebut variable cost atau biaya variabel.

b. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya yang selalu konstan dan tidak dipengaruhi oleh volume produksi. Biaya tetap memiliki dua
karakteristik, yaitu biaya tidak berubah atau tidak dipengaruhi oleh periode atau aktivitas terentu.
Dan biaya per unitnya berbanding terbalik dengan perubahan volume. Bila volumenya rendah
maka fixed cost atau biaya tetap tinggi, sebaliknya pada volume yang tinggi biaya tetap per
unitnya rendah. Contohnya seperti, gaji karyawan toko komputer per bulan adalah Rp800.000.
Jika dalam satu bulan toko tersebut hanya melayani 10x pembelian atau 30x, gaji karyawan
tersebut tetap Rp800.000. Gaji tetap tersebut yang disebut sebagai fixed cost atau biaya tetap.
Berdasarkan Objek yang Dibiayai.

a. Biaya Langsung (Direct Cost)


Biaya yang dapat diidentifikasi langsung berhubungan dengan produksi barang objeknya.
Contohnya seperti biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku.

b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)


Biaya yang tidak dapat diidentifikasi langsung dengan proses produksi secara keseluruhan.
Contohnya biaya listrik, penyusutan mesin, upah mandor, dan biaya administrasi pabrik.

Berdasarkan Pembebanan Periode Akuntansi.

a. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure)


Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh aktiva tetap, meningkatkan efisiensi
operasional dan kapasitas produktif aktiva tetap, serta memperpanjang masa manfaat aktiva
tetap. Contohnya mesin pabrik yang memiliki penyusutan selama 5 tahun.

b. Pengeluaran Penghasilan (Revenue Expenditure)


Biaya-biaya yang hanya akan memberi manfaat dalam periode berjalan, sehingga biaya-biaya
yang dikeluarkan tidak akan dikapitalisasi sebagai aktiva tetap di neraca, melainkan akan
langsung dibebankan sebagai beban dalam laporan laba rugi periode berjalan di mana biaya
tersebut terjadi (dikeluarkan).

Akuntansi biaya merupakan bagian penting dari penghitungan pembiayaan produksi yang akan
berdampak pada kelangsungan produksi dan penentuan masa depan strategi bisnis Anda. Untuk
menghasilkan sebuah pencatatan akuntansi biaya, tentunya sebuah perusahaan harus memiliki
pencatatan setiap transaksi dengan baik dan benar agar terhindar dari salahnya perhitungan
dalam penyusunan laporan keuangan.

2.3 RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Informasi penting untuk pengambilan keputusan. Karena keputusan berhubungan dengan


masa yang akan datang, maka informasi akuntansi yang relevan adalah informasi yang akan
datang. Karena pengambilan keputusan selalu menyangkut pemilihan dari berbagai alternatif
yang ada, maka informasi akuntansi yang bermanfaat adalah informasi akuntansi yang berbeda
diantara berbagai alternatip yang akan dipilih.

1. Biaya Differensial sebagai bagian Informasi Akuntansi Differensial

Informasi akuntansi differensial terdiri dari aktiva, pendapatan dan biaya, dari ketiga jenis
informasi tersebut yang relatif sulit pengukurannya adalah biaya differensial. Terdapat berbagai
konsep biaya yang dikembangkan dalam akuntansi biaya, sepertii opportunity cost, incremental
cost, out of pocket cost, dan hypothetical cost yang sebenarnya mempunyai pengertian yang
berbeda dengan biaya differensial.
Untuk memperoleh konsep yang benar mengenai biaya differensial, perlu dijelaskan konsep
biaya differensial dan perbedaannya dengan konsep biaya yang lain sehingga memperjelas
pengertian biaya differensial.

2. Biaya Differensial versus Biaya Relevan.

Relevan berarti berhubungan dengan sesuatu. Biaya yang relevan dengan pengambilan
keputusan lebih tepat disebut biaya differensial, karena berhubungan dengan pemilihan alternatif
masa yang akan datang, dan untuk dapat melakukan pemilihan, pengambil keputusan harus dapat
membedakan diantara alternatif yang tersedia, maka informasi yang relevan adalah informasi
yang akan datang yang berbeda untuk alternatif yang akan dipilih. Oleh karena itu, istilah biaya
differensial berbeda pengertiannya dengan biaya relevan, karena istilah biaya relevan adalah
istilah yang umum, yang tidak selalu berhubungan dengan pengambilan keputusan.

3. Biaya differensial merupakan biaya Masa yang akan Datang (Future Cost) dan
merupakan biaya yang berbeda.

Pengambilan keputusan merupakan pemilihan dari berbagai alternatif yang akan dipilih pada
masa yang akan datang. Oleh karena itu informasi biaya yang diperlukan dalam pemilihan
alternatif tersebut adalah biaya masa yang akan datang yaitu merupakan biaya yang dapat
diperkirakan akan terjadi pada periode yang akan datang yang jumlahnya harus ditaksir dan
waktu terjadinya dapat diramalkan. Biaya ini merupakan satu-satunya biaya yang dapat
dikendalikan oleh manajemen.
Biaya differensial adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda atau
berpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan pemilihan diantara berbagai macam alternatif.
Oleh karena itu, biaya tersebut relevan dengan analisis yang dilakukan oleh manajemen dalam
pengambilan keputusan.

4. Biaya Differensial versus Biaya Variable

Biaya differensial tidak selalu sama dengan biaya variable. Jika keputusan yang akan dipilih
berkaitan dengan pemilihan satu diantara berbagai volume kegiatan, biaya differensial sama
dengan biaya variable, sepanjang biaya tetap tidak berubah. Dalam hal ini istilah yang sama
dengan biaya differensial adalah incremental cost

5. Biaya Differensial versus Biaya Tetap.

Dalam mengambil suatu keputusan, biaya tetap mungkin merupakan biaya differensial tetapi bisa
juga tidak merupakan biaya differensial. Jika biaya tersebut bisa diikuti jejaknya dalam suatu
pengambilan khusus dan hanya akan terjadi jika keputusan tersebut dipilih, maka biaya tetap
tersebut merupakan biaya differensial.

6. Biaya Differensial versus Biaya Depresiasi


Depresiasi merupakan keputusan manajemen jangka panjang dan merupakan alokasi secara
periodik atas harga pokok aktiva tetap yang dibeli pada waktu lampau. Depresiasi berhubungan
dengan pengambilan keputusan jangka panjang dan hanya dipengaruhi pada saat keputusan
penanaman modal diambil. Dalam pengambilan keputusan jangka pendek biaya depresiasi bukan
merupakan biaya differensial dan dapat diabaikan.

7. Biaya Differensial versus Biaya Tambahan (Incremental Cost)

Biaya tambahan merupakan informasi akuntansi manajemen yang diperlukan oleh manajemen
dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan penambahan dan pengurangan volume
kegiatan. Biaya tambahan suatu alternatif adalah tambahan biaya yang akan terjadi jika suatu
alternatif yang berkaitan dengan volume kegiatan dipilih.
Karena biaya tambahan merupakan tambahan biaya yang berhubungan dengan suatu alternatif,
maka biaya ini sesungguhnya berasal dari pengertian biaya differensial. Biaya tambahan
merupakan jumlah semua biaya differensial yang berhubungan dengan suatu alternatif yang
berkaitan dengan penambahan atau pengurangan volume kegiatan. Biaya tambahan hanya akan
sama dengan biaya differensial dalam hal pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
penambahan atau pengurangan volume kegiatan. Biaya tambahan merupakan salah satu elemen
biaya differensial, namun biaya differensial tidak terbatas pada biaya tambahan saja.
Jika biaya tambahan dihubungkan dengan suatu alternatif tindakan yang kemungkinan akan
dilaksanakan atau mungkin tidak dilaksanakan oleh manajemen, biaya tambahan mungkin dapat
terjadi tetapi mungkin juga tidak. Apabila alternatif yang diusulkan berupa peniadaan suatu
kegiatan yang sekarang ada, maka biaya tertentu yang ada sekarang dapat dihindari. Biaya ini
disebut biaya terhindarkan (avoidable cost), yaitu biaya yang tidak akan terjadi jika suatu
alternatif dipilih. Biaya terhindarkan merupakan variasi dari biaya tambahan, oleh karena itu
sering disebut sebagai penghematan biaya tambahan (incremental cost saving atau negative
incremental cost).

8. Biaya Differensial versus Biaya Kesempatan (Opportunity Cost).

Biaya kesempatan adalah pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat
dipilihnya suatu alternatif tertentu. Biaya ini merupakan elemen biaya differensial dalam
pengambilan keputusan, tetapi biaya differensial tidak terbatas pada biaya kesempatan saja.

9. Biaya Differensial versus Biaya Keluar dari Kantong (Out-of-Pocket Cost)

Biaya Keluar dari Kantong adalah biaya yang akan memerlukan pengeluaran kas sekarang atau
dalam waktu dekat sebagai akibat dari keputusan manajemen. Biaya ini merupakan elemen biaya
differensial yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

Pengambian keputusan

Keputusan yang diambil manajemen meliputi berbagai macam dan jangka waktu, misal
keputusan dalam kegiatan operasi rutin atau keputusan yang diambil dalam masalah-masalah
khusus. Pengambilan keputusan rutin pada umumnya terjadi dan berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan operasi perusahaan yang bersifat teratur dan rutin. Pengambilan keputusan khusus pada
umumnya bersifat tidak teratur waktu terjadinya dibandingkan dengan keputusan operasi
perusahaan secara periodik, bersifat khusus dan bahkan luar biasa.

2.4 PENTINGNYA MANAJEMEN BIAYA

Manajemen biaya merupakan suatu sistem yang didesain untuk menyediakan informasi
biaya yang relevan bagi manajeman. Informasi tersebut akan digunakan manajemen, agar dapat
mengetahui peluang penyempurnaan, perencanaan strategi, serta keputusan operasional yang
diperlukan organisasinya. Dalam implementasinya, sistem manajemen biaya ini akan
berintegrasi dengan berbagai elemen lainnya, seperti sistem desain & pengembangan, sistem
produksi & pembelian, sistem pelayanan konsumen, serta sistem distribusi & pemasaran.

Konsep Dasar Manajemen Biaya Perusahaan


Seperti yang dijelaskan dalam pengertian manajemen biaya, untuk mengoptimalkan
pembiayaan yang dikeluarkan perusahaan maka seorang manajer biaya perlu memahami
beberapa konsep dasar berikut :

1. Konsep Nilai Tambah

Manajer harus melakukan segala aktivitas atau kegiatan perusahaan yang memiliki nilai tambah
dengan cara-cara yang efisien serta menghilangkan kegiatan yang tidak bernilai tambah.
Tujuannya adalah mengoptimalkan biaya yang diperlukan untuk operasional setiap kegiatan.

2. Konsep Akuntansi Aktivitas

Manajer bertugas untuk mengumpulkan dan melacak apakah operasional yang sudah dikeluarkan
sesuai dengan aktivitas yang dijalankan. Sehingga dalam konsep ini dikenal istilah Activity-
Based Costing (ABC) sebagai metode untuk mengukur biaya dan kinerja, sumber biaya dan
obyek biaya.
3. Konsep Biaya Target

Sesuai dalam pengertian manajemen biaya, manajer akan bertindak untuk menyempurnakan
biaya target untuk mencapai pangsa pasar melalui biaya berbasis pasar. Biaya target disini
merupakan harga pasar untuk mendapatkan pangsa pasar atau laba yang diinginkan. Tujuan
konsep biaya target ini untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan selama daur hidup produk
tertentu.

Dari konsep manajemen biaya diatas, maka secara keseluruhan manajemen biaya diperlukan
untuk identifikasi biaya aktivitas, efektivitas dari ekonomi perusahaan, penyempurnaan untuk
kinerja masa depan dan mengendalikan biaya perusahaan dari kegiatan-kegiatan yang tidak
berguna.

Tujuan Manajemen Biaya

Secara garis besar ada empat tujuan dari sistem manajemen biaya, diantaranya adalah:

 Untuk mengidentifikasi biaya aktivitas bisnis


 Untuk mengetahui tingkat efisiensi, efektivitas, serta nilai ekonomi aktivitas bisnis
 Membantu menyempurnakan kinerja organisasi di masa depan
 Untuk mencapai tujuan di poin 1 – 3 secara bersamaan dalam sebuah lingkungan
perubahan teknologi

Manfaat Manajemen Biaya

Selain itu juga didapatkan manfaat manajemen biaya diantaranya:

 Sebagai bentuk perencanaan dan pengendalian bisnis


 Sebagai upaya peningkatan pelacakan biaya perusahaan
 Mengoptimalkan kinerja daur hidup suatu produk hasil produksi
 Sebagai dasar untuk membuat keputusan
 Sebagai bentuk manajemen investasi (baca: Pengertian Investasi) yang lebih efisien
 Sebagai alat untuk mengukur kinerja
 Dukungan dalam otomasi aktivitas dan filosofi pemanufakturan
Langkah Manajer untuk Mengoptimalkan Manajemen Biaya

Mengacu dari pengertian manajemen biaya sebagai suatu aksi untuk mengoptimalkan dana
perusahaan melalui kegiatan-kegiatan yang menguntungkan, maka seorang manajer sebagai
langkah pertama untuk tujuan tersebut adalah dengan identifikasi biaya penggerak sebagai biaya
utama yang dikeluarkan perusahaan. Biaya penggerak disini merupakan suatu faktor yang dapat
memberi implikasi terhadap total biaya.

Dalam hal ini manajer perlu mengelompokan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan
berdasarkan kategorinya, misalnya biaya operasional, biaya sumber daya dan biaya lainnya yang
menyangkut kegiatan dalam perusahaan. Pembedaan biaya tersebut didasarkan pada jenis biaya
dan pertanggungajawabannya.

Pada manajemen biaya terdapat istilah pembebanan biaya atau cost assignmentyang diartikan
sebagai proses pembebanan elemen-elemen biaya ke tempat penampuangn biaya. Seorang
manajer dapat memiliki salah satu dari dua jenis pembebanan atau memilih keduanya yaitu
alokasi dan pembebanan penelusuran langsung.

Alokasi di sini tujuannya untuk membebankan biaya tidak langsung (biaya yang tidak mudah
ditelusuri dan ekonomis) sedangkan penelusuran langsung untuk membebankan biaya langsung
(biaya yang mudah ditelusuri).

Pada intinya, pengertian manajemen biaya berkaitan dengan bagaimana manajer dapat
mengoptimalkan pembiayaan-pembiyaan yang dikeluarkan perusahaan untuk tujuan menekan
biaya perusahaan dari hal-hal yang tidak meningkatkan nilai. Sehingga dengan adanya
manajemen biaya diharapkan dapat meningkatkan profit perusahaan.

2.5 PERILAKU BIAYA UNTUK PERENCANAAN, PENGENDALIAN, DAN


PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Perilaku Biaya

A. Dasar-Dasar Perilaku Biaya


Perilaku biaya adalah cara biaya berubah dalam hubungannya dengan perubahan penggunaan
aktivitas. Atau dengan kata lain perilaku biaya adalah istilah untuk menggambarkan apakah
biaya berubah seiring dengan perubahan output.

sehubungan dengan perubahan output, biaya-biaya dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Biaya Tetap

Suatu biaya yang jumlahnya tetap sama ketika output berubah disebut biaya tetap. Lebih
formalnya, biaya tetap adalah suatu biaya yang dalam jumlah total, tetap konstan dalam rentang
yang relevan ketika tingkat output aktivitas berubah.

Biaya tetap dapat berubah, tetapi perubahan itu tidak tergantung dari perubahan output, misalnya
kenaikan biaya sewa alat dimana kapasitas produksi alat tersebut tetap atau tidak berubah.

2. Biaya Variabel

Sementara biaya tetap tidak berubah saat terjadi perubahan output, biaya variabel berubah sesuai
dengan perubahan output. Biaya variabel adalah biaya yang dalam jumlah total, bervariasi secara
proporsional terhadap perubahan output. Oleh karena itu, biaya variabel naik ketika output naik,
dan akan turun ketika output turun. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya bonus
penjualan, biaya listrik yang berhubungan dengan jumlah output, dll.

Biaya-biaya variabel dapat juga dinyatakan dengan persamaan linear. Di sini total biaya variabel
tergantung pada tingkat penggerak. Hubungan ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Total biaya variabel = biaya variabel per unit * jumlah unit

3. Biaya Campuran/Semi Variabel

Suatu biaya campuran adalah biaya yang memiliki komponen tetap dan variabel. Misalnya, agen
penjualan sering dibayar dengan gaji yang ditambah dengan komisi penjualan.

Persamaan linear untuk biaya campuran adalah :

Total biaya = biaya tetap + total biaya variabel

Untuk dapat mengklasifikasikan biaya sesuai dengan perilakunya maka diperlukan berbagai
pertimbangan atas dasar:

Waktu/Keadaan

Menentukan apakah suatu biaya merupakan biaya tetap atau biaya variable bergantung pada
batasan waktu, tetapi batasan ini bersifat subjektif, tergantung dari prespektif tiap-tiap manajer.
Dalam ilmu ekonomi dalam jangka panjang semua biaya merupakan biaya variabel sedangkan
dalam jangka pendek minimal ada satu biaya tetap.
1. Metode Tinggi Rendah

Metode tinggi rendah adalah suatu metode untuk menentukan persamaan suatu garis lurus
dengan terlebih dahulu memilih dua titik (titik tinggi dan rendah) yang akan digunakan untuk
menghitung parameter pemintas dan kemiringan. Titik tinggi di definisikan sebagai titik dengan
tingkat output atau aktivitas tertinggi. Titik rendah di definisikan sebagai titik dengan tingkat
output atau aktivitas terendah.

Persamaan untuk penentuan biaya variabel per unit dan biaya tetap adalah sebagai berikut:

Biaya variabel per unit = perubahan biaya / perubahan output

Biaya variabel per unit =

(biaya tinggi – biaya rendah)

(output tinggi – output rendah)

Biaya tetap = biaya total titik tinggi – (biaya variabel per unit x output tinggi)

Biaya tetap = biaya total titik rendah - (biaya variabel per unit x output rendah)

2. Metode Scatterplot

Metode scatterplot adalah suatu metode penentuan persamaan suatu garis dengan memplot data
dalam suatu grafik. Langkah pertama dalam menerapkan metode scatterplot adalah memplot
titik-titik data sehingga hubungan antara biaya penyetelan dan aktivitas dapat dilihat. Plot ini
disebut dengan grafik scatter.

Grafik scatter memungkinkan seseorang untuk secara visual menyesuaikan suatu garis dengan
titik-titik dalam grafik scatter. Dalam melakukan hal ini, garis yang dipilih seharusnya adalah
garis yang paling sesuai dengan titik-titik tersebut. Keunggulan signifikan metode scatterplot
adalah memungkinkan kita untuk melihat data secara visual. Sedangkan kelemahannya adalah
tidak adanya kriteria objektif untuk memilih garis terbaik.

3. Metode Kuadrat Terkecil

Kedekatan setiap titik pada garis dapat diukur dengan jarak vertikal titik dari garis. Jarak vertikal
ini adalah perbedaan antara biaya aktual dengan biaya yang diprediksi oleh garis. Untuk titik 5,
biaya yang diprediksi adalah 5%, dan deviasinya adalah jarak antara titik 5 dan 5% (jarak dari
titik ke garis).

Metode kuadrat terkecil pertama-tama mengkuadratkan setiap deviasi dan kemudian


menjumlahkan deviasi yang dikuadratkan tersebut sebagai ukuran kedekatan keseluruhan.
Pengkuadratan deviasi ini menghindari masalah yang disebabkan oleh bauran angka positif dan
negatif. Karena ukuran kedekatan adalah jumlah deviasi kuadrat titik-titik dari garis, maka
semakin kecil ukurannya, semakin baik garisnya. Garis yang lebih mendekati titik di banding
garis lainnya disebut garis kesesuaian terbaik, yaitu garis dengan jumlah kuadrat deviasi terkecil.

Penilaian Manajerial

Penilaian manajerial merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan perilaku biaya, dan
sejauh ini merupakan metode yang paling luas digunakan. Banyak manajer yang menggunakan
pengalaman mereka dan observasi terhadap hubungan biaya pada masa lampau untuk
menentukan biaya tetap dan variabel.

Metode ini memiliki banyak bentuk. Beberapa manajer secara sederhana menentukan biaya
aktivitas tertentu ke kategori tetap dan lainnya ke kategori variabel, tidak menghiraukan
kemungkinan adanya biaya campuran.

Kemungkinan lain adalah manajemen mengidentifikasi biaya campuran dan membagi biaya-
biaya ini ke dalam komponen tetap dan variabel dengan memutuskan bagian biaya yang
merupakan biaya tetap dan variabel, manajer menggunakan pengalamannya untuk menentukan
bahwa sejumlah tertentu dari biaya adalah tetap, dan sisanya adalah variabel.

Kemungkinan terakhir adalah manajemen menggunakan pengalaman dan pertimbangan mereka


untuk menyaring hasil estimasi statistik. Barangkali manajer yang berpengalaman dapat meneliti
data dan membuang beberapa titik yang tidak biasa terjadi atau mungkin merevisi hasil estimasi
untuk memasukkan perubahan yang diproyeksikan ke dalam struktur biaya atau teknologi.

Keunggulan dari penggunaan pertimbangan manajerial untuk memisahkan biaya tetap dan
variabel terletak pada kesederhanaannya. Pada situasi dimana manajer memiliki pengetahuan
yang mendalam tentang perusahaan dan pola biayanya, metode ini dapat memberikan hasil yang
baik. Akan tetapi apabila manajer tidak memiliki pertimbangan yang baik, kesalahan akan
terjadi. Oleh karena itu, merupakan hal yang penting untuk mempertimbangkan pengalaman
manajer, potensi kesalahan, dan pengaruh pertimbangan yang salah terhadap keputusan yang
terkait.
2.6 SISTEM BIAYA TRADISIONAL vs BIAYA STANDAR

System biaya tradisional (historis)

Istilah tradisional (historis) mengacu pada system biaya yang membatasi input pada biaya
historis dan mengusahakan penyerapan penuh atas biaya tetap dan variable oleh unit produk atau
jasa.

Karakteristik Akuntansi Biaya Tradisional

Dalam sistem akuntansi biaya tradisional biasanya hanya terlihat biaya-biaya langsung seperti
biaya tenaga kerja dan biaya material. Kemudian muncul biaya–biaya yang tergolong biaya
langsung seperti biaya reparasi, perawatan, utilitas, dan lainnya. Sistem biaya membebankan
biaya tidak langsung kepada basis alokasi yang tidak representatif. Sistem pengendalian operasi
tradisional biasanya membebankan biaya pada unit organisasi sehingga membuat manajer unit
bertanggung jawab terhadap pengendalian biaya yang dibebankan berdasarkan tujuan akuntansi
biaya. Kinerja diukur dengan membandingkan hasil aktual dengan standar atau anggaran hasil
yang lebih menekankan pada ukuran keuangan daripada ukuran non keuangan.
Akuntansi biaya tradisional terdiri dari subsistem akuntansi biaya tradisional dan pengendalian
operasional tradisional yang mengasumsikan bahwa semua biaya diklasifikasikan menjadi biaya
tetap dan variabel yang berkaitan dengan perubahan unit atau volume produk yang dihasilkan.
Pemacu unit produk atau lainnya seperti jam tenaga kerja langsung atau jam mesin menjadi
faktor yang penting. Sistem biaya yang memakai pendorong berdasarkan unit atau volume dalam
pembebanan biaya pada objek biaya disebut sistem biaya tradisional. (baca: contoh soal
akuntansi biaya)

Karakteristik Menurut Ahli Akuntansi

Beberapa karakteristik akuntansi biaya tradisional menurut Dauglas T. Hicks antara lain :

1. Presentase biaya tidak langsung menjadi bagian besar dari total biaya, harga pokok produksi,
atau overhead costmeningkat terus selama beberapa tahun terakhir. Penggantian tenaga kerja dan
pemakaian teknologi adalah kecenderungan yang terjadi pada tahun–tahun terakhir di suatu
perusahaan. Biaya teknologi semakin besar, biaya buruh yang diperlukan menjadi semakin
rendah. Biaya yang lebih besar akan dialokasikan kepada basis yang lebih kecil menjadi hasil
akhir dari kegiatan operasional perusahaan.
2. Operasi-operasi yang memakai tenaga kerja langsung biasanya digantikan oleh mesin-mesin
otomatis. Penambahan peralatan tanpa bantuan tenaga kerja langsung bisa menyebabkan distorsi
pada distribusi biaya tidak langsung. Tenaga kerja langsung tetap umumnya dipakai sebagai
basis alokasi oleh perusahaan. (baca: cara menghitung harga pokok penjualan)
3. Banyak operasi yang bisa dilakukan dengan adanya intervensi manusia dan memiliki waktu
siklus yang signifikan. Hanya sedikit perhatian yang diperlukan dari pekerja dan pada itu biaya
tidak didasarkan pada proses, tetapi pada set up dan tenaga kerja langsung sehingga terjadi
kesalahan pada distribusi biaya.
4. Adanya manusia yang memakai mesin dan mesin yang menggunakan manusia membuat banyak
fasilitas yang menggunakan beberapa operasi yang membuat pekerja dibantu peralatan dalam
melaksanakan aktivitasnya. Pekerja adalah pemegang kendali operasi dimana pekerja melakukan
aksi sederhana sebagai material handling untuk peralatan yang sedang bekerja. Dua situasi yang
berbeda ini memerlukan distribusi biaya dengan pendekatan yang berbeda. Jika hanya satu
metode yang dipakai akan menyebabkan kesalahan dalam pembebanan biaya.
5. Pada sistem biaya tradisional, pengalokasian biaya pabrik tidak terjadi secara langsung ke unit
produksi, tetapi ditempuh dengan cara-cara, yaitu alokasi biaya kepada seluruh unit organisasi
yang ada sesuai siklus akuntansi biaya. Biaya unit organisasi dialokasikan kepada setiap unit
produksi. Unsur-unsur biaya dialokasikan secara proporsional dengan memakai suatu indikator
atau faktor pembanding yang sesuai.
6. Unsur-unsur biaya lainnya dialokasikan secara langsung sesuai dengan perhitungan setiap biaya
secara langsung. Perusahaan industri yang menghasilkan beberapa jenis produk biasanya
memiliki berbagai jenis unsur biaya gabungan yang harus dialokasikan pada setiap produk
gabungan yang bersangkutan pada setiap titik pisah.

Salah satu kelemahan utama dari system biaya tradisional ini adalah bahwa persyaratan
akuntansi keuangan menuntut agar biaya perunit produk atau jasa memperhintungkan semua
biaya baik yang dapat ditelusuri ke suatu produk atau jasa maupun yang terjadi untuk satu
periode waktu tertentu atau untuk lebih dari satu objek biaya.

Kelemahan utama lainnya berkaitan dengan penggunaan system biaya tradisional untuk
tujuan pengendalian adalah bahwa satu- satunya dasar untuk pengendalian adalah perbandingan
kinerja saat ini dengan kinerja dari periode sebelumnya.

System Biaya Standar

Ruang Lingkup

System biaya standar mencerminkan percampuran yang potensial efektif dari akuntansi
dengan konsep pengendalian dari teori organisasi modern. Biaya standart adalah sasaran biaya
per unit produk atau jasa yang ditentukan sebelumnya secara ilmiah, yang dikembangkan melalui
studi teknik dan akuntansi. Aspek pengendalian yang melekat dari perhitungan biaya standar
adalah kapasitasnya untuk membandingkan, sebagai dari arus data regular, kinerja actual dengan
standar yang ditentukan sebelumnya dan untuk menyoroti varians antar kedua tingkat biaya
tersebut.
Kompatibilitas Dengan Konsep Teori Organisasi Modern
Dalam mengembangkan kerangka kerja untuk system biaya standar yang sesuai dengan
konsep teori organisasi modern, langkah- langkah pengendalian berikut ini :

1. Penetapan tujuan organisasi


2. Penentuan pusat pertanggung jawaban yang sesuai dan penugasan fungsi kepada masing –
masing.
3. Pengisian staf dari pusat pertanggung jawaban dengan individu – indivitu yang memiliki
kempuan, motivasi, dan pengetahuan yang mencakupi untuk melakukan fungsinya.
4. Penciptaan jalur komunikasi antara pusat pertanggung jawaban dan unti organisasi lainnya
serta, dimana perlu, lingkungan eksternal
5. Pengembangan prosedur yang memastikan bahwa informasi yang mencangkupi, relevan, dan
tepat waktu sepanjang jalur komunikasi.
6. Desain dan implementasi mekanisme pengendalian yang mungukur dan mengevaluasi kinerja
dalam hal tujuan organisasi dan memberikan umpan balik mengenal penyesuaian yang
diperlukan dalam tujuan dan atau kinerja.

System biaya standar dirancang untuk berfungsi secara simulatan sebagai suatu sumber
informasi. Jalur komunikasi, dan alat pengendalian serta evalusi kinerja.
Perhitungan Biaya Langsung Atau Variable
- Filosofi Yang Mendasari
Semua metode akuntansi biaya tradisional, sesuai dengan konsep biaya tersebut,
membebankan unit produk atau jasa dengan baiya penuh. Bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung dibebankan langsung ke unti produk atau jasa, sementara overhead tetap dan variable
pada kebanyakan kasus diserap berdasarkan estimasi tarif yang didasarkan pada volume yang
telah ditentukan sebelumnya.
Perhitungan biaya langsung atau biaya variable membedakan antara baiay produksi
(bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, an bagian variable dari overhead) dengan biaya
untuk siap menghasilkan(overhead tetap atau biaya periode) hanya biaya yang ditibulkan oleh
produksi atau penyerahan jasa sekarang saja yang diklasifikasikan sebagai biaya per unit produk
atau jasa dan dikapitalisasi sampai barang – barang tersebut terjual atau jasanya diserahkan.
Pendukung perhitungan biaya langsaung mempertimbangkan pembagian oberhead
berdasrakan struktur biayanya sebagai kebutuhan dasar untuk pengendalian biaya yang efektif
serta pengambilan keputusan yang berarti.
Dorongan keperilakuan konsep, prinsip, dan praktik akuntansi mempengaruhi
pengukuran kinerja menajerial dan. Konsekuensinya, keputusan manajemen.
Hawkins menyatakan bahwa konsep, prinsip, dan praktik akuntansi adalah bagus secara
keperilakuan maupun teknis jika konsep, prinsip, atau praktik tersebut :
1. Menghambat manajer dari pengambilan berbagai tindakan operasi yang tidak menguntungkan
guna membenarkan adopsi atas suatu alternative akuntansi
2. Menghambat adopsi atas praktik akuntansi oleh perusahaan yang hanya menciptakan ilusi
kinerja.
- Pengendalian Biaya
Membagi biaya ke dalam komponen variable dan tetap memberikan dasar yang lebih baik
untuk pengendalian biaya.
Biaya teknik meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead variabel
Biaya tetap yang dikomitmenkan atau biaya kapasitas adalah seluruh baiay organisasi dan
pabrik yang terus terjadi dan yang tidak dapat dikurangi tanpa merugikan kompetensi organisasi
untuk memenuhi tujuan jangka panjang.
Biaya diskresioner yang muncul dari keputusan periodic yang tidak memiliki hubungan
optimum yang dapat ditunjukkan antara input dan output

- Pengambilan Keputusan
Pengetahuan akan biaya diferensial atau biaya variabel serta margin kontirbusi akan
mempengaruhi perilaku manajer dan mengarahkan mereka pada pengambilan keputusan yang
lebih baik. Beberapa situasi pengambulan keputusan yang umum akan dijelaskan berikut ini.
· Keputusan bauran produk
keputusan mengenai bauran produk, manajer penjualan yang mengetahui margin
kontribusi dari produk – produknya akan jauh lebih mampu untuk memutuskan produk mana
yang akan didorong dan mana yang harus dikurangi atau ditolerir hanya karena penjualannya
menguntungkan produk lain.
· Penentuan harga produk baru
Produk baru umumnya diterima dipasar stelah diuji coba secara ekstensif oleh perusahaan
yang memiliki reputasi dal;am industry tersebut.
· Penghapusan produk
Margin kontribusi akan membantu manajemen dalam menentukan apakah akan
menghentikan suatau produk atau hanya berhenti menjualnnya dipasar tertentu.
· Pesanan khusus
Dalam pemesanan khusus terdapat dua jenis situasi pemesanan khusus. Situasi tersebut
dapat melibatkan akomodasi untuk pelanggan istimewa atau persyaratan khusus untuk ukuran.
Metode pengiriman, atau pengepakan.
· Kampanye iklan dan promosi
Untuk meningkatkan volume penjualan saat ini, perusahaan dapat meluncurkan kampaye
ikalan dan promosi khusus. Semakin tinggi margin kontribusi dari produk yang dipromosikan
atau diiklankan, maka semakin bersar manfaat bersih potensialnya , semakin rendah margin
kontribusinya, maka semakin banyak tambahan unit yang harus dijual menutupi tambahan biaya.

· Keputusan mengurangi biaya


Pengetahuan ini akan mendorong manajemen untuk sangat waspada terhadap biaya dan
juga memperkenalkan alat dan prosedur untuk menghemat biaya.
Aspek Keperilakuan Dari Langkah Akuntansi Biaya Yang Dipilih
· Penetapan standar
Elemen yang paling berpengaruh dalam menetukan keberhasilan atau kegagaln system
biaya adalah standar yang digunakan sebagai kriteria kinerja . standar memiliki fungsi ganda
yaitu berfungsi sebagai tujuan untuk memotivasi pengendalian biaya dan sebagai alat evaluasi
kinerja.
· Partisipasi dalam penetapan standar
Dalam salah satu studi empiris mereka, mereka menggunakan teori disonansi kognitif
untuk mendapatkan lebih banyak wawasan mengenai kenapa partisipasi lebih efektif dalam
penetapan standar kinerja.
Dalam konteks penetapan standar, teori ini mengimplikasikan bahwa jika manajemen
menginginkan komitmne yang pasti terhadap standar maka individu yang dikendalikan harus
memiliki pilihan.
· Standar yang ketat vs standar yang longgar
Standar yang akan digunakan haruslah tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar , standar
yang ketat akan lebih sering tidaktercapai daripada dipenuhi
· Penyerapan overhead
Ukuran dari varians ini juga dipengaruhi oleh tingkat kapasitas yang dipilih sebagai
penyebut dalam penentuan tarif tersebut .tingkat kapasitas jangka panjang akan menghasilkan
varians yang berbeda dibandingkan dengan tingkat kapasitas jangka pendek.
· Alokasi biaya tidak langsung
Dalam riset yang didukung oleh national association accountans menentukan bahwa
perusahaan responden membedakan dengan dengan tegas dua jenis biaya tak langsung biaya jasa
koporat dan biaya administrative koporat.

Analisis Varians
Unsur utama dari pengendalian biaya adalah perbandingan secara periodik antara biaya
actual dengan sasaran biaya yang sudah ditentukan sebelumnya baik dalam bentuk anggran
maupun standar.
- Keputusan Investigasi Varians
Keputusan manajemen semata- mata bergantung pada penilaiannya atas signifikan
diskrepansi yang diamati. Varians ini memiliki signifikan pengendalian hanya jika varians
berasal dari penyebab yang dapat ditentukan atau, dengan kata lain, tidak bersifat acak dan
rentan terhadap tindakan perbaikan. Kerumitan permasalahan yang sebenarnya terletak pada
fakta bahwa tanpa investigasi, manajemen tidak memiliki dasar untuk menentukan apakah
varians tertentu ditimbulkan dari penyalahgunaan yang dapat diidentifikasi dan dikendalikan ,
atau apakah varians tersebut bersifat acak atau tidak dapat dikendalikan.
- Aspek Keperilakuan
Komponen khusus dari kebijakan pengendalian yang dapat mempengaruhi respon manusia
adalah faktor- factor seperti batas yang ditetapkan oleh manajemen, jenis hasil umpan balik,
keketatan pemaksaan, dan penghargaan serta sanksi yang terkait dengan kebijakan pengendalian.
· Batas pengendalian
Batas ini menentukan seberapa mudah atau sulit bagi seseorang yang dikendalikan untuk
berkinerja dalam kisaran yang dapat diterima dan berapa banyak ruang mereka memiliki untuk
gagal sekali waktu.
· Hasil umpan balik
Umpan balik yang positif akan memberitahukan mereka bahwa mereka ada jalur yang
tepat dan akan memotivasi mereka untuk mengulangi usaha yang sama. Umpan balik yang
negatif tidak akan secra otomatis mendorong mereka untuk melakukan usaha yang lebih besar,
tetapi hal tersebut dapat secara perlahan – lahan menurunkan tingkat sapirasi mereka dan
mengikis tingkat usaha serta kinerja mereka.
· Ketatan pemaksaan
pemaksaan yang ketat atas kebijakan pengendalian akan menimbulkan tekanan dalam diri
indiviu yang dikendalikan. Tekanan dapat menyegarkan individu – individu tertentu.
· Struktur penghargaan
Orang atau kelompok akan memodifikasi perilaku mereka yang tidak diinginkan dan
mengulangi perilaku yang diinginkan ketika mereka memandang bahwa perubahan atau
pengulangan perilaku tersebut disertai dengan penghargaan intrinsik maupun ekstrinsik.
Efek umpan balik psikologi antara berbagai factor dari kebijakan pengendalian dengan
masa depan.maka kebijakan pengendalian yang ideal harus dibuat khusus dan bervariasi dari
situasi ke situasi

2.7 PERHITUNGAN BIAYA LANGSUNG ATAU BIAYA VARIABEL

Agar sebuah usaha dan proses produksi dapat terus berjalan, maka bisa dipastikan akan ada
pembiayaan yang harus ditanggung oleh perusahaan. Pembiayaan untuk menunjang proses
produksi ini bisa saja merupakan biaya tetap maupun biaya variabel yang besarannya akan
berubah mengikuti volume atau kapasitas produksi yang ingin dihasilkan sebuah perusahaan.

Dua Pendekaatan yang digunakan dalam penentuan harga produk untuk tujuan penilaian
persedian dan penentuan harga pokok penjualan. Salah satu pendekatan dinamakan perhitungan
biaya penyerapan (Absorption Costing) yang digunakan untuk laporan keuangan eksternal.
Sedangkan pendekatan lainnya adalah perhitungan biaya variabel (Variable Costing) yang lebih
disukai manajer untuk pengambilan keputusan internal harus digunakan dengan laporan laba rugi
kontribusi.

A. Gambaran Umum Perhitungan Biaya Variabel dan Perhitungan Biaya Penyerapan


Perhitungan biaya penyerapan membebankan biaya variabel dan biaya tetap ke dalam
produk. Sebaliknya perhitungan biaya variabel berfokus pada perilaku biaya, secara jelas
membedakan biaya tetap dan biaya variabel. Salah satu keunggulan perhitungan biaya variabel
adalah keharmonisannya dengan pendekatan kontribusi dan konsep biaya-volume-laba.
1. Perhitungan Biaya Penyerapan
Perhitungan biaya penyerapan memperlakukan semua biaya produksi sebagai biaya
produk, tanpa membedakan apakah biaya itu variabel atau tetap. Dengan demikian biaya produk
per unit terdiri atas bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik variabel dan
tetap. Jadi perhitungan biaya penyerapan mengalokasikan sebagian dari biaya overhead pabrik
tetap ke dalam unit produk bersama dengan biaya overhead variabel. Metode ini sering disebut
metode biaya penuh (Full Cost).
2. Perhitungan Biaya Variabel
Dengan menggunakan perhitungan biaya variabel (Variable Costing) , hanya biaya
produksi yang berubah-ubah sesuai dengan out put yang diperlakukan sebagai biaya produk.
Termasuk di dalamnya adalah bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik
variabel. overhead pabrik tetap tidak diperlakukan sebagai biaya produk. Biaya overhead pabrik
tetap diperlakukan sebagai biaya periodik yang dibebankan secara utuh ke dalam pendapatan
setiap periodenya. Perhitungan ini sering disebut sebagai perhitungan biaya langsung (direct
costing) atau perhitungan biaya marginal ( marginal costing).

B. Perbandingan Laporan Laba Rugi dengan Perhitungan Biaya Penyerapan dan Variabel

1. Dengan metode perhitungan biaya penyerapan jika persediaan meningkat maka beberapa biaya
produksi tetap dalam periode berjalan tidak tampak dalam laporan laba rugi sebagai bagian harga
pokok penjualan.
2. Dengan metode perhitungan biaya variabel, seluruh biaya overhead tetap diperlakukan sebagai
beban periode berjalan.
3. Persediaan akhir dalam metode perhitungan biaya variabel lebih rendah dibanding perhitungan
biaya penyerapan. Alasanya adalah dalam perhitungan biaya variabel, hanya biaya produksi
variabel yang dibebankan ke unit produk dan dengan demikian dimasukan dalam persediaan.
4. Laporan laba rugi perhitungan biaya penyerapan tidak membedakan antara biaya tetap dan
variabel, sehingga metode ini tidak cocok untuk perhitungan biaya-volume-laba yang penting
untuk perencanaan dan pengendalian yang baik.
5. Pendekatan perhitungan biaya variabel untuk menentukan biaya produksi per unit sesuai dengan
pendekatan kontribusi karena kedua konsep tersebut mengklasifikasikan biaya berdasarkan
perilaku.
C. Perbandingan Menyeluruh Data Pendapatan
1. Ketika produksi dan penjualan sama, laba bersih opersioanal akan sama secara umum baik
menggunakan perhitungan biaya penyerapan dan perhitungan biaya variabel.
2. Ketika produksi melebihi penjualan, laba bersih operasional yang dilaporkan dengan
menggunakan perhitungan biaya penyerapan pada umumnya akan lebih besar dari laba bersih
operasional yang dilaporkan dengan perhitungan biaya variabel. Karena dengan perhitungan
biaya penyerapan sebagian dari biaya overhead pabrik tetap untuk periode berjalan ditangguhkan
di dalam persediaan.
3. Ketika penjualan di bawah persediaan, laba bersih operasional yang dilaporkan dengan
menggunakan perhitungan biaya variabel pada umumnya akan lebih besar dari laba bersih
operasional yang dilaporkan dengan perhitungan biaya penyerapan. Karena persediaan menurun
dan biaya overhead pabrik tetap yang sebelumnya ditangguhkan di dalam persediaan dengan
perhitungan biaya penyerapan sekarang dikeluarkan dan dibebankan terhadap pendapatan.
4. Dalam jangka panjang, laba bersih operasional yang dihitung dengan perhitungan biaya
penyerapan dan variabel cenderung sama.

D. Pengaruh Perubahan Produksi terhadap Laba Bersih Operasional


Laba bersih operasional dalam perhitungan variabel tidak dipengaruhi oleh perubahan dalam
produksi dengan perhitungan biaya variabel. Laba bersih operasional dalam perhitungan
penyerapan dipengaruhi oleh perubahan dalam produksi dengan perhitungan biaya penyerapan.
Alasan yang menjelaskan pengaruh ini dapat ditelusur lewat biaya overhead pabrik tetap yang
berubah dari satu periode ke periode lainnya sebagai akibat perubahan dalam persediaan.
1. Perhitungan Biaya Variabel
Laba bersih operasional tidak dipebgaruhi oleh perubahan dalam produksi dengan perhitungan
biaya variabel. Perubahan dalam produksi tidak memiliki pengaruh terhadap laba bersih
operasional ketika metode perhitungan biaya variabel digunakan.
2. Perhitungan Biaya Penyerapan
Laba bersih operasional dipengaruhi oleh perubahan dalam produksi dengan perhitungan baiay
penyerapan. Pada dasarnya laba bersih operasional meningkat dan menurun anatara kedua tahun
tahun ini walaupun jumlah unit yang terjual sama untuk masing-masing tahun. Alasan yang
menjelaskan pengaruh ini dapat ditelusuri lewat biaya overhead pabrik tetap yang berubah dari
satu periode ke periode lainnya dalam metode perhitungan biaya penyerapan sebagai akibat dari
perubahan dalam persedian.
E. Memilih Metode Perhitungan Biaya
1. Dampak Terhadap Manajer
Penentang perhitungan biaya penyerapan berpendapat bahwa perubahan biaya overhead
pabrik tetap antar periode dapat membingungkan dan menyesatkan atau bahkan mengakibatkan
pengambilan keputusan yang salah. Untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan
perhitungan biaya penyerapan, pembaca laporan keuangan harus tanggap terhadap perubahan
tingkat persediaan. Dengan menghitung perhitungan biaya penyerapan, jika persediaan
meningkat, biaya overhead pabrik tetap dapat ditangguhkan pada persediaan dan laba bersih
operasional meningkat. Jika persediaan menurun, laba bersih operasional akan dikeluarkan dari
persedian dan laba bersih operasional akan tertekan. Jadi bila perhitungan biaya penyerapan
digunakan fluktuasi dalam laba bersih operasional dapat disebabkan oleh perubahan persediaan
bukan karena perubahan dalam penjualan.
Untuk menghindari kesalahan dalam menggunakan perhitungan biaya penyerapan,
pembaca laporan keuangan harus tanggap terhadap perubahan tingkat persedian. Dengan
perhitungan biaya penyerapan, jika persedian meningkat, biaya overhead pabrik tetap
ditanguhkan pada persedian dan laba bersih operasional meningkat. Jika persedian menurun, laba
bersih operasional akan dikeluarkan dari persedian dan laba bersih operasional akan tertekan.
Jadi, bila perhitungan biaya penyerapan digunakan fluktuasi dalam laba bersih operasional dapat
disebabkan oleh perubahan persedian bukan karena perubahan dalam penjualan.
2. Analisis Biaya-Volume-Laba Dan Perhitungan Biaya Penyerapan
Perhitungan biaya penyerapan banyak digunakan dalam laporan internal dan eksternal.
Banyak perusahaan menggunakan pendekatan perhitungan biaya penyerapan karena pendekatan
tersebut fokus terhadap perhitungan biaya penuh (full Costing) unit prouksi. Kelemahan dari
metode ini adalah ketidakmampuannya menghubungkan dengan analisis biaya-volume-laba.
Dengan menangguhkan biaya overhead pabrik tetap dalam persediaan, laporan laba rugi
menunjukkan laba meskipun sesungguhnya perusahaan hanya mencapai titik impas. Perhitungan
biaya penyerapan juga menyulitkan analisis biaya-volume-laba, yang mengasumsikan
penggunaan perhitungan biaya variable.
3. Pembuatan Keputusan
Kesalahan persepsi bahwa biaya produksi per unit dengan perhitungan biaya pnyerapan
dapat mengakibatkan munculnya masalah manajerial, termasuk keputusan penentuan harga dan
keputusan untuk menghentikan produksi produk tertentu yang sesungguhnya menguntungkan.
Masalah ini akan didiskusikan secara mendalam dalam bab lain.
4. Laporan Eksternal Dan Pajak Penghasilan
Sering dianggap bahwa perhitungan baiaya penyerapan digunakan untuk laporan
eksternal di Amerika Serikat . perusahan yang menggunakan perhitungan biaya variabel untuk
pelaporan ekseternal menghadapi resiko bahwa auditornya mungkin akan menyatakan laporan
tersebut tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (generally Accepted
accounting Principles – GAAP). Peraturan pajak menyatakan secara tegas. Berdasarkan undang-
undang Reformasi Pajak (Tax Reform Act) tahun 1986, untuk memenuhi ketentuan perpajakan,
perusahan harus menyusul sesuai dengan format perhitungan biaya penyerapan.
Meskipun perusahaan diwajibkan untuk menyusun laporan laba-rugi dengan perhitungan
biaya penyerapan, manajer dapat menggunakan perhitungan biaya variable untuk kepentingan
internal. Tidak ada masalah akuntansi yang dihadapi dengan penggunaan kedua metode tersebut-
perhitungan biaya variabel untuk keperluan internal, sedangkan perhitungan biaya penyerapan
untuk keperluan eksternal. Eksekutif puncak biasanya selalu melakukan evaluasi berdasarkan
data laporan eksternal yang disiapkan untuk para pemegang saham. Sangat sulit bagi manajer
untuk mengambil keputusan yang didasarkan pada perhiutngan biaya variabel karena dia
melakukan evaluasi berdasarkan laporan dengan metode perhitungan biaya penyerapan,
keputusan harus juga didasarkan pada dat perhitungan biaya penyerapan.
Eksekutif puncak biasanya selalu melakukan evaluasi berdasarkan data laporan eksternal
yang disiapkan untuk pemegang saham. Sangat sulit bagi manajer untuk mengambil keputusan
yang didasarkan pada perhitungan biaya variabel karena dia melakukan evaluasi berdasarkan
laporan dengan metode perhitungan biaya penyerapan, keputusan harus juga didasarkan pada
data perhitungan biaya penyerapan.

5. Keunggulan Perhitungan Biaya Variabel Dan Pendekatan Kontribusi


a. Data yang akan digunakan untuk melakukan analisis biaya-volume-laba dapat diambil langsung
dari laporan laba-rugi yang disusun dengan format kontribusi. Data tersebut tidak tersedia
apabila disusun dengan pendekatan konvensional.
b. Laba periodic tidak dipengaruhi oleh tingkat persediaan. Dengan asumsi hal-hal lain tetap (harga
jual, biaya bauran penjualan, dsb), laba akan searah dengan penjualan apabila menggunakan
perhitungan biaya variabel.
c. Manajer selalu mengasumsikan bahwa biaya produksi per unit adalah biaya variable.
d. Dampak biaya tetap terhadap laba lebih ditekankan dalam perhitungan biaya variabel dan
pendekatan kontribusi. Jumlah total biaya tetap dinyatakan secara eksplisit dalam laporan laba-
rugi. Dengan menggunakan perhitungan biaya penyerapan, biaya tetap digabung dengan biaya
variabel dan dialokasikan ke harga pokok penjualan dan persediaan.
e. Data perhitungan biaya variabel memudahkan estimasi tingkat profitabilitas produk, konsumen
dan segmen bisnis lain. Dengan perhitungan biaya penyerapan, profitabilias tampak samar-samar
karena alokasi biaya tetap yang acak.
f. Perhitungan biaya variabel berkaitan dengan metode pengendalian biaya seperti biaya standar
dan anggaran fleksibel yang akan didiskusikan dalam bab lain
g. Laba bersih berdasarkan perhitungan biaya variabel lebih dekat dengan aliran kas bersih
dibandingkan dengan laba bersih berdasarkan perhitungan biaya penyerapan. Hal ini akan sangat
penting untuk perusahaan yang mengalami masalah aliran kas.

6. Perhitungan Biaya Variabel Dan Teori Kendala


Teori kendala yang diperkenalkan dalam bab 1 berfokus untuk mengelola kendala-
kendala yang ada dalam perusahaan sebagai kunci untuk meningkatkan laba. Teori kendala
mengharuskan pengidentifikasian biaya variabel dalam setiap produk. Sebagai konsekuensinya,
perusahaan yang menggunakan teori kendala harus menggunakan perhitungan biaya variabel.
Dalam perusahaan yang menerapkan teori kendala, ada dua alasan mengapa biaya tenaga kerja
langsung diperlakukan sebagai biaya tetap:
a. Tenaga kerja langsung tidak mesti sebagai kendala. Dalam kasus yang paling sederhana , yang
menjadi kendala adalah mesin. Dalam kasus yang lebih kompleks, kendalanya adalah kebijakan (
seperti desain kompensasi yang tidak baik untuk tenaga penjualan) yang menghambat
perusahaan untuk menggunakan sumber daya secara efektif.
b. Teori kendala menekankan pada perbaikan yang terus menerus untuk mempertahankan
kemampuan kompetitif. Tanpa komitmen dan tanggapan positif dari karyawan, perbaikan yang
berkelanjutan tersebut mustahil terlaksana. Karena pemutusn hubungan kerja dapat merusak
moral karyawan, manajer yang menggunakan teori kendala enggan memberhentikan karyawan.
Dengan alasan-alasan ini, kebanyakan manajer perusahaan yang menerapkan teori kendala
menganggap bahwa tenaga kerja langsung sebagai committed fixed cost dan bukannya variabel
cost.
7. Dampak Metode Persedian JIT
Seperti yang dibahas dalam Bab ini, perhitungan biaya variabel dan perhitungan biaya
penyereapan akan menghasilkan perhitungan laba bersih yang berbeda apabila jumlah unit yang
diproduksi tidak sama dengan jumlah unit yang terjual atau dengan kata lain nila ada perubahan
jumlah unti persedian. Kita juga telah belajar bahwa laba bersih dengan menggunakan
perhitungan biaya penyerapan dapat berubah-ubah dan kadang-kadang berlawanan dengan
pergerakan penjualan.
Bila perusahaan menggunakan metode JIT, masalah ini berkurang. Berubah-ubahnya laba
bersih dengan perhitungan biaya penyerapan dan perbedaan laba bersih di antara kedua metode
tersebut disebabkan oleh perubahan unit persedian. Dengan JIT, barang produksi karena adanya
pesanan dari pelanggan dan tujuannya adalah menghilangkan persedian barang jadi dan
mengurangi persedian barang dalam proses. Jika persediannya kecil, perubahan persedian juga
akan kecil dan kedua metode tersebut akan menunjukan perhitungan laba bersih yang sama.
Dalam kasus tersebut, laba bersih dengan metode perhitungan biaya penyerapan akan searah
dengan pergerakan penjualan. Tentu saja biaya produksi per unit akan berbeda antara pehitungan
biaya variabel dan perhitungan baiaya penyerapan seperti yang telah dibahas dimuka. Tetapi jika
digunakan metode JIT, perbedaan yang besar tidak akan terjadi.
Ringkasan
Perhitungan biaya variabel dan perhitungan biaya penyerapan adalah metode alternative
untuk menentukan biaya produksi per unit. Dengan menggunakan perhitungan biaya variabel,
hanya biaya produksi yang berubah sesuai dengan tingkat output yang diperlakukan sebagai
biaya variabel. Biaya tersebut termaksud bahan langsung, overhead variabel, dan biaya kerja
langsung. Biaya overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai biaya periodic dan dibebankan
langsung pada periode terjadinya sama halnya dengan beban administrasi dan penjualan.
Sebaliknya, perhitungan biaya penyerapan memperlakukan biaya overhead pabrik tetap sebagai
biaya produk bersamaan dengan bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead variabel.
Karena perhitungan biaya penyerapan memperlakukan biaya overhead pabrik tetap
sebagai biaya produk, bagian overhead pabrik tetap dibebankan ke setiap unit produksi. Jika unit
produk tersebut tidak terjual sampai akhir periode, biaya overhead pabrik tetap yang melekat
pada unit produksi tersebut terjual, biaya overhead pabrik tetap tersebut bagian dari harag pokok
penjualan. Maka metode, perhitungan biaya penyerapan memungkinkan untuk menunda sebagai
biaya overhead pabrik tetap pada suatu period eke periode berikutnyanya dalam rekening
persedian.
Sayangnya, perubahan baiaya overhead pabrik tetap antarperiode ini dapat menimbulkan
laba bersih menjadi berubah-ubah dan dapat membingunkan dan juga memungkinkan manajer
salah menentukan keputusan. Untuk menjaga agar tidak terjadi kesalahan pada saat membuat
interprestasi data laba-rugi. Manajer harus berhati-hati terhadap perubahan yang terjadi pada
tingkat persedian atau unit produksi selama periode tertentu.

Pendapat umum menyatakan bahwa perhitungan biaya variabel tidak dapat digunakan
untuk laporan eksternal dan laporan pajak. Meskipun demikian, metode tersebut dapat digunakan
untuk kepentingan internal dalam membuat perencanaan. Pendekatan perhitungan biaya variabel
berhubungan erat dengan konsep biaya-volume-laba yang selalu dipertimbangkan oleh manajer
dalam perencanaan laba dan pembuatan keputusan.
2.8 PENGENDALIAN BIAYA

Pengendalian Biaya (Cost Control)

Dalam menjalankan usaha, suatu perusahaan tidak hanya memikirkan bagaimana strategi usaha
serta pemasarannya tetapi juga harus memikirkan bagaimana cara mengelola dan mengendalikan
biaya – biaya. Biaya – biaya operasional perusahaan jika mengalami kebocoran apalagi jika
bocornya halus alias kecil-kecil maka perusahaan tersebut dalam kondisi kurang sehat walaupun
dari sisi pendapatan terus meningkat. Menurut Sondang. S.Giagian (1999 : 16) menyebutkan
bahwa pengendalian biaya merupakan suatu proses atau usaha yang sistematis dalam
menetapkan standar pelaksanaan yang bertujuan untuk perencanaan, sistem informasi umpan
balik, membandingkan pelaksanaan nyata dengan perencanaan, menentukan dan mengatur
penyimpangan-penyimpangan serta melakukan koreksi perbaikan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan, sehingga tujuan tercapai secara efektif dan efisien dalam penggunaan biaya.

Sementara, biaya itu sendiri adalah pengorbanan yang dapat diukur dengan satuan uang atas
kepemilikan barang atau jasa untuk suatu tujuan tertentu dan jangka waktu atau masa manfaat
dari pengorbanan tersebut. Pengorbanan yang menghasilkan manfaat dapat disebut sebagai
biaya, sedangkan pengorbanan yang tidak menghasilkan manfaat dianggap sebagai pemborosan
(kerugian) yang diderita oleh perusahan. Menurut Mulyadi (2001:501), untuk melakukan
pengendalian biaya di dalam perusahaan tergantung besar kecilnya perusahaan tersebut, dan
telah berkembang melalui lima tahapan, yaitu :

1. Pengendalian dengan pengawasan fisik


Dalam perusahaan kecil, biasanya pimpinan sekaligus pemilik perusahaan, perencanaan
dan pengendalian terhadap pelaksana rencana dilakukan secara langsung oleh pimpinan
perusahaan. Pimpinan perusahaan memiliki kemampuan yang memadai untuk
merencanakan dan mengendalikan kegiatannya.
2. Pengendalian biaya dengan menggunakan akutansi historis
Jika perusahaan berkembang, maka pimpinan perusahaan tidak lagi dapat mengamati
secara fisik, tetapi memerlukan catatan historis untuk merencanakan dan mengendalikan
kegiatannya dari periode ke periode. Untuk tingkat perkembangan tertentu pimpinan
perusahaan cukup melakukan perencanaan dan pengendalian dengan membandingkan
catatan dari tahun ke tahun.
3. Pengendalian biaya dengan menggunakan anggaran statis dan biaya standar
Jika perusahaan semakin berkembang, pimpinan perusahaan tidak lagi menghadapi
masalah bagaimana pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan dengan apa yang telah
dilaksanakan pada tahun sebelumnya, tetapi bagaimana pelaksanaan pada tahun berjalan
jika dibandingkan dengan yang seharusnya dilaksanakan pada tahun tersebut. Pada
tingkat perkembangan ini, pimpinan memerlukan anggaran dan standar sebagai alat untuk
merencanakan dan mengendalikan kegiatannya. Pimpinan perusahaan mulai
memperbaiki sistem perencanaan dan pengendalian kegiatannya dengan membuat
anggaran statis dan biaya yang sederhana.
4. Pengendalian biaya dengan menggunakan anggaran fleksibel dengan biaya standar
Dalam kenyataannya, kapasitas yang direalisasikan seringkali menyimpang dari kapasitas
yang direncanakan. Maka, cara perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan
kemudian diperbaiki dengan mengembangkan anggaran fleksibel dengan biaya standar.
Anggaran fleksibel disusun untuk berbagai tingkat kapasitas yang direncanakan, sehingga
anggaran ini menyediakan tolak ukur prestasi yang mendekati kapasitas sesungguhnya
yang dicapai.
5. Pengendalian biaya dengan pembuatan pusat-pusat pertanggungjawaban dan penerapan
sistem akuntansi pertanggungjawaban.
Dalam perusahaan besar, kegiatannya telah dibagi menjadi pusat-pusat
pertanggungjawaban. Perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan dilaksanakan
dengan mengembangkan anggaran untuk setiap pusat pertanggungjawaban. Manajer
pusat pertanggungjawaban dinilai prestasinya dengan cara membandingkan anggaran
yang disusun dengan realisasinya. Setiap manajer pusat pertanggungjawaban hanya
dinilai berdasarkan hal-hal yang mereka kendalikan.

2.9 PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Di samping menekankan perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel serta memberikan
informasi biaya diferensial dalam situasi pengambilan keputusan tertentu, perhitungan biaya
langsung atau biaya variabel memberikan informasi penting lainnya kepada manajer. Beberapa
situasi pengambilan keputusan yang umum akan dijelaskan berikut.

1. Keputusan Bauran Produk. Ketika dihadapkan dengan keputusan mengenai bauran


produk, manajer penjualan yang mengetahui margin kontribusi dari produk-produknyaakan jauh
lebih mampu untuk memutuskan produk yang akan didorong dan produk yang harus dikurangi
atau ditolerir hanya karena penjualannya menguntungkan produk lain. Pada kasus sumber daya
yang terbatas (seperti jam mesin, bahan baku), margin kontribusi akan memberikan informasi
kepada manajemen untuk memilih bauran yang diharapkan dapat menghasilkan total kontribusi
terbesar terhadap laba.

2. Penentuan Harga Produk Baru


Produk baru umunya diterima di pasar hanya setelah diuji coba secara ekstensif oleh
perusahaan yang memiliki reputasi dalam industri tersebut. Untuk mendorong perusahaan-
perusahaan guna menggunakan produk itu secara percobaan, manajemen dapat menjualnya pada
biaya variabel. Setelah produk tersebut diuji coba secara mencukupi dan diterima oleh pemakai,
produk tersebut akan ditetapkan harganya pada biaya penuh plus mark-up yang konsisten
dengan tujuan laba perusahaan secara keseluruhan.

3. Penetrasi Pasar
Manajer dapat menggunakan biaya variabel sebagai dasar untuk penetuan harga ketika
mereka bermaksud memasuki pasar baru (misalnya luar negeri) dengan produk yang sudah ada
atau ketika mereka terpaksa menghadapi persaingan yang semakin meningkat selama periode di
mana permintaan menurun.

4. Penghapusan Produk
Margin produksi akan membantu manajemen dalam menetukan apakah akan menghentikan
suatu produk atau hanya berhenti menjualnya di pasar tertentu.

5. Pesanan Khusus
Perusahaan juga dapat dihadapkan pada dua jenis situasi pesanan khusus. Situasi tersebut dapat
melibatkan akomodasi untuk pelanggan istimewaatau persyaratan khusus untuk ukuran, metode
pengiriman, atau pengemasan.

6. Kampanye Iklan dan Promosi


Untuk meningkatkan volume penjualan saat ini, perusahaan dapat meluncurkan kampanye
iklan dan promosi khusus. Jika perusahaan menggunakan sistem perhitungan biaya tradisional
maka keputusan tersebut kemungkinan besar hanya akan didasarkan pada perbandingan antar
tambahan biayadengan prospek peningkatan dalam volume penjualan.

7. Keputusan Mengurangi Biaya


Jika harga jual suatu perusahaan ditetapkan oleh pesaing, maka manjemen akan mengetahui
besarnya biaya variabel yang diperkenankan pada volume overasi saat inijika tujuan laba tertentu
harus dicapai. Pengetahuan ini akan mendorong manajemen untuk waspada terhadap biaya serta
memperkenalkan alat dan prosedur untuk menghemat biaya.

2.a ASPEK KEPERILAKUAN DARI LANGKAH AKUNTANSI BIAYA YANG DIPILIH

Bagian ini akan menganalisis aspek keperilakuan dari langkah-langkah akuntansi yang
dipilih yang dapat memodiikasi dalam memicu respons manusia yang disfungsional.

1. Penetapan Standar
Standar akan menghasilkan perilaku pekerja yang efisien hanya jika standar tersebut diterima
sebagai tingkat aspirasi oleh individu untuk siapa standar pengendalian dan evaluasi kinerja tersebut
didesain. Roymond Miles dan Roger vern mengemukakan empat prasyarat utama berikut bagi sistem
pengendalian yang unggul secara keperilakuan.

a. Standar haruslah ditetapkan dengan cara yang sedemikian rupa sehingga orang menerimnya
sebagai sesuatu realistisdan bukannya arbitrer.

b. Orang-orang harus merasa bahwa mereka memilih pengaruh dalam menetapkan tujuan mereka
sendiri.

c. Orang-orang harus yakin bahwa mereka tidak akan dihukum secara tidak adil untuk variasi
normal yang terjadi secara kebetulan dalam kinerja.

d. Umpan balik atas kinerja haruslah bertujuan untuk koreksi maupun evaluasi.
2. Partisipasi dalam Penetapan Standar

Michael Foran dan Don DeCoster meringkas logika yang mendasari seluruh argument
yang mendukung partisipasi terjadi, “Jika seorang pekerja berpartisipasi dalam menetapkan
standar kinerjanya sendiri, maka ia akan membuat komitmen yang tegas terhadap standar
tersebut sehingga akan bekerja keras untuk mencapainya.” . Dalam salah satu studi empiris,
mereka menggunakan teori disonansi kognitif untuk mendapatkan lebih banyak wawasan
mengenai penyebab partisipasi lebih efektif dalam penetapan standar kinerja. Teori disonasi
kognitif terpusat pada tiga konsep kunci, yaitu : kemauan, disonasi, dan komitmen. Dalam
konteks penetapan standar, teori ini mengimplikasikan bahwa jika manjemen menginginkan
komitmen yang pasti terhadap standar, maka individu yang dikendalikan harus memiliki pilihan (
kemauan). Ketika memilih sekelompok standar kinerja tertentu mereka mengalami keraguan
(disonasi) mengenai kebijaksanaan dari pilihan mereka.

3. Standar yang Ketat versus Standar yang Longgar

Untuk berfungsi sebagai alat motivasi, standar yang digunakan haruslah tidak terlalu
ketat dan tidak terlalu longgar. Standar yang ketat adalah tantangan yang berguna (penghargaan
intrinsik) hanya bagi mandor atau manajer yang termotivasi oleh kebutuhan akan prestasi yang
luar biasa. Bagi kebanyakan individu, standar yang terlalu ketat dan kemungkinan kegagalan
menimbulkan frustasi dan kecil hati. Kinerja mereka akan mengalami penurunan lebih lanjut
karena mereka berhenti melakukan perbaikan. Semntara itu, standar yang longgar tidak
memberikan manfaat motivasional apapun karena standar tersebut begitu mudah dicapai. Jadi,
mandor dan manajer akan mengabaikan standar tersebut karena dianggap tidak berarti.

4. Penyerapan Overhead

Bidang lain yang penuh dengan dorongan difungsional adalah penyerapan overhead.
Praktik umum untuk membebankan overhead manufaktur tetap dan variabel ke produk pada
tariff estimasi yang didasarkan pada tingkat kapasitas yang telah ditentukan sebelumnya. Ketika
dasar yang digunakan untuk penyerapan berbeda dengan yang telah ditentukan sebelumnya,
maka varians yangdibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah akan terjadi. Ukuran dari varians
ini juga dipengaruhi oleh tingkat kapasitas yang dipilh sebagai penyebut dalam penetuan tariff
tersebut. Tingkat kapasitas jangka panjang (kapasitas normal) akan menghasilkan varians yang
berbeda dibandingkan dengan tingkat kapasitas jangka pendek (kapasitas yang secara aktual
dapat dicapai).

5. Alokasi Biaya Tidak Langsung

Dalam riset yang didukung oleh National Associaton of accountants (NAA), James Fremgen
dan Shu S.Lioa menemukan bahwa perusahaan responden membedakan dengan tegas dua jenis
biaya tidak langsung, yaitu biaya jasa korporat dan biaya administratif korporat.

a. Biaya jasa korporat adalah biaya jasa yang dilakukan secara sentral untuk manfaat korporat dan
berbagai pusat pertanggungjawaban.
b. Biaya administratif korporat adalah biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan kantor
korporat. Biaya ini termasuk gaji, hubungan masyarakat dan biaya korporat lainnya terjadi untuk
menjalankan perusahaan secara keseluruhan. Tidak ada hubungan yang jelas antara biaya
administratif ini dengan tingkat operasi dari berbagai pusat biaya dan/atau laba di seluruh
organisasi.

6. Analisis Varians

Unsur utama dari pengendalian biaya adalah perbandingan secara peiodik antara biaya
aktual dengans asaran biaya yang sudah dietentukan sebelumnya, baik dalam bentuk anggaran
maupun bentuk standar. Perbandingan tersebut juga akan menghasilkan sejumlah varians karena
mustahil bahwa biaya aktual yang terjadi akan setara dengan standar atau anggaran dari elemen
operasional yang akan dikendalikan. Varians tersebut dapat merupakan hasil dari berbagai
penyebab, bebrapa di antaranya dapat dijelaskan dan dikendalikan, smentara yang lain tidak
dapat dijelaskan maupun dikendalikan.

7. Keputusan Investigasi Varians

Keputusan manajemen semata-mata bergntung pada penilainnya atas signifkansi


diskrepansi yang diamati. Varians ini memiliki signifikansi pengendalian hanya jika varians
tersebut berasal dari penyebab yang dapat ditentukan, dengan kata lain tidak bersifat acak dan
rentan terhadap tindakan perbaikan.

8. Aspek Keperilakuan

Semua model akuntansi untuk investigasi varians biaya didasarkan pada pandangan
pengendalian struktural. Pandagan ini lebih melihat pengendalian sebagai”mesin homostatis
yang mengukur dirinya sendiri”. pendukungnya tidak melihat perbedaan antara regulator
mekanis dalam suatu sitem sibernetika (seperti thermostat) dengan regulator manusia(sperti
pekerja, mandor atau manajer).

a. Batas pengendalian

Kisaran hasil kenerja yang dianggap dapat diterima oleh manajer adalah batasan
pengendalian. Batasan ini menntukan mudah atau sulitnya sesorang yang dikendalikan untuk
berkinerja dalam kisaran yang dapat diterima dan banyaknya ruang yang mereka miliki untuk
gagal sekali waktu. Tingkat toleransi ini dapat memengaruhi kinerja aktual mereka. Komponen
khusus dari kebijakan pengendalian yang dapat memengaruhi respons manusia adalah faktor-
faktor seperti batas yang ditetapkan oleh manajemen, jenis umpan balik, keketatan
pemaksaan,serta penghargaan dan sanksi yang terkait dengan kebijakan pengendalian.

b. Hasil umpan balik

Tidak seperti mesin, informasi umpan balik mengenai kinerja manusia akan menimbulka
perasaan keberhasilan atau kegagalan dalam individu yang dikendalikan. Umpan balik positif
akan memberi tahu mereka bahwa mereka ada pada jalur yang tepat dan akan memotivasi
mereka untuk mengulangi usaha yang sama. Umpan balik yang negative tidak akan secara
otomatis mendorong mereka untuk melakukan usaha yang lebih besar, tetapi hal tersebut dapat
secara perlahan-lahan akan menurunkan tingkat aspirasi mereka serta mengikis tingkat usaha dan
kinerja mereka.

c. Keketatan pemaksaan

Pemaksaan yang ketat atas kebijakan pengendalian akan menimbulkan tekanan dalam diri
individu yang dikendalikan. Sementara tekanan dapat menyegarkan individu-individu tertentu,
tekanan tersebut dapat mengintimidasi yang lain dan mnurunkan kinerja mereka yang sudah
buruk lebih jauh lagi. Dalam jangka panjang, pemaksaan yang longgar akan menrunkan motivasi
individu untuk berjuang bagi pencapaian tujuan.

d. Struktur penghargaan

Orang atau kelompok akan memodifikasi perilaku mereka yang tidak diinginkan dan
mengulangi perilaku yang diinginkan ketika mereka memandang bahwa perubahan atau
pengulangan perilaku tersebutdisertai dengan penghargaan intrinsic maupun ekstrinsik.

2.b PARTISIPASI DALAM PENETAPAN STANDAR

Jika manajemen menginginkan komitmen yang pasti terhadap standar, maka individu
yang dikendalikan harus memiliki pilihan. Tingkat partisipasi yang ideal, tergantung pada
pertimbangan produksi dan manusia, serta akan bervariasi dari situasi ke situasi. Bentuk
organisasi juga memengaruhi, yakni organisasi yang demokratis cenderung memiliki partisipasi
aktif dalam kepuasan karyawan. Sedangkan dalam organisasi yang otokratis, karyawan
cenderung pasif dan mereka hanya mengikuti keputusan manajemen, sehingga mereka akan
terganggu ambiguitas.

• Standar yang ketat vs. standar yang longgar, Standar yang terlalu ketat akan menimbulkan
frustasi di kebanyakan individu karena sering tidak tercapai. Sedangkan standar yang terlalu
longgar tidak menimbulkan manfaat motivasional apa pun karena standar tersebut mudah
dicapai. Tingkat keketatan standar harus dievaluasi dalam setiap situasi berdasarkan jenis
produksi, produk atau jasa yang dihasilkan, dan kepribadian dari orang-orang yang terlibat
didalamnya

.• Analisis variansVarians terjadi akibat dari perbandingan secara periodic antara biaya aktual
dengan sassaran biaya yang sudah ditentukan sebelumnya. Varians tersebut terjadi akibat
beberapa penyebab yang dapat dijelaskan dan dikendalikan, dan tidak dapat dijelaskan dan
dikendalikan.
• Keputusan investigasi varians Tanpa investigasi, manajemen tidak punya dasar untuk
menentukan varians tertentu ditimbulkan dari penyalahgunaan yang dapat diidentifikasikan dan
dikendalikan. Manajemen masih menggunakan penilaian subjektif dan aturan berdasarkan
pengalaman masa lalu dan dapat dibenarkan secara ekonomi

• Aspek keprilakuan Semua model akuntansi untuk investigasi varians, didasarkan pada
pengendalian structural. Komponen khusus dari kebijakan pengendalian diantaranya:

1.Batas pengendalian : kisaran hasil kinerja yang dianggap dapat diterima oleh manajer
2.Hasil umpan balik : informasi umpan balik kinerja akan menimbulkan perasaan keberhasilan
atau kegagalan dalam diri individu tergantung bentuk umpan baliknya(positif atau negatif)
3.Keketatan pemaksaan : akan menimbulkan tekanan dalam diri individu dimana pada individu
tertentu, akan memberikan motivasi. Sedangkan pada individu lainnya, akan memberikan
perasaan intimidasi.
4.Struktur penghargaan : individu/kelompok akan memodifikasi perilaku mereka yang tidak
diinginkan dan mengulangi perilaku yang diinginkan ketika perilaku tersebut memberikan
penghargaan intirnsik/ekstrinsik.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai