Disusun Oleh :
Nama :
NPM :
Nama :
NPM :
NPM : 1601120002.P
Nama : Taufik
NPM : 1601120088
UNIVERSITAS TRIDINANTI
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isi nya yang sangat sederhana. Pembuatan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Akuntansi keprrilakuan. Adapun makalah in berisi mengenai “ASPEK
KEPRILAKUAN PADA PENGAKUMULASIAN DAN PENGENDALIAN BIAYA”
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, pentunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam penulisan selanjutnya serta bemanfaat unutk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik da
saran dari pihak yang bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala
usrusan kita. Aamiin
Kelompok 11
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB I Pendahuluan 4
1. Latar Belakang 4
1.2. Tujuan 7
BAB II Pembahasan 8
PENDAHULUAN
D e w a s a i n i , d e n ga n s e m a k i n b e r k e m b a ng d a n m e n i n gk a t n ya
k o n s u m s i masyarakat turut mempengaruhi kehidupan sebuah organisasi.
Maraknya perusahaan-perusahaan yang mulai muncul dengan produk-produk yang
sejenis membuat beberapa perusahaan lainnya terpaksa gulung tikar karena tidak
mampu bersaing dalam produknya. Manajemen di tuntut untuk selalu siaga dan
kreatif dalam melaksanakan fungsinya baikdengan menetapkan cara -cara
pengendaliannya hingga penekanan atas biaya guna memperoleh produk yang
berkualitas dan berdaya guna serta dengan biaya yang murahuntuk memperoleh
keuntungan dan melanjutkan kehidupan entitas.Dalam penentuan biaya baik dari
pengakumulasian dan pengendaliannya tidak terlepas dari peran atas aspek perilaku
seseorang.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan paper ini adalah agar dapat menjelaskan
serta m en get ahui bi a ya ya n g t erk andun g di dal am fungsi m an aj em en
s uat u perusah aan, p e n t i n gn ya m a n a j e m e n b i a ya , s i s t e m b i a ya
t r a d i s i o n a l d a n s i s t e m b i a ya s t a n d a r , m e n e n t u k a n b i a ya l a n gs u n g a t a u
v a r i a b e l , p e n g a r u h p e n g e n d a l i a n b i a ya d a l a m perusahaan, dapat mengetahui
apa itu pengambilan keputusan, dan aspek keperilakuan
dalam langkah akuntansi biaya yang dipilih. Serta untuk pemenuhan nilai salah
satu matakuliah Akuntansi Keperilakuan sehingga dapat
mengimplementasikan teori kepada praktik.
BAB II
PEMBAHASAN
Akuntansi Biaya adalah suatu proses pencatatan keuangan yang didalamnya terjadi
penggolongan dan peringkasan atas suatu biaya produksi, penjualan produk ataupun jasa
menggunakan suatu cara tertentu lengkap dengan penjelasannya.
Akuntansi biaya ini diperlukan untuk pertanggungjawaban kepada pihak eksternal perusahaan,
seperti investor, ataupun kreditur, serta pihak internal (manajemen) perusahaan itu sendiri.
Akuntansi biaya sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan, karena data historis yang disajikan
dalam pencatatannya akan sangat penting digunakan oleh manajemen dalam mengambil
keputusan atau kebijakan di waktu yang akan datang.
Pengertian manajemen biaya adalah filosofi dalam upaya perbaikan terus menerus dalam
peningkatan pelayanan dengan biaya rendah yang ditunjukkan dengan sikap proaktif yang
mendasar bahwa setiap biaya produksi merupakan keputusan manajemen untuk menentukan dan
mencapai tujuan organisasi.
Manajemen Biaya secara umum adalah sistem yang didesain sedemikian rupa untuk memberikan
informasi bagi manajemen organisasi untuk mengidentifikasi berbagai peluang untuk
perencanaan strategi, penyempurnaan, dan pembuatan keputusan operasional mengenai
pengadaan dan penggunaan sumber daya yang diperlukan oleh organisasi.
Pada umumnya perusahaan melakukan pengendalian biaya karena hal ini dapat mengendalikan
biaya yang terjadi dalam menjalankan kegiatan sehingga dapat bejalan dengan efektif dan
efisien.
Fungsi pengendalian merupakan fungsi yang penting untuk menentukan proses manajemen,
sehingga harus dilakukan sebaik mungkin.
Menurut Garrison (2003:97), pengendalian adalah proses penentuan, apa yang dicapai yaitu
standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan yaitu perbaikan,
sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar.
Dalam perusahaan kecil biasanya pimpinan sekaligus pemilik perusahaan, perencanaan dan
pengendalian terhadap pelaksanaan rencana dilakukan secara langsung oleh pimpinan
perusahaan. Pimpinan perusahaan memiliki kemampuan yang memadai untuk merencanakan dan
mengendalikan kegiatannya
Jika perusahaan berkembang, maka pimpinan perusahaan tidak lagi dapat mengamati secara
fisik, tetapi memerlukan catatan historis untuk merencanakan dan mengendalikan kegiatannya
dari periode ke periode. Untuk tingkat perkembangan tertentu pimpinan perusahaan cukup
melakukan pernecanaan dan pengendalian dengan membandingkan catatan historis dari tahun ke
tahun.
Jika perusahaan semakin berkembang, pimpinan perusahaan tidak lagi menghadapi masalah
bagaimana pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan jika dibandingkan dengan apa yang telah
dilaksanakan pada tahun sebelumnya tetapi bagaimana pelaksanaan pada tahun berjalan jika
dibandingkan dengan yang seharusnya dilaksanakan pada tahun tersebut. Pada tingkat
perkembangan ini, pimpinan memerlukan anggaran dan standar sebagai alat untuk merencanakan
dan mengendalikan kegiatannya. Pimpinan perusahaan mulai memperbaiki sistem perencanaan
dan pengendalian kegiatannya dengan membuat anggaran statis dan biaya yang sederhana.
Dalam kenyataannya kapasitas yang direalisasikan seringkali menyimpang dari kapasitas yang
direncanakan. Maka, cara perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan kemudian
diperbaiki dengan mengembangkan anggaran fleksibel dengan biaya standar. Anggaran fleksibel
disusun untuk berbagai tingkat kapasitas yang direncanakan, sehingga anggaran ini menyediakan
tolok ukur prestasi yang mendekati kapasitas sesungguhnya yang dicapai.
Biaya produksi atau operasional dalam sistem industri memiliki peran yang sangat penting,
karena biaya produksi menciptakan keunggulan kompetitif. pengendalian biaya dilakukan untuk
dapat mengendalikan biaya yang terjadi dalam menjalankan kegiatan sehingga dapat bejalan
dengan efektif dan efisien. Untuk melakukan pengendalian biaya di dalam perusahaan tergantung
pada besar kecilnya perusahaan dimana terdapat lima tahapan pengendalian biaya yaitu
pengendalian biaya dengan pengawasan fisik, pengendalian biaya dengan menggunakan catatan
akuntansi historis, pengendalian biaya dengan menggunakan anggaran statis dan biaya standar,
pengendalian biaya dengan menggunakan anggaran fleksibel dengan biaya standar
Jadi pada intinya konsepsi manajemen dalam pengendalian biaya itu adalah suatu kondisi dimana
sebuah prusahaan harus mengendalikan biaya-biaya yang telah dilakukan oleh prusahaan dengan
tujuan menghindari kerugian.
Sumbu vertikal Y, mewakili total biaya (total cost) yang timbul, juga disebut “variabel terikat”
(dependent variable)
Sumbu horizontal X, mewakili total aktivitas (total activity), juga disebut “variabel bebas”
(independent variable)
Akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi dengan tujuan untuk
menghasilkan suatu produk atau barang. Biaya-biaya ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, biaya operasional barang atau pabrik, dan lain sebagainya.
Biaya yang harus dikeluarkan untuk memastikan semua produk terbeli oleh konsumen. Contoh
dari biaya pemasaran adalah biaya promosi dan Iklan yang dilakukan perusahaan.
Komponen biaya yang berubah-ubah sesuai dengan volume produksi yang dihasilkan, makin
besar volume penjualan, makin besar pula biaya yang harus dikeluarkan. contoh biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja dalam pembuatan sepatu.
jika bahan kulit sepatu adalah Rp2.000 per pasang dan biaya karyawan adalah Rp500 per sepatu,
maka biaya produksi 1 pasang sepatu adalah Rp2.500.
Jika 1 hari= 10 sepatu x 2500 = 25.000
Jika 1 hari= 20 sepatu x 2500 = 50.000
Biaya tidak tetap ini disebut variable cost atau biaya variabel.
Biaya yang selalu konstan dan tidak dipengaruhi oleh volume produksi. Biaya tetap memiliki dua
karakteristik, yaitu biaya tidak berubah atau tidak dipengaruhi oleh periode atau aktivitas terentu.
Dan biaya per unitnya berbanding terbalik dengan perubahan volume. Bila volumenya rendah
maka fixed cost atau biaya tetap tinggi, sebaliknya pada volume yang tinggi biaya tetap per
unitnya rendah. Contohnya seperti, gaji karyawan toko komputer per bulan adalah Rp800.000.
Jika dalam satu bulan toko tersebut hanya melayani 10x pembelian atau 30x, gaji karyawan
tersebut tetap Rp800.000. Gaji tetap tersebut yang disebut sebagai fixed cost atau biaya tetap.
Berdasarkan Objek yang Dibiayai.
Akuntansi biaya merupakan bagian penting dari penghitungan pembiayaan produksi yang akan
berdampak pada kelangsungan produksi dan penentuan masa depan strategi bisnis Anda. Untuk
menghasilkan sebuah pencatatan akuntansi biaya, tentunya sebuah perusahaan harus memiliki
pencatatan setiap transaksi dengan baik dan benar agar terhindar dari salahnya perhitungan
dalam penyusunan laporan keuangan.
Informasi akuntansi differensial terdiri dari aktiva, pendapatan dan biaya, dari ketiga jenis
informasi tersebut yang relatif sulit pengukurannya adalah biaya differensial. Terdapat berbagai
konsep biaya yang dikembangkan dalam akuntansi biaya, sepertii opportunity cost, incremental
cost, out of pocket cost, dan hypothetical cost yang sebenarnya mempunyai pengertian yang
berbeda dengan biaya differensial.
Untuk memperoleh konsep yang benar mengenai biaya differensial, perlu dijelaskan konsep
biaya differensial dan perbedaannya dengan konsep biaya yang lain sehingga memperjelas
pengertian biaya differensial.
Relevan berarti berhubungan dengan sesuatu. Biaya yang relevan dengan pengambilan
keputusan lebih tepat disebut biaya differensial, karena berhubungan dengan pemilihan alternatif
masa yang akan datang, dan untuk dapat melakukan pemilihan, pengambil keputusan harus dapat
membedakan diantara alternatif yang tersedia, maka informasi yang relevan adalah informasi
yang akan datang yang berbeda untuk alternatif yang akan dipilih. Oleh karena itu, istilah biaya
differensial berbeda pengertiannya dengan biaya relevan, karena istilah biaya relevan adalah
istilah yang umum, yang tidak selalu berhubungan dengan pengambilan keputusan.
3. Biaya differensial merupakan biaya Masa yang akan Datang (Future Cost) dan
merupakan biaya yang berbeda.
Pengambilan keputusan merupakan pemilihan dari berbagai alternatif yang akan dipilih pada
masa yang akan datang. Oleh karena itu informasi biaya yang diperlukan dalam pemilihan
alternatif tersebut adalah biaya masa yang akan datang yaitu merupakan biaya yang dapat
diperkirakan akan terjadi pada periode yang akan datang yang jumlahnya harus ditaksir dan
waktu terjadinya dapat diramalkan. Biaya ini merupakan satu-satunya biaya yang dapat
dikendalikan oleh manajemen.
Biaya differensial adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda atau
berpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan pemilihan diantara berbagai macam alternatif.
Oleh karena itu, biaya tersebut relevan dengan analisis yang dilakukan oleh manajemen dalam
pengambilan keputusan.
Biaya differensial tidak selalu sama dengan biaya variable. Jika keputusan yang akan dipilih
berkaitan dengan pemilihan satu diantara berbagai volume kegiatan, biaya differensial sama
dengan biaya variable, sepanjang biaya tetap tidak berubah. Dalam hal ini istilah yang sama
dengan biaya differensial adalah incremental cost
Dalam mengambil suatu keputusan, biaya tetap mungkin merupakan biaya differensial tetapi bisa
juga tidak merupakan biaya differensial. Jika biaya tersebut bisa diikuti jejaknya dalam suatu
pengambilan khusus dan hanya akan terjadi jika keputusan tersebut dipilih, maka biaya tetap
tersebut merupakan biaya differensial.
Biaya tambahan merupakan informasi akuntansi manajemen yang diperlukan oleh manajemen
dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan penambahan dan pengurangan volume
kegiatan. Biaya tambahan suatu alternatif adalah tambahan biaya yang akan terjadi jika suatu
alternatif yang berkaitan dengan volume kegiatan dipilih.
Karena biaya tambahan merupakan tambahan biaya yang berhubungan dengan suatu alternatif,
maka biaya ini sesungguhnya berasal dari pengertian biaya differensial. Biaya tambahan
merupakan jumlah semua biaya differensial yang berhubungan dengan suatu alternatif yang
berkaitan dengan penambahan atau pengurangan volume kegiatan. Biaya tambahan hanya akan
sama dengan biaya differensial dalam hal pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
penambahan atau pengurangan volume kegiatan. Biaya tambahan merupakan salah satu elemen
biaya differensial, namun biaya differensial tidak terbatas pada biaya tambahan saja.
Jika biaya tambahan dihubungkan dengan suatu alternatif tindakan yang kemungkinan akan
dilaksanakan atau mungkin tidak dilaksanakan oleh manajemen, biaya tambahan mungkin dapat
terjadi tetapi mungkin juga tidak. Apabila alternatif yang diusulkan berupa peniadaan suatu
kegiatan yang sekarang ada, maka biaya tertentu yang ada sekarang dapat dihindari. Biaya ini
disebut biaya terhindarkan (avoidable cost), yaitu biaya yang tidak akan terjadi jika suatu
alternatif dipilih. Biaya terhindarkan merupakan variasi dari biaya tambahan, oleh karena itu
sering disebut sebagai penghematan biaya tambahan (incremental cost saving atau negative
incremental cost).
Biaya kesempatan adalah pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat
dipilihnya suatu alternatif tertentu. Biaya ini merupakan elemen biaya differensial dalam
pengambilan keputusan, tetapi biaya differensial tidak terbatas pada biaya kesempatan saja.
Biaya Keluar dari Kantong adalah biaya yang akan memerlukan pengeluaran kas sekarang atau
dalam waktu dekat sebagai akibat dari keputusan manajemen. Biaya ini merupakan elemen biaya
differensial yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
Pengambian keputusan
Keputusan yang diambil manajemen meliputi berbagai macam dan jangka waktu, misal
keputusan dalam kegiatan operasi rutin atau keputusan yang diambil dalam masalah-masalah
khusus. Pengambilan keputusan rutin pada umumnya terjadi dan berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan operasi perusahaan yang bersifat teratur dan rutin. Pengambilan keputusan khusus pada
umumnya bersifat tidak teratur waktu terjadinya dibandingkan dengan keputusan operasi
perusahaan secara periodik, bersifat khusus dan bahkan luar biasa.
Manajemen biaya merupakan suatu sistem yang didesain untuk menyediakan informasi
biaya yang relevan bagi manajeman. Informasi tersebut akan digunakan manajemen, agar dapat
mengetahui peluang penyempurnaan, perencanaan strategi, serta keputusan operasional yang
diperlukan organisasinya. Dalam implementasinya, sistem manajemen biaya ini akan
berintegrasi dengan berbagai elemen lainnya, seperti sistem desain & pengembangan, sistem
produksi & pembelian, sistem pelayanan konsumen, serta sistem distribusi & pemasaran.
Manajer harus melakukan segala aktivitas atau kegiatan perusahaan yang memiliki nilai tambah
dengan cara-cara yang efisien serta menghilangkan kegiatan yang tidak bernilai tambah.
Tujuannya adalah mengoptimalkan biaya yang diperlukan untuk operasional setiap kegiatan.
Manajer bertugas untuk mengumpulkan dan melacak apakah operasional yang sudah dikeluarkan
sesuai dengan aktivitas yang dijalankan. Sehingga dalam konsep ini dikenal istilah Activity-
Based Costing (ABC) sebagai metode untuk mengukur biaya dan kinerja, sumber biaya dan
obyek biaya.
3. Konsep Biaya Target
Sesuai dalam pengertian manajemen biaya, manajer akan bertindak untuk menyempurnakan
biaya target untuk mencapai pangsa pasar melalui biaya berbasis pasar. Biaya target disini
merupakan harga pasar untuk mendapatkan pangsa pasar atau laba yang diinginkan. Tujuan
konsep biaya target ini untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan selama daur hidup produk
tertentu.
Dari konsep manajemen biaya diatas, maka secara keseluruhan manajemen biaya diperlukan
untuk identifikasi biaya aktivitas, efektivitas dari ekonomi perusahaan, penyempurnaan untuk
kinerja masa depan dan mengendalikan biaya perusahaan dari kegiatan-kegiatan yang tidak
berguna.
Secara garis besar ada empat tujuan dari sistem manajemen biaya, diantaranya adalah:
Mengacu dari pengertian manajemen biaya sebagai suatu aksi untuk mengoptimalkan dana
perusahaan melalui kegiatan-kegiatan yang menguntungkan, maka seorang manajer sebagai
langkah pertama untuk tujuan tersebut adalah dengan identifikasi biaya penggerak sebagai biaya
utama yang dikeluarkan perusahaan. Biaya penggerak disini merupakan suatu faktor yang dapat
memberi implikasi terhadap total biaya.
Dalam hal ini manajer perlu mengelompokan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan
berdasarkan kategorinya, misalnya biaya operasional, biaya sumber daya dan biaya lainnya yang
menyangkut kegiatan dalam perusahaan. Pembedaan biaya tersebut didasarkan pada jenis biaya
dan pertanggungajawabannya.
Pada manajemen biaya terdapat istilah pembebanan biaya atau cost assignmentyang diartikan
sebagai proses pembebanan elemen-elemen biaya ke tempat penampuangn biaya. Seorang
manajer dapat memiliki salah satu dari dua jenis pembebanan atau memilih keduanya yaitu
alokasi dan pembebanan penelusuran langsung.
Alokasi di sini tujuannya untuk membebankan biaya tidak langsung (biaya yang tidak mudah
ditelusuri dan ekonomis) sedangkan penelusuran langsung untuk membebankan biaya langsung
(biaya yang mudah ditelusuri).
Pada intinya, pengertian manajemen biaya berkaitan dengan bagaimana manajer dapat
mengoptimalkan pembiayaan-pembiyaan yang dikeluarkan perusahaan untuk tujuan menekan
biaya perusahaan dari hal-hal yang tidak meningkatkan nilai. Sehingga dengan adanya
manajemen biaya diharapkan dapat meningkatkan profit perusahaan.
Perilaku Biaya
1. Biaya Tetap
Suatu biaya yang jumlahnya tetap sama ketika output berubah disebut biaya tetap. Lebih
formalnya, biaya tetap adalah suatu biaya yang dalam jumlah total, tetap konstan dalam rentang
yang relevan ketika tingkat output aktivitas berubah.
Biaya tetap dapat berubah, tetapi perubahan itu tidak tergantung dari perubahan output, misalnya
kenaikan biaya sewa alat dimana kapasitas produksi alat tersebut tetap atau tidak berubah.
2. Biaya Variabel
Sementara biaya tetap tidak berubah saat terjadi perubahan output, biaya variabel berubah sesuai
dengan perubahan output. Biaya variabel adalah biaya yang dalam jumlah total, bervariasi secara
proporsional terhadap perubahan output. Oleh karena itu, biaya variabel naik ketika output naik,
dan akan turun ketika output turun. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya bonus
penjualan, biaya listrik yang berhubungan dengan jumlah output, dll.
Biaya-biaya variabel dapat juga dinyatakan dengan persamaan linear. Di sini total biaya variabel
tergantung pada tingkat penggerak. Hubungan ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Suatu biaya campuran adalah biaya yang memiliki komponen tetap dan variabel. Misalnya, agen
penjualan sering dibayar dengan gaji yang ditambah dengan komisi penjualan.
Untuk dapat mengklasifikasikan biaya sesuai dengan perilakunya maka diperlukan berbagai
pertimbangan atas dasar:
Waktu/Keadaan
Menentukan apakah suatu biaya merupakan biaya tetap atau biaya variable bergantung pada
batasan waktu, tetapi batasan ini bersifat subjektif, tergantung dari prespektif tiap-tiap manajer.
Dalam ilmu ekonomi dalam jangka panjang semua biaya merupakan biaya variabel sedangkan
dalam jangka pendek minimal ada satu biaya tetap.
1. Metode Tinggi Rendah
Metode tinggi rendah adalah suatu metode untuk menentukan persamaan suatu garis lurus
dengan terlebih dahulu memilih dua titik (titik tinggi dan rendah) yang akan digunakan untuk
menghitung parameter pemintas dan kemiringan. Titik tinggi di definisikan sebagai titik dengan
tingkat output atau aktivitas tertinggi. Titik rendah di definisikan sebagai titik dengan tingkat
output atau aktivitas terendah.
Persamaan untuk penentuan biaya variabel per unit dan biaya tetap adalah sebagai berikut:
Biaya tetap = biaya total titik tinggi – (biaya variabel per unit x output tinggi)
Biaya tetap = biaya total titik rendah - (biaya variabel per unit x output rendah)
2. Metode Scatterplot
Metode scatterplot adalah suatu metode penentuan persamaan suatu garis dengan memplot data
dalam suatu grafik. Langkah pertama dalam menerapkan metode scatterplot adalah memplot
titik-titik data sehingga hubungan antara biaya penyetelan dan aktivitas dapat dilihat. Plot ini
disebut dengan grafik scatter.
Grafik scatter memungkinkan seseorang untuk secara visual menyesuaikan suatu garis dengan
titik-titik dalam grafik scatter. Dalam melakukan hal ini, garis yang dipilih seharusnya adalah
garis yang paling sesuai dengan titik-titik tersebut. Keunggulan signifikan metode scatterplot
adalah memungkinkan kita untuk melihat data secara visual. Sedangkan kelemahannya adalah
tidak adanya kriteria objektif untuk memilih garis terbaik.
Kedekatan setiap titik pada garis dapat diukur dengan jarak vertikal titik dari garis. Jarak vertikal
ini adalah perbedaan antara biaya aktual dengan biaya yang diprediksi oleh garis. Untuk titik 5,
biaya yang diprediksi adalah 5%, dan deviasinya adalah jarak antara titik 5 dan 5% (jarak dari
titik ke garis).
Penilaian Manajerial
Penilaian manajerial merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan perilaku biaya, dan
sejauh ini merupakan metode yang paling luas digunakan. Banyak manajer yang menggunakan
pengalaman mereka dan observasi terhadap hubungan biaya pada masa lampau untuk
menentukan biaya tetap dan variabel.
Metode ini memiliki banyak bentuk. Beberapa manajer secara sederhana menentukan biaya
aktivitas tertentu ke kategori tetap dan lainnya ke kategori variabel, tidak menghiraukan
kemungkinan adanya biaya campuran.
Kemungkinan lain adalah manajemen mengidentifikasi biaya campuran dan membagi biaya-
biaya ini ke dalam komponen tetap dan variabel dengan memutuskan bagian biaya yang
merupakan biaya tetap dan variabel, manajer menggunakan pengalamannya untuk menentukan
bahwa sejumlah tertentu dari biaya adalah tetap, dan sisanya adalah variabel.
Keunggulan dari penggunaan pertimbangan manajerial untuk memisahkan biaya tetap dan
variabel terletak pada kesederhanaannya. Pada situasi dimana manajer memiliki pengetahuan
yang mendalam tentang perusahaan dan pola biayanya, metode ini dapat memberikan hasil yang
baik. Akan tetapi apabila manajer tidak memiliki pertimbangan yang baik, kesalahan akan
terjadi. Oleh karena itu, merupakan hal yang penting untuk mempertimbangkan pengalaman
manajer, potensi kesalahan, dan pengaruh pertimbangan yang salah terhadap keputusan yang
terkait.
2.6 SISTEM BIAYA TRADISIONAL vs BIAYA STANDAR
Istilah tradisional (historis) mengacu pada system biaya yang membatasi input pada biaya
historis dan mengusahakan penyerapan penuh atas biaya tetap dan variable oleh unit produk atau
jasa.
Dalam sistem akuntansi biaya tradisional biasanya hanya terlihat biaya-biaya langsung seperti
biaya tenaga kerja dan biaya material. Kemudian muncul biaya–biaya yang tergolong biaya
langsung seperti biaya reparasi, perawatan, utilitas, dan lainnya. Sistem biaya membebankan
biaya tidak langsung kepada basis alokasi yang tidak representatif. Sistem pengendalian operasi
tradisional biasanya membebankan biaya pada unit organisasi sehingga membuat manajer unit
bertanggung jawab terhadap pengendalian biaya yang dibebankan berdasarkan tujuan akuntansi
biaya. Kinerja diukur dengan membandingkan hasil aktual dengan standar atau anggaran hasil
yang lebih menekankan pada ukuran keuangan daripada ukuran non keuangan.
Akuntansi biaya tradisional terdiri dari subsistem akuntansi biaya tradisional dan pengendalian
operasional tradisional yang mengasumsikan bahwa semua biaya diklasifikasikan menjadi biaya
tetap dan variabel yang berkaitan dengan perubahan unit atau volume produk yang dihasilkan.
Pemacu unit produk atau lainnya seperti jam tenaga kerja langsung atau jam mesin menjadi
faktor yang penting. Sistem biaya yang memakai pendorong berdasarkan unit atau volume dalam
pembebanan biaya pada objek biaya disebut sistem biaya tradisional. (baca: contoh soal
akuntansi biaya)
Beberapa karakteristik akuntansi biaya tradisional menurut Dauglas T. Hicks antara lain :
1. Presentase biaya tidak langsung menjadi bagian besar dari total biaya, harga pokok produksi,
atau overhead costmeningkat terus selama beberapa tahun terakhir. Penggantian tenaga kerja dan
pemakaian teknologi adalah kecenderungan yang terjadi pada tahun–tahun terakhir di suatu
perusahaan. Biaya teknologi semakin besar, biaya buruh yang diperlukan menjadi semakin
rendah. Biaya yang lebih besar akan dialokasikan kepada basis yang lebih kecil menjadi hasil
akhir dari kegiatan operasional perusahaan.
2. Operasi-operasi yang memakai tenaga kerja langsung biasanya digantikan oleh mesin-mesin
otomatis. Penambahan peralatan tanpa bantuan tenaga kerja langsung bisa menyebabkan distorsi
pada distribusi biaya tidak langsung. Tenaga kerja langsung tetap umumnya dipakai sebagai
basis alokasi oleh perusahaan. (baca: cara menghitung harga pokok penjualan)
3. Banyak operasi yang bisa dilakukan dengan adanya intervensi manusia dan memiliki waktu
siklus yang signifikan. Hanya sedikit perhatian yang diperlukan dari pekerja dan pada itu biaya
tidak didasarkan pada proses, tetapi pada set up dan tenaga kerja langsung sehingga terjadi
kesalahan pada distribusi biaya.
4. Adanya manusia yang memakai mesin dan mesin yang menggunakan manusia membuat banyak
fasilitas yang menggunakan beberapa operasi yang membuat pekerja dibantu peralatan dalam
melaksanakan aktivitasnya. Pekerja adalah pemegang kendali operasi dimana pekerja melakukan
aksi sederhana sebagai material handling untuk peralatan yang sedang bekerja. Dua situasi yang
berbeda ini memerlukan distribusi biaya dengan pendekatan yang berbeda. Jika hanya satu
metode yang dipakai akan menyebabkan kesalahan dalam pembebanan biaya.
5. Pada sistem biaya tradisional, pengalokasian biaya pabrik tidak terjadi secara langsung ke unit
produksi, tetapi ditempuh dengan cara-cara, yaitu alokasi biaya kepada seluruh unit organisasi
yang ada sesuai siklus akuntansi biaya. Biaya unit organisasi dialokasikan kepada setiap unit
produksi. Unsur-unsur biaya dialokasikan secara proporsional dengan memakai suatu indikator
atau faktor pembanding yang sesuai.
6. Unsur-unsur biaya lainnya dialokasikan secara langsung sesuai dengan perhitungan setiap biaya
secara langsung. Perusahaan industri yang menghasilkan beberapa jenis produk biasanya
memiliki berbagai jenis unsur biaya gabungan yang harus dialokasikan pada setiap produk
gabungan yang bersangkutan pada setiap titik pisah.
Salah satu kelemahan utama dari system biaya tradisional ini adalah bahwa persyaratan
akuntansi keuangan menuntut agar biaya perunit produk atau jasa memperhintungkan semua
biaya baik yang dapat ditelusuri ke suatu produk atau jasa maupun yang terjadi untuk satu
periode waktu tertentu atau untuk lebih dari satu objek biaya.
Kelemahan utama lainnya berkaitan dengan penggunaan system biaya tradisional untuk
tujuan pengendalian adalah bahwa satu- satunya dasar untuk pengendalian adalah perbandingan
kinerja saat ini dengan kinerja dari periode sebelumnya.
Ruang Lingkup
System biaya standar mencerminkan percampuran yang potensial efektif dari akuntansi
dengan konsep pengendalian dari teori organisasi modern. Biaya standart adalah sasaran biaya
per unit produk atau jasa yang ditentukan sebelumnya secara ilmiah, yang dikembangkan melalui
studi teknik dan akuntansi. Aspek pengendalian yang melekat dari perhitungan biaya standar
adalah kapasitasnya untuk membandingkan, sebagai dari arus data regular, kinerja actual dengan
standar yang ditentukan sebelumnya dan untuk menyoroti varians antar kedua tingkat biaya
tersebut.
Kompatibilitas Dengan Konsep Teori Organisasi Modern
Dalam mengembangkan kerangka kerja untuk system biaya standar yang sesuai dengan
konsep teori organisasi modern, langkah- langkah pengendalian berikut ini :
System biaya standar dirancang untuk berfungsi secara simulatan sebagai suatu sumber
informasi. Jalur komunikasi, dan alat pengendalian serta evalusi kinerja.
Perhitungan Biaya Langsung Atau Variable
- Filosofi Yang Mendasari
Semua metode akuntansi biaya tradisional, sesuai dengan konsep biaya tersebut,
membebankan unit produk atau jasa dengan baiya penuh. Bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung dibebankan langsung ke unti produk atau jasa, sementara overhead tetap dan variable
pada kebanyakan kasus diserap berdasarkan estimasi tarif yang didasarkan pada volume yang
telah ditentukan sebelumnya.
Perhitungan biaya langsung atau biaya variable membedakan antara baiay produksi
(bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, an bagian variable dari overhead) dengan biaya
untuk siap menghasilkan(overhead tetap atau biaya periode) hanya biaya yang ditibulkan oleh
produksi atau penyerahan jasa sekarang saja yang diklasifikasikan sebagai biaya per unit produk
atau jasa dan dikapitalisasi sampai barang – barang tersebut terjual atau jasanya diserahkan.
Pendukung perhitungan biaya langsaung mempertimbangkan pembagian oberhead
berdasrakan struktur biayanya sebagai kebutuhan dasar untuk pengendalian biaya yang efektif
serta pengambilan keputusan yang berarti.
Dorongan keperilakuan konsep, prinsip, dan praktik akuntansi mempengaruhi
pengukuran kinerja menajerial dan. Konsekuensinya, keputusan manajemen.
Hawkins menyatakan bahwa konsep, prinsip, dan praktik akuntansi adalah bagus secara
keperilakuan maupun teknis jika konsep, prinsip, atau praktik tersebut :
1. Menghambat manajer dari pengambilan berbagai tindakan operasi yang tidak menguntungkan
guna membenarkan adopsi atas suatu alternative akuntansi
2. Menghambat adopsi atas praktik akuntansi oleh perusahaan yang hanya menciptakan ilusi
kinerja.
- Pengendalian Biaya
Membagi biaya ke dalam komponen variable dan tetap memberikan dasar yang lebih baik
untuk pengendalian biaya.
Biaya teknik meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead variabel
Biaya tetap yang dikomitmenkan atau biaya kapasitas adalah seluruh baiay organisasi dan
pabrik yang terus terjadi dan yang tidak dapat dikurangi tanpa merugikan kompetensi organisasi
untuk memenuhi tujuan jangka panjang.
Biaya diskresioner yang muncul dari keputusan periodic yang tidak memiliki hubungan
optimum yang dapat ditunjukkan antara input dan output
- Pengambilan Keputusan
Pengetahuan akan biaya diferensial atau biaya variabel serta margin kontirbusi akan
mempengaruhi perilaku manajer dan mengarahkan mereka pada pengambilan keputusan yang
lebih baik. Beberapa situasi pengambulan keputusan yang umum akan dijelaskan berikut ini.
· Keputusan bauran produk
keputusan mengenai bauran produk, manajer penjualan yang mengetahui margin
kontribusi dari produk – produknya akan jauh lebih mampu untuk memutuskan produk mana
yang akan didorong dan mana yang harus dikurangi atau ditolerir hanya karena penjualannya
menguntungkan produk lain.
· Penentuan harga produk baru
Produk baru umumnya diterima dipasar stelah diuji coba secara ekstensif oleh perusahaan
yang memiliki reputasi dal;am industry tersebut.
· Penghapusan produk
Margin kontribusi akan membantu manajemen dalam menentukan apakah akan
menghentikan suatau produk atau hanya berhenti menjualnnya dipasar tertentu.
· Pesanan khusus
Dalam pemesanan khusus terdapat dua jenis situasi pemesanan khusus. Situasi tersebut
dapat melibatkan akomodasi untuk pelanggan istimewa atau persyaratan khusus untuk ukuran.
Metode pengiriman, atau pengepakan.
· Kampanye iklan dan promosi
Untuk meningkatkan volume penjualan saat ini, perusahaan dapat meluncurkan kampaye
ikalan dan promosi khusus. Semakin tinggi margin kontribusi dari produk yang dipromosikan
atau diiklankan, maka semakin bersar manfaat bersih potensialnya , semakin rendah margin
kontribusinya, maka semakin banyak tambahan unit yang harus dijual menutupi tambahan biaya.
Analisis Varians
Unsur utama dari pengendalian biaya adalah perbandingan secara periodik antara biaya
actual dengan sasaran biaya yang sudah ditentukan sebelumnya baik dalam bentuk anggran
maupun standar.
- Keputusan Investigasi Varians
Keputusan manajemen semata- mata bergantung pada penilaiannya atas signifikan
diskrepansi yang diamati. Varians ini memiliki signifikan pengendalian hanya jika varians
berasal dari penyebab yang dapat ditentukan atau, dengan kata lain, tidak bersifat acak dan
rentan terhadap tindakan perbaikan. Kerumitan permasalahan yang sebenarnya terletak pada
fakta bahwa tanpa investigasi, manajemen tidak memiliki dasar untuk menentukan apakah
varians tertentu ditimbulkan dari penyalahgunaan yang dapat diidentifikasi dan dikendalikan ,
atau apakah varians tersebut bersifat acak atau tidak dapat dikendalikan.
- Aspek Keperilakuan
Komponen khusus dari kebijakan pengendalian yang dapat mempengaruhi respon manusia
adalah faktor- factor seperti batas yang ditetapkan oleh manajemen, jenis hasil umpan balik,
keketatan pemaksaan, dan penghargaan serta sanksi yang terkait dengan kebijakan pengendalian.
· Batas pengendalian
Batas ini menentukan seberapa mudah atau sulit bagi seseorang yang dikendalikan untuk
berkinerja dalam kisaran yang dapat diterima dan berapa banyak ruang mereka memiliki untuk
gagal sekali waktu.
· Hasil umpan balik
Umpan balik yang positif akan memberitahukan mereka bahwa mereka ada jalur yang
tepat dan akan memotivasi mereka untuk mengulangi usaha yang sama. Umpan balik yang
negatif tidak akan secra otomatis mendorong mereka untuk melakukan usaha yang lebih besar,
tetapi hal tersebut dapat secara perlahan – lahan menurunkan tingkat sapirasi mereka dan
mengikis tingkat usaha serta kinerja mereka.
· Ketatan pemaksaan
pemaksaan yang ketat atas kebijakan pengendalian akan menimbulkan tekanan dalam diri
indiviu yang dikendalikan. Tekanan dapat menyegarkan individu – individu tertentu.
· Struktur penghargaan
Orang atau kelompok akan memodifikasi perilaku mereka yang tidak diinginkan dan
mengulangi perilaku yang diinginkan ketika mereka memandang bahwa perubahan atau
pengulangan perilaku tersebut disertai dengan penghargaan intrinsik maupun ekstrinsik.
Efek umpan balik psikologi antara berbagai factor dari kebijakan pengendalian dengan
masa depan.maka kebijakan pengendalian yang ideal harus dibuat khusus dan bervariasi dari
situasi ke situasi
Agar sebuah usaha dan proses produksi dapat terus berjalan, maka bisa dipastikan akan ada
pembiayaan yang harus ditanggung oleh perusahaan. Pembiayaan untuk menunjang proses
produksi ini bisa saja merupakan biaya tetap maupun biaya variabel yang besarannya akan
berubah mengikuti volume atau kapasitas produksi yang ingin dihasilkan sebuah perusahaan.
Dua Pendekaatan yang digunakan dalam penentuan harga produk untuk tujuan penilaian
persedian dan penentuan harga pokok penjualan. Salah satu pendekatan dinamakan perhitungan
biaya penyerapan (Absorption Costing) yang digunakan untuk laporan keuangan eksternal.
Sedangkan pendekatan lainnya adalah perhitungan biaya variabel (Variable Costing) yang lebih
disukai manajer untuk pengambilan keputusan internal harus digunakan dengan laporan laba rugi
kontribusi.
B. Perbandingan Laporan Laba Rugi dengan Perhitungan Biaya Penyerapan dan Variabel
1. Dengan metode perhitungan biaya penyerapan jika persediaan meningkat maka beberapa biaya
produksi tetap dalam periode berjalan tidak tampak dalam laporan laba rugi sebagai bagian harga
pokok penjualan.
2. Dengan metode perhitungan biaya variabel, seluruh biaya overhead tetap diperlakukan sebagai
beban periode berjalan.
3. Persediaan akhir dalam metode perhitungan biaya variabel lebih rendah dibanding perhitungan
biaya penyerapan. Alasanya adalah dalam perhitungan biaya variabel, hanya biaya produksi
variabel yang dibebankan ke unit produk dan dengan demikian dimasukan dalam persediaan.
4. Laporan laba rugi perhitungan biaya penyerapan tidak membedakan antara biaya tetap dan
variabel, sehingga metode ini tidak cocok untuk perhitungan biaya-volume-laba yang penting
untuk perencanaan dan pengendalian yang baik.
5. Pendekatan perhitungan biaya variabel untuk menentukan biaya produksi per unit sesuai dengan
pendekatan kontribusi karena kedua konsep tersebut mengklasifikasikan biaya berdasarkan
perilaku.
C. Perbandingan Menyeluruh Data Pendapatan
1. Ketika produksi dan penjualan sama, laba bersih opersioanal akan sama secara umum baik
menggunakan perhitungan biaya penyerapan dan perhitungan biaya variabel.
2. Ketika produksi melebihi penjualan, laba bersih operasional yang dilaporkan dengan
menggunakan perhitungan biaya penyerapan pada umumnya akan lebih besar dari laba bersih
operasional yang dilaporkan dengan perhitungan biaya variabel. Karena dengan perhitungan
biaya penyerapan sebagian dari biaya overhead pabrik tetap untuk periode berjalan ditangguhkan
di dalam persediaan.
3. Ketika penjualan di bawah persediaan, laba bersih operasional yang dilaporkan dengan
menggunakan perhitungan biaya variabel pada umumnya akan lebih besar dari laba bersih
operasional yang dilaporkan dengan perhitungan biaya penyerapan. Karena persediaan menurun
dan biaya overhead pabrik tetap yang sebelumnya ditangguhkan di dalam persediaan dengan
perhitungan biaya penyerapan sekarang dikeluarkan dan dibebankan terhadap pendapatan.
4. Dalam jangka panjang, laba bersih operasional yang dihitung dengan perhitungan biaya
penyerapan dan variabel cenderung sama.
Pendapat umum menyatakan bahwa perhitungan biaya variabel tidak dapat digunakan
untuk laporan eksternal dan laporan pajak. Meskipun demikian, metode tersebut dapat digunakan
untuk kepentingan internal dalam membuat perencanaan. Pendekatan perhitungan biaya variabel
berhubungan erat dengan konsep biaya-volume-laba yang selalu dipertimbangkan oleh manajer
dalam perencanaan laba dan pembuatan keputusan.
2.8 PENGENDALIAN BIAYA
Dalam menjalankan usaha, suatu perusahaan tidak hanya memikirkan bagaimana strategi usaha
serta pemasarannya tetapi juga harus memikirkan bagaimana cara mengelola dan mengendalikan
biaya – biaya. Biaya – biaya operasional perusahaan jika mengalami kebocoran apalagi jika
bocornya halus alias kecil-kecil maka perusahaan tersebut dalam kondisi kurang sehat walaupun
dari sisi pendapatan terus meningkat. Menurut Sondang. S.Giagian (1999 : 16) menyebutkan
bahwa pengendalian biaya merupakan suatu proses atau usaha yang sistematis dalam
menetapkan standar pelaksanaan yang bertujuan untuk perencanaan, sistem informasi umpan
balik, membandingkan pelaksanaan nyata dengan perencanaan, menentukan dan mengatur
penyimpangan-penyimpangan serta melakukan koreksi perbaikan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan, sehingga tujuan tercapai secara efektif dan efisien dalam penggunaan biaya.
Sementara, biaya itu sendiri adalah pengorbanan yang dapat diukur dengan satuan uang atas
kepemilikan barang atau jasa untuk suatu tujuan tertentu dan jangka waktu atau masa manfaat
dari pengorbanan tersebut. Pengorbanan yang menghasilkan manfaat dapat disebut sebagai
biaya, sedangkan pengorbanan yang tidak menghasilkan manfaat dianggap sebagai pemborosan
(kerugian) yang diderita oleh perusahan. Menurut Mulyadi (2001:501), untuk melakukan
pengendalian biaya di dalam perusahaan tergantung besar kecilnya perusahaan tersebut, dan
telah berkembang melalui lima tahapan, yaitu :
Di samping menekankan perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel serta memberikan
informasi biaya diferensial dalam situasi pengambilan keputusan tertentu, perhitungan biaya
langsung atau biaya variabel memberikan informasi penting lainnya kepada manajer. Beberapa
situasi pengambilan keputusan yang umum akan dijelaskan berikut.
3. Penetrasi Pasar
Manajer dapat menggunakan biaya variabel sebagai dasar untuk penetuan harga ketika
mereka bermaksud memasuki pasar baru (misalnya luar negeri) dengan produk yang sudah ada
atau ketika mereka terpaksa menghadapi persaingan yang semakin meningkat selama periode di
mana permintaan menurun.
4. Penghapusan Produk
Margin produksi akan membantu manajemen dalam menetukan apakah akan menghentikan
suatu produk atau hanya berhenti menjualnya di pasar tertentu.
5. Pesanan Khusus
Perusahaan juga dapat dihadapkan pada dua jenis situasi pesanan khusus. Situasi tersebut dapat
melibatkan akomodasi untuk pelanggan istimewaatau persyaratan khusus untuk ukuran, metode
pengiriman, atau pengemasan.
Bagian ini akan menganalisis aspek keperilakuan dari langkah-langkah akuntansi yang
dipilih yang dapat memodiikasi dalam memicu respons manusia yang disfungsional.
1. Penetapan Standar
Standar akan menghasilkan perilaku pekerja yang efisien hanya jika standar tersebut diterima
sebagai tingkat aspirasi oleh individu untuk siapa standar pengendalian dan evaluasi kinerja tersebut
didesain. Roymond Miles dan Roger vern mengemukakan empat prasyarat utama berikut bagi sistem
pengendalian yang unggul secara keperilakuan.
a. Standar haruslah ditetapkan dengan cara yang sedemikian rupa sehingga orang menerimnya
sebagai sesuatu realistisdan bukannya arbitrer.
b. Orang-orang harus merasa bahwa mereka memilih pengaruh dalam menetapkan tujuan mereka
sendiri.
c. Orang-orang harus yakin bahwa mereka tidak akan dihukum secara tidak adil untuk variasi
normal yang terjadi secara kebetulan dalam kinerja.
d. Umpan balik atas kinerja haruslah bertujuan untuk koreksi maupun evaluasi.
2. Partisipasi dalam Penetapan Standar
Michael Foran dan Don DeCoster meringkas logika yang mendasari seluruh argument
yang mendukung partisipasi terjadi, “Jika seorang pekerja berpartisipasi dalam menetapkan
standar kinerjanya sendiri, maka ia akan membuat komitmen yang tegas terhadap standar
tersebut sehingga akan bekerja keras untuk mencapainya.” . Dalam salah satu studi empiris,
mereka menggunakan teori disonansi kognitif untuk mendapatkan lebih banyak wawasan
mengenai penyebab partisipasi lebih efektif dalam penetapan standar kinerja. Teori disonasi
kognitif terpusat pada tiga konsep kunci, yaitu : kemauan, disonasi, dan komitmen. Dalam
konteks penetapan standar, teori ini mengimplikasikan bahwa jika manjemen menginginkan
komitmen yang pasti terhadap standar, maka individu yang dikendalikan harus memiliki pilihan (
kemauan). Ketika memilih sekelompok standar kinerja tertentu mereka mengalami keraguan
(disonasi) mengenai kebijaksanaan dari pilihan mereka.
Untuk berfungsi sebagai alat motivasi, standar yang digunakan haruslah tidak terlalu
ketat dan tidak terlalu longgar. Standar yang ketat adalah tantangan yang berguna (penghargaan
intrinsik) hanya bagi mandor atau manajer yang termotivasi oleh kebutuhan akan prestasi yang
luar biasa. Bagi kebanyakan individu, standar yang terlalu ketat dan kemungkinan kegagalan
menimbulkan frustasi dan kecil hati. Kinerja mereka akan mengalami penurunan lebih lanjut
karena mereka berhenti melakukan perbaikan. Semntara itu, standar yang longgar tidak
memberikan manfaat motivasional apapun karena standar tersebut begitu mudah dicapai. Jadi,
mandor dan manajer akan mengabaikan standar tersebut karena dianggap tidak berarti.
4. Penyerapan Overhead
Bidang lain yang penuh dengan dorongan difungsional adalah penyerapan overhead.
Praktik umum untuk membebankan overhead manufaktur tetap dan variabel ke produk pada
tariff estimasi yang didasarkan pada tingkat kapasitas yang telah ditentukan sebelumnya. Ketika
dasar yang digunakan untuk penyerapan berbeda dengan yang telah ditentukan sebelumnya,
maka varians yangdibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah akan terjadi. Ukuran dari varians
ini juga dipengaruhi oleh tingkat kapasitas yang dipilh sebagai penyebut dalam penetuan tariff
tersebut. Tingkat kapasitas jangka panjang (kapasitas normal) akan menghasilkan varians yang
berbeda dibandingkan dengan tingkat kapasitas jangka pendek (kapasitas yang secara aktual
dapat dicapai).
Dalam riset yang didukung oleh National Associaton of accountants (NAA), James Fremgen
dan Shu S.Lioa menemukan bahwa perusahaan responden membedakan dengan tegas dua jenis
biaya tidak langsung, yaitu biaya jasa korporat dan biaya administratif korporat.
a. Biaya jasa korporat adalah biaya jasa yang dilakukan secara sentral untuk manfaat korporat dan
berbagai pusat pertanggungjawaban.
b. Biaya administratif korporat adalah biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan kantor
korporat. Biaya ini termasuk gaji, hubungan masyarakat dan biaya korporat lainnya terjadi untuk
menjalankan perusahaan secara keseluruhan. Tidak ada hubungan yang jelas antara biaya
administratif ini dengan tingkat operasi dari berbagai pusat biaya dan/atau laba di seluruh
organisasi.
6. Analisis Varians
Unsur utama dari pengendalian biaya adalah perbandingan secara peiodik antara biaya
aktual dengans asaran biaya yang sudah dietentukan sebelumnya, baik dalam bentuk anggaran
maupun bentuk standar. Perbandingan tersebut juga akan menghasilkan sejumlah varians karena
mustahil bahwa biaya aktual yang terjadi akan setara dengan standar atau anggaran dari elemen
operasional yang akan dikendalikan. Varians tersebut dapat merupakan hasil dari berbagai
penyebab, bebrapa di antaranya dapat dijelaskan dan dikendalikan, smentara yang lain tidak
dapat dijelaskan maupun dikendalikan.
8. Aspek Keperilakuan
Semua model akuntansi untuk investigasi varians biaya didasarkan pada pandangan
pengendalian struktural. Pandagan ini lebih melihat pengendalian sebagai”mesin homostatis
yang mengukur dirinya sendiri”. pendukungnya tidak melihat perbedaan antara regulator
mekanis dalam suatu sitem sibernetika (seperti thermostat) dengan regulator manusia(sperti
pekerja, mandor atau manajer).
a. Batas pengendalian
Kisaran hasil kenerja yang dianggap dapat diterima oleh manajer adalah batasan
pengendalian. Batasan ini menntukan mudah atau sulitnya sesorang yang dikendalikan untuk
berkinerja dalam kisaran yang dapat diterima dan banyaknya ruang yang mereka miliki untuk
gagal sekali waktu. Tingkat toleransi ini dapat memengaruhi kinerja aktual mereka. Komponen
khusus dari kebijakan pengendalian yang dapat memengaruhi respons manusia adalah faktor-
faktor seperti batas yang ditetapkan oleh manajemen, jenis umpan balik, keketatan
pemaksaan,serta penghargaan dan sanksi yang terkait dengan kebijakan pengendalian.
Tidak seperti mesin, informasi umpan balik mengenai kinerja manusia akan menimbulka
perasaan keberhasilan atau kegagalan dalam individu yang dikendalikan. Umpan balik positif
akan memberi tahu mereka bahwa mereka ada pada jalur yang tepat dan akan memotivasi
mereka untuk mengulangi usaha yang sama. Umpan balik yang negative tidak akan secara
otomatis mendorong mereka untuk melakukan usaha yang lebih besar, tetapi hal tersebut dapat
secara perlahan-lahan akan menurunkan tingkat aspirasi mereka serta mengikis tingkat usaha dan
kinerja mereka.
c. Keketatan pemaksaan
Pemaksaan yang ketat atas kebijakan pengendalian akan menimbulkan tekanan dalam diri
individu yang dikendalikan. Sementara tekanan dapat menyegarkan individu-individu tertentu,
tekanan tersebut dapat mengintimidasi yang lain dan mnurunkan kinerja mereka yang sudah
buruk lebih jauh lagi. Dalam jangka panjang, pemaksaan yang longgar akan menrunkan motivasi
individu untuk berjuang bagi pencapaian tujuan.
d. Struktur penghargaan
Orang atau kelompok akan memodifikasi perilaku mereka yang tidak diinginkan dan
mengulangi perilaku yang diinginkan ketika mereka memandang bahwa perubahan atau
pengulangan perilaku tersebutdisertai dengan penghargaan intrinsic maupun ekstrinsik.
Jika manajemen menginginkan komitmen yang pasti terhadap standar, maka individu
yang dikendalikan harus memiliki pilihan. Tingkat partisipasi yang ideal, tergantung pada
pertimbangan produksi dan manusia, serta akan bervariasi dari situasi ke situasi. Bentuk
organisasi juga memengaruhi, yakni organisasi yang demokratis cenderung memiliki partisipasi
aktif dalam kepuasan karyawan. Sedangkan dalam organisasi yang otokratis, karyawan
cenderung pasif dan mereka hanya mengikuti keputusan manajemen, sehingga mereka akan
terganggu ambiguitas.
• Standar yang ketat vs. standar yang longgar, Standar yang terlalu ketat akan menimbulkan
frustasi di kebanyakan individu karena sering tidak tercapai. Sedangkan standar yang terlalu
longgar tidak menimbulkan manfaat motivasional apa pun karena standar tersebut mudah
dicapai. Tingkat keketatan standar harus dievaluasi dalam setiap situasi berdasarkan jenis
produksi, produk atau jasa yang dihasilkan, dan kepribadian dari orang-orang yang terlibat
didalamnya
.• Analisis variansVarians terjadi akibat dari perbandingan secara periodic antara biaya aktual
dengan sassaran biaya yang sudah ditentukan sebelumnya. Varians tersebut terjadi akibat
beberapa penyebab yang dapat dijelaskan dan dikendalikan, dan tidak dapat dijelaskan dan
dikendalikan.
• Keputusan investigasi varians Tanpa investigasi, manajemen tidak punya dasar untuk
menentukan varians tertentu ditimbulkan dari penyalahgunaan yang dapat diidentifikasikan dan
dikendalikan. Manajemen masih menggunakan penilaian subjektif dan aturan berdasarkan
pengalaman masa lalu dan dapat dibenarkan secara ekonomi
• Aspek keprilakuan Semua model akuntansi untuk investigasi varians, didasarkan pada
pengendalian structural. Komponen khusus dari kebijakan pengendalian diantaranya:
1.Batas pengendalian : kisaran hasil kinerja yang dianggap dapat diterima oleh manajer
2.Hasil umpan balik : informasi umpan balik kinerja akan menimbulkan perasaan keberhasilan
atau kegagalan dalam diri individu tergantung bentuk umpan baliknya(positif atau negatif)
3.Keketatan pemaksaan : akan menimbulkan tekanan dalam diri individu dimana pada individu
tertentu, akan memberikan motivasi. Sedangkan pada individu lainnya, akan memberikan
perasaan intimidasi.
4.Struktur penghargaan : individu/kelompok akan memodifikasi perilaku mereka yang tidak
diinginkan dan mengulangi perilaku yang diinginkan ketika perilaku tersebut memberikan
penghargaan intirnsik/ekstrinsik.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN