Outline Kuliah: 1. Pendahuluan 2. Mengapa EC Muncul? 3. EC: SFAS 8 dan SFAS 52 4. Hubungan EC dan Pasar Modal Efisien 5. Rekonsiliasi EC dan Pasar Modal Efisien
Dr. Wawan Sadtyo Nugroho, M.Si., Ak., CA.
PENDAHULUAN
Zeff (1978) mendefinisikan economic
consequences sebagai impak laporan akuntansi terhadap perilaku pengambilan keputusan bisnis, pemerintah, dan kreditor.
Esensi definisi tersebut adalah bahwa laporan
akuntansi dapat mempengaruhi (affect) keputusan nyata oleh manajer dan pihak lain, tidak hanya sekedar menggambarkan (reflecting) hasil keputusan yang dibuat.
Dr. Wawan Sadtyo Nugroho, M.Si., Ak., CA.
PENDAHULUAN
Economic consequences adalah konsep yang
menyatakan bahwa, walaupun bertentangan dengan implikasi teori pasar modal efisien, pilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
Walaupun dengan implikasi kebijakan teori
pasar modal efisien, tampak bahwa pilihan kebijakan akuntansi memiliki konsekuensi ekonomi bagi pamakai laporan keuangan, walaupun tidak secara langsung mempengaruhi aliran kas perusahaan.
Dr. Wawan Sadtyo Nugroho, M.Si., Ak., CA.
PENDAHULUAN
Esensi dari economic consequences adalah
bahwa kebijakan akuntansi dan perubahan kebijakan akuntansi tersebut merupakan suatu permasalahan (matter), terutama permasalahan bagi manajemen.
Akan tetapi, apabila hal tersebut merupakan
permasalahan bagi manajemen, kebijakan akuntansi juga permasalahan bagi investor yang memiliki perusahaan karena manajer dapat mengubah hasil operasi operasi perusahaan sesungguhnya dengan melakukan perubahan kebijakan akuntansi.
Dr. Wawan Sadtyo Nugroho, M.Si., Ak., CA.
MENGAPA EC MUNCUL?
Economic consequences muncul karena
perusahaan melakukan kontrak seperti kompensasi eksekutif (executive compensation) dan kontrak utang (debt contract).
Kebijakan akuntansi yang digunakan dapat
merupakan sumber informasi yang penting bagi investor. Manajer dapat menggunakan sumber informasi berupa pilihan kebijakan akuntansi yang dipilih sebagai signal tentang informasi dalam dari perusahaan.
Dr. Wawan Sadtyo Nugroho, M.Si., Ak., CA.
MENGAPA EC MUNCUL?
Teori pasar modal efisien gagal menjelaskan
perilaku pasar. Berdasarkan teori pasar modal efisien, suatu perubahan akuntansi direaksi oleh pasar hanya apabila perubahan akuntansi tersebut berpengaruh terhadap arus kas perusahaan.
Economic consequences diperlukan untuk
mengetahui respon pasar atas perubahan kebijakan akuntansi walaupun perubahan kebijakan akuntansi tersebut tidak berpengaruh secara langsung terhadap arus kas. Karena itu, economic consequences merupakan salah satu anomali pasar modal efisien. Teori akuntansi positif (PAT) adalah penjelasan terhadap adanya economic consequences.
Dr. Wawan Sadtyo Nugroho, M.Si., Ak., CA.
TEORI AKUNTANSI POSITIF (PAT)
PAT adalah teori yang berkaitan dengan prediksi
tindakan atas adanya pilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dan bagaimana manajer merespon suatu standar baru.
Komponen PAT meliputi:
Bonus Plan Hypothesis Debt Covenant Hypothesis Political Cost Hypothesis
Bonus Plan Hypothesis – Manajer yang memiliki
program bonus akan memilih kebijakan akuntansi yang menggeser laba dari periode yang akan datang ke periode sekarang.
Dr. Wawan Sadtyo Nugroho, M.Si., Ak., CA.
TEORI AKUNTANSI POSITIF (PAT)
Debt Covenant Hypothesis – Semakin dekat
perusahaan terhadap pelanggaran kovenan utang berbasis akuntansi, semakin mungkin manajer memilih prosedur akuntansi yang menggeser laba dari periode yang akan datang ke periode sekarang.
Political Cost Hypothesis – Semakin besar biaya
politik yang dihadapi perusahaan, semakin mungkin manajer memilih prosedur akuntansi yang menggeser laba periode sekarang ke periode yang akan datang.
Dr. Wawan Sadtyo Nugroho, M.Si., Ak., CA.
EC: SFAS 8 DAN SFAS 52
• SFAS 8 “Accounting for the Translation of Foreign Currency
Transaction and Foreign Currency Financial Statements” dikeluarkan oleh FASB tahun 1975. Standar ini menuntut penggunaan temporal method dalam penjabaran. Untuk memahami metode ini, berikut ini terlebih dahulu dijelaskan perbedaan antara unsur nonmoneter (nonmoneter item) dan unsur moneter (moneter item).
• Unsur nonmoneter, terdiri atas persediaan dan aktiva tetap. Hal
yang pokok yang menentukan masuk tidaknya suatu unsur sebagai unsur nonmonter adalah bahwa jumlah arus kas yang akan diterima mungkin berfluktuasi karena perubahan kondisi pasar atau perubahan harga.
• Unsur moneter, terdiri atas kas, piutang dagang, utang dagang,
dan utang obligasi. Hal pokok yang digunakan sebagai dasar untuk dimasukkan suatu unsur sebagai unsur moneter adalah bahwa jumlah yang diterima atau dibayar sudah tetap dan perubahan ekonomi tidak menyebabkan terjadinya perubahan jumlah.
Dr. Wawan Sadtyo Nugroho, M.Si., Ak., CA.
EC: SFAS 8 DAN SFAS 52
• Dengan temporal method, unsur nonmoneter dijabarkan
dengan historical rate dan unsur moneter dijabarkan dengan current rate. Perubahan nilai tukar akan menyebabkan jumlah unsur moneter akan berubah (sehingga memerlukan penyesuaian), walaupun jumlah tersebut tidak berubah dalam neraca perusahaan anak di luar negeri.
• Periode setelah dikeluarkannya SFAS 8 adalah periode
dengan nilai tukar berfluktuasi. Dari tahun 1976 sampai dengan 1981, laba Massey-Ferguson Limited (sekarang Varity Corp) dipengaruhi oleh untung atau rugi penjabaran yang bervariasi dari rugi US $90,912 juta dan untung US $190 juta. Kerugian sebelum penjabaran pada tahun 1981 adalah US $384,8 juta menjadi hanya US $194,8 juta karena adanya keuntungan penjabaran US $190 juta. Manajemen Massey-Ferguson skeptis terhadap penerapan FASB 8 ini.
• Translation gain dan loss dimasukkan dalam rugi laba,
manajemen keberatan akan hal ini.
Dr. Wawan Sadtyo Nugroho, M.Si., Ak., CA.
EC: SFAS 8 DAN SFAS 52
Manajemen mempermasalahkan (tidak setuju)
atas perlakuan terhadap unrealized gain/loss dari translation yang dimasukkan dalam perhitungan rugi laba. Cabang di luar negeri tetap jalan, namun didolarkan sehingga rugi diakui, pada hal perusahaan tetap berjalan. Kinerja, yang digunakan sebagai dasar untuk menentuan gaji dan bonus, menjadi rendah. Berbeda dari translation gain dan loss, manajer tidak keberatan atas transaction gain dan loss dimasukkan ke rugi laba. Hal ini terjadi karena trasaction gain dan loss sudah realized. Keberatan atas dimasukkannya translation gain dan loss (yang notabene unrealized) ke rugi laba memicu keluarnya SFAS 52 yang akhirnya memasukkannya ke neraca.
Dr. Wawan Sadtyo Nugroho, M.Si., Ak., CA.
EC: SFAS 8 DAN SFAS 52
Dari perjelasan di atas terlihat jelas bahwa
manajemen perusahaan multinasional melakukan intervensi terhadap badan penyusun standar. Reaksi manajemen Massey-Ferguson merupakan suatu contoh konsekuensi ekonomi seperti yang digambarkan oleh Zeff. Intervensi tersebut terlihat kuat sehingga dikeluarkannya SFAS 52 untuk mengubah sebagian SFAS 8.
Hal inilah yang disebut Zeff sebagai “delicately
balanced,” walaupun teori ekonomi lebih mendukung SFAS 8 dibandingkan SFAS 52. Sama seperti SFAS 8, RRA juga gagal karena opini manajemen. Manajemen mengkritik bahwa RRA merupakan pengukuran yang tidak memadai.
Dr. Wawan Sadtyo Nugroho, M.Si., Ak., CA.
EC: SFAS 8 DAN SFAS 52
Telah dijelaskan di atas bahwa volatilitas net income
dengan SFAS 8 akan menaikkan decision usefulness apabila hal ini menggambarkan volatilitas operasi luar negeri. Namun apabila volatilitas tersebut hanya sekedar menghasilkan “noise” dalam net income, maka hal ini akan mengurangi decision usefulness. Hal ini akan menjadi contoh lain tradeoff antara relevansi dan reliabilitas.
Dalam konteks sistem informasi, semakin besar
relevansi akan mengakibatkan probabilitas main diagonal meningkat, dan berdampak pada revisi keyakinan yang lebih besar dengan adanya pengumuman earning. Namun, noise akan mengurangi probabilitas tersebut dan berdampak pada revisi keyakinan rendah. Pengaruh mana yang paling dominan akan menjadi pertanyaan empiris.
Dr. Wawan Sadtyo Nugroho, M.Si., Ak., CA.
EC: SFAS 8 DAN SFAS 52
• Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Collins dan Salatka (CS),
1993 menguji ERC 27 perusahaan multinasional US selama penggunaan SFAS 8 (1976-1980) dan SFAS 52 (1983-1987). Selain itu, CS juga menggunakan control group sebanyak 27 bukan perusahaan multinasional. Hasil riset ini menunjukkan bahwa SFAS 8 lebih noise daripada SFAS 52 karena ERC perusahaan dengan SFAS 52 lebih tinggi. Hasil selengkapnya adalah: • Rata-rata ERC sampel 27 perusahaan multinasional lebih rendah dalam SFAS 8 daripada rata-rata ERC perusahaan yang sama dalam SFAS 52. • Rata-rata ERC sampel 27 perusahaan lebih rendah dalam SFAS 8 daripada rata-rata ERC 27 control group perusahaan bukan multinasional dalam SFAS yang sama. • Rata-rata ERC sampel 27 perusahaan multinasional sama dalam SFAS 52 dengan rata-rata ERC 27 control group perusahaan bukan multinasional dalam SFAS yang sama. • Rata-rata ERC control group 27 perusahaan bukan multinasional sam dalam SFAS 8 dengan rata-rata ERC perusahaan yang sama dengan SFAS 52.
Dr. Wawan Sadtyo Nugroho, M.Si., Ak., CA.
EC: SFAS 8 DAN SFAS 52
• FASB mengkaji kembali SFAS 8 dan mengeluarkan
SFAS 52 “Foreign Currency Translation” tahun 1981. Berikut ini dijelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan SFAS 52. • Functional currency. Sebelum dijabarkan ke dollar sebagai mata uang perusahaan induk, laporan keuangan perusahaan anak yang bersifat self- sustaining (perusahaan yang secara keuangan dan operasional independen) harus ditentukan dengan mata uang fungsional perusahaan anak tersebut. Akan tetapi, bagi anak perusahaan yang bersifat integrated foreign operation (misalnya perusahaan anak di Inggeris (di Inggeris pound) menjual kembali barang produksinya ke AS (di AS dollar), maka laporan keuangan perusahaan anak harus ditentukan dengan menggunakan mata uang perusahaan induk, yaitu dollar.
Dr. Wawan Sadtyo Nugroho, M.Si., Ak., CA.
EC: SFAS 8 DAN SFAS 52
• anak harus ditentukan dengan menggunakan mata uang
perusahaan induk, yaitu dollar. • Current rate translation method. Setelah digunakan mata uang fungsional, maka laporan keuangan perusahaan anak harus dijabarkan ke mata uang induk (dollar), kecuali mata uang fungsional perusahaan anak adalah dollar, dengan menggunakan current rate method. Hal ini dilakukan dengan mengalikan semua unsur (kecuali ekuitas) dengan nilai tukar (ingat bahwa dalam SFAS 8 hanya unsur moneter saja yang dijabarkan dengan current rate). Perbedaan hasil penjabaran antara SFAS 8 dan SFAS 52 disebut sebagai konsep exposure. • Integrated foreign operations. Pengecualian penggunaan current method berdasarkan SFAS 52 adalah bagi anak perusahaan dengan operasi luar negeri yang terintegrasi. Karena itu, bagi perusahaan dengan operasi luar negeri yang terintegrasi dinyatakan masih berlaku SFAS 8 dengan temporal method.
Dr. Wawan Sadtyo Nugroho, M.Si., Ak., CA.
EC: SFAS 8 DAN SFAS 52
• Highly inflationary economies. Pengecualian lain
penggunaan SFAS 52 adalah perusahaan beroperasi di negara dengan kondisi ekonomi inflasi yang tinggi. Temporal method masih digunakan bagi anak perusahaan tersebut dan tidak menggunakan SFAS 52. Kalau SFAS 52 digunakan, maka nilai neraca perusahaan anak akan tidak rasional (disappearing asset phenomenon). • Treatment of translation adjustments. Hal yang paling signifikan dalam SFAS 52 adalah berkaitan dengan perlakuan untung dan rugi penjabaran valas. Berdasarkan SFAS 8 hal ini akan dihapus segera, namun hal ini tidak disukai oleh manajemen seperti dalam kasus Massey- Ferguson. SFAS 52 menghindari masalah ini dengan memasukkan penyesuaian penjabaran valas dalam other comprehensive income. • Translation gain dan loss dimasukkan ke modal, bukan ke rugi laba, kecuali anak perusahaan di luar negeri.
Dr. Wawan Sadtyo Nugroho, M.Si., Ak., CA.
HUBUNGAN EC DAN PASAR MODAL EFISIEN
• Teori pasar modal efisien tidak mampu menjelaskan
perubahan kebijakan akuntansi terhadap reaksi pasar, pada tidak ada pengaruh perubahan akuntansi tersebut terhadap arus kas. Karena itu, economic consequences dikategorikan sebagai anomali pasar modal efisien.
• Ada lagi anomali pasar modal efisien. Teori pasar modal
efisien memprediksi tidak ada reaksi pasar terhadap perubahan kebijakan akuntansi yang tidak berdampak terhadap profitabilitas dan arus kas. Apabila tidak ada reaksi pasar (terlihat dari tidak berubahnya cost of capital), hal ini menjadi tidak jelas mengapa manajemen dan pemerintah harus konsen terhadap kebijakan akuntansi yang digunakan perusahaan. Dengan kata lain, teori pasar modal efisien mendukung pengungkapan penuh, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi. Namun, sekalipun kebijakan akuntansi diungkapkan, pasar tidak bereaksi karena pasar tidak mempermasalahkan perubahan nilai perusahaan hanya karena terjadi perubahan metode akuntansi.
Dr. Wawan Sadtyo Nugroho, M.Si., Ak., CA.
HUBUNGAN EC DAN PASAR MODAL EFISIEN
• Terlihat bahwa tiga kontituen laporan
keuangan, manajemen, pemerintah, dan investor bereaksi terhadap artikel tentang kebijakan akuntansi. Namun reaksi manajemen mengejutkan sampai pada intervensi badan penyusun standar. Perbedaan reaksi ini merupakan bagian dari konsekuensi ekonomi, yaitu bahwa pilihan kebijakan akuntansi dapat menjadi masalah walaupun tidak ada pengaruhnya terhadap arus kas.
Dr. Wawan Sadtyo Nugroho, M.Si., Ak., CA.
REKONSILIASI EC DAN PASAR MODAL EFISIEN
• Konsekuensi ekonomi merupakan anomali bagi
pasar modal efisien. Hal ini terjadi karena perubahan kebijakan akuntansi yang tidak berpengaruh terhadap arus kas memiliki konsekuensi ekonomi tetapi tidak direaksi oleh pasar. Bagi manajer, kebijakan akuntansi adalah suatu masalah (matter) karena dua hal. • Pertama, bonus manajer seringkali ditentukan berdasarkan variabel akuntansi. • Kedua, kontrak dengan kreditor seringkali terkait dengan variabel akuntansi. Walaupun memiliki konsekuensi ekonomi, namun kebijakan akuntansi tersebut tidak sesuai dengan efisiensi pasar modal. Memang, konsekuensi ekonomi dan efisiensi pasar modal tidak sejalan.
Dr. Wawan Sadtyo Nugroho, M.Si., Ak., CA.
REKONSILIASI EC DAN PASAR MODAL EFISIEN
• Konsekuensi ekonomi dan efisiensi pasar
modal dapat direkonsiliasi melalui teori akuntansi positif yang didukung oleh teori keagenan. Teori ini menjelaskan mengapa perusahaan terlibat dengan kontrak yang variabelnya adalah angka akuntansi. • Penjelasan lain selain teori keagenan adalah karena manajer tidak percaya terhadap teori pasar modal efisien. Manajer yakin bahwa reaksi investor dan biaya modal perusahaan dipengaruhi oleh kebijakan akuntansi apapun dampaknya terhadap arus kas.