PIUTANG (RECEIVABLE)
B. Uraian Materi
Materi yang disampaikan pada bab ini diambil dari buku Intermediate
Accounting IFRS Edition (Kieso, Weygandt, & Warfield, 2018), PSAK 71,
Buku Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK (Dwi Martani dkk.,
2016) serta sumber relevan lainnya. Cakupan materi kegiatan belajar 4
disajikan pada Gambar 4.1.
Kegiatan Belajar 4
Klasifikasi Piutang
1. Piutang Dagang/Usaha
Hampir setiap perusahaan pasti mempunyai piutang kepada pihak lain
berkaitan dengan penjualan ataupun piutang atas transaksi lainnya. Piutang
yang berkaitan dengan penjualan disebut dengan Piutang Dagang/Usaha.
Menurut Kieso,dkk (2018), Piutang usaha adalah janji lisan dari pelanggan
untuk membayar suatu barang atau jasa. Sedangkan piutang yang diperkuat
dengan promes(janji tertulis) disebut dengan Piutang Wesel. Menurut Kieso
dkk. (2018), Piutang wesel adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah
uang pada tanggal tertentu di masa depan. Menurut Martani dkk.(2016),
klaim yang didasarkan pada perjanjian tertulis disebut wesel tagih atau sering
disebut notes receivable.
2. Piutang non-dagang
Dalam suatu perusahaan, tentunya tidak hanya piutang yang timbul dari
transaksi penjualan saja, tetapi terdapat piutang yang timbul dari transaksi
lainnya. Menurut Martani dkk (2016), piutang yang tidak terkait dengan
penjualan atau pendapatan disebut piutang lainnya atau nontrade receivable.
Menurut Kieso dkk. (2018), Piutang non-dagang timbul dari berbagai
transaksi.
Contoh :
1. Uang Muka kepada petugas dan karyawan.
2. Uang muka kepada perusahaan anak.
3. Deposit untuk menutupi kerusakan atau kerugian potensial.
4. Deposito sebagai jaminan kinerja atau pembayaran.
5. Dividen dan piutang bunga.
6. Klaim atas:
a) Perusahaan asuransi.
b) Defendants under suit.
c) Badan pemerintah atas pengembalian pajak.
d) Jasa angkutan atas barang yang rusak atau hilang.
e) Kreditor atas pengembalian barang, barang yang rusak dan hilang.
f) Pelanggan atas barang-barang yang dikembalikan.
Pengakuan Piutang
Contoh :
Jurnal :
Variabel Pertimbangan
Menurut Kieso dkk.(2018), Dalam beberapa kasus, harga barang atau jasa
bergantung pada kejadian di masa depan. Kejadian di masa depan ini terkadang
mencangkup item seperti diskon, retur dan pencadangan. rabat, dan bonus kinerja.
Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi harga transaksi, yaitu :
Tabel 4.1
Metode Penyajian Diskon Penjualan
GROSS METHOD NET METHOD
Penjualan sebesar Rp. 5.000.000, term 3/10, n/30
Piutang Dagang 5.000.000 Piutang Dagang 4.850.000
Penjualan 5.000.000 Penjualan 4.850.000
(5.000.000 – (5.000.000 X 3%)
Pembayaran sebesar Rp. 1.500.000 dari pelanggan (Saat masa diskon)
Kas 1.455.000 Kas 1.455.000
Diskon 45.000 Piutang Dagang 1.455.00
Penjualan* 0
Piutang 1.500.000
Dagang
*(1.500.000 X 3%)
Pelunasan sebesar $3.500.000 dari pelanggan (Setelah masa diskon)
Kas 3.500.000 Kas 3.500.000
Piutang 3.500.00 Piutang Dagang 3.395.00
Dagang 0 0
Diskon 105.000
penjualan yang
hangus*
*(3.500.000 X 3%)
Contoh Soal :
Pada tanggal 31 Desember 2019, PT. Maju Jaya melakukan estimasi
cadangan kerugian piutang sebesar Rp. 30.000.000.
Jurnal :
Beban Kerugian Piutang 30.000.000
Cadangan kerugian piutang 30.000.000
Estimasi Pencadangan
1. Persentase Penjualan
Ketika menggunakan metode ini, cadangan kerugian piutang diestimasi
dari penjualan periode tertentu. Pada metode ini, jumlah cadangan
kerugian piutang(CKP) di awal periode akuntansi tidak dihitung kedalam
jurnal penyesuaian.
CKP = % Piutang tak tertagih x Penjualan
2. Persentase Piutang
Menurut Kieso dkk. (2018), Perusahaan dapat memperkirakan persentase
piutang tak tertagih, tanpa mengidentifikasi akun tertentu. Prosedur ini
memberikan estimasi yang cukup akurat dari nilai realisasi piutang. Oleh
karena itu, ini disebut sebagai pendekatan persentase piutang.
Metode persentase piutang adalah metode estimasi cadangan kerugian
piutang sebesar presentase tertentu terhadap jumlah piutang dagang.
Besarnya estimasi tersebut akan menjadi saldo akhir dari akun cadangan
kerugian piutang.
Tabel 4.3
Skedul Umur Piutang
PT. AKM
Skedul Umur Piutang
Nama
Saldo 30- 600 61–90 91-120
Pelangga <30 hari >120 hari
31, Dec hari hari hari
n
PT AKL 98.000.000 15.000.000 65.000.000 18.000.00
0
PT SIM 320.000.00 280.000.00 40.000.000
0 0
PT PA 55.000.000 55.000.00
PT SIA 74.000.000 50.000.000 10.000.000 14.000.00
0
547.000.00 345.000.00 115.000.000 18.000.00 14.000.00 55.000.00
0 0 0 0 0
Contoh Soal :
Asumsikan :
PT.Semar membentuk Cadangan Kerugian Piutang(CKP) sebesar :
a. 10% dari penjualan kredit
b. 10% dari piutang
c. Berdasarkan analisis umur piutang, jika
Belum jatuh tempo 2%
Lewat jatuh tempo 1- 30 hari 5%
Lewat jatuh tempo ≥ 31 hari 10
%
Jawaban :
a. 10% dari penjualan kredit
Nilai CKP = 10% X 60.000.000
= Rp.6.000.000
Jurnal Penyesuaian:
BKP 6.000.000
CKP 6.000.000
Tabel 4.4
Ringkasan Jurnal Penghapusan Piutang Tak Tertagih
Metode Langsung Metode Pencadangan
Pembentukan Piutang dagang Xxx Piutang dagang xxx
Penjualan xxx Penjualan xxx
Piutang
Pembentukan No Entry BKP xxx
cadangan CKP xxx
Penghapusan BKP xxx CKP xxx
Piutang xxx Piutang xxx
Piutang
Penerimaan (Pada periode yang sama)
Piutang xxx Piutang xxx
kembali
BKP xxx CKP xxx
piutang Kas xxx Kas xxx
Piutang xxx Piutang xxx
(Pada periode yang berbeda)
Kas xxx Piutang xxx
Pendapatan xxx CKP xxx
lain-lain
Kas xxx
Piutang xxx
Penurunan nilai piutang dilakukan ketika terdapat indikasi adanya kerugian yang
menunjukkan dampak negatif pada arus kas yang diterima dari pelanggan di masa
depan. Cara melakukan penilaian penurunan nilai piutang, yaitu :
Contoh Soal :
Berikut adalah daftar piutang yang signifikan secara individual yang dimiliki oleh
PT. Nokia, yaitu :
Jawaban :
C. Rangkuman
1. Piutang adalah klaim kepada pihak lain atas uang, barang atau jasa
a. Piutang dagang
Piutang usaha adalah janji lisan dari pelanggan untuk membayar suatu
barang atau jasa. Sedangkan piutang yang diperkuat dengan promes(janji
tertulis) disebut dengan Piutang Wesel.
b. Piutang non-dagang.
a. Diskon tunai
b. Diskon Penjualan
c. Retur Penjualan
Retur penjualan adalah akun kontra dari akun penjualan, mengimbangi
pendapatan penjualan pada laporan laba rugi.
a. Metode Langsung
b. Metode Pencadangan