Anda di halaman 1dari 6

Disusun oleh:

Hari Susanto (12)

 Ringkasan Godfrey Chapter 6

1. LO. 1 THREE MAIN INCOME AND CAPITAL MEASUREMENT SYSTEMS

a. HISTORICAL COST ACCOUNTING


Terkait sejarah Studi akuntansi yang awalnya studi akuntansi hanya terfokus pada
masalah teknis seperti dalam hal pencatatan dan pelaporan atas sebuah kegiatan
ekonomi yang terjadi sedangkan proses ekspansi perdagangan yang semakin meluas.
Perubahan sedikit terjadi dengan adanya sistem double-entry pada akuntansi yang
dipelopori oleh Pacioli. Sistem historical cost kemudian muncul dan mulai digunakan
pada prinsip akuntansi setelah Wall Street Collapse pada 1929 yakni di puncak
pergejolakkan pada era revolusi industry dimana era itu terjadi di Amerika dan dikenal
dengan peristiwa Great Depression. Sistem historical cost ini merupakan sebuah
sistematis fundamental sebagai platform dalam mengukur modal dan menghitung
pendapatan pada tahun 1930-an dengan menggunakan sistem cost-matching.

b. CURRENT COST ACCOUNTING


Di era 1960-an beberapa alternatif baru sistem penilaian bermunculan dan
dikembangkan berdasarkan historical cost sebagai fundamental sistem akuntansi
yakni:
a) Pengukuran penggunaan sumber daya dan penilaian modal berdasarkan
pada harga beli sekarang atau yang biasa disebut current buying price.
Terdapat 2 dasar pada sistem ini yakni: financial capital yang menjadi dasar
konsep dari sistem yang diterapkan oleh Edwards-Bell dan physical capital.

b) Pengukuran dengan menggunakan harga jual sekarang atau dikenal


dengan istilah current selling price.

c. EXIT PRICE ACCOUNTING

2. LO.2 HISTORICAL COST ACCOUNTING


a. Objective of Accounting
Salah satu fungsi informasi akuntansi yakni fungsi pelayanan (stewardship
function) dimana laporan ditujukan pada pihak eksternal seperti pemilik dan
pemegang saham untuk dapat menilai kinerja perusahaan. Dengan begitu, menjadi
jelas dasar mengapa informasi akuntansi dalam beberapa dekade terakhir dianggap
menjadi tujuan terpenting dari fungsi pelaporan.

Nilai historis bertujuan untuk menekankan 'kontrak' konservatif mengenai


hubungan antara perusahaan dan pihak penyedia sumber daya, maka berdasarkan
hal tersebut pihak manajemen bertanggung jawab untuk memasukan aset operasi
dan output pada nilai bersih dari ekuitas operasi. Dengan demikian kunci dari
mekanisme komunikasi adalah laporan laba rugi atau income statement.

Kritik pun bermunculan dari banyak pendukung fair value cost mengenai
pendapat yang mengatakan bahwa laporan penghasilan berdasarkan konsep
historical cost mengindahkan pengakuan perubahan nilai aktiva dan kewajiban.
Sehingga konsep itu dianggap tidak relevan dan menghasilkan kebijakan dividen
yang salah karena tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya terjadi.

b. CAPITAL AND PROFIT


Hal yang pada mulanya harus diperhatikan entitas akuntansi dalam menentukan

biaya historis adalah dengan mempertahankan jumlah modal yang sama yakni
dengan mengurangkan aktiva dengan kewajiban di awal periode dimana penilaian
atas semua aktiva dan kewajiban dilakukan berdasarkan biaya pembelian historis
mereka. Dapat kita ambil benang merahnya yakni pendapatan merupakan kenaikan
atas modal historical cost pada akhir periode akuntansi.
Pendapatan dapat menjadi suatu indikator atau tolak ukur dalam menilai kinerja
dan prestasi perusahaan dalam jangka waktu tertentu sedangkan biaya dapat
dikatakan sebagai upaya yang telah dikeluarkan dalam hal kecocokan dengan
historical cost dan efektifitas perusahaan berkorelasi dengan profit yang diterima.
Dengan demikian, laporan keuangan menjadi sebuah elemen penting bagi
perusahaan karena secara jelas mengungkapkan hasil dari kegiatan operasional
bisnis perusahaan. Sebagai tambahan informasi, FASB dahulu menggunakan kata
“revenue-expense view” dalam menjelaskan teori definisi dan perhitungan langsung
atas pendapatan dan beban. Mengenai hal ini ada dua konsep fundamental yakni :
matching of costs dan conservatism”
c. MATCHING OF COSTS THEORY
Hal yang dapat dilakukan akuntan dalam rangka menentukan historical cost
adalah dengan menentukan aliran biaya. Ini adalah cara lain untuk mengatakan
bahwa akuntan menelusuri rekening transaksi bisnis. Menjadi bagian dari tugas
seorang akuntan untuk tetap menelusuri pergerakan biaya dan melampirkannya pada
pendapatan yang diterima saat mengalir melalui bisnis seiring dengan adanya
pembelian yang dilakukan perusahaan.
Dalam hal ini, seorang akuntan juga harus dapat menentukan biaya yang telah
'berakhir' dan menyocokkan dengan pendapatan dalam laporan laba rugi, serta biaya
tetap 'belum berakhir' dan harus ditempatkan pada neraca sebagai sisa (asset yang

tidak cocok). Teori pencocokan biaya terdapat pada laporan laba rugi.
Berdasarkan perspektif historical cost maka dapat dilihat dari pendapatan di masa
lampau lalu diadakan perbandingan dengan profit sehingga pada akhirnya kita dapat
menentukan laba rugi.Dengan demikian, Matching cost berkorelasi dengan historical
cost. Dalam hal ini untuk melihat historic dari akuntansi keuangan dari masa lampau
sehingga dapat melihat apa yang sedang terjadi pada masa kini. Hubungan dengan
historical cost ditujukan untuk mengetahui bahwa assets tersebut dapat
didepresiasikan.
d. CONSERVATISM
Selanjutnya adalah penerapan prosedur pencocokan konservatif. Dalam hal
ini, beban harus dialokasikan sesegera mungkin, berbeda dengan pendapatan yang
tidak harus diakui sampai ada kemungkinan besar bahwa pendapatan akan diterima.
Berdasarkan hal diatas, terlihat ada indikasi bias terhadap pengakuan beban dan
pengakuan pendapatan. Selain itu berdasarkan conservatism, jika terjadi kenaikan
nilai dari asset maka tidak diakui. Sedangkan, jika ada penurunan terhadap nilai
asset, sepeti harga pasar yang lebih murah, maka harus diakui. Dapat disimpulkan
bahwa penghitungan profit berdasarkan prosedur diatas adalah cara yang
konservatif.
e. ARGUMENTS AND CRITICS
1) ARGUMENTS FOR HISTORICAL COST

Seperti yang telah kita ketahui bahwa prinsip akuntansi dengan menggunakan
sistem historical cost telah dikritik oleh banyak kritikus yang tidak sepaham dengan
konsep yang diterapkan, terutama atas dasar bahwa konsep dari historical cost yang
tidak merevaluasi nilai dari komponen asset dan liabilities yang diseseuaikan dengan
nilai sekarang. Di sisi lainnya, pihak yang setuju dan menganut konsep ini memiliki
counter argument mengenai alasan mereka menggunakan konsep historical cost,
yakni sebagai berikut:

a) Biaya historis relevan dalam hal pengambilan keputusan ekonomi.


b) Biaya historis didasarkan pada keadaan aktual transaksi, bukan hanya
transaksi yang mungkin terjadi sehingga bersifat lebih pasti.
c) Laporan keuangan yang berdasarkan historical cost telah banyak ditemukan
dan digunakan dalam beberapa dekade terakhir.
d) Konsep yang terbaik untuk memahami bahwa laba merupakan selisih harga
jual atas biaya historis.
e) Akuntan harus menjaga integritas data mereka terhadap modifikasi internal.

f) Bagaimana informasi itu berguna dimana laba berdasarkan biaya saat ini atau
harga keluar (exit price)?
g) Perubahan harga pasar dapat diungkapkan sebagai data pelengkap bukan
digunakan sebagai data utama dalam proses pengolahan data.
h) Ada bukti pendukung yang cukup untuk membenarkan akuntansi biaya
historis.
2) CRITICS FOR HISTORICAL COSTS ACCOUNTING

a) OBJECTIVE OF ACCOUNTING
Tujuan dari historical cost adalah untuk memberikan informasi yang
berguna dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi yang akan diambil.
Sehingga dalam konteks ini jelas bahwa historical cost memberikan informasi
tentang fungsi atas manajemen perusahaan. Dilihat dari sisi lain hal ini adalah
sebuah bentuk interpretasi tujuan yang relatif sempit walaupun merupakan
sebuah hal yang penting. Dalam historisnya, peran lain dari akuntansi juga
meliputi pemenuhan kebutuhan pengambilan kepuntusan pengguna. Maka,
kritik bermunculan berdasarkan fakta bahwa laba yang dilaporkan dengan
penggunaan konsep historical cost dianggap tidak relevan karena tidak
menunjukkan nilai sebenarnya.
b) INFORMATION FOR DECISION MAKING
Dalam hal pengambilan keputusan para kritikus menganggap bahwa
historical cost dianggap tidak cukup untuk mengevaluasi bisnis. Sebagai
contoh, saat asset diperoleh maka historical cost menunjukkan cost yang
terjadi pada saat itu tetapi setelah itu hal tersebut sudah tidak lagi terjadi
karena sudah lewat masanya. Dalam konsep historical cost, capital adalah
investasi moneter yang bersifar srcinal pada sebuah perusahaan tetap pada
dasarnya capital itu sendiri bisa didefinisikan banyak cara yang dapat
membantu pengambilan keputusan seperti purchasing power, kapabilitas
operasi dari perusahaan, dan lainnya.
Pelaporan atas profit berdasarkan konsep ini dirasakan oleh para
kritikus tidak memiliki interpretasi yang bersifat prospektif terapi lebih
retrospektif. Selain itu, dengan menggunakan historical cost, kita akan
overstates yang kita dapatkan karena kita tidak memperhatikan faktor-faktor
lainnya seperti inflasi. Hal ini menyebabkan akan ada overstatement atas profit
yang pada akhirnya membuat pengambilan keputusan menjadi tidak benar
dan relevan.

c) BASIS OF HISTORICAL COST


Asumsi going concern dianggap menjadi salah satu pembenaran
penggunaan historical cost. Dengan beranggapan bahwa kehidupan
perusahaan tidak terbatas, sehingga harapan normal mengenai item non
moneter akan terpenuhi. Dalam hal ini, inventory dapat diharapkan akan dijual,
dan aktiva tidak lancar akan sepenuhnya digunakan dalam bisnis. Oleh karena
itu, biaya historis aktiva, atau yang sebagian dialokasikan itu, adalah jumlah
yang sesuai agar sesuai dengan pendapatan.
d) MATCHING
Selanjutnya, kita akan menemukan bahwa asumsi kelangsungan tidak
menggaris bawahi penggunaan pada biaya historis berdasarkan pemeriksaan

seksama pada teori konvensional


Agaknya, pada pelaporan adalah konsep biaya historis. Berdasarkan
konsep pencocokan (matching), ketika pendapatan diperoleh, beban yang
terjadi atau dikeluarkan atas pendapatan tersebut akan dicocokkan (offset)
terhadap pendapatan untuk menghitung laba. Dalam hal ini TR-TC.
e) NOTIONS OF INVESTOR NEEDS

Munculnya berbagai kritik tentang historical cost menjadi sebuah hal yang
tak asing lagi di telinga kita. Berikut ini adalah pendapat bahwa dalam
menentukan laba berdasarkan historical cost dapat menyebabkan distorsi atau
penyembunyian disclosures.

Whitman dan Shubik dalam hal ini menyatakan pendapatnya bahwa


masalah ini muncul karena tujuan dari akuntansi biaya konvensional historis
salah untuk dipahami, bahwa :

a. Akuntan memiliki pandangan naif, pandangan sederhana investor dan


kebutuhan mereka.
b. Akuntan menerima pandangan kebiasaan lama, fundamentalis kuno
tentang bagaimana perusahaan dan sahamnya harus dianalisis.
Retained Earnings 333
January 1 December 31 Adjustment
Year 10 Year 10

Capital Stock $75 000 120/100 = $ 90 000 $15 000


Capital Maintenance Adjustment 8 333120/100
 = 10 000 1 667
Retained Earnings 1 667
120/100
 = 2 000 333
Stockholders’ Equity $85 000 $102 000 $17 000
Circle Ltd
Statement of Financial Position
as at 31 December Year 10

Cash $ 10 000 Accounts Payable $ 50 000


Accounts Receivable 75 000 Bonds Payable 50 000
Inventory 19 000 Less: Discount 4 968
45 032
Investment in Y 25 000 Ordinary Capital 75 000
Building 200 000 Capital Maintenance Adjustment 25 000
Land 10 000 Retained Earnings 143 968
TOTAL $339 000 $339 000

Format di atas direkomendasikan oleh Chambers. Kritik bahwa pernyataan pendapatan exit
price tidak berkonsentrasi pada operasi, ia telah mencoba untuk menunjukkan laba kotor
berdasarkan historical cost terlebih dahulu, sebelum menyesuaikan dengan basis exit price.
Ini adalah alasan untuk entri jurnal 2 (b). Tidak ada akrual dan penangguhan biaya.

Anda mungkin juga menyukai