Rerangka Konseptual
Theresia Emiliana T. S / 3203017138
Tujuan Pelaporan Keuangan
Tujuan pelaporan menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang relevan yang
akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statemen keuangan. Pihak yang
dituju dan kepentingannya harus diidentifikasi dengan jelas sehingga informasi yang
dihasilkan pelaporan keuangan dapat memuaskan kebutuhan informasional pihak yang
dituju.
1. Membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan penggunaan sumberdaya (alam, fisis, manusia, dan financial)
yang terbatas.
2. Mengarahkan dan mengendalikan sumber daya fisis dan manusia suatu organisasi secara efektif.
3. Memelihara dan melaporkan pengelolaan sumber daya alam yang dipercayakan kepada manajemen.
4. Memberi kemudahan berjalannya fungsi dan pengendalian sosial.
Komite yang diketuai oleh Robert M. Trueblood dibentuk oleh AICPA pada tahun 1971 mendapat tugas untuk
menyempurnakan dan mengembangkan tujuan pelaporan yang telah dihasilkan oleh APB. Komite Trueblood
menjabarkan tujuan APB No. 4 ke dalam dua belas butir tujuan yang saling berkaitan secara hierarkis dengan
menunjukkan empat aspek yang melekat pada tiap tujuan yaitu : Informasi tentang apa, siapa yang dituju,
untuk apa informasi digunakan, serta hierarki tujuan dengan tujuan lainnya.
Tujuan Pelaporan Keuangan FASB
FASB mendasarkan penyusunan tujuan pelaporan pada tiga aspek
landasan pikiran yaitu bahwa:
1. Tujuan pelaporan keuangan ditentukan oleh lingkungan
ekonomik, hukum, politis, dan sosial tempat akuntansi
diterapkan.
1. Lebih berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan daripada dengan industry atau ekonomi secara keseluruhan.
2. Lebih merupakan informasi kuantitatif yang bersifat pendekatan (approximation) daripada hasil perhitungan yang
pasti.
3. Sebagian besar merefleksi pengaruh transaksi dan kejadian yang telah terjadi (historis).
4. Hanya merupakan salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh mereka yang mengambil keputusan tentang
badan usaha.
5. Penyediaan dan penggunaannya memerlukan atau melibatkan kos (cost) sehingga pertimbangan kos-manfaat
dapat membatasi apa yang harus dilaporkan.
Fokus Atau Cakupan Informasi
Pertimbangan atau penalaran FASB untuk memfokuskan pelaporan pada pelaporan keuangan
umum diuraikan berikut ini:
1. Tujuan pelaporan didasarkan pada keperluan para pemakai ekstrenal yang tidak mempunyai
autoritas untuk menentukan atau akses untuk memperoleh informasi yang mereka perlukan
sehingga mereka harus menggantungkan diri pada informasi yang disampaikan oleh manajemen
kepada mereka
2. Oleh karena itu, tujuan pelaporan disusun atas dasar gagasan bahwa kemampuan perusaha
an untuk menciptakan aliran kas yang menguntungkan merupakan focus atau kepentingan umum
/bersama (common interest) dari berbagai pemakai informasi.
3. Tujuan pelaporan berkaitan dengan penyediaan informasi luas untuk melayani keputusan
investasi dan kredit bukan hanya dengan informasi yang dapat dituangkan dalam bentuk
statemen keuangan.
Isi Tujuan Pelaporan
Tiga aspek landasan pikiran diatas, yaitu konteks lingkungan, keterbatasan, dan focus pelaporan menjadi
peertimbangan FASB untuk merumuskan tujuan pelaporan keuangan sebagai salah satu komponen kerangka
konseptual.
Tujuan utama pelaporan keuangan dalam rerangka konseptual FASB :
1. Pelaporan keuangan harus meyediakan informasi yang bermanfaat bagi para investor dan kreditor dan
pemakai lain, baik berjala maupun potensial, dalam membuat keputusan-keputusan investasi, kredit, dan
semacamnya yang rasional.
2. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para investor dan kreditor dan pemakai
lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai (assessing) jumlah, saat terjadi, dan ketidakpastian dalam
penerimaan kas mendatang (prospective cash receipts) dari dividen atau bunga dan pemerolehan kas
(proceeds) mendatang dari penjualan, penebusnya, atau jatuh tempinya sekuritas atau pinjaman.
3. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomik suatu badan usaha, klaim
terhadap sumber-sumber tersebut (kewajiban badan usaha untuk mentransfer sumber daya ekonomik ke
entitas lain dan ekuitas pemilik), dan akibat-akibat dari transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah
sumber daya badan usaha dan klaim terhadap sumber daya tersebut.
Teori di Balik Tujuan Pelaporan FASB
Secara ringkas, FASB beramsumsi bahwa informasi akuntansi
mempengaruhi keputusan investasi para investor dan kreditor. Dengan mekanisme
pasar modal dan pasar bebas, evaluasi terhadap badan usaha secara keseluruhan
tercermin dalam harga pasar sekuritas badan usaha. Karena standar akuntansi
menetapkan informasi apa yang harus diungkapkan maka akuntansi mempunyai
pengaruh ekonomik terhadap kemakmuran partisipasi melalui harga sekuritas.
Harga pasar saham tidak hanya berpengaruh terhadap kemakmuran tetapi juga
terhadap alokasi sumber daya ekonomik perusahaan maupun Negara. Hal ini
dapat terjadi karena harga sekuritas akan berpengaruh terhadap cost of capital dan
a yang dapat diperoleh perusahaan dan pada gilirannya cost of capital tersebut
mempengaruhi keputusan manajemen dalam efisiensi pengelolaan sumber daya
fisis, keuangan, dan manusia. Proses perekayasaan dan penalaran dalam
perumusan tujuan pelaporan modal FASB dapat dilukiskan secara diagramatik.
Tujuan Pelaporan Entitas Nonbisnis
Tujuan Utama (Primary Objective)
1. Pelaporan keuangan organisasi nonbisnis harus menyadiakan informasi yang bermanfat bagi para penyedia dana dan pe
makai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam membuat keputusan-keputusan rasional tentang alokasi dana ke organisa
si tersebut.
1. Menambah pengetahuan pembuatan keputusan tentang keputusannya di masa lalu, sekarang, atau masa
datang.
2. Menambah keyakinan para pemakai mengenai probalitas terealisasinya suatu harapan dalam kondisi
ketidakpastian.
3. Mengubah keputusan atau perilaku para pemakai.
Kriteria dan Unsur-Unsur pembentuk kualitas informasi :
Keterpahaman (Understanbility) : Kemampuan informasi untuk dapat dicerna maknanya oleh pemakai.
2 factor yang mempengaruhi keterpahaman informasi yaitu pemakai dan infromasi itu sendiri.
Keberpautan (Relevance) : Kemampuan informasi untuk membantu pemakai dalam membedakan beberapa
alternatif keputusan sehingga pemakai dapat dengan mudah menentukan pilihan. Unsur keberpautan dibagi
menjadi 3 yaitu :
• Nilai Prediktif (Predictive Value): Kemampuan informasi untuk membantu pemakai dalam meningkatk
an probalitas bahwa harapan-harapan pemakai akan muncul/hasil (outcomes) suatu kejadian masa lalu
atau datang akan terjadi.
• Nilai Balikan (Feedback Value) : Kemampuan informasi untuk membantu pemakai dalam mengkonfir
masi dan mengkoreksi harapan-harapan di masa lalu.
• Ketepatan Waktu (Timeliness) : Tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada saat dibutuhkan
sebelum informasi tersebut kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi keputusan.
Keterandalan (Reliability) : Kemampuan informasi untuk memberi keyakinan bahwa informasi tersebut
benar atau valid. Keterandalan sangat erat kaitannya dengan sumber informasi dan cara mempresentasi,
mendeskripsi, atau menyimbolkannya.
Keterujian (Verifiability) : Kemampuan informasi untuk memberi keyakinan yang tinggi kepada para
pemakai karena tersedianya sarana bagi para pemakai untuk menguji secara independen ketepatan penyim
bolan (kebenaran/validitas informasi).
Kenetralan (Neutrality) : ketidakberpihakan pada grup tertentu atau tidak ketakterbiasan dalam perlakuan
akuntansi. Dengan demikian, informasi tidak disajikan untuk grup pemakai tertentu agar bertindak sesuai
dengan keinginan penyedia informasi atau untuk menguntungkan/merugikan grup pemakai tertentu.
Materialitas (Materiality) : Besar kecilnya atau magnitude suatu penghilangan atau penyalahsajian
informasi akuntansi yang menjadikan besar kemungkinan bahwa pertimbangan seorang bijaksana yang
mengandalkan diri pada informasi tersebut berubah atau terpengaruh oleh penghilangan/pengabaian atau
penyalahsajian tersebut.
Bobot Keberpautan dan Keterandalan : Karena para pemakai yang berbeda mempunyai kepentingan dan
kebutuhan yang berbeda, dalam kondisi tertentu bobot yang diletakan pada tiap karakteristik juga berbeda.
Dalam kenyataannya keberpatutan maksimum (100%) dan keterandalan maksimum (100%) untuk suatu
objek informasi jarang bahkan tidak mungin tercapai. Dalam, kondisi tertentu hanya tingkat optimal dapat
dicapai oleh kedua karakteristik. Dalam, kondisi tertentu salah satu karakteristik dapat lebih ditekankan
dengan mengorbankan karakteristik yang lain untuk mencapai kebermanfaatan optimal.