Anda di halaman 1dari 11

Disusun oleh:

Hari Susanto (12)

 Ringkasan Godfrey Chapter 6

1. LO. 1 THREE MAIN INCOME AND CAPITAL MEASUREMENT SYSTEMS

a. HISTORICAL COST ACCOUNTING


Terkait sejarah Studi akuntansi yang awalnya studi akuntansi hanya terfokus pada
masalah teknis seperti dalam hal pencatatan dan pelaporan atas sebuah kegiatan
ekonomi yang terjadi sedangkan proses ekspansi perdagangan yang semakin meluas.
Perubahan sedikit terjadi dengan adanya sistem double-entry pada akuntansi yang
dipelopori oleh Pacioli. Sistem historical cost kemudian muncul dan mulai digunakan
pada prinsip akuntansi setelah Wall Street Collapse pada 1929 yakni di puncak
pergejolakkan pada era revolusi industry dimana era itu terjadi di Amerika dan dikenal
dengan peristiwa Great Depression. Sistem historical cost ini merupakan sebuah
sistematis fundamental sebagai platform dalam mengukur modal dan menghitung
pendapatan pada tahun 1930-an dengan menggunakan sistem cost-matching.

b. CURRENT COST ACCOUNTING


Di era 1960-an beberapa alternatif baru sistem penilaian bermunculan dan
dikembangkan berdasarkan historical cost sebagai fundamental sistem akuntansi
yakni:
a) Pengukuran penggunaan sumber daya dan penilaian modal berdasarkan
pada harga beli sekarang atau yang biasa disebut current buying price.
Terdapat 2 dasar pada sistem ini yakni: financial capital yang menjadi dasar
konsep dari sistem yang diterapkan oleh Edwards-Bell dan physical capital.
b) Pengukuran dengan menggunakan harga jual sekarang atau dikenal
dengan istilah current selling price.

c. EXIT PRICE ACCOUNTING

2. LO.2 HISTORICAL COST ACCOUNTING


a. Objective of Accounting
Salah satu fungsi informasi akuntansi yakni fungsi pelayanan (stewardship
function) dimana laporan ditujukan pada pihak eksternal seperti pemilik dan
pemegang saham untuk dapat menilai kinerja perusahaan. Dengan begitu, menjadi
jelas dasar mengapa informasi akuntansi dalam beberapa dekade terakhir dianggap
menjadi tujuan terpenting dari fungsi pelaporan.

Nilai historis bertujuan untuk menekankan 'kontrak' konservatif mengenai


hubungan antara perusahaan dan pihak penyedia sumber daya, maka berdasarkan
hal tersebut pihak manajemen bertanggung jawab untuk memasukan aset operasi
dan output pada nilai bersih dari ekuitas operasi. Dengan demikian kunci dari
mekanisme komunikasi adalah laporan laba rugi atau income statement.

Kritik pun bermunculan dari banyak pendukung fair value cost mengenai
pendapat yang mengatakan bahwa laporan penghasilan berdasarkan konsep
historical cost mengindahkan pengakuan perubahan nilai aktiva dan kewajiban.
Sehingga konsep itu dianggap tidak relevan dan menghasilkan kebijakan dividen
yang salah karena tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya terjadi.

b. CAPITAL AND PROFIT


Hal yang pada mulanya harus diperhatikan entitas akuntansi dalam menentukan
biaya historis adalah dengan mempertahankan jumlah modal yang sama yakni
dengan mengurangkan aktiva dengan kewajiban di awal periode dimana penilaian
atas semua aktiva dan kewajiban dilakukan berdasarkan biaya pembelian historis
mereka. Dapat kita ambil benang merahnya yakni pendapatan merupakan kenaikan
atas modal historical cost pada akhir periode akuntansi.
Pendapatan dapat menjadi suatu indikator atau tolak ukur dalam menilai kinerja
dan prestasi perusahaan dalam jangka waktu tertentu sedangkan biaya dapat
dikatakan sebagai upaya yang telah dikeluarkan dalam hal kecocokan dengan
historical cost dan efektifitas perusahaan berkorelasi dengan profit yang diterima.
Dengan demikian, laporan keuangan menjadi sebuah elemen penting bagi
perusahaan karena secara jelas mengungkapkan hasil dari kegiatan operasional
bisnis perusahaan. Sebagai tambahan informasi, FASB dahulu menggunakan kata
“revenue-expense view” dalam menjelaskan teori definisi dan perhitungan langsung
atas pendapatan dan beban. Mengenai hal ini ada dua konsep fundamental yakni :
matching of costs dan conservatism”
c. MATCHING OF COSTS THEORY
Hal yang dapat dilakukan akuntan dalam rangka menentukan historical cost
adalah dengan menentukan aliran biaya. Ini adalah cara lain untuk mengatakan
bahwa akuntan menelusuri rekening transaksi bisnis. Menjadi bagian dari tugas
seorang akuntan untuk tetap menelusuri pergerakan biaya dan melampirkannya pada
pendapatan yang diterima saat mengalir melalui bisnis seiring dengan adanya
pembelian yang dilakukan perusahaan.
Dalam hal ini, seorang akuntan juga harus dapat menentukan biaya yang telah
'berakhir' dan menyocokkan dengan pendapatan dalam laporan laba rugi, serta biaya
tetap 'belum berakhir' dan harus ditempatkan pada neraca sebagai sisa (asset yang
tidak cocok). Teori pencocokan biaya terdapat pada laporan laba rugi.
Berdasarkan perspektif historical cost maka dapat dilihat dari pendapatan di masa
lampau lalu diadakan perbandingan dengan profit sehingga pada akhirnya kita dapat
menentukan laba rugi.Dengan demikian, Matching cost berkorelasi dengan historical
cost. Dalam hal ini untuk melihat historic dari akuntansi keuangan dari masa lampau
sehingga dapat melihat apa yang sedang terjadi pada masa kini. Hubungan dengan
historical cost ditujukan untuk mengetahui bahwa assets tersebut dapat
didepresiasikan.
d. CONSERVATISM
Selanjutnya adalah penerapan prosedur pencocokan konservatif. Dalam hal
ini, beban harus dialokasikan sesegera mungkin, berbeda dengan pendapatan yang
tidak harus diakui sampai ada kemungkinan besar bahwa pendapatan akan diterima.
Berdasarkan hal diatas, terlihat ada indikasi bias terhadap pengakuan beban dan
pengakuan pendapatan. Selain itu berdasarkan conservatism, jika terjadi kenaikan
nilai dari asset maka tidak diakui. Sedangkan, jika ada penurunan terhadap nilai
asset, sepeti harga pasar yang lebih murah, maka harus diakui. Dapat disimpulkan
bahwa penghitungan profit berdasarkan prosedur diatas adalah cara yang
konservatif.
e. ARGUMENTS AND CRITICS
1) ARGUMENTS FOR HISTORICAL COST

Seperti yang telah kita ketahui bahwa prinsip akuntansi dengan menggunakan
sistem historical cost telah dikritik oleh banyak kritikus yang tidak sepaham dengan
konsep yang diterapkan, terutama atas dasar bahwa konsep dari historical cost yang
tidak merevaluasi nilai dari komponen asset dan liabilities yang diseseuaikan dengan
nilai sekarang. Di sisi lainnya, pihak yang setuju dan menganut konsep ini memiliki
counter argument mengenai alasan mereka menggunakan konsep historical cost,
yakni sebagai berikut:

a) Biaya historis relevan dalam hal pengambilan keputusan ekonomi.


b) Biaya historis didasarkan pada keadaan aktual transaksi, bukan hanya
transaksi yang mungkin terjadi sehingga bersifat lebih pasti.
c) Laporan keuangan yang berdasarkan historical cost telah banyak ditemukan
dan digunakan dalam beberapa dekade terakhir.
d) Konsep yang terbaik untuk memahami bahwa laba merupakan selisih harga
jual atas biaya historis.
e) Akuntan harus menjaga integritas data mereka terhadap modifikasi internal.
f) Bagaimana informasi itu berguna dimana laba berdasarkan biaya saat ini atau
harga keluar (exit price)?
g) Perubahan harga pasar dapat diungkapkan sebagai data pelengkap bukan
digunakan sebagai data utama dalam proses pengolahan data.
h) Ada bukti pendukung yang cukup untuk membenarkan akuntansi biaya
historis.
2) CRITICS FOR HISTORICAL COSTS ACCOUNTING
a) OBJECTIVE OF ACCOUNTING
Tujuan dari historical cost adalah untuk memberikan informasi yang
berguna dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi yang akan diambil.
Sehingga dalam konteks ini jelas bahwa historical cost memberikan informasi
tentang fungsi atas manajemen perusahaan. Dilihat dari sisi lain hal ini adalah
sebuah bentuk interpretasi tujuan yang relatif sempit walaupun merupakan
sebuah hal yang penting. Dalam historisnya, peran lain dari akuntansi juga
meliputi pemenuhan kebutuhan pengambilan kepuntusan pengguna. Maka,
kritik bermunculan berdasarkan fakta bahwa laba yang dilaporkan dengan
penggunaan konsep historical cost dianggap tidak relevan karena tidak
menunjukkan nilai sebenarnya.
b) INFORMATION FOR DECISION MAKING
Dalam hal pengambilan keputusan para kritikus menganggap bahwa
historical cost dianggap tidak cukup untuk mengevaluasi bisnis. Sebagai
contoh, saat asset diperoleh maka historical cost menunjukkan cost yang
terjadi pada saat itu tetapi setelah itu hal tersebut sudah tidak lagi terjadi
karena sudah lewat masanya. Dalam konsep historical cost, capital adalah
investasi moneter yang bersifar original pada sebuah perusahaan tetap pada
dasarnya capital itu sendiri bisa didefinisikan banyak cara yang dapat
membantu pengambilan keputusan seperti purchasing power, kapabilitas
operasi dari perusahaan, dan lainnya.
Pelaporan atas profit berdasarkan konsep ini dirasakan oleh para
kritikus tidak memiliki interpretasi yang bersifat prospektif terapi lebih
retrospektif. Selain itu, dengan menggunakan historical cost, kita akan
overstates yang kita dapatkan karena kita tidak memperhatikan faktor-faktor
lainnya seperti inflasi. Hal ini menyebabkan akan ada overstatement atas profit
yang pada akhirnya membuat pengambilan keputusan menjadi tidak benar
dan relevan.
c) BASIS OF HISTORICAL COST
Asumsi going concern dianggap menjadi salah satu pembenaran
penggunaan historical cost. Dengan beranggapan bahwa kehidupan
perusahaan tidak terbatas, sehingga harapan normal mengenai item non
moneter akan terpenuhi. Dalam hal ini, inventory dapat diharapkan akan dijual,
dan aktiva tidak lancar akan sepenuhnya digunakan dalam bisnis. Oleh karena
itu, biaya historis aktiva, atau yang sebagian dialokasikan itu, adalah jumlah
yang sesuai agar sesuai dengan pendapatan.
d) MATCHING
Selanjutnya, kita akan menemukan bahwa asumsi kelangsungan tidak
menggaris bawahi penggunaan pada biaya historis berdasarkan pemeriksaan
seksama pada teori konvensional
Agaknya, pada pelaporan adalah konsep biaya historis. Berdasarkan
konsep pencocokan (matching), ketika pendapatan diperoleh, beban yang
terjadi atau dikeluarkan atas pendapatan tersebut akan dicocokkan (offset)
terhadap pendapatan untuk menghitung laba. Dalam hal ini TR-TC.
e) NOTIONS OF INVESTOR NEEDS

Munculnya berbagai kritik tentang historical cost menjadi sebuah hal yang
tak asing lagi di telinga kita. Berikut ini adalah pendapat bahwa dalam
menentukan laba berdasarkan historical cost dapat menyebabkan distorsi atau
penyembunyian disclosures.

Whitman dan Shubik dalam hal ini menyatakan pendapatnya bahwa


masalah ini muncul karena tujuan dari akuntansi biaya konvensional historis
salah untuk dipahami, bahwa :

a. Akuntan memiliki pandangan naif, pandangan sederhana investor dan


kebutuhan mereka.
b. Akuntan menerima pandangan kebiasaan lama, fundamentalis kuno
tentang bagaimana perusahaan dan sahamnya harus dianalisis.
Ada perbedaan antara analisis pangsa pasar dan analisis perusahaan. Hal
ini utamanya terdiri dari mencoba memahami cara berfikir investor. Pengikut
perspektif ini tidak benar-benar memerhatikan tentang fakta-fakta perusahaan,
tapi tentang psikologi pasar. Mereka tertarik pada apa yang disebut Keynes
'pendapat rata-rata berpendapat rata-rata'.

3. LO.3 CURRENT COST ACCOUNTING (CCA)


a. OBJECTIVE OF CURRENT COST ACCOUNTING
Current cost system adalah system akuntansi dimana asset-aset perusahaan
dinilai kembali dengan harga beli untuk asset yang sama di saat ini dan profit pun
ditentukan dengan berbasis harga yang berlaku di pasar saat ini. Masalah
fundamental ini merupakan bagaimana pengalokasian sumber daya perusahaan
untuk mencapai profit yang maksimal, yang diantaranya adalah:
o Expansion problem – banyaknya asset yang dimiliki oleh perusahaan
o Compositition problem – bentuk dari asset tersebut (berbentuk fisik atau tidak)
Financing problem – pembiayaan atas asset-aset tersebut

Selain itu, pengguna informasi akuntansi untuk membuat keputusan tidak hanya
manager tetapi juga oleh para pemegang saham ataupun pemilik modal. Oleh karena
itu, terdapat dua tujuan dalam informasi akuntansi yaitu: 1) evaluasi oleh manager
terhadap kejadian dimasa lalu yang dapat membantu mereka dalam membuat
keputusan dimasa depan, dan 2) evaluasi atas manager untuk menilai performance
perusahaan yang akan digunakan oleh pemegang saham dan pihak external lainnya.

b. CONCEPT OF BUSINESS PROFIT AND FINANCIAL CAPITAL


Ada dua jenis keputusan yang mempengaruhi profit, yaitu keputusan untuk tetap
memiliki asset maupun kewajiban atau melepaskannya (holding decision) dan
keputusan operasional dimana terkait dengan menggunakan dan membiayai
operasional perusahaan (operating decision). Edward dan Bell memiliki konsep profit
yang dinamai ‘business profit’ yang terdiri dari profit operasional saat ini (current
operating profit) dan penghematan biaya yang diperoleh perusahaan yang bisa
terealisasi (realizable cost savings).
Current operating profit merupakan residual dari harga jual output saat ini dikurang
dengan nilai harga beli input saat ini. Sementara, penghematan biaya yang diperoleh
perusahaan merupakan naiknya biaya saat ini atas asset yang dimiliki oleh
perusahaan. Business profit dihitung dengan real basis dimana elemen fiktif yang
dapat merubah level harga pada umumnya, contohnya inflasi, telah dihilangkan.
Sehingga business profit mencerminkan kombinasi atas operasional perusahaan dan
perubahan nilai asetnya.
c. HOLDING GAINS AND LOSSES
Dalam historical cost system, kenaikan biaya (gain) yang diperoleh perusahaan
hanya bisa didapatkan saat perusahaan menjual asetnya dengan harga yang lebih
tinggi dari harga beli asset tersebut. Hal ini menyulitkan untuk mengetahui apakah
dengan keputusan manajemen untuk tetap memiliki asset tersebut telah berhasil
kecuali saat asset tersebut dibeli dan dijual dalam periode yang sama.
Selain itu, system ini juga memiliki kelemahan dalam membandingkan efisiensi
antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Hal ini disebabkan karena nilai
beban depresiasi yang berbeda apabila menggunakan current cost system. Dengan
menyajikan informasi yang kurang tepat, maka penilaian efisiensi perusahaan juga
tidak bisa diandalkan. Padahal seharusnya efisiensi operasional perusahaan dinilai
dari nilai output yang dihasilkan dibandingkan dengan nilai input (asset) yang
digunakan. Apabila menggunakan current cost yang menggunakan nilai saat ini,
yang harusnya nilai asset lebih rendah karena ada faktor depresiasi asset tersebut,
maka tingkat efisiensi perusahaan yang menggunakan current cost system lebih
mencerminkan nilai sebenarnya.
Dengan mengetahui secara spesifik komponen manakah yang mendominasi
jumlah profit perusahaan karena adanya pemisahan antara holding gains/losses
dan hasil operasional perusahaan, manager pun dapat membuat keputusan untuk
masa depan lebih baik.
d. WHY HOLDING GAINS IS PART OF PROFIT?
Suatu perusahaan yang diuntungkan dengan naiknya harga atas suatu asset
karena perusahaan telah melakukan penghematan pengeluaran kas untuk
membeli atau acquire asset tersebut di masa lalu. Apabila menggunakan konsep
opportunity cost, maka penghematan yang telah didapat perusahaan merupakan
opportunity gain. Karena, apabila perusahaan membeli asset tersebut saat ini
maka perusahaan harus membayar lebih mahal. Sedangkan, perusahaan telah
membeli asset tersebut dimasa lalu dimana harganya lebih rendah dari harga beli
asset yang sama saat ini.
4. LO.4 FINANCIAL CAPITAL vs PHYSICAL CAPITAL
Perbedaanya tidak terletak pada bagaimana kedua paradigma ini menilai,
namun bagaimana kedua teori ini mendefinisikan capital dan bagaimana profit
dihitung. Perbedaan paling mendasar adalah “apakah holding gain (loss) dihitung
dalam profit.”
Physical capital maintenance didasarkan pada teori alokasi sumber daya
optimal (optimum resource allocation) dan pencapaian rate of return dari input.

5. LO. 5 EXIT PRICE ACCOUNTING


1. INCOME AND CAPITAL
Exit Price Accounting adalah suatu sistem akuntansi yang menggunakan harga
jual pasar untuk mengukur posisi keuangan dan kinerja keuangan dari suatu
perusahaan. Terdapat dua perbedaan dari historical cost accounting, yaitu:
 Nilai dari aset non-moneter disesuaikan untuk mengukur perubahan harga jual
pasar aset tersebut dan disertakan ke Income sebagai Unrealised Gains.
 Perubahan pada purchasing power of money akan dijadikan salah satu
pertimbangan untuk mengukur financial capital dan hasil operasi perusahaan.

6. LO.6 VALUE IN USE VS VALUE IN EXCHANGE


Setiap barang memiliki value in use dan value in exchange. Perbedaan
mengenai value in use dan value in exchange pertama kali dikemukakan oleh Adam
Smith. Adam Smith mengatakan bahwa harga dan utilitas tidak dapat dihubungkan,
karena harga berhubungan dengan faktor produksi sedangkan utilitas merupakan
perspektif pengguna barang tersebut. Adam Smith mengatakan bahwa value in
exchange suatu barang dapat jauh lebih tinggi dari value in use -nya. Solomons
mempertahankan pendapatnya bahwa nilai kegunaan bagi pemilik barang merupakan
pendekatan yang paling relevan, karena aset yang disimpan (tidak dijual) oleh
pemiliknya pasti memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan nilai jualnya (exit
price). Hal ini berpengaruh besar untuk barang-barang yang jarang diperdagangkan
(non-marketable), karena untuk barang seperti ini bisa saja nilai jual barang tersebut
sangat murah karena tidak ada yang membutuhkan barang tersebut selain pemiliknya,
padahal bagi pemiliknya barang tersebut sangat bermanfaat dan memiliki nilai utilitas
tinggi.
7. LO.7 A GLOBAL PERSPECTIVE AND INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING
STANDARDS
Sistem pengukuran, khususnya current cost, dalam akuntansi selalu
berkembang. Di beberapa negara seperti United Kingdom, United States dan
Australia, perkembangan sistem pengukuran tercermin dari perubahan standar-
standar akuntansinya.
Secara umum, standar internasional sudah banyak yang meninggalkan
metode pengukuran historis (historical cost). Beberapa aturan dalam standar tersebut
adalah:

o IAS 39 Financial Instrument: Measurement and Recognition


o IAS 36 Impairment of Assets
o IAS 19 Employee Benefits

IASB menyadari bahwa isu sistem pengukuran sangat tidak diperhatikan dalam
Framework sehingga tahun 2005 bersama dengan US FASB memberikan statement
yang menyatakan bahwa hal pengukuran itu underdeveloped di antara Framework
lainnya. Jenis pengukurannya konsisten yaitu historical cost, current cost, NRV, dan
present value. Kedua framework baik US maupun internasional menyarankaan
penggunaannya harus dilaksanakan namun tidak ada yang menyediakan petunjuk
mana pengukuran yang lebih baik dan bagaimana cara memilihnya. Memang
penggunaan internasional pun tidak konsisten atau terpaku kepada satu jenis
pengukuran saja tetapi semua jenis pengukuran.

 Jawaban Problem 6.3


Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan memperrtimbangkan neraca Circle Ltd
berdasarkan exit price di awal tahun:

Adany pembelian Bangunan seharga $ 90.000, sedangkan saham dan surat utang
dikeluarkan ketika general price index sebesar 90 pada 1 Januari Tahun 9. Persediaan awal
memiliki historical cost sebesar $ 5 masing-masing. Dasar FIFO digunakan. General price
index sebesar 100 pada awal tahun. Peristiwa berikut ini disebutkan dalam urutan kronologis
untuk Tahun 10.
1. Dibeli dengan akun 5000 unit inventaris seharga $ 6 masing-masing. Exit price sebesar $
15 masing-masing. General price index sebesar 105.
2. Dijual di akun 5000 unit seharga $ 15 masing-masing. General price index sebesar 105.
3. Pada akhir tahun, nilai bangunan saat ini sebesar $ 200.000 dan nilai tanahnya sebesar $
20 000. Harga penjualan inventaris dinaikkan menjadi $ 19 masing-masing. Harga pasar
dari investasi saham sebesar $ 25 000. Harga pasar dari surat utang sebesar $ 45.032 pada
31 Desember. Tingkat bunga saat ini sebesar 12%. Rata-rata bunga pasar sebesar 11%
untuk tahun ini. Sisa masa hutang sebesar 8 tahun pada 31 Desember.
4. Pada tanggal 31 Desember, setengah tanah dijual seharga $ 10.000.
5. Pada tanggal 31 Desember, biaya operasi sebesar $ 15.000 dibayarkan. Bunga $ 5000,
yang tidak termasuk dalam $ 15.000, juga dibayar.
6. Indeks harga umum pada akhir tahun sebesar 120. Rata-rata untuk tahun ini sebesar 108.

Wajib:
Siapkan entri jurnal untuk mencatat kejadian di atas, serta pernyataan kinerja keuangan
untuk Tahun 10 dan laporan posisi keuangan pada 31 Desember Tahun 10, di bawah
metode exit price.

1. Inventory (5000  $6) $30 000


Accounts Payable $30 000
2. (a) Accounts Receivable 75 000
Sales Revenue 75 000
(b) Price Change Adjustment 10 000
Inventory (1000  $10) 10 000
(c) Cost of sales
(1000  $5) + (4000  $6) 29 000
Inventory 29 000

3. Inventory (1000  ($19 – $6)) 13 000


Building ($200 000 – $90 000) 110 000
Land ($20 000 – $10 000) 10 000
Investment in Y Stock 5 000
Discount on Bonds Payable 4 968
Price Change Adjustment 142 968
4. Cash 10 000
Land 10 000
5. Operating Expenses 15 000
Interest Expense 5 000
Cash 20 000
6. Purchasing Power Adjustment 17 000
Capital Maintenance 16 667
Retained Earnings 333
January 1 December 31 Adjustment
Year 10 Year 10

Capital Stock $75 000  120/100 = $ 90 000 $15 000


Capital Maintenance Adjustment 8 333  120/100 = 10 000 1 667
Retained Earnings 1 667  120/100 = 2 000 333
Stockholders’ Equity $85 000 $102 000 $17 000
Circle Ltd
Statement of Financial Position
as at 31 December Year 10

Cash $ 10 000 Accounts Payable $ 50 000


Accounts Receivable 75 000 Bonds Payable 50 000
Inventory 19 000 Less: Discount 4 968
45 032
Investment in Y 25 000 Ordinary Capital 75 000
Building 200 000 Capital Maintenance Adjustment 25 000
Land 10 000 Retained Earnings 143 968
TOTAL $339 000 $339 000

Format di atas direkomendasikan oleh Chambers. Kritik bahwa pernyataan pendapatan exit
price tidak berkonsentrasi pada operasi, ia telah mencoba untuk menunjukkan laba kotor
berdasarkan historical cost terlebih dahulu, sebelum menyesuaikan dengan basis exit price.
Ini adalah alasan untuk entri jurnal 2 (b). Tidak ada akrual dan penangguhan biaya.

Anda mungkin juga menyukai