Kritik pun bermunculan dari banyak pendukung fair value cost mengenai
pendapat yang mengatakan bahwa laporan penghasilan berdasarkan konsep
historical cost mengindahkan pengakuan perubahan nilai aktiva dan kewajiban.
Sehingga konsep itu dianggap tidak relevan dan menghasilkan kebijakan dividen
yang salah karena tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya terjadi.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa prinsip akuntansi dengan menggunakan
sistem historical cost telah dikritik oleh banyak kritikus yang tidak sepaham dengan
konsep yang diterapkan, terutama atas dasar bahwa konsep dari historical cost yang
tidak merevaluasi nilai dari komponen asset dan liabilities yang diseseuaikan dengan
nilai sekarang. Di sisi lainnya, pihak yang setuju dan menganut konsep ini memiliki
counter argument mengenai alasan mereka menggunakan konsep historical cost,
yakni sebagai berikut:
Munculnya berbagai kritik tentang historical cost menjadi sebuah hal yang
tak asing lagi di telinga kita. Berikut ini adalah pendapat bahwa dalam
menentukan laba berdasarkan historical cost dapat menyebabkan distorsi atau
penyembunyian disclosures.
Selain itu, pengguna informasi akuntansi untuk membuat keputusan tidak hanya
manager tetapi juga oleh para pemegang saham ataupun pemilik modal. Oleh karena
itu, terdapat dua tujuan dalam informasi akuntansi yaitu: 1) evaluasi oleh manager
terhadap kejadian dimasa lalu yang dapat membantu mereka dalam membuat
keputusan dimasa depan, dan 2) evaluasi atas manager untuk menilai performance
perusahaan yang akan digunakan oleh pemegang saham dan pihak external lainnya.
IASB menyadari bahwa isu sistem pengukuran sangat tidak diperhatikan dalam
Framework sehingga tahun 2005 bersama dengan US FASB memberikan statement
yang menyatakan bahwa hal pengukuran itu underdeveloped di antara Framework
lainnya. Jenis pengukurannya konsisten yaitu historical cost, current cost, NRV, dan
present value. Kedua framework baik US maupun internasional menyarankaan
penggunaannya harus dilaksanakan namun tidak ada yang menyediakan petunjuk
mana pengukuran yang lebih baik dan bagaimana cara memilihnya. Memang
penggunaan internasional pun tidak konsisten atau terpaku kepada satu jenis
pengukuran saja tetapi semua jenis pengukuran.
Adany pembelian Bangunan seharga $ 90.000, sedangkan saham dan surat utang
dikeluarkan ketika general price index sebesar 90 pada 1 Januari Tahun 9. Persediaan awal
memiliki historical cost sebesar $ 5 masing-masing. Dasar FIFO digunakan. General price
index sebesar 100 pada awal tahun. Peristiwa berikut ini disebutkan dalam urutan kronologis
untuk Tahun 10.
1. Dibeli dengan akun 5000 unit inventaris seharga $ 6 masing-masing. Exit price sebesar $
15 masing-masing. General price index sebesar 105.
2. Dijual di akun 5000 unit seharga $ 15 masing-masing. General price index sebesar 105.
3. Pada akhir tahun, nilai bangunan saat ini sebesar $ 200.000 dan nilai tanahnya sebesar $
20 000. Harga penjualan inventaris dinaikkan menjadi $ 19 masing-masing. Harga pasar
dari investasi saham sebesar $ 25 000. Harga pasar dari surat utang sebesar $ 45.032 pada
31 Desember. Tingkat bunga saat ini sebesar 12%. Rata-rata bunga pasar sebesar 11%
untuk tahun ini. Sisa masa hutang sebesar 8 tahun pada 31 Desember.
4. Pada tanggal 31 Desember, setengah tanah dijual seharga $ 10.000.
5. Pada tanggal 31 Desember, biaya operasi sebesar $ 15.000 dibayarkan. Bunga $ 5000,
yang tidak termasuk dalam $ 15.000, juga dibayar.
6. Indeks harga umum pada akhir tahun sebesar 120. Rata-rata untuk tahun ini sebesar 108.
Wajib:
Siapkan entri jurnal untuk mencatat kejadian di atas, serta pernyataan kinerja keuangan
untuk Tahun 10 dan laporan posisi keuangan pada 31 Desember Tahun 10, di bawah
metode exit price.
Format di atas direkomendasikan oleh Chambers. Kritik bahwa pernyataan pendapatan exit
price tidak berkonsentrasi pada operasi, ia telah mencoba untuk menunjukkan laba kotor
berdasarkan historical cost terlebih dahulu, sebelum menyesuaikan dengan basis exit price.
Ini adalah alasan untuk entri jurnal 2 (b). Tidak ada akrual dan penangguhan biaya.