1. Materi diambil dari presentasi di kelas pada perkuliahan Ibu Dyah Purwanti. Disamping itu, juga
disarikan beberapa catatan Ibunya.
2. Credit to Kelompok yang telah men-submit materi:
a. Kelompok I : Teza, Ridwan, Wahyu
b. Kelompok II : Agnan, Lambang, Adi Cahyo
c. Kolompok III : Yani, Gita, Jojo
d. Kelompok IV : Rizmy, Reza, Saleh
e. Kelompok V : Amrizky, Rio, Yonan
f. Kelompok VI : Tito, Kholis, Iwan
3. Selamat belajar biar greget, semoga sukses J
***
DIVISI PENDIDIKAN
9B DIV AKUNTANSI ALIH PROGRAM
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Dua jenis bukti yang lain adalah bukti natural dan bukti ciptaan. Bukti adalah sesuatu yang
PERTEMUAN II memberi dasar rasional dalam pertimbangan (judgement) untuk menetapkan suatu
PENALARAN: (REASONING) kebenaran. Dalam bidang teori akuntansi akan lebih banyak digunakan argumen rasional.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Argumen sebagai salah satu jenis bukti memiliki arti penting untuk membentuk, memelihara,
serta mengubah keyakinan terhadap pernyataan yang benar.
1. Pengertian 3. Asersi
Penalaran (reasoning) adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk Asersi adalah suatu pernyataan (biasanya positif) yang menegaskan bahwa sesuatu
dan mengevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu pernyataan atau asersi. adalah benar. Beberapa asersi mengandung pengkuantifikasian yaitu semua (all), beberapa Asersi:
Penalaran:
Pernyataan dapat berupa teori tentang alam, orang, ekonomi, politik atau sosial. Penalaran berpikir logis (some) dan tidak ada (no). Asersi yang memuat pengkuantifikasi semua dan tidak ada Pernyataan utk
dan sistematis menegaskan
melibatkan pembentukan dan evaluasi argumen, penyusunan inferensi, pengambilan adalah asersi universal sedangkan yang memuat pengkuantifikasi beberapa merupakan sesuatu adlh
benar
konklusi/simpulan serta memiliki peran penting dalam pengembangan, penciptaan, asersi spesifik.
pengevaluasian dan pengujian suatu teori atau hipotesis. Struktur Asersi
Teori merupakan sarana untuk menyatakan keyakinan sedangkan penalaran Secara umum asersi disajikan sebagai berikut:
merupakan proses untuk mendukung keyakinan tersebut. Penalaran membutuhkan proses Semua A adalah B
deduksi maupun induksi, analisis maupun sintesis, serta kegentingan maupun kreatifitas. Tidak ada A adalah B
Beberapa A adalah B
2. Unsur dan Struktur Penalaran
Cara di atas merupakan penyajian asersi berdasarkan bentuk atau struktur. Dengan cara di
Proses penalaran dibagi atas tiga konsep penting yaitu asersi (assertion), keyakinan
atas orang akan lebih memperhatikan validitas asersi daripada isi asersi karena simbol A
(belief), dan argumen (argument). Secara garis besar, proses penalaran disajikan pada 3 Proses
Penalaran
atau B dapat diganti dengan apapun sesuai dengan topik yang dibahas. Struktur asersi
gambar berikut ini.
dapat pula disajikan dalam bentuk diagram untuk memperoleh kejelasan hubungan antara
Masukan Proses Keluaran
himpunan yang satu dengan yang lain. Misalnya asersi menyatakan bahwa Semua
Asersi sebagai Keyakinan bahwa mahasiswa kelas 9B Akuntansi Alih Program adalah PNS Kementerian Keuangan. Diagram
Argumen
elemen argumen asersi konklusi asersi tersebut ditunjukkan sebagai berikut. Struktur Asersi:
benar Himpunan semua Himpunan semua PNS Asersi: Semua mahasiswa - Semua
- Beberapa
mahasiswa kelas 8B Kementerian Keuangan kelas 9B Akuntansi Alih - Tidak ada
Interpretasi Asersi
Dalam mengartikan asersi perlu diperhatikan maksud dari asersi yang bersangkutan.
Perhatikan contoh asersi berikut. Jenis Asersi
1) Semua A adalah B Bila dikaitkan dengan fakta pendukung, asersi dapat diklasifikasikan menjadi:
2) Semua B adalah A Asumsi (assumption) yaitu asersi yang diyakini benar meskipun orang tidak dapat Jenisr Asersi:
3) Tidak ada satu pun A adalah B mengajukan atau menunjukkan bukti tentang kebenarannya secara meyakinkan atau - Asumsi
- Hipotesis
4) Tidak ada satu pun B adalah A asersi yang orang bersedia menerima sebagai benar untuk keperluan diskusi. - Statement of
Fact
5) Beberapa A adalah B Hipotesis (hypothesis) yaitu asersi yang kebenarannya belum atau tidak diketahui
6) Tidak semua A adalah B tetapi diyakini bahwa asersi tersebut dapat diuji kebenarannya.
Asersi 1) jelas berbeda arti dan bentuknya dengan asersi 3). Demikian pula asersi 1) Pernyataan fakta (statement of fact) yaitu asersi yang bukti tentang kebenarannya
jelas berbeda dengan asersi 2). Kesalahan interpretasi asersi 1) sama dengan asersi 2) diyakini sangat kuat atau bahkan tidak dapat dibantah.
disebut dengan kesalahan konversi premis (premis conversion error).
Fungsi Asersi
Asersi 3) mempunyai makna yang sama dengan asersi 4) karena kalau salah satu Asersi adalah bahan olah argumen. Dalam argumen, asersi dapat berfungsi sebagai premis
benar, tidak mungkin asersi yang lain salah. Dalam hal ini asersi yang satu merupakan atau konklusi. Premis adalah asersi yang digunakan untuk mendukung konlusi. Konklusi
implikasi asersi yang lain. Dengan kata lain, apabila asersi 3) benar maka asersi 4) juga adalah asersi yang diturunkan dari serangkaian asersi/premis.
benar.
4. Keyakinan 5. Argumen
Keyakinan adalah tingkat kebersediaan (willingness) untuk menerima bahwa suatu
Definisi argumen yang diajukan Nickerson (1986), yaitu:
pernyataan atau teori mengenai suatu fenomena atau gejala adalah benar. Orang dikatakan
Argumen ->
An argumen is an effort to convince someone to believe or to do something. An argumen is usaha utk
yakin terhadap suatu asersi bila dia menunjukkan perbuatan, sikap, dan pandangan seolah-
meyakinkan
a set of assertion, one of which is a conclusion or key assertion, and the rest of which are
olah asersi tersebut benar karena dia percaya bahwa asersi tersebut benar. orang lain
intended to support that conclusion or key assertion
Properitas/Sifat Keyakinan
Dalam arti positif, argumen dapat disamakan dengan penalaran logis untuk
a) Ada benarnya (plausible) menjelaskan atau mengajukan bukti rasional tentang suatu asersi.
Karakteristik
Untuk dapat menimbulkan keyakinan, suatu asersi harus dapat menunjukkan bahwa Keyakinan: Argumen terdiri atas serangkaian asersi. Asersi dapat berfungsi sebagai premis atau
Argumen terdiri
terdapat kebenaran di dalamnya. Keadabenaran (plausible) bergantung pada underlying konklusi (atau asersi kunci) yang merupakan komponen argumen. Berikut ini adalah dari
serangkaian
knowledge dan sumber asersi (the source). beberapa contoh argumen: asersi
b) Bukan pendapat Merokok adalah penyebab kanker karena kebanyakan penderita kanker adalah
Keyakinan harus dapat ditunjukkan dan dibuktikan secara objektif dan bukan pendapat perokok.
subjektif dari seseorang. Jika suatu binatang menyusui, maka binatang tersebut mempunyai paru-paru karena
c) Bertingkat semua binatang menyusui mempunyai paru-paru
Keyakinan yang didapat dari suatu asersi tidak bersifat mutlak tetapi bertingkat mulai Sebagai suatu argumen, asersi yang satu harus mendukung asersi yang lain yang menjadi
dari sangat meragukan sampai sangat meyakinkan. konklusi. Kata-kata dengan huruf miring di atas merupakan kata indikator argumen yang
d) Berbias dapat digunakan untuk menunjuk mana premis dan mana konklusi. Berikut ini beberapa kata
Keyakinan dipengaruhi oleh preferensi, keinginan, dan kepentingan pribadi yang karena yang biasanya menjadi indikator suatu argumen:
suatu hal perlu dipertahankan sehingga dapat menimbulkan bias sesuai dengan
kepentingan tersebut.
e) Bermuatan Nilai (value)
Orang melekatkan nilai pada suatu keyakinan. Nilai adalah tingkat penting tidaknya
suatu keyakinan perlu dipegang atau dipertahankan seseorang.
f) Berkekuatan
Kekuatan keyakinan adalah tingkat kepercayaan yang dilekatkan seseorang pada
kebenaran suatu asersi. Seringkali argumen tidak menunjukkan secara eksplisit kata-kata indikator sehingga
g) Veridikal (veridicallity) tidak dapat segera diidentifikasi mana premis dan mana konklusi. Akibatnya, sulit untuk
Veridikalitas adalah tingkat kesesuaian keyakinan dengan realitas. Realitas yang menentukan mana asersi yang mendukung dan mana asersi yang didukung sehingga dapat
dimaksud adalah apa yang sungguh-sungguh benar tentang asersi yang diyakini. timbul berbagai interpretasi dalam argumen. Bila hal ini terjadi, dapat digunakan principle of
h) Berketempaan (malleability) charitable interpretation (prinsip interpretasi terdukung), yang menyatakan bahwa bila
Berketempaan atau kelentukan keyakinan berkaitan dengan mudah tidaknya keyakinan terdapat lebih dari satu interpretasi terhadap suatu argumen, argumen harus diinterpretasi
tersebut diubah dengan adanya informasi yang relevan. sehingga premis-premis yang terbentuk memberi dukungan yang paling kuat terhadap
konklusi yang dihasilkan.
Jenis Argumen
a. Argumen Deduktif b. Argumen Induktif
Argumen atau penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu 2 Jenis Merupakan proses penalaran berawal dari suatu pernyataan khusus dan berakhir
Argumen:
pernyataan umum yang disepakati (premis) ke pernyataan khusus sebagai simpulan dengan pernyataan umum yang merupakan generalisasi dari keadaan khusus tersebut.
1. Deduktif Induktif
(konsklusi). Argumen deduktif disebut juga argumen logis karena kalau premis-premisnya 2. Induktif Karena konklusi didasarkan pada pengamatan atau pengalaman yang nyatanya terjadi, (generalisasi)
benar konklusinya harus benar (valid).Pada umumnya penalaran deduktif adalah silogisme. penalaran induktif disebut pula generalisasi empiris (empirical generalization). Dalam Pernyataan
khusus ke
Silogisme terdiri dari 3 komponen yaitu premis major, premis minor dan konklusi. Contoh: penalaran induktif, kebenaran premis tidak selalu menjamin sepenuhnya kebenaran umum
Premis Major : Semua laki-laki di kelas 9B berambut pendek konklusi. Kebenaran konklusi hanya dijamin dengan tingkat keyakinan (probabilitas) tertentu.
Premis Minor : Teza laki-laki di kelas 9B Deduktif: Artinya, jika premis benar, konklusi tidak selalu benar (not necessarily true). Geralisasi
Konklusi : Teza berambut pendek Pernyatan menjadikan argumen induktif merupakan argumen ada benarnya (plausible argument)
umum ke
Dalam silogisme, konklusi akan benar bila kedua premis benar dan premis minor khusus
bukan argumen pasti benarnya atau logis (logical argument).
menegaskan anteseden (modus ponens) atau premis minor menyangkal konsekuen (modus Contoh:
tollens). Premis 1 : Satu apel dari dalam kulkas A manis rasanya
Penalaran deduktif berlangsung dalam tiga tahap yaitu: Premis 2 : Satu apel berikutnya manis rasanya,
1) Penentuan pernyataan umum (premis major) yang menjadi basis penalaran. Konklusi : Semua apel dalam kulkas A manis rasanya (bisa benar manis, bisa juga
2) Penerapan konsep umum ke dalam situasi khusus yang dihadapi (proses deduksi) tidak)
3) Penarikan simpulan secara logis yang berlak untuk situasi tersebut
Argumen deduktif disebut juga argumen logis (logical argument), bukan kebenaran empiris Penalaran induktif dalam akuntansi umumnya digunakan untuk menghasilkan
(realitas). pernyataan umum yang menjadi penjelasan (teori) terhadap gejala akuntansi tertentu.
Penalaran induktif tidak dapat dipisahkan dari Penalaran deduktif. Premis dalam penalaran
deduktif dapat merupakan hasil dari suatu penalaran induktif, demikian juga proposisi-
proposisi akuntansi yang diajukan dalam penelitian biasanya diturunkan dengan penalaran
deduktif.
Sebab-Akibat menyatakan konklusi sebagai akibat dari asersi tertentu, disebut juga (reasonable argument). Stratagem biasanya digunakan untuk membela argumen yang keliru
dengan argumen dengan penyebaban (argument by causation) atau generalisasi kausal atau lemah dan tidak dapat dipertahankan secara logis sehingga sering mengandung
(causal generalization). Argumen untuk mendukung bahwa perubahan faktor tertentu kebohongan (deceit) dan tipu muslihat (trick). Beberapa jenis stratagem antara lain:
disebabkan oleh faktor yang lain. Hubungan akibat-sebab merupakan suatu proses berfikir Persuasi Tak Langsung
dengan bertolak dari suat peristiwa yang dianggap sebagai akibat, kemudian bergerak Contoh: Dalam mengiklankan suatu produk, orang tidak disuguhi argumen mengenai
menuju sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat tadi. kualitas produk namun menunjukkan bahwa produk tersebut digunakan oleh selebriti
Contoh: Ridwan mendapat nilai bagus karena rajin belajar papan atas. Harapannya adalah menunjukkan gengsi dalam pemakaian produk tersebut
sehingga dapat memancing pembeli.
Untuk dapat menyatakan ada hubungan kausal perlu diadakan pengujian dahulu, Membidik Orangnya
dapat digunakan dengan kaidah Mill, yang terdiri dari kaidah kecocokan (method of Contoh: Dia tidak mungkin menjadi ketua RT karena dia bekas narapidana.
agreement), kaidah kecocokan negatif (negative canon of agreement), dan kaidah Menyampingkan masalah
perbedaan (method of difference). Contoh: Kita tidak perlu memperhatikan ketentuan formalnya karena yang penting kita
tahu substansi dari masalah akuntansi tersebut.
Misrepresentasi
Stratagem ini digunakan untuk menyanggah atau menjatuhkan posisi lawan dengan cara
memutarbalikkan fakta.
Contoh: seorang anggota DPR menyanggah pendapat anggota lain yang mendukung
pengurangan anggaran pertahanan dan menyatakan bahwa lawan debatnya tersebut
melakukan penghancuran kekuatan militer karena telah mengurangi anggaran
pertahanan. Ini merupaan misrepresentasi dengan mengekstrimkan posisi lawan.
Imbauan Cacah
Untuk mendukung suatu posisi dengan menunjukkan bahwa banyak orang melakukan
hal yang sama.
Contoh: sekelompok pengendara motor melakukan pelanggaran aturan lalu lintas
Jenis Kecohan Contoh: seorang petugas pajak yang ditanya masalah keadilan terkait ketentuan
Kecohan dibedakan antara kecohan lantaran taktik atau akal bulus (strategem) dan kecohan perpajakan yang berlaku menyatakan bahwa hal tersebut sudah menjadi aturan atau
lantaran salah logika (reasoning fallacy). Ciri yang membedakan keduanya adalah pada autoritas dari peraturan.
***
dan naturalistik.
Sebelum membahas pengembangan teori akuntansi berdasarkan pendekatan ini, perlu untuk
dipahami terlebih dahulu makna pragmatik, sintaktik, dan sintaktik dari segi ilmu komunikasi. Akuntansi ->
Bahasa Bisnis
Apa yang terkandung dalam simbol bahasa, itulah yang menjadi informasi bagi penerima
(pembaca). Tanda atau simbol bahasa (gambar-gambar dan kata-kata) dan tata bahasa
membentuk ungkapan bahasa yang menjadi media komunikasi. Tataran semiotika dalam teori
komunikasi adalah sebagai berikut:
ASET
=
KEWAJIBAN + EKUITAS
Investor dan Kreditur
Dunia Abstrak (abstract world) (pengguna informasi)
Perekayasa Akuntansi
Contoh penerapan:
Sumber: Suwardjono, 2014
Akuntansi keuangan dikembangkan/direkayasa atas dasar premis bahwa investor dan
kreditor adalah pihak yang dituju informasi. Efek informasi yang ingin dicapai adalah agar
Pemahaman teori akuntani dapat dicapai dengan mengidentifikasi teori akuntansi atas dasar
pihak yang dituju tersebut, mau menanamkan dana ke kegiatan ekonomik perusahaan.
tataran semiotika di atas. Dengan demikian, teori akuntansi dapat dibedakan atas dasar
Karena investor dan kreditor merupakan sasaran pemengaruhan, pesan (message) yang ingin
sasaran bahasan dan pemahaman menjadi teori akuntansi semantik, sintaktik, dan pragmatik.
disampaikan mengenai perusahaan adalah likuiditas, solvensi, dan profitabilitas. Pesan tersebut
merupakan masukan dalam pengambilan keputusan investor dan kreditor. Pesan tersebut 1. Teori Akuntansi Semantik
a. Orang dapat membayangkan kegiatan fisis perusahaan tanpa harus secara langsung Dengan kata lain, dari segi sintaktik, teori akuntansi berusaha untuk memberi penjelasan
menyaksikan kegiatan tersebut. dan penalaran tentang apa yang harus dilaporkan, siapa melaporkan, kapan dilaporkan,
dan bagaimana melaporkannya.
b. Teori ini berusaha untuk menjawab apakah elemen-elemen laporan keuangan benar-
benar merepresentasikan apa yang memang dimaksudkan, dan meyakinkan bahwa 3. Teori Akuntansi Pragmatik
makna yang dikandung dalam simbol pelaporan tidak disalahartikan oleh pemakai. Prgamatik:
Teori akuntansi pragmatik memusatkan perhatiannya pada penaruh informasi terhadap Dampak pesan
oleh penerima
c. Teori ini berusaha menemukan dan merumuskan makna-makna penting pelaporan perubahan perilaku pemakai laporan. Dengan kata lain, teori ini membahas reaksi pihak pesan
keuangan. yang dituju oleh informasi akuntansi. Apakah informasi sampai kepada pihak yang dituju
dan diinterpretasikan dengan tepat, merupakan masalah keefektifan informasi. Apakah
Oleh karenanya pendefinisian itu penting.
akhirnya pihak yang dituju informasi memakai informasi tersebut sebagai dasar
Contoh
pengambilan keputusan, merupakan masalah kebermanfaatan (usefulness informasi). Pada
Pendefinisian aset. Penguasaan (control), bukan kepemilikan (ownership) yang dijadikan gilirannya, kebermanfaatan informasi akan menetukan keefektivan pencapaian tujuan
kriteria, karena jika pemilikan menjadi kriteria aset, akan banyak objek yang tidak masuk pelaporan keuangan.
sebagai aset.
Teori pragramtik membahas berbagai hal dan masalah yang berkaitan dengan pengujian
Secara konseptual, informasi akuntansi dalam laporan terefleksi dalam tiga unsur, yakni kebermanfaatan informasi, baik dalam konteks pelaporan keuangan eksternal maupun
elemen (objek), jumlah rupiah sebagai pengukur (size), dan hubungan (relationship) antar manajerial. Perubahan perilaku yang diharapkan terjadi akibat informasi akuntansi
elemen. Ketiga elemen tersebut saling berhubungan yang membentuk informasi. tertentu merupakan bahan kajian teori ini. Teori pragmatik akan banyak berisi pengujian-
Jadi, teori akuntansi semantik berkepentingan dengan pelambangan dan penafsiran objek pengujian teori tentang hubungan antara variabel akuntansi dengan variabel perubahan
akuntansi untuk menghasilkan informasi semantik yang bermakna bagi pemakai laporan. atau perbedaan perilaku pemakai. Subjek atau pemakai yang diukur perilakunya dapat
Agar komunikasi akuntansi efektif, penyampaian informasi semantik (makna suatu berupa akuntan, pelaku pasar modal, manajer, dan auditor. Yang dapat menjadi indikator
objek) tidak dapat dipisahkan dengan informasi sintaktik (struktur akuntansi). perubahan perilaku antara lain perubahan harga saham, volume saham, kinerja manajer,
kinerja karyawan, kinerja perusahaan, dan perbedaan pemilihan metoda akuntansi.
2. Teori Akuntansi Sintaktik Pengujian semacam itu melibatkan pengamatan terhadap apa yang nyatanya terjadi (data
Teori yang berorientasi untuk membahas masalah-masalah tentang bagaimana kegiatan- Sintaktik: Pesan empirirs) dan memerlukan metoda pengujian tertentu (biasanya metoda ilmiah).
yg dikandung
2 Jenis
kegiatan perusahaan yang telah disimbolkan secara semantik dalam elemen-elemen dalam simbol
Teori Pragmatis dibedakan menjadi 2 (dua) menurut Godfrey, yakni Pendekatan Pragmatik:
keuangan dapat diwujudkan dalam bentuk statemen keuangan. Pragmatis Deskriptif dan Pendekatan Pragmatis Psikologis. Deskriptif dan
Psikologis
Simbol tersebut (misal aset, kewajiban, pendapatan) harus berkaitan secara logis sehingga a. Pragmatis Deskriptif
informasi semantik dapat dikandung dalam statemen keuangan. Cakupan teori akuntansi
Suatu pendekatan pembentukan teori yang mendasarkan pada teknik dan metode
sintaktik lebih luas dari sekadar menentukan hubungan struktural antarelemen statemen
pengamatan berulang terhadap praktik akuntan (pendekatan induktif). Teori dapat
keuangan, melainkan meliputi juga hubungan antara unsur-unsur yang membentuk
diuji dengan mengamati apakah tindakan akuntan sesuai dengan yang disarankan oleh
struktur pelaporan keuangan atau struktur akuntansi dalam suatu negara yaitu,
teori. Pendekatan ini disebut juga anthropological approach oleh Sterling.
manajemen, entitas pelapor (pelaporan), pemakai informasi , sistem akuntansi, dan
pedoman penyusunan.
Pendekatan deskriptif mungkin adalah metode tertua dan paling universal digunakan B. TEORI NORMATIF
dalam konstruksi teori akuntansi.
Normatif:
Given, apa
Kritik terhadap pendekatan descriptive pragmatic: Perumusan akuntansi normatif mencapai keemasan pada tahun 1950 dan 1960an. Pada seharusnya
periode tersebut teori normatif lebih berkosentrasi pada penciptaan laba sesungguhnya dan
1. Descriptive pragmatic approach tidak melibatkan suatu pertimbangan analitis terhadap
pengambilan keputusan. Teori normatif berusaha untuk membenarkan tentang apa saja yang
kualitas tindakan akuntan dan tidak ada penilaian apakah laporan akuntan sesuai
harus dipraktikan, misalnya pernyataan yang menyebutkan bahwa laporan keuangan
dengan yang seharusnya.
seharusnya didasarkan pada metode pengukuran aktiva tertentu. Menurut Nelson (1973) teori
2. Descriptive pragmatic approach tidak menyediakan teknik-teknik akuntansi untuk normatif hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana akuntansi seharusnya dipraktikan
diuji, sehingga tidak memungkinkan adanya perubahan. tanpa menguji hasil hipotesis tersebut.
3. Descriptive pragmatic approach memfokuskan perhatian pada perilaku akuntan, dan Suwardjono mengatakan bahwa sasaran teori akuntansi normatif hanyalah menghasilkan
tidak pada pengukuran atribut perusahaan, seperti aset, liabilitas, dan laba. penjelasan mengapa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik atau lebih efektif dibandingkan
Pendekatan ini juga tidak berhubungan dengan aspek semantik fenomena dengan perlakuan akuntansi lainnya, karena tujuan akuntansi tertentu harus dicapai. Sebagai
akuntansi. contoh, teori akuntansi normatif berusaha untuk menjawab apakah historical cost accounting
Sterling (1975) menyimpulkan bahwa descriptive pragmatic approach tidak sesuai lebih baik dari current cost accounting untuk mencapai tujuan akuntansi. Untuk menjawab
untuk penyusunan teori akuntansi. Sterling cenderung menggunakan normative masalah tersebut, teori akuntansi normatif mendasarkan penjelasannya atas dasar tujuan
theories (bagaimana akuntansi seharusnya dilaksanakan) daripada pragmatic theories yang telah disepakati untuk dicapai. Dalam teori akuntansi normatif, isi akuntansi dianggap
(yang menggambarkan praktik di dunia nyata). sebagai norma peraturan yang harus diikuti, tidak peduli apakah berlaku atau dipraktikan
sekarang atau tidak. Metode ini disebut juga normative accounting research atau normative
b. Pragmatis Psikologis theory of accounting, yang berguna dalam membahas isu true income dan decision
usefulness.
Pada pendekatan ini akuntan akan menghitung transaksi keuangan untuk
menunjukkan perbedaan sintaksis yang berguna untuk membuat laporan keuangan a. True Income
yang kemudian akan dipakai oleh penggunanya. Psychological pragmatic approaches Berfokus pada bagaimana menghasilkan pengukuran yang tunggal dan unik atas aset dan
meminta teoritisi untuk mengamati respon pemakai informasi yang dihasilkan oleh profit.
akuntan, misalnya laporan keuangan. Reaksi pemakai dipakai sebagai bukti bahwa b. Decision Usefulness
laporan keuangan bermanfaat dan berisi informasi yang relevan. Masalah dalam Tujuan akuntansi ialah menghasilkan proses pengambilan keputusan dari pengguna
psychological pragmatic approach adalah bahwa sebagian pemakai mungkin bereaksi tertentu laporan keuangan dengan cara menyajikan data akuntansi yang relevan dan
secara tidak rasional, sebagian lain mungkin bereaksi dalam situasi kondisional, dan berguna.
sebagian lain tidak beraksi padahal seharusnya bereaksi. Kelemahan ini diatasi dengan Teori yang berkembang mendasarkan pada konsep ekonomi klasik tentang laba dan
berkonsentrasi pada teori keputusan dan pengujian reaksi dengan sampel besar dan kemakmuran. Para pakar membuat penyesuaian pada Historical Cost dengan mengukur
bukannya berkonsentrasi pada respon individual. tingkat inflasi atau market value suatu aset.
Tujuan yang telah disepakati ini jelas penuh dengan muatan nilai (values), karena penentuan
kesesuaian dengan tujuan merupakan proses subyektif yang melibatkan kemampuan
menimbang (art) antara manfaat dan risiko, atau keuntungan dan kerugian. Hasil akhir dari
teori akuntansi normatif adalah suatu pernyataan atau proposal yang menganjurkan tindakan Selanjutnya Watt & Zimmerman menyatakan bahwa dasar pemikiran untuk menganalisa teori
tertentu (prescriptive). Sebagai contoh, teori akuntansi akan menghasilkan pernyataan bahwa akuntansi dalam pendekatan normatif terlalu sederhana dan tidak memberikan dasar teoritis
aktiva tetap harus dinilai dan dicantumkan dalam neraca atas dasar biaya historis. Jika teori yang kuat. Untuk mengurangi kesenjangan dalam pendekatan normatif, Watt & Zimmerman
akuntansi normatif ini digunakan sebagai dasar dalam penyusunan standar akuntansi, maka mengembangkan pendekatan positif yang lebih berorientasi pada penelitian empiric dan
standar akuntansi tersebut juga akan bersifat normatif, penuh dengan keharusan atau menjustifikasi berbagai teknik atau metode akuntansi yang sekarang digunakan atau mencari
kewajiban. Standar akuntansi normatif menjadi tidak peduli tentang apa yang senyatanya model baru untuk pengembangan teori akuntansi dikemudian hari.
terjadi jika standar akuntansi tersebut diterapkan.
Tiga Hipotesis Teori Akuntansi Positif
Prediksi yang dibuat oleh PAT diorganisasikan secara luas pada tiga hipotesis yang
C. TEORI POSITIF
diformulasikan oleh Watts dan Zimmerman (1986). Kita akan memberi ketiga hipotesis ini
Positif:
Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang menggunakan menguak bentuk oportunistik mereka, karena menurut Watts dan Zimmerman (1990), ini adalah cara Hipotesis Teori
alasan Akuntansi
kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan kebijakan akuntansi (underlying yang paling sering digunakan ketika mereka diinterpretasikan: Positif:
concept) dibalik Rencana Bonus
yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa mendatang. Teori akuntansi sesuatu. Why Kontrak Hutang
1. Hipotesis Rencana Bonus Biaya Politik
positif pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah untuk
menjelaskan dan memprediksi praktik-praktik akuntansi. Dalam hipotesis ini, semua hal lain dalam keadaan tetap, para manajer perusahaan dengan
rencana bonus cenderung untuk memilih prosedur akuntansi dengan perubahan laba
Perkembangan teori positif tidak dapat dilepaskan dari ketidakpuasan terhadap teori normatif
yang dilaporkan dari periode masa depan ke periode masa kini.
(Watt & Zimmerman,1986). Selanjutnya dinyatakan bahwa dasar pemikiran untuk
menganalisa teori akuntansi dalam pendekatan normative terlalu sederhana dan tidak Hipotesis ini tampaknya cukup beralasan. Para manajer perusahaan, seperti orang-orang
memberikan dasar teoritis yang kuat. Terdapat tiga alasan mendasar terjadinya pergeseran lain, menginginkan imbalan yang tinggi. Jika imbalan mereka bergantung, paling tidak
pendekatan normatif ke positif yaitu (Watt & Zimmerman,1986 ): sebagian, pada bonus yang dilaporkan pada pendapatan bersih, maka kemungkinan
mereka bisa meningkatkan bonus mereka pada periode tersebut dengan melaporkan
1. Ketidakmampuan pendekatan normatif dalam menguji teori secara empiris, karena
pendapatan bersih setinggi mungkin. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan
didasarkan pada premis atau asumsi yang salah sehingga tidak dapat diuji keabsahannya
memilih kebijakan akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan pada periode
secara empiris.
tersebut. Tentu saja, sesuai dengan karakter dari proses akrual, hal ini akan cenderung
2. Pendekatan normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor secara individual
menyebabkan penurunan pada laba dan bonus-bonus yang dilaporkan pada masa yang
daripada kemakmuran masyarakat luas.
akan datang, dengan taktor-faktor lain tetap sama. Namun nilai masa kini (present value)
3. Pendekatan normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya alokasi sumber
dari kegunaan manajer dari lini bonus masa depan yang dimilikinya akan meningkat
daya ekonomi secara optimal di pasar modal. Hal ini mengingat bahwa dalam sistem
dengan memberikan perubahan menuju masa kini.
perekonomian yang mendasarkan pada mekanisme pasar, informasi akuntansi dapat
menjadi alat pengendali bagi masyarakat dalam mengalokasi sumber daya ekonomi secara
2. Hipotesis Kontrak Hutang
efisien.
Dalam hipotesis ini semua hal lain dalam keadaan tetap, makin dekat suatu perusahaan
terhadap pelanggaran pada akuntansi yang didasarkan pada kesepakatan utang, maka
kecenderungannya adalah semakin besar kemungkinan manajer perusahaan memilih
prosedur akuntansi dengan perubahan laba yang dilaporkan dari periode masa depan ke D. PERSPEKTIF YANG BERBEDA
periode masa kini.
Pendekatan ilmiah memiliki asumsi bahwa dunia yang diteliti merupakan suatu realitas yang
Alasannya adalah laba yang dilaporkan yang makin meningkat akan menurunkan kelalaian objektif. Sehingga suatu praktik yang tidak sesuai dengan teori merupakan anomali, dan
Scientific
Approach:
teknis. Sebagian besar dari perjanjian hutang berisi kesepakatan bahwa pemberi pinjaman
merupakan masalah penelitian yang harus ditindaklanjuti. Suatu penelitian dibangun dari teori Segala sesuatu
harus bertemu selama masa perjanjian. Sebagai contoh, perusahaan yang mendapat harus ada
yang didasarkan pengetahuan sebelumnya atau diterima secara ilmiah konstruksi teorinya. alasan yg
objektif, hasil
pinjaman boleh sepakat memelihara level tertentu dari hutang terhadap harta, laporan
penelitian
Kemudian, praktik-praktik anomali yang tidak sesuai dengan teori yang telah ada berdasarkan
bunga, modal kerja, dan harta pemilik saham. Jika kesepakatan semacam itu dikhianati, metode
diperlakukan sebagai masalah penelitian. Pada tahap ini, teori dikembangkan untuk tertentu
perjanjian hutang tersebut bisa memberikan/mengeluarkan penalti, seperti pembatasan
menjelaskan perilaku yang diamati dan menghasilkan suatu hipotesis yang perlu diuji.
dividen atau tambahan pinjaman.
Prosedur pengujian hipotesis dilakukan secara terstruktur dengan mengumpulkan data lalu
Dengan jelas, prospek dari pelanggaran kesepakatan membatasi kegiatan perusahaan
menerjemahkannya melalui teknik matematis atau statistic untuk menentukan apakah
dalam operasional perusahaan itu sendiri. Untuk mencegah, atau paling tidak menunda,
hipotesi dapat diterima atau ditolak. Asumsi yang tersirat dari sini, teori yang baik adalah teori
pelanggaran semacam itu, perusahaan bisa memilih kebijakan akuntansi tertentu yang bisa yang dapat diberlakukan dalam lintas perusahaan, industri, dan waktu.
meningkatkan laba masa kini. Berdasarkan hipotesis kesepakatan hutang, ketika
Pendekatan penelitian umumnya digambarkan sebagai pendekatan ilmiah dan merupakan
perusahaan mendekati kelalaian, atau memang sudah berada dalam lalai/cacat, lebih
pendekatan yang dominan saat ini digunakan oleh para peneliti di bidang akuntansi.
cenderung untuk melakukan hal ini.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan asumsi ontologi (cara melihat sesuatu) yang kemudian
3. Hipotesis biaya politik
menyebabkan terjadinya perbedaan epistemologi (cara mendapatkan pengetahuan atau
Dalam hipotesis ini semua hal lain dalam keadaan tetap, makin besar biaya politik yang pembelajaran) dan metode penelitian yang berbeda.
mesti ditanggung oleh perusahaan, manajer cenderung lebih memilih prosedur akuntansi
Kritik terhadap penelitian ilmiah yaitu penelitian skala besar statistik cenderung menyatukan
yang menyerah pada laba yang dilaporkan dari masa sekarang menuju masa depan segala hal bersama-sama. Selain itu, hipotesis yang seringkali menggunakan survey harga Pendekatan
naturalistik sbg
Hipotesis biaya politik memperkenalkan suatu dimensi politik pada pemilihan kebijakan pasar saham menyebabkan penelitian akuntansi jauh dari dunia praktisi, sehingga banyak respon kritik
atas
pendekatan
akuntansi. Perusahaan-perusahaan yang ukurannya sangat besar mungkin dikenakan pihak menganjurkan pendekatan naturalistik digunakan Perlu bagi peneliti akuntansi untuk ilmiah
standar kinerja yang lebih tinggi, dengan penghargaan terhadap tanggung jawab menentukan asumsi apa yang digunakan dalam penelitian serta alternatif pendekatan apa yang
lingkungan, hanya karena mereka merasa bahwa mereka besar dan berkuasa. Jika lebih sesuai, pendekatan ilmiah atau pendekatan naturalistik.
perusahaan besar juga memiliki kemampuan meraih profit yang tinggi, maka biaya politik
Pendekatan naturalistik mempunyai dua pengertian, yaitu:
bisa diperbesar.
1. Peneliti tidak mempunyai asumsi atau teori awal
Perusahaan-perusahaan juga mungkin akan menghadapi biaya politik pada poin-poin 2. Peneliti memfokuskan penelitian pada masalah spesifik perusahaan.
waktu tertentu. Persaingan luar negeri mungkin mengarah pada menurunnya profitabilitas
kecuali perusahaan yang terkena dampaknya ini bisa mempengaruhi proses politik untuk
bisa melindungi impor secara keseluruhan. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah
dengan mengadopsi kebijakan akuntansi income-decreasing (pendapatan menurun)
dalam rangka meyakinkan pemerintah bahwa profit sedang turun.
Pendekatan naturalistik dilakukan secara fleksibel, menggunakan pengamatan langsung atas Perbandingan penelitian ilmiah dan naturalistik
studi kasus yang rinci, tanpa menitikberatkan pada analisis matematis, pemodelan, uji
statistik, survey, atau tes laboratorium. Pendekatan penelitian naturalistik dilakukan melalui
studi kasus yang spesifik sehingga hasil penelitian akan sulit untuk digeneralisasi. Penelitian Asumsi Penelitian ilmiah Penelitian naturalistik
naturalistik dimulai dari situasi spesifik dunia nyata yang tujuan utamanya adalah untuk Melihat realita sebagai hasil
Asumsi Melihat realita secara objektif dan
menjawab permasalahan yang terjadi pada suatu kondisi di suatu tempat tertentu. Bukan konstruksi sosial dan imajinasi
Ontologi konkret (berwujud)
untuk memberikan kondisi yang dapat digeneralisasikan untuk segmen masyarakat luas.
manusia
Melihat akuntansi sebagai objek.
Tomkins and Groves berpendapat bahwa pendekatan naturalistik merupakan cara untuk Melihat akuntansi sebagai
menghadapi perbedaan asumsi ontologi. Perbedaan asumsi ontologi akan menimbulkan gaya konstruksi.
penelitian yang berbeda serta akan memaksa peneliti untuk bertanya dan menginvestigasi.
Holistik (realita sebagai sesuatu
Terdapat enam kategori asumsi dasar antologi (Tomkins and Groves) , yaitu:
Pendekatan Pengembangan pengetahuan secara
Epistemologi yang utuh, bukan merupakan
sedikit demi sedikit
1. Realitas sebagai sebuah struktur konkret kesatuan dari bagian-bagian
Reduksionisme (realita terdiri dari
2. Realitas sebagai sebuah proses konkret yang terpisah
jumlah minimum dari beberapa jenis
3. Realitas sebagai sebuah bidang informasi yang kontekstual Kompleksitas dunia tidak bisa
entitas atau substansi)
4. Realitas sebagai wacana simbolik dipecahkan melalui
Pengujian hipotesis individu
5. Realitas sebagai konstruksi sosial reduksionisme
6. Realitas sebagai proyeksi dari imajinasi manusia Hukum yang dapat tergeneralisasi
Hukum tidak dapat direduksi
Tidak terstruktur
Keenam kategori di atas merupakan berbagai alternatif untuk melihat realitas dunia. Kategori Metodologi Terstruktur
Tidak ada dasar teoritis
1 merupakan sudut pandang objektif yang baku, di mana praktik akan selalu sesuai dengan Menggunakan dasar teoritis sebelumnya
pakemnya, sehingga keputusan dan tindakan yang diambil dapat dengan mudah diprediksi. sebelumnya
Validasi empiris atau ekstensi
Semakin ke bawah, unsur konkret dari objek penelitian semakin hilang. Jika kategori 1
Metode Model formulasi sintaksis (prinsip Studi kasus
berasumsi bahwa dunia ini konkret dan stabil, maka pada kategori 6 berasumsi bahwa dunia
pembuatan kalimat) Eksplorasi yang fleksibel
tidak stabil, tergantung pada asumsi masing-masing manusia (individualis). Sehingga, untuk
Hipotesis dibuat berdasarkan induksi Mengalami peristiwa
memahami sebuah proses pengambilan keputusan dari asumsi yang begitu individualis ini,
peneliti perlu untuk memahami persepsi dan kecenderungan dari setiap individu. empiris
Penggunaan metode statistik yang
Pada kategori 1 3, pendekatan ilmiah lebih cocok untuk digunakan. Sementara untuk
sesuai
kategori 4 6, Tomkins dan Grove menganjurkan dilakukan pendekatan eksplorasi atau
naturalistik. Kategori 4 6 (symbolic interactionist) melihat dunia sebagai hasil dari
pembentukan anggapan setiap manusia melalui proses interaksi dan negosiasi.
E. PENERAPAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) PADA --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
AKUNTANSI PERTEMUAN IV
TEORI PENGUKURAN (SEBUAH OVERVIEW)
Terdapat suatu kesalahpahaman besar dalam usaha penerapan pendekatan ilmiah pada Peneliti dan -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
praktisi
akuntansi. Beberapa orang meyakini bahwa usaha penerapan pendekatan ilmiah bertujuan akuntansi tidak
terpisahkan
memisahkan peneliti dari para praktisi akuntansi. Sudut pandang ini bukanlah tujuan dari A. DEFINISI PENGUKURAN
pendekatan tersebut karena pada dasarnya seorang ilmuwan adalah seorang peneliti, dengan Campbells melihat pengukuran sebagai suatu sistem sedangkan Stevens melihatnya sebagai
menggunakan metode ilmiah. objek atau peristiwa. Dapat kita simpulkan bahwa mengukur artinya memberikan/menentukan
Dalam
bilangan untuk mewakili sifat/karakteristik (kira2 begitu). Sebagai misalnya bagaimana cara Definisi
Kesalahpahaman lain yang umum terjadi tentang penerapan sudut pandang ilmiah dalam pengukuran
akuntansi,
mengukur warna?. Ya, kita dapat melakukan pengukuran terhadap warna dengan mengukur
akuntansi adalah keinginan untuk mengetahui kebenaran mutlak (desire of absolute truth), tidak ada
kebenaran properties/karakteristik/sifat dari warna misalnya panjang gelombangnya. Bagaimana mengukur
mutlak
yang tidak bisa tercapai, karena Argumen tersebut didasarkan kepada kesalahan konsep
Mesin, yang memiliki sifat / properties seperti panjang, lebar, berat, harga dan tinggi. Jika kita
bahwa ilmu pengetahuan dapat menggali dan menemukan kebenaran mutlak.
hilangkan saja atribut fisik yang dimilikinya (akuntansi mengukur menggunakan unit moneter), masih
Metode ilmiah pada dasarnya tidaklah sempurna, mengingat Metode ini bersumber dari ada beragam cara untuk mengukur mesin tersebut. Bisa diukur dengan historical cost, replacement
penemuan manusia untuk membantu kita dalam memastikan apakah sebuah pernyataan cost, harga jual atau present value dari nilai uang yang dihasilkan mesin.
(statement) dapat dianggap realistis atau tidak. Kebenaran ilmiah bersifah sementara. Sebuah
B. SCALES (SKALA)
pernyataan atau teori akan diterima hanya jika peneliti-peneliti di bidang yang sama
memutuskan bahwa bukti-bukti yang disertakan cukup meyakinkan.
Jenis skala:
Skala menunjukkan informasi apa yang diwakili oleh angka, sehingga memberikan arti kepada
***
Nominal
angka tersebut. Jenis skala yang dibuat tergantung kepada aturan sematik yang digunakan. Menurut Ordinal
Interval
Steven, skala dapat digambarkan secara umum menjadi nominal, ordinal, interval atau rasio.
Dalam skala nominal, nomor hanya diigunakan sebagai sebuah label. Contohnya adalah Nominal
penomoran pemain sepak bola. Banyak teori yang tidak sependapat dengan skala nominal. Nomor hanya
sebuah label.
Tidak bisa
Torgerson menyatakan: dioperasikan
Dalam pengukuran, nomor yang digunakan menunjuk kepada jumlah atau tingkat kepemilikan
dari suatu objek, dan bukan menunjukkan kepada objek itu sendiri. Sedangkan dalam skala
nominal, nomor menunjukkan kepada objek atau kelompok dari objek.
2. Skala Ordinal (Ordinal Scale) C. PERMISSIBLE OPERATIONS OF SCALES
-no arithmetic operation-
Tidak semua skala yang telah disebutkan sebelumnya dapat diproses ke dalam operasi
Skala ordinal dibuat ketika suatu operasi memberi peringkat objeknya sehubungan Ordinal
aritmatika. Skala rasio memungkinkan untuk semua operasi aritmatika dasar: penjumlahan,
dengan property yang diberikan. Contohnya, investor melihat 3 kemungkinan jenis investasi Nomor
mencerminkan pengurangan, perkalian, pembagian, aljabar, geometri analitik, kalkulus, dan statistik. Dalam
untuk uangnya. Investasi tersebut diperingkat 1,2,3 berdasarkan nilai bersihnya saat ini. urutan
sebuah skala rasio terdapat invarian (tetap) atas seluruh transformasi ketika dikalikan dengan
sebuah konstanta. Sebagai contoh:
Kelemahan skala ordinal adalah interval antar nomor tidak memberitahukan apa-apa
tentang perbedaan kuantitas kepemilikan yang diwakilinya.
X = cX
3. Skala Interval (Interval Scale)
Apabila X digambarkan semua titik-titik pada skala tertentu, dan setiap titik dikalikan dengan
-operasi yang diperkenankan: addition and substraction-
kontanta c, maka hasil skala X juga menjadi skala rasio. Alasannya adalah karena struktur
Interval
Tidak hanya memberi peringkat kepada objeknya, tetapi juga jarak antara interval skalanya adalah:
Dapat
skalanya diketahui dan sama. Contohnya adalah pengukuran suhu ruangan dengan dioperasikan
menggunakan thermometer celcius. Jika kita mengukur suhu dua buah ruangan, misal ruangan A 1. Urutan peringkat titik-titiknya tidak berubah
dan B, di mana suhu ruangan A 22 derajat celcius dan ruangan B 30 derajat celcius, maka selain 2. Rasio titik-titik tidak berubah
kita dapat mengatakan bahwa suhu di ruangan B lebih panas, kita juga mengetahui bahwa 3. Titik nol tidak berubah
ruangan B lebih panas 8 derajat daripada ruangan A.
Misalnya ketika mengubah suhu pada C ke R, maka yang menjadi konstanta adalah
Kelemahan skala interval adalah titik nol-nya dibuat dengan bebas, sehingga dapat terjadi 4/5. Misalnya suhu suatu ruangan 30C dalam Reamur menjadi 20R. Jika suhu 55C maka
bias dalam pengukuran karena kesalahan penentuan titik nol. dalam Reamur menjadi 44R. Dari contoh tersebut kita dapat menghitung rasio suhu Celcius
Rasio: terhadap Reamur akan selalu tetap, yaitu 4/ 5 (20/30 dan 44/55). Titik 0suhu Celcius dan
4. Skala Rasio (ratio scale)
Selain Reamur adalah sama, yaitu 0.
-all arithmetics operation- dioperasikan,
dia juga
memberikan
Skala rasio adalah skala yang: sebuah arti Dengan adanya invarian skala dapat memudahkan kita untuk mengetahui kejadian
atau peristiwa dimana teori atau ketentuan yang berlaku pada dasarnya adalah sama, meskipun
- Memberikan peringkat kepada objek atau kejadian skalanya dinyatakan dalam unit-unit yang berbeda, misalnya dengan sentimeter hingga meter
- Interval antar objek diketahui dan sama atau dari nominal dollar hingga dollar konstant. Perubahan invarian skala rasio
- Asal yang unik, titik nol yang alami, dimana jaraknya dengan objek terakhir diketahui akan mengalami perubahan keutuhan bentuk keumuman hubungan variabel-variabel yang
sama.
Contohnya adalah pengukuran panjang. Ketika panjang A adalah 10 meter dan panjang B
adalah 20 m, kita tak hanya bisa mengatakan bahwa B 10 meter lebih panjang dari A, tetapi B Tanpa invarian, adalah mustahil diketahui bahwa X dua kali panjangnya dari Y
juga dua kali lebih panjang dari A. apabila diukur dalam sentimeter, padahal ukuran yang sebenarnya tiga kali lebih panjang
apabila diukur dalam ukuran meter. Dalam akuntansi, skala untuk biaya sekarang adalah varian
dari biaya historis, sebab sifat-sifatnya yang diukur berbeda. Apabila mesin A diukur atau dinilai
berdasarkan historis, maka akan menjadi $ 110.000. Uji pengukuran dan dollar
digunakan pada kedua kasus meski skalanya berbeda dikarenakan varian. Dengan melakukan
perubahan dari skala dollar nominal menjadi daya beli skala dollar untuk sifat yang sama (biaya
historis atau biaya sekarang) dengan sendirinya akan mengabaikan invarian yang terstruktur.
Untuk skala interval, tidak semua operasi ilmu hitung dapat dilakukan, perkalian dan Namun, perkalian dan pembagian untuk interval. Alasannya karena kondisi invarian. Dengan
pembagian tidak dapat dioperasikan. Penyebabnya adalah karena kondisi invarian tersebut. skala ordinal, operasi aritmetika tidak dapat digunakan. Kita tidak dapat menambah,
Skala interval juga merupakan invarian pada saat transformasi linear terbentuk. mengurangi, mengalikan atau membagi angka-angka atau interval pada skala. Sehingga, skala
ordinal menyampaikan informasi yang terbatas.
X = cX + b
D. BERBAGAI JENIS PENGUKURAN
Dengan adanya perubahan skala interval, maka sangat penting untuk mengukur atau Proses pengukuran sama dengan pendekatan ilmiah pada teori konstruksi dan pengujian.
mengetahui sifat-sifat khusus dan skala interval lainnya untuk mengukur sifat-sifat yang sama Pertanyaan tentang pengujian teori berhubungan dengan pertanyaan tentang perbedaan jenis-jenis
sebagaimana yang dilakukan dengan mengalikan setiap titik skala pertama X dengan konstanta c pengukuran. Campbell membaginya kedalam dua jenis: fundamental dan turunan. Menurut
namun dengan menambahkannya pada konstanta b. Cara seperti ini dilakukan pada b Campbell, pengukuran bisa diakui hanya ketika ada konfirmasi teori-teori empiric (hukum) untuk
karena terdapat titik nol absolut pada skala interval. Misalnya perubahan dari temperatur mendukung pengukuran. Tipe pengukuran yang lebih jauh, pengukuran fiat, yang diungkapkan
Celsius ke temperatur Fahrenheit, kita dapat mengalikan setiap derajat, misalnya 9/5 kemudian oleh Togerson, menjadi tambahan atas pengukuran fundamental dan turunan yang didiskusikan
baru menambahkan 32, untuk 9/5 dapat juga digunakan karena utilitas skala selsius 100 Campbell.
derajat dianggap bertentangan dengan 1u0 derajat untuk Fahrenheit dan 32 dapat
ditambahkan karena adanya titik beku untuk skala berikutnya. Jenis-jenis
1. Pengukuran Fundamental pengukuran:
X = X + 10
2. Pengukuran Turunan (derived)
Misalkan objek pada point 3 dan 6 ada pada skala X, maka akan dapat berubah Menurut Campbell, sebuah pengukuran turunan merupakan pengukuran yang
menjadi skala X, sehingga kita dapat memperoleh bilangan 13 dan 16. Meski demikian rasio 13 bergantung dari pengukuran dua atau lebih benda lain. Contohnya adalah pengukuran kepadatan,
dan 16 tidak sama dengan rasio 3 dan 6 karena adanya penambahan yang konstan. Adanya yang bergantung pada pengukuran massa dan volume. Dalam akuntansi, contoh pengukuran
pengalian dan pembagian (misalnya, rasio) adalah karena tidak dapat dilakukan terhadap turunan adalah keuntungan, yang diturunkan dari penambahan dan pengurangan pendapatan
bilangan-bilangan tertentu. Karena itu, apabila Ani memperoleh nilai 90 pada hasil ujian denagn beban.
akuntansinya dan Ana memperoleh nilai 45, namun kita tidak dapat menyimpulkan bahwa Ani
memiliki penegtahuan dua kali lebih banyak dari pengetahuan Ana . Hal ini disebabkan tidak 3. Pengukuran Fiat
adanya titik nol natural pada ujian terutama untuk yang tidak ada kaitannya dengan tanpa Pengukuran fiat adalah tipe pengukuran dalam ilmu sosial dan akuntansi, menggunakan
pengetahuan. Sekalipun siswa memperoleh 0 pada ujian, tidak berarti kita tidak dapat definisi yang dibangun secara acak untuk dihubungkan dengan hal-hal yang bisa diamati dengan
menyimpulkan bahwa siswa yang bersangkutan tidak mempunyai wawasan atau pengetahuan pasti (variabel) pada konsep yang telah ada, tanpa perlu teori konfirmasi untuk mendukung
sama sekali. Mengacu pada contoh tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa Ana telah lulus hubungan tersebut. Sebagai contoh, dalam akuntansi kita tidak tahu bagaimana cara untuk
ujian, sebaliknya Ana tidak lulus dalam ujian, meski demikian kita tidak dapat melakukan mengukur konsep keuntungan secara langsung. Kita mengasumsikan variabel pendapatan, laba,
campur tangan secara komparatif banyaknya pengetahuan dikaitan dengan nilai yang dilakukan. beban, dan kerugian dihubungkan dengan konsep keuntungan dan bagaimanapun bisa digunakan
untuk mengukur keuntungan secara tidak langsung.
Dengan skala interval, tidak semua operasi aritmatika yang diperbolehkan. Penambahan Untuk mengukur validitas pengukurannya, ilmuwan sosial berusaha menghubungkan hal-hal yang
dan pengurangan dapat digunakan berkaitan dengan angka tertentu pada skala serta interval. dipelajari dengan variabel lain untuk melihat manfaatnya..
E. RELIABILITAS DAN AKURASI keputusan pengukur dalam menetapkan hasil pengukuran. kesalahan pada lingkungan ini
Tidak ada pengukuran yang bebas dari kesalahan kecuali penghitungan. Kita dapat seringkali menyebabkan random error.
menghitung jumlah kelopak dalam satu tangkai bunga dan memastikan kebenarannya. Akan
tetapi selain itu, semua pengukuran memiliki potensi kesalahan. e. Atribut yang tidak jelas
Apa yang harus diukur bisa jadi tidak didefinisikan secara jelas, khususnya jika
I. Sumber Kesalahan pengukuran melibatkan konsep yang tidak dapat diukur secara langsung. Misalnya:
Sumber kesalahan dalam pengukuran termasuk hal hal berikut: mengukur kecantikan mahasiswi D3 STAN atau mengukur tingkat kebijkasanaan
a. Operasi Pengukuran yang Tidak Tepat orang tua murid.
Ketentuan untuk menentkan jumlah sifat sifat tertentu biasanya terdiri dari
serangkaian operasi. Ketika serangkaian operasi itu tidak dapat dijelaskan dengan akurat, f. Risiko dan ketidakpastian
sebagai implikasi, hasil operasi pengukuran tersebut juga diinterpretasikan secara tidak Contohnya risiko yang terjadi pada keuntungan yang diharapkan saat kita berinvestasi.
tepat oleh pengukur. Misalnya, penghitungan laba oleh suatu perusahaan melibatkan Saat kita berinvestasi pada tangible assets keuntungan yang diharapkan memang
berbagai operasi termasuk pengalokasian biaya (fair value cost, historical cost, NRV) dan memiliki risiko, akan tetapi risiko itu masih berbentuk homogen dan terdapat harga yang
pendapatan (seperti penghitungan revenue dari garansi, pengakuan revenue) yang bisa bisa diamati. Untuk intangible asset, risiko yang dihadapi seringkali adalah bahwa kita
jadi menimbulkan beda interpretasi oleh pengukur ketika tidak dinyatakan secara jelas tidak dapat memastikan jumlah return yang akan didapatkan dan ada ketidakpastian
kriteria pengukurannya. Alasan lainnya adalah, tidak jarang kesesuaian operasi matematik tingkat pengembalian yang diharapkan.
tidak selaras dengan hubungan aktual sifat sifat yang diukur.
Lalu bagaimana kita dapat menentukan sebuah pengukuran itu benar benar tepat jika
b. Pengukur (Measurer) semua pengukuran, kecuali menghitung secara inheren mengandung kesalahan?
Individu yang melakukan pengukuran bisa jadi salah menginterpretasikan pengukuran, Pengukuran secara tepat sempurna akan sangat sulit ditemukan, yang kita butuhkan
bias, atau tidak tepat dalam membaca instrumen. Semisal ada beberapa orang yang adalah menetapkan batas untuk tingkat kesalahan yang dapat diterima. Jika pengukuran
diminta untuk mengukur luas suatu wilayah, bisa jadi akan menghasilkan hasil yang masih ada dalam batas ini maka dapat dianggap pengukuran itu benar secara akuntansi.
berbeda. Contoh jadi pengukur yang bias misalnya seorang manajer marketing bisa saja
condong untuk membesarkan penjualan sehingga mendorong akuntan untuk bias dalam II. Reliabilitas Pengukuran
melaporkan jumlah penjualan suatu perusahaan. Sebelum diakui di laporan keuangan,elemen elemen pembentuk laporan keuangan
seperti asset, kewajiban, pendapatan, dan beban dipersyaratkan sudah memiliki pengukuran
c. Instrumen pengukuran yang reliable. Gagasan keandalan menggabungkan dua aspek: (1) ketepatan dan kepastian
Beberapa (bahkan sebagian besar) pengukuran menggunakan alat ukur fisik seperti pengukuran , dan (2) pengungkapan yang representatif (representative faithfullness of
timbangan, penggaris, atau jam yang memiliki kelemahan kelemahan. Terdapat potensi disclosures) sehubungan dengan transaksi ekonomi yang mendasari berbagai peristiwa.
kesalahan pengukuran walaupun alat bantu pengukuran bukan sesuatu yang bersifat fisik Pengukuran sangat memperhatikan aspek ketepatan dalam pengukuran tersebut.
seperti bagan, grafik, atau indeks harga.
Istilah presisi sering digunakan dalam dua konteks, pertama, mungkin merujuk ke
nomor, dalam hal ini adalah berlawanan dengan gagasan pendekatan. Kedua, berkaitan
dengan operasi pengukuran, dalam hal ini berkaitan dengan tingkat penyempurnaan dari
d. Lingkungan
operasi atau kinerjanya, serta persetujuan hasil (agreement of results) antara operasi
Lingkungan (tempat/kondisi) dilakukan pengukuran dilaukan dapat mempengaruhi hasil
pengukuran yang digunakan berulang kali yang diterapkan pada properti tertentu.
dari pengukuran tersebut. Sebagai contoh, cuaca atau kebisingan dapat mempengaruhi
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa reliabilitas pada pengukuran kita mengukur expense dan alokasi modal. Dapat dilihat juga bahwa konsep penilaian modal
berkaitan dengan ketepatan pengukuran sebuah properti tertentu dengan menggunakan dalam akuntansi telah berkembang dari waktu ke waktu yang menghasilkan beberapa konsep
suatu perangkat operasi. pengukuran biaya modal dan beberapa konsep profit. Suatu gambaran sejarah singkat akan
menggambarkan hal ini.
III. Akurasi Pengukuran
Akurat Vs.
Persistent Dalam seribu tahun pertama Masehi, struktur ekonomi diwakili oleh desentralisasi,
Suatu hasil pengukuran bisa jadi reliable (dapat diandalkan) akan tetapi belum
tentu akurat. Akurasi terkait pada seberapa dekat hasil dengan nilai sebenarnya dari properti biaya mandiri. Tujuan akuntansi adalah untuk menghitung dan menjaga aset pengurus
yang diukur. menggunakan sistem pencatatan tunggal. Di bawah sistem ini, modal diukur sebagai stok
tanah, hewan dan hasil pertanian dengan tujuan produksi output (pendapatan) untuk
Sifat fundamental, seperti panjang dari suatu objek, dapat ditentukan secara akurat
makanan. Modal biasanya tidak diukur secara finansial tetapi hanya dengan perhitungan
dengan membandingkan objek dengan standar yang mewakili nilai sebenarnya.
sederhana dan terperinci.
Masalahnya adalah pada beberapa pengukuran nilai yang sebenarnya tidak
Setelah perang salib ke Holy Land pada abad kesebelas, pembukaan rute
diketahui. Untuk menentukan ketepatan dalam akuntansi, kita perlu tahu atribut apa yang
perdagangan Timur Tengah dan Asia menciptakan permintaan terhadap barang-barang
perlu kita ukur untuk mencapai tujuan pengukuran. Tujuan dari akuntansi untuk menyajikan
dagangan (sutra, rempah-rempah, karpet). Kota-kota dagang di Italia berperan utama dalam
informasi yang berguna. Oleh karena itu akurasi pengukuran berkaitan dengan gagasan
pengangkutan tentara salib ke Holy Land dan kembali dengan barang dagangan. Kegiatan ini
pragmatis dari kegunaan, tetapi akuntan tidak sama dalam menentukan spesifikasi dan
membutuhkan modal usaha. Profit didasarkan pada kembalinya (biasanya) sebuah kapal yang
standar kuantitatif yang harus diterapkan.
berlayar, yang dibiayai oleh mitra usaha dan dihitung setelah kembali modal awal. Dengan
F. PENGUKURAN DALAM AKUNTANSI demikian, modal akhir diukur sebagai akumulasi kekayaan dari usaha individu ditambah
Konsep pengukuran yang paling fundamental dalam akuntansi adalah pengukuran modal awal. Dari sudut pandang pemegang saham, profit merepresentasikan peningkatan
capital (modal) dan profit (keuntungan). Sesuai dengan standar akuntansi internasional yang kekayaan. Selain itu, penggunaan sistem penomoran Arab secara bersamaan dengan konsep
berlaku saat ini, profit berasal dari perubahan modal selama satu periode dari semua modal yang dapat dikembalikan menyebabkan evolusi akuntansi double-entry. Sistem ini
aktivitas, termasuk kenaikan dan penurunan fair value net assets, dan tidak termasuk digunakan secara luas oleh para pedagang Italia dari abad kedua belas sampai abad keenam
transaksi dengan pemilik modal. Modal berasal dari pengukuran fair value net assets dan net belas dan pertama kali didokumentasikan oleh Luca Pacioli sebagai System of Venice pada
liabilities. Itu berarti kita harus mengukur nilai modal awal, jumlah income yang diterima, tahun 1494.
jumlah penggunaan modal, dan perubahan fair value net assets. Peningkatan modal selama
Abad delapan belas di Inggris terlihat perkembangan joint stock companies
satu periode kemudian digunakan untuk mengukur jumlah laba dari berbagai sumber
dengan kewajiban terbatas, manajemen yang terpisah, dan pengalihan saham. Sejumlah
termasuk operasi perusahaan dan pengukuran kembali modal (setelah disesuaikan dengan
perusahaan yang dinyatakan pailit, mengakibatkan kerugian besar kepada kreditur, yang
tambahan modal baru atau pembayaran deviden). Penyajian kembali nilai wajar dari aktiva
gilirannya, menyebabkan pengenalan terhadap The 1844 Saham Joint Stock Companies
bersih merupakan modal awal pada periode berikutnya.
Regulation and Registratin Act. Aturan ini menekankan perlindungan kreditor dan penilaian
Pendekatan pengukuran ini berbeda dengan pendekatan pengukuran yang akuntansi konservatisme. Dengan demikian, definisi dari modal yang diperoleh bergerak ke
digunakan sebelum standar akuntansi internasional diperkenalkan. Pendapatan (revenue) arah capital creditor dan menghasilkan sebuah penerimaan dari konsep the lower cost and
yang diterima ditandingkan dengan net assets yang digunakan dalam satu periode dan jika market value sebagai prinsip pengukuran. Pada abad kesembilan belas, konsep modal yang
revenue lebih besar dari penggunaan modal bersih (atau expenses), maka terjadi peningkatan lain muncul mengikuti ekspansi kereta api di Amerika Serikat. Konsep perputaran modal ini
modal. Laba tidak diperoleh sampai nilai historis modal awal dipertahankan dan laba berkisar memelihara keutuhan stok dari keberlangsungan assest (aset kereta api seperti
direalisasikan. Ini berarti, modal selalu dicantumkan sesuai dengan nilai historisnya dan mesin, pelatih dan rel) sehingga dapat melanjutkan kemampuan kereta api untuk
perubahan aktiva bersih tidak dianggap sebagai keuntungan. Maka, dapat dilihat bahwa memberikan jasa transportasi pada level yang sama. Hal ini mengakibatkan konsep depresiasi
penentuan laba sangat tergantung pada bagaimana kita mengukur modal awal dan bagaimana
sebagai metode untuk mempertahankan dana (modal) untuk mengganti aset, dan konsep Hal ini menyebabkan dua perkembangan penting dalam standar akuntansi
kelangsungan pemeliharaan modal. internasional yg diisyaratkan melalui standar akuntansi seperti IAS 39/AASB 139 Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran dan proyek bersama IASB / FASB mengenai
Dalam hal ini dalam sejarah ada sedikit pengembangan teori dari pemeliharaan pelaporan kinerja keuangan - (1) bahwa pengukuran laba dan pengakuan pendapatan harus
modal dan keuntungan (profit), sebagai kumpulan konsep yang samar-samar. Namun, pada dikaitkan dengan pengakuan tepat waktu, dan (2) bahwa pendekatan fair value harus
tahun 1940 Paton dan Littleton membuat pernyataan definitif pertama tentang konsep diadopsi sebagai prinsip kerja pengukuran. Dengan demikian, dari tahun 2005 kita melihat
modal dan keuntungan (profit). Mereka mendefinisikan bahwa keuntungan (profit) diperoleh penggunaan (sebagian) dari prinsip pengukuran yang berfokus pada perubahan nilai aset dan
dari pencocokan atau alokasi biaya historis ditandingkan dengan pendapatan yang diperoleh. kewajiban daripada penyelesaian proses pendapatan. Singkatnya, ini berarti bahwa perubahan
Pengukuran laba (profit) dipandang sebagai fokus utama dalam akuntansi dengan neraca fair value aset dan kewajiban segera diakui setelah terjadinya dan dilaporkan sebagai bagian
yang disusun hanya repositori dari semua biaya historis yang belum dialokasikan. Oleh dari pendapatan. Selanjutnya, fokus telah bergeser ke arah konsep penilaian, dengan neraca
karena itu, neraca tidak dipandang sebagai pengukuran dari nilai pasar bersih (atau nilai sebagai repositori utama dari nilai-relevan informasi, dan pengguna utama informasi
wajar) dari bisnis. Konsep dan prinsip-prinsip Paton dan Littleton sistem membentuk dasar akuntansi dinyatakan adalah pemegang saham dan investor.
sistem akuntansi biaya historis konvensional yang merupakan sistem dominan sebelum
pengenalan standar akuntansi internasional pada tahun 2005. G. ISU-ISU PENGUKURAN BAGI AUDITOR
Pada periode tahun 1960-an terlihat sejumlah tantangan terhadap prinsip biaya Pegeseran
Terdapat beberapa isu pengukuran bagi auditor karena terjadi pergeseran konsep konsep dari
historis dari penilaian dan pemeliharaan modal. Kritik deduktif berpendapat bahwa penilaian matchig cost
dalam pengukuran profit, dari matching revenues and expenses ke penaksiran perubahan against
perusahaan berdasarkan biaya historis usang tidak berguna sama sekali untuk pengambilan revenue
fair value net assets. Ketika profit ditentukan dengan cara matching revenues and expenses, menjadi fair
keputusan ekonomi, dan laba yang diperoleh tidak mengukur penggunaan sumber daya value net aset
auditor dapat berkonsentrasi pada pengumpulan bukti yang menunjukkan bahwa transaksi
kontemporer. Mereka mengembangkan beberapa sistem pemeliharaan modal dan sistem
tersebut telah ditangani dengan tepat oleh sistem akuntansi klien. Namun, ketika profit
keuntungan berdasarkan mempertahankan keutuhan modal awal disesuaikan untuk inflasi
diukur dari perubahan fair value, pertanyaan yang lebih sulit muncul bagi auditor yaitu terkait
umum dan khusus. Dengan demikian, laba berasal setelah mempertahankan beberapa
pengumpulan bukti tentang estimasi manajemen.
konsep harga pasar modal, dan dilihat sebagai peningkatan nyata dalam daya beli atau
kemampuan untuk menjaga pasokan barang dan jasa. Ada perdebatan yang kuat tentang Misalnya, salah satu aspek pengukuran profit yaitu dengan menaksir perubahan
yang mana yang merupakan sistem pengukuran laba dominan, tetapi perdebatan itu tidak nilai wajar dari net assets, berdasarkan standar akuntansi IAS 36/AASB 136. Standar ini
pernah diselesaikan dan agak tergelincir dalam literatur. Perdebatan ini bisa dianggap sebagai mensyaratkan penurunan nilai aset diakui sebagai impairment loss. Manajemen dari suatu
cikal bakal dari pendekatan nilai wajar untuk pengukuran akuntansi. entitas pada tanggal pelaoran diminta untuk menaksir apakah terdapat indikasi suatu aset
Akibatnya, terdapat sejumlah sistem pengukuran akuntansi. Perspektif yang mengalami penurunan nilai. Apabila kondisi tersebut terjadi, manajemen harus
berbeda ini merefleksikan bermacam-macam batas akuntansi dan kurangnya kesepakatan memperkirakan jumlah terpulihkan dari aset tersebut. Jika jumlah terpulihkan kurang dari
tentang prinsip-prinsip pengukuran, tetapi dengan sistem alokasi biaya historis sebagai model nilai tercatatnya, nilai tercatat aset tersebut harus diturunkan menjadi jumlah terpulihkannya.
yang konvensional dan dominan. Tambahan dalam hal ini sejumlah makalah akuntansi Penurunan itu merupakan impairment loss. Impairment loss harus diakui segera dalam
akademik yang menyarankan nilai relevan dari laba (profit) konvensional telah menurun profit.
secara signifikan dari waktu ke waktu, tapi item neraca dan aset tidak berwujud telah menjadi
Standar audit internasional yang menjadi pedoman bagi impairment losses dan
lebih penting. Baru-baru ini, International Accounting Standards Board (IASB) telah
estimasi nilai wajar lainnya terdapat dalam ISA 540. Auditor diminta untuk mengumpulkan
mengambil pandangan bahwa globalisasi bisnis mendukung kebutuhan untuk satu set
bukti untuk menilai apakah manajemen telah mengikuti standar akuntansi secara tepat dan
standar akuntansi yang akan digunakan di seluruh dunia untuk menghasilkan informasi
apakah jumlah yang diakui sebagai impaiment loss wajar. Untuk melakukan hal ini, auditor
keuangan yang dapat dibandingkan.
harus menentukan apakah manajemen telah memilih metode penilaian dan asumsi yang
tepat dan masuk akal. Jika standar akuntansi tidak menentukan metode penilaian untuk aset
tertentu dan kewajiban yang sedang dipertimbangkan, auditor dapat menerima metode --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
penilaian mana saja yang wajar. Setidaknya ada dua belas metode penilaian intangibles dan PERTEMUAN V
brands yang dapat dipilih manajemen. Ini berarti sulit bagi auditor untuk tidak setuju dengan SISTEM AKUNTANSI (HISTORICAL, CURRENT COST, EXIT PRICE)
pilihan manajemen dari metode penilaian tertentu yang digunakan. Auditor harus -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
mengumpulkan bukti bahwa metode ini diterapkan secara konsisten, sehingga manajer tidak I. HISTORICAL COST ACCOUNTING
memilih metode dari tahun ke tahun tergantung pada keuntungan yang diinginkan. Auditor Dalam sistem historical cost, isu paling utama adalah berkaitan dengan pengukuran dan
juga harus menilai apakah nilai aset atau kewajiban ditentukan dengan benar dari asumsi pelaporan profit, hubungannya dengan net asset yang digunakan.
manajemen yang signifikan, model penilaian dan data yang mendasari yang relevan. Data Profit dalam metode biaya historis
tersebut akan mencakup suku bunga yang digunakan untuk mendiskon arus kas, nilai pasar Dalam pandangan akuntansi tradisional:
yang digunakan oleh perusahaan pembanding, royalti data, dan sebagainya. 1. Income adalah capaian perusahaan selama satu periode.
2. Expense adalah usaha yang dilakukan
Mengingat adanya perbedaan dalam metode penilaian wajar dan asumsi yang 3. Profit adalah efektivitas perusahaan sebagai unit operasi.
mungkin, dimungkinkan adanya jumlah impairment loss yang berbeda namun masuk akal Cost attach theory
yang diakui oleh manajemen. Jumlah yang berbeda ini akan dapat diterima oleh auditor jika Penganut paham ekonomis berargumen bahwa pengukuran suatu biaya dalam akuntansi tidak
selalu tepat, terutama dalam menetukan biaya produksi untuk perusahaan manufaktur. Akuntan
bukti audit menunjukkan bahwa manajemen telah menerapkan model penilaian dengan
tradisional meyakini bahwa penggunaan historical cost dan pengalokasian nilai dapat diterima
benar dan menggunakan data yang sesuai. Dalam situasi seperti ini, ada kemungkinan bahwa meski biaya penggantiannya naik. Sebagai balasan atas argumen paham ekonomis tersebut,
auditor mendapat tekanan dari manajer untuk setuju dengan pilihan penilaian mereka atau disusunlah cost attach theory. Dalam teori ini terdapat 2 jenis biaya:
auditee akan menggunakan jasa auditor lain. 1. Displacement cost (opportunity cost) adalah biaya yang sudah dikorbankan.
2. Embodied cost (absorption cost) adalah biaya yang berkaitan dengan faktor produksi dan
Di samping isu terkait dengan penggunaan nilai wajar dan isu-isu terkait lainnya, yang harus dilakukan untuk menyediakan input. Dengan kata lain, biaya ini adalah biaya yang
melekat pada sesuatu. Total biaya yang melekat ini tidak merepresentasikan nilai dari
auditor juga menghadapi masalah yang disebabkan oleh variabilitas dalam tingkat reliabilitas sebuah produk, tapi total usaha yang dilakukan untuk memproduksinya.
dan ketepatan pengukuran biaya historis. Misalnya, standar biaya sistem manufaktur Penganut teori akuntansi tradisional sering menyatakan bahwa akuntansi bukanlah sebuah
didasarkan pada biaya historis dari bermacam-macam input, asumsi tentang volume proses penilaian melainkan pengalokasian biaya. Sementara itu penganut paham ekonomis
menolak teori ini karena mereka hanya meyakini satu jenis biaya saja yaitu opportunity cost.
pemrosesan dan metode-metode, dan isu seputar penetapan biaya overhead antara produk,
proses, dan departemen. Semua faktor ini mempengaruhi biaya persediaan yang ada pada Flow of cost
akhir periode dan goods sold selama periode tersebut. Dalam konteks ini, auditor perlu Akuntan harus terus melacak aliran biaya, terutama karena adanya cost attach. Akuntan juga
harus menentukan mana biaya yang sudah 'expired' untuk ditandingkan dengan income pada
menguji kewajaran prosedur yang diterapkan dalam mengembangkan standar dari income statement dan mana biaya yang masih belum 'expired' untuk dimunculkan pada neraca
perekayasaan spesifikasi. Dalam hal ini termasuk pengumpulan bukti tentang kewajaran dari sebagai asset. Oleh karena itu, alokasi biaya menjadi kunci utama akuntansi konvensional.
asumsi yang mendasari dan konsistensi penggunaan data. Biaya persediaan per unit akan Argumen mendukung biaya historis
Argumen
pendukung
tampak sangat tepat, tapi perubahan dalam kondisi operasi dapat menghasilkan variasi yang 1. Biaya historis relevan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sebagai manajer yang biaya historis
signifikan dan menjadikan asumsi mendasari untuk alokasi biaya tidak valid. membuat keputusan mengenai komitmen masa depan, mereka membutuhkan data
transaksi masa lalu. Mereka harus dapat melakukan review atas upaya masa lalu mereka dan
ukuran dari upaya ini adalah biaya historis.
***
2. Biaya historis didasarkan pada transaksi yang aktual, bukan hanya transaksi yang mungkin
terjadi.
3. Sepanjang sejarah, laporan keuangan berdasarkan biaya historis telah berguna.
4. Pemahaman terbaik konsep profit adalah kelebihan dari harga jual terhadap harga
perolehan/ historical cost.
5. Akuntan harus menjaga integritas data mereka terhadap modifikasi internal.
6. Seberapa bergunanyakah informasi keuntungan berdasarkan biaya saat ini atau exit price?
7. Perubahan harga pasar dapat diungkapkan sebagai data tambahan.
8. tidak ada bukti yang cukup untuk membenarkan penolakan terhadap akuntansi biaya II. CURRENT COST ACCOUNTING
historis.
CCA adalah sistem akuntansi di mana aset dinilai pada harga beli di pasar berjalan dan laba
Bukti kegunaan data akuntansi berdasar biaya historis Bukti bahwa
ditentukan dengan alokasi berdasarkan biaya berjalan. Asumsi: manajer perusahaan ingin tahu
Bukti nilai prediktif biaya historis bagaimana mereka mengalokasikan sumber daya perusahaan dalam rangka memaksimalkan
itu penting
laba.
1. laba masa lalu digunakan untuk memprediksi laba masa depan.
Menurut Edwards dan Bell:
kesimpulan : pendapatan apabila digambarkan secara statistik merupakan random walk.
Dengan kata lain, estimasi terbaik dari pendapatan masa depan adalah kinerja pendapatan a) Persoalan ekspansi: berapa jumlah aset yang harus dimiliki pada suatu waktu tertentu
saat ini dari suatu entitas b) Persoalan komposisi: bagaimana bentuk dari aset-aset ini
c) Persoalan pendanaan: bagaimana aset-aset didanai
2. triwulanan dan segmen data yang digunakan untuk memprediksi pendapatan tahunan.
kesimpulan : laporan triwulanan yang berurutan memungkinakan untuk meramalkan Informasi yang berguna harus mampu menyajikan ukuran seakurat mungkin kejadian aktual
laporan tahunan mendatang. dalam suatu periode. Perubahan harga dalam suatu periode adalah kejadian yang penting bagi
manajemen Informasi yang penting bagi manajemen, juga informasi yang relevan bagi pihak luar.
3. memprediksi kesulitan keuangan.
kesimpulan : berdasarkan pengetahuan tentang rasio keuangan, status kegagalan Akuntansi memiliki dua tujuan:
perusahaan dapat diprediksi secara benar. Mengevaluasi keputusan-keputusan manajemen di masa lalu untuk membuat keputusan-
4. memprediksi arus kas masa depan. keputusan terbaik di masa depan
Evaluasi atas manajer oleh pemegang saham, kreditor dan pihak lain.
Objektifitas biaya historis
Konsep laba bisnis
Tidak dapat dipungkiri bahwa biaya yang sebenarnya dikeluarkan adalah lebih objektif dan
konkrit dalam pengukuran nilai suatu aset dibandingkan dengan perkiraan jumlah uang yang akan Manajemen menghadapi dua keputusan:
diterima andaikan aset tersebut dijual saat ini (fair value). Biaya akuisisi (historical cost) lebih Keputusan memegang (holding decisions): memiliki aset atau melepas aset
menggambarkan kenyataan yang ada dibandingkan dengan harga pasar yang berlaku saat ini. Keputusan operasi tentang bagaimana menggunakan dan mendanai entitas operasi
Namun perlu diingat bahwa dalam menilai objektivitas biaya historis, harus diasumsikan bahwa Evaluasi atas keputusan-keputusan ini memerlukan konsep laba yang disebut laba bisnis, yang
transaksi akuisisi atas sebuah aset di masa lalu terjadi secara fair (tidak terdapat hubungan terdiri dari:
istimewa antara penjual dan pembeli sehingga harga transaksi yang disepakati saat itu benar- Laba operasi berjalan: selisih lebih nilai berjalan output yang dijual dengan nilai berjalan
benar mencerminkan harga pasar sebenarnya atas aset tersebut). input yang terkait
Selain itu juga perlu diingat bahwa biaya akuisisi atas suatu aset tidak hanya yang tercantum Penghematan biaya yang dapat direalisasikan: kenaikan dari nilai berjalan aset yang dimiliki
dalam invoice saja, melainkan meliputi seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka dalam tahun berjalan (terealisasi maupun tidak terealisasi.
menjadikan aset tersebut berada pada lokasi dan kondisi yang diharapkan dan siap digunakan
oleh perusahaan. Laba bisnis dihitung dengan dasar riil, elemen fiksi karena perubahan tingkat harga dihilangkan
CCA dapat memisahkan holding gains/losses dan operating gains/losses
Dapat mengevaluasi keputusan menyimpan atau melepas aset
Kritik terhadap biaya historis Laba yang lebih besar dapat diidentifikasi, apakah dari efisiensi atau dari penyusutan yang
Kritik thd Biaya
Historis lebih rendah atau dari holding gains.
1. Menyediakan informasi dalam rangka melaksanakan fungsi penatagunaan (stewardship
function) manajemen merupakan interprestasi yang terlalu sempit atas tujuan akuntansi Drake & Dopuch dan Prakash & Sunder mengkritisi: kedua jenis gains ini tidak independen satu
2. Akuntansi biaya historis, meskipun bermanfaat, namun tidak cukup untuk mengevaluasi dengan lainnya. Keputusan saat ini akan direfleksikan pada laba operasi di masa depan
keputusan bisnis, pernyataan biaya historis mengaitkan pada barang/jasa (cost attach Edwards dan Bell: holding gains represent a saving attributable to the fact that input was
theory) hanyalah fiksi. acquired in advance of use. This saving is attributable to holding activities
3. Basis biaya historis yaitu going concern tidaklah realistis Revsine: holding gains adalah manfaat ekonomis dari penghematan biaya, yang merupakan
4. Penggunaan konsep penandingan tidak menghasilkan informasi yang relevan dan opportunity gain sehingga perlu dimasukkan ke dalam laba
terpercaya. Alasan lain untuk memasukkan holding gains ke dalam laba: peningkatan nilai adalah fenomenon
5. Akuntansi biaya historis hanya menduga kebutuhan investor yang tertarik pada analisa pasar ekonomi yang dapat direalisasikan apabila perusahaan menjual aset tersebut
bukan intelligent investor yang tertarik pada apa yang sebenarnya terjadi pada perusahaan
6. Munculnya beberapa peraturan, standar akuntansi dan exposure draft yang menyerang teori
akuntansi biaya
Modal Finansial vs Modal Fisik
Bagaimana laba diukur: berdasarkan perubahan modal finansial atau modal fisik? Atau, apakah
Argumen mendukung current cost
holding gains dimasukkan ke dalam laba atau perubahan nilai modal?
Pendukung modal fisik (Samuelson), dimasukkan sebagai penyesuaian modal karena: Unrealised holding gains adalah fenomena yang terjadi pada tahun berjalan, dan memenuhi Argumen
prinsip pengakuan bila cukup bukti objektif mendukung perubahan harga pendukung
Pemisahan antara aktivitas memiliki dan operasi tidak jelas current cost
Aset yang telah dibeli adalah sunk cost (tidak relevan), sehingga opportunity gain pada Objektivitas sesuatu yang relatif, yang penting penentuan biaya memenuhi tingkat
dasarnya tidak ada. Keputusan yang ada adalah menggunakan atau menjual obyektivitas minimum (misal penggunaan harga pasar pada LCM): standardisasi prosedur
Holding gains adalah forgone cash flows dan ketersediaan harga pasar
Arus kas tidak dapat diidentifikasi kepada setiap aset, hanya secara keseluruhan perusahaan Perubahan teknologi dapat diakomodasi dengan penerapan CCA. Laba pada CCA dapat
sehingga tidak dapat dikatakan bahwa perubahan pada biaya berjalan berkaitan dengan menjadi indikator apakah proses produksi saat ini masih yang terbaik ataukah perusahaan
perubahan dalam nilai sekarang dari asset perlu mengadopsi proses produksi alternatif. Perkembangan teknologi yang memunculkan
alternatif yang lebih baik akan membuat nilai berjalan dari kapasitas produksi akan turun
Fitur Utama sistem kapasitas fisik nilai berjalannya.
Entry price merupakan metode penilaian 'normal' karena:
Pemeliharaan modal
v Exit price memunculkan penilaian anomali karena tidak memperhitungkan biaya
v Modal yang dipelihara adalah kemampuan operasional entitas transportasi, biaya pembongkaran dan pemasangan dan akses yang tidak sempurna atas
v Dana yang perlu disiapkan adalah sebesar yang akan digunakan untuk mengganti semua pasar
aset pada kapasitas di awal periode v Exit price mengimplikasikan pendekatan jangka pendek. Laba yang positif dengan
v Didasarkan pada analisis marjinal dari pasar-pasar faktor produksi pendekatan exit price berarti lebih berharga bertahan pada usaha yang ada daripada
dilikuidasi
Prinsip penilaian
v Penggunaan exit price pada persediaan barang jadi berarti mengantisipasi laba sebelum
v Pos-pos non-moneter dinilai sebesar biaya berjalan: harga beli di pasar, indeks khusus
titik penjualan, persediaan dinilai lebih besar daripada biaya berjalan.
bila harga pasar tidak tersedia atau potensi layanan dari pos identik untuk aset khusus
v Dicatat pada akun Current Cost Reserve, kecuali bila penurunannya permanen
Kritik terhadap current cost Kritik thd
v Aset moneter dinilai sebesar nilai perolehannya dan disesuaikan dengan perubahan current cost
purchasing power Dari pendukung biaya historis:
v Melanggar prinsip realisasi. Perusahaan memiliki aset untuk menggunakan bukan
v Liabilitas moneter dinilai sebesar jumlah yang diperkirakan akan dibayar, yang juga menjual. Laba yang diharapkan (holding gains) belum tentu terjadi
disesuaikan bila ada perubahan purchasing power v Subyektivitas dalam penentuan kenaikan biaya
Dari pendukung exit (selling) price:
v Untuk pos moneter jangka pendek, laba/rugi moneter dihitung dengan menggunakan
v Tidak sesuai dengan prinsip opportunity cost, karena kesempatan selanjutnya bukan
indeks harga yang sesuai, kecuali bila aset moneter jangka pendek lebih kecil daripada
membeli kembali, tetapi menjual atau menggunakan
liabilitas moneter jangka pendek
v Masih ada persoalan alokasi, misalnya depresiasi atas aset tetap dengan current cost
v Untuk pos moneter jangka panjang (modal), laba atau rugi dari pos ini dihitung dengan
v Perubahan teknologi akan membuat model perhitungan laba dengan mempertahankan
menggunakan indeks harga umum
kapasitas produksi saat ini menjadi menyesatkan
Aset yang tidak menambah kapasitas operasi (emas, perak, aset untuk tujuan spekulatif, dan v Ada persoalan matematis karena menjumlahkan angka-angka dengan metode
aset finansial yang dibeli dan dijual pada pasar yang sama) akan dicatat sebagai gains/losses pengukuran yang bervariasi
bila perubahan harganya berbeda dengan harga umum.
Dari pendukung exit price:
Perubahan sampai dengan harga umum dicatat sebagai current cost reserve v Chambers: penggunakan indeks harga spesifik tidak tepat. Kecuali kebetulan, tidak
Persoalan kapasitas fisik: laba hanya berarti apabila 4 kondisi berikut terpenuhi: mungkin suatu perusahaan menghadapi perubahan harga yang sama dengan
perusahaan lain.
v Selalu mengganti dengan unit yang identik
v Chambers: aset bernilai bagi perusahaan bukan karena penggantian, tetapi karena
v Menghadapi biaya-biaya yang selalu meningkat
dapat dibuat untuk hal lain, dapat digunakan untuk meminjam, menjadi kas ketika
v Membeli dan menjual di pasar yang berbeda
dijual, dan berpotensi menjadi lindung nilai terhadap inflasi dalam aset-aset non
v Menginvestasikan sepenuhnya dalam unit fisik
moneter
jumlah perubahan daya beli riil dari aktiva bersih, tidak termasuk investasi tambahan oleh
III. EXIT PRICE ACCOUNTING dan distribusi kepada pemilik.
6. Kenyataan (Reality)
Exit price accounting merupakan sistem akuntansi yang menggunakan harga jual pasar untuk Exit price:
exit price berdasar pada harga pasar yang nyata ada.
mengukur posisi keuangan perusahaan dan kinerja keuangan. Menurut Edwards and Bell menggunakan
harga jual
(1961) exit value adalah harga maksimum dari aset yang saat ini ditahan apabila dijual dan pasar 7. Obyektifitas
dikurangi dengan biaya transaksi. Dengan sebutan lain exit value disebut juga dengan nilai beberapa studi penelitian menunjukkan bahwa harga pasar relatif lebih objektif daripada
realisasi bersih (net relizable value) dari aset). kebanyakan orang percaya. Parker melakukan studi penelitian tentang perbandingan
relatif dan objektivitas untuk exit price dan jumlah biaya historis tercatat. Objektivitas
Aset di neraca disajikan kembali sebesar nilai keluar (harga jual) sehingga mereka mewakili
didefinisikan sebagai konsensus di antara penilai. Komparatif didefinisikan sebagai
'nilai pasar wajar' kepada perusahaan dalam likuidasi, yaitu tidak dalam situasi 'fire-
sebuah konsensus dalam pengukuran. Menggunakan 148 perusahaan bisnis, Parker
sale'.Laporan laba rugi merupakan laba (rugi) usaha serta keuntungan disesuaikan dengan
menunjukkan bahwa untuk mengukur objektivitas dan komparatif, exit price
inflasi dari aset induk. Oleh karena itu, laba diukur dengan konsep 'komprehensif' yang
mengungkapkan dispersi yang sedikit dari jumlah tercatat. Penyebab utama dari
mengukur perubahan nyata total nilai semua elemen yang diakui dari ekuitas, dan mewakili
kurangnya objektivitas nilai tercatat adalah dispersi estimasi akuntansi di masa manfaat
akuntansi surplus bersih .Akuntansi surplus bersih adalah ketika laporan laba rugi
dan nilai sisa.
menghubungkan keseimbangan neraca penutupan, dan tidak ada penyesuaian yang dibuat
langsung ke cadangan.
8. Ukuran Risiko
Argumen mendukung exit price Exit price dan perubahan exit price juga bisa menjadi indikasi risiko keuangan pembelian
aset. Misalnya, jika sebuah perusahaan pembelian aset dengan exit price yang berbeda
1. Menyediakan informasi yang berguna secara signifikan dari entry price, maka aset tersebut adalah proposisi berisiko. Informasi
Prinsip-prinsip Akuntansi yang Konvensional yang didasari Historical Cost berpotensi keuangan menunjukkan bahwa pembelian aset tersebut harus merupakan proposisi
menghasilkan laporan keuangan yang salah dan menyesatkan serta tidak berorientasi jangka panjang dimana nilai ekonomi yang ditemukan oleh nilai pakai, Sebaliknya, jika
pada keputusan pemilik saham. exit price meningkat secara drastis, biaya peluang meningkat kembali dan harus
Solusi ideal untuk akuntan adalah melaporkan semua keuntungan dan kerugian seperti dioperasikan dengan lebih efisien.
nilai seperti yang ditentukan dalam pasar yang kompetitif. Namun, tidak semua aset
memiliki nilai pasar. Oleh karena itu MacNeal mengusulkan penerapan penilaian:
Kritik exit price Kritik exit price
1. Aset yang dapat dipasarkan pada harga pasar (exit price)
2. Aset tidak tidak dapat dipasarkan yang dapat direproduksi pada biaya pengganti. 1. Konsep laba:
3. Aset tidak dapat dipasarkan yang tidak dapat direproduksi pada biaya historis.
a. Edward Bell: Certain assets were purchased with a plan of operations in mind. That
2. Pengambilan keputusan yang adaptif plan, those operations, indeed those people who developed that plan must first be
Dalam bisnisnya, sebuah perusahaan harus dapat ikut serta dalam transaksi pasar dan hal evaluated before alternatives about the future can be considered, and it is the
ini diungkap dalam Laporan Keuangan. Pada Lingkungan pasar, monetary asset dan accountant's task to provide the data for that evaluation.
liabilities dapat ditentukan dengan harga pasar, contohnya harga beli atau current cost b. CCE sulit diterapkan pada perusahaan-perusahaan yang tidak menjalankan
tidak menampakkan kemampuan masuk kedalam pasar dengan cash untuk tujuan perdagangan sederhana.
adaptasi. Sedangkan harga jual atau Current Cash Equivalent mmenunjukkan harga c. Akuntansi harus mengukur kejadian di masa lalu, yang sebenarnya terjadi, bukannya
realisasi pada dasar likuidasi. yang mungkin terjadi jika perusahaan berbuat sesuatu selain yang telah
direncanakan.
3. Informasi yang relevan dan dapat dipercaya d. EPA hanya menyediakan informasi yang relevan bila perusahaan akan melikuidasi
exit price dianggap lebih relevan bagi pemegang saham karena menunjukkan nilai asetnya.
investasinya sesuai dengan harga yang ada di pasar e. Tetapi, Chambers berpendapat setiap keputusan harus ditimbang-timbang terhadap
4. Additivity outcome dari menjual aset dan menggunakan sumber daya untuk tujuan tertentu.
additif ini karena seluruh elemen laporan keuangan dinilai secara setara pada exit price, f. Weston berpendapat bahwa EPA tidak menghasilkan angka laba yang berarti.
tidak berbeda-beda sehingga secara logis dapat ditambahkan bersama-sama. Persediaan yang dinyatakan dalam exit price, laba efektifnya dari penjualan akan nol.
g. Penekanan berpindah pada perubahan harga, bukannya bagaimana perusahaan
5. Alokasi bergerak dari status di awal tahun ke status di akhir tahun.
Thomas berpendapat Exit Price Accounting dimasa mendatang mempunyai laporan Pendukung EPA menanggapi:
keuangan bebas alokasi. Laporan laba-rugi tidak melaporkan perubahan dalam jumlah
yang dialokasikan, tapi melaporkan arus masuk aktiva dan perubahan nilai-nilai keluar h. CCE yang tinggi dapat menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan
dari aset perusahaan dan kewajiban dalam suatu periode tertentu. Laba menampilkan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan kondisi pasar
i.Laporan rugi laba dapat diperbandingkan untuk menunjukkan perusahaan mana --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
yang menaikan daya beli dari asetnya lebih atau kurang dari perusahaan lain
j. Keterbandingan yang terbaik dengan EPA PERTEMUAN VI
2. Additivity Mengadopsi Perspektif Akuntansi Untuk Kepentingan Pencatatan,
a. Perhitungan yang bersifat antisipatif tidak dapat dihindari bahkan oleh EPA, karena Pengukuran, Dan Pelaporan
likuidasi yang teratur sebagai kejadian di masa depan harus diasumsikan -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
b. Larson and Schattke mengindikasikan bahwa CE dari aset individual yang dijual
terpisah dapat berbeda dengan CE apabila aset-asetnya dijual secara paket. Ini
karena ada aset tak berwujud: goodwill Faktor utama yang mempengaruhi berbagai sudut pandang akuntansi adalah bahwa ada banyak
c. Akan tetapi, Chambers mengakui persoalan ini dan menyarankan aset dinilai pengguna informasi akuntansi, mewakili berbagai perspektif, mengarahkan kita kepada pertanyaan:
berdasarkan paket yang paling rasional akan dijual ke pasar perspektif mana yang harus diambil dalam proses akuntansi? bagaimana teori-teori pendukung
d. Pengukuran berbeda ini merupakan subtitusi dari present value berbagai perspektif yang sering digunakan dalam akuntansi?.
e. Perbedaan metode memunculkan persoalan additivity
Kesimpulan kelompok:
Value in Use vs Value in Exchange a. Perspektif merupakan sudut pandang manusia dalam memilih opini, kepercayaan. Perspektif Definisi
Pendukung historical cost dan current cost menuduh bahwa EPA mengabaikan value in use. akuntansi yaitu cara pandang dalam memahami, mempelajari, dan mempraktikkan Perspektif
Solomons berpendapat bahwa nilai kepada pemilik/perusahaan adalah perspektif yang akuntansi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan perspektif akuntansi berbeda, seperti
relevan. Aset yang dipegang daripada dijual pasti bernilai lebih tinggi daripada exit price. faktor sejarah dan budaya, nilai sosial, sifat alami aktivitas ekonomi, dan tujuan masing-masing
Contoh kasus: non-marketable fixed assets. Untuk kebutuhan akuntansi, nilai bergantung pengguna; Kepercayaan/Keyakinan Fundamental; dan Pengguna Informasi Akuntansi.
pada ekspektasi dan penggunaan di masa depan. Opportunity cost tidak selalu exit price, bisa b. Sejarah Boundary Assumption, dimulai Pada tahun 1980, Hines mempublikasikan beberapa
juga penggunaan di masa depan Severability, exchangeability terlalu membatasi, padahal ada makalah yang membahas sebuah konsep bahwa perspektif akuntansi pada dasarnya adalah Sejarah
nilai lain yang muncul dari penggunaan Pendekatan value in use menggunakan benchmark Boundary
proses penciptaan realitas yang sesuai dengan pandangan penganutnya. Premis dasar Hines Assumption
investor external, sedangkan CCE berdasarkan sudut pandang manajer internal
adalah dalam penciptaan realita sesuai yang dirasakan pihak-pihak yang melakukan pengukuran
Staubus menunjukkan, kedua pandangan ini memiliki kesamaan: dan pelaporan akuntansi, seorang akuntan sebenarnya sedang membangun sebuah realita.
Observasi terbaru atas harga pasar lebih relevan untuk pengambilan keputusan Hines menyatakan bahwa saat orang-orang menciptakan sebuah gambaran mengenai
keuangan. organisasi atau ekonomi, orang-orang berpikir dan bertindak untuk mencapai gambaran
Keandalan diperlukan dalam sistem pengukuran, penilaian tidak bergantung pada alokasi organisasi.
subjektif.
Additivity fenomena ekonomis dilakukan dalam unit yang sama, disesuaikan ke inflasi dan c. Entitas didefinisikan dalam Accounting Theory Monograph 8: entitas pelaporan adalah unit atau Definisi Entitas
Pelaporan
pergerakan harga. kegiatan yang mengontrol pemanfaatan sumber daya yang langka untuk menghasilkan manfaat
Akuntansi biaya historis memiliki banyak kelemahan. ekonomi atau potensi layanan, dan yang dinilai cukup signifikan untuk menjamin penyusunan
laporan keuangan untuk tujuan umum untuk digunakan dalam pengambilan keputusan
Barton berpendapat entry dan exit price memiliki kemiripan. Pilihan bergantung pada sistem
ekonomi dan akuntabilitas.
yang lebih cost-effective. Keduanya, dan ditambah NPV, seharusnya saling melengkapi.
Jika CCA > CCE > NPV, pertahankan operasi sekarang d. Triple Bottom-Line Concept atau dikenal dengan 3P dicetuskan oleh John Elkington. 3P
Jika CCE > CCA > NPV, likuidasi aset dan terus beradaptasi untuk penggunaan lain tersebut terdiri dari People (orang) berfokus pada kepentingan tenaga kerja. Planet (planet) Konsep triple
bottom line
Jika CCE > CCA < NPV, likuidasi dan hentikan semua operasi berfokus pada pengelolaan atas penggunaan energi dari sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui. Profit (keuntungan) menekankan penciptaan fair trade dan ethical trade.
e. Teori kepemilikan atau Proprietary Theory meyakini bahwa current value lebih relevan daripada
Teori
historical cost. Menurut teori ini, ekuitas pemilik adalah selisih bersih antara kekayaan dengan Kepemilika
hutang. Aset merupakan kepemilikan dari pemilik dan liabilitas merupakan kewajiban pemilik. (prprietory) n:
Current value
Sementara itu juga teori ini memandang profit sebagai kas yang diterima perusahaan melebihi lebih relevan
kas yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan; sebagai peningkatan kekayaan pemilik dari
hasil operasi dalam periode tertentu. Jika entitas membutuhkan tambahan sumber daya, dana
yang diperlukan disediakan oleh pemilik. Proprietary Theory tidak memandang adanya
perbedaan antara aset pemilik dengan aset entitas, serta mengakui adanya holding gain dan yang lebih rendah antara Replacement Cost atau Recoverable ammount (yaitu mana yang lebih
losses. tinggi antara Net Prsent Value atau Net Realizable Value).
f. Dalam Entity Theory, Perusahaan untuk tujuan akuntansi, dipandang sebagai entitas yang n. Reporting Entity Concept, adalah konsep dimana terdapat pemisahan antara entitas pelaporan
terpisah dengan pemilik. Neraca dalam teori ini menunjukkan aset dari entitas. Aset dimiliki dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
oleh entitas dan hutang merupakan kewajiban entitas, bukan pemiliknya. Sedangkan Pemilik
entitas sendiri adalah kreditor dan pemegang saham. Fokus utama entitas yaitu menjaga fungsi
yang menjadi kewajiban entitas. Physical capital concept berfokus pada kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa.
g. Jika Financial Capital Concept memandang perubahan nilai moneter aset dan kewajiban
sebagai komponen laba kemudian dimasukkan ke Holding gain and losses; maka dalam
Physical Capital Concept, perubahan nilai moneter aset dan kewajiban tidak dihitung sebagai
komponen laba melainkan Capital maintenance adjustment
h. Salah satu Tokoh dalam Fund Theory adalah William J. Vatter, ia menolak proprietary theory
dan entity theory karena isi dari laporan keuangan akan cenderung terpengaruh analogi
perseorangan, kebijakan-kebijakannya tidak didasarkan pada sifat alami permasalahan namun
pada pandangan perseorangan, sementara sudut pandang perseorangan tidak mendukung
tujuan penyampaian informasi akuntansi.
i. Fokus utama Fund Theory adalah dana sebagai unit operasi atau pusat kepentingan atau
entitas akuntansi Tujuan utama pelaporan keuangan dalam teori ini adalah Laporan
Penggunaan Sumber Dana. Fund theory menjadi acuan bagi organisasi nonprofit dan
pemerintah.
j. Commander Theory berfokus pada pada kontrol ekonomi yang efektif atas sumber daya.
Commander adalah orang atau sekelompok orang yang memiliki kekuasaan atas sumber daya.
Fungsi akuntansi dilakukan dan atas nama commander. Neraca sebagai bentuk
pertanggungjawaban, sedangkan laporan laba rugi sebagai laporan kegiatan yang dilakukan
oleh tim commander dalam kurun waktu tertentu.
k. George J. Staubus, salah satu tokoh dalam Investor Theory berpendapat bahwa fungsi
akuntansi dan laporan keuangan seharusnya diambil dari sudut pandang investor. Teori ini
menekankan kebutuhan eksternal yaitu para investor untuk memprediksi penerimaan kas di
masa yang akan dating. Oleh karenanya posisi arus kas sangat penting. Dalam teori investor ini,
aset terdiri dari ekuitas spesifik (specific equities) yaitu liabilitas dan saham preferen, dan
ekuitas sisa (residual equities) yaitu saham biasa.
l. Enterprise Theory memandang perusahaan sebagai lembaga sosial dimana keputusannya akan
mempengaruhi pihak-pihak yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditor,
pelanggan, lembaga pemerintah, dan masyarakat. Teori ini lebih luas daripada Entitiy Theory
karena perusahaan tidak hanya dipandang sebagai badan yang mencari keuntungan untuk
pemilik saham, melainkan melayani lebih banyak pihak. Value Added Statement adalah salah
satu bentuk laporan yang mencerminkan Enterprise Theory ini.
m. Deprival Value Concept adalah salah satu bentuk penilaian aset pemerintah di Australia.
Dimana berdasarkan Steering Committee on National Performance Monitoring of
Governmental Trading Enterprises (GTEs) aset-aset non-moneter pemerintah dinilai dari mana
Catatan Perkuliahan Bu Dyah
Catatan Perkuliahan Bu Dyah Catatan Perkuliahan Bu Dyah:
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PERTEMUAN VII
Applying Theory to Accounting Regulation
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tujuan pembelajaran pada bab ini adalah untuk memberikan pemahaman yang komprehensif
P erusahaan mengeluarkan informasi untuk pihak luar (external
parties). Oleh Capital Market Theorist disarnkan informasi ini untuk
diverifikasi oleh auditor independen.
bagi para manajer diikat dengan banyaknya profit yang dilaporkan. Pada situasi seperti ini,
jenis hubungan kontrak adalah antara pengguna data akuntansi dan perusahaan.
Contoh lain di Australia. Sebelum tahun 1984, banyak ditemukan laporan laporan
keuangan yang beredar sangat jauh berbeda dengan manfaat yang diinginkan oleh
TEORI KEPENTINGAN
pengguna laporan keuangan, contohnya investor (saat ini kita mengenal kegagalan
PRIBADI
pasar). Banyak perusahaan-perusahaan yang pada akhirnya collapse. Oleh karenanya,
pada tahun 1984, dibentuklah Accounting Standard Review Board (ASRB), sebagai
bentuk campur tangan pemerintah dalam menganggulangi kegagalan pasar tersebut.
Muncul sebagai respon bahwa Regulasi Pembuat teori ini percaya bahwa
ada sebagai respon dari pemerintah regulasi tidak muncul sebagai
terhadap kebutuhan publik untuk
memperbaiki ketidakefisienan dan akibat dari respon pemerintah B. Penerapan Teori Adopsi (Capture)
ketidaksetaraan yang ditimbulkan oleh terhadap permintaan publik
perorangan/organsisasi
BAGAIMANA TEORI REGULASI DITERAPKAN TERHADAP PRAKTIK AKUNTANSI DAN AUDIT Siapa yang mengcaptured ? Menurut
Walker Profesi Akuntan sebagai
Penjelasan selanjutnya akan membahas mengenai penerapan teori kepentingan pribadi, industri yang diatur
capture, dan teori kepentingan publik dalam praktik.
A. Penerapan Teori Kepentingan Publik Sejumlah perdebatan antara AARF dan ASRB Masih menurut walker, capture atau
juga diselesaikan dengan cepat dan AARF adopsi ini terlihat dari fakta bahwa
Pada teori kepentingan publik, pemerintah turut campur dalam pembuatan regulasi atas (yang dibiayai oleh profesi akuntan) ketentuan proses hukum atas standar
pelaporan keuangan sebagai respon terhadap kegagalan pasar dan kepentingan digabung/merger dengan ASRB (didanai oleh yang diajukan dirasa cepat sekali direstui
umum. Contoh dari kepentingan publik seperti Sarbanes-Oxley Act di USA pada tahun pemerintah oleh Australia Accounting Research
Foundation (ACRF)
2002 sebagai dampak dari kasus Enron, yang merujuk pada jatuhnya KAP Arthur
Anderson.
Menurut Walker, tujuan utama ASRB
(untuk me-maintain kepentingan publik)
Dari 23 standar yang diapprove oleh ASRB, 22 gagal, karena ASRB hanya mengcaptured
standar merupakan hasil rujukan AARF, standard dari AARF.
sementara hanya 1 standar saja yang berasal
Dibuat standard baru dan
Kasus Enron dan Jatuhnya diperkenalkan pada dari luar AARF (profesi akuntan) Walker menangkap bahwa profesi
Respon:: Sarbanes-Oxley akuntan itu elite/khusus, sehingga
KAP Arthur Anderson -> persyaratan laporan keuangan
Act USA 2002 dan tata kelola korporasi yang dianggap bukan kepentingan publik
Public Interest
baru
C. Penerapan Teori Kepentingan Pribadi
Persyaratan Perundang-Undangan
Contoh penerapan masih pada ASRB, namun diteliti oleh Stigler, Posner, dan Peltzman (Statutory Requirement)
(selanjutnya disebut Stigler). Stigler berkesimpulan, bahwa terdapat kelemahan dalam
penelitian Walker. Setelah mempelajari struktur organisasi dan fungsi ASRB, stigler
berkesimpulan bahwa jajaran manajemen (board) bersifat dependen (terikat) dan
Di beberapa negara, hukum yg
Statutory requirement hanya bersifat
dicurigai dipengaruhi oleh beberapa kelompok yang berkepentingan. mengatur mengenai perusahaan
minimum persyaratan yang harus
mewajibkan para direktur
dipenuhi
menyediakan daftar akun yang
Teori kepentingan pribadi memiliki banyak penganut karena teori tersebut mengenali telah diaudit
kepentingan pribadi dasar para pihak yang terlibat dalam regulasi. Teori tersebut juga
cocok banget dengan pandangan bahwa pembuatan standar merupakan proses politik. Oleh karenanya, pengaruh utama
Dibahas di pembahasan berikutnya. terhadap direksi dan auditor adalah
kebutuhan untuk memenuhi persyaratan
pelaporan yang diwajibkan, seperti halnya
dalam hukum perusahaan di negaranya
D. Pembuatan Standar Sebagai Proses Politik
embuatan standar dipandang sebagai proses politik
Definisi Kerangka Konseptual menurut FASB adalah adalah suatu sistem koheren II. Tujuan Kerangka Konseptual
yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi Pada tahun 1978, FASB Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1
landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas (paragraf 34) menyatakan bahwa tujuan dari pelaporan keuangan untuk entitas bisnis adalah
dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. menyediakan informasi yang berguna untuk investor, kreditor, dan pengguna lain dalam
Beberapa akuntan mempertanyakan seberapa penting peranan kerangka konseptual itu menentukan investasi yang rasional, kredit, dan keputusan sejenis.
sendiri. Mereka berargumen bahwa kerangka konseptual tidak lah penting. Argumen mereka IASB dan FASB framework menyatakan bahwa tujuan utama pelaporan keuangan
berdasarkan pemikiran bahwa di masa lalu kerangka konseptual tidak dibutuhkan, sehingga adalah mengkomunikasikan informasi keuangan kepada para pengguna. Tujuan tersebut
di masa sekarang pun keberadaan kerangka konseptual juga tidak dibutuhkan. Walaupun dapat dicapai oleh informasi pelaporan yang:
suatu profesi dapat bertahan tanpa adanya konstruksi teori formal, akan timbul masalah
akibat dari tidak adanya teori dasar. Permasalahan tersebut secara umum diakibatkan oleh Berguna dalam pembuatan keputusan ekonomik
inkonsistensi perlakuan akuntansi atau penerapan metode akuntansi pada keadaan yang Berguna dalam melakukan perhitungan prospek arus kas
sejenis dimana sudah terdapat acuannya. Inkonsistensi dalam praktek akuntansi adalah suatu Berisi tentang sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut dan
masalah, akibatnya akan timbul Greshams law: praktek buruk mengalahkan praktek yang perubahannya.
benar.
Karakteristik Kualitatif dari Informasi Akuntansi sesuai dengan SFAC Nomor 2 digambarkan
sebagai berikut:
Manfaat Kerangka Konseptual yang disarikan oleh pembuat standar akuntansi di Australia
adalah sebagai berikut:
a. Persyaratan pelaporan akan lebih konsisten dan logis karena dilahirkan dari
serangkaian konsep yang teratur.
b. Penghindaran dari syarat pelaporan akan lebih sulit dilakukan karena adanya provisi
yang mencakup secara keseluruhan.
c. Badan yang membentuk persyaratan akan lebih akuntabel dimana dasar pemikiran
dibalik suatu persyaratan dan pengecualian-pengecualian dari persyaratan akan lebih
jelas.
d. Kebutuhan akan standar akuntansi spesifik akan berkurang hingga hanya pada kondisi
dimana aplikasi terhadap konsep akuntansi tidak dapat dilakukan dengan jelas. Hal ini
akan mengurangi risiko regulasi berlebihan.
e. Pembuat laporan keuangan dan auditor dapat lebih memahami persyaratan pelaporan
keuangan yang mereka hadapi. Gambar 2. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
IAS 8 menyatakan bahwa dalam kondisi tidak terdapat standar akuntansi yang secara Standar akuntansi di Amerika sering kali disebutkan sebagai standar dengan
spesifik mengatur transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas, maka management dari entitas pendekatan rule-based karena persyaratan yang perlu dipatuhi terkait dengan standar
tersebut diberikan kewenangan untuk menggunakan pertimbangannya sendiri untuk
menentukan kebijakan akuntansi bagi transaksi tersebut. Kebijakan akuntansi yang dipilih 1 th
C. Nobes (Accounting Theory 7 Ed. : 2010) Hal. 101
dijabarkan secara detail. Namun, Schipper menjelaskan justru pada awal dibentuknya standar Penggunaan data akuntansi dalam pengambilan keputusan ataupun melakukan suatu
2
amerika terkait dengan principles yang merupakan titik mulai dari pendekatan rule-based. evaluasi atas entitas sudah merupakan hal yang wajar. Penggunaan informasi akuntansi dalam
pengambilan keputusan dimulai dari fungsi stewardship. Dahulu, pekerja yang bertanggung
Pada tahun 2002, Sarbanes-Oxley Act mensyaratkan pemerintah Amerika (Security
jawab atas tanah harus melakukan akuntansi pada majikannya. Sekarang, posisi pekerja
Exchange Commision) untuk melakukan kajian penggunaan principles dalam proses
berubah menjadi manajer yang harus melakukan akuntansi untuk para pemegang ekuitas.
penyusunan standar. Hasil kajian tadi merekomendasikan standar dikembangkan
Mereka yang menyediakan modal, yaitu majikan atau pemegang saham, tentu ingin
menggunakan pendekatan principles-based dan atas standar tersebut memiliki karakteristik:
mengetahui bagaimana modal mereka digunakan oleh pekerjanya atau manajer untuk
a. berdasarkan atas conceptual framework yang lebih baik dan secara konsisten sudah sekarang. Informasi penggunaan modal itu lah yang digunakan oleh para pemegang ekuitas
diterapkan; untuk mengevaluasi kinerja perusahaannya.
b. secara jelas menyebutkan tujuan dari standar;
Sejak 1960, informasi akuntansi semakin ditekankan pada aspek pengambilan
c. memberikan detail yang cukup dan struktur yang membuat standar dapat dioperasikan
keputusan. Moonitz pernah menyatakan Quantitative data are helpful in making rational
dan diaplikasikan secara konsisten;
economic desicision, i. e. in making choices among alternatives so that actions are
d. meminimalisasi pengecualian dari standar; dan
correctly related to consequences. (Data kuantitatif sangat membantu dalam pengambilan
e. menghindari penggunaan uji persentase yang membuat financial engineer tetap patuh
keputusan ekonomis yang rasional, seperti dalam memilih dari berbagai alternative yang
secara teknis dengan standar sedangkan menghindari maksud dari standar tersebut.
ada, sehingga tindakan akan sesuai dengan konsekuensinya)
Salah satu alasan besarnya penggunaan rule-based standar di Amerika adalah karena
SEC meminta peraturan dari FASB untuk digunakan dalam menginterpretasikan standar Penekanan tersebut mungkin akibat perkembangan decision-theory. Informasi terkait
akuntansi. Salah satu peran SEC adalah untuk menentukan apakah perusahaan dapat pengambilan keputusan tidak menggantikan informasi terkait stewardship atau akuntabilitas.
mematuhi dengan persayaratan laporan keuangan yang diatur dalam standar akuntansi. Hanya Informasi untuk pengambilan keputusan memiliki penekanan lebih daripada stewardship.
saja, interpretasi atas standar memerlukan kemampuan dan pertimbangan, terutama untuk Mengapa demikian? Pertama, pengguna informasi keuangan sudah berkembang begitu pesat
standar yang lebih condong ke principles. Bahkan, pada satu kasus, dapat perbedaan dalam sehingga di dalamnya termasuk semua penyedia sumber daya (seperti investor dan kreditor
interpretasi yang dilakukan oleh dua orang ahli. Oleh karena itu, SEC akan meminta yang potensial), penerima barang dan/atau jasa, dan pihak-pihak yang melakukan kajian atau
peraturan pada FASB untuk klarifikasi dalam penginterpretasian standar. Auditor akan fungsi oversight (pengawasan). Kedua, informasi akuntansi dipandang sebagai data masukan
meminta panduan dalam bentuk peraturan untuk melindungi dari permasalahan hukum. untuk prediksi oleh pengguna. Pertanyaan muncul, data apa yang relevan untuk pengguna
Peraturan juga akan membantu entitas pelapor dalam penerapan standar, sehingga laporan dalam melakukan prediksi atas performa dan posisi perusahaan? Ketiga, jika fungi
keuangan akan lebih comparable. Meskipun FASB dan SEC sepaham dalam mendukung stewardship melihat apa yang terjadi di masa lalu dan digunakan untuk menilai apa yang
principle-based, mereka tetap pada lingkungan yang terdapat banyak peraturan, banyak sudah dicapai, prediksi melihat apa yang akan terjadi di masa depan. Informasi akuntansi
perusahaan, auditor, dan staff SEC yang sudah biasa mengikuti peraturan dalam beberapa untuk pengguna eksternal tentu saja berdasarkan kejadian di masa lalu, tetapi masa depan
tahun terakhir. Sehingga, S. A. Zeff melontarkan pertanyaan, apakah standar Amerika akan tidak dapat diabaikan begitu saja, ketika pembuatan keputusan secara jelas ditekankan
tidak sedetail dahulu? Apakah staf SEC akan lebih lunak terhadap perusahaan dalam sebagai tujuan dari akuntansi itu sendiri.
kepatuhan atas norma yang detail?
Jika memungkinkan tentu pengguna ingin memiliki informasi terkait kejadian di masa
Informasi untuk Pengambilan Keputusan dan Pendekatan Decision-Theory depan yang mempengaruhi perusahaan. Namun, kita hanya bisa melakukan prediksi akan
kejadian di masa depan. Karena belum terjadi, kejadian di masa depan dan nilainya tidak
2 th
K. Schipper (Accounting Theory 7 Ed. : 2010) Hal. 103
objektif dan tidak dapat digunakan sebagai basis yang andal dalam pengambilan keputusan. biasa, kejadian sehari-hari. Analisis tersebut sangat relevan dalam pembuatan standar
Untuk banyak akuntan, nilai sekarang merupakan nilai yang paling relevan untuk berbasis internasional. Akan sangat sulit untuk mendapatkan dukungan atas sebuah
pengambilan keputusan karena nilai sekarang adalah nilai yang paling mendekati ke masa framework yang diawali dari praktek yang ada, dan sulit untuk menentukan sebuah
depan dan masih berdasarkan kenyataan. Hanya saja, pendukung akuntansi konvensional framework yang merepresentasikan praktek tersebut, ketika praktek tersebut berbeda-beda di
masih percaya bahwa nilai historis masih relevan dalam pengambilan keputusan. tiap-tiap negara.
Pendekatan decision-theory dalam akuntansi sangat bermangaat untuk menguji Jones dan Wolnizer menyarankan agar conceptual framework harus memiliki peran
apakah akuntansi mencapai tujuannya. Jika individual systems dapat menyediakan informasi penting dalam mengemukakan ruang lingkup yang disepakati, objectives, qualitative, dan
yang berguna, maka teori yang mendasari sistem tersebut dapat dianggap efektif atau valid. measurement characteristics dari akuntansi yang terpengaruh dengan standar yang dibentuk.
Walau demikian, mereka juga berargumen mengenai konvergensi dengan IASB framework,
Overall
Accounting bahwa hal ini akan menurukan inisiasi dan inovasi dalam pengembangan conceptual
Theory framework itu sendiri, karena negara tidak lagi bekerja secara independen dalam membentuk
conceptual framework tersebut.
Individual Decision Model of
Prediction Model of User User Perkembangan Internasional : Kerangka Kerja Konseptual IASB dan FASB
Accounting
System Pada Oktober 2004, FASB dan IASB mengagendakan suatu proyek kerja sama
penyusunan kerangka konseptual umum yang lebih baik Tujuannya adalah untuk menyusun
Gambar 3 Proses Decision-theory standar yang berdasarkan prinsip-prinsip, konsisten secara internal, dan terkonvergensi secara
Gambar di atas memetakan proses yang ditunjukkan dengan keluaran dari sistem internasional. Standar tersebut nantinya diharapkan dapat mengarahkan pada laporan
akuntansi merupakan input dalam pengambilan keputusan. Informasi keuangan mungkin keuangan yang menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pemilik modal dalam
memilik pengguna yang luas. Misalnya, kerangka kerja IASM memasukkan investor, pekerja, mengambil keputusan dalam kapasitasnya sebagai pemilik modal..Proyek tersebut
pemberi pinjaman, supplier dan kreditor dagang, pelanggan, pemerintah, dan publik sebagai menyatakan akan melakukan tiga hal.
pengguna yang potensial. Kerjangka kerja tersebut lebih lanjut lagi menyatakan bahwa 1. Proyek akan erfokus pada perubahan lingkungan sejak framework yang asli diterbitkan
pengguna memiliki kebutuhan informasi yang berbeda, beberapa tidak akan dapat dipenuhi dan juga bagian-bagian yang dihapus dalam framework yang asli agar secara efektif dan
oleh informasi akuntansi. Oleh karena itu, kita mengevaluasi keluaran atas informasi efisien meningkatkan, melengkapkan, dan mengkonvergensikan framework yang ada
akuntansi, dan harus mempertimbangkan informasi mana yang berguna untuk para pengambil sekarang;
keputusan. 2. Proyek akan memberikan prioritas dalam mengalamatkan dan mempertimbangkan isu-isu
dalam tiap fase yang kemungkinan akan memberikan manfaat dalam jangka pendek,
Dean dan Clarke menjelaskan berbagai masalah yang relevan untuk memahami
3. Proyek akan mempertimbangkan konsep yang dapat diaplikasikan pada entitas bisnis
sulitnya membangun kerangka konseptual dengan skala nasional. Godfrey, dkk sendiri
sektor swasta. Selanjutnya, dewan akan mempertimbangkan penerapannya dalam
berpendapat membangun kerangka konseptual lebih pada pencarian rasionalisasi untuk
organisasi non profit. Representatif dari sektor public (pemerintah) akan mengawasi
penggunaan saat ini daripada penegasan kembali atas kerangka kerja legal, sosial, dan
proyek tersebut dan mempertimbangkan konseksuensi yang mungkin akan terjadi untuk
ekonomis yang akuntansi digunakan di dalamnya. Mereka menyarankan proyek kerangka
sektor publik.
kerja konseptual sekarang pada upaya untuk mengembangkan sebuah constitution-based
Proyek kerja sama tersebut dibagi dalam 8 tahap oleh Dewan sebagai berikut:
framework untuk akuntansi, daripada berfokus pada konsep yang menitikberatkan pada yang
Tahapan Tema Sudut Pandang Entitas Dibandingkan Sudut Pandang Kepemilikan
A Tujuan dan Karakteristik Kualitatif Kedua sudut pandang ini memiliki pendekatan berbeda atas pelaporan keuangan.
B Elemen dan Pengakuan
C Pengukuran Dewan merekomendasikan agar laporan keuangan dipersiapkan dalam sudut pandang
D Entitas Pelaporan entitass, bukan dalam sudut pandang pemilik/kelompok pemilik. Banyak responden yang
E Penyajian dan Pengungkapan, termasuk Keterbatasan Pelaporan
Keuangan (in-aktif) sependapat bahwa entitas terpisah dari pemiliknya, sehingga mereka setuju dengan pelaporan
F Maksud Kerangka dan Status dalam Hierarki GAAP (in-aktif) dengan persepktif entitas.
G Aplikabilitas pada Sektor Not-for-Profit (in-aktif)
H Isu-Isu yang Masih Tersisa (in-aktif) Sedangkan yang lain memberi catatan bahwa laporan keuangan yang dipandang dari
Tabel 1 IASB/FASB Conceptual Framework Project perspektif entitas meruipakan yang pertama kali dan dewan tidak memberikan cukup
Dalam setiap tahap, Dewan berencana menerbitkan dokumen yang meminta pendapat informasi untuk membenarkan pemilihan persepktif entitas daripada perspektif kepemilikan.
(masukan) dari publik atas keputusan tentatif Dewan tersebut. Pada 30 Juni 2009, Dewan Kelompok Pengguna Utama
menerbitkan dan mendapat tanggapan atas Exposure Drafts (ED) terkait Tahap A, yaitu Dewan berpendapat bahwa pengguna utama dari laporan kuangan adalah penyedia
mengenai Karakteristik Kualitatif. Kemudian paper diskusi terkait Tahap D diterbitkan dan modal sekarang dan yang potensial. Kebanyakan responden setuju dengan pendekatan dewan.
dilaksanakan mengikuti Tahap B dan C. Hanya saja, mereka memberi catatan, memiliki kelompok pengguna yang beragam bisa jadi
Keputusan untuk menunda konsiderasi isu-isu sektor not-for-profit masih menjadi terlalu menyederhanakan hubungan antara entitas dan pengguna individual. Responden lain
perdebatan. Negara Australia dan Selandia Baru misalnya, yang menganut pendekatan sektor lebih menekankan tentang kelompok pengguna utama dan efeknya dalam hal kebutuhan atas
netral, menerapkan standar yang sama untuk sektor not-for-profit dan swasta. Kedua negara pengakuan dari pihak lain, seperti hibah dan kelompok pengawasan tata kelola pemerintahan.
tersebut (juga Kanada dan Inggris) mengajukan tiga area di mana pertimbangan Dewan saat Decision Usefulness dan Stewardship
ini memunculkan isu-isu dalam sektor not-for-profit, yaitu: Menurut dewan, laporan keuangan seharusnya cukup luas untuk mengarahkan semua
a. tidak cukupnya penekanan atas akuntabilitas dan stewardship; keputusan dari investor ekuitas, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya dalam kapasitasnya
b. kebutuhan untuk memperluas pengguna yang teridentifikasi dan membentuk alternatif dalam penyedia modal, termasuk keputusan dalam alokasi sumber daya dan juga keputusan
kelompok pengguna utama; untuk melindungi dan menambah investasinya. Banyak responden yang setuju dengan
c. ketidaktepatan fokus arus kas pervasif. pandangan dewan. Hanya saja, banyak responded yang gelisah tentang kurangnya penekanan
Meskipun demikian, perluasan lingkup proyek kerangka konseptual saat ini (untuk tujuan stewardship, ketika peran dari laporan keuangan dalam memberi informasi untuk
mencakup sektor not-for-profit) akan menambah beban kerja Dewan, memaparkan proyek memungkinkan pengguna memperdiksi future cash flow (arus kas masa depan) terlalu
pada risiko penundaan waktu lebih lanjut dan kesulitan lebih berat dalam pencapaian ditekankan.
keputusan. Dewan Standar Akuntansi Sektor Publik IFAC (IPSASB) telah memulai proyek Karakteristik Kualitatif
penyusunan kerangka konseptual untuk entitas sektor publik, yang dapat diaplikasikan dalam Kerangka IASB memasukkan karakteristik kualitatif, yaitu: understandability,
penyiapan dan penyajian laporan keuangan dengan tujuan umum pada entitas sektor publik. relevance, reliability, dan comparability. Sedangkan Exposure Draft mengusulkan
Tanggapan atas ED Tahap A mengidentifikasi beberapa isu kunci bagi pemangku karakteristik kualitatif yang membuat informasi menjadi bermanfaat, meliputi: relevance,
kepentingan yang memperkaya bahan Kerangka IASB yang telah ada. Hal tersebut meliputi faithful representation, comparability, verifiability, timeliness, dan understandability.
empat hal yang akan dibahas secara terpisah. Karakteristik kualitatif tersebut dibedakan dalam karakteristik fundamental/dasar (relevance,
faithful representation), dan enhancing/meningkatkan (comparability, verifiability,
timeliness, dan understandability), berdasarkan bagaimana mereka mempengaruhi kegunaan argumen mengenai hal yang sama. Selain itu, conceptual frameworks juga memberikan
informasi. arahan dan keputusan bagi akuntan praktisi dalam menjelaskan informasi yang relevan untuk
pembuatan keputusan ekonomi. Untuk itu, persetujuan yang telah dibuat mengenai standar
Hampir semua responden setuju relevance sebagai karakteristik fundamental.
akuntansi seharusnya dapat meminimalisasi ketidakkonsekuenan dan ketidaksamaan yang
Mayoritas etuju terkait faithful representation, tetapi mereka menyarankan bahwa dewan
muncul dari penilaian-penilaian yang berbeda.
tidak cukup benar menggantikan reliability dengan faithful representation, karena keduanya
Dopuch dan Sunder berpendapat bahwa conceptual framework yang dikeluarkan oleh
memiliki makna yang berbeda. IASB sendiri memberikan penjelasan terkait hal itu.
FASB tidak cukup membantu dalam menyelesaikan isu kontemporer pada measurement dan
Meskipun beberapa anggota dewan mengetahui tentang hilangnya reliable dari
disclosure. Menurut mereka, terdapat tiga isu yang masih ambigu:
perbendaharaan IFRS, anggota dewan yang lain dan staff senior IASB memberi catatan
1. Definisi liabilities masih terlalu umum sehingga sulit untuk menentukan posisi
bahwa reliable menjadi salah satu kata yang problematic pada IFRS. Beberapa
deferred taxes.
menggunakannya sebagai presisi, sebagian yang lain menggunakannya sebagai alasan untuk
2. Conceptual framework mendukung dua prinsip akuntansi yang bertolak belakang
tidak mengakui liabilitas, sedangkan yang lain menganggapnya sebagai verifiability. Dewan
yaitu full cost dan successful efforts. Pada prinsip successful efforts, perusahaan
akhirnya memutuskan bahwa satu-satunya cara untuk menghindari penyalahgunaan kata
diperbolehkan untuk mengkapitalisasi hanya beban-beban yang berkaitan dengan
tersebut adalah dengan menggunanakan istilah lain. Faithful representation mungkin
penemuan lokasi tambang minyak dan gas alam yang berhasil, jika terjadi
bukanlah yang paling tepat, tetapi itu adalah istilah terbaik yang bisa mereka berikan.
penemuan lokasi tambang yang tidak terdapat minyak dan gas alam, maka beban
Pada akhirnya, IASB dan FASB masih perlu membuat kemajuan atas kerangka kerja tersebut dikurangi langsung terhadap pendapatan pada periode tersebut.
konseptual melihat betapa pentingnya untuk membangun standar.Dewan memperlukan Sedangkan, untuk full cost, semua beban yang berkaitan dengan penemuan lokasi
beberapa langkah untuk mencapai konsensus dan mendapatkan dukungan tentang tujuan tambang minyak dan gas alam baru (tanpa memperhatikan hasilnya) boleh
laporan keuangan dan karakteristik kualitatif atas informasi keungan agar dapat menerbitkan dikapitalisasi.
kerang kerja yang dapati diterima oleh konstituen. Umpan balik yang diberikan menunjukkan 3. Tidak menyelesaikan masalah estimasi.
banyaknya perspektif tiap-tiap individu dan cara pandang mereka terkait atribut utama
Asumsi Ontologi Dan Epistemologi
informasi. Hal ini menjadi tantangan tersendiri, apakah perbedaan-perbedaan individual
tersebut dapat disatukan untuk mencapai tujuan harmonisasi pelaporan keuangan. Fokus dari kritik ini adalah untuk menyediakan bagi pengguna informasi laporan
keuangan yang tidak bias dengan metode objektif. Hal ini disebut juga dengan penyusunan
IV. Kritik Pada Kerangka Konseptual
peta keuangan (financial mapmaking), semakin baik petanya, semakin baik pula dalam
menggambarkan fenomena-fenomena yang kompleks.
Conceptual framework yang telah ada ternyata menuai kritik dari berbagai negara,
Namun, Feyerabend sebagai seorang filsuf ilmu berpendapat bahwa kejujuran ilmiah
Kritik-kritik tersebut memiliki analisis yang menjelaskan alasan mereka mengeluarkan kritik.
tidak lah absolut, kejujuran ilmiah hanya mengarah pada pernyataan tentang kenyataan yang
Pertama, conceptual framework harus menggunakan pendekatan yang scientific, sehingga
dibangun, yaitu pernyataan yang diberikan hanya ketika bukti sesuai dengan penjelasan dan
validasi framework harus dapat dijelaskan secara logis dan empiris. Selanjutnya, pendekatan
persetujuan mengenai metodologi ilmiah. Hal ini dapat membuat teori yang menjadi dasar
secara profesional yang berfokus untuk menyarankan tindakan terbaik dengan melakukan
suatu framework dipertanyakan, apakah teori tersebut netral, independen, dan bebas dari bias.
tindakan yang profesional.
Sehingga, dapat diimplikasikan, jika realita tidak ada dalam praktik akuntansi, maka suatu
Sebenarnya, tujuan pembuatan conceptual frameworks adalah untuk menjawab segala
conceptual framework tidak dapat memberikan objektivitas yang menyeluruh dalam
pertanyaan-pertanyaan mengenai standar akuntansi, sehingga menghindari terulangnya
mengukur realita ekonomi. Jika dihubungkan dengan conceptual framework yang ada
ternyata benar adanya, bahwa conceptual framework tidak pernah secara resmi diuji Tujuan utama dari dibuatnya conceptual framework adalah untuk menyediakan
kebenarannya berdasarkan bukti logis dan empiris karena isi dari conceptual framework itu informasi keuangan yang dapat membantu pengguna menentukan keputusan ekonomis.
sendiri merupakan opini dari badan atau individual yang berkuasa. Hal ini mengarahkan Namun, sekarang riset pasar meragukan kemampuan data akuntasi yang dipublikasikan untuk
projek conceptual framework pada pendekatan hypothetico-deductive. Pendekatan ini mempengaruhi harga saham. Beberapa teknik akuntansi digunakan untuk memanipulasi
mempengaruhi asumsi epistemologi dan asumsi metodologi mengenai pengujian kebenaran keadaan pasar. Tujuan dari conceptual framework adalah untuk meyakinkan pengguna
serta tindakan yang paling sering dilakukan oleh peneliti akuntansi. laporan keuangan dapat mendapatkan informasi yang berguna untuk proses pengambilan
keputusan.
Siklus Penalaran (Circularity Of Reasoning)
Kerangka Konseptual sebagai Dokumen Kebijakan
Dalam sudut pandang yang dangkal terhadap conceptual framework mengindikasikan
Sebuah cara yang dapat digunakan untuk melihat conceptual framework menjadi
bahwa paling tidak akuntan mengikuti satu jalur ilmiah, yaitu menarik kesimpulan dari
scientific adalah dengan mempertimbangkannya menjadi sebuah policy model. Ijiri
prinsip dan praktik yang disamaratakan. Namun, banyak pula negara yang conceptual
membedakan normative dan policy model. Normative model dibuat berdasarkan asumsi pasti
framework-nya ditandai dengan adanya internal circularity, maksudnya satu kualitasnya,
mengenai tujuan yang akan dicapai. Meskipun normative model memiliki implikasi, namun
bergantung pada kualitas aspek yang lain. Tidak terdapat arahan yang spesifik mengenai cara
tetap berbeda dengan policy judgement yang melibatkan komitmen terhadap tujuannya.
pencapaian kondisi yang seharusnya. Terkadang untuk menggunakan salah satu prinsip
Ditambahkan pula oleh Ijiri bahwa teori dan kebijakan akuntansi seringkali dicampur-
dalam kerangka konseptual haruslah menerapkan prinsip lainnya terlebih dahulu, padahal
baurkan, sementara di bidang ilmu lainnya kedua hal tersebut dibedakan. Seperti kebijakan
tidak didefinisikan dengan baik. Misal, reliabilitas merupakan prinsip yang bergantung pada
ekonomi diperlakukan berbeda dengan teori ekonomi, tetapi di dalam akuntansi, teori selalu
representational faithfulness, netralitas, dan dapat diverifikasi. Makna prinsip yang satu harus
dikaitkan dengan kebijakan.
dijelaskan melalui prinsip yang lainnya terlebih dahulu.
Pembedaan antara teori dan kebijakan merupakan hal yang penting. Kebijakan
umumnya dipengaruhi oleh kepentingan politik. Hal ini berarti bahwa kerangka konseptual
Disiplin Non Ilmiah adalah cerminan dari keinginan suatu kelompok yang dominan atau kerangka konseptual
sebagai kesepakatan yang disetujui dalam paham politik yang berlainan. Buckley menyatakan
Stamp meyakini bahwa akuntansi lebih berpihak kepada hukum daripada physical
bahwa kerangka konseptual memperkuat pendekatan konstitusional, dan mengesahkan
science karena profesi akuntansi dan hukum berhubungan dengan konflik yang terjadi
pinsip-prinsip yang telah ada sebelumnya. FASB mendefinisikan kerangka konseptual
diantara kelompok pengguna ilmu tersebut dengan kepentingan dan tujuan yang bermacam-
sebagai undang-undang dan sistem yang berkaitan dan saling berhubungan antara tujuan
macam. Menurutnya, hukum merupakan normative discipline yang penuh dengan konsep
dan asasnya.
nilai sarat, dan akuntansi berhadapan dengan kondisi pasar tidak sempurna dan bersifat
Pendekatan konstitusional juga sejalan dengan asersi yang menyatakan jika akuntansi
subjektif sesuai dengan proses pembuatan keputusan. Sedangkan yang dimaksud physical
berdasarkan pada bukti atau dogma dasar untuk menetapkan kriteria yang benar. Kebenaran
science adalah positive discipline, hal yang dapat dideskripsikan dan memiliki karakteristik
ini adalah ide-ide yang diwujudkan dalam konvensi atau doktrin akuntansi. Hines percaya
bebas dari nilai konsep.
bahwa kerangka konseptual FASB dan kerjasama antara IASB serta FASB akan menemui
kegagalan. Disebutkan bahwa tujuannya mencakup kebenaran dan realisme. Kesuksesan
akuntansi nyatanya berlawanan dengan tujuan ini. Jawaban atas kontroversi terkait akuntansi
Penelitian Positif
akan selalu ditentukan melalui interaksi sosial dan berupa situasi yang spesifik.
Nilai Profesional (Professional Value) dan Penjagaan Diri (Self Preservation) mengetahui perlengkapan yang ada dari peraturan dan prinsip akuntansi yang kompleks.
Karena hal tersebut, publik kemudian bergantung kepada akuntan dan auditor untuk
Professional value merupakan tindakan yang berlandaskan idealisme dan lebih
menyiapkan dan menafsirkan laporan keuangan. Fenomena ini dianggap sebagai monopoli
mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi, sedangkan self preservation
dari pengetahuan profesional. Hal ini tentu tidak sejalan dengan tujuan dari kerangka
adalah kebalikannya. Efek dari adanya professional values ada terciptanya nilai sosial yang
konseptual yang disebutkan untuk memberikan jasa kepada pengguna dengan menghasilkan
dapat membuat kelompok professional bertanggung jawab dan menyediakan segala
informasi keuangan yang objektif, relevan, dan reliabel.
kepentingan komunitas. Penjelasan dari kerangka konseptual sebagai penjagaan diri dan nilai
Fakta yang terjadi di lapangan yang menyatakan bahwa gagasan tentang kerangka
profesional pada awalnya akan tampak saling bertentangan. Penjagaan diri secara tidak
konseptual dapat berujung pada kegagalan kemudian menjadi tidak penting. Keberadaan
langsung berhubungan dengan kepentingan diri sendiri (self interest), sementara nilai
badan pengatur standar yang berisikan orang-orang ahli di bidang teori dan praktik akuntansi,
profesional berhubungan dengan idealisme dan altruisme.
bersama dengan kerangka konseptual, memastikan pula keberadaan dasar teoritis yang
Gerboth berpendapat bahwa tanggung jawab personal (sebagai bentuk dari
berjalan beriringan dengan praktik akuntansi. Ini berarti bahwa profesi akuntan terjamin
profesionalisme) adalah hal yang membuat keputusan akuntan diambil secara objektif. Kunci
dengan adanya legitimasi atau kekuasaan yang berkelanjutan.
dari objektivitas adalah nilai bagi siapapun yang menjalankan praktik akuntansi. Akuntansi
Kerangka Konseptual untuk Standar Audit
harus mengarah bukan pada konsep dari struktur yang ideal tetapi dari perilaku profesional.
Kerangka konseptual tidak berjalan pada kondisi social vacuum. Di mana ada Teori umum komprehensif dari pengauditan pertama kali diperkenalkan oleh Mautz
interaksi sosial antar manusia, akan menjadi tidak mungkin untuk mengembangkan kerangka dan Sharaf pada tahun 1961. Mautz dan Sharaf melihat bahwa mengaudit bukan sebagai sub-
yang komprehensif dan menentukan. Hal ini menyebabkan pengambilan keputusan akan divisi dari akuntansi, tapi sebagai ilmu yang berdiri sendiri juga sikap logis yang disiplin. Hal
menggunakan pertimbangan yang bersifat subjektif. Pertimbangan ini didasarkan pada nilai ini mengarahkan mereka pada kesimpulan bahwa auditor tidak secara natural terbatasi dalam
profesional yang oleh Greenwood dideskripsikan sebagai nilai rasionalitas di mana terdapat hal memverifikasi atau mengecek informasi akuntansi. Mautz dan Sharaf juga
komitmen untuk bersikap secara objektif di dalam teori dan teknik. Sebagai akibat dari mempertanyakan kompatibilitas dari pelayanan auditing dan consulting, dan
orientasi ini, tidak ada teori maupun teknik yang dipandang sebagai sesuatu yang sakral dan merekomendasikan pemisahan untuk kedua tipe pelayanan ini dengan tujuan untuk menjaga
tidak dapat ditantang karena semuanya memiliki sejarah penerimaan dan penggunaan. independensi dari auditor.
Demski menyebutkan bahwa secara umum tidak ada standar yang mampu untuk Di awal tahun 1970-an, pemikiran Mautz dan Sharaf dikembangkan lebih jauh
mengidentifikasi alternatif akuntansi yang paling baik, tanpa disertai dengan keyakinan melalui Statement of Basic Auditing Concepts (ASOBAC) yang dikeluarkan oleh American
individu dan pilihan masing-masing. Jadi, kepercayaan dan pilihan merupakan campuran dari Accounting Association. ASOBAC fokus pada proses pengumpulan dan pengujian bukti. Di
nilai personal dan nilai profesional. Menurut Bromwich, pendekatan terbaik untuk pengaturan tahun 1980-an, hal utama yang menjadi perdebatan dalam teori audit adalah peran dari
standar akuntansi adalah dengan menerbitkan standar parsial yang mempertimbangkan struktur dan perhitungan dalam proses pengumpulan bukti dan evaluasi. Masa ini disebut
pemisahan permasalahan akuntansi, seperti praktik yang dianut sebelum adanya kerangka sebagai periode pertumbuhan pesat praktik audit, peningkatan teknologi, dan kebutuhan
konseptual. Melalui pendekatan ini, persetujuan umum/konsensus antara pengguna akuntansi untuk mengurangi biaya pada proses audit.
akan lebih mudah dicapai dan keterbatasan sumber daya dapat ditargetkan dan Knechel pada tahun 1990-an menyebutkan bahwa tradisi audit dan usaha auditor
didesentralisasikan. untuk meresmikan proses audit mulai dihambat oleh hal-hal lain. Hal-hal lain ini termasuk
Sementara pendapat yang bertentangan dengan pedekatan konstitusional diungkapkan tekanan dari klien kepada auditor untuk mengurangi biaya audit dan memberikan nilai
oleh Buckley. Dia menyatakan bahwa pengaturan standar akuntansi berhubungan langsung tambah. Hal ini membuat praktik audit menjadi lebih bergantung pada memeriksa sistem
dengan perilaku monopoli yang ditunjukkan oleh profesi. Hasilnya adalah, publik tidak kontrol klien dan juga mencari dan mengumpulkan bukti dari laporan keuangan yang dibuat
sendiri oleh sistem tersebut, dibandingkan dengan direct testing pada transaksi dan saldo
akun. Hal ini mengurangi substantive test dan jumlah sampel, yang dapat membuat adanya
resiko bisnis audit. Proses ini dikenal dengan sebutan risiko bisnis audit (business risk audit).
Risiko bisnis audit adalah bentuk audit yang mempertimbangkan risiko klien sebagai
bagian dari proses audit. Bentuk formal risiko audit muncul pada tahun 1970-an. Model
risiko audit mewajibkan auditor untuk mempertimbangkan risiko ketidaksesuaian opini audit
sebagai akibat dari risiko melekat dari kesalahan yang terjadi, risiko sistem pengendalian
klien tidak dapat mencegah atau mendeteksi kesalahan tersebut, dan risiko auditor tidak dapat
mendeteksi kesalahan yang sama.
Knechel menambahkan bahwa persepsi auditor terhadap risiko mulai berubah sejak
diterbitkannya Internal Control-Integrated Framework oleh Committee of Sponsoring
Organization (COSO) di tahun 1992. Auditor menjadi lebih paham mengenai hubungan
antara pengendalian internal dengan kegiatan audit. Klien yang memiliki pengendalian
internal yang efektif memiliki risiko kesalahan dan kecurangan yang lebih rendah dan hal ini
membuka peluang untuk mengurangi sumber daya, biaya dan biaya audit bagi klien tersebut.
Dengan demikian, ketidakseimbangan yang ada pada pengendalian internal klien
memberikan kesempatan untuk menawarkan jasa nonaudit misalnya jasa konsultasi.
Perkembangan dari model risiko bisnis kemudian menjadi fokus utama dalam firma
akuntan, seperti diterbitkannya Strategic System Audit. Akan tetapi, meskipun berbagai
pendekatan baru dilakukan untuk menekankan pada perencanaan dan pemahaman proses
bisnis pada kenyataannya auditor enggan melakukan hal tersebut dan efisiensi semakin jauh
dari kata terwujud. Ada pula pihak yang berpendapat bahwa risiko bisnis bukan merupakan
hal yang baru karena banyak auditor yang telah fokus ke hal tersebut, sebelum menjadi
booming di tahun 1990-an.
Salah satu kritik yang muncul dari risiko bisnis ini adalah bahwa ide tersebut hanya
alat untuk menjual jasa konsultasi kepada klien dan dapat menimbulkan terjadinya skandal
akuntansi seperti yang dialami Enron. Metode audit risiko bisnis disalahgunakan oleh auditor
untuk kepentingannya sendiri. Melalui Sarbanes-Oxley Act, kesempatan auditor untuk
memberikan jasa konsultasi kepada klien menjadi sangat dibatasi. Knechel menyarankan
bahwa audit risiko bisnis masa mendatang harus dibatasi, tetapi fokus pada audit
pengendalian internal milik klien akan menjadikan auditor mempertimbangkan adanya risiko
dalam proses dan lingkungan bisnis klien sebagai bagian dari audit laporan keuangan.
***