Anda di halaman 1dari 15

REVENUE

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi


Dosen Pengampu: Drs. Sudarno, MSi, Ak, CA, CSRS, CSRA

Oleh
Kelompok 9

Brinda Isma Putri (19081301119


Yolanda Mariska Dewi (190810301122)
Devy Ira Bayu Octora (190810301131)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-
Nya, kami dapat menyusun makalah Teori Akuntansi mengenai Bab Pendapatan dengan baik
dan tepat waktu.
Terima kasih juga tak lupa kami ucapkan kepada Bapak Dr. Sudarno, M.Si., Ak.
selaku dosen pengampu mata kuliah Teori Akuntansi. Karena dengan diberikannya tugas ini
dapat menambah ilmu serta wawasan kami. Dan juga kami ucapkan Terima kasih juga
kepada semua pihak yang telah membagi ilmu dan pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini juga tidak luput dari adanya kekurangan dalam
penyajian informasi, maka dari itu kelompok kami juga menerima kritik dan saran yang
membangun bagi para pembaca.
Terima kasih atas perhatiannya, semoga dapat bermanfaat dan dapat dijadikan
inspirasi bagi pembaca.

Jember, 4 November 2021


Penulis

ii
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah.............................................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................................1
1.4 Manfaat..............................................................................................................................1
BAB 2. PEMBAHASAN..........................................................................................................2
2.1 Definisi Pendapatan...........................................................................................................2
2.2 REVENUE RECOGNITION...........................................................................................4
2.2.1 Historical Perspective..................................................................................................4
2.2.2 Criteria for Revenue Recognition.............................................................................4
2.2.3 Analysis Criteria For Revenue Recognition............................................................5
2.3 REVENUE MEASUREMENT........................................................................................6
2.3.1 Kriteria Pengakuan Pendapatan Berdasarkan IASB Framework par 83...........6
2.3.2 Kriteria Pengakuan dan pengukuran pendapatan dalam IAS 18/ AASB 118
Revenue.................................................................................................................................6
2.4 CHALLENGES FOR STANDARD SETTERS..............................................................8
2. 5 ISSUES FOR AUDITORS...............................................................................................9
KESIMPULAN.......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendapatan sangat berkuasa bagi kelangsungan hidup perusahaan, semakin besar
pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk
membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh
perusahaan. Selain itu pula pendapatan juga berkuasa terhadap keuntungan atau rugi
perusahaan yang tersaji dalam laporan laba rugi. Laporan pendapatan ini mencerminkan
operasi masa lalu perusahaan dan digunakan untuk memprediksi kinerja masa depan.
Tanpa pendapatan tidak ada laba, tanpa laba, maka tidaka ada perusahaan. Hal ini tentu
saja tidak mungkin terlepas dari dampak pendapatan dari hasil operasi perusahaan
Dalam akuntansi, pendapatan menjadi permasalahan penting yaitu bagaimana
perusahaan mengakui dan mengukur komponen pendapatan dalam suatu periode tertentu.
Pengakuan pendapatan merupakan saat dimana sebuah transaksi harus diakui sebagai
pendapatan perusahaan. Sedangkan pengukuran pendapatan adalah berapa besar jumlah
pendapatan yang harus diakui dari setiap transaksi yang terjadi pada suatu periode
tertentu. Maka pengakuan dan pengukuran pendapatan harus dilakukan dengan akurat
agar perusahaan mampu menyajikan laporan keuangan secara wajar.
1.3 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dari pendapatan?
1.2.2 Bagaimana cara pengakuan dan pengukuran pendapatan?
1.2.3 Apa saja tantangan bagi standard setters?
1.2.4 Apa saja masalah yang akan dihadapi oleh auditor dalam mengukur pendapatan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi dari pendapatan.
1.3.2 Untuk mengetahui cara pengakuan dan pengukuran pendapatan.
1.3.3 Untuk mengetahui apa saja tantangan bagi standard setters.
1.3.4 Untuk mengetahui masalah apa saja yang akan dihadapi oleh auditor dalam
mengukur pendapatan.
1.4 Manfaat
1.4.1 Memahami definisi dari pendapatan.
1.4.2 Memahami cara pengakuan dan pengukuran pendapatan.
1.4.3 Memahami apa saja tantangan bagi standard setters.
1.4.4 Memahami masalah apa saja yang akan dihadapi oleh auditor dalam mengukur
pendapatan.

1
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pendapatan
Menurut LAS 18/AASB 118-Revenue, pendapatan merupakan aliran masuk bruto
manfaat ekonomi selama satu peiode yang berasal dari kegiatan rutin suatu entitas yang
menyebabkan peningkatan ekuitas selain dari kontribusi pemilik.
Menurut IASB Framework-Revenue forms part of income, pendapatan merupakan
bagian dari penerimaan (income) yang merupakan peningkatan manfaat ekonomi
selama periode akuntansi dalam bentuk peningkatan aset atau penurunan liabilitas yang
berasal dari peningkatan ekuitas selain dari kontribusi pemilik".
Menururt FASB, pendapatan merupakan aliran masuk atau peningkatan aset atau
penurunan liabilitas (atau kombinasi keduanya) dalam suatu periode yang berasal dari
penyerahan atau produksi barang atau jasa atau aktivitas lain yang merupakan kegiatan
utama entitas.
Menurut PSAK No. 23 paragraf 6, pendapatan adalah arus brulo dari manfaat
ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus
masuk tersebut mengakibatkan peningkatan pendapatan, yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal.
Menurut SFAC No.6, pendapatan adalah arus masuk atau penambahan lainnya
pada aktiva suatu satuan atau penyelesaian kewajiban-kewajibanya (atau kombinasi
keduanya) dari pengiriman atau produksi barang, pemberian jasa, atau kegiatan lain
yang merupakan kegiatan utama atau pusat dari satuan usaha yang pengiriman.
Menurut FASB yang dikutip oleh harahap (1999:58) definisi pendapatan adalah
arus atau peningkatan nilai aset dari suatu entitas atau penyelesaian kewajiban dari
entitas atau gabungan dari layanan atas pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan
kegiatan utama perusahaan yang berjalan .
Melihat definisi tersebut, maka pendapatan akan diakui dalam laporan laba rugi
jika kenaikan manfaat ekonomi pada masa depan yang berkaitan dengan peningkatan
aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini
berarti bahwa pengakuan pendapatan terjadi bersamaan dengan pengakuan penjualan
aktiva atau penurunan kewajiban (misalnya kenaikan bersih aktiva yang timbul dari
barang alau jasa atau penurunan kewajiban yang timbul dari peningkatan kredit).
Menurut SFAC No 6, Gains adalah peningkatan dalam ekuitas (aset bersih) dari
transaksi sampingan alau insidental suatu entitas dan dari semua transaksi dan kejadian

2
lain yang memengaruhi entitas yang berasal dari pendapatan atau investasi oleh
pemilik.
Terdapat dua kata yang sering disebut dalam definisi ekuitas dan entitas. Ekuitas
adalah modal yang diinvestasikan dalam suatu usaha (ekuitas dalam akuntansi
merupakan penambahan dari laba selama tahun berjalan dengan modal mula-mula).
Dalil menganggap menganggap bahwa setiap perusahaan adalah suatu unit akuntansi
yang terpisah dan berbeda dari pemilik dan dari perusahaan-perusahaan lainnya.
a. Pandangan Perilaku Pendapatan
Pendapatan bukan hanya diukur dengan rupiah. Paton dan Littleton mengatakan,
pendapatan menunjukkan pencapaian bruto atau kinerja bruto perusahaan, sementara
beban (expense) mewakili usaha perusahaan. Penyandingan pendapatan dan beban
menghasilkan profit yang merupakan pencapaian neto perusahaan perilaku pendapatan.
Sedangkan Bedford menekankan pada pandangan operasional pendapatan dan
pusat laba, dimana laba didefinisikan dalam operasi tertentu yang dilakukan oleh entitas
dan bukan hanya hasil dari penerapan metode akuntansi. Laba timbul hanya dari
kegiatan yang berasal dari operasi bisnis. Operasi bisnis umum yang ditetapkan oleh
Badford adalah:
 Akuisisi sumber daya uang Akuisisi layanan .
 Penggunaan layanan
 Rekombinasi jasa yang diperoleh
 Disposisi layanan
 Distribusi sumber daya uang
Proses memperoleh pendapatan:
1. Purchase of service
2. Production
3. Stronge of product
4. Sale on credit
5. Collection of cash
6. Warranty
Myers mengungkapkan konsep pendapatan dan profit berhubungan dengan
keputusan atau kejadian kritis tertentu yng dibuat oleh manajer. Profit diperoleh ketika
pengambilan keputusan kritis atau melakukan tugas yang paling sulit dalam suatu siklus

3
transaksi yang lengkap. Teori Myers ini membantu akuntan dalam menentukan kapan
pengakuan pendapatan.
Myers, Paton dan Lituleton berpendapat bahwa pendapatan dan laba akrual
adalah seluruh proses produktif yaitu, terdapat perubahan yang terus-menerus terhadap
nilai dari jumlah aktiva dan modal dalam proses pelaksanaan kegiatan yang ditetapkan
perusahaan. Pandangan perilaku pendapatan menunjukkan bahwa pendapatan (dan
keuntungan) muncul karena sesuatu yang dilakukan oleh perusahaan. Semua kegiatan
perusahaan merupakan bagian dari proses produktif. Dalam proses ini, sebuah titik
untuk pengakuan pendapatan harus ditentukan.
2.2 REVENUE RECOGNITION
2.2.1 Historical Perspective
Selama sembilan belas abad, income (profit) dalam suatu bisnis ditentukan
berdasarkan kenaikan atau peningkatan kekayaan bersih. Chatfield menyatakan bahwa
hal ini dilakukan baik melalui kebijakan akuntansi penggantian atau melalui penilaian
aset berkala. Prinsip pengakuan atau realisasi yang sekarang dikenal tidak selalu
menjadi bagian dari praktik akuntansi standar.
Peningkatan pandangan kekayaan bersih dari pendapatan secara bertahap
digantikan oleh gagasan bahwa pendapatan harus direalisasi. Perubahan ini muncul
karena penggunaan aset tidak lancar khusus oleh perusahaan menjadi signifikan pada
periode antara Perang Dunia I dan 1930-an. Menentukan nilai aset khusus ini sulit,
membuat perhitungan perubahan nilai aset lebih sulit dipastikan.
Di Amerika Serikat, penyalahgunaan yang timbul dari penilaian – penilaian pada
tahun 1920-an berkontribusi sebagian pada peristiwa bencana ekonomi yang mengarah
pada Depresi besar – besaran tahun 1930-an. Beberapa orang melihat profesi akuntansi
sebagai bagian yang bertanggungjawab atas bencana karena telah memungkinkan
perusahaan menilai aset terlalu optimis. Dalam menghadapi kritik ini, akuntan
mengadopsi sikap konservatif dan prinsip pengakuan atau realisasi adalah hasil dari
postur defensif ini.
2.2.2 Criteria for Revenue Recognition
Menurut Coombes dan Martin, pengakuan pendapatan dapat terjadi pada satu
bagian/ poin dalam siklus operasi entitas atau proses penerimaan seperti pada gambar
berikut:

4
2.2.3 Analysis Criteria For Revenue Recognition

 Measurability of asset value


Pendapatan dapat diukur secara andal, dengan prinsip konservatisme
(pengakuan dilakukan pada saat direalisasi secara aktual). Namun, pada akuntansi
nilai wajar, perubahan nilai aset akan dicatat sebagai beban dan atau pendapatan
karena menahan aset. Hal tersebut dinilai konsisten dengan pendekatan basis
akrual tetapi tidak konsisten dengan konsep realisasi dan historical cost. Masih
diperlukan adanya dasar yang valid atas pengakuan pendapatan dalam standar
yang menggunakan akuntansi nilai wajar.
Menurut FASB, pendapatan dan gain tidak akan diakui saat belum
terealisasi (realised) atau dapat terealisasi (realisable). Menurut Theory of
Monograhp No.3, terealisasi (realised) berarti bahwa aset yang diterima berupa
kas atau klaim atas kas, sedangkan dapat terealisasi (realisable) berarti bahwa
aset yang tersebut siap untuk dikonversi menjadi kas atau klaim atas kas.
Menurut Paton dan Littleton, berdasarkan pandangan mayoritas, pendapatan
terealisasi jika dibuktikan dengan kas atau cash receipt atau piutang atau aset
lancar lainnya. Perbedaan realisasi (realisation) dan pengakuan (recognition)
yaitu:
Pengakuan : Untuk dapat dianggap valid dan ada; memerlukan arus masuk aset
atau perubahan nilai aset yang dapat diukur secara kuantitatif
Realisasi : untuk mengubah menjadi kas atau uang memerlukan arus masuk aset
lancar.

5
Aspek kriteria measurability adalah terjaminnya collectability kas yang
tergantung dari pertimbangan manajer, biasanya berdasarkan pengalaman
terdahulu. Coombes dan Martin berpendapat bahwa measurability dan
permanence merupakan kondisi yang harus dipenuhi untuk mengatasi
ketidakpastian pengakuan. Measurability pada dasarnya berkaitan dengan
kemampuan objektif untuk menilai penjualan. Yang dimaksud objektif adalah
tidak bias dan dapat dibuktikan oleh investigator kompeten lainnya. Sementara
permanence berarti bahwa ketika sudah diakui maka tidak ada alasan lagi untuk
membalik akun pendapatan.
 Existence of a transaction
Ketika sebuah pihak eksternal dalam transaksi jangka panjang menyatakan
kesediaan untuk membayar harga yang diberikan untuk produk perusahaan,
transaksi ini tentu merupakan bukti obyektif dari peningkatan nilai perusahaan.
Pihak luar memberikan bukti yang menguatkan nilai output.
 Substantial Completion of the Earning Process
Pendapatan tidak dihasilkan (diperoleh) sampai perusahaan telah
melakukan sebagian besar kegiatan yang memperoleh pendapatan. Pendapatan
tidak dianggap telah diperoleh sampai perusahaan telah melakukan sesuatu.
Sebagai contoh, penandatanganan kontrak di kebanyakan kasus tidak
menciptakan pendapatan karena tidak ada kinerja yang dilakukan oleh penjual.
2.3 REVENUE MEASUREMENT
2.3.1 Kriteria Pengakuan Pendapatan Berdasarkan IASB Framework par 83
1. Adanya kemungkinan manfaat ekonomi di masa yang akan datang akan
mengalir ke atau dari entitas.
2. Memiliki nilai yang dapat diukur dengan andal.
2.3.2 Kriteria Pengakuan dan pengukuran pendapatan dalam IAS 18/ AASB 118
Revenue
1. Sales of Goods
Secara hukum, penjualan timbul akibat adanya penyerahan barang atau jasa
dari suatu pihak ke pihak lain (penjual ke pembeli).
Pendapatan dari penjualan barang harus diakui ketika kondisi-kondisi
berikut ini terpenuhi (paragraf 14):

6
a. Perusahaan sudah mengalihkan/ mentransfer risiko dan manfaat signifikan
atas kepemilikan barang ke pembeli,
b. Perusahaan tidak menahan baik terus terlibat dalam kegiatan manajerial
seperti pada tingkat kepemilikan yang biasa dan pengendalian yang efektif
atas barang yang dijual tersebut, jumlah pendapatan dapat diukur secara
andal,
c. Adanya kemungkinan manfaat ekonomi terkait transaksi tersebut akan
mengalir ke perusahaan,
d. Biaya yang timbul terkait transaksi dapat diukur secara andal.
Pengecualian:
a. Pendapatan dapat diakui selama masa produksi, yaitu berdasarkan metode
percentage of completion (IAS 18/ AASB 118). Hal ini dianggap memenuhi
kriteria pengakuan pendapatan yaitu dapat diukur secara andal dan adanya
transaksi (yaitu kontrak). Penentuan percentage of completion dapat
dilakukan dengan cara:
 Proporsi biaya kontrak dibebankan kepada pekerjaan yang dilakukan
hingga periode tertentu dibandingkan dengan total estimasi biaya kontrak;
 Survei pada pekerjaan yang dilakukan;
 Penyelesaian fisik secara proporsional dibandingkan dengan kontrak
pekerjaan.
b. Berpotensi menjadi masalah serius untuk transaksi yang rumit dan/atau
ketidakpastian signifikan mempengaruhi penentuan penyelesaian transaksi
secara substansial sehingga auditor bertanggung jawab untuk menilai dasar
keputusan manajer terkait existence dan nilai pendapatan yang diakui pada
periode berjalan.
c. Temuan PCAOB yang menyatakan bahwa kerap kali defisiensi kinerja
perusahaan audit atas prosedur audit adalah terkait dengan akun pendapatan.

2. Rendering of Services
IAS /AASB 118 paragraf 20 mensyaratkan bahwa pendapatan terkait dengan
pemberian jasa harus diakui berdasarkan tahap penyelesaian transaksi pada
tanggal pelaporan. Dengan demikian, pendapatan harus diakui pada saat jasa
diberikan. Paragraf 23 menyatakan bahwa entitas pada umumnya dapat membuat

7
estimasi yang andal, memungkinkan pengakuan pendapatan, jika perusahaan
telah melakukan persetujuan dengan pihak lain terkait hal – hal berikut:
a. Hak masing – masing pihak yang dapat dipaksakan terkait layanan yang akan
diberikan dan diperoleh oleh para pihak
b. Imbalan yang akan dipertukarkan (manfaat ekonomi yang akan diperoleh)
c. Cara dan syarat penyelesaian baik terkait dengan tingkat penyelesaian
transaksi saat tanggal pelaporan maupun biaya yang timbul untuk
penyelesaian dapat diukur secara andal.
3. Interest, Royalties, dan Dividends
Bunga, royalti, dan deviden dapat diakui ketika:
a. Bunga, royalti, dan deviden tersebut diterima
b. Memenuhi tiga kriteria pengakuan umum (dapat diukur, transaksi, dan
penyelesaian subtansial)
Menurut IAS 18/AASB 118 paragraf 30, penetapan bunga harus diakui
dengan menggunakan metode bunga efektif; royalti harus diakui atau diperoleh
sesuai substansi perjanjian yang berkaitan; dan dividen harus diakui pada saat
pemegang saham berhak memperoleh pembayaran.

2.4 CHALLENGES FOR STANDARD SETTERS


Adapun tantangan yang dihadapi oleh pembuat standar akan diuraikan pada
penjelasan di bawah ini.
1. Developments in Revenue Recognition and Measurement
Perkembangan pengakuan pendapatan dan pengukuran IASB dan FASB telah
melakukan sebuah proyek bersama untuk membuat seperangkat prinsip-prinsip yang
komprehensif dalam hal pengakuan dan pengukuran pendapatan karena
dilatarbelakangi oleh:
a. Transaksi pendapatan tidak dilayani dengan baik oleh literatur panduan yang ada.
Selain
b. Transaksi telah menjadi lebih kompleks, contohnya mereka dapat menggabungkan
barang, jasa, dan transaksi keuangan.
c. Para pembuat standar telah mencatat bahwa tidak konsistenan keluar antara
kerangka IASB dan beberapa pembuat standar. Misalnya penerapan kriteria
pengakuan dalam definisi kerangka kerja aset dan kewajiban.

8
FASB dan IASB mengusulkan prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran
pendapatan sebagai berikut ini:
a. Entitas pelaporan harus mengakui pendapatan pada periode akuntansi dimana
mereka timbul dan mengukurnya dengan nilai wajar pada tanggal mereka timbul
jika keterjadian dan pengukurannya dapat ditentukan secara andal.
b. Entitas pelaporan harus mengukur pendapatan yang timbul dari kenaikan aset atau
penurunan kewajiban (atau kombinasi keduanya) pada nilai wajar atas kenaikan
atau penurunan tersebut.
Adapun yang perlu digaris bawahi pada prinsip-prinsip di atas adalah sebagai berikut:
a. Pendapatan diakui ketika timbul, ditekankan pada aspek waktu, bukan
terealisasinya pendapatan.
b. Pendapatan timbul dari kenaikan aset atau penurunan kewajiban.
c. Pengakuan dan pengukuran pendapatan menggambarkan nilai wajar.
d. Pengukuran harus dapat diandalkan
2. Fair Value Measurement
Definisi pendapatan yang diadopsi IASB adalah bahwa pendapatan dapat mencakup
hasil dari perubahan nilai bersih aset. Beberapa standar IASB mengharuskan
keuntungan dan kerugian (gain and losses) yang timbul dari pengukuran kembali aset
dimasukkan dalam operating income atau dalam comprehensive income meskipun
telah terealisasi atau belum terealisasi. Sebagai akibatnya, penyusun standar perlu
memperhatikan bagaimana penyajian terbaik atas informasi ini dalam laporan
keuangan.
3. Financial Statement Presentation
IASB dan FASB melakukan kerja sama berkaitan dengan penyajian laporan
keuangan, termasuk pengakuan pendapatan dan bagaimana item-item pendapatan
dilaporkan di laporan keuangan. IAS 1 memperbolehkan tetapi tidak mengharuskan
single comprehensive income statement. Kesimpulan sementara adalah sebagai
berikut:
a. Laporan pendapatan tunggal mencakup semua aspek.
b. Realisasi bukan merupakan satu-satunya dasar pengakuan.
c. Pengungkapan yang terpisah mengenai kinerja dan pengukuran
2. 5 ISSUES FOR AUDITORS
Auditor juga mendapati permasalahan dalam menilai risiko penyajian laporan
keuangan. Adapun dua risiko yang dapat ditangkap dalam literatur Godfrey yaitu:

9
1. Risiko penyajian pendapatan yang terlalu besar atau disebut juga dengan
overstatement. Overstatement dapat terjadi jika disebabkan oleh:
a. Transaksi atau kejadian yang mendasari pencatatan pendapatan belum terjadi atau
tidak dikenakan terhadap entitas.
b. Jumlah pendapatan tidak dicatat dengan tepat.
c. Pendapatan untuk periode tersebut terkait atas transaksi untuk periode akuntansi
yang akan datang.
Overstatement akan menjadi masalah besar daripada kesalahpahaman dan perlu
mendapat perhatian lebih dari auditor karena beberapa hal berikut:
a. Lebih didorong oleh usaha manajer untuk mengelabui pengguna laporan keuangan
dan adanya usaha untuk menutupi kondisi yang sebenarnya sehingga
overstatement sulit terdeteksi.
b. Terdapat bias dalam akuntansi dimana auditor akan lebih dipertanyakan apabila
mengalami kegagalan dalam mendeteksi kesalahan yang mengarah ke pendapatan
yang overstatement daripada yang understated.
c. Temuan United States Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB)
bahwa salah saji material laporan keuangan sering berasal dari kesalahan laporan
pendapatan.
d. Beberapa ahli seperti Reviu Hurtt, Kreuze dan Langsam berpendapat bahwa lebih
dari setengah penipuan soal keuangan melibatkan overstatement pendapatan.
e. Dapat menjadi masalah yang sulit untuk transaksi yang rumit atau ketidakpastian
signifikan mempengaruhi penentuan penyelesaian transaksi secara substansial
sehingga auditor bertanggung jawab untuk menilai dasar keputusan manajer
terkait existence dan nilai pendapatan yang diakui pada periode berjalan.
f. Temuan PCAOB bahwa sering kali defisiensi kinerja perusahaan audit atas
prosedur audit adalah terkait dengan akun pendapatan.
2. Risiko pengungkapan pendapatan juga salah satunya adalah invalid atau tidak akurat.

10
KESIMPULAN
Pendapatan sangat penting bagi perusahaan, semakin besar pendapatan yang diperoleh
maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membiayai segala pengeluaran
dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan. Dalam akuntansi,
pendapatan menjadi permasalahan penting yaitu bagaimana perusahaan mengakui dan
mengukur komponen pendapatan dalam suatu periode tertentu. Dimana pengakuan
dan pengukuran pendapatan harus dilakukan dengan akurat agar perusahaan mampu
menyajikan laporan keuangan secara wajar.
Pendapatan telah didefinisikan oleh pembuat standar sebagai arus masuk manfaat
ekonomi. Contoh pendapatan adalah penjualan, biaya, bunga, dividen, royalti dan
sewa. Pandangan perilaku pendapatan menunjukkan bahwa pendapatan terjadi karena
semua aktivitas perusahaan. Adapun kriteria yang digunakan dalam pengakuan
pendapatan yaitu, keterukuran aset, adanya transaksi, dan penyelesaian subtansial dari
proses pendapatan.
Standar akuntansi seperti IAS telah memberikan panduan khusus tentang pengakuan
pendapatan untuk melengkapi kriteria umum. IAS mengklarifikasi ketika pendapatan
diakui sehubungan dengan penjualan barang, pemberian jasa dan bunga, royalti dan
deviden. Pengakuan pendapatan bukanlah proses yang mudah karena berbagai
aktivitas dan keadaan yang menghasilkan pendapatan bisnis yang berbeda.
Pembuat standar seperti IASB dan FASB telah menyatakan pandangan bahwa
transaksi pendapatan tidak dilayani dengan baik oleh literatur panduan saat ini.
Mereka telah mengidentifikasi inkonsistensi dalam pedoman yang ada dan keragaman
dalam praktik yang diamati. Selain itu, transaksi menjadi lebih kompleks yang
membutuhkan tinjauan pedoman ini. Dengan demikian, IASB dan FASB telah
melakukan proyek yang bertujuan untuk menyediakan seperangkat prinsip yang
komprehensif untuk pengakuan dan pengukuran pendapatan. pembuat standar
membuat penggunaan yang lebih besar dari pengukuran nilai wajar dalam standar
terbaru seperti IAS. Adapun masalah yang dihadapi oleh auditor dari pengakuan dan
pengukuran pendapatan ada risiko penyajian pendapatan terlalu besar atau
ovestatement dan risiko pengungkapan pendapatan yang tidak akurat.

11
DAFTAR PUSTAKA
Godfrey, Jayne. et. all. (2010). Accounting Theory 7th Edition. Australia: John Wiley & Sons

12

Anda mungkin juga menyukai