Anda di halaman 1dari 20

ASET

TEORI AKUNTANSI
KELOMPO
K5

Diah Ayu Mulkud Revani NIDAUL KHASANAH


17441454 17441387
PENGERTIA
N
01 02
FASB IASC

03 04
SAC No.4, APB
AASB
Karakteristik Aset
1. Karakteristik Utama
a. Manfaat ekonomik
b. Dikuasai oleh entitas
c. Akibat transaksi atau kejadian masa lalu
2. Karakteristik Pendukung
a. Melibatkan kos
b. Berwujud
c. Tertukarkan
d. Terpisahkan
e. Berkekuatan hukum
PENGUKURA
N
PENGUKURA
N
Kos Sebagai Pengukur dan Bahan
Olah Akuntansi

Dalam konsep dasar penghargaan


sepakatan, pengukur aset pada saat
pemerolehan yang paling objektif
adalah jumlah rupiah yang terlibat
dalam transaksi pertukaran.
Penghargaan Sepakatan Sebagai Bukti
Transaksi pertukaran dapat dijadikan landasan untuk menetukan kos
yang terandalkan karena didasari oleh mekanisme pasar bebas sehingga
menjadi bukti validitas pengukuran. Mekanisme pasar bebas menjamin dan
menghendaki agar :
a. Pihak bertransaksi sama-sama berkehendak dan bebas tanpa tekanan atau
ancaman.
b. Pihak bertransaksi sama-sama berkemampuan memperoleh informasi
secara bebas.
c. Barang yang dipertukarkan cukup standar (umum) dan tersedia cukup
banyak dipasar bebas.
PENGUKURAN KOS

Besar kecilnya kos yag harus dicatat


pertama kali sebagai pengukur suatu aset
pada saat pemerolehan ditentukan oleh dua
hal yaitu :
1. Batas kegiatan yang disebut pemerolehan
2. Jenis penghargaan
Jenis Penghargaan
Beberapa dasar pengukuran kos untuk transaksi / kejadian pemerolehan aset
dengan instrumen selain kas :
1. kos dalam barter
2. saham sebagai penghargaan
3. kos dalam reorganisasi
4. hadiah atau hibah
5. temuan
6. kos dalam pembelian kredit
7. potongan tunai dan keringanan
8. rugi dalam pemerolehan aset
PENILAIAN
Penilaian adalah proses penetuan jumlah rupiah suatu objek untuk
menentukan makna ekonomiknya dimasa lalu, sekarang, atau
mendatang.
Penilaian aset bertujuan untuk merepresentasikan atribut pos-pos
aset yang berpaut dengan tujuan pelaporan keuangan dengan
menggunakan basis penilaian yang sesuai.
Hendriksen dan Van Breda (1992) membahas konsep dan dasar
penilaian aset untuk tujuan pelaporan keuangan dari dua dimensi yaitu
arah aliran aset dan waktu.
NILAI MASUKAN
Beberapa dasar penilaian yang masuk dalam kategori nilai masukan adalah
sebagai berikut:
1. Kos Historis
Beberapa konsep kos masukan historis diantaranya:
a. Kos biijaksana
b. Kos standar
c. Kos asli
2. Kos Pengganti
Beberapa alternatif penilaian dalam hal ini adalah:
a. Nilai penaksiran
b. Nilai wajar
c. Nilai terealisasi bersih dikurangi laba normal
3. Kos Harapan
PENGAKUAN
Mengutip Sterling, Belkaoui (1993, hlm.194-195) menunjukkan kondisi perlu
(necessary) dan kondisi cukup (sufficient) yang merupakan penguji (tests) yang
cukup rinci untuk mengakui aset yaitu:
a. Deteksi adanya aset (detection of existence test)
b. Sumber ekonomik dan kewajiban (economic resources and obligation test)
c. Berkaitan dengan entitas (entity association test)
d. Mengandung nilai (non-zero magnitude test)
e. Berkaitan dengan waktu pelaporan (temporal association test)
f. Verifikasi (verification test)
BEBAN TANGGUHAN

Kaidah untuk menetapkan


apakah suatu kos
memenuhi syarat untuk
ditangguhkan
pembebanannya ke
pendapatan disajikan
dalam gambar:
Kos yang mempunyai karakteristik unik sehingga menimbulkan
masalah penangguhan pembebanan misalnya adalah kos yang
terlihat dalam transaksi, kejadian atau keadaan sebagai berikut :

a. Sewaguna
b.Bunga selama masa konstruksi aset tetap
c. Riset dan pengembangan
d.Eksplorasi minyak dan gas bumi
e. Rugi selisih kurs valuta asing atau penjabaran valuta asing
f. Sumber daya manusia
g.Kos organisasi
SEWAGUNA

FASB mengajukan 4 kriteria berikut ini (SFAS No 13 prgf 7) :

a. Kontrak sewaguna menyebutkan adanya transfer hak milik barang atau


properitas (property) kepada tersewaguna pada akhir jangka sewaguna
b. Kontrak sewaguna memuat pasal bahwa tersewaguna boleh pilih untuk
membeli pada tanggal yang ditetapkan dalam jangka sewaguna dengan harga
yang ditetapkan dan harga tersebut cukup murah sehingga dapat dipastikan di
muka bahwa tersewaguna akan memilih membeli properitas bersangkutan.
c. Jangka sewaguna adalah 75% atau lebih dari sisa umur ekonomik taksiran
properitas sewaguna sejak penndatangan kontrak. Bila sisa umur ekonomik
mulai dari penandatanganan kontrak kurang dari 25% umur ekonomik total,
kriteria ini tidak berlaku
d. Pada saat penandatanganan kontrak sewaguna nilai sekarang semua
pembayaran sewaguna minimum selama jangka sewaguna adalah sama atau
lebih besar dari 90% nilai wajar bersih bagi pesewaguna (leasor)
IAI juga mengeluarkan standar untuk mengkapitalisasi sewaguna.
Kriteria yang diajukan adalah (PSAK No. 30, Bab II, prgf 3) :

a. Penyewaguna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aset yang


disewagunausahakan pada akhir masa masa sewa guna usaha
dengan harga yang disetujui bersama pada saat dimulainya
perjanjian sewa guna usaha
b. Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna
usaha ditambah dengan nilai sisa mencakup pengembalian harga
perolehan barang modal yang disewagunusahakan serta
bunganya, sebagai keuntunga perusahaan sewa guna usaha (full
payout lease)
c. Masa sewa guna usaha minimum 2 tahun
KOS BUNGA

Semua pengeluaran (menjadi unsur kos) yang


Kos Suatu Aset diperlukan untuk menyiapkan aset tersebut sampai siap
dipakai atau dikonsumsi sebagaimana direncanakan.

tujuan mengkapitalisasi kos bunga adalah untuk


FASB mendapatkan angka kos pemerolehan yang paling
merefleksi investasi total keatuan usaha dalam aset dan
untuk membebankan suatu kos yang berkaitan dengan
perolehan suatu sumber ekonomik yang akan memberi
manfaat di masa datang untuk ditandingkan dengan
pendapatan yang dihasilkan oleh manfaat tersebut.
ARGUMEN PENDUKUNG

Beberapa argumen diajukan untuk mendukung kapitalisasi kos bunga. Argumen-argumen


tersebut adalah :

a. Dengan kesiapan pemakaian atau penggunaan (readyness for intended use) sebagai
batas kegiatan pengukuran kos aset.
b. Bila kesatuan usaha tidak membangun sendiri fasilitas bersangkutan, pengargaan
sebagai kos pemerolehan pada umumnya termasuk pula bunga yang harus dibayar
oleh kontraktor selama pembangunannya
c. Pembebanan kos bunga langsung pndapatan selama masa konstruksi (periode
perolehan) akan mendistorsi laba terutama kalau konstruksi didanai dari pinjaman
khsus untuk keprluan tersebut.
d. Kos bunga selama masa pembangunan bukan merupakan kos pendanaan (financing
cost) karena pembangunan didanai dari penerbitan ekuitas baru, kos pendanaan
secara konseptual tetapi terjadi dan digeser ke pemegang saham daam bentuk dividen
yang pembaarannya mungkin ditunda sampai pembangunan selesai.
ARGUMEN PENOLAK

Beberapa argumen menolak dikapitalisasinya bunga. Penolakan


tersebut didasarkan atas argumen argumen berikut :

a. Bunga lebih merupakan kos pendanaan daripada unsur kos aset


b. Dengan konsep nilai setara tunai (cash equivalent) atau nilai sekarang
aliran kas diskunan (discountes future cash outflows) dalam mengukur
kos suatu aset
c. Dengan konsep kesatuan usaha, bunga lebih bermakna sebagai
pembagian laba (setara dengan dividen) daripada sebagai upaya
(effort) untuk memperoleh pendapatan.
d. Karena pendapatan kos pendanaan yang terpisah dengan kos
pemerolehan aset, alokasi kos bunga ke semua aset nonmoneter hanya
akan kecil pengaruhnya terhadap laba periodik.

Anda mungkin juga menyukai