OLEH :
NIM : 17441454
KELAS : 6A AKUNTANSI
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat limpahan
rahmat dan karuniannya sehingga penulis dapat menyusun makalah akuntansi keuangan
lanjutan ini, yang bejudul “Penggabungan Badan Usaha”, tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini
penulis menghaturkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangatpenulis harapkan
untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Hal ini menimbulkan tidak sedikit perusahaan kecil dan menengah yang gulung
tikar. Sedangkan bagi perusahaan yang masih bertahan, harus berjuang agar tetap
bertahan dan melakukan perubahan-perubahan dan strategi yang memungkinkan
perusahaan untuk dapat bertahan dan terus berkembang.
Rumusan masalah yang digunakan sebagai acuan dalam pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1
6. Bagaimana pembukuan entitas pengakuisisi setelah kombinasi bisnis?
1.3 TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah makalah ini salah satunya adalah sebagai
pemenuhan tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan 2 serta sebagai
penambah wawasan mengenai:
2
BAB II
PEMBAHASAN
b. Akuisisi
3
Dalam peraturan pemerintah nomor 27 tahun 1998 tentang Penggabungan,
Peleburan dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas menjelaskan bahwa Akuisisi
atau pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum
atau orang perseorangan untuk mengambilalih baik seluruh ataupun sebagian
besar saham perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian
terhadap perseroan tersebut.
c. Konsolidasi
2. Motif Sinergi
4
Sinergi yang besar dan kuat merupakan salah satu alasan utama bagi para
pembeli untuk bersedia membeli dengan harga yang lebih tinggi, melebihi nilai
yang sebenarnya dari perusahaan yang diminati. Sinergi mengacu pada reaksi
yang ditimbulkan ketika dua perusahaan digabungkan untuk menghasilkan efek
yang jauh lebih baik bagi kedua entity yang bersangkutan pada masing-masing
perusahaan melakukan kegiatan operasinya secara independen. Didalam konteks
merger, hal ini diartikan sebagai kemampuan dari dua atau lebih perusahaan yang
digabungkan untuk menghasilkan keuntungan lebih besar dibandingkan jika
perusahaan tersebut beroperasi secara independen. Bentuk-bentuk sinergi
disajikan berikut ini:
5
Sinergi manajerial dihasilkan ketika terjadi transfer kapabilitas
manajerial dan skill dari perusahaan yang satu ke perusahaan lain atau
ketika secara bersama-sama mampu memanfatkan kapasitas know-how
yang mereka miliki. Transfer kapabilitas terutama sekali terjadi sebuah
perusahaan yang memiliki kinerja manajerial yang kurang bagus.
Perusahaan yang superior dalam suatu industry seringkali memiliki
sumberdaya manajemen yang lebih bagus dibanding perusahaan yang lain
di industry yang sama. Perusahaan yang belum memiliki manajerial yang
bagus perlu pembelajaran internal (internal learning) melalui merger dengan
perusahaan lain apabila ingin memiliki keunggulan manajerial.
d. Sinergi teknologi
Sinergi teknologi bisa dicapai dengan memadukan keunggulan teknik
sehingga saling memetik manfaat. Sinergi teknologi dapat terjaddi misalnya
pada departemen riset dan pengembangan, departemen desain dan
engineering, proses manufacturing, departemen desain dan engineering dan
teknologi informasi.
e. Sinergi pemasaran
Perusahaan yang melakukan merger akan memperoleh manfaat dari
semakin luasnya dan terbukanya produk, bertambahnya lini produk yang
dipasarkan, dan semakin banyak produk yang dipasarkan, dan semakin
banyak konsumen yang dapat dijangkau.
3. Motif Diversifikasi
4. Motif Strategis
6
Motif strategis juga termasuk dalam motif ekonomi karena aktivitas
penggabungan usaha diarahkan untuk mencapai posisi strategis perusahaan agar
memberikan keunggulan kompetitif dalam industry. Penggabungan usaha juga
memiliki motif strategis jika dilakukan untuk mengendalikan perusahaan lain.
Pengendalian ini bisa dilakukan oleh sebuah perusahaan dengan mengakuisisi
supplier untuk menjamin suplai input.
5. Motif Politis
6. Motif Non-Ekonomi
7
perusahaan untuk menguasai perusahaan-perusahaan yang ada untuk
membangun kerajaan bisnis. Hal ini biasanya terjadi dimana pemilik
perusahaan memiliki kendali pengambilan keputusan perusahaan.
8
Kombinasi bisnis pada umumnya terjadi dengan kepemilikan hak suara yang
memberikan hak pengendalian. Kepemilikan hak suara biasanya direalisasi dengan
perolehan ekuitas entitas lain, sebagai contoh, hak suara dalam entitas yang berbentuk
peseroan terbatas dinyatakan dalam kepemilikan saham biasa PSAK 22 revisi tahun
2010 mensyaratkan penerapan metode pembelian (purchase) atau metode akuasisi
untuk perolehan ekuitas entitas yang dimaksud. Pembahasan selanjutnya
mengasumsikan bahwa kombinasi bisnis terjadi diantara entitas yang berbentuk
peseroan terbatas melalui akuisisi saham biasa kecuali disebut khusus.
Suatu akuisisi dapat dibiayai dengan kas atau saham. Akuisisi yang dibiayai
dengan kas dilakukan melaui pembayaran kas atau setara kas atau penerbit surat utang
kepada pemilik entitas target. Dengan pembayaran tersebut, pemilik lama entitas yang
diakuisisi akan meninggalkan entitas tersebut dan dan digantikan oleh entitas
pengakuisisi sebagai pemilik baru.pembiayaan akuisisi dengan saham dilakukan
dengan menerbitkan saham baru. Pembiayaan jenis ini dilakukan dengan menerbitkan
9
saham baru atau mengeluarkan kembali saham treasuri atau pembendaharaan yang
diberikan kepada pemilik lama entitas target.
Akuisisi yang dibiayai dengan saham menyebabkan pemilik lama entitas target
meninggalkan entitas tersebut, tetapi menjadi pemegang saham entitas pengakuisisi,
atau dengan kata lain, menjadi pemilik baru entitas pengakuisisi, (investor). Walaupun
secara hukum entitas pengakuisisi dan entitas target merupakan entitas yang berbeda,
tetapi secara ekonomi keduanya adalah satu. Dengan demikian, pada dasarnya pemilik
lama entitas target tetap memiliki hak suara dalam entitas target meskipun ia kini
terhitung sebagi pemegang saham entitas pengakuisisi. Karena itu, akuisisi tersebut
tidak memiliki dampak ekonomi terhadap pemilik lama entitas target.
Nilai investasi pada tanggal akuisisi dicatat sebesar harga perolehan. Biaya
terkait akuisisi adalah biaya yang dikeluarkan pihak pengakuisisi dalam rangka
kombinasi bisnis, yang meliputi biaya makelar, hukum, akuntansi, penilaian, dan
biaya profesional atau konsultasi lainnya; serta biaya administrasi umum,
termasuk biaya pemeliharaan departemen akuisisi internal yang dicatat sebagai
beban pada periode akuisisi. Khusus biaya pendaftaran serta penerbitan efek
utang dan efek ekuitas sesuai dengan PSAK 22 revisi 2010 diakui berdasarkan
ketentuan dalam PSAK 55 (revisi 2006 ) instrumen keuangan: pengakuan dan
pengukuran.
- Biaya akuntan, perusahaan penilai, dan pihak independen lain yang terlibat
akuisisi Rp 200.000.000
- Pengeluaran sehubungan dengan surat menyurat Rp 15.000.000
10
Dengan demikian harga perolehannya adalah 4 juta lembar x Rp 1.400 per
saham = Rp 5,6 miliar, yang merupakan nilai investasi pada tanggal 1 januari
2012 transaksi ini dicatat sebagai berikut:
Jadi tambahan modal disetor PT. intiseka berkurang sebesar Rp 100 juta
akibat pencatatan saham PT. andaika yang diakuisisi tersebut.
Goodwill merupakan selisih lebih harga akusisi dengan nilai wajar ekuitas
yang diakuisasi PSAK 22 menyatakan goodwill dialokasikan ke pihak
pengendali (perusahaan induk) dan kepentingan nonpengendali. Dengan
demikian, nilai goodwill adalah selisih lebih dari penjumlahan harga ekuitas
yang diakusisi dan harga wajar pepentingan nonpengendali, dengan total nilai
wajar kekayaan entitas yang diakuisisi:
11
Kadang kala, pihak pengkuisisi melakukan pembelian dengan diskon,
yaitu suatu kombinasi bisnis di mana hasil penjumlahan harga ekuitas yang
diakuisisi dan harga wajar kepintingan nonpengendalian lebih kecil dan nilai
wajar total ekuitas yang diakusisi. Hal ini mengidentifikasi adanya diskon
pembelian yang menjadi keuntungan bagi pihak pengakuisisi.
Jika selisih lebih nilai wajar entitas yang diakuisisi tetap ada, pihak
pengkuisisi mengakui keutungan yang dihasilkan dalam laporan laba rugi pada
tanggal akusisi. Keutungan tersebut diatribusikan kepada pihak pengakuisisi.
Distribusi laba atau dividen (kecuali dividen saham) yang diterima dari investee
mengurangi nilai tercatat investasi yang dicacat investor sebagai berikut:
12
Karena itu, nilai investasi dalam metode ekuitas mengalami perkembangan sesuai
dengan perkembangan entitas investee dengan persamaan sebagai berikut:
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
14
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2010. Kombinasi Bisnis. Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No.22. Dilihat 30 April 2020.
<https://staff.blog.ui.ac.id/martani/pendidikan/psak-ifrs-forum/>
15