Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KELOMPOK AKUNTANSI PERPAJAKAN

KOMBINASI BISNIS

Disusun Oleh

Anggota kelompok 5 :

1. Yona Safira -2062201029


2. Amelia Putri Sari -2062201045
3. Ani Kusuma Ningrum -2062201050

Kelas : 5.1 Akuntansi


Dosen Pengampu : Intan Adino SE., M.Ak
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS LANCANG KUNING


2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Adapun judul dari makalah ini adalah “KOMBINASI BISNIS”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya


kepada dosen mata kuliah Akuntansi Perpajakan yang telah memberikan tugas
kepada kami . Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak yang telah
bekerja sama dalam pengerjaan makalh ini.

Kami jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, keterbatasan waktu dan
kemampuan kami selaku penulis, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa
kami harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua

Pekanbaru, 26 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................................2

1.1. Latar Belakang................................................................................................2

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................3

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................3

BAB II: Kajian Teori.....................................................................................................4

2.1 Kombinasi Bisnis............................................................................................4

2.2 Akuntansi Pajak penghasilan...............................................................................4

BAB III : Pembahasan dan Hasil...................................................................................5

3.1 Pembahasan....................................................................................................5

3.1.1. Pengertian.....................................................................................................5

3.1.2 Tujuan............................................................................................................6

3.1.3 Bentuk-Bentuk Penggabungan Usaha...........................................................7

3.1.4 Metode Akuntansi untuk Penggabungan Usaha............................................9

3.1.5 Pajak penghasilan........................................................................................10

3.2 Hasil..............................................................................................................11

3.2.1 Dampak akuntansi dan perpajakan dalam pemilihan metode penggabungan


usaha.....................................................................................................................11

3.2.2 Masalah perpajakan dalam penggabungan usaha.......................................12


3.3 Contoh Soal...................................................................................................13

BAB V : Penutup.........................................................................................................16

4.1 kesimpulan....................................................................................................16

4.2 Saran.............................................................................................................16

Daftar pustaka..............................................................................................................17
BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Peningkatan efisiensi serta produktivitas suatu badan usaha bisa
dilakukan melalui tindakan restrukturisasi. Beberapa alasan yang mendasari
terjadinya restrukturisasi bagi perusahaan, antara lain strategi usaha, efisiensi
operasi usaha dan peningkatan nilai saham. Tindakan restrukturisasi yang paling
seringkali digunakan ialah penggabungan usaha (kombinasi bisnis) atau dikenal
dengan merger atau konsolidasi.

Berdasarkan Pernyataan standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.22


tahun efektif 2010, tujuan kombinasi bisnis ialah meningkatkan relevansi,
keandalan, daya banding informasi tentang kombinasi bisnis dan dampaknya
adalah mengukur aset teridentifikasi, liabilitas yang diambil alih dan
kepentingan non pengendali, mengakui serta mengukur goodwill atau laba
berasal pembelian diskon , memilih jenis informasi yang diungkapkan.

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia secara terpisah mengatur


perlakuan penggabungan usaha dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) nomor 22 tentang Akuntansi Penggabungan Usaha. Tujuannya adalah
untuk mengatur akuisisi suatu perusahaan oleh perusahaan lain dan juga
penyatuan kepemilikan (pooling of interest) apabila pengakuisisian tidak dapat
diidentifikasikan.

Dengan adanya perubahan peraturan mengenai metode penggabungan


usaha yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dapat membantu pengusaha dalam
meminimalkan pembayaran pajak. Keputusan Menteri Keuangan yang tertera
dalam PMK-43/PMK.03/2008, menyatakan bahwa penggunaan metode pooling
of interest dapat digunakan dalam penggabungan usaha
Ketentuan perpajakan tidak seperti prinsip akuntansi yang mengatur
bahwa pemilihan metode penggabungan usaha yang dipakai didasarkan dengan
memperhatikan makna ekonomisnya dan bukan melihat pada bagaimana
transaksi itu menurut hukumnya (formalitas).

1.2 Rumusan Masalah


Maka masalah yang akan diteliti dari latar belakang diatas adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan Kombinasi Bisnis?


2. Apa saja bentuk dan metode penggabungan usaha (kombinasi bisnis)
3. Apa dampak akuntansi dan perpajakan jika dalam pemilihan metode
penggabungan usaha?

1.3 Tujuan Penulisan


Untuk menyelesaikan tugas matkul Akuntansi Perpajakan dan untuk lebih
memahami apa itu kombinasi bisnis, baik bentuk dan metode yang digunakannya
apakah memiliki pengaruh dalam perpajakan atau tidak.
BAB II: Kajian Teori

2.1 Kombinasi Bisnis


A. Pengertian Kombinasi Bisnis

Berdasarkan PSAK 22 (tahun 2010) Kombinasi bisnis yang


sebelumnya diatur melalui PSAK 22 (tahun 1994) berubah menjadi Akuntansi
Penggabungan Usaha. Kombinasi bisnis/penggabungan usaha adalah suatu
transaksi atau peristiwa lain di mana pihak pengakuisisi memperoleh
pengendalian atas satu atau lebih bisnis.

2.2 Akuntansi Pajak penghasilan


A. Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas,


mengelola, dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan
dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh pihak-pihak internal dan
ekternal untuk memudahkan dalam mengambil kepututsan.

B. Pajak Penghasilan

UU No 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan


(PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap orang pribadi maupun badan
berdasarkan jumlah penghasilan yang diterima selama satu tahun. Ketentuan
mengenai PPh pertama kali diatur dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1983.

C. Akuntansi Pajak

Sedangkan pengertian akuntansi perpajakan adalah pencatatan dan


penyusunan laporan semua transaksi keuangan untuk mengetahui besarnya
pajak yang harus dibayar Wajib Pajak ( WP ).
BAB III : Pembahasan dan Hasil

3.1 Pembahasan

3.1.1. Pengertian
Berdasarkan PSAK 22 (tahun 2010) Kombinasi Bisnis yang
sebelumnya diatur melalui PSAK 22 (tahun 1994) berubah menjadi
Akuntansi Penggabungan Usaha. Kombinasi bisnis/penggabungan usaha
adalah suatu transaksi atau peristiwa lain di mana pihak pengakuisisi
memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis. Kriteria-kriteria yang
termasuk pihak pengakuisisi, antara lain:
1) Merupakan entitas yang mengalihkan kas atau aset lainnya atau
menimbulkan liabilitas.
2) Entitas yang bergabung yang pemiliknya merupakan kelompok usaha
yang mempertahankan atau memperoleh porsi terbesar atas hak suara
pada entitas hasil penggabungan.
3) Entitas yang bergabung yang pemilik tunggal atau kelompok pemilik
terorganisasi dari entitas tersebut memiliki kepentingan suara
minoritas terbesar dalam entitas hasil penggabungan.
4) Entitas yang bergabung yang pemiliknya mempunyai kemampuan
untuk memilih atau menunjuk atau mengganti mayoritas anggota organ
pengatur entitas hasil penggabungan.
5) Entitas yang bergabung di mana manajemen (sebelumnya)
mendominasi manajemen entitas hasil penggabungan.
6) Entitas yang bergabung yang membayar premium di atas nilai wajar
sebelum kombinasi bisnis dari kepentingan ekuitas entitas yang
lainnya bergabung.
3.1.2 Tujuan

Tujuan kombinasi bisnis menurut Pernyataan Standar Akuntansi


Keuangan (PSAK) No.22 revisi tahun 2010, meningkatkan relevansi,
keandalan, daya banding informasi mengenai kombinasi bisnis dan
dampaknya ;

 Mengukur aset teridentifikasi, liabilitas yang diambil alih dan


kepentingan non pengendali.
 Mengakui dan mengukur goodwill atau keuntungan dari
pembelian diskon.
 Menentukan jenis indformasi yang diungkapkan.

Berikut beberapa alasan lain dari aktivitas penggabungan usaha :


1. Penghematan biaya
Dengan kombinasi bisnis, berbagai biaya bisa dihemat.,
diantaranya biaya gaji berbagai manajer, biaya penelitian produk
baru (produk tersebut sudah ada di perusahaan yang diakuisisi)
dan biaya penelitian dan pengembangan.
2. Mengurangi risiko
Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam
produk, dan juga pasarnya, akan lebih kecil resikonya
dibandingkan dengan mengembangkan dan memasarkan produk
baru.
3. Mengurangi penundaan beroperasinya perusahaan
Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam
fasilitas dan sudah memenuhi berbagai macam aturan pemerintah,
akan lebih cepat dibandingkan dengan mengembangkan sendiri
atau mendirikan perusahaan baru.
4. Menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lainnya
Salah satu cara untuk menghindari pengambilalihan oleh
perusahaan lain adalah dengan melakukan kombinasi bisnis.
5. Memperoleh aset tidak berwujud
Memperoleh asset tidak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan
yang diakuisisi seperti hak paten, hak penambangan, database
pelanggan dan lain-lain.
6. Alasan-alasan lain
Ada perusahaan yang punya kebanggaan tersendiri ketika berhasil
mengakuisisi perusahaan-perusahaan lain.

3.1.3 Bentuk-Bentuk Penggabungan Usaha


Bentuk dari Penggabungan Usaha antara lain :
1. Segi jenis usaha yang bergabung
 Penggabungan Vertikal
Penggabungan vertical yang terjadi antara badan usaha, dimana
badan usaha yang satu bersifat sebagai bahan baku, supplies
bagi bahan produk perusahaan lainnya.
 Penggabungan Horizontal
Penggabungan horizontal terjadi apabila perusahaan
perusahaan yang bergabung menjalankan fungsi produksi dan
penjualan barang-barang yang sejenis, untuk mengurangi
persaingan.
 Penggabungan konglomerasi
Penggabungan ini merupakan gabungan antara horizontal dan
vertical, tujuannya untuk menggabungkan sumber-sumber
ekonomi yang dimiliki masing-masing perusahaan yang
bergabung.
2. Segi kejadian hukum
 Merger
Merger merupakan penggabungan usaha menggunakan
jalan pemilikan eksklusif oleh suatu perusahaan terhadap asset
milik dari suatu atau lebih perusahaan yang digabungkan.
Penggabungan menggunakan cara ini menyebabkan
perusahaan menyerahkan asset miliknya dibubarkan dan
kehilangan status menjadi unit usaha yg terpisah. Sedangkan
perusahaan yang mengambil alih asset merupakan satu-satunya
perusahaan yang identitasnya masih seperti sedia kala.
Contoh : Merger bank syariah BUMN adalah salah satu
merger besar di Tanah Air. Tiga bank syariah merger per 1
Februari 2021 dan berganti nama PT Bank Syariah Indonesia
Tbk (BRIS). Bank syariah BUMN yang melebur tersebut, yaitu
PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank BNI Syariah, dan PT
Bank Syariah Mandiri. Hasil merger bank syariah ini akan
memiliki aset sebesar Rp 245,7 triliun. Sedangkan modal
intinya Rp 20,4 triliun. Dengan jumlah tersebut, BSI menjadi
bank syariah terbesar di Indonesia. Sedangkan disandingkan
dengan bank umum, BSI berada di peringkat 7 bank terbesar di
Indonesia dari sisi aset.
 Konsolidasi
Penggabungan perusahaan disebut dengan konsolidasi,
bila dalam proses penggabungan tersebut itu dibentuk sebuah
perusahaan baru dengan tujuan khusus untuk membeli
(mengambil alih) asset milik dan mengakui hutang-hutang dari
dua atau lebih perusahaan yang telah ada. Contoh : Bank
Mandiri, hasil konsolidasi dari Bank Bumi Daya (BBD), Bank
Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank
Exim), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo).

3.1.4 Metode Akuntansi untuk Penggabungan Usaha


1) Pembelian (by purchase)
Metode pembelian merupakan suatu transaksi dimana suatu
entitas memperoleh asset bersih dari perusahaan-perusahaan lain
yang tergabung. Penggabungan badan usaha dapat dikatakan atas
dasar pembelian Jika penggabungan tersebut membuat pemilik
perusahaan yang bergabung tidak ikut berpartisipasi pada seluruh
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang dibentuk.
Sesuai dengan PSAK No. 22, perusahaan pengakuisisi dapat
mengeluarkan biaya langsung (direct cost) yang bisa didistribusikan
langsung pada tanggal akuisisi tertentu. dalam metode ini,
perolehan asset-asset perusahaan dicatat atas dasar harga perolehan.
Bila biaya investasi melebihi nilai pasar bersih, pertama
dialokasikan pada asset bersih yang dapat diidentifikasikan
berdasarkan nilai wajarnya dan kelebihannya di alokasikan pada
goodwill. Jumlah yang ditetapkan pada goodwill serta di asset
berwujud yang bisa diidentifikasikan harus diamortisasi sepanjang
masa manfaat tapi tidak lebih dari 20 tahun.

2) Penyatuan kepemilikan (pooling of interest)


Penggabungan badan usaha dianggap menggunakan metode
pooling of interst, jika badan usaha yang baru adalah kelanjutan dari
semua badan usaha yang bergabung. Baik dalam bentuk usaha yang
tungggal maupun sebagai induk perusahaan dengan satu atau
beberapa anak perusahaan.
Lebih lanjut dalam GAAP menerangkan bahwa metode ini
digunakan dalam saham biasa melebihi 90% atau lebih dan 12
kriteria untuk pooling of interst telah terpenuhi. Jika salah satu
kriteria tidak terpenuhi, maka menggunkan metode pooling of
interst tidak bias digunakan dan harus menggunkan metode
purchase.
Keuntungan menggunakan metode ini adalah penggunaan
biaya historis, yang tidak akan menimbulkan goodwill.
kelemahannya adalah kecenderungan menyajikan laporan keuangan
yang overstatement karena penjualan asset berdasarkan biaya
terendah dan diakui sebagai keuntungan, biaya depresiasi yang
rendah, dan memberikan keuntungan dari perusahaan yang
diakuisisi sepenuhnya mulai dari tanggal akuisisi.

3.1.5 Pajak penghasilan


Pajak penghasilan yaitu pajak yang dikenakan terhadap subjek
pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak.
Dalam peraturan perpajakan, goodwill yang dihasilkan dalam
penggabungan usaha dianggap sebagai peningkatan pendapatan atas
perusahaan yang bergabung. Sehingga selisih nilai dari nilai perolehan
atas asset dianggap sebagai objek pajak penghasilan.
Jika dalam akuntansi, goodwill dapat diamortisasi dengan jangka
waktu tidak lebih dari 20 tahun , maka dalam peraturan perpajakan
goodwill dianggap kenaikan pendapatan pada saat terjadinya transaksi
penggabungan usaha.
3.2 Hasil

3.2.1 Dampak akuntansi dan perpajakan dalam pemilihan metode


penggabungan usaha
1. Pengunaan metode by purchase bagi akuntansi dan perpajakan
memberikan dampak baik berupa timbulnya goodwill positif, goodwill
negative atau tidak timbulnya goodwill. Sedangkan penggunkaan
metode pooling of interest tidak akan memberikan dampak timbulnya
goodwill dalam suatu penggabungan usaha, karena penilaian atas
perolehan asset bersih menngunakan nilai buku.
2. Pada aspek perpajakan, timbulnya goodwill positif akan menjadi
objek pajak, goodwill negative tidak menimbulkan objek pajak.
Namun goodwill tidak bias dikompensasikan untuk pengurang pajak
yang terutang.
3. Penggunaan metode by purchase akan menimbulkan keuntungan
jangka panjang yang dapat dilihat dalam pembayaran pajak yang
relative turun dari tahun ke tahun. Sedangkan metode pooling of
interest akan menimbulkan keuntunga jangka pendek saja, hal ini dapat
dilihat dalam kewajiban pembayaran pajak setelah penggabungan
usaha yang relative tetap dari tahun ke tahun.

3.2.2 Masalah perpajakan dalam penggabungan usaha


Dalam pasal 10 ayat 3, undang-undang pajak penghasilan no.10
tahun 1994 mengatur tentang dasar pengenaan pajak atas
penggabungan usaha, pasal ini mengatur bahwa: ”nilai perolehan atau
pengalihan harta yang dialihkan dalam rangka likuidasi, penggabungan,
peleburan, pemekaran, atau pengambilan usaha adalah jumlah yang
seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar, kecuali
ditetapkan lain oleh menteri keuangan”.
Bila berdasarkan ketentuan perpajakan adalah menggunkan
metode by purchase, yang menghitung nilai aktiva sesuai harga pasar.
Bukan menggunakan metode pooling of interest, yang menilai aktiva dari
nilai sisa buku. Ketentuan perpajakan tidak seperti prinsip akuntansi yang
mengatur bahwa pemilihan metode penggabungan usaha yang dipakai
berdasarkan dengan memperhatikan makna ekonominyanya dan bukan
pada bagaimana transaksi itu dari hukumnya (formalitas). Dengan
demikian bahwa prinsip akuntansi membebaskan perusahaan menentukan
metode mana yang akan digunakan.

3.3 Contoh Soal

Tabel 1.
Neraca dengan Asumsi Metode by Purchase
Neraca PT Dia
Per 31 Maret 1997

Nilai Buku Nilai Wajar


Aktiva
kas Rp 50.000.000,00 Rp 50.000.000,00
piutang Rp 150.000.000,00 Rp 140.000.000,00
persediaan Rp 200.000.000,00 Rp 250.000.000,00
tanah Rp 50.000.000,00 Rp 100.000.000,00
bangunan Rp 300.000.000,00 Rp 500.000.000,00
peralatan Rp 250.000.000,00 Rp 350.000.000,00
hak paten Rp - Rp 50.000.000,00

Total Aktiva Rp 1.000.000.000,00 Rp 1.440.000.000,00

Kewajiban
hutang usaha Rp 60.000.000,00 Rp 60.000.000,00
wesel bayar Rp 150.000.000,00 Rp 135.000.000,00
kewajiban lain-lain Rp 40.000.000,00 Rp 45.000.000,00

Total Kewajiban Rp 250.000.000,00 Rp 240.000.000,00


PT Rindu membayar Rp 400.000.000 tunai dengan menerbitkan
50.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp 10.000, nilai pasar
Rp20.000 per saham untuk memeperoleh aktiva bersih PT Dia. Ayat jurnal
untuk mencatat penggabungan usaha pada buku PT Rindu adalah :

Investasi pada PT Dia Rp 1.400.000.000


Kas - Rp 400.000.000
Saham biasa - Rp 500.000.000
Tambahan modal disetor - Rp 500.000.000

Untuk mencatat penerbitan 50.000 lembar saham biasa nominal


Rp10.000 ditambah dengan kas RP 400.000.000 dalam penggabungan usaha
adalah :

Kas Rp 50.000.000 -
Piutang Rp 140.000.000 -
Persediaan Rp 250.000.000 -
Tanah Rp 100.000.000 -
Bangunan Rp 500.000.000 -
Peralatan Rp 350.000.000 -
Hak paten Rp 50.000.000 -
Goodwill Rp 200.000.000 -
Hutang usaha - Rp 60.000.000
Wesel bayar - Rp 135.000.000
Kewajiban lain-lain - Rp 45.000.000
Investasi pada PT Dia - Rp 1.400.000.000
Goodwill sebesar Rp 200.000.000 merupakan selisih antara nilai
wajar aktiva dan nilai perolehan suatu aktiva dalam hal ini selisih antara Rp
1.400.000.000 dan Rp 1.200.000.000. Sesuai dengan prinsip akuntansi
goodwill yang timbul sebesar Rp 200.000.000 ini nantinya harus
diamortisasi.

Tabel 2.
Neraca Saldo dengan Asumsi metode Pooling of Interest

Neraca Saldo PT Bunga dan PT Mawar


Per 31 Maret 1997
PT BUNGA PT MAWAR

Aktiva lain-lain Rp 750.000.000,00 Rp 290.000.000,00


Beban-beban Rp 150.000.000,00 Rp 60.000.000,00
Total Debit Rp 900.000.000,00 Rp 350.000.000,00
Modal saham @ Rp 10.000 Rp 500.000.000,00 Rp 200.000.000,00
Laba ditahan Rp 200.000.000,00 Rp 50.000.000,00
pendapatan Rp 200.000.000,00 Rp 100.000.000,00
Total Kredit Rp 900.000.000,00 Rp 350.000.000,00

Apabila PT Bunga bermaksud ingain menggabungkan diri dengan


PT Mawar dengan penerbitan 22.000 lembar saham biasa dengan nilai
nominal Rp 10.000 untuk memperoleh aktiva tetap milik PT Mawar dimana
dalam hal ini identita PT Bunga tetap atau tidak akan ada perusahaan baru
yang terbentuk, maka pencatatab yang dilakukan dalam pembukuan PT
Bunga adalah:
aktiva lain-lain Rp 1.040.000.000,00
beban -beban Rp 210.000.000,00
modal saham Rp 720.000.000,00
laba ditahan Rp 230.000.000,00
pendapatan Rp 300.000.000,00
BAB V : Penutup

4.1 kesimpulan
Kombinasi bisnis/penggabungan usaha adalah suatu transaksi atau
peristiwa lain di mana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu
atau lebih bisnis. Kombinasi bisnis memiliki beberapa alasan melakukan
penggabungan usaha yaitu : penghematan biaya, pengurangan resiko,
mengurangi penundaan beroperasinya perusahaan, menghindari pengambilalihan
oleh perusahaan lainnya, memperoleh asset tidak berwujud dan alasan lainnya.
Kombinasi bisnis memiliki bentuk-bentuk yang mana terbagi 2 jenis yaitu
dari segi usaha yang bergabung ( horizontal, vertical dan konglomerasi) dan segi
kejadian hokum ( konsolidasi dan merger). Dan metode yang digunakan dalam
kombinasi bisnis adalah metode pembelian (by purchase) dan penggabungan
kepemilikan (pooling of interest) dimana metode ini memliki dampak baik dalam
akuntansi dan perpajakan.
Namun dalam ketentuan perpajakan, metode by purchase lah yang
digunakan karena jika menggunkan pooling of interenst tidak ada objek pajaknya.
Sedangkan dalam akuntansi perusahaan bebas memilih metode mana yang
digunakan.

4.2 Saran

Saran untuk perusahaan yang melakukan penggabungan usaha lebih baik


menggunakan metode by purchase karena lebih jelas berapa jumlah pajak yang
akan dibayar, pendapatan yang diperoleh dan minim resiko dibandingkan metode
pooling of interest. Namun untuk pembaca diharapkan mencari lebih banyak
informasi lagi mengenai metode penggabungan usaha karena makalah ini masih
belum sempurna dan masih banyak kesalahan baik itu ketepatan informasi dan
penulisan.
Daftar pustaka

Aila. (2016). Retrieved September Friday, 2022, from


https://repository.usm.ac.id/files/skripsi/AIIA/2016: http://repository.usm.ac.id

Kristanto, S. B. (2010). Penggabungan Usaha dan Pajak Pengahasilan. Akuntansi, 73-94.

Mangoting, Y. (1999). Penggunaan Metode By Purchase dan Pooling of Interest dalam


rangka penggabungan usaha dan efeknya terhadap pajak penghasilan. Akuntansi &
Keuangan, 132-143.

suska. (n.d.). Retrieved september friday, 2022, from http://repoitory.uin-suska.ac.id

Anda mungkin juga menyukai