Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2

PENGABUNGAN USAHA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :

ADE ELMANOVITA C1C016004

ALAN PRATAMA PUTRA C1C016008

FALDO HAFIZ ALFIAN C1C016042

NESA OKTRAVIANI C1C016093

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini. Kami telah berusaha semampu kami untuk mengumpulkan
berbagai macam bahan tentang mata kuliah AKUNTANSI KEUANGAN
LANJUTAN 2 yang berjudul “Pengabungan Usaha”.

Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh
dari kesempurnaan, karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi

Demikianlah makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam


penulisan, kami mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya kami
mengucapkan terima kasih.

Jambi, 22 Februari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 1

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3

2.1 Pengabungan Usaha ...................................................................................... 3

2.1.1 Alasan Pengabungan Usaha ................................................................ 3

2.1.2 Sifat Penggabungan Usaha ................................................................. 3

2.1.3 Bentuk-Bentuk Penggabungan Usaha ................................................. 5

2.1.4 Metode Untuk Melakukan Penggabungan Usaha ............................... 6

2.1.5 Penilaian Entitas Usaha ....................................................................... 8

2.2 Kontribusi Relatif Perusahaan-Perusahaan Yang Bergabung ....................... 9

2.3 Konsep Akuntansi Dari Penggabungan Usaha ........................................... 10

2.3.1 Latar Belakang Singkat Akuntansi Penggabungan Usaha ................ 11

2.3.2 Metode Akuntansi Untuk Penggabungan Usaha .............................. 11

2.4 Akuntansi Untuk Investasi Pada Saham Biasa............................................ 13

2.4.1 Perbandingan Metode Biaya Dan Metode Ekuitas ........................... 15

BAB III KESIMPULAN ................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman yang begitu pesat semakin mendorong


pemilik/manajemen perusahaan untuk mengembangkan usaha atau bisnisnya baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satu caranya adalah dengan
penggabungan usaha. Masalah penggabungan usaha selalu menarik perhatian
karena banyak aspek dan kepentingan yang terkait. Dengan penggabungan
beberapa usaha, diharapkan perusahaan-perusahaan itu dapat meningkatkan
pangsa pasar dari aktivitas operasional yang ada dan sebagainya. Penggabungan
beberapa usaha juga dianggap sebagai wacana untuk mencapai tujuan dan
kepentingan usaha yang memberikan pertumbuhan yang relatif cepat atau
memenangkan pangsa pasar baru sehingga lebih menarik dibandingkan
pengembangan usaha secara normal.

Menurut IFRS (International Financial Reporting Standar No. 3 : 2018)


pengabungan usaha (Business Combination) adalah transaksi atau kejadian lainya,
yang dalam transaksi atau kejadian itu, entitas pengakusisi memperoleh kendalia
atas suatu usaha atau lebih

Pengembangan perusahaan terus dilakukan oleh manajer perusahaan


dalam rangka menghadapi persaingan dan kelangsungan usahanya.
Pengembangan usaha ini dapat dilakukan melalui restrukturisasi perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pengabungan usaha dan bagaimana bentuk


dari pengabungan usaha tersebut ?
2. Bagaimana kontribusi relative perusahaan yang bergabung dalam
pengabunga usaha ?

1
3. Apa yang di maksud dengan konsep akuntnasi Metode Penyatuan
Kepemilikan (Pooling of Interest) dan Pembelian (Purchase Method) ?
4. Apa saja metode yang di gunakan dalam akuntansi untuk investasi dalam
saham ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui dimaksud dengan pengabungan usaha dan bagaimana


bentuk dari pengabungan usaha tersebut
2. Untuk mengetahui kontribusi relative perusahaan yang bergabung dalam
pengabunga usaha
3. Untuk mengetahui yang di maksud dengan konsep akuntnasi Metode
Penyatuan Kepemilikan (Pooling of Interest) dan Pembelian (Purchase
Method)
4. Untuk mengetahui apa saja metode yang di gunakan dalam akuntansi
untuk investasi dalam saham

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengabungan Usaha

Pengabungan usaha (business combination) adalah penyatuan dua atau


lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena suatu
perusahaan menyatu dengan (uniting with) perusahaan lain atau memperoleh
kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan lain.

2.1.1 Alasan Pengabungan Usaha

Beberapa alasan yang mungkin untuk memilih penggabungan usaha


sebagai alat perluasan adalah :

 Manfaat Biaya ( Cost Advantage )

Seringkali lebih murah bagi perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang


dibutuhkan melalui penggabungan dibandingkan melalui pengembangan.

 Resiko Lebih Rendah ( Lower Risk)

Membeli lini produk dan pasar yang telah didirikan biasanya lebih kecil
resikonya dibandingkan dengan mengembangkan produk baru dan pasarnya.
Penggabungan usaha kurang beresiko terutama ketika tujuannya adalah
diversifikasi.

 Penundaan Operasi Lebih Sedikit ( Fewer Operating Delays )

Fasilitas – fasilitas pabrik yang diperoleh melalui penggabungan usaha


dapat diharapkan untuk segera beroperasi dan memenuhi peraturan yang
berhubungan dengan lingkungan dan peraturan pemerintah yang lainnya.
Sedangkan membangun fasilitas perusahaan yang baru mungkin menimbulkan
sejumlah penundaan dalam pembangunannya karena diperlukannnya persetujuan
pemerintah untuk memulai operasi.

3
 Mencegah Pengambilalihan (Avoidance of Takeovers)

Bebrapa perusahaan bergabung untuk mencegah pengakuisisian diantara


mereka. Karena perusahaan – perusahaan yang lebih kecil cenderung lebih mudah
diserang untuk diambil alih maka beberapa diantara mereka memakai strategi
pembeli yang agresif sebagai pertahanan terbaik melawan usaha pengambilalihan
oleh perusahaan lain. Perusahaan – perusahaan dengan rasio hutang terhadap
ekuitas yang tinggi biasanya bukan merupakan calon pengambilalihan yang
menarik. Dalam industri perbankan, contohnya bank – bank yang independen
mengakuisisi bank – bank tetangganya untuk memperluas pangsa pasar ( market
share) dan berkembang menjadi bank regional. Bank menggunakan
penggabungan sebagai suatu cara untuk mencegah pengambilalihan oleh bank
asing.

 Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisitions of Intangible Assets).

Penggabungan usaha melibatkan penggabungan sumber daya tidak


berwujud maupun berwujud. Maka, akuisisi atas hak paten, hak atas mineral,
database pelanggan, atau keahlian manajemen mungkin menjadi faktor utama
yang memotivasi suatu penggabungan usaha

2.1.2 Sifat Penggabungan Usaha


Sifat Penggabungan Usaha, yaitu:

1. Horizontal integration: Adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dalam


lini usaha atau pasar yang sama, misalnya perusahaan consumer product
bergabung dengan perusahaan consumer product juga.

2. Vertical integration: Adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan


operasi yang berbeda, secara berturut-turut, tahapan produksi dan atau
distribusi yang sama. Penggabungan usaha secara integrasi vertikal ini
diharapkan dapat mengurangi biaya pengiriman obat-obatan ke pasar

3. Conglomeration: Adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dengan


produk dan atau jasa yang tidak saling berhubungan dan bermacam-macam.

4
2.1.3 Bentuk-Bentuk Penggabungan Usaha

Ada tiga bentuk utama dari penggabungan usaha secara legal seperti yang
digambarkan pada figure dibawah ini. Legal Merger (atau disebut merger) adalah
penggabungan usaha dimana hanya aka nada satu perusahaan yang bertahan dari
berbagai perusahaan yang bergabung dan perusahaan lainnya mengambil alih dan
perusahaan yang diambil alih tersebut bubar atau dilikuidasi.

Legal Konsolidasi (atau cukup disebut konsolidasi) adalah penggabungan usaha


dimana kedua perusahaan yang melakukan penggabungan usaha langsung
dibubarkan dan asset serta kewajiban dari kedua perusahaan ditransfer ke
perusahaan yang baru dibentuk. Operasional dari masing-masing perusahaan yang
sebelumnya merupakan perusahaan terpisah dilanjutkan ke dalam entitas tunggal
yang baru dan tidak ada perusahaan yang bergabung bertahan setelah konsolidasi.

Jenis-Jenis Penggabungan Usaha.

Figur 1.1

Perusahaan AA

Perusahaan AA
Perusahaan BB

a) Legal Merger

Perusahaan AA

Perusahaan CC

Perusahaan BB

b) Konsolidasi

5
Perusahaan AA Perusahaan AA

Perusahaan BB Perusahaan BB

c) Akuisisi Saham

Akuisisi Saham terjadi ketika sebuah perusahaan mengakuisisi saham


berhak suara perusahaan lan dan perusahaan-perusahaan yang terlibat tersebut
melanjutkan operasi perusahaannya sebagai entitas legal terpisah, namun saling
terkait. Hubungan yang terjadi dalam akuisis saham disebut hubungan induk-
anak perusahaan. Induk perusahaan adalah perusahaan yang memiliki kendali atas
perusahaan lain yaitu anak perusahaan, biasanya melalui kepemilikan mayoritas
saham biasa. Untuk kepentingan pelaporan keuangan publik, induk dan anak
perusahaan menyajikan laporan keuangan konsolidasi seolah-olah merupakan satu
perusahaan tunggal.

2.1.4 Metode untuk Melakukan Penggabungan Usaha

Penggabungan usaha dapat dikatakan sebagai ‘’bersahabat’’ atau ‘’tidak


bersahabat’’. Dalam penggabungan usaha yang bersahabat, manajemen
perusahaan-perusahaan yang terlibat melakukan perjanjian sehubungan dengan
persyaratan penggabungan dan merekomendasikan adanya persetujuan dari
pemegang saham.

6
Menentukan Jenis Penggabungan Usaha

Figur 1.2

Perusahaan AA berinvestasi di perusahaan BB

Memperoleh asset bersih Memperoleh saham

Ya Perusahaan yang diambil


alih dilikuidasi ?

Tidak
Mencatat sebagai legal
merger atau konsolidasi
Mencatat sebagai akuisisi
saham dan
mengoperasikan sebagai
anak perusahaan

Akuisisi Aset

Perjanjian ini dapat menyebabkan perusahaan mengakuisisi menanggung


kwajiban dari perusahaa lain. Penggabungan semacam ini dapat mengambil
bentuk (a) atau (b) pada figure 1.1. Perusahaan penjual umumnya
mendistribusikan asset atau efek yang diterimanya ke pemegang sahamnya dalam
penggabungan usaha dari perusahaan pengakuisisi dan likuidasi, sehingga hanya
perusahaan pengakuisisi sebagai entitas legal yang bertahan.

Akuisisi Saham

Penggabungan usaha yang dilakukan melalui akuisisi saham tidak harus


melibatkan akuisisi semua saham berhak suara yang beredar. Bagi satu
perusahaan untuk mengendalikan perusahaan lain melalui kepemilikan saham,
hanya diperlukan kepemilikan mayoritas ( 50% ) dari saham berhak suara yang
beredar. Akuisisi saham berhak suara kurang dari mayoritas biasanya tidak
dianggap sebagai penggabungan usaha. Ketika pemegang saham memegang
kepemilikan mayoritas dalam saham berhak suara, saham lainya yang tersisa

7
disebut sebagai kepemilikan minpritas (minority interest) atau kepemilikan
nonpengendali(non controlling onterest).

2.1.5 Penilaian Entitas Usaha

Semua pihak yang terlibat dalam penggabungan usaha harus meyakini


adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan jika mereka setuju untuk
berpartisipasi. Sulit untuk menentukan apakah suatu proposal penggabungan
usaha menguntungkan . Nilai asset perusahaan dan potensi laba masa depannya
sangat penting untuk menentukan nilai dari perusahaan tesebut.

Nilai Masing-masing Aset dan Kewajiban

Nilai dari masing-masing asset dan kewajiban suatu perusahaan biasanya


ditentukan melalui penilaian (appraisal). Untuk beberapa pos, nilainya dapat
ditentukan relative mudah, seperti investasi yang diperdagangkan secara aktif
dalam pasar efek atau utang jangka pendek. Kewajiban lancar biasanya dianggap
mempunyai nilai wajar sama dengan nilai bukunya karena kewajiban lancar akan
dibayar pada nilai tercatatnya dalam jangka pendek. Kewajiban jangka panjang
harus dinilai berdasarkan tingkat tingkat bunga sekarang jika berbeda dengan
tingkat bunga efektif pada waktu kewajiban tersebut dikeluarkan.

Nilai Laba potensial

Dalam banyak kasus, asset yang dioperasikan bersama sebagai kelompok


mempunyai nilai lebih tinggi dari penjumlahan nilai individunya. ‘’ Nilai
kelangsungan usaha’’ (going concern) menyebabkan lebih menguntungkan untuk
mengoperasikan asset sebagai suatu entitas diabndingkan menjualnya secara
sendiri-sendiri. Kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba sebagai
perusahaan yang berjalan merupaka suatu hal pentig dalam penilaian perusahaan.
Metode lain untuk menilai suatu perusahan adalah menghitung nilai sekarang dar
arus kas masa depan yang diharapkan akan dihasilkan perusahaan. Metode ini
mengharuskan adanya penentuan nilai dan waktu dari arus kas masa depan dan
mendiskontokan arus kas tersebut ke nilai sekarang pada tingkat bunga diskonto
yang sesuai untuk perusahaan tersebut.

8
Penilaian Kepentingan yang Dipetukarkan

Ketika suatu perusahaan mengakuisisi perusahaan lain, harus diperhatikan


nilai ‘’kepentingan’’ (consideration) yang akan dipertukarkan. Tidak terlalu sulit
jika kas yang digunakan dalam akuisisi, tetapi penilaian akan semakin sulit jika
yang dipertukarkan adalah efek (surat berharga atau sekuritas), terutama jika efek
tersebut adalah efek baru yang tidak diperdagangkan atau efek dengan fitur yang
tidak biasa. Sebagai contoh: Di AS General Motors menyelesaikan akuisisi
beberapa tahun sebekumnya menggunakan saham biasa seri B baru yang
membayar dividen berdasarkan laba berikutnya dari perusahaan yang diakuisisi
bukan dari laba General Motors secara keseluruhan.

2.2 Kontribusi Relatif Perusahaan-Perusahaan Yang Bergabung

Terdapat dua cara pendekatan dalam menentukan banyaknya saham yang


harus diserahkan kepada masing-masing perusahaan yang digabung :

a. Kontribusi relative dari kekayaan bersih

Beberapa hal yang sering memerlukan perhatian khusus dalam rangka


penyusunan laporan keuangan tersebut :

 Metode penilaian yang dipakai terhadap investasi (surat-surat berharga)


 Cadangan kerugian piutang
 Penentuan harga pokok dan prosedur penilaian persediaan
 Kebijaksanaan kapitalisasi aktiva tetap
 Metode dan kebijaksanaan depresiasi aktiva tetap
 Metode dan kebijaksanaan amortisasi aktiva tak berwujud
 Pos-pos kontingensi serta kemungkinan adanya pos-pos transitoris dan
antisipasi yang belum dicatat

b. Kontribusi relative dari laba yang di proyeksi

Ada beberapa langkah yg harus dilakukan yaitu:

9
1. Laporan laba/rugi dari perusahaan yang digabung juga harus disusun
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim
2. membuat proyeksi laba/rugi dari masing-masing perusahaan yang
digabung atas dasar pengalaman yang lampau serta pertimbangan-
pertimbangan tertentu untuk masa yang akan dating

2.3 Konsep Akuntansi Dari Penggabungan Usaha

Konsep akuntansi dari penggabungan usaha direfleksikan


dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 22, tentang “Akuntansi
Penggabungan Usaha” yang berlaku efektif sejak 1 Januari 1995.

Usaha-usaha yang sebelumnya terpisah bersama-sama membentuk satu


entitas ketika sumber daya dan operasinya berada di bawah pengendalian
kelompok manajemen tunggal. Pengendalian terhadap suatu entitas usaha
terbentuk dalam penggabungan usaha dimana :

 Satu atau lebih perusahaan menjadi perusahaan anak

 Satu perusahaan menstransfer aktiva bersihnya kepada perusahaan lain,


atau

 Setiap perusahaan menstransfer aktiva bersihnya kepada sebuah


perusahaan baru yang dibentuk.

Suatu perusahaan menjadi perusahaan anak ketika perusahaan lain


memperoleh hak mayoritas (lebih dari 50 % ) atas saham berhak suara yang
beredar. Maka, sebuah penggabungan usaha dapat diwujudkan melalui akuisisi
kurang dari 100% atas saham perusahaan lain. Dalam penggabungan usaha
dimana kurang dari 100% saham yang berhak suara dari perusahaan lain yang
digabung diperoleh, perusahaan-perusahaan yang digabung tetap memiliki
identitas hukum yang terpisah dan catatan akuntansi yang terpisah sekalipun
mereka telah menjadi satu entitas untuk tujuan pelaporan utamanya.

Penggabungan usaha dimana satu perusahaan menstransfer aktiva


bersihnya kepada perusahaan lain dapat diwujudkan dalam berbagai cara, tetapi
dalam kasus apapun perusahaan pengakuisisi pada dasarnya harus memperoleh

10
semua aktiva bersih. Alternative lain, setiap perusahaan yang bergabung dapat
menstransfer aktiva bersihnya kepada perusahaan baru yang dibentuk. Karena
perusahaan baru yang dibentuk tidak mempunyai aktiva bersih sendiri, perusahaan
tersebut mengeluarkan sahamnya kepada perusahaan lain yang bergabung atau
kepada para pemegang saham dari perusahaan yang bergabung atau kepada
pemilik-pemilik perusahaan yang bergabung.

2.3.1 Latar Belakang Singkat Akuntansi Penggabungan Usaha

Akuntansi penggabungan usaha adalah salah satu topik paling penting dan
menarik dalam teori dan praktik akuntansi. Pada saat bersamaan, akuntansi
penggabungan usaha merupakan salah satu area paling kompleks dan paling
banyak menimbulkan kontroversi dalam pemikiran akuntansi. Penggabungan
usaha sangat penting dan menarik karena melibatkan transaksi keuangan yang luar
biasa besarnya, kerajaan bisnis, cerita sukses dan kekayaan orang, eksekutif
jenius, dan kegagalan manajemen. Pada dasarnya penggabungan usaha perlu
melibatkan pengambilalihan seluruh perusahaan-perusahaan. Penggabungan usaha
menjadi kompleks karena setiap penggabungan usaha bersifat unik dan harus
dievaluasi hakikat (substansi) ekonominya, dengan mengabaikan bentuk
hukumnya.

2.3.2 Metode Akuntansi untuk Penggabungan Usaha

Ada 2 metode akuntansi untuk penggabungan usaha yang diterima secara umum,
yaitu :

1. Metode Penyatuan Kepemilikan (pooling of interests method)

Dalam metode penyatuan kepemilikan, diasumsikan bahwa kepemilikan


perusahaan-perusahaan yang bergabung adalah satu kesatuan dan secara relative
tetap tidak berubah pada entitas akuntansi yang baru. Karena tidak ada salah
satupun dari perusahaan-perusahaan yang bergabung dianggap telah memperoleh
perusahaan-perusahaan yang bergabung lainnya, tidak ada pembelian, tidak ada
harga pembelian, sehingga karena hal tersebut tidak ada dasar
pertanggungjawaban yang baru. Pada metode penyatuan, aktiva dan kewajiban

11
dari perusahaan-perusahaan yang bergabung dimasukkan dalam entitas gabungan
sebesar nilai bukunya. Oleh karena itu, setiap goodwill pada buku masing-masing
perusahaan lain yang bergabung, akan dimasukkan sebagai aktiva pada buku
entitas yang masih beroperasi (disatukan). Saldo laba dari perusahaan-perusahaan
yang bergabung juga dimasukkan dalam entitas yang disatukan, dan pendapatan
dari entitas yang disatukan termasuk pendapatan dari perusahaan-perusahaan yang
bergabung untuk seluruh tahun dengan mengabaikan tanggal penggabungan usaha
dilakukan.

2. Merode Pembelian (purchase method)

Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha


merupakan suatu transaksi yang memungkinkan suatu entitas memperoleh aktiva
bersih dari perusahaan-perusahaan lain yang bergabung. Berdasarkan metode
pembelian, perusahaan yang memperoleh/membeli mencatat aktiva yang diterima
dan kewajiban yang ditanggung sebesar nilai wajarnya. Biaya untuk memperoleh
perusahaan ditetapkan dengan cara yang sama seperti pada transaksi yang lain.
Biaya ini dialokasikan pada aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi sesuai
dengan nilai wajarnya pada tanggal penggabungan. Setiap kelebihan biaya
perolehan atas nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh dialokasikan ke goodwill
dan diamortisasi selama maksimum 20 tahun menurut PSAK No. 19. Goodwill
diamortisasi dan dibukukan sebagai beban secara sistematis selama masa
manfaatnya. Amortisasi ini menunjukkan bahwa goodwill mengalami penurunan
kemampuan dalam memberikan kontribusi pada laba perusahaan di masa
mendatang. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengestimasi masa
manfaat goodwill meliputi :

a. Ramalan unsur bisnis atau industri yang bersangkutan.

b. Pengaruh keusangan produk, perubahan dalam permintaan dan faktor


ekonomi lainnya.

c. Ekspektasi sisa masa kerja para manajer, atau kelompok karyawan yang
menjalani tugas penting.

12
d. Antisipasi tindakan para pesaing atau calon pesaing.

e. Ketentuan hukum peraturan yang berlaku.

2.4 Akuntansi Untuk Investasi Pada Saham Biasa

Metode yang digunakan untuk mencatat investasi pada saham biasa


tergantung pada tingkat pengaruh atau pengendalian yang dimiliki investor atas
investee. Tingkat pemgaruh adalah faktor utama yang menetukan apakah investor
dan investee akan menyajikan lapora. Keuangan konsolidasi atau investor akan
melaporkan investasi pada saham biasa dalam neracanya menggunakan metode
biaya (yang disesuaikan ke nilai pasar, jika diperlukan) atau metode ekuitas.

Konsolidasi (consolidation) melibatkan penggabungan untuk pelaporan


keuangan aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban individual untuk dua atau
lebih perusahaan yang berhubungan istimewa seakan-akan mereka adalah satu
perusahaan. Termasuk dalam prosedur ini pengeliminasian semua kepemilikan
dan aktivitas antar perusahaan. Konsolidasi umumnya tepat jika perusahaan,
disebut induk perusahaan (parent), mengendalikan perusahaan lain, disebut anak
perusahaan (subsidiary). anak perusahaan yang tidak dikonsolidasi
(Uniconsolidated subsidiary) dan disajikan sebagai investasi pada neraca induk
perusahaan. berdasarkan standar akuntansi yang berlaku saat ini, sebagian besar
anak perusahaan dikonsolidasikan

Metode ekuitas (equity method) digunakan untuk pelaporan eksternal jika


investor mempunyai pengaruh signifikan (signifikan influence) dalam kebijakan
operasi dan keuangan investee dan konsolidasi tidak sesuai, metode ekuitas tidak
dapat digunakan sebagai pengganti konsolidasi jika konsolidasi sesuai, dan karena
itu penggunaan utama metode ekuitas adalah untuk pelaporan investasi selain
pada anak perusahaan . Metode ini paling sering digunakan ketika suatu
perusahaan mempunyai kepemilikan antara 20% dan 50 % pada saham biasa
perusahaan lain. Dalam metode ekuitas, investor mengakui pendapatan dari
investasi ketika investee memperoleh laba. Tidam seperti konsolidasi yang
menggabungkan aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban individual dari
investee dengan investor, investasi dilaporkan sebagai satu baris dalam neraca

13
investor, dan pendapatan yang diakui dari investe dilaporkan sebagai satu baris
dalam laporan laba rugi investor. Investasi menyajikan bagian investor atas aktiva
bersih investee, dan pendapatan yang diakui adalah bagian investor atas laba
bersih investee

Metode biaya (cost method) digunakan dalam efek ekuitas yang tidak
diperdagangkan jika konsolidasi dan metode ekuitas tidak sesuai untuk digunakan.
Untuk efek ekuitas yang diperdagangkan, jika konsolidasi dan metode ekuitas
tidak sesuai untuk digunakan, investasi biasanya dicatat menggunakan metode
biaya dan disesuiakan dengan nilai pasar berdasarkan FASB statement 115.
Berdasarkan metode ekuitas, investor mengakui pendapatan investasi jika laba
sudah didistribusikan oleh investee sebagai deviden.

Dasar pelaporan keuangan berdasarkan tingkat kepemilikan saham biasa.

0% s/d 20 % Pengaruh tidak signifikan dipakai metode biaya

20% s/d 50 % Pengaruh signifikan dipakai metode ekuitas

50% s/d 100 % pengendalian dipakai konsolidasi

Catatan dan laporan keuangan PT SMART memberikan contoh yang baik untuk
pelaporan keuangan atas investasi menggunakan metode biaya dan metode
ekuitas.

31 Desember
Investasi dan aset lain-lain 2007 2008
Investasi
Investasi menggunakan metode ekuitas:
SOCI 151.520.541.173 142.971.329.601
SUPERAIR 2.358.931.666
UNIVERSAL 1.076.621.347 1.455.405.150
TRANSINDO 238.422.925 474.937.313
HORTMART
IMT 194.541.537.798
Investasi menggunakan metode biaya :
PT Duta 1.000.000 1.000.000
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Total Investasi 155.195.517.111 339.444.245.862
---------------------------------------------------------------------------------------------------

14
Dalam situasi normal, perusahaan menggunakan metode biaya atau ekuitas
selain untuk tujuan pelaporan keuangan juga untuk akuntansi investasi dalam
pembukuannya. Jika laporan keuangan konsolidasi dibuat untuk tujuan pelaporan
keuangan, induk perusahaan masih harus mencatat investasi dalam
pembukuannya menggunakan metode biaya atau metode ekuitas walapupun akun
investasi dan pendapatan investasi harus dieliminasi dalam pembuatan laporan
keuangan.
2.4.1 Perbandingan Metode Biaya dan Metode Ekuitas

Akuntansi metode biaya untuk investasi pada perusahaan lain konsisten


dengan dasar biaya historis Metode ini mendapat kritik sebagaimana kritik yang
ditujukan atas biaya historis terutama relevansi dari pelaporan harga beli investasi
yang diaakuisisi beberapa tahun sebelumnya. Metode ini mendekati akuntansi
tradisional serta realisasi laba diakui setelah pengumuman dan pembagian
dividen. Kriteria pengaruh signifikan, yang harus dipenuhi dalam metode ekuitas
memperhatikan bahwa bahwa pengumuman dividen oleh investee dapat
dipengaruhi oleh investor. Pengakuan pendapatan dari investee dalam metode
ekuitas tanpa memperhitungkan dividen, memberikan perlindungan terhadap
manipulasi laba bersih investee yang dilakukan dengan mempengaruhi
pengumuman dividen investee.Kritik terhadap metode ekuitas karena penilaian
aset bukan berdasarkan biaya historis tetapi mendekati pendekatan nilai
pasar.Sebagai gantinya, nilai tercatat investasi terdiri dari banyak komponen dan
tidak ada yang menyerupai penilaian aset manapun.
Ikhtisar Perbandingan Metode Biaya Dan Metode Ekuitas
Item Metode Biaya Metode Ekuitas
Nilai tercatat investasi Biaya perolehan
Biaya perolehan awal
pada tanggal akuisisi awal
Biaya perolehan awal ditambah
(dikurangi) bagian investor atas
laba (rugi) investasi dan
Nilai tercatat investasi Biaya perolehan
dikurangi bagian investor atas
setelah akuisisi awal
dividen investee dan amortisasi
atau penghapusbukuan
diferensial.

15
Amortisasi atas penurunan nilai
Tidak
jika terkait dengan aset investee
Diferensial diamortisasi atau
dengan mana manfaat terbatas
dihapusbukukan
atas aset yang dilepaskan
Atas dividen
Atas laba investee sejak akuisisi,
yang di
Pengakuan pendapatan dibagikan atau tidak dikurangi
umumkan sejak
dengan amortisasi
tgl. akuisisi
Dividen investee dari
Pendapatan Pengurang investasi
laba sejak akuisisi
Dividen investee
Pengurang
melebihi laba sejak Pengurang investasi
investasi
akuisisi

16
BAB III
KESIMPULAN
Dari materi yang sudah dijelaskan dapat kita kita tarik kesimpulan :

Pengabungan usaha (business combination) adalah penyatuan dua atau


lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena suatu
perusahaan menyatu dengan (uniting with) perusahaan lain atau memperoleh
kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan lain.

Beberapa alasan yang mungkin untuk memilih penggabungan usaha


sebagai alat perluasan adalah :

 Manfaat Biaya ( Cost Advantage )

 Resiko Lebih Rendah ( Lower Risk)

 Penundaan Operasi Lebih Sedikit ( Fewer Operating Delays )

 Mencegah Pengambilalihan (Avoidance of Takeovers)

 Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisitions of Intangible Assets).

Ada tiga bentuk utama dari penggabungan usaha secara legal yaitu Legal
Merger (atau disebut merger), Legal Konsolidasi (atau cukup disebut konsolidasi),
dan Akuisisi Saham
Terdapat dua cara pendekatan dalam menentukan banyaknya saham yang
harus diserahkan kepada masing-masing perusahaan yang digabung :

a. Kontribusi relative dari kekayaan bersih


b. Kontribusi relative dari laba yang di proyeksi

Konsep akuntansi dari penggabungan usaha direfleksikan dalam Pernyataan


Standar Akuntansi Keuangan No. 22, tentang “Akuntansi Penggabungan Usaha”
yang berlaku efektif sejak 1 Januari 1995.

Usaha-usaha yang sebelumnya terpisah bersama-sama membentuk satu


entitas ketika sumber daya dan operasinya berada di bawah pengendalian
kelompok manajemen tunggal. Pengendalian terhadap suatu entitas usaha
terbentuk dalam penggabungan usaha dimana :

17
 Satu atau lebih perusahaan menjadi perusahaan anak

 Satu perusahaan menstransfer aktiva bersihnya kepada perusahaan lain,


atau

 Setiap perusahaan menstransfer aktiva bersihnya kepada sebuah


perusahaan baru yang dibentuk.

18
DAFTAR PUSTAKA

Baker, Richard E. Lembke, Valdean C. King, Thomas E. 2013. Akuntansi


Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Buku 1. Jakarta: Salemba Empat

A. Beams, Floyd, dan Amir Abadi Yusuf. 2004. Akuntansi Keuangan Lanjutan Di
Indonesia. Buku 1. Salemba Empat: Jakarta

19

Anda mungkin juga menyukai