Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“Persamaan Dasar Akuntansi dan Proses Akuntansi Pemerintah”

Dosen Pembimbing H.Syahrijal Hidayat,S.E.,M.Ak.

Disusun oleh :

Nama : MUHAMMAD SURYA DHARMA

NPM : 180200589

FAKULTAS EKONOMI

PRODI AKUNTANSI SEMESTER V

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUHAMMADIYAH ASAHAN

(STIEMA)

T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah akuntansi pemerintahan,dengan judul
“PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI DAN PROSES AKUNTANSI PEMERINTAH”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membimbing dalam
menulis makalah ini.

Kisaran,26 November 2019

penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………….I

DAFTAR ISI………………………………………………………………II

BAB I PENDAHULUAN……………………………………….…

1.1 Latar Belakang…………………………………………..

1.2 Rumusan Masalah………………………………………

1.3 Tujuan Penelitian………………………………………

BAB II PEMBAHASAN………………………………………….

A.Persamaan dasar akuntansi..................................................

B.Penggunaan akun untuk pencatatan transaksi..........................

C. Siklus Akuntansi Pemerintah…………………………………


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemerintah Daerah wajib menyusun laporan keuangan yang terdiri Laporan Pelaksanaan.
Anggaran dan Laporan Finansial. Laporan Pelaksanaan Anggaran meliputi Laporan Realisasi
Anggaran (LRA) dan Laporan Perubahan SAL, sementara itu Laporan financial terdiri dari
Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas serta Laporan Arus Kas.
Disamping itu SKPD harus menyusun Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Karena Laporan Pemda sebagaimana disebutkan di atas dihasilkan dari penggabungan
laporan berbagai SKPD dan BUD maka agar Pemerintah Daerah dapat menghasilkan LRA dan
LO sebagaimana dijelaskan di atas, Satuan Kerja Perangkat Daerah harus menyusun LRA dan
LO. Laporan Realisasi Anggaran Satuan Kerja Perangkat daerah menyajikan informasi mengenai
Pendapatan dan belanja baik anggaran maupun realisasinya yang pengakuannya menggunakan 2
dasar pengakuan sesuai dokumen anggaran. Sementara itu Laporan Operasional menyajikan
Pendapatan dan Beban yang pengakuannya berdasarkan dasar akrual.
Persoalan teknis pencatatannya adalah bagaimana membuat catatan akuntansi yang dapat
dijadikan dasar penyusunan laporan pelaksanaan anggaran dan laporan financial. Mencari
arsitektur akuntansi berbasis akrual sebagaimana dimaksudkan dalam PP 71 Tahun 2010
(Lampiran I ) masih merupakan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh kita bersama.
Telah banyak ahli akuntansi yang berusaha untuk memberikan solusi.
Tulisan ini berusaha mendiskripsikan salah satu usulan untuk menyusun sistem akuntansi
yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan sebagaimana yang dijelaskan di atas. Dalam
uraian berikut ini penulis menggunakan akun “RK-PPKD” untuk mencatat hubungan keuangan
antara Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan Bendahara Umum Daerah (BUD). Uraian
inijuga dibatasi pada transaksi di Satuan Kerja Perangkat Daerah yang tidak
melaksanakanpengelolaan keuangan dengan pola Badan Layanan Umum Daerah. Tulisan ini
tidak mengilustrasikan Laporan Arus Kas. Usulan berikut ini merupakan usulan pribadi penulis.
Walaupun tulisan ini sudah dilengkapi dengan simulasi akuntansi untuk SKPD, namun tulisan ini
masih perlu dikaji dari berbagai aspek.

1.2 Rumusan Masalah

1. apa itu persamaan dasar akuntansi


2. apa penggunaan akun untuk pencatatan transaksi
3. apa siklus akuntansi pemerintah
1.3 Tujuan
1. persamaan dasar akuntansi
2. penggunaan akun untuk pencatatan transaksi
3. siklus akuntansi pemerintah
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERSAMAAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN


Proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dalam akuntansi
menggunakan sistem berpasangan (double entry), artinya pencatatan (penjurnalan) suatu
transaksi keuangan digolongkan/ atau melibatkan minimal ke dalam dua jenis rekening.
Sistem pencatatan berpasangan berdasarkan pada logika persamaan dasar akuntansi
sebagai berikut:
1. PERSAMAAN AKUNTANSI UNTUK NERACA
Dalam akuntansi komersial, kita mengenal persamaan akuntansi sebagai berikut:
ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS
Persamaan tersebut, dalam akuntansi pemerintahan berubah menjadi :
ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA

 Aset, dalam bahasa sederhana dalam diartikan, sebagai sumber daya ekonomis yang dimiliki
dan atau dikuasai dan dapat diukur dengan satuan uang. Dalam persamaan dasar akuntansi
tersebut, Aset merupakan wujud kekayaan yang mempunyai nilai uang yang sama dengan
sumber (darimana wujud kekayaan tersebut diperoleh), yaitu Kewajiban ditambah
Ekuitas Dana. Artinya, bertambahnya Aset dapat diperoleh dari (penambahan) Kewajiban
dan/atau (penambahan) Ekuitas Dana. Demikian pula sebaliknya, berkurangnya Aset
dapat digunakan untuk (pengurangan) Kewajibandan/atau (pengurangan) Ekuitas Dana.
Kewajiban, secara sederhana dapat diartikan, sebagai utang kepada pihak ketiga sebagai
akibat transaksi keuangan masa lalu (tahun-tahun anggaran sebelumnya), atau berupa
penerimaan yang perlu dibayar kembali. Dalam persamaan dasar akuntansi, menunjukkan
bahwa bertambahnya Kewajiban dapat menyebabkan bertambahnyaAset dan/ atau
berkurangnya Ekuitas Dana. Demikian pula sebaliknya, berkurangnya Kewajiban dapat
menyebabkan berkurangnya Aset dan/atau bertambahnya Ekuitas Dana. Ekuitas dana, adalah
jumlah kekayaan bersih yang merupakan selisih antara jumlah Aset dengan jumlah Kewajiban.
Dalam persamaan dasar akuntansi, menunjukkanbahwa bertambahnya Ekuitas Dana
dapatmenyebabkan bertambahnya Aset dan/atau berkurangnya Kewajiban. Demikian pula
sebaliknya, berkurangnya Ekuitas Dana dapat menyebabkan berkurangnya Aset dan/atau
bertambahnya Kewajiban.

2. Persamaan untuk Laporan Realisasi Anggaran (LRA)


Akuntansi Keuangan Daerah pada dasarnya merupakan proses pencatatan,penggolongan
dan peringkasan transaksi dalam rangka pelaksanaan APBD. Persamaan struktur APBD
menunjukkan hubungan antara Pendapatan Daerah (P) dan Belanja Daerah (B) di
satu sisi, dan Pembiayaan berupa Penerimaan Daerah (PT) serta Pembiayaan berupa
Pengeluaran Daerah (PK) pada sisi lainnya. Dalam Struktur APBD, selisih antara Pendapatan
Daerah dengan Belanja Daerah (P –
B) sama dengan Surplus (S) atau Defisit (D), atau dinyatakan dalam bentuk persamaan
sebagai berikut:
P – B = S atau D
di mana:
P – B = S, jika P lebih besar daripada B
P – B = D, jika P lebih kecil daripada B
Surplus dialokasikan ke Pembiayaan berupa Pengeluaran Daerah (PK). Artinya jika terjadi
Surplus, alokasi Surplus tersebut menambah Pembiayaan

B.Pengertian Akun

Akun adalah suatu sarana untuk mencatat transaksi keuangan yang bersangkutan dengan
aset, kewajiban, modal, pendapatan, dan beban. Tujuan pemakaian akun adalah untuk mencatat
data yang akan menjadi dasar penyusunan laporan-laporan keuangan. Selain itu akun juga
memberikan informasi tentang operasi-operasi perusahaan dari hari ke hari. Informasi yang
terperinci dari tiap-tiap laporan keuangan ada di dalam akun. Sebagai contoh, misalnya dari akun
dapat diketahui jumlah piutang perusahaan kepada para debitur, jumlah kewajiban perusahaan
kepada para kreditur, harga beli asset yang dibeli perusahaan. Dengan menggunakan akun, maka
transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat dicatat secara tepat dan lengkap.

1. Bentuk Akun

Secara umum akun berupa tabel yang berisi dua kolom. Kolom kiri disebut debet, sedangkan
kolom kanan disebut kredit. Terdapat tiga bentuk akun, yaitu akun T, akun dua kolom, dan akun
empat kolom.

1.1. Akun T
Akun T adalah akun yang paling sederhana. Bentuknya seperti huruf T dimana di sisi kirinya
adalah sisi debet dan di sisi kanannya adalah kredit. Bagian atas tabel diberi nama akun. Akun T
digunakan untuk keperluan penjelasan mekanisme penggunaan akun dalam pengajaran akuntansi
di sekolah.

1.2. Akun Dua Kolom

Meskipun disebut akun dua kolom, sebenarnya bentuk akun ini terdiri dari beberapa kolom.
Disebut dua kolom karena terdiri dari dua kolom utama, yaitu kolom debet dan kredit. Akun dua
kolom adalah pengembangan lebih lanjut dari akun T. Setiap kolom berisi kolom tanggal, kolom
keterangan, kolom referensi (Ref), dan kolom debit/kredit. Kolom tanggal berisi waktu
terjadinya transaksi, kolom keterangan berisi penjelasan transaksi, kolom referensi berisi nomor
atau halaman jurnal umum yang menjadi dasar pencatatan pada akun tersebut, dan kolom
debit/kredit berisi nilai uang pada transaksi tersebut.
`1.3. Akun Empat Kolom

Bentuk akun ini tidak benar-benar hanya memiliki empat kolom. Bentuk akun ini disebut akun
empat kolom karena terdiri dari empat kolom utama yaitu kolom tanggal, kolom keterangan,
kolom debet, dan kolom kredit. Keunggulan dari akun empat kolom adalah bahwa saldo akun
tersebut dapat diketahui setiap tanggal, karena bentuk akun ini mengharuskan akuntan untuk
menghitung saldonya setiap saat.

2. Aturan Debit dan Kredit

Berikut adalah aturan debit dan kredit. Aturan ini penting untuk diingat ketika melakukan
pembukuan.
Akun Debet Kredit
Kas + -
Piutang + -
Peralatan + -
Prive + -
Modal - +
Hutang - +
Pendapatan - +

Keterangan:

(+) : bertambah dan dicatat di debet/kredit

(-) : berkurang dan dicatat di debet/kredit

3. Konsep Double Entry Accounting

Double entry accounting (Bahasa Indonesia: sistem pembukuan ganda) adalah system pencatatan
dimana setiap transaksi akan merubah dua sisi buku besar.

Aset = Lilabilitas + Modal

Sisi kiri adalah aset, sedangkan sisi kanan merupakan lilabilitas dan modal.

Prinsip utama sistem ini adalah bahwa setiap transaksi selalu dicatat dengan mendebet dan
mengkredit dua buah akun atau lebih dengan jumlah yang sama.

Karena setiap transaksi akan mempengaruhi dua buah akun (debet dan kredit), maka kedua sisi
ini harus balance di akhir periode.

Keunggulan dari double entry accounting adalah setiap sisi dalam persamaan akun akan terjadi
eliminasi sehingga tidak memungkinkan terjadinya kesalahan pencatatan atau selisih kecuali ada
faktor dari kesalahan manusia dan salah klasifikasi akun (mis: akun kas dimasukkan ke dalam
sisi hutang). Sedangkan single-entry hanya mencatat kas masuk dan keluar sehingga bila terjadi
kesalahan pencatatan sedikit saja, akan terjadi understated (terlalu kecil) atau overstated
(terlalu besar) nilai yang dicatat. Selain itu, sulit juga untuk menilai berapa nilai asset yang ada
karena penggolongannya sering tumpang tindih dengan modal pemilik.

4. Klasifikasi Akun

Akun dapat digolongkan menjadi dua yaitu:

4.1. Laporan Neraca (Akun Riil)


Akun Riil, merupakan akun yang dilaporkan ke dalam neraca, akun ini secara umum memiliki
saldo akhir pada periode akuntansi, saldo akhir ini sebagai saldo awal periode akuntansi
berikutnya. Misalnya, akun kas pada tanggal 31 Desember 2010 memiliki saldo Rp. 25.000.000,-
maka pada awal periode akuntansi 2011 akun kas memiliki saldo awal Rp. 25.000.000.-. Dengan
contoh ini dapat dijelaskan bahwa akun riil merupakan mata rantai dari periode akuntansi I
sampai periode akuntansi berikutnya begitu seterusnya pada saat disusunnya laporan keuangan
perusahaan I sampai periode akuntansi berikutnya.

Akun Riil terdiri dari :

1. Harta, yaitu kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan


berupa benda berwujud dan tidak berwujud.
2. Utang, yaitu kewajiban suatu badan usaha atau perusahaan kepada pihak ketiga
yang dibayar dengan cara menyerahkan aktiva atau jasa dalam jangka waktu tertentu
sebagai akibat dari transaksi di masa lalu. Utang perusahaan digolongkan menjadi
dua yaitu:
1.Utang jangka pendek, yaitu utang yang jatuh tempo dalam jangka waktu kurang
dari satu tahun. Contoh: beban yang masih harus dibayar dan garansi.
2.Utang jangka panjang, yaitu utang yang pelunasannya akan dilakukan dalam
jangka waktu lebih dari satu tahun. Contoh: utang hipotik, utang obligasi, dan
utang bank.
3.Modal, yaitu hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam
pos modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan
aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya.

4.2. Laporan Laba/Rugi (Akun Nominal)

Akun Nominal, merupakan akun yang dilaporkan kedalam laporan laba-rugi, akun ini bersifat
sementara dalam arti hanya satu Periode akuntansi saja, pada periode akuntansi berikutnya sudah
mulai dengan yang baru. Karena setiap akhir periode akuntansi akun nominal saldonya dinolkan
untuk dipindahkan modal atau equitas. Misalnya, akun penjualan pada akhir periode akuntansi
2010 memiliki saldo Rp. 1.000.000,- ini berarti selama tahun 2010 perusahaan mampu menjual
produk senilai Rp. 1.000.000,-. Akun penjualan ini akan ditutup menjadi bersaldo nol, jumlah
Rp. 1.000.00,- dipindahkan kedalam akun laba-rugi.

Akun Nominal terdiri dari :

1. Pendapatan, yaitu hasil dari kegiatan usaha perusahaan yang dapat meningkatkan
jumlah aktiva atau penurunan kewajiban. Pendapatan digolongkan menjadi dua yaitu:
1. Pendapatan usaha, yaitu hasil yang diperoleh dari kegiatan usaha pokok
perusahaan.
2. Pendapatan di luar usaha, yaitu pendapatan yang diterima dari luar
kegiatan utama perusahaan. Contoh: bunga bank dan laba atas penjualan aktiva
tetap.
2. Beban, yaitu pengurangan dari pendapatan yang akan menghasilkan laba bersih
pada laporan laba/rugi.

5. Bagan Akun

Bagan akun (chart of accounts) adalah satu daftar rangkaian akun-akun yang sudah dibuat atau
disusun secara sistematis dan teratur dengan menggunakan simbol-simbol huruf, angka, atau
paduan antara keduanya. Bagan akun digunakan apabila akun yang terdapat dalam buku besar
cukup banyak jumlahnya.

Bagan akun terdiri dari kode akun dan nama akun. Kode akun dapat berupa angka, huruf,
maupun keduanya. Kode angka lebih banyak digunakan karena paling handal dan fleksibel.
Setiap perusahaan memiliki aturan bagan akun yang berbeda.

Contoh:

Kode Akun Nama Akun


101 Kas
102 Piutang dagang
103 Perlengkapan toko
111 Peralatan toko
201 Utang dagang
301 Modal
302 Prive

6. Pencatatan Transaksi Keuangan Dengan Akun

Pada dasarnya pencatatan transaksi keuangan terdiri dari beberapa tahapan yaitu menerima bukti
transaksi, menganalisis bukti transaksi, melakukan pencatatan ke dalam jurnal umum,
memposting ke buku besar, mengikhtisarkan di neraca saldo, dan menyusun laporan keuangan.

6.1. Bukti Transaksi

Bukti transaksi adalah bukti otentik yang menerangkan terjadinya suatu transaksi. Setiap
transaksi yang terjadi harus didukung dengan bukti transaksi. Baik saat menerima kas saat
penjualan maupun mengeluarkan kas saat membayar gaji, melunasi hutang, membeli tunai, atau
prive. Bukti transaksi dapat berupa kwitansi atau faktur penjualan. Secara umum, transaksi bisnis
yang sering terjadi pada perusahaan dapat dikelompokkan kedalam 4 jenis transaksi, yaitu
Penerimaan Kas, Pengeluaran Kas, Penjualan dan Pembelian. Semua transaksi tersebut harus
memiliki bukti transaksi sesuai dengan jenis transaksinya. Ada empat bukti transaksi sebagai
berikut:

a. Penerimaan Kas – Bukti Kas Masuk

Penerimaan kas memiliki transaksi; Menerima setoran uang dari pemilik, Pendapan atau
penjualan produk secara tunai, Pelunasan piutang dari penjualan kredit, Menerima uang dari
hutang dan menerima pendapatan lainnya.

b. Pengeluaran Kas – Bukti Kas Keluar

Pengeluaran meliputi transaksi; Membayar gaji dan biayi lainnya, Melunasi hutang, membeli
secara tunai dan pengambilan uang oleh pemilik.

c. Penjualan – Faktur Penjualan

Penjualan meliputi transaksi; Penjualan produk baik secara tunai maupun kredit.

d. Pembelian – Faktur Pembelian

Pembelian produk baik secara tunai maupun kredit.

Empat transaksi tersebut bila digolongkan berdasarkan ruang lingkup bukti transaksinya dapat
dibagi 2 yaitu, Bukti Internal dan Bukti Eksternal. Bukti Internal yaitu, bukti dari transaksi yang
berhubungan dengan arus kas seperti penemerimaan dan pengeluaram kas serta bukti memorial
yaitu bukti yang mencatat penyusutan yang terjadi pada aktiva perusahaan sedangkan, Bukti
Eksternal yaitu, Bukti dari transaksi yang berhubungan dengan penjualan dan pembelian produk,
bukti tersebut dapat berupa faktur ataupun kwitansi.

6.2. Analisa Bukti Transaksi

Sebelum dicatat, hendaknya bukti transaksi dianalisa terlebih dahulu apakah transaksi tersebut
mempengaruhi harta, kewajiban, modal, pendapatan, atau beban dan apakah transaksi tersebut
akan mengurangi atau menambah harta, kewajiban, modal, pendapatan, atau beban. Analisa juga
apakah transaksi tersebut akan dicatat di sisi debit atau sisi kredit. Tujuan penganalisa ini adalah
untuk menghindari kesalahan saat pencatatan.

6.3. Jurnal Umum

Jurnal umum adalah catatan akuntansi pertama yang dilakukan secara kronologis dan sistematis.
Setiap bukti transaksi yang telah dianalisa harus segera dimasukkan ke dalam jurnal umum.
Fungsi jurnal umum adalah untuk mengetahui transaksi secara kronologis dan peristiwa ekonomi
yang pernah terjadi pada perusahaan. Jurnal umum terdiri dari kolom tanggal, keterangan,
referensi (biasa disingkat “Ref”), debit, dan kredit.

Berikut adalah contoh pencatatan ke dalam jurnal umum:

Pak Budi memulai usaha menjahit yang bernama “Penjahit Anggun” pada tahun 2008. Berikut
adalah tranaksi yang dilakukan pada awal bulan Januari:

Januari 1 : Pak Budi mengivestasikan uang tunai ke dalam perusahaannya Rp 1.000.000,00


Januari 2 : Dibeli sebuah mesin jahit dari “Toko Maju” seharga Rp 750.000,00 yang akan
dibayar 3 bulan lagi.
Januari 3 : Dibeli secara tunai perlengkapan menjahit seharga Rp 250.000,00
Januari 5 : Menyelesaikan pekerjaan menjahit 3 setel pakaian wanita dan diterima ongkos
menjahit sebesar Rp 225.000,00
Januari 6 : Membayar sewa tempat usaha sebesar Rp 30.000,00 untuk jangka waktu sebulan.
Januari 8 : Membayar biaya keamanan untuk bulan Januari sebesar Rp 20.000,00
Januari 10 : Menyelesaikan pekerjaan menjahit 2 setel pakaian pria dengan ongkos sebesar
Rp 250.000,00 akan dibayar dua minggu lagi.

Pencatatan transaksi-transaksi keuangan tersebut dimasukkan ke dalam Jurnal Umum

Tgl Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit


(Rp)
2008
Jan. 1 Kas 1.000.000
Modal 1.000.000
Investasi pemilik (Budi) berupa uang tunai Rp 1.000.000,00
2 Inventaris 750.000
Hutang Dagang 750.000
Pembelian mesin jahit dari Toko Maju, kredit 3 bulan Rp
750.000,00
3 Perlengkapan Jahit 250.000
Kas 250.000
Pembelian perlengkapan menjahit tunai Rp 250.000,00
5 Kas 225.000
Penghasilan jasa 225.000
Pendapatan dari hasil menjahit 3 setel pakaian wanita Rp
225.000,00
6 Beban Sewa 30.000
Kas 30.000
Membayar sewa tempat usaha jangka waktu sebulan Rp
30.000,00
8 Beban Keamanan 20.000
Kas 20.000
Membayar biaya keamanan bulan ini sebesar Rp 20.000,00
10 Piutang Jasa 250.000
Penghasilan jasa 250.000
Pendapatan dari hasil menjahit 2 setel pakaian pria Rp
250.000,00 dan akan dibayar 2 minggu lagi
6.4. Buku Besar

Buku besar adalah kumpulan dari akun-akun satu sama lain yang saling berhubungan dan
merupakan satu kesatuan yang sistematis. Jurnal adalah buku pertama, sedangkan buku besar
adalah buku terakhir. Fungsi buku besar yaitu untuk menyediakan informasi saldo buku besar.
Buku besar terdiri dari kolom tanggal, uraian, referensi (disingkat ref), debit, kredit, dan saldo
(yang dibagi menjadi debit dan kredit).

6.5. Neraca Saldo

Neraca saldo adalah bahan yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan perusahaan.
Sumbernya berasal dari buku besar. Neraca saldo menunjukkan saldo-saldo akun besar pada
tanggal tertentu. Fungsi neraca saldo adalah untuk mengetahui saldo pada masing-masing akun
dengan cepat dan mengendalikan kolom debit dan kredit (keduanya harus balance). Neraca saldo
berupa tabel yang berisi kolom kode akun (nomor), akun, debit, dan kredit.

6.6. Laporan Keuangan


Laporan keuangan adalah informasi akuntansi yang diperlukan untuk mengambil keputusan yang
berkaitan dengan perusahaan. Terdapat beberapa jenis laporan keuangan yaitu laporan laba-rugi,
laporan perubahan ekuitas, neraca, dan laporan arus kas.

1. C. SIKLUS AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Akuntansi dapat didefinisikan sebagai:


seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi
keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara
penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk
dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik.
Dalam arti sempit sebagai proses, fungsi, atau praktik, akuntansi dapat diartikan sebagai:
proses pengidentifikasian, pengesahan, pengukuran, pengakuan, pengklasifikasian,
penggabungan, peringkasan, dan penyajian data keuangan dasar (bahan olah akuntansi) yang
terjadi dari kejadian-kejadian, transaksi-transaksi atau kegiatan operasi suatu unit organisasi
dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang
berkepentingan.
Berdasarkan definisi tersebut, setidaknya ada empat tahapan dalam siklus akuntansi
pemerintahan, yaitu:
1. pencatatan,
2. penggolongan,
3. peringkasan
4. penginterpretasian laporan (hasil pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi).
Keempat tahapan dalam siklus akuntansi tersebut tidak berbeda dengan siklus akuntansi
pada perusahaan bisnis. Pembahasan dalam modul ini dititikberatkan pada materi mengenai
proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi atau peristiwa keuangan, khususnya
dalam rangka menyusun laporan realisasi anggaran.

1.1. Jenis Transaksi Keuangan


Transaksi atau peristiwa keuangan dalam rangka pelaksanaan APBD, pada dasarnya
terdiri dari:
1. Transaksi Penerimaan Kas, yaitu semua penerimaan Kas Daerah dalam periode tahun
anggaran tertentu.
2. Transaksi Pengeluaran Kas, yaitu semua pengeluaran Kas Daerah dalam periode tahun
anggaran tertentu.
3. Transaksi Selain Kas, adalah semua transaksi keuangan selain penerimaan Kas Daerah dan
pengeluaran Kas Daerah dalam periode tahun anggaran tertentu. Misal: transaksi koreksi
kesalahan atas pencatatan sebelumnya atau pemberian atau penerimaan donasi dalam bentuk
barang.
1.2. Media Akuntansi
Transaksi keuangan dalam rangka pelaksanaan APBD yang terdiri dari: penerimaan kas,
pengeluaran kas, dan selain kas dalam proses akuntansi dicatat, digolongkan, dan diringkas ke
dalam Catatan Akuntansi berdasarkan Dokumen atau Bukti Transaksi yang sah. Dokumen
Transaksi merupakan dokumen tertulis sebagai bukti terjadinya suatu transaksi keuangan;
sedangkan Catatan Akuntansi, terdiri dari: Buku Jurnal, Buku Besar dan Buku Pembantu.
Berdasarkan uraian tersebut, media untuk melaksanakan proses akuntansi meliputi: Dokumen
atau Bukti Transaksi, Buku Jurnal, Buku Besar dan Buku Pembantu.

1.3. Dokumen Transaksi


Dokumen atau Bukti Transaksi adalah formulir-formulir yang digunakan sebagai tanda
bukti terjadinya suatu transaksi atau adanya suatu peristiwa keuangan yang menjadi dasar
pencatatan dalam akuntansi. Contoh formulir pada setiap jenis transaksi keuangan dalam rangka
pelaksanaan APBD.
DAFTAR PUSTAKA
https://dokumen.tips/documents/persamaan-akuntansi-pemerintahan.html

http://hedisasrawan.blogspot.com/2015/10/tugas-ekonomi-akuntansi-akun-dan.html

http://anisoerya.blogspot.com/2012/12/siklus-akuntansi-pemerintah.html

Diakses tanggal 26 november 2019, pukul 20:53 wib

Anda mungkin juga menyukai