Anda di halaman 1dari 18

Universitas Pamulang Akuntansi S-1

PERTEMUAN KE-6

TARIF, DASAR PENGENAAN PAJAK DAN CARA PERHITUNGAN


PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) Lanjutan

5) DPP Nilai Lain Atas Penyerahan Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor


Pertanian

Berdasarkan PMK No 66/PMK.03/2022 Tentang Pajak Pertambahan Nilai


Atas Penyerahan Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian, menjelaskan
bahwa :

a) Atas penyerahan Pupuk Bersubsidi oleh Pengusaha Kena Pajak


dikenai Pajak Pertambahan Nilai.

b) Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan Pupuk Bersubsidi berlaku


ketentuan sebagai berikut:

(1) atas bagian harga yang mendapatkan subsidi, Pajak


Pertambahan Nilai dibayar oleh Pemerintah; dan
(2) atas bagian harga yang tidak mendapatkan subsidi, Pajak
Pertambahan Nilai dibayar oleh pembeli

c) Penyerahan Pupuk Bersubsidi yang bagian harganya disubsidi


sebagaimana dimaksud dalam huruf b angka 1) merupakan
penyerahan Pupuk Bersubsidi ke pemerintah yang dibayar melalui
subsidi Pupuk Bersubsidi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, yang terdiri dari subsidi harga dan Pajak
Pertambahan Nilai

d) Pajak Pertambahan Nilai yang terutang atas penyerahan Pupuk


Bersubsidi sebagaimana dimaksud dalam huruf b dihitung dengan
mengalikan tarif Pajak Pertambahan Nilai dengan Dasar Pengenaan
Pajak

e) Dasar Pengenaan Pajak untuk menghitung Pajak Pertambahan Nilai


yang terutang atas penyerahan Pupuk Bersubsidi menggunakan Nilai
Lain

f) Nilai Lain atas bagian harga Pupuk Bersubsidi yang mendapatkan


subsidi sebagaimana dimaksud dalam huruf b angka 1) dihitung
dengan formula sebesar :
Perpajakan 2 1
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

100
x Jumlah Pembayaran Subsidi Termasuk PPN
Nilai

dengan ketentuan t merupakan angka pada tarif Pajak Pertambahan


Nilai yang berlaku

g) Nilai Lain atas bagian harga Pupuk Bersubsidi yang tidak


mendapatkan subsidi sebagaimana dimaksud dalam huruf b angka
2) dihitung dengan formula sebesar:

100
x Harga Eceran Tertinggi
(100 + t)

dengan ketentuan t merupakan angka pada tarif Pajak Pertambahan


Nilai yang berlaku

h) Harga eceran tertinggi merupakan harga Pupuk Bersubsidi yang


diatur oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pertanian

i) Harga eceran tertinggi Pupuk Bersubsidi diperuntukkan untuk dibeli


oleh petani atau kelompok tani secara tunai dalam kemasan tertentu
di penyalur lini IV sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang perdagangan

j) Tarif Pajak Pertambahan Nilai yang berlaku yaitu:

(1) sebesar 11 % (sebelas persen) yang mulai berlaku pada tanggal


1 April 2022; dan
(2) sebesar 12% (dua belas persen) yang mulai berlaku pada saat
diberlakukannya penerapan tarif Pajak Pertambahan Nilai
sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b Undang-
Undang Pajak Pertambahan Nilai

Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena
Pajak, impor Barang Kena Pajak, serta pemanfaatan Barang Kena Pajak
tidak berwujud dan/ atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah
pabean di dalam daerah pabean sehubungan dengan penyerahan Pupuk
Bersubsidi yang dilakukan oleh produsen, dapat dikreditkan sepanjang
memenuhi ketentuan pengkreditan Pajak Masukan sesuai dengan
Perpajakan 2 2
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. Pajak


Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak dan/ atau Jasa Kena Pajak,
impor Barang Kena Pajak, serta pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak
berwujud dan/ atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah
pabean di dalam daerah pabean sehubungan dengan penyerahan Pupuk
Bersubsidi yang dilakukan oleh distributor dan pengecer tidak dapat
dikreditkan

Ilustrasi 1

Pada tanggaI 18 Mei 2022, PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai


produsen Pupuk Bersubsidi mengajukan permintaan pembayaran subsidi
Pupuk Bersubsidi kepada KPA sebesar Rp100.000.000.000,00 (seratus
miliar rupiah) atas penyerahan Pupuk Bersubsidi yang telah dilakukan
selama bulan April 2022. Tarif Pajak Pertambahan Nilai yang berlaku
adalah sebesar 11 % (sebelas persen). Atas permintaan pembayaran
subsidi tersebut terutang Pajak Pertambahan Nilai dengan penghitungan
sebagai berikut:

a) Dasar Pengenaan Pajak= 100/111 x Rp100.000.000.000,00 =


Rp90.090.090.090,09
b) Pajak Pertambahan Nilai terutang = 11 % x Rp90.090.090.090,09 =
Rp9.909.909.909,00

Ilustrasi 2

Pada tanggaI 19 April 2022, PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai


produsen Pupuk Bersubsidi menyerahkan 5.000 (lima ribu) ton pupuk
Urea (bersubsidi) kepada distributor. Harga eceran tertinggi pupuk Urea
yang berlaku sebesar Rp2.250,00 (dua ribu dua ratus lima puluh rupiah)
per kilogram. Tarif Pajak Pertambahan Nilai yang berlaku adalah sebesar
11 % (sebelas persen). Atas penyerahan tersebut terutang Pajak
Pertambahan Nilai dengan penghitungan sebagai berikut:

a) Dasar Pengenaan Pajak = 100 / 111 x 5.000.000 x Rp2.250,00 =


Rp10.135.135.135,13
b) Pajak Pertambahan Nilai terutang = 11% x Rp10.135.135.135,13 =
Rpl.114.864.864,00

Perpajakan 2 3
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

6) DPP Nilai Lain Atas Penyerahan LPG Tertentu

Berdasarkan PMK No 62/PMK.03/2022 Tentang Pajak Pertambahan Nilai


Atas Penyerahan Liquefied Petroleum Gas Tertentu, menjelaskan bahwa :

a) Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan LPG yang bagian


harganya disubsidi, dibayar oleh pemerintah

b) Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan LPG Tertentu


sebagaimana yang bagian harganya tidak disubsidi, dibayar oleh
pembeli

c) Penyerahan LPG Tertentu yang bagian harganya disubsidi


sebagaimana dimaksud dalam huruf a merupakan penyerahan LPG
Tertentu dari Badan Usaha ke Pemerintah yang dibayar melalui
subsidi LPG Tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, yang terdiri dari subsidi harga dan Pajak
Pertambahan Nilai

d) Pajak Pertambahan Nilai yang terutang atas penyerahan LPG


Tertentu yang bagian harganya tidak disubsidi sebagaimana
dimaksud dalam huruf b pada:

(1) titik serah Badan Usaha, dihitung dengan mengalikan tarif Pajak
Pertambahan Nilai dengan Nilai Lain sebagai Dasar Pengenaan
Pajak; dan

(2) titik serah Agen atau Pangkalan, dipungut dan disetor dengan
besaran tertentu

e) Nilai Lain sebagaimana dimaksud dalam huruf d angka 1) dihitung


dengan formula sebesar:

100
x Harga Eceran Tertinggi
(100 + t)

dengan ketentuan t merupakan angka pada tarif Pajak Pertambahan


Nilai yang berlaku

f) Besaran tertentu Pajak Pertambahan Nilai yang terutang atas


penyerahan LPG Tertentu sebagaimana dimaksud huruf d angka 2)
ditetapkan:

Perpajakan 2 4
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

(1) sebesar 1,1/101,1 (satu koma satu per seratus satu koma satu)
yang mulai berlaku pada tanggal 1 April 2022; dan

(2) sebesar 1,2/101,2 (satu koma dua per seratus satu koma dua)
yang mulai berlaku pada saat diberlakukannya penerapan tarif
Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat
(1) huruf b Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai,

g) dari selisih lebih antara Harga Jual Agen dan Harga Jual Eceran;

(1) sebesar 1,1/101,1 (satu koma satu per seratus satu koma satu)
yang mulai berlaku pada tanggal 1 April 2022; dan

(2) sebesar 1,2 / 101,2 (satu koma dua per seratus satu koma dua)
yang mulai berlaku pada saat diberlakukannya penerapan tarif
Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat
(1) huruf b Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai,

h) dari selisih lebih antara Harga Jual Pangkalan dan Harga Jual Agen.

i) Besaran tertentu sebagaimana dimaksud pada huruf f pada:

(1) titik serah Agen, diperoleh dari hasil perkalian formula tertentu
dengan tarif Pajak Pertambahan Nilai dikalikan dengan nilai
tertentu berupa selisih lebih antara Harga Jual Agen dan Harga
Jual Eceran; dan

(2) titik serah Pangkalan, diperoleh dari hasil perkalian formula


tertentu dengan tarif Pajak Pertambahan Nilai dikalikan dengan
nilai tertentu berupa selisih lebih antara Harga Jual Pangkalan
dan Harga Jual Agen.

j) Pajak Pertambahan Nilai yang terutang pada titik serah Agen


sebagaimana dimaksud pada huruf f angka 1), sudah termasukdalam
selisih lebih antara Harga Jual Agen dan Harga Jual Eceran

k) Pajak Pertambahan Nilai yang terutang pada titik serah Pangkalan


sebagaimana dimaksud pada huruf f angka 2), sudah termasukdalam
selisih lebih antara Harga Jual Pangkalan dan Harga Jual Agen

l) Tarif Pajak Pertambahan Nilai yang berlaku merupakan tarif Pajak


Pertambahan Nilai sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1)

Perpajakan 2 5
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai, yaitu:

(1) sebesar 11 % (sebelas persen) yang mulai berlaku pada tanggal


1 April 2022; dan

(2) sebesar 12% (dua belas persen) yang mulai berlaku pada saat
diberlakukannya penerapan tarif Pajak Pertambahan Nilai
sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b Undang-
Undang Pajak Pertambahan Nilai

Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak dan/ atau Jasa Kena
Pajak, impor Barang Kena Pajak, serta pemanfaatan Barang Kena Pajak
tidak berwujud dan/ atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah
pabean di dalam daerah pabean sehubungan dengan penyerahan LPG
Tertentu yang dilakukan oleh Badan Usaha dapat dikreditkan sepanjang
memenuhi ketentuan pengkreditan Pajak Masukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. Pajak
Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa serta
pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/atau pemanfaatan
Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean yang
berhubungan dengan penyerahan LPG Tertentu yang dilakukan oleh
Agen atau Pangkalan tidak dapat dikreditkan

Ilustrasi 1 Penghitungan pajak pertambahan nilai terutang atas


penyerahan liquefied petroleum gas tertentu yang bagian harganya tidak
disubsidi pada titik serah badan usaha :

Pada tanggal 12 April 2022, PT Pertamina (Persero) sebagai badan


usaha yang mendapat penugasan dari Pemerintah untuk melaksanakan
kegiatan penyediaan dan pendistribusian LPG Tertentu menyerahkan
15.000 (lima belas ribu) tabung LPG Tertentu kepada PT ABC yang telah
ditunjuk oleh PT Pertamina (Persero) sebagai Agen. Harga Jual Eceran
yang berlaku pada tanggal penyerahan sebesar Rp12.750,00 (dua belas
ribu tujuh ratus lima puluh rupiah) per tabung. Maka atas penyerahan
tersebut terutang Pajak Pertambahan Nilai dengan penghitungan sebagai
berikut:

a) Dasar Pengenaan Pajak = 15.000 x 100/111 x Rp12.750,00 =


Rp172.297.297,29

Perpajakan 2 6
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

b) Pajak Pertambahan Nilai terutang = 11% x Rp172.297.297,29 =


Rp18.952.702,00

Ilustrasi 2 contoh penghitungan pajak pertambahan nila! terutang atas


penyerahan liquefied petroleum gas tertentu yang bagian harganya tidak
disubsidi pada titik serah agen atau pangkalan

a) Pada tanggal 15 April 2022, PT ABC selaku Agen, menyerahkan


5.000 (lima ribu) tabung LPG Tertentu kepada CV XYZ yang telah
ditunjuk aleh PT ABC sebagai Pangkalan. Harga Jual Agen sebesar
Rp14.000,00 (empat belas ribu rupiah) per tabung. Harga Jual
Eceran yang berlaku sebesar Rpl2.750,00 (dua belas ribu tujuh ratus
lima puluh rupiah) per tabung. Dalam hal PT ABC telah dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak, maka atas penyerahan tersebut
terutang Pajak Pertambahan Nilai dengan penghitungan sebagai
berikut:

Pajak Pertambahan Nilai terutang :

5000 x 1,1/ 101,1 x (Rp14.000,00- Rp12.750,00) = Rp68.001,00

PPN terutang sebesar Rp68.001,00 (enam puluh delapan ribu satu


rupiah) sudah termasuk dalam selisih lebih antara Harga Jual Agen
dan Harga Jual Eceran

b) Pada tanggal 20 April 2022, CV XYZ selaku Pangkalan,


menyerahkan tabung LPG Tertentu secara eceran 1 (satu) tabung
kepada kansumen akhir. Harga Jual Pangkalan sebesar
Rp15.500,00 (lima belas ribu lima ratus rupiah) per tabung. Harga
Jual Agen atas perolehan LPG Tertentu tersebut sebesar
Rp14.000,00 (empat belas ribu rupiah). Dalam hal CV XYZ telah
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, maka atas penyerahan
tersebut terutang Pajak Pertambahan Nilai dengan penghitungan
sebagai berikut:

Pajak Pertambahan Nilai terutang :

1 x 1,1/ 101,1 x (Rp15.500,00 - Rp14.000,00) = Rp16,00

Perpajakan 2 7
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

PPN terutang sebesar Rp16,00 (enam belas rupiah) sudah termasuk


dalam selisih lebih antara Harga Jual Pangkalan dan Harga Jual
Agen

7) DPP Nilai Lain Atas Penyerahan Jasa Kena Pajak Tertentu

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 71/PMK.03/2022 Tentang


Pajak Pertambahan Nilai Penyerahan Jasa Kena Pajak Tertentu,
menjelaskan bahwa :

a) Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Jasa Kena


Pajak tertentu wajib memungut dan menyetorkan Pajak
Pertambahan Nilai yang terutang dengan besaran tertentu

b) Jasa Kena Pajak tertentu sebagaimana dimaksud pada huruf a


meliputi:

(1) jasa pengiriman paket sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan di bidang pos; besaran tertentunya yaitu
sebesar 10% (sepuluh persen) dari tarif Pajak Pertambahan Nilai
sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang
Pajak Pertambahan Nilai dikalikan dengan Penggantian
(2) jasa biro perjalanan wisata dan/ atau jasa agen perjalanan wisata
berupa paket wisata, pemesanan sarana angkutan, dan
pemesanan sarana akomodasi, yang penyerahannya tidak
didasari pada pemberian komisi/imbalan atas penyerahan jasa
perantara penjualan; besaran tertentunyayaitu sebesar 10%
(sepuluh persen) dari tarif Pajak Pertambahan Nilai
sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang
Pajak Pertambahan Nilai dikalikan dengan Harga Jual paket
wisata, sarana angkutan, dan akomodasi
(3) jasa pengurusan transportasi (freight forwarding) yang di dalam
tagihan Jasa pengurusan transportasi tersebut terdapat biaya
transportasi (freight charges); Besaran tertentunya yaitu sebesar
10% (sepuluh persen) dari tarif Pajak Pertambahan Nilai
sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang
Pajak Pertambahan Nilai dikalikan dengan jumlah yang ditagih
atau jumlah yang seharusnya ditagih
(4) jasa penyelenggaraan perjalanan ibadah keagamaan yang juga

Perpajakan 2 8
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

menyelenggarakan perjalanan ke tempat lain sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai kriteria dan/ atau rincian jasa keagamaan yang tidak
dikenai Pajak Pertambahan Nilai dalam PMK
No.92/PMK.03/2020; Besaran Tertentunya yaitu :
(a) 10% (sepuluh persen) dari tarif Pajak Pertambahan Nilai
sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang
Pajak Pertarnbahan Nilai dikalikan dengan Harga Jual paket
penyelenggaraan perjalanan ke tempat lain, dalam hal
tagihan dirinci antara tagihan paket penyelenggaraan
perjalanan ibadah keagamaan dan tagihan paket
penyelenggaraan perjalanan ke tempat lain; atau
(b) 5% (lima persen) dari tarif Pajak Pertarnbahan Nilai
sebagaimana diatur dalarn Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang
Pajak Pertarnbahan Nilai dikalikan dengan Harga Jual
keseluruhan paket penyelenggaraan perjalanan, dalarn hal
tagihan tidak dirinci antara tagihan paket penyelenggaraan
perjalanan ibadah keagamaan dan tagihan paket
penyelenggaraan perjalanan ke tempat lain
(5) jasa penyelenggaraan:
(a) pemasaran dengan media voucer;
(b) layanan transaksi pembayaran terkait dengan distribusi
voucer; dan
(c) program loyalitas dan penghargaan pelanggan (consumer
loyalty/ reward program), yang penyerahannya tidak didasari
pada pemberian komisi dan tidak terdapat selisih (margin},
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan
yang mengatur mengenai penghitungan dan pemungutan
Pajak Pertambahan Nilai serta pajak penghasilan atas
penyerahan/penghasilan sehubungan dengan penjualan
pulsa, kartu perdana, token, dan voucer dalam PMK No
6/PMK.03/2021. Besaran Tertentunya yaitu yaitu sebesar
10% (sepuluh persen) dari tarif Pajak Pertarnbahan Nilai
sebagaimana diatur dalarn Pasal 7 ayat
(1) Undang-Undang Pajak Pertarnbahan Nilai dikalikan

Perpajakan 2 9
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

dengan Harga Jual voucer”.

Pengusaha Kena Pajak tidak dapat mengkreditkan pajak masukan atas


perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak, impor Barang Kena
Pajak, serta pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/atau
pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean di dalarn daerah
pabean, yang berhubungan dengan penyerahan Jasa Kena Pajak tertentu.

1. Penghitungan PPN untuk Pemakaian Sendiri dan Pemberian Cuma‐


Cuma

a. PPN untuk PemakaianSendiri


Berdasarkan penjelasan Pasal 5 ayat (1) PP 1 Tahun 2012 dan Penjelasan
Pasal 1A ayat (1) huruf d UU No 42 Tahun 2009 yang dimaksud dengan
Pemakaian sendiri BKP adalah pemakaian BKP untuk kepentingan
pengusaha sendiri, pengurus, atau karyawannya, baik barang produksi sendiri
maupun bukan produksi sendiri. Sedangkan berdasarkan penjelasan Pasal 5
ayat (1) PP 1 Tahun 2012 yang dimaksud dengan Pemakaian sendiri JKP
adalah pemakaian JKP untuk kepentingan pengusaha sendiri, pengurus, atau
karyawannya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012,
Pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak merupakan
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang terutang PPN
atau PPN dan PPnBM. Pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atauJasa
Kena Pajak berdasarkan Pasal 5 ayat (2) PP 1 Tahun 2012 meliputi
pemakaian sendiri untuk :
1) Tujuan Produktif
Menurut penjelasan Pasal 5 ayat (2) PP 1 Tahun 2012, Yang dimaksud
dengan "Pemakaian sendiri BKP dan/atau JKP untuk tujuan produktif
adalah pemakaian BKP dan/atau JKP yang nyata‐nyata digunakan untuk
kegiatan produksi selanjutnya atau untuk kegiatan yang mempunyai
hubungan langsung dengan kegiatan usaha Pengusaha yang
bersangkutan, yang meliputi kegiatan produksi, distribusi, pemasaran,
dan manajemen. Pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa
Kena Pajak untuk tujuan produktif tidak dilakukan pemungutan Pajak
Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah, kecuali pemakaian sendiri yang digunakan untuk
melakukan penyerahan yang:

Perpajakan 2 10
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

a) tidak terutang Pajak Pertambahan Nilai; atau

b) mendapat fasilitas dibebaskan dari pengenaan PPN Transaksi


pemakaian sendiri untuk tujuan produktif terutang Pajak Pertambahan
Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah. Dalam rangka memberikan kemudahan administrasi kepada
Pengusaha Kena Pajak, pemakaian sendiri untuk tujuan produktif
tidak dilakukan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
Kemudahan administrasi tersebut diberikan karena Pajak
Pertambahan Nilai yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak atas
pemakaian sendiri untuk tujuan produktif merupakan Pajak Masukan
yang dapat dikreditkan”.

Contoh Pemakaian BKP dan/atau JKP untuk tujuan produktif yang nyata‐
nyata digunakan untuk kegiatan yang mempunyai hubungan langsung
dengan kegiatan usaha Pengusaha yang bersangkutan:

a) Pabrikan truk mempergunakan sendiri truk yang diproduksinya untuk


kegiatan usaha mengangkut suku cadang.

b) Pabrikan minyak kelapa sawit menggunakan limbahnya berupa kulit


dari inti sawit sebagai pengeras jalan di lingkungan pabrik.

c) Perusahaan telekomunikasi menggunakan saluran teleponnya untuk


kegiatan operasional perusahaan dalam berkomunikasi dengan mitra
bisnisnya

Contoh Pemakaian Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak untuk
tujuan produktif yang nyata‐nyata digunakan untuk kegiatan produksi
selanjutnya:

a) Pabrikan minyak kelapa sawit menggunakan limbahnya berupa kulit


dari inti sawit sebagai bahan pembakaran boiler dalam proses
pabrikasi.

b) Pabrikan kayu lapis (plywood) menggunakan hasil produksinya


berupa kayu lapis (plywood) untuk membungkus kayu lapis (plywood)
yang akan dipasarkan agar tidak rusak.

c) Perusahaan telekomunikasi menggunakan sambungan saluran

Perpajakan 2 11
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

teleponnya untuk melakukan penyerahan jasa provider internet


kepadakonsumennya.

2) Tujuan Konsumtif

Berdasarkan penjelasan Pasal 5 ayat (2) PP 1 Tahun 2012,


“Pemakaian sendiri BKP dan/atau JKP untuk tujuan konsumtif adalah
Pemakaian BKP dan/atau JKP yang tidak ada kaitan dengan kegiatan
produksi selanjutnya atau untuk kegiatan yang tidak mempunyai
hubungan langsung dengan kegiatan usaha Pengusaha yang
bersangkutan, yang meliputi kegiatan produksi, distribusi, pemasaran dan
manajemen”. Contoh Pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau
Jasa Kena Pajak untuk tujuan konsumtif :

a) Pabrikan minuman ringan menggunakan hasil produksinya untuk


konsumsi karyawan atau para tamu.

b) Pabrikan sepatu dalam rangka promosi membeli topi dengan logo


merek sepatu pabrik tersebut dan sebagian dibagikan kepada
karyawannya.

c) Perusahaan telekomunikasi selular memberikan fasilitas bebas biaya


telepon selular kepada para direksinya.

Atas pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena
Pajak bukan untuk tujuan produktif terutang PPN dan harus diterbitkan
Faktur Pajak. PPN yang tercantum dalam Faktur Pajak merupakan Pajak
Keluaran dan sekaligus merupakan Pajak Masukan yang tidak dapat
dikreditkan. Contoh kasus :

Pabrikan ban menggunakan produksi ban sendiri untuk :

a) truk yang digunakan untuk pengangkutan ban produksinya; dan

b) kendaraan angkutan umumnya.

Atas pemakaian sendiri untuk tujuan produktif sebagaimana dimaksud


pada contoh huruf a tidak dilakukan pemungutan Pajak Pertambahan
Nilai. Namun demikian, atas pemakaian sendiri untuk tujuan produktif
sebagaimana dimaksud pada contoh huruf b tetap dipungut Pajak
Pertambahan Nilai, karena digunakan untuk penyerahan jasa angkutan

Perpajakan 2 12
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

umum yang merupakan penyerahan yang tidak terutang Pajak


Pertambahan Nilai.

b. PPN untuk Pemberian Cuma‐Cuma


Berdasarkan Penjelasan Pasal 1A ayat (1) huruf d UU PPN 42 Tahun
2009, “pemberian cuma‐Cuma adalah pemberian yang diberikan tanpa imbalan
pembayaran baik barang produksi sendiri maupun bukan produksi sendiri,
seperti pemberian contoh barang untuk promosi kepada relasi atau pembeli”.
Contoh Pemberian cuma‐cuma BKP dan atau JKP :

1) Pabrikan mie instan memberikan bantuan berupa mie instan hasil


produksinya kepada korban bencana alam.

2) Pabrikan mie instan memberikan contoh produknya kepada para relasi.

3) Pabrikan shampo memberikan 1 sabun mandi untuk setiap penjualan 1


botol produk shamponya.

4) Perusahaan jasa persewaan traktor memberikan bantuan penggunaan


traktor kepada pemerintah untuk mengatasi tanah longsor

Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE ‐ 04/PJ.51/2002, “besarnya


Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai yang dicantumkan dalam Faktur
Pajak atas pemakaian sendiri dan atau pemberian cuma‐cuma adalah Harga
Jual atau Penggantian setelah dikurangi laba kotor”. PPN yang telah dipungut dan
disetor atas pemberian cuma‐ cuma BKP dan atau JKP, dapat dikreditkanoleh
PKP penerima Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak sepanjang
memenuhi persyaratansebagaimanaditetapkandalamketentuanperundangan
yang berlaku. PPN yang dibayar oleh PKP atas perolehan BKP dan atau JKP
yang digunakan untuk menghasilkan BKP dan atau JKP yang digunakan untuk
pemakaian sendiri dan atau pemberian cuma‐ cuma atau atas perolehanBKP
yang kemudian dipakai sendiri oleh PKP atau diberikan secara cuma‐ cuma
merupakan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan sepanjang memenuhi
persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan perundang‐undangan
yang berlaku.

Perpajakan 2 13
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

2. Nilai Penyerahan dengan Valas

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 1 tahun 2012 pasal 14, Dalam hal


transaksi atas:

a. impor Barang Kena Pajak;


b. penyerahan Barang Kena Pajak;
c. penyerahan Jasa Kena Pajak;
d. pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak berwujud dari luar Daerah Pabean;
atau
e. pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean,

dilakukan dengan mempergunakan mata uang asing, penghitungan besarnya


Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah yang terutang, harus dikonversi kedalam mata uang rupiah dengan
mempergunakan kurs yang ditetapkan Menteri Keuangan yang berlaku pada saat
pembuatan Faktur Pajak.

Ilustrasi 1

PT Maju Bersama mengimpor meubel senilai USD 20.000 pada tanggal 13 April
2022, biaya kirim USD 600, asuransi USD 35. Tarif Bea masuk 5%, kurs KMK saat
terjadinya transaksi Rp 14.200 / 1 USD. Hitung Berapa jumlah yang dibayar PT Maju
Bersama dengan API?

Maka :

Cost : USD20.000 X Rp14.200 Rp 284.000.000

Insurance : USD 35 X Rp14.200 Rp 497.000

Freight :USD 600XRp14.200 Rp 8.520.000

Nilai CIF Rp 293.017.000

Bea Masuk : 5% X Rp293.017.000 Rp 14.650.850

Nilai Impor RP 307.667.850

PPN : 11% X RP307.667.850 Rp 33.843.464

PPh 22 (API) : 2,5% X RP307.667.850 Rp 7.691.696

Jumlah dibayar PT Maju Bersama RP 349.203.010

Perpajakan 2 14
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

Ilustrasi 2 :

PT Maju Bersama menjual secara tunai alat tulis kantor dengan Harga Jual USD
10.000, dan kurs Menteri Keuangan yang berlaku saat itu adalah R P14.200,00 / 1
USD. Maka :

Harga jual : USD 10.000 X RP14.200,00 Rp 142.000.000

PPN : 11% X Rp142.000.000,00 Rp 15.620.000

Perpajakan 2 15
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

B. LATIHAN SOAL

1. PT Maju Bersama bergerak dibidang ATK menjual produknya dengan harga jual
Rp. 10.000.000 dengan memberikan diskon 3 %. Hitunglah PPN Keluarannya!

2. PT Sejahtera Indah melakukan penyerahan Jasa Kena Pajak dengan nilai


penggantian Rp.11.000.000 termasuk PPN. Berapakah DPP dan PPN
Keluarannya!

3. PT Anugrah Terus mengimpor meubel dengan nilai impor Rp 6.500.000 termasuk


PPN dan PPnBM 20 %, berapakah PPN dan PPnBM yang dibayar oleh PT
Anugrah Terus ? Berapakah jumlah harus dibayar PT Anugrah Terus jika
mempunyai API?

4. PT Maju Terus mengimpor meubel dengan harga jual USD 20.000, biaya kirim
USD 300, asuransi USD 40. Tarif Bea masuk 5%, kurs pajak saat itu Rp 14.500/
1 USD. Hitunglah Berapa jumlah yang dibayar oleh PT Maju Terus jika tanpa API?

5. PT Anugrah Film, mengimport 3 film cerita dengan nilai import masing-masing


film adalah Rp50.000.000. Hitunglah PPN masukan PT Anugrah Film !

6. PT Anugrah Berkah mengimpor BKP dengan harga jual USD 3000, kurs tengah
BI tanggal tersebut Rp. 14.500/ 1 USD, dan kurs pajak Rp. 14.300 / 1 USD,
Hitunglah PPN yang terutang oleh PT Anugrah Terus !.

7. PT Safety Riding adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan


helm. Dalam rangka hari ulang tahun perusahaan tersebut, PT Safety Riding
memberikan secara gratis kepada karyawannya masing‐masing 1 buah helm
dengan harga jual termasuk laba kotor 20 % dari HPP sebesar RP300.000,00
untuk 100karyawan.

a. Apakah PT Safety Riding perlu membuat faktur pajak untuk transaksi di atas?
Berikan alasan Saudara.

b. Hitunglah berapa DPP dan PPN yang harus dipungut untuk transaksi di atas!

8. PT Safety Ride adalah perusahaan yang bergerak di penjualan helm, dalam


rangka promosi produk barunya PT Safety Ride memberikan secara gratis
kepada PT Oke riding 5 BUAH HELM dengan harga jual termasuk laba kotor 30%
sebesar Rp275.000,00/unit.

a. Apakah PT Safety Ride perlu membuat faktur pajak atas transaksi di atas?
Berikan alasan Saudara.

Perpajakan 2 16
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

b. Hitunglah berapa DPP dan PPN yang harus dipungut untuk transaksi di atas!

9. PT Sukses Berjaya pada tanggal 01 Februari 2020 mengimpor barang elektronik


senilai (FOB) USD 10.000, biaya kirim USD 500, asuransi USD 60. Tarif Bea
masuk 5%, Bea Masuk Tambahan 5% kurs pajak saat itu Rp 14.300/ 1 USD.
Hitung berapa jumlah yang dibayar oleh PT Sukses Berjaya tanpa API?

10. PT Anugrah Selalu menjual meubel dengan Harga Jual USD10.000 di tanggal 10
April 2022, dan kurs Menteri Keuangan yang berlaku pada saat itu adalah
RP14.350,00/1USD. Hitunglah berapa PPN terutang untuk transaksi di atas!

C. DAFTAR PUSTAKA

Pemerintah Indonesia. 2009. Undang Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak
Pertambahan Nilai. Sekertariat Negara. Jakarta

Pemerintah Indonesia. 2021. Undang Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang


Harmonisasi Perpajakan. Sekertariat Negara. Jakarta

Pemerintah Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 30/PMK.03/2014


Tentang Pajak Pertambahan Nilai Atas Penyerahan Emas Perhiasan. Menteri
Keuangan. Jakarta.

Pemerintah Indonesia. 2012. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.03/2012


Tentang Kriteria dan/atau Rincian Jasa Tenaga Kerja Yang Tidak Dikenakan
Pajak Pertambahan Nilai. Menteri Keuangan. Jakarta.

Pemerintah Indonesia. 2022. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 64/PMK.03/2022


Tentang Pajak Pertambahan Nilai Atas Penyerahan Barang Hasil Pertanian
Tertentu. Menteri Keuangan. Jakarta.

Pemerintah Indonesia. 2022. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 66/PMK.03/2022


Tentang Pajak Pertambahan Nilai Atas Penyerahan Pupuk Bersubsidi Untuk
Sektor Pertanian. Menteri Keuangan. Jakarta.

Pemerintah Indonesia. 2022. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.03/2022


Tentang Pajak Pertambahan Nilai Atas Penyerahan Penyerahan Liquefied
Petroleum Gas Tertentu. Menteri Keuangan. Jakarta.

Perpajakan 2 17
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

Pemerintah Indonesia. 2022. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 65/PMK.03/2022


Tentang Pajak Pertambahan Nilai Atas Penyerahan Jasa Kena Pajak
Tertentu. Menteri Keuangan. Jakarta.

Pemerintah Indonesia. 2020. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.03/2022


Tentang Kriteria Dan/Atau Rincian Jasa Keagamaan Yang Tidak Dikenakan
Pajak Pertambahan Nilai. Menteri Keuangan. Jakarta.

Untung Sukardji. (2010). Pokok-Pokok Pajak Pertambahan Nilai Indonesia, Jakarta :


PT. Raja Grafindo Persada.

Heri Purwono. (2010). Dasar-dasar Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Jakarta:


Airlangga.

Perpajakan 2 18

Anda mungkin juga menyukai