Anda di halaman 1dari 2

Soal

1. Dasar pengenaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) adalah
Nilai Perolehan Objek Pajak. Jika suatu daerah menggunakan tarif 5% dan NPOPTKP
sebesar Rp 60.000.000,- sesuai Peraturan Daerah yang ada, maka hitunglah BPHTB
yang terutang jika Nilai Perolehan Objek Pajak tersebut adalah Rp 700.000.000,-
Jawab:
NPOP = Rp 700.000.000
NPOPTKP = Rp 60.000.000
NPOPKP = Rp 40.000.000

BPHTB = NPOPKP x Tarif


BPHTB = (NPOP – NPOPTKP) x Tarif
BPHTB Terhutang = (Rp 700.000.000 – Rp 60.000.000) x 5%
= Rp 640.000.000 x 5%
= Rp 32.000.000

2. Informasi yang berkaitan dengan perhitungan PBB Perdesaan dan Perkotaan


atas nama Wajib pajak A adalah sebagai berikut:
- Tanah seluas 600 m2 dengan harga jual Rp1000.000,-/m2;
- Bangunan seluas 400 m2 dengan nilai jual Rp1.200.000,-/m2;
- Taman seluas 200 m2 dengan nilai jual Rp50.000,-/m2;
- Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak = Rp12.000.000,00 -
- Tarif PBB yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah 0,2%.
Jawab:
Tanah (600 m2 x Rp 1.000.000) = Rp 600.000.000
Bangunan (400 m2 x Rp 1.200.000) = Rp 480.000.000
Taman (200 m2 x Rp Rp 50.000) = Rp 10.000.000
NJOP = Rp 1.090.000.000
NJOPTKP = Rp 12.000.000
Nilai Jual Kena Pajak = Rp 1.078.000.000
PBB (0,2% x Rp 1.078.000.000) = Rp 2.156.000
3. Wajib pajak D memiliki tanah seluas 750m2 dengan nilai jual Rp.
1.550.000/m2. Bangunan seluas 500 m2 dengan nilai jual Rp 1.750.000/m2. NJOPTKP
untuk kota tempat WP berada ditetapkan sebesar Rp.12.000.000 dengan tarif PBB
sebesar 0,3%. Hitunglah PBB terutang! Hitung: PBB terutang !
Jawab :
Tanah (750 m2 x Rp 1.550.000) = Rp 1.162.500.000
Bangunan (500 m2 x Rp 1.750.000) = Rp 875.000.000
NJOP = Rp 2.037.500.000
NJOPTKP = Rp 12.000.000
Nilai Jual Kena Pajak = Rp 2.025.500.000
PBB (0,3% x Rp 2.025.500.000) = Rp 6.076.500

Anda mungkin juga menyukai