Anda di halaman 1dari 19

PERTEMUAN KE 5

“LAPORAN ARUS KAS”

Pengertian Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah laporan yang menyediakan informasi yang relevan
mengenai penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan dalam periode tertentu.
Dalam laporan arus kas, hal-hal yang dilaporkan diantaranya adalah

1) Kas yang mempengaruhi operasi selama periode tertentu,

2) Transaksi investasi,

3) Transaksi pembiayaan, dan

4) Kenaikan atau penurunan bersih kas selama periode tersebut.

Tujuan Laporan Arus Kas

Laporan keuangan arus kas memiliki pengertian sebagai laporan keuangan


yang menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu
perusahaan selama suatu periode. laporan keuangan arus kas disusun dengan tujuan
secara khusus untuk:

• Berdasarkan laporan keuangan arus kas sekarang, memperkirakan arus kas


pada masa depan.
• Tanpa melihat laporan keuangan arus kas sekarang, menentukan
kemampuan atau ketidakmampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban perusahaan.
• Landasan dalam pengambil keputusan guna memperbaiki kinerja
perusahaan.
• Laporan tentang hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan
Manfaat Laporan Arus Kas

Laporan keuangan arus kas memiliki berbagai manfaat bagi perusahaan


barang maupun jasa. Selain bermanfaat bagi perusahaan, laporan ini juga bermanfaat
bagi banyak pihak yang membutuhkan informasi dari laporan tersebut seperti para
investor, kreditor, dan pihak-pihak lain.

• Informasi dalam laporan keuangan arus kas dapat memberikan informasi


mengenai kemampuan ensitas suatu perusahaan dalam menghasilkan arus
kas di masa depan
• Dari informasi laporan keuangan arus kas, dapat dilihat seberapa besar
kemampuan perusahaan dalam membayar dividen dan memenuhi
kewajibannya (seperti membayar gaji karyawan).
• Dengan adanya data mengenai dana masuk dan keluar atau kas masuk dan
keluar maka laba bersih dapat diketahui sehingga keberhasilan suatu
perusahaan dapat diukur dengan jelas.

Isi dan Format Laporan Arus Kas

Penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode tertentu diklasifikasikan


dalam laporan arus kas menjadi tiga aktivitas berbeda, yaitu

• Aktivitas operasi,
• Aktivitas investasi, dan
• Aktivitas pembiayaan/pendanaan.

Karena laporan arus kas diklasifikasikan menjadi tiga aktivitas seperti diatas,
maka laporan arus kas memiliki format dasar sebagai berikut:

Arus kas dari aktivitas operasi XXX

Arus kas dari aktivitas investasi XXX


Arus kas dari aktivitas pembiayaan XXX

Kenaikan (penurunan) bersih kas XXX

Kas awal tahun XXX

Kas akhir tahun XXX

Menyusun Laporan Arus Kas

Laporan ini disusun berdasarkan pada dua sumber data, yaitu data laporan
laba rugi periode berjalan dan neraca periode berjalan dengan neraca periode
sebelumnya. Berdasarkan cara penyajian atau bentuknya, laporan keuangan arus kas
dibedakan menjadi dua yaitu penyajian langsung (direct method) dan penyajian tidak
langsung (indirect method).

Jika pada penyajian langsung (direct method), arus kas yang berasal dari
kegiatan operasional diperinci menjadi dua arus kas yaitu arus kas masuk dan arus
kas keluar dan kemudian diperinci lagi dalam beberapa jenis penerimaan atau
pengeluaran kas maka dalam penyajian tidak langsung (indirect method), arus kas
dari kegiatan operasional ditentukan dengan mengoreksi laba bersih yang dilaporkan
pada laporan laba rugi (biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar
serta laba/ rugi).

Laporan keuangan arus kas merupakan laporan akhir dari laporan keuangan
suatu perusahaan. Dengan kata lain, setelah pembuatan laporan keuangan arus kas
maka selesai pula laporan keuangan dalam suatu perusahaan
PERTEMUAN KE 6

“AKUNTANSI DAN NILAI WAKTU DARI UANG”

Konsep Dasar Nilai Waktu Dari Uang

Nilai waktu dari uang merupakan istilah yang menunjukkan hubungan antara
waktu dan uang. Konsep ini mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan
karena perbedaan waktu uang.

1. Aplikasi konsep nilai waktu


Dalam akuntansi, teknik ini dapat digunakan untuk mengukur nilai
relatif dari arus kas masuk dan arus kas keluar, mengevaluasi peluang
investasi alternatif, dan menentukan pembayaran berkala yang
diperlukan untuk memenuhi kewajiban di masa depan.
2. Sifat bunga
Bunga adalah pembayaran untuk peminjaman uang atau dapat
dikatakan bahwa bunga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas
peminjaman uang tertentu.
3. Bunga sederhana
Bunga yang dibayarkan hanya dari jumlah pokok pinjaman yang
dipinjamkan atau dipinjam.
4. Bunga Majemuk
Bunga majemuk dihitung setiap periode pada pokok yang asli dan
semua akumulasi bunga selama periode masa lalu. Artinya bunga
majemuk dihitung atas pokok dijumlahkan bunga yang dihasilkan.
Masalah Masalah Terkait SINGLE SUM PROBLEM (MASALAH JUMLAH
TUNGGAL)

Masalah jumlah tunggal yang dimaksud disini adalah sbb :

• Unknown future value, maksudnya menghitung nilai masa depan


yang tidak diketahui dari jumlah uang yang diinvestasikan
sekarang dengan periode waktu dan suku bunga tertentu.
• Unknown present value, maksudnya menghitung nilai masa
sekarang yang tidak diketahui dari jumlah uang yang
diinvestasikan di masa depan dengan periode dan suku bunga
tertentu.
• Perhitungan suku bunga, perhitungan suku bunga sama dengan
perhitungan jumlah periode,dapat menggunakan pendekatan nilai
masa depan atau pendekatan nilai sekarang. Dimana hasil
pembagian PV dengan FV atau sebaliknya, dapat dilihat ditabel
bunga untuk mengetahui suku bunganya.

Masalah Anuitas

Menurut definisi anuitas adalah pembayaran atau penerimaan berkala (sewa)


yang selalu berjumlah sama,dimana interval waktu di antara sewa atau pembayaran
juga selalu sama dan bunga dimajemukkan sekali setiap interval. Atau dapat
disimpulkan jika anuitas adalah serangkaian pembayaran yang sama untuk jumlah
tahun tertentu.

Anuitas dibagi menjadi dua tipe dasar:

• Anuitas biasa adalah anuitas dengan pembayaran di akhir periode


• Anuitas jatuh tempo adalah anuitas dengan pembaran pada awal
periode
Mengukur Nilai Sekarang

Pengukuran nilai sekarang menggunakan pendekatan arus kas yang


diharapkan. Pendekatan ini menggunakan arus kas dan memasukkan probabilitas arus
ka situ menghasilkan pengukuran nilai sekarang yang lebih relevan.

1. Pemilihan suku bunga yang tepat

Terdapat 3 komponen suku bunga :

 Pure Rate (suku bunga murni) (2%-4%). Jumlah bunga yang akan dibebankan
oleh pemberi pinjaman jika tidak terdapat kemungkinan tidak membayar dan
diekpetasikan tidak ada inflasi.
 Expected Inflation Rate(suku bunga inflasi yang diharapkan). Suku bunga
ditentukan berdasarkan tinggi/rendahnya inflasi.
 Credit Risk Rate (suku bunga resiko kredit) (0%-5%). Suku bunga yang
ditentukan berdasarkan besar/kecilnya resiko kredit.
PERTEMUAN KE 7

“ KAS ”

Kas ( Cash) adalah aktiva lancar yang meliputi uang kertas/logam dan benda-benda
lain yang dapat digunakan sebagai media tukar/alat pembayaran yang sah dan dapat
diambil setiap saat.

Pengendalian Kas Dalam Akuntansi

• Informasi yang diperlukan untuk pengelolaan kas yang ada di


tangan dan transaksi kas harus disediakan. Harus ditekankan
bahwa dengan perangkat pengendalian yang canggih pun
kesalahan dapat terjadi. Pengaturan jumlah kas yang ada ditangan
terutama merupakan masalah manajemen, tetapi para akuntan
harus mampu meberikan informasi yang diperlukan oleh
manajemen untuk mengatur melalui peminjaman atau investasi
untuk kas yang ada ditangan.
• Pengendalian yang tidak tepat harus ditetapkan untuk memastikan
bahwa tidak ada transaksi yang tidak diotorisasi yang dimaksukkan
oleh staf karyawan.
Penyajian Laporan Arus Kas
• Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan
diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan.

• Penyajian ketiga aktivitas terebut dengan cara yang paling sesuai


dengan bisnisnya.

• Suatu transaksi tunggal dapat diidentifikasikan ke dalam lebih dari


satu aktivitas misal pelunasan pinjaman dan bunganya.
PERTEMUAN KE 8

“PIUTANG DAN WESEL TAGIH”

Pengertian Piutang

Piutang adalah tagihan yang ditujukan baik itu kepada individu-individu


maupun kepada perusahaan lain yang akan diterima dalam bentuk kas (Slamet Sugiri,
2009 : 43) Piutang menurut Al Haryono Jusup (2005 : 52) merupakan hak untuk
menagih sejumlah uang dari si penjual kepada si pembeli yang timbul karena adanya
suatu transaksi. Piutang timbul karena adanya penjualan secara kredit kepada
perusahaan lain.

Jenis –Jenis Piutang

Pada umumnya piutang diklasifikasikan menjadi piutang dagang/usaha,


piutang wesel dan piutang lain-lain.

a. Piutang dagang / piutang usaha Piutang dagang terjadi karena adanya


transaksi penjualan secara kredit kepada pihak lain/perusahaan lain.
Piutang dagang adalah tagihan kepada pelanggan yang sifatnya terbuka,
dalam arti bahwa tagihan ini tidak disertai instrument kredit. Piutang
dagang berasal dari penjualan barang dagangan dan jasa secara kredit
dalam operasi usaha normal .
b. Piutang wesel Piutang wesel adalah klaim yang dibuktikan dengan
instrument kredit secara formal. Instrument kredit ini mesyaratkan debitor
untuk membayar dimasa yang akan datang pada tanggal yang sudah
ditentukan misalnya minimal 60 hari setelah tanggal penandatanganan
wesel.
c. Piutang lain-lain Piutang lain-lain meliputi piutang non usaha seperti
pinjaman kepada pejabat perusahaan, pinjaman kepada karyawan maupun
pinjaman kepada pihak lain yang tidak berkaitan dengan usaha
Pengakuan Piutang Dagang

Piutang dagang diakui/dicatat pada saat :

a. perusahaan memperoleh piutang dagang tersebut melalui adanya


penjualan
b. kredit.
c. Terjadi retur dan potongan penjualan
d. Adanya pelunasan.

Kerugian Piutang

Piutang dagang yang dimiliki oleh perusahaan belum tentu seluruhnya dapat
ditagih. Hal ini disebabkan karena debitur tidak mau membayar utangnya, tidak
mampu membayar atau dinyatakan bangkrut, tidak diketahui keberadaanya dsb.
Piutang usaha yang tidak dapat ditagih biasanya dinamakan kerugian piutang dan
dalam akuntansi dicatat dalam akun kerugian piutang. Terdapat dua metode yang
digunakan untuk mencatat adanya kerugian piutang yaitu :

a. metode cadangan (Allowance method)

Metode ini digunakan apabila kerugian piutang cukup besar jumlahnya.

Tiga hal yang penting berkaitan dengan metode cadangan yaitu :

1. Piutang yang tidak tertagih ditaksir jumlahnya terlebih dahulu, dan diakui
sebagai biaya pada periode penjualan, bila piutang tak tertagih berasal dari
tahun 2010 maka kerugian piutang diakui pada tahun 2010 juga.
2. Taksiran kerugian piutang dicatat dengan mendebet kerugian piutang dan
mengkredit cadangan kerugian piutang melalui jurnal penyesuaian.
3. Piutang yang benar-benar tidak dapat ditagih dicatat dengan mendebet
rekening cadangan kerugian piutang dan mengkredit rekening piutang
usaha pada saat suatu piutang itu dihapus dari pembukuan.
b. metode penghapusan langsung (direct write off method).

Dalam metode ini, rekening kerugian piutang hanya akan menunjukkan


jumlah kerugian yang sesungguhny diderita dan piutang dagang akan dilaporkan
dalam neraca sejumlah brutonya, selain itu kerugian seringkali dilaporkan pada
periode yang berbeda dari periode penjuaalannya sehingga tidak dapat memberikan
gambaran tentang nilai piutang bersih yang dapat direalisasi, oleh karena itu metode
ini tidak diakui untuk pelaporan keuangan kecuali bila kerugian piutangnya
jumlahnya tidak material/kecil.

PIUTANG WESEL

Wesel adalah surat berharga yang berisi perintah dari sipenarik (pembuat
surat) kepada si wajib bayar (yang berutang) untuk membayar sejumlah uang tertentu.
Contoh surat wesel haryono jusup halaman 68. Promes adalah surat janji untuk
membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu. Kedua surat tersebut bagi pemegang
wesel dan promes merupakan piutang dan dicatat dalam rekening piutang wesel
sedangkan bagi pihak yang berkewajiban membayar merupakan utang dan dicatat
dalam utang wesel.

Jenis-Jenis Piutang Wesel

Ada 2 jenis piutang wesel yaitu:

a. Wesel tidak berbunga. Pengertiannya yaitu wesel yang dibayar pada


tanggal jatuh tempo dengan nominal yang sesuai dengan jumlah uang
yang dipinjamkan tanpa ada tambahan biaya apapun.
b. Wesel berbunga. Pengertiannya yaitu wesel yang dibayar pada tanggal
jatuh tempo sesuai dengan nominal yang dipinjamkan dan ditambah bunga
terhitung.

Berikut ini cara perhitungan atau rumus untuk pendiskontoan wesel:


• Penentuan nilai jatuh tempo wesel = nilai nominal + bunga
• Penentuan bunga wesel = nilai nominal x tarif bunga x jangka
waktu wesel
• Perhitungan jangka waktu wesel yaitu dari tanggal wesel terbit ke
tanggal jatuh tempo
• Perhitungan jumlah diskon = Nilai jatuh tempo x tarif diskon x
jangka waktu diskon
• Penentuan jangka waktu diskon yaitu dari tanggal penjualan
hingga tanggal jatuh tempo
• Perhitungan hasil penjualan/pendiskontoan yaitu nilai jatuh tempo
dikurangi diskon.

Beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya wesel yaitu:

• Penggantian piutang yang sudah jatuh tempo tetapi belum dilunasi


• Transaksi ditetapkan sebagai syarat jual beli
• Pinjaman dilakukan dalam bentuk uang tunai (cash)
• Rekening piutang wesel berada pada posisi kredit saat pendiskontoan jika
pihak yang mendiskontokan tidak melunasi wesel tersebut
• Jika pihak yang mendiskontokan wesel bertanggung jawab namun wesel
tidak dilunasi oleh pembuatnya maka rekening piutang wesel
didiskontokan ditempatkan pada posisi kredit
• Rekening piutang wesel yang didiskontokan menandakan bahwa ada
utang yang belum pasti (contingent liabilities)
• Pihak yang mendiskontokan piutang wesel harus melunasi piutang wesel
tersebut
• Jika piutang wesel yang telah didiskontokan tidak dilunasi oleh
pembuatnya sesuai waktu jatuh tempo maka pihak itu harus melunasi
wesel sebesar nilai nominal wesel ditambah bunga dan biaya penagihan
• Nominal yang dibayarkan ini dicatat sebagai piutang oleh pembuat wesel
• Rekening piutang wesel dari piutang wesel didiskontokan harus segera
ditutup
• Jika pembuat wesel melunasi weselnya pada tanggal jatuh tempo maka
pihak yang mendiskontokan wesel harus segera menutup rekening piutang
wesel termasuk piutang wesel yang didiskontokan tersebut
• Jika pembuat wesel tidak melunasi wesel sesuai tanggal jatuh tempo maka
orang itu akan ditagih oleh bank melalui pihak yang mendiskontokan
wesel
• Penjual tersebut pasti menagih uang sebesar yang dibayarkannya ke bank

Piutang wesel dengan angsuran merupakan piutang wesel yang diangsur


selama jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Setiap penerimaan cicilan
meliputi bunga dari pokok pinjaman disertai pengurangan nominal pokok pinjaman
yang mempengaruhi pengelolaan kas kecil perusahaan. Penerimaan bunga pada setiap
periode cicilan piutang wesel akan semakin berkurang sementara cicilan pokok
pinjaman semakin bertambah. Angka piutang wesel dengan angsuran dicatat sesuai
nominalnya lalu dibuat jurnalnya untuk mencatat cicilan yang telah dibayarkan sesuai
ruang lingkup akuntansi.
PERTEMUAN KE 9

“PERSEDIAAN”

Jenis-Jenis Persediaan

1. Persediaan bahan baku (raw material inventory). Adalah


persediaan yang dibeli tetapi tidak diproses. Persediaan ini dapat
digunakan untuk mendecouple (memisahkan) para pemasok dari
proses produksi.
2. Persediaan barang setengah jadi (working in process inventory).
Adalah bahan baku atau komponen yang sudah mengalami
beberapa perubahan tetapi belum selesai. Adanya work in process
disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan untuk membuat sebuah
produk (disebut siklus waktu). Mengurangi siklus waktu berarti
mengurangi persediaan.
3. Persediaan pemeliharaan, perbaikan dan operasi (maintenance,
repair, operating, MRO). Pemeliharaan, perbaikan, operasi
digunakan untuk menjaga agar permesinan dan proses produksi
tetap produktif. MRO tetap ada karena kebutuhan dan waktu
pemeliharaan dan perbaikan beberapa peralatan tidak diketahui.
4. Persediaan barang jadi (finished goods inventory). Adalah produk
yang sudah selesai dan menunggu pengiriman. Barang jadi bisa
saja disimpan karena permintaan pelanggan dimasa depan tidak
diketahui.
System persediaan perpetual dan periodik

1. Sistem Perpetual/Metode Buku

Disebut sistem perpetual karena pencatatan akuntansinya dilakukan secara


kontinyu (perpetual) baik untuk pencatatan jumlahnya maupun biayanya atau harga
pokoknya. Dengan demikian jumlah maupun biaya persediaan dapat diketahui setiap
saat. Sistem ini seringkali diterapkan oleh perusahaan yang menjual barang dagangan
dengan harga per unit relatif mahal dan setiap unit barang dimungkinkan memiliki
variasi spesifikasi sesuai dengan keinginan konsumen. Contoh perusahaan yang
menerapkan misalnya perusahaan mobil, perusahaan pesawat terbang, mebel, dan
peralatan rumah tangga. Sistem perpetual ini juga bisa diterapkan oleh perusahaan
selain yang dicontohkan di atas dikarena penggunaan wide spreadsheet yang
disediakan oleh computer dan penggunaan scanner untuk mengidentifikasi setiap item
persediaan.

Perlakuan akuntansi untuk sistem pencatatan persediaan perpetual adalah sebagai


berikut:

a. Pembelian barang dagangan akan di debit pada akun persediaan.


b. Beban angkut pembelian akan di debit pada akun persediaan.
c. Retur pembelian akan di kredit ke akun persediaan.
d. Potongan pembelian akan di kredit ke akun persediaan.
e. Beban pokok penjualan atau harga pokok penjualan (Cost of Good Sold)
diakui bersamaan dengan pengakuan penjualan dan akun persediaan akan di
kredit.
f. Akun persediaan adalah akun pengendali yang didukung dengan buku besar
pembantu untuk setiap jenis/item persediaan.
2. Sistem Periodik/Metode Fisik

Disebut sistem periodik karena penghitungan jumlah dan nilai persediaan


hanya akan diketahui pada akhir periode saja untuk penyiapan pembuatan laporan
keuangan. Setiap terjadi transaksi pembelian barang maupun penjualan barang akun
persediaan tidak pernah dimutasi atau tidak pernah didebit jika adapembelian atau
dikredit jika ada penjualan. Akun persediaan akan diperbaharui nilainya hanya pada
akhir periode saja sebelum penyusunan laporan keuangan melalui penghitungan fisik
persediaan (stock opname) di gudang. Saat ini sangat sedikit perusahaan yang
menerapkan system periodik kecuali untuk perusahaan kecil yang menjual barang
barang tertentu secara eceran dengan harga yang murah missal permen, korek api,
dan lain lain.

Cakupan Barang dalam Persediaan

Secara teknis, pembelian harus dicatat ketika hak legal atas barang berpindah
ke pembeli. Namun praktik yang umum adalah mencatat pembelian pada saat barang
diterima. Sering kali penentuan atas perpindahan hak kepemilikan barang sulit untuk
dilakukan. Cakupan dalam persediaan antara lain:

1. Barang dalam perjalanan (transit)


Dalam proses pembelian barang, dapat saja terjadi dimana barang
masih berada pada posisi transit, belum diterima oleh pembeli tetapi sudah
dikirim oleh penjual pada akhir periode fiskal. Pada dasarnya suatu barang
diakui sebagai persediaan oleh suatu entitas yang memiliki tanggung jawab
finansial terhadap biaya transportasi. Apabila barang dikirim dengan shipping
term FOB Destination, maka biaya transportasi akan dibayar oleh penjual dan
hak kepemilikan tidak beralih hingga pembeli menerima barang, sehingga
pengakuan persediaan tetap berada pada penjual selama periode transit.
Sedangkan apabila FOB Shipping Point, maka biaya transportasi akan dibayar
oleh pembeli dan hak kepemilikan beralih ketika barang dikirimkan, sehingga
pengakuan persediaan berada pada pembeli ketika periode transit.
2. Penjualan konsinyasi
Penjualan konsinyasi ini pemilik barang mengirimkan barang kepada
penjual, dimana penjual setuju untuk menerima barang tanpa ada kewajiban
apapun, kecuali perawatan dan penjagaan terhadap kehilangan dan kerusakan,
hingga barang tersebut terjual kepada pihak lain. Pemilik barang akan
mencatat barang tersebut pada persediaan, sedangkan pihak penjual yang
dititipkan barang tersebut tidak mengakui barang itu dalam persediaan.
Contohnya adalah perusahaan ritel.
3. Barang atas penjualan dengan perjanjian khusus
Ketika transaksi penjualan dilakukan dan hak kepemilikan telah
beralih, maka seharusnya risiko dan manfaat dari kepemilikan juga beralih
dari penjual kepada pembeli. Beberapa perjanjian khusus yang memerlukan
evaluasi atas pengalihan risiko dan manfaat dari penjual kepada pembeli di
antaranya: penjualan dengan perjanjian pembelian kembali, penjualan dengan
tingkat pengembalian yang tinggi, dan penjualan dengan cicilan.

Menghitung biaya persediaan


sistem pencatatan untuk persediaan, yaitu :

a) Sistem pencatatan persediaan perpetual (Perpetual Inventory System)


b) Sistem pencatatan persediaan periodik (Periodic Inventory System)

Asumsi arus biaya persediaan

Tiga asumsi arus biaya persediaan

• Metode masuk pertama, keluar pertama ( first in, first out=


FIFO)Digunakan apabila persediaan akhir berasal dari biaya paling baru,
yaitu barang yang dibeli paling akhir.
• Metode masuk terakhir, keluar pertama ( last in, first out=
LIFO)Digunakan apabila persediaan akhir berasal dari biaya yang paling
awal, yaitu barang yang dibeli pertama kali.
• Metode biaya rata-rata ( average cost methode)Digunakan apabila biaya
unit persediaan merupakan rata-rata biaya persdiaan.

Pengungkapan

Hal-hal yang dipandang perlu untuk diungkapkan dalam laporan keuangan


sehubungan dengan persediaan meliputi:

1. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan;


2. Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang
digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang
digunakan dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi
yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat;
3. Kondisi persediaan. Persediaan dengan kondisi rusak atau usang tidak
dilaporkan dalam neraca, tetapi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.

Anda mungkin juga menyukai