DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 12 :
Kelas : 6E-APJ
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “
Whistleblowing system dan Gratifikasi ” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Good Corporate Governance (GCG), selain itu makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca umumnya dan juga
penulis kususnya.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan serta penulisan Makalah Mata Kuliah Good Corporate Governance
(GCG) ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca.
Semoga Makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan pembaca
umumnya, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa menyertai dan meridhoi
langkah kita semua dalam meraih kesuksesan, Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
2.2 Gratifikasi..................................................................................................7
A. Pengertian Gratifikasi................................................................................7
D. Pengendalian Gratifikasi.........................................................................10
F. Sanksi Gratifikasi....................................................................................11
3.1. Kesimpulan..................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
No. 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
3
Pelapora yang terkait yang dalam penanganan pengaduan wajib
menjaga kerahasiaan identitas pelpor, informasi pengaduan, isi
pengaduan, laporan penelaahan, laporan audit investigative dan
laporan penanganaan pengaduan.
Kemudahan
Mekanisme pengelolaan WBS harus dirancang untuk memberikan
kemudahan bagi pegawai dan pihak eksternal. Dalam
menyampaikan pengaduan, serta memudahkan pejabat, penerima
aduan dalam menangani aduaan dan memberikan pelayanan baik
kepada pelapor
Fokus terhadap substansi
Penangan focus terhadap kebenaran substansi pelangaran dan
tidak mengarah kepada kepentingan untuk mencari identitas
pelapor
Perlindungan
Pelapor berhak atas perlindungan dan rasa aman, baik keamanan
pribadi maupunkeluarga, serta bebas dari ancaman dan
pembalasan yang berkenaan dengan pelaporan yang akan, sedang
tau yang telah di berikan,
Independent
Dalam penangan pengaduan pejabat, yang terlibat dalam
penangan pengaduan bertindak propesional dan bebas dari
pengaruh pihak manapun.
4
Sebagai acuan dalam tata cara pelaporan pelangggaran dan
pengelolaan penanganan pelaporan / penyingkapan
(Whistleblowing System) terhadap penyimpangan yang terjadi di
perusahaan.
Memberikan wadah dan panduan bagi pelapor untuk
menyampaikan dugaan adanya penyimpangan atau pelanggaran
terhadap peraturan perundangundangan dan/atau ketentuan yang
berlaku di internal perusahaan.
Membangun sistem penanganan pelaporan yang tanggap,
transparan, aman dan bertanggung jawab.
Mendeteksi secara dini (early warning) atas kemungkinan
terjadinya masalah akibat suatu pelanggaran, sehingga perusahaan
dapat mencegah segala bentuk penyimpangan di perusahaan.
Menggalakkan pengadu melaporkan dugaan pelanggaran melalui
satu saluran pelaporan secara sistematik.
5
Terbangunnya citra positif perusahaan dimata para pemangku
kepentingan.
6
memilih diam dan membiarkan pelanggaran tersebut terus terjadi
(KNKG, 2008). Pedoman ini bukanlah hal yang wajib diikuti, namun
KNKG berharap bahwa pedoman tersebut dapat dijadikan acuan oleh
perusahaan di Indonesia untuk penerapan whistleblowing system
dalam rangka mewujudkan GCG di Indonesia.Hoffman and Robert
(2008)
2.2 Gratifikasi
A. Pengertian Gratifikasi
Pengertian gratifikasi merujuk pada Penjelasan Pasal 12B
ayat (1) UndangUndang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi yang menyatakan: yang dimaksud dengan
"Gratifikasi" dalam ayat ini adalah pemberian dalam arti luas, yakni
meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman
tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut
baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang
dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana
elektronik.
7
Apabila Penjelasan Pasal 12B ayat (1) UU No.20/2001 itu
dihubungkan dengan rumusan Pasal 12B ayat (1) UU No.20/2001
dapat dipahami bahwa tidak semua gratifikasi itu dilarang atau
bertentangan dengan hukum. Gratifikasi yang dilarang atau
bertentangan dengan hukum hanyalah gratifikasi yang memenuhi
unsur Pasal 12B ayat (1) UU No.20/2001 yang menyatakan, Setiap
gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara
dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya
dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.
8
B. Dasar Hukum Gratifiakasi
9
C. Klasikfikasi Gratifikasi
Secara Umum Gartifikasi dibagi menjadi 2 bagian yaitu gratifikasi
wajib lapor dan tidak wajib lapor
Gratifikasi wajib lapor adalah sebagai berikut:
1. Penerimaan dalam bentuk apa pun yang tidak wajar.
2. Diduga memiliki keterkaitan dengan jabatan Pegawai.
3. Bertentangan dengan kewajiban/tugas Pegawai
Gratifikasi Yang Tidak Wajib Dilaporkan
gratifikasi yang tidak wajib dilaporkan mempunyai karakteristik
sebagai berikut :
D. PENGENDALIAN GRATIFIKASI
Adanya aturan di internal Perusahaan terkait dengan pengendalian
gratifikasi, baik yang bersifat tertulis maupun tidak tertulis
(konvensi), termasuk kode etik dan/atau kode perilaku, akan semakin
10
efektif dalam hal implementasi dan manfaatnya dengan adanya suatu
Unit Pengendali Gratifikasi (UPG)
F. SANKSI GRATIFIKASI
Pasal 12B ayat (2) UU no. 31/1999 jo UU No. 20/2001
Pidana penjara seumur hidup atau penjara paling singkat 4 tahun dan
paling lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200 juta
dan paling banyak Rp 1 miliar.
11
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=748529&val=5079&title=PENERAPAN%20WHISTLEBLOWING
%20SYSTEM%20DAN%20SURPRISE%20AUDIT%20SEBAGAI
%20STRATEGI%20ANTI%20FRAUD%20DALAM%20INDUSTRI
%20PERBANKAN
https://muhariefeffendi.wordpress.com/2014/07/01/whistleblowing-system-
sebagai-implementasi-gcg
https://id.wikipedia.org/wiki/Gratifikasi
https://id.wikipedia.org/wiki/Pelapor_pelanggaran
https://www.coursehero.com/file/52653128/MAKALAH-GRATIFIKASIdoc/
https://www.wise.kemenkeu.go.id/#/
https://accurate.id/marketing-manajemen/pengertian-whistle-blowing/
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/rbi/penguatan-pengawasan/wisle-
blowing-system
14