Anda di halaman 1dari 24

GOOD GOVERNMENT

CORPORATION

Disusun Oleh:
KELOMPOK 12

Whistel Blowing System and Gafivication


v3.17
GOOD GOVERNMENT CORPORATION

(GGC)
KELOMPOK 12
Wistel Blowing System and Gafivication

Penyusun :
Siti Nurpiyah 11021800057
Arju Mahendra 11021800322
Nurlita Aprilia 11021800074
Ainus Syifa 11021800156
Noviyanti 11021800163
Dasar Hukum WBS
1. UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
2. Perpres RI Nomor 76 Tahun 2013 tentang Pengelolaan
Pengaduan Pelayanan Publik
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
4. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999,
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 tahun
2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
PENGERTIAN
• Menurut Wikipedia Whistle Blowing System (WBS) adalah Pelaporan
pelanggaran suatu tindakan yang melanggar ketentuan berarti melanggar
hukum, aturan dan persyaratan yang menjadi ancaman pihak publik atau
kepentingan publik.
• Whistle Blowing System merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang
atau beberapa orang karyawan untuk melaporkan kecurangan yang terjadi
dalam organisasi baik yang dilakukan oleh perusahaan atau atasannya
kepada pihak lain (Elias, 2008).
• Whistleblowing berasal dari Bahasa inggris yang semakna dengan
Pelaporan pelanggaran, sedangkan Pelapor Pelanggaran di sebut dengan
Whistle Blower, Pelanggaran yang termasuk di antaranya, seperti korupsi,
pelanggaran atas keselamatan kerja, Amdal dan masih banyak lagi.
Ruang Lingkup Whistle Blowing System
 Korupsi, Suap/Gratifikasi, Pencurian/penggelapan, Kecurangan, Ketidakju
juran.
 Benturan Kepentingan;
 Penyalahgunaan jabatan/kewenangan
 Perbuatan melanggar hukum (termasuk penggunaan kekerasan terhadap
karyawan atau pimpinan, pemerasan, penggunaan narkoba, perbuatan asusila,
perbuatan criminal lainnya);
 Pelanggaran ketentuan perpajakan, atau peraturan perundang-undangan lainnya
lingkungan hidup, mark-up, under invoice, ketenagakerjaan, dan lain-lain;
 Pelanggaran prosedur operasi standar (SOP) perusahaan, terutama terkait
dengan pengadaan barang dan jasa, pemberian manfaat dan remunerasi. dsb
PRINSIP DASAR WHISTLE BLOWING
SYSTEM

KERAHASIAAN FOKUS SUBSTANSI

KEMUDAHAN INDEPENDENT
Tujuan Whistle Blowing System

 Memberikan wadah bagi pelapor untuk menyampaikan


dugaan adanya penyimpangan atau pelanggaran terhadap
peraturan perundangundangan dan/atau ketentuan yang
berlaku di internal perusahaan
 Membangun sistem penanganan pelaporan yang tanggap,
transparan, aman dan bertanggung jawab.
 Sebagai acuan dalam tata cara pelaporan pelangggaran dan
pengelolaan penanganan pelaporan / penyingkapan
(Whistleblowing System) terhadap penyimpangan
yang terjadi di perusahaan.
Tujuan Whistle Blowing System

 Memberikan wadah dan panduan bagi pelapor untuk menyampaikan


dugaan adanya penyimpangan atau pelanggaran terhadap peraturan
perundangundangan dan/atau ketentuan yang berlaku di internal
 Membangun sistem penanganan pelaporan yang tanggap, transparan,
aman dan bertanggung jawab.
 Mendeteksi secara dini (early warning) atas kemungkinan terjadinya
masalah akibat suatu pelanggaran, sehingga perusahaan dapat
mencegah segala bentuk penyimpangan di perusahaan.
 Menggalakkan pengadu melaporkan dugaan pelanggaran melalui satu
saluran pelaporan secara sistematik.
Sasaran Whistle Blowing System
• Menciptakan iklim kerja yang
kondusif dan mendorong
pelaporan terhadap halhal yang
dapat menimbulkan kerugian
finansial maupun non -finansial,
termasuk hal-hal yang dapat
merusak reputasi perusahaan.
 Membangun kebijakan dan infrastruktur
untuk memudahkan penanganan setiap
laporan pelanggaran yang dilakukan oleh
karyawan, sekaligus melindungi
kerahasiaan identitas pelapor.
 Mempermudah manajemen untuk menangani
secara efektif laporan - laporan pelanggaran dan
sekaligus melindungi kerahasiaan identitas
pelapor.
Sasaran Whistle Blowing System

• Berkurangnya potensi
kerugian yang timbul akibat
pelanggaran melalui deteksi
dini atas suatu kejadian.

• Terbangunnya citra positif


perusahaan dimata para
pemangku kepentingan
Manfaat Whistle Blowing System
 Tersedianya informasi penting dan kritis bagi perusahaan kepada pihak yang
harus segera menanganinya secara aman.

 Timbulnya keengganan untuk melakukan pelanggaran dengan semakin


meningkatnya kesediaan untuk melaporkan terjadinya pelanggaran, karena
kepercayaan terhadap sistem pelaporan yang efektif.

 Mengurangi risiko yang dihadapi organisasi akibat pelanggaran baik dari segi
keuangan, operasi, hukum, keselamatan kerja dan reputasi.
 Meningkatnya Citra perusahaan di mata pemangku kepentingan (stakeho/ders),
regulator, dan masyarakat umum.
 Memberikan masukan kepada organisasi untuk melihat lebih jauh area kritikal
dan proses kerja yang memiliki kelemahan pengendalian internal serta untuk
merancang tindakan perbaikan yang diperlukan.
GRATIFIKASI?

12
APA ITU
GRATIFIKASI?
DEFINISI GRATIFIKASI
Penjelasan Pasal 12B UU No. 31 Tahun 1999 UU No. 20 Tahun 2001

GRATIFIKASI merupakan
pemberian dalam arti luas

apa saj a?
Meliputi
Uang/
Setara uang Diskon/Rabat
Barang

Pengobatan
Pinjaman tanpa
Komisi Cuma-cuma
bunga
Fasilitas
Perjalanan Wisata
Penginapan

Tiket Perjalanan

Yang diterima di dalam/luar negeri


& dilakukan dengan ataupun tanpa
Fasilitas menggunakan sarana elektronik.
Lain-lain
DASAR HUKUM

UU 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah UU 20 Tahun 2001


Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Pasal 12B ayat (1) UU No.31/1999 jo UU No. 20/2001

Pasal 12C ayat (1) UU No.31/1999 jo UU No. 20/2001


KLASIFIKASI GRATIFIKASI

Wajib Dilaporkan

GRATIFIKASI
Tidak Wajib
Dilaporkan
GRATIFIKASI Klasifikasi Gratifikasi
YANG WAJIB DILAPORKAN 1. Penerimaan dalam bentuk apa pun.
2. Diduga memiliki keterkaitan dengan
jabatan Pegawai.
3. Bertentangan dengan
Terkait kewajiban/tugas Pegawai.
dengan:
1. Pemberian pelayanan kepada masyarakat.
2. Proses penyusunan program, kegiatan dan/atau anggaran.
3. Proses pemeriksaan, audit, reviu, evaluasi dan/atau
pemantauan.
4. Pelaksanaan Perjalanan dinas (di luar penerimaan
sah/resmi dari instansi PN).
5. Proses penerimaan/promosi/mutasi pegawai.
6. Pelaksanaan perjanjian kerja sama/kontrak/kesepakatan
dengan pihak lain, baik sebelum, selama, maupun setelah
pelaksanaannya.
7. Pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan
jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau
tugasnya.
Klasifikasi Gratifikasi
GRATIFIKASI
YANG TIDAK WAJIB DILAPORKAN
Mempunyai
karakteristik :
1.
1. Berlaku
Berlaku umum:
umum:
Suatu
Suatu kondisi
kondisi penerimaan
penerimaan yang
yang diberlakukan
diberlakukan sama
sama
dalam
dalam hal
hal jenis,
jenis, bentuk,
bentuk, persyaratan/nilai,
persyaratan/nilai, untuk
untuk
semua
semua peserta
peserta & & memenuhi
memenuhi prinsip
prinsip
kewajaran/kepatutan.
kewajaran/kepatutan.
2.
2. Tidak
Tidak bertentangan
bertentangan dengan
dengan peraturan
peraturan perundang-
perundang-
undangan
undangan yang
yang berlaku.
berlaku.
3.
3. Dipandang
Dipandang sebagai
sebagai wujud
wujud ekspresi,
ekspresi,
keramahtamahan
keramahtamahan & & penghormatan
penghormatan dalamdalam hubungan
hubungan
sosial
sosial antar
antar sesama
sesama dalam
dalam batasan
batasan nilai
nilai yang
yang wajar.
wajar.
4.
4. Merupakan
Merupakan bentuk
bentuk penerimaan
penerimaan yang
yang berada
berada dalam
dalam
ranah
ranah adat
adat istiadat,
istiadat, kebiasaan
kebiasaan & & norma
norma yang
yang hidup
hidup
di
di masyarakat
masyarakat dalam
dalam batasan
batasan nilai
nilai yang
yang wajar.
wajar.
PENGENDALIAN GRATIFIKASI
Adanya aturan di internal Perusahaan terkait dengan pengendalian
gratifikasi, baik yang bersifat tertulis maupun tidak tertulis (konvensi),
termasuk kode etik dan/atau kode perilaku, akan semakin efektif dalam
hal implementasi dan manfaatnya dengan adanya suatu Unit Pengendali
Gratifikasi (UPG)

TUGAS
TUGAS
UPG
UPG
1.
1. Menyiapkan
Menyiapkan perangkat
perangkat kerja
kerja dan
dan fasilitas
fasilitas pengendalian
pengendalian gratifikasi.
gratifikasi.
2.
2. Menyimpan
Menyimpan salinan
salinan bukti
bukti penyetoran
penyetoran uang
uang terhadap
terhadap gratifikasi
gratifikasi yang
yang
menjadi
menjadi Milik
Milik Negara.
Negara.
3.
3. Menerima,
Menerima, memverifikasi
memverifikasi & & mereviu
mereviu laporan
laporan gratifikasi.
gratifikasi.
4.
4. Bersama
Bersama dengan
dengan KPK
KPK melakukan
melakukan evaluasi
evaluasi kebijakan
kebijakan & & pengendalian
pengendalian
gratifikasi
gratifikasi di
di KKP
KKP ..
5.
5. Memberikan
Memberikan informasi
informasi dan
dan data
data terkait
terkait perkembangan
perkembangan sistem
sistem
pengendalian
pengendalian gratifikasi
gratifikasi kepada
kepada Menteri.
Menteri.
6.
6. Menyampaikan
Menyampaikan rekapitulasi
rekapitulasi laporan
laporan gratifikasi
gratifikasi setiap
setiap semester.
semester.
7.
7. Meminta
Meminta keterangan
keterangan kepada
kepada Pelapor
Pelapor dalam
dalam hal
hal diperlukan.
diperlukan.
PENGENDALIAN GRATIFIKASI
TUGAS
TUGAS
UPG
UPG
1.
1. Mencantumkan
Mencantumkan larangan
larangan gratifikasi
gratifikasi yang
yang tidak
tidak sesuai
sesuai ketentuan
ketentuan pada
pada
setiap
setiap penugasan
penugasan dandan pengumuman
pengumuman PBJ. PBJ.
2.
2. Memasang
Memasang larangan
larangan gratifikasi
gratifikasi yang
yang tidak
tidak sesuai
sesuai ketentuan
ketentuan pada
pada tempat
tempat
layanan
layanan publik.
publik.
3.
3. Melakukan
Melakukan sosialisasi
sosialisasi Permen
Permen KP KP ttg
ttg gratifikasi
gratifikasi di
di lingkungan
lingkungan unit
unit kerja,
kerja,
mitra
mitra kerja,
kerja, stakeholders
stakeholders & & lainnya.
lainnya.
4.
4. Membuat
Membuat edaran
edaran larangan
larangan gratifikasi
gratifikasi yang
yang tidak
tidak sesuai
sesuai ketentuan
ketentuan pada
pada
hari
hari raya
raya keagamaan.
keagamaan.
5.
5. Melakukan
Melakukan pemantauan
pemantauan dan dan evaluasi
evaluasi terhadap
terhadap pelaksanaan
pelaksanaan PPG
PPG di
di unit
unit
kerjanya
kerjanya & & menyampaikan
menyampaikan hasil hasil evaluasi
evaluasi serta
serta rekapitulasi
rekapitulasi substansi
substansi dan
dan
jumlah
jumlah pelaporan
pelaporan gratifikasi.
gratifikasi.
ANCAMAN HUKUMAN UU
UU 31/1999
31/1999 jo.
jo. UU
UU No.
No. 20/2001
20/2001
Bagi Pasal
Pasal 12B
12B dan
dan 12C
12C ayat
ayat (1)
(1)
Bagi Penerima
Penerima dan
dan Pemberi
Pemberi Gratifikasi
Gratifikasi

Ancaman Hukuman bagi Sanksi bagi Pemberi :


Penerima: • Pidana Penjara 3
• Pidana Penjara Seumur Tahun
Hidup atau 4 s.d. 20 • Pidana Denda
Tahun Rp150 juta
• Pidana Denda Rp200 juta
r
Kalau tidak lapo
s.d. Rp1 milyar

kena sanksi,i,
apor
lantas kalau lla
apa dampaknya?

Sanksi hukum tidak akan berlaku


Jika Anda
melaporkan gratifikasi!
Alhamdulilah

24

Anda mungkin juga menyukai