Anda di halaman 1dari 12

ASPEK HUKUM

PENGELOLAAN
BUMD/PERSEROAN
DAERAH AIR MINUM
 Prof. Dr. H. ZAINAL ASIKIN, SH., SU
DASAR HUKUM PENGELOLAAN
PERUSAHAAN NEGARA/PERSEROAN
DAERAH

• PERATURAN PEMERINTAH NO.23 TAHUN 2022 TENTANG


PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN
PEMBUBARAN BUMN

• PERATURAN PEMERINTAH NO.54 TAHUN 2017 TENTANG


BADAN USAHA MILIK DAERAH
APAKAH KEKAYAAN BUMN/BUMD
ADALAH KEKAYAAN NEGARA ATAU
KEKAYAAN PERSEROAN?
 ADA 2 PANDANGAN :
• PANDANGAN PRAKTISI :
KEKAYAAN BUMN DAN BUMD ADALAH KEKAYAAN
NEGARA
( PUTUSAN MK NOMOR : 26/PUU-XIX/2021)

• PANDANGAN AKADEMISI :
KEKAYAAN BUMN/BUMD — BUKAN KEKAYAAN NEGARA ,
KARENA MODAL BERSUMBER DARI KEUANGAN
NEGARA/DAERAH – PASAL 1 (4)
KONSEKUENSI DARI 2 PANDANGAN

• JIKA PANDANGAN PERTAMA YANG DIGUNAKAN, MAKA


KERUGIAN PERUSAHAAN NEGARA AKAN SELALU
DIANGGAP SEBAGAI KORUPSI
• JIKA PANDANGAN KEDUA YANG DIGUNAKAN MAKA
KERUGIAN BUMN/BUMD TIDAK DIANGGAP SEBAGAI
KERUGIAN NEGARA, TETAPI KERUGIAN PERUSAHAAN
DAN DIPERGUNAKAN PERTANGGUNGJAWABAN PERDATA
YAITU DIREKSI BERTANGGUNG JAWAB SECARA PRIBADI
ATAS KERUGIAN PERUSAHAAN.
DASAR HUKUM
PERTANGGUNGJAWABAN
KEPERDATAAN BUMD
 PASAL 68 Ayat (2)
• BERTANGGUNG JAWAB SECARA PRIBADI DENGAN
SELURUH HARTA KEKAYAANNYA
• MAKNA PASAL ITU, BAHWA JIKA PENGURUS BUMD
SUDAH BERTANGGUNG JAWAB SECARA PRIBADI MAKA
TIDAK BISA LAGI DIMINTAKAN PERTANGGUNG JAWABAN
PIDANA
• PENGURUS DAPAT DIGUGAT PERDATA JIKA KERUGIAN ITU
TIDAK DILAKSANAKAN/ DERIVATIF ACTION
TEORI TANGGUNG JAWAB MUTLAK
INI DALAM HUKUM PERSEROAN
TERBATAS MODERN :
 PIERCING THE CORPORATE VEIL
• TEORI ULTRA VIRES – TINDAKAN PENGURUS
PERUSAHAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN
ANGGARAN DASAR DAN RUPS

• TEORI FIDUCIARY DUTY – ORANG YANG DIBERIKAN


FIDUCIARY/TRUSTEE/AMANAH – TIDAK MELANGGAR
AMANAH/KEPERCARAAN YANG MERUGIKAN
PERUSAHAAN. KARENA BERTINDAK SESUKA HATI/
NEPOTISME, DLL
PERTANGGUNG JAWABAN YANG
DIANUT ADALAH STRICT
• LIABILITY
PENGURUS MUTLAK BERTANGGUNG JAWAB BAIK
SECARA PIDANA MAUPUN SECARA PERDATA

• AKAN TETAPI TANGGUNG JAWAB MUTLAK BISA


MENTAHKAN DENGAN PENGELOLAAN BUMD
YANG MEMENUHI PRINSIP ITIKAD BAIK/TE
GOEDER TROUW/ GCK
YANG DIMAKSUD IKTIKAD BAIK/
TR GOEDERTHROUW
• IKTIKAD BAIK YANG SUBYEKTIF KEJUJURAN /
ADA YG DISEMBUNYIKAN

• IKTIKAD BAIK YANG OBYEKTIF ,/PRINSIP


KEPATUTAN/TINDAKAN YANG PATUT/ FAIRNES/
MENURUT HUKUM
TANGGUNG JAWAB MUTLAK ITU JUGA BISA
Dl HINDARI DENGAN MELAKUKAN GCG

• PRINSIP-PRINSIP GCG
 Secara umum terdapat lima prinsip dasar dari good corporate governance yaitu:
1. Transparancy (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan
relevan mengenai perusahaan./ TIDAK ADA YANG DISEMBUNYIKAN
2. Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan
pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara
efektif./ TIDAK ADA KKN
3. Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian (kepatuhan ) di dalam pengelolaan
perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang
berlaku.
• PRINSIP-PRINSIP GCG
4. Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola
secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak
manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundangan-undangan yang
berlaku dan prinsip-prinsip korporasi
5. Fairness (kesetaraan dan kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan setara di
dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta
peraturan perundangan yang berlaku. Esensi dari corporate governance adalah
peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau pemantauan kinerja
manajemen dan adanya akuntabilitas manajemen terhadap pemangku kepentingan
lainnya, berdasarkan kerangka aturan dan peraturan yang berlaku , RECHT
MATIGEDAAD
TAHAP PERSIAPAN

 1) awareness building, Awareness building merupakan langkah awal untuk membangun


kesadaran mengenai arti penting GCG dan komitmen bersama dalam penerapannya. Upaya
ini dapat dilakukan dengan meminta bantuan tenaga ahli independen dari luar perusahaan.
Bentuk kegiatan dapat dilakukan melalui seminar, lokakarya, dan diskusi kelompok.
 2) GCG assessment : GCG Assessment merupakan upaya untuk mengukur atau lebih
tepatnya memetakan kondisi perusahaan dalam penetapan GCG saat ini. Langkah ini perlu
guna memastikan titik awal level penerapan GCG dan untuk mengidentifikasi langkah-
langkah yang tepat guna mempersiapkan infrastruktur dan struktur perusahaan yang
kondusif bagi penerapan GCG secara efektif. Dengan kata lain, GCG assessment
dibutuhkan untuk mengidentifikasi aspekaspek apa yang perlu mendapatkan perhatian
terlebih dahulu, dan langkah-langkah apa yang dapat diambil untuk mewujudkannya
 3 ) G C G manual building
GCG manual building, adalah langkah berikut setelah GCG assessment dilakukan.
Berdasarkan hasil pemetaan tingkat kesiapan perusahaan dan upaya identifikasi prioritas
penerapannya, penyusunan manual atau pedoman implementasi GCG dapat disusun.
Penyusunan manual dapat dilakukan dengan bantuan tenaga ahli independen dari luar
perusahaan. Manual ini dapat dibedakan antara manual untuk organ-organ perusahaan dan
manual untuk keseluruhan anggota perusahaan, mencakup berbagai aspek seperti :
•Kebijakan GCG perusahaan
• Pedoman GCG bagi organ-organ perusahaan
•Pedoman perilaku
• Audit commitee charter
• Kebijakan disclosure dan transparansi
• Kebijakan dan kerangka manajemen resiko
• Roadmap implementasi

Anda mungkin juga menyukai