KELOMPOK 5
Oleh :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
PENGERTIAN GCG
Menurut Cadbury Commitee of United Kingdom (1922), Seperangkat peraturan yang
mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola)perusahaan, pihak
kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal
lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain Suatu
Sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.
Soekrisno Agoes(2006),Tata Kelola Perusahaan yang baik adalah Sistem yang mengatur
hubungan peran Dewan Komisaris, peran Direksi, pemegang saham,dan pemangku
kepentingan lainnya.Disebut juga sebagai suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan
perusahaan, pencapaiannya dan penilaian kinerjanya
Wahyudi Prakarsa (dalam Sukrisno Agoes,2006), menyatakan bahwa Good Corporate
Governance adalah Mekanisme administratif yang mengatur hubungan-hubungan antara
manajemen perusahaan,komisaris,direksi, pemegang saham, dan kelompok-kelompok
kepentingan yang lain. Dimana hubungan ini dimanifestasikan dalam bentuk aturan
permainan dan sistem insentif sebagai kerangka kerja yang diperlukan untuk mencapai tujuan
perusahaan, cara pencapaian tujuan serta pemantauan kinerja yang dihasilkan.
KONSEP GCG
PRINSIP-PRINSIP GCG
Prinsip yang dikemukakan oleh NCG (National Committee On Governance tahun 2006
hampir sama dengan yang diungkapkan Menteri Negara BUMN sesuai dengan Keputusan
nomor Kep-117/M-MBU/2002 tentang penerapan GCG. Ada 5 prinsip GCG yaitu :
1. Perlakuan yang setara (Fairness), Prinsip dimana para pengelola memperlakukan
semua pemangku kepentingan secara adil dan merata baik pemangku kepentingan
primer (pelanggan, karyawan, pemodal) maupun pemangku kepentingan sekunder
(pemerintah, masyarakat dan yang lainnya)
2. Prinsip Akuntabilitas, Prinsip dimana para pengelola berkewajiban untuk membina
sistem akuntansi yang efektif untuk menghasilkan laporan keuangan yang dapat
dipercaya. Diperlukan kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggung jawaban setiap
organisasi sehingga pengelolaan berjalan efektif
3. Prinsip Transparansi (Prinsip Keterbukaan), Prinsip dimana para pengelola
berkewajiban untuk menjalankan prinsip keterbukaan dalam proses keputusan dan
penyampaian informasi. Informasi yang disampaikan harus lengkap, benar, tepat
waktu kepada semua pemangku kepentingan. Tidak Boleh ada hal yang dirahasiakan,
disembunyikan, ditutup-tutupi dan ditunda pengungkapannya.
4. Prinsip Resposibilitas, Prinsip dimana para pengelola berkewajiban untuk
memberikan pertanggung jawaban atas semua tindakan dalam mengelola perusahaan
kepada para pemangku kepentingan sebagai wujud kepercayaan yang telah
diberikan.oleh para pemangku kepentingan kepada pengelola perusahaan. Tanggung
jawab ini mempunyai 5 dimensi yaitu ekonomi, hukum, moral, sosial,dan spritual
5. Prinsip Kemandirian, Prinsip dimana para pengelola dalam mengambil keputusan
bersifat profesional, mandiri, bebas,dari konflik kepentingan dan bebas dari
tekanan/pengaruh manapun yang bertentangan dengan perundang-undangan yang
berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan yang sehat.
Pengertian PROFESI
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian
2. Sonny Keraf (1998)
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup dengan mengandalkan
keahlian dan keterampilan tinggi dan dengan melibatkan pribadi (moral) yang mendalam.
Prinsip Etika bisnis menurut Sonny Keraf (1998), 5 prinsip etika bisnis yang dapat
dijadikan pedoman dalam menjalankan praktik bisnis, yaitu :
1. Prinsip Otonomi
2. Prinsip Kejujuran
3. Prinsip Keadilan
4. Prinsip Saling Menguntungkan
5. Prinsip Integritas Moral