Anda di halaman 1dari 7

TUGAS ETIKA PROFESI

GOOD CORPORATE GOVERNANCE TATA KELOLA YANG BAIK


DAN ETIKA BISNIS

KELOMPOK 5

Oleh :

Yayan Hanggar W. 145030400111038

Reza Aditya A. 145030401111052

Rayyanda Noor R. 145030401111055

PROGRAM STUDI PERPAJAKAN

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017
GOOD CORPORATE GOVERNANCE

LATAR BELAKANG MUNCULNYA GCG


Runtuhnya sistem ekonomi komunis di abad 20 menjadikan Sistem Ekonomi
Kapitalis sebagai satunya-satunya sistem ekonomi paling dominan di dunia. Dimana
ciri dari Sistem Ekonomi Kapitalis yaitu Kegiatan bisnis dan kepemilikan perusahaan
dikuasai oleh individu-individu/ sektor swasta
Adanya perusahaan swasta besar dimana dalam perjalanan bisnisnya semua aktivitas
dan kekuasaannya telah melebihi batas batas suatu negara sehingga mampu untuk
mempengaruhi dan mengarahkan kebijakan yang diambil para pemimpin politik
disuatu negara
Adanya praktik bisnis yang tidak etis yang mengakibatkan adanya krisis ekonomi di
beberapa negara Asia termasuk Indonesia. Dimana sebelum krisis ditahun 1997 para
perusahaan besar yang ada di Indonesia melakukan pinjaman dalam valuta asing dalam
jumlah yang spekatkuler terhadap lembaga perbankan di Indonesia. Merosotnya nilai
mata uang rupiah terhadap dolar AS menyebabkan utang para konglomerat
menggelembung. Sehingga tidak mampu lagi untuk membayar cicilan utang kepada
bank. Timbulnya kredit macet dilembaga perbankan Indonesia , hal ini Kemudian
menimbulkan efek domino yaitu Hancurnya sistem perbankan di Indonesia yang pada
akhirnya menimbulkan krisis ekonomi,politik dan sosial yang sangat kompleks.
Dikarenakan adanya tata kelola perusahaan (Bad Corporate Governance) yang buruk
serta tata kelola pemerintahan (Bad Goverment Governance) yang buruk pula.
Sehingga memberi peluang timbulnya praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)

PENGERTIAN GCG
Menurut Cadbury Commitee of United Kingdom (1922), Seperangkat peraturan yang
mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola)perusahaan, pihak
kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal
lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain Suatu
Sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.
Soekrisno Agoes(2006),Tata Kelola Perusahaan yang baik adalah Sistem yang mengatur
hubungan peran Dewan Komisaris, peran Direksi, pemegang saham,dan pemangku
kepentingan lainnya.Disebut juga sebagai suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan
perusahaan, pencapaiannya dan penilaian kinerjanya
Wahyudi Prakarsa (dalam Sukrisno Agoes,2006), menyatakan bahwa Good Corporate
Governance adalah Mekanisme administratif yang mengatur hubungan-hubungan antara
manajemen perusahaan,komisaris,direksi, pemegang saham, dan kelompok-kelompok
kepentingan yang lain. Dimana hubungan ini dimanifestasikan dalam bentuk aturan
permainan dan sistem insentif sebagai kerangka kerja yang diperlukan untuk mencapai tujuan
perusahaan, cara pencapaian tujuan serta pemantauan kinerja yang dihasilkan.

KONSEP GCG

Wadah Organisasi (perusahaan, sosial, pemerintahan)

Suatu sistem, proses, dan seperangkat peraturan, termasuk


Model prinsip-prinsip, serta nilai-nilai yang melandasi praktik bisnis
yang sehat

Meningkatkan kinerja organisasi


Menciptakan nilai tambah bagi semua pemangku
kepentingan
Tujuan Mencegah dan mengurangi manipulasi serta kesalahan
yang signifikan dalam pengelolaan organisasi
Meningkatkan upaya agar para pemangku kepentingan
tidak dirugikan

Mengatur dan mempertegas kembali hubungan ,peran ,


wewenang, dan tanggung jawab:
Dalam arti sempit : antar pemilik/pemegang saham,
Mekanisme dewan komisaris, dan dewan direksi
Dalam arti luas: antar seluruh pemangku kepentingan

PRINSIP-PRINSIP GCG
Prinsip yang dikemukakan oleh NCG (National Committee On Governance tahun 2006
hampir sama dengan yang diungkapkan Menteri Negara BUMN sesuai dengan Keputusan
nomor Kep-117/M-MBU/2002 tentang penerapan GCG. Ada 5 prinsip GCG yaitu :
1. Perlakuan yang setara (Fairness), Prinsip dimana para pengelola memperlakukan
semua pemangku kepentingan secara adil dan merata baik pemangku kepentingan
primer (pelanggan, karyawan, pemodal) maupun pemangku kepentingan sekunder
(pemerintah, masyarakat dan yang lainnya)
2. Prinsip Akuntabilitas, Prinsip dimana para pengelola berkewajiban untuk membina
sistem akuntansi yang efektif untuk menghasilkan laporan keuangan yang dapat
dipercaya. Diperlukan kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggung jawaban setiap
organisasi sehingga pengelolaan berjalan efektif
3. Prinsip Transparansi (Prinsip Keterbukaan), Prinsip dimana para pengelola
berkewajiban untuk menjalankan prinsip keterbukaan dalam proses keputusan dan
penyampaian informasi. Informasi yang disampaikan harus lengkap, benar, tepat
waktu kepada semua pemangku kepentingan. Tidak Boleh ada hal yang dirahasiakan,
disembunyikan, ditutup-tutupi dan ditunda pengungkapannya.
4. Prinsip Resposibilitas, Prinsip dimana para pengelola berkewajiban untuk
memberikan pertanggung jawaban atas semua tindakan dalam mengelola perusahaan
kepada para pemangku kepentingan sebagai wujud kepercayaan yang telah
diberikan.oleh para pemangku kepentingan kepada pengelola perusahaan. Tanggung
jawab ini mempunyai 5 dimensi yaitu ekonomi, hukum, moral, sosial,dan spritual
5. Prinsip Kemandirian, Prinsip dimana para pengelola dalam mengambil keputusan
bersifat profesional, mandiri, bebas,dari konflik kepentingan dan bebas dari
tekanan/pengaruh manapun yang bertentangan dengan perundang-undangan yang
berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan yang sehat.

MANFAAT GOOD CORPORATE GOVERNANCE


Adapun menurut Indra Surya dan Ivan Yustiavandana (2007). Tujuan dan Manfaat
menerapkan GCG adalah:
Memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun asing
Mendapatkan biaya modal yang lebih murah
Memberikan keputusan yang lebih baik dalam meningkatkan kinerja ekonomi
perusahaan
Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan dari para pemangku kepentingan terhadap
perusahaan.
Melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan hukum
PENERAPAN GCG DI BUMN
Sebelum penerapan prinsip-prinsip GCG:
Penunjukan anggota komisaris & anggota direksi BUMN lebih mempertimbangkan
aspek politis ( KKN, like & dislike) daripada aspek kompetisi dan profesionalitas.
Kurang berfungsinya organ Satuan Pengawas Intern (SPI)
Tidak adanya Komite Audit
Kurang memperhatikan penerapan prinsip akuntabilitas, terutama kurangnya
perhatian direksi dalam penyusunan laporan keuangan yang berkualitas

Setelah penerapan prinsip-prinsip GCG :


Penunjukan anggota komisaris & direksi mulai memperhatikan aspek kompetensi dan
profesionalisme, dan betul-betul memperhatikan aspek independensi dan
profesionalitas.
Diberdayakan organ SPI, khususnya yang menyangkut kualitas pejabat yang
menduduki organ SPI ( Satuan Pengawas Intern) tersebut
Dibentuknya Komite Audit
Penegasan pentingnya penyusunan laporan keuangan yang berkualitas dan bahwa hal
itu merupakan salah satu wujud tanggung jawab direksi.

PRINSIP DAN KODE ETIK DALAM BISNIS

Pengertian PROFESI
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian
2. Sonny Keraf (1998)
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup dengan mengandalkan
keahlian dan keterampilan tinggi dan dengan melibatkan pribadi (moral) yang mendalam.

BISNIS SEBAGAI PROFESI


Banyak yang memiliki pandangan yang mengganggap bisnis itu adalah Amoral. Bisnis
tidak ada hubungannya dengan etika. Banyaknya pandangan bisnis amoral ini akan
ditinggalkan karena saat ini dan dimasa yang akan datang makin banyak yang menyadari
bahwa dalam berbisnis pun diperlukan komitmen moral yang tinggi.
BISNIS adalah suatu profesi dan para pelaku bisnis dituntut untuk bekerja secara
profesional.

PRINSIP ETIKA BISNIS


Prinsip-prinsip etika bisnis menurut Caux Round Table (dalam Alois. A Nugroho, 2001):
1. Tanggung jawab Bisnis dari Shareholders ke StakeHolders
2. Dampak Ekonomis dan Sosial dari Bisnis : Menuju Inovasi, Keadilan dan Komunitas
Dunia
3. Perilaku Bisnis: dari Hukum yang Tersurat ke Semangat Saling Percaya
4. Sikap Menghormati Aturan
5. Dukungan bagi Perdagangan Multilateral
6. Sikap Hormat bagi Lingkungan Alam
7. Menghindari Operasi-operasi Tidak Etis

Prinsip Etika bisnis menurut Sonny Keraf (1998), 5 prinsip etika bisnis yang dapat
dijadikan pedoman dalam menjalankan praktik bisnis, yaitu :
1. Prinsip Otonomi
2. Prinsip Kejujuran
3. Prinsip Keadilan
4. Prinsip Saling Menguntungkan
5. Prinsip Integritas Moral

Contoh dalam menjalankan etika bisnis :


a. Etika Bisnis dalam Lingkungan Hidup :
Akumulasi Bahan Beracun
Efek rumah Kaca
Perusakan Lapisan Ozon
b. Etika Bisnis dalam Lingkungan Kerja
Kode etik SDM
Kode etik Pemasaran
Kode etik Keuangan
Kode etik Teknologi Informasi

Anda mungkin juga menyukai