Anda di halaman 1dari 27

Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

p-ISSN 2301-8291
e-ISSN 2622-1489
Vol. 24, No. 1, Juni 2018, hal 20 - 46

PENGARUH PROFITABILITAS PADA HUBUNGAN CORPORATE


SOCIAL RESPONSIBILITY & GOOD CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

Ni Putu Ayu Arianti1)


I Putu Mega Juli Semara Putra2)
Universitas Mahasaraswati Denpasar1), 2)

ABSTRACT
This study aims to develop profit variables in the company. Corporate Social
Responsibility (CSR), Managerial Ownership, Institutional Ownership, Audit
Committee on Corporate Values. The populations of this research are State Owned
Enterprises (SOEs) Non-Financial listed on Indonesia Stock Exchange (BEI) Year
2014-2016 where the amount the company is 14 companies with 3 years of
research, so the number of samples in this study was 42 samples determined by
purposive sampling technique. Data Analysis Techniques in this study using
Descriptive, Classic Assumption Test and Moderated Regression Analysis (MRA).
The results of this study are Corporate Social Responsibility (CSR) and Positive
Management Ownership of Company Value, Institutional Ownership and Audit
Committee has no effect on Corporate Value, Profitability is unable to moderate
Corporate Social Responsibility (CSR), Managerial Ownership, Institutional
Ownership, and Audit Committee on Corporate Values.

Keywords: Corporate social responsibility (CSR), managerial ownership,


institutional ownership, audit committee, profitability, corporate
value.

I. PENDAHULUAN Responsibility (CSR) dan Good


Perkembangan komunikasi Corporate Governance (GCG). Tidak
dimanfaatkan perusahaan untuk hanya perusahaan swasta yang dituntut
meningkatkan nilai atau citra untuk meningkatkan nilai perusahaan
perusahaan, karena masyarakat dimata masyarakat, namun perusahaan
modern jaman sekarang sangat BUMN juga dituntut untuk
bergantung terhadap informasi yang meningkatkan nilai perusahaan karena
tersedia baik informasi yang bersifat perusahaan BUMN (Badan Usaha
positif maupun negatif dan hal ini pula Milik Negara) merupakan perusahaan
dimanfaatkan oleh perusahaan- yang sebagian besar saham nya
perusahaan. Perusahaan dituntut untuk dimiliki oleh negara, maka dari itu
selalu terlihat baik BUMN dituntut untuk bekerja lebih
dimatastakeholder.Perusahaan yang baik lagi sehingga dapat membantu
sadar akan pentingnya peran mensejahterakan kehidupan
stakeholder akan menjaga lingkungan masyakarat.
perusahaan dan memberikan Bagi perusahaan Corporate
kontribusi terhadap stakeholder nya. Social Responsibility (CSR)
Untuk meningkatkan nilai diharapkan mampu memberikan
perusahaan atau citra perusahaan, kontribusi yang baik untuk menunjang
salah saru cara adalah dengan nilai atau citra perusahaan baik di mata
menerapkan Corporate Social pemilik perusahaan, pemegang saham

20
Jurnal Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya (Ni Putu Ayu Arianti, I Putu
Mega Juli Semara Putra 20 - 46) Vol 24, No 1 Juni 2018
maupun masyarakat itu sendiri. Selain peningkatan maupun penurunan Nilai
menunjang citra perusahaan, Perusahaan seperti yang dilakukan
Corporate Social Responsibility (CSR) oleh Nurlela dan Islahudin (2008).
juga diharapkan memberikan efek Sedangkan Good Corporate
yang baik bagi profitabilitas Governance (GCG) adalah Tata
perusahaan serta meningkatkan rasa Kelola Perusahaan yang baik
percaya masyarakat terhadap merupakan struktur dan mekanisme
perusahaan tersebut. Terdapat 79 yang mengatur pengelolaan
Indikator Pengungkapan Corporate perusahaan sehingga menghasilkan
Social Responsibility (CSR) menurut nilai ekonomi jangka panjang yang
Global Report Initiative (GRI). berkesinambungan bagi para
Banyak penelitian yang mengaitkan pemegang saham maupun pemangku
antara Corporate Social Responsibility kepentingan. Good Corporate
(CSR) dengan Nilai Perusahaan. Governance (GCG) dalam penelitian
Namun tidak sedikit yang ini diukur dengan Kepemilikan
mendapatkan hasil penelitian yang Manajerial, Kepemilikan Instutional
berbeda antara satu dengan yang dan Komite Audit, dimana ketiga hal
lainnya seperti penelitian yang ini memiliki pengaruh yang berbeda-
dilakukan oleh Puspaningrum (2014) beda terhadap Nilai Perusahaan,
yang mengungkapkan bahwa misalnya penelitian yang dilakukan
Corporate Social Responsibility (CSR) oleh Purbopangestu (2014) dimana
berpengaruh negatif terhadap Nilai dalam penelitiannya menyebutkan
Perusahaan, dimana ketika bahwa Kepemilikan Manajerial
pengungkapan Corporate Social berpengaruh negatif terhadap Nilai
Responsibility (CSR) meningkat tetapi Perusahaan sedangkan Kepemilikan
tidak memberikan kontribusi pada Institutional dan Komite Audit tidak
peningkatan Nilai Perusahaan berpengaruh sama sekali terhadap
sehingga Nilai Perusahaan mengalami Nilai Perusahaan ini sama halnya
penuruan, serta lain halnya dengan dengan penelitian Dewi (2016) yang
penelitian yang dilakukan oleh Aidah mengungkapkan bahwa Kepemilikan
(2016), Kusumadilaga (2010), Instutional dan Komite Audit tidak
Purbopangestu (2014), Setianingsih berpengaruh terhadap Nilai
dkk (2014), Savitri dan Mimba (2016) Perusahaan.
bahwa pengungkapan Corporate Lain hal dengan Corporate
Social Responsibility (CSR) Social Responsibility (CSR) dan Good
berpengaruh positif terhadap Corporate Governance (GCG),
peningkatan Nilai Perusahaan Profitabilitas dalam perusahaan dapat
sehingga ketika perusahaan semakin diukur dengan berbagai rasio. Rasio
baik mengungkapkan Corporate Profitabilitas merupakan rasio untuk
Social Responsibility (CSR) yang menilai kemampuan perusahaan
dilakukan maka semakin baik pula dalam mencari keuntungan. Rasio ini
Nilai Perusahaan dimata masyarakat. juga memberikan ukuran tingkat
Namun ada juga yang mengatakan efektivitas manajemen suatu
bahwa Corporate Social perusahaan. Pengungkapan Corporate
Responsibility (CSR) sama sekali tidak Social Responsibility (CSR) dan
memberikan pengaruh terhadap Nilai penerapan Good Corporate
Perusahaan alias sama sekali tidak Governance (GCG) dalam perusahaan
memberikan kontribusi baik serta meningkatnya profitabilitas

21
Jurnal Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya (Ni Putu Ayu Arianti, I Putu
Mega Juli Semara Putra 20 - 46) Vol 24, No 1 Juni 2018
perusahaan diharapkan mampu 7. Apakah Profitabilitas berpengaruh
meningkatkan Nilai Perusahaan baik pada hubungan Kepemilikan
dimata investor maupun masyarakat Institusional terhadap Nilai
umum. Nilai Perusahaan atau citra Perusahaan?
perusahaan merupakan Citra 8. Apakah Profitabilitas berpengaruh
Perusahaan dimata masyarakat luas, pada hubungan Komite Audit
dimana banyak faktor yang dapat terhadap Nilai Perusahaan?
dihubungkan dalam menilai citra
perusahaan, dimana dalam hal ini Nilai II. TINJAUAN PUSTAKA
Perusahaan merupakan landasan Teori Keagenan
moral yang digunakan untuk mencapai Hubungan agensi muncul ketika
visi dan misi perusahaan dimana hal satu orang atau lebih (principal)
tersebut berupa kejujuran, keadilan mempekerjakan orang lain (agen)
dan bagaimana agar masyarakat untuk memberikan suatu jasa dan
percaya terhadap perusahaan tersebut. mendelegasikan wewenang
Salah satu alternatif yang digunakan pengambilan keputusan kepada agen
dalam menilai nilai perusahaan adalah tersebut. Jika agen tidak berbuat sesuai
dengan menggunakan Price Book dengan kepentingan principal
Values (PBV). mengakibatkan terjadi konflik
Sehubungan dengan teori yang keagenan sehingga memicu biaya
telah banyak diungkapkan mengenai keagenan. Perusahaan mempunyai
Corporate Social Responsibility (CSR) banyak kontrak seperti : kontrak kerja
dan Good Corporate Governance dengan para manajer dan kontrak
(GCG) terhadap Nilai Perusahan pinjaman dengan para direktur. Agen
dimana hasil penelitian pun banyak dan principal ingin memaksimumkan
yang berbeda antara satu dengan yang utilitas masing-masing melalui
lain, maka dari itu penelitian ini informasi yang dimiliki. Agen
merumuskan masalah sebagai berikut; memiliki informasi lebih banyak (full
1. Apakah Corporate Social information) dibandingkan dengan
Responsibility (CSR) berpengaruh principal sehingga menimbulkan
terhadap Nilai Perusahaan? asimetry information. Informasi yang
2. Apakah Kepemilikan Manajerial lebih banyak dimiliki oleh manajer
berpengaruh terhadap Nilai dapat memicu manajer melakukan
Perusahaan? tindakan yang sesuai dengan
3. Apakah Kepemilikan Institusional keinginan dan kepentingannya. Bagi
berpengaruh terhadap Nilai pemilik modal atau investor akan sulit
Perusahaan? untuk mengontrol secara efektif
4. Apakah Komite Audit berpengaruh tindakan yang dilakukan oleh manajer
terhadap Nilai Perusahaan? karena hanya memiliki sedikit
5. Apakah Profitabilitas berpengaruh informasi. Kadangkala kebijakan
pada hubungan Corporate tertentu yang dilakukan oleh manajer
SocialResponsibility (CSR) tanpa sepengetahuan pemilik modal.
terhadap Nilai Perusahaan? Asumsi teori agensi adalah masing-
6. Apakah Profitabilitas berpengaruh masing individu termotivasi oleh
pada hubungan Kepemilikan kepentingan dirinya sendiri sehingga
Manajerial terhadap Nilai menimbulkan konflik kepentingan
Perusahaan? antara principal dengan agen.
Pemegang saham sebagai pihak

22
Jurnal Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya (Ni Putu Ayu Arianti, I Putu
Mega Juli Semara Putra 20 - 46) Vol 24, No 1 Juni 2018
principal akan mengadakan kontrak karena itu, manajemen membutuhkan
untuk memaksimumkan kesejahteraan dukungan dari lingkungan masyarakat
dirinya melalui peningkatan yang kondusif agar perusahaan dapat
profitabilitas. Manajer sebagai agen beroperasi dengan tenang. Perusahaan
termotivasi untuk memaksimalkan memiliki kontrak dengan masyarakat
pemenuhan kebutuhan ekonomi dan untuk melakukan kegiatan
psikologisnya dalam hal memperoleh berdasarkan nilai-nilai keadilan, dan
investasi, pinjaman, maupun kontrak bagaimana perusahaan menanggapi
kompensasi. Perilaku oportunistik dari berbagai kelompok kepentingan untuk
agen menyebabkan timbulnya masalah melegitimasi tindakan perusahaan.
keagenan. Manajer akan memiliki Perusahaan juga harus memperhatikan
dorongan untuk memilih dan kepentingan berbagai pihak. Semakin
menerapkan metode akuntansi yang banyak perusahaan melakukan
dapat memperlihatkan kinerja yang kegiatan sosial yang memberikan
baik dengan tujuan mendapatkan dampak positif bagi pihak lain maka
bonus. (Muliati, 2011) akan memberikan manfaat dan
kemajuan tersendiri bagi perusahaan.
Teori Legitimasi Untuk itu, sebagai suatu sistem yang
Legitimasi organisasi mengedepankan keberpihakan kepada
merupakan sesuatu yang diberikan society, operasi perusahaan harus
oleh masyarakat kepada perusahaan sesuai dengan harapan masyarakat
dan sesuatu yang diinginkan atau (Retno dan Priantinah, 2012).
dicari perusahaan dari masyarakat.
Legitimasi memiliki manfaat untuk Teori Stakeholder
mendukung keberlansungan hidup Stakeholder merupakan
suatu perusahaan. Legitimasi individu, sekelompok manusia,
dianggap sebagai penyamaan persepsi komunitas atau masyarakat baik secara
bahwa tindakan yang dilakukan oleh keseluruhan maupun secara parsial
suatu entitas merupakan tindakan yang yang memiliki hubungan serta
diinginkan, pantas ataupun sesuai kepentingan terhadap perusahaan
dengan sistem norma, nilai, (Kusumastuti, 2014). Perusahaan
kepercayaan dan definisi yang bukanlah entitas yang hanya
dikembangkan secara sosial. beroperasi untuk kepentingannya
Legitimasi dianggap penting bagi sendiri, namun harus memberikan
perusahaan karena menjadi faktor manfaat bagi stakeholdernya seperti :
strategis bagi perkembangan pemegang saham, kreditor, konsumen,
perusahaan kedepannya. Teori supplier, pemerintah, masyarakat,
legitimasi dapat diterapkan pada analis dan pihak lain (Ghozali dan
perusahaan yang melakukan kegiatan Chariri, 2007). Pengungkapan
tanggung jawab sosial. Perusahaan Corporate Social Responsibility (CSR)
menjadi bagian dari suatu komunitas dan Penerapan Good Corporate
dan lingkungannya sendiri. Dampak Governance (GCG) menjadi penting
yang ditimbulkan dari aktivitas karena para stakeholder perlu
perusahaan akan sangat berpengaruh mengetahui dan mengevaluasi sejauh
terhadap masyarakat sekitarnya, mana perusahaan melaksanakan
sehingga apa yang dilakukan oleh peranannya sesuai dengan keinginan
pihak perusahaan akan kembali lagi stakeholder, sehingga menuntut
kepada masyarakat tersebut. Oleh adanya akuntabilitas perusahaan atas

23
Jurnal Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya (Ni Putu Ayu Arianti, I Putu
Mega Juli Semara Putra 20 - 46) Vol 24, No 1 Juni 2018
Pengungkapan Corporate Social pembangunan ekonomi berkelanjutan,
Responsibility (CSR) dan Penerapan melalui kerja sama dengan para
Good Corporate Governance (GCG) karyawan serta perwakilan mereka,
yang telah dilakukan (Riswari, 2012). keluarga mereka, komunitas setempat
maupun masyarakat umum untuk
Corporate Social Responsibility meningkatkan kualitas kehidupan
(CSR) dengan cara yang bermanfaat baik
Tanggung jawab sosial bagi bisnis sendiri maupun untuk
perusahaan seharusnya melampaui pembangunan.
tindakan memaksimalkan laba untuk Indeks pengungkapan Corporate
kepentingan pemegang saham SocialResponsibility (CSR)
(stakeholder), namun lebih luas lagi berdasarkan standar GRI
bahwa kesejahteraan yang dapat (GlobalReporting Initiative), yaitu
diciptakan oleh perusahaan sebetulnya sebagai berikut :
tidak terbatas kepada kepentingan 1. Indikator Kinerja Ekonomi
pemegang saham, tetapi juga untuk (economic performance indicator)
kepentingan stakeholder, yaitu semua 2. Indikator Kinerja Lingkungan
pihak yang mempunyai keterkaitan (environment
atau klaim terhadap perusahaan performanceindicator)
(Untung, 2008 dalam Waryanti, 2009). 3. Indikator Kinerja Tenaga Kerja
Mereka adalah pemasok, pelanggan, (labor practices
pemerintah, masyarakat lokal, performanceindicator)
investor, karyawan, kelompok politik, 4. Indikator Kinerja Hak Asasi
dan asosiasi perdagangan. Seperti Manusia (human rights
halnya pemegang saham yang performanceindicator)
mempunyai hak terhadap tindakan- 5. Indikator Kinerja Sosial (social
tindakan yang dilakukan oleh performance indicator)
manajemen perusahaan, stakeholder 6. Indikator Kinerja Produk (product
juga mempunyai hak terhadap responsibility
perusahaan. (Waryanti, 2009). performanceindicator)
Pertanggungjawaban sosial
perusahaan atau Corporate Good Corporate Governance (GCG)
SocialResponsibility (CSR) adalah Dua teori utama yang terkait
mekanisme bagi suatu organisasi dengan corporate governance adalah
untuk secara sukarela stewardship theory dan agencytheory
mengintegraskan perhatian terhadap (Chinn,2000; Shaw,2003).
lingkungan dan sosial ke dalam Stewardship theorydibangun di atas
operasinya dan interaksinya dengan asumsi filosofis mengenai sifat
stakeholders, yang melebihi manusia yakni bahwa manusia pada
tanggungjawab organisasi di bidang hakekatnya dapat dipercaya, mampu
hukum (Darwin, 2004 dalam bertindak dengan penuh tanggung
Anggraini, 2006). Menurut The World jawab, memiliki integritas dan
Business Council for Sustainable kejujuran terhadap pihak lain. Inilah
Development (WBCSD), Corporate yang tersirat dalam hubungan yang
Social Responsibility atau tanggung dikehendaki para pemegang saham.
jawab sosial perusahaan didefinisikan Dengan kata lain, stewardship theory
sebagai komitmen bisnis untuk memandang manajemen sebagai dapat
memberikan kontribusi bagi dipercaya untuk bertindak dengan

24
Jurnal Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya (Ni Putu Ayu Arianti, I Putu
Mega Juli Semara Putra 20 - 46) Vol 24, No 1 Juni 2018
sebaik-baiknya bagi kepentingan 2. Accountability (akuntabilitas), yaitu
publik maupun stakeholder. kejelasan fungsi, struktur, sistem,
Sementara itu, agency theory yang dan pertanggungjawaban organ
dikembangkan oleh Michael Johnson, perusahaan sehingga pengelolaan
memandang bahwa manajemen perusahaan terlaksana secara
perusahaan sebagai “agents” bagi efektif.
para pemegang saham, akan bertindak 3. Responsibility (pertanggung
dengan penuh kesadaran bagi jawaban), yaitu kesesuaian
kepentingannya sendiri, bukan sebagai (kepatuhan) di dalam pengelolaan
pihak yang arif dan bijaksana serta adil perusahaan terhadap prinsip
terhadap pemegang saham. Dalam korporasi yang sehat serta peraturan
perkembangan selanjutnya, agency perundangan yang berlaku.
theorymendapat respon lebih luas 4. Independency (kemandirian), yaitu
karena dipandang lebih mencerminkan suatu keadaan dimana perusahaan
kenyataan yang ada. Berbagai dikelola secara professional tanpa
pemikiran mengenai corporate benturan kepentingan dan
governance berkembang dengan pengaruh/tekanan dari pihak
bertumpu pada agency theory di mana manajemen yang tidak sesuai
pengelolaan dilakukan dengan penuh denganperaturan dan perundangan-
kepatuhan kepada berbagai peraturan undangan yang berlaku dan prinsip-
dan ketentuan yang berlaku. Good prinsip korporasi yang sehat.
Corporate Governance (GCG) secara 5. Fairness (kesetaraan dan
definisi merupakan sistem yang kewajaran), yaitu perlakuan yang
mengatur dan mengendalikan adil dan setara di dalam memenuhi
perusahaan yang menciptakan nilai hak-hak stakeholder yang timbul
tambah (value added) untuk semua berdasarkan perjanjian serta
stakeholder (Monks,2003). Ada dua peraturan perundangan yang
hal yang ditekankan dalam konsep ini, berlaku. Esensi dari corporate
pertama, pentingnya hak pemegang governance adalah peningkatan
saham untuk memperoleh informasi kinerja perusahaan melalui
dengan benar dan tepat pada waktunya supervisi atau pemantauan kinerja
dan, kedua, kewajiban perusahaan manajemen dan adanya
untuk melakukan pengungkapan akuntabilitas manajemen terhadap
(disclosure) secara akurat, tepat pemangku kepentingan
waktu, transparan terhadap semua lainnya, berdasarkan kerangka
informasi kinerja perusahaan, aturan dan peraturan yang berlaku.
kepemilikan, dan stakeholder.
Secara umum terdapat lima Kepemilikan Manajerial
prinsip dasar dari Good Corporate Salah satu asumsi utama dari
Governance (GCG) yaitu: teori keagenan bahwa tujuan principal
1. Transparency (keterbukaan dan tujuan agen yang berbeda dapat
informasi), yaitu keterbukaan memunculkan konflik karena manajer
dalam melaksanakan proses perusahaan cenderung untuk mengejar
pengambilan keputusan dan tujuan pribadinya sendiri, misalnya
keterbukaan dalam mengemukakan berusaha untuk memperoleh bonus
informasi materiil dan relevan setinggi mungkin Warsono (2009).
mengenai perusahaan. Ujiyantho (2007) menyatakan bahwa
teori agensi menggunakan tiga asumsi

25
Jurnal Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya (Ni Putu Ayu Arianti, I Putu
Mega Juli Semara Putra 20 - 46) Vol 24, No 1 Juni 2018
sifat manusia yaitu : (1) manusia pada akan hilang apabila seorang manajer
umumnya mementingkan diri sendiri juga sekaligus sebagai pemegang
(self interest), (2) manusia memiliki saham.
daya pikir terbatas mengenai persepsi
masa mendatang (bounded Kepemilikan Institusional
rationality), dan (3) manusia selalu Kepemilikan institusional
menghindari resiko (risk averse). merupakan kondisi dimana institusi
Berdasarkan asumsi sifat dasar memiliki saham dalam suatu
manusia tersebut manajer sebagai perusahaan. Institusi tersebut dapat
manusia akan bertindak opportunistic. berupa institusi pemerintah, institusi
Menurut teori ini, manajer yang hanya swasta, domestik maupun asing
mengejar kepentingannya sendiri Widarjo (2010). Menurut Widiastuti,
hanya akan berfokus pada proyek dan dkk (2013), Kepemilikan Institusional
investasi perusahaan yang dapat merupakan kepemilikan saham oleh
menghasilkan laba yang besar dalam lembaga dari eksternal. Investor
jangka pendek daripada institusional tidak jarang menjadi
memaksimalkan kesejahteraan mayoritas dalam kepemilikan saham.
pemegang saham dengan berinvestasi Hal tersebut dikarenakan para investor
pada proyek – proyek yang institusional memiliki sumber daya
menguntungkan dalam jangka yang lebih besar daripada pemegang
panjang. Kepemilikan manajerial saham lainnya sehingga dianggap
dapat menjadi mekanisme untuk mampu melaksanakan mekanisme
mengurangi masalah keagenan yang pengawasan yang baik. Keberadaan
timbul diantara kedua pihak tersebut investor institusional dianggap mampu
sehingga kemungkinan terjadinya menjadi mekanisme monitoring yang
perilaku oportunistik manajer akan efektif dalam setiap keputusan yang
menurun. Adanya kepemilikan dalam diambil oleh manajer. Tingkat
sebuah perusahaan akan menimbulkan kepemilikan institusional yang tinggi
dugaan yang menarik bahwa nilai akan menimbulkan usaha pengawasan
perusahaan meningkat sebagai akibat yang lebih besar oleh pihak investor
kepemilikan manajemen yang institusional sehingga dapat
meningkat. Kepemilikan manajemen menghalangi perilaku oportunistik
yang besar akan efektif memonitoring manajer Kusumawati (2011).
aktivitas perusahaan. Kepemilikan Kepemilikan institusional dapat
saham yang besar dari segi nilai mengurangi agency cost dengan cara
ekonomisnya memiliki insentif untuk mengaktifkan pengawasan melalui
memonitor. Ika (2010) menyatakan investor-investor institusional.
ketika kepemilikan saham oleh
manajemen rendah maka ada Komite Audit
kecenderungan akan terjadinya Komite audit adalah sekelompok
perilaku opportunistic manajer yang orang yang dipilih dari dewan
akan meningkat juga. Dengan adanya komisaris perusahaan yang
kepemilikan manajemen terhadap bertanggung jawab untuk membantu
saham perusahaan dapat auditor dalam mempertahankan
meminimalisir perbedaan kepentingan independensinya dari manajemen.
antara manajemen dan pemegang Dalam lampiran surat keputusan
saham lainnya sehingga permasalahan dewan direksi PT. Bursa Efek Jakarta
antara agen dan prinsipal diasumsikan No. Kep 315/BEJ/06-2000 poin 2f,

26
Jurnal Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya (Ni Putu Ayu Arianti, I Putu
Mega Juli Semara Putra 20 - 46) Vol 24, No 1 Juni 2018
peraturan tentang pembentukan semakin besar pengungkapan
komite audit disebutkan bahwa informasi sosial Anggraini (2006).
“Komite audit adalah komite yang
dibentuk oleh dewan komisaris Nilai Perusahaan
Perusahaan Tercatat yang anggotanya Nilai perusahaan dalam
diangkat dan diberhentikan oleh penelitian ini didefinisikan sebagai
dewan komisaris Perusahaan Tercatat nilai pasar, seperti halnya penelitian
untuk membantu dewan komisaris yang pernah dilakukan oleh Nurlela
Perusahaan Tercatat melakukan dan Islahuddin (2008), karena nilai
pemeriksaan atau penelitian yang perusahaan dapat memberikan
dianggap perlu terhadap pelaksanaan kemakmuran pemegang saham secara
fungsi direksi dalam pengelolaan maksimum apabila harga saham
Perusahaan Tercatat.”Effendy (2007) perusahaan meningkat. Semakin
menyatakan bahwa salah satu fungsi tinggi harga saham, maka makin tinggi
komite audit adalah menjembatani kemakmuran pemegang saham. Untuk
pemegang saham (share holder) dan mencapai nilai perusahaan umumnya
dewan komisaris dengan kegiatan para pemodal menyerahkan
pengendalian yang diselenggarakan pengelolaannya kepada para
oleh manajemen, auditor internal dan professional. Para professional
auditor eksternal. Komite audit pada diposisikan sebagai manajer ataupun
umumnya memiliki akses langsung komisaris (Nurlela dan Islahuddin,
dengan setiap unsur pengendalian 2008). Samuel (2000) dalam Nurlela
dalam perusahaan. Pada saat ini dan Islahuddin (2008) menjelaskan
komunikasi antara komite audit bahwa enterprise value (EV) atau
dengan berbagai pihak, belum terjalin dikenal juga sebagai firm value (nilai
dengan erat dan belum berjalan perusahaan) merupakan konsep
sebagaimana mestinya. Komunikasi penting bagi investor, karena
komite audit dengan pihak yang merupakan indikator bagi pasar
berkepentingan yang berjalan dengan menilai perusahaan secara
lancar, akan menghasilkan kinerja keseluruhan. Sedangkan Nurlela dan
perusahaan meningkat, terutama dari Islahuddin (2008) menyebutkan
aspek pengendalian. bahwa nilai perusahaan merupakan
harga yang bersedia dibayar oleh calon
Profitabilitas pembeli andai perusahaan tersebut
Profitabilitas adalah faktor yang dijual. Dalam penilaian perusahaan
memberikan kebebasan dan terkandung unsur proyeksi, asuransi,
fleksibelitas kepada manajemen untuk perkiraan, dan judgment. Ada
melakukan dan mengungkapkan beberapa konsep dasar penilaian yaitu
kepada pemegang saham program : nilai ditentukan untuk suatu waktu
tanggung jawab sosial secara lebih atau periode tertentu; nilai harus
luas Heinze (2004). Hubungan antara ditentukan pada harga yang wajar;
profitabilitas perusahaan dengan penilaian tidak dipengaruhi oleh
pengungkapan tanggungjawab sosial kelompok pembeli tertentu. Secara
perusahaan telah menjadi anggapan umum banyak metode dan teknik yang
dasar untuk mencerminkan pandangan telah dikembangkan dalam penilaian
bahwa reaksi sosial memerlukan gaya perusahaan, di antaranya adalah : a)
manajerial. Sehingga semakin tinggi pendekatan laba antara lain metode
tingkat profitabilitas perusahaan maka rasio tingkat laba atau price earning

27
Jurnal Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya (Ni Putu Ayu Arianti, I Putu
Mega Juli Semara Putra 20 - 46) Vol 24, No 1 Juni 2018
ratio, metode kapitalisasi proyeksi Fitri dan Herwiyanti (2015),
laba; b) pendekatan arus kas antara Martantina (2014), Ulfah (2014),
lain metode diskonto arus kas; c) Rosiana, dkk (2013), Widyanti (2014),
pendekatan dividen antara lain metode Kusumadilaga (2010), dan Aidah
pertumbuhan dividen; d) pendekatan (2016) dalam masing-masing
aktiva antara lain metode penilaian penelitian mereka yang menyatakan
aktiva; e) pendekatan harga saham; f) bahwa penerapan Corporate Social
pendekatan economic value added Responsibility (CSR) berpengaruh
(Suharli, 2006). positif secara signifikan terhadap Nilai
Perusahaan dimana penelitian mereka
Hipotesis banyak dilakukan di Perusahaan yang
Pengaruh Corporate Social terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Responsibility(CSR) terhadap Nilai Berdasarkan teori yang ada dan
Perusahaan beberapa penelitian yang telah
Pengungkapan Corporate Social disebutkan, maka Hipotesis dari
Responsibility (CSR) diharapkan penelitian ini adalah:
mampu meningkatkan Nilai H1: Corporate Social Responsibility
Perusahaan dalam hal ini termasuk (CSR) berpengaruh positif
Nilai Pasar Perusahaan maupun Citra terhadap Nilai Perusahaan.
Perusahaan dimata pemangku
kepentingan baik pemegang saham, Pengaruh Kepemilikan Manajerial
karyawan maupun masyarakat umum. terhadap Nilai Perusahaan
Seperti yang diungkapkan oleh Kepemilikan Manajerial dapat
Ranupandojo, dkk (2010) dalam menjadi mekanisme untuk
bukunya yang berjudul Pengantar mengurangi masalah keagenan yang
Ekonomi Perusahaan, beliau timbul diantara kedua pihak tersebut
mengungkapkan bahwa Corporate sehingga kemungkinan terjadinya
Social Responsibility (CSR) tidak perilaku oportunistik manajer akan
hanya semata-mata tentang Tanggung menurun. Adanya kepemilikan dalam
Jawab Sosial Perusahaan terhadap sebuah perusahaan akan menimbulkan
pemegang saham dan pihak internal dugaan yang menarik bahwa nilai
perusahaan akan tetapi juga tanggung perusahaan meningkat sebagai akibat
jawab sosial perusahaan terhadap kepemilikan manajemen yang
lingkungan perusahaan baik itu meningkat. Kepemilikan manajemen
masyarakat maupun lingkungan yang besar akan efektif memonitoring
alamnya, hal ini diharapkan mampu aktivitas perusahaan. Kepemilikan
menunjang kinerja perusahaan agar saham yang besar dari segi nilai
lebih baik lagi dimata pemangku ekonomisnya memiliki insentif untuk
kepentingan serta masyarakat dan memonitor. Ika (2010) menyatakan
lingkungan sekitar perusahaan. ketika kepemilikan saham oleh
Penelitian yang dilakukan oleh manajemen rendah maka ada
Purbopangestu (2014) menyatakan kecenderungan akan terjadinya
bahwa pengungkapan Corporate perilaku opportunistic manajer yang
Social Responsibility (CSR) akan meningkat juga. Dengan adanya
berpengaruh positif terhadap Nilai kepemilikan manajemen terhadap
Perusahaan. Hal yang sama juga saham perusahaan dapat
diungkapkan oleh Setianingsih, dkk meminimalisir perbedaan kepentingan
(2014), Savitri dan Mimba (2016), antara manajemen dan pemegang

28
Jurnal Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya (Ni Putu Ayu Arianti, I Putu
Mega Juli Semara Putra 20 - 46) Vol 24, No 1 Juni 2018
saham lainnya sehingga permasalahan dorongan dari institusi tersebut untuk
antara agen dan prinsipal diasumsikan mengawasi manajemen. Akibatnya,
akan hilang apabila seorang manajer akan memberikan dorongan yang lebih
juga sekaligus sebagai pemegang besar untuk mengoptimalkan nilai
saham. Berdasarkan penelitian perusahaan sehingga kinerja
sebelumnya yang pernah dilakukan perusahaan akan meningkat. Seperti
oleh Puspaningrum (2014) dan penelitian yang pernah dilakukan oleh
Purwaningtyas (2011) yang sama- Purwaningtyas (2011) yang
sama melakukan penelitian tentang mengungkapkan bahwa Kepemilikan
Good Corporate Governance (GCG) Institusional berpengaruh positif
yang sama-sama diukur dengan terhadap Nilai Perusahaan dimana
Kepemilikan Manajerial apabila Kepemilikan Institusional
mengungkapkan bahwa apabila meningkat maka akan meningkatkan
kepemilikan manajerial meningkatkan Nilai Perusahaan dimata para
maka nilai perusahaan dimata pemangku kepentingan perusahaan.
pemangku kepentingan pun akan Berdasarkan teori yang ada dan hasil
meningkat pula. Berdasarkan penelitian sebelumnya, dapat
beberapa teori dan hasil penelitian disimpulkan bahwa hipotesis dalam
sebelumnya, maka dapat disimpulkan penelitian ini adalah sebagai berikut:
bahwa hipotesis pada penelitian ini H3: Kepemilikan Institusional
adalah sebagai berikut: berpengaruh positif terhadap
H2: Kepemilikan Manajerial Nilai Perusahaan.
berpengaruh positif terhadap
Nilai Perusahaan. Pengaruh Komite Audit terhadap
Nilai Perusahaan
Pengaruh Kepemilikan Komite audit adalah sekelompok
Institusional terhadap Nilai orang yang dipilih dari dewan
Perusahaan komisaris perusahaan yang
Kepemilikan institusional bertanggung jawab untuk membantu
merupakan kondisi dimana institusi auditor dalam mempertahankan
memiliki saham dalam suatu independensinya dari manajemen.
perusahaan. Institusi tersebut dapat Salah satu fungsi komite audit adalah
berupa institusi pemerintah, institusi menjembatani pemegang saham
swasta, domestik maupun asing (share holder) dan dewan komisaris
Widarjo (2010). Menurut Widiastuti dengan kegiatan pengendalian yang
(2013), kepemilikan institusional diselenggarakan oleh manajemen,
merupakan kepemilikan saham oleh auditor internal dan auditor eksternal.
lembaga dari eksternal. Investor Komite audit pada umumnya memiliki
institusional tidak jarang menjadi akses langsung dengan setiap unsur
mayoritas dalam kepemilikan saham. pengendalian dalam perusahaan. Pada
Hal tersebut dikarenakan para investor saat ini komunikasi antara komite
institusional memiliki sumber daya audit dengan berbagai pihak, belum
yang lebih besar daripada pemegang terjalin dengan erat dan belum berjalan
saham lainnya sehingga dianggap sebagaimana mestinya. Komunikasi
mampu melaksanakan mekanisme komite audit dengan pihak yang
pengawasan yang baik. Semakin besar berkepentingan yang berjalan dengan
kepemilikan institusi maka akan lancar, akan menghasilkan kinerja
semakin besar kekuatan suara dan perusahaan meningkat, terutama dari

29
Jurnal Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya (Ni Putu Ayu Arianti, I Putu
Mega Juli Semara Putra 20 - 46) Vol 24, No 1 Juni 2018
aspek pengendalian. Namun memoderasi implementasi corporate
berdasarkan hasil penelitian yang social responsibility terhadap nilai
dilakukan oleh Purwaningtyas (2011), perusahaan seperti penelitian yang
Wardoyo dan Veronica (2013), dilakukan oleh Agustine (2014),
Sobowo (2014), Aidah (2016) dan Rosiana, dkk (2013), Setianingsih, dkk
Dewi (2016) menyatakan bahwa (2014), Savitri (2016), Casario, dkk
Komite Audit tidak berpengaruh (2015). Berdasarkan penelitian diatas,
terhadap Nilai Perusahaan. Namun maka dapat disimpulkan bahwa
Komite Audit tetap sebagai pengawas hipotesis nya adalah:
atau menjembatani antara pemegang H5: Profitabilitas memperkuat
saham (share holder) dan dewan hubungan Corporate Social
komisaris dengan kegiatan Responsibility (CSR) terhadap
pengendalian yang diselenggarakan Nilai Perusahaan.
oleh manajemen, auditor internal dan
auditor eksternal. Berdasarkan teori Pengaruh Profitabilitas pada
yang diungkapkan dan hasil penelitian hubungan Kepemilikan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan Manajerialterhadap Nilai
bahwa hipotesis dari penelitian ini Perusahaan.
adalah sebagai berikut: Besarnya Investasi dalam suatu
H4: Komite Audit berpengaruh positif perusahaan seringkali dikaitkan
terhadap Nilai Perusahaan. dengan bagaimana kemampuan
perusahaan dalam memperoleh
Pengaruh Profitabilitas pada keuntungan yang akan dibandingkan
hubungan Corporate Social dari periode sekarang dengan periode
Responsibility (CSR) terhadap Nilai sebelumnya. Semakin tinggi
Perusahaan. profitabilitas suatu perusahaan dan
Besarnya profitabilitas suatu dapat meningkat dari satu periode ke
perusahaan seringkali dikaitkan periode selanjutnya akan menambah
dengan kemampuan perusahaan minat para investor dalam berinvestasi
tersebut baik dalam hal memperoleh dalam perusahaan tersebut. Dengan
laba maupun dalam hal tata kelola hal ini maka investasi para investor
perusahaan yang baik, dengan juga ikut andil dalam bagaimana
menghasilkan laba yang cukup tinggi kemampuan perusahaan dalam
diharapkan dapat meningkatkan nilai memperoleh keuntungan yang diukur
perusahaan dimata pemangku dari investasi didalam perusahaan
kepentingan maupun masyarakat tersebut. Dengan adanya kepemilikan
umum, memperoleh laba yang tinggi manajemen terhadap saham
tidaklah mudah bagi setiap perusahaan perusahaan dapat meminimalisir
namun perlu usaha yang maksimal perbedaan kepentingan antara
agar dapat meraihnya sehingga banyak manajemen dan pemegang saham
cara yang dilakukan oleh perusahaan lainnya sehingga permasalahan antara
untuk memperoleh laba yang agen dan prinsipal diasumsikan akan
memuaskan dengan nilai perusahaan hilang apabila seorang manajer juga
yang baik dimata pemangku sekaligus sebagai pemegang saham.
kepentingan dan masyarakat umum. Seperti penelitian yang dilakukan oleh
Dalam hal ini terdapat beberapa Permatasari dan Gayatri (2016)
penelitian yang mengungkapkan mengungkapkan bahwa meningkatnya
bahwa profitabilitas mampu profitabilitas suatu perusahaan akan

30
Jurnal Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya (Ni Putu Ayu Arianti, I Putu
Mega Juli Semara Putra 20 - 46) Vol 24, No 1 Juni 2018
meningkatkan pula hubungan antara disimpulkan bahwa hipotesisnya
Kepemilikan Manajerial terhadap adalah sebagai berikut:
Nilai Perusahaan. Berdasarkan teori H7: Profitabilitas memperkuat
dan hasil penelitian di atas dapat hubungan Kepemilikan
disimpulkan bahwa hipotesisnya Institusional terhadap Nilai
adalah sebagai berikut : Perusahaan.
H6: Profitabilitas memperkuat
hubungan Kepemilikan Pengaruh Profitabilitas pada
Manajerial terhadap Nilai hubungan Komite Audit terhadap
Perusahaan. Nilai Perusahaan
Besarnya Investasi dalam suatu
Pengaruh Profitabilitas pada perusahaan seringkali dikaitkan
hubungan Kebijakan Institusional dengan bagaimana kemampuan
terhadap Nilai Perusahaan. perusahaan dalam memperoleh
Besarnya Investasi dalam suatu keuntungan yang akan dibandingkan
perusahaan seringkali dikaitkan dari periode sekarang dengan periode
dengan bagaimana kemampuan sebelumnya. Semakin tinggi
perusahaan dalam memperoleh profitabilitas suatu perusahaan dan
keuntungan yang akan dibandingkan dapat meningkat dari satu periode ke
dari periode sekarang dengan periode periode selanjutnya akan menambah
sebelumnya. Semakin tinggi minat para investor dalam berinvestasi
profitabilitas suatu perusahaan dan dalam perusahaan tersebut. Salah satu
dapat meningkat dari satu periode ke fungsi komite audit adalah
periode selanjutnya akan menambah menjembatani pemegang saham
minat para investor dalam berinvestasi (share holder) dan dewan komisaris
dalam perusahaan tersebut. Dengan dengan kegiatan pengendalian yang
hal ini maka investasi para investor diselenggarakan oleh manajemen,
juga ikut andil dalam bagaimana auditor internal dan auditor eksternal.
kemampuan perusahaan dalam Komunikasi komite audit dengan
memperoleh keuntungan yang diukur pihak yang berkepentingan yang
dari investasi didalam perusahaan berjalan dengan lancar, akan
tersebut. Kepemilikan institusional menghasilkan kinerja perusahaan
merupakan kondisi dimana institusi meningkat, terutama dari aspek
memiliki saham dalam suatu pengendalian. Berdasarkan teori
perusahaan. Institusi tersebut dapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
berupa institusi pemerintah, institusi hipotesis nya adalah sebagai berikut:
swasta, domestik maupun asing. H8: Profitabilitas memperkuat
Semakin besar kepemilikan institusi hubungan Komite Audit terhadap
maka akan semakin besar kekuatan Nilai Perusahaan.
suara dan dorongan dari institusi
tersebut untuk mengawasi III. METODE PENELITIAN
manajemen. Akibatnya, akan Obyek Penelitian
memberikan dorongan yang lebih Penelitian ini dilakukan di
besar untuk mengoptimalkan nilai Perusahaan Badan Usaha Milik
perusahaan sehingga kinerja Negara (BUMN) Non-Keuangan yang
perusahaan akan meningkat. terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Berdasarkan teori tersebut dapat (BEI) Tahun 2014-2016, dengan
mengakses www.idx.co.id. Obyek

31
Jurnal Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya (Ni Putu Ayu Arianti, I Putu
Mega Juli Semara Putra 20 - 46) Vol 24, No 1 Juni 2018
penelitian dalam penelitian ini adalah dilanjutkan dengan melakukan
Annual Report perusahaan BUMN perbandingan antara yang di
non keuangan yang terdaftar di BEI ungkapkan dengan total jumlah
Tahun 2014-2016, dimana dalam pegungkapan Corporate Social
annual report tersebut dilihat dari Responsibility (CSR) berdasarkan
Laporan Corporate Social Global Reporting Initiative (GRI).
Responsibility(CSR) dan Good 2) Kepemilikan Manajerial
Corporate Governance (GCG) yang Kepemilikan manajerial, diukur
terdiri dari Kepemilikan Manajerial, dari persentase kepemilikan saham
Kepemilikan Institusional dan Komite oleh manajemen
Audit, Profitabilitas perusahaan yang 𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙
∑Saham yang dimiliki manajer
dihitung dengan Return On Investment =
(ROI) serta Nilai Perusahaan yang ∑Total saham yang beredar
× 100% … (1)
dihitung dengan Price Book Value
3) Kepemilikan Institusional
(PBV) pada masing-masing
Kepemilikan institusional, diukur
perusahaan yang akan diteliti.
dari persentase kepemilikan saham
oleh institusi. Berikut rumus untuk
Definisi Operasional Variabel
mengukur Kepemilikan
1) Corporate Social Responsibility
Institusional :
(CSR) 𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝐼𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
Indeks pengungkapan Corporate ∑Saham yang dimiliki institusi
Social Responsibility(CSR) =
∑Total saham yang beredar
berdasarkan standar GRI (Global × 100% … (2)
Reporting Initiative), yaitu sebagai 4) Komite Audit
berikut : Komite audit, diukur dengan
a) Indikator Kinerja Ekonomi variabel dummy, dimana 1 untuk
(economic performance perusahaan yang memiliki komite
indicator) audit dan 0 untuk perusahaan yang
b) Indikator Kinerja Lingkungan tidak memiliki komite audit
(environment performance (Siallagan dan Machfoedz, 2008).
indicator) 5) Rasio Profitabilitas
c) Indikator Kinerja Tenaga Kerja Rasio yang saya gunakan untuk
(labor practices performance mengukur profitabilitas dalam
indicator) penelitian ini adalah Return On
d) Indikator Kinerja Hak Asasi Investment (ROI), dimana Return
Manusia (human rights On Investment (ROI) adalah
performance indicator) bagaimana kemampuan
e) Indikator Kinerja Sosial (social perusahaan memperoleh
performance indicator) keuntungan dengan memanfaatkan
f) Indikator Kinerja Produk seluruh investasi dalam
(product responsibility perusahaan tersebut. Rumus
performance indicator) Return On Investment (ROI)
Penghitungan Corporate Social adalah sebagai berikut :
Responsibility(CSR) dilakukan 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡
dengan memberikan score pada Laba bersih sesudah pajak
=
setiap pengungkapan Corporate Total aktiva
× 100% … (3)
Social Responsibility (CSR).
Setelah ditentukan score nya,

32
Jurnal Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya (Ni Putu Ayu Arianti, I Putu
Mega Juli Semara Putra 20 - 46) Vol 24, No 1 Juni 2018
6) Nilai Perusahaan 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒𝑠 (𝑃𝐵𝑉)
Variabel dependen adalah tipe Harga pasar saham
=
variabelyang dijelaskan atau Nilai pasar saham
× 100% … (4)
dipengaruhi oleh variabel
independen. Variabel
Sampel
dependenyang akan diuji dalam
Sampel dalam penelitian ini
penelitian ini adalah nilai
ditentukan dengan menggunakan
perusahaan diproksikan
purposive sampling, yaitu teknik
denganPrice Book Values (PBV).
penentuan sampel berdasarkan kriteria
Pengertian Price Book Values
dan pertimbangan tertentu. Adapun
(PBV) menurut Brighamand
karakteristik perusahaan yang akan
Huoston (2006) PBV adalah
dijadikan sebagai sampel adalah
menggambarkan rasio atas harga
sebagai berikut:
pasar sahamterhadap nilai
bukunya.
Tabel4.1
Sampel Penelitian
No Kriteria Penentuan Sampel Jumlah
1 Seluruh perusahaan BUMN non keuangan yang terdaftar di Bursa 16
Efek Indonesia pada Tahun 2014-2016
2 Perusahaan BUMN non keuangan yang tidak menerbitkan laporan (2)
keuangan secara berturut-turut dari Tahun 2014-2016
3 Perusahaan BUMN non keuangan yang tidak menyajikan laporan -
keuangan secara lengkap sesuai variabel yang diperlukan per 31
Desember dari Tahun 2014-2016
Jumlah Perusahaan dikalikan 3 tahun = x 3 14
Total sampel 42
Sumber: data diolah

Teknik Analisis Data 2) Uji Asumsi Klasik


1) Statistik Deskriptif Sebelum melakukan analisis data,
Statistik deskriptif memberikan terdapat beberapa syarat
gambaran atau deskripsi suatu data pengujian yang harus dipenuhi
yang dilihat dari nilai rata-rata agar hasil olahan data benar-benar
(mean), standar devisiasi, varian, menggambarkan apa yang
maksimum, minimum, sum, menjadi tujuan penelitian
range, kurtosis dan skewnes sekaligus guna mencocokan
(kemencengan distribusi). Statistik model prediksi kedalam sebuah
deskriptif merupakan statistik model yang dimasukan kedalam
yang menggambarkan atau serangkaian data. Pengujian ini
mendeskripsikan data menjadi meliputi:
sebuah informasi yang lebih jelas a) Uji Normalitas
dan mudah dipahami. Statistik Uji normalitas bertujuan untuk
deskriptif yang digunakan dalam menguji apakah dalam model
penelitian ini adalah nilai minimal, regresi, variabel dependen dan
maksimal, rata-rata dan standar variabel independen keduanya
deviasi. mempunyai distribusi normal
ataukah tidak (Ghozali, 2016).

33
Jurnal Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya (Ni Putu Ayu Arianti, I Putu
Mega Juli Semara Putra 20 - 46) Vol 24, No 1 Juni 2018
Data yang baik adalah memiliki periode t dengan kesalahan
distribusi residual yang normal pengganggu pada periode t-1
atau mendekati normal. Uji ini (Ghozali, 2016). Untuk
dapat dilihat dengan mengetahui ada tidaknya
menggunakan Kolmogorov autokorelasi, maka digunakan
Smirnov Test.Jika probabilitas metode Durbin Watson (DW
>0,05 maka data berdistribusi Test). Jika nilai DW test sudah
normal. Jika probabiliitas data ada maka nilai tersebut
<0,05 dapat dikatakan bahwa dibandingkan dengan nilai
data tidak berdistribusi normal. tabel menggunakan tingkat
b) Uji Multikolinearitas keyakinan sebesar 95%.
Uji ini bertujuan untuk menguji (1) Bila du< dw< (4-du), maka
apakah dalam model sebuah tidak terjadi autokorelasi.
regresi ditemukan adanya (2) Bila dw< d1, maka terjadi
korelasi antar variabel bebas autokorelasi positif.
(Ghozali, 2016). Adanya gejala (3) Bila dw> (4-dt), maka
multikolinearitas dapat dilihat terjadi autokorelasi negatif.
dari tolerance value atau nilai (4) Bila d1< dw< du atau (4-du)
variance Inflation factor (VIF). < dw< (4-dt), maka tidak
Batas tolerance value adalah dapat ditarik kesimpulan
0,1 dan batas VIF adalah 10. mengenai ada tidaknya
Apabila tolerance value<0,1 autokorelasi.
atau VIF> 10 maka terjadi 3) Uji Moderated Regression
multikolinearitas. Sebaliknya Analysis (MRA)
apabila tolerance value>0,1 Moderated Regression Analysis
atau VIF <10 maka tidak (MRA) atau uji interaksi
terjadi multikolinearitas. merupakan aplikasi khusus
c) Uji Heteroskedastisitas regresi berganda linear dimana
Uji ini bertujuan untuk menguji dalam persamaan regresinya
apakah dalam sebuah model mengandung unsur interaksi
regresi terjadi ketidaksamaan (perkalian dua atau lebih variabel
varians dari residual suatu independen). Variabel
pengamatan ke pengamatan profitabilitas sebagai variabel
lain. Untuk mengkaji terjadi moderasi yaitu variabel yang
tidaknya heteroskedastisitas menguatkan atau melemahkan
digunakan uji Glejser. Apabila hubungan antara variabel
Sig > 0,05, maka tidak terdapat independen dengan variabel
gejala heteroskedastisitas. dependen. Adapun hipotesis
Model yang baik adalah tidak dalam penelitian ini diuji dengan
terjadi heteroskedastisitas, menggunakan persamaan regresi,
yaitu data tidak membentuk yaitu:
pola tertentu dan tersebar di Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 +
atas dan di bawah 0. b4.X4 + b5.X1*Z + b6.X2*Z +
d) Uji Autokorelasi b7.X3*Z + b8.X4*Z + e
Uji ini bertujuan menguji ………………………………(5)
apakah dalam model regresi Y : Nilai Perusahaan
linear ada korelasi antara A : Konstanta
kesalahan pengganggu pada B : Koefisien Regresi

34
Jurnal Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya (Ni Putu Ayu Arianti, I Putu
Mega Juli Semara Putra 20 - 46) Vol 24, No 1 Juni 2018
e : error variabel bebas pada variabel
X1 : Corporate Social terikat.
Responsibility (CSR) b. Jika sig ≤ 0,05 maka ada
X2 : Kepemilikan Manajerial pengaruh secara serempak
X3 : Kepemilikan Institusional variabel bebas pada variabel
X4 : Komite Audit terikat.
Z : Profitabilitas 3) Uji t (uji parsial)
Uji statistik t pada dasarnya
Uji Kelayakan Model menunjukan seberapa jauh
1) Uji Koefisien Determinasi pengaruh satu variabel independen
(Adjusted R2) secara individual dalam
Koefisien determiniasi (Adjusted menerangkan variasi variabel
R2) pada intinya adalah untuk dependen (Ghozali, 2016).
mengukur seberapa jauh Pengujian ini dilakukan untuk
kemampuan model dalam mengetahui pengaruh masing-
menerangkan variasi variabel masing variabel bebas secara
dependen Utama (2016). parsial terhadap variabel terikat.
Koefisien determinasi berkisaran Uji t dapat dilakukan dengan
dari nol sampai dengan satu tingkat signifikasi 5%.
(0≤R2≤1). Hal ini berarti bila Pengambilan keputusan dengan uji
Adjusted R2 = 0, menunjukan tidak t dapat dilakukan dengan :
adanya pengaruh antara variabel a. Jika sig > 0,05 maka ada
independen terhadap variabel pengaruh secara parsial variabel
dependen. Bila Adjusted R2 bebas (X) pada variabel terikat
semakin mendekati 1, menunjukan (Y).
semakin kuatnya pengaruh b. Jika sig ≤ 0,05 maka ada
independen terhadap variabel pengaruh secara parsial variabel
dependen. Apabila Adjusted R2 bebas (X) pada variabel terikat
semakin kecil mendekati 0 maka (Y).
dapat dikatakan semakin kecilnya
pengaruh variabel independen IV. HASIL PENELITIAN
terhadap variabel dependen. Statistik Deskriptif
2) Uji F Statistik deskriptif dalam
Uji F dilakukan untuk menguji penelitian ini disajikan untuk
secara serempak seluruh variabel memberikan informasi mengenai
bebas terhadap variabel terikat karakteristik variabel-variabel
(Ghozali, 2016). Menguji penelitian, antara lain nilai minimum,
kebenaran koefisien secara maksimum, mean dan standar deviasi.
keseluruhan, nilai F dihitung Pengukuran rata-rata (mean)
dibandingkan dengan tingkat merupakan cara yang paling umum
signifikasi 5%. Pengambilan digunakan untuk mengukur nilai rata-
keputusan dengan uji statistik F ratanya. Hasil statistik deskriptif dapat
dapat dilakukan dengan: dilihat pada Tabel 5.1 sebagai berikut:
a. Jika sig > 0,05 maka tidak ada
pengaruh secara serempak

35
Jurnal Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya (Ni Putu Ayu Arianti, I Putu
Mega Juli Semara Putra 20 - 46) Vol 24, No 1 Juni 2018
Tabel 5.1
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
P 42 -11,85 17,10 6,1123 6,16586
CSR 42 ,32 ,63 ,4937 ,06716
KM 42 ,01 5,90 2,7164 1,63380
KI 42 3,09 16,33 8,8368 3,84554
KA 42 ,00 1,00 ,8571 ,35417
NP 42 ,56 8,45 4,1493 2,47483
Valid N (listwise) 42
Sumber: data diolah

Uji Asumsi Klasik regresi sudah terdistribusi secara


Uji Normalitas normal atau tidak. Hasil uji normalitas
Uji data statistik dengan model dengan menggunakan model
Kolmogorov-Smirnov dilakukan untuk Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat
mengetahui apakah sebuah model pada Tabel 5.2 sebagai berikut

Tabel 5.2
Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov T est

Unstandardiz
ed Residual
N 42
Norm al Param eters a,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.84236058
Most Extrem e Absolute .108
Differenc es Positive .108
Negative -.078
Kolmogorov-Smirnov Z .701
Asym p. Sig. (2-tailed) .709
a. Test distribution is Norm al.
b. Calculated from data.

Sumber : Data Diolah (2017)

Berdasarkan Tabel 5.2, dapat Uji Multikolinearitas


dilihat bahwa nilai Kolmogorov- Uji multikolinearitas dapat
Smirnov adalah 0,701 dan signifikan dilihat dari nilai tolerance dan
pada 0,709. Nilai signifikan lebih Variance Inflation Factor (VIF).
besar dari 0,05 maka residual Apabila nilai VIF kurang dari 10 atau
berdistribusi normal. nilai tolerance lebih dari 10 persen
maka tidak terdapat masalah terhadap
multikolinearitas. Hasil uji
multikolinearitas dapat dilihat pada
Tabel 5.3 sebagai berikut:

36
Jurnal Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya (Ni Putu Ayu Arianti, I Putu
Mega Juli Semara Putra 20 - 46) Vol 24, No 1 Juni 2018

Tabel 5.3
Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Unstandardiz ed Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Cons tant) -4.022 3.894 -1.033 .309
CSR 16.876 7.550 .458 2.235 .033 .413 2.423
KM 1.484 .511 .980 2.907 .007 .152 6.559
KI -.374 .194 -.581 -1.931 .062 .191 5.227
KA .313 1.245 .045 .252 .803 .546 1.833
P .330 .448 .821 .737 .467 .014 71.782
P*CSR -1.101 .810 -1.417 -1.359 .184 .016 62.766
P*KM -.081 .072 -.705 -1.128 .268 .044 22.572
P*KI .026 .025 .730 1.040 .306 .035 28.445
P*KA .057 .181 .142 .318 .753 .086 11.566
a. Dependent Variable: NP

Sumber: data diolah

Pada Tabel 5.3 terlihat bahwa pemoderasinya, sehingga terjadi


ada variabel independen yang nilai pengulangan variabel bebas dalam
tolerance nya lebih kecil dari pada suatu model regresi. Sehingga dalam
0,10 atau 10% dan nilai VIF nya lebih penelitian ini terjadi multikolinearitas.
dari 10. Hal ini menunjukan bahwa
dalam penelitian ini terjadi Uji Autokorelasi
multikolinearitas antar variabel Pada penelitian ini
independen. Multikolinearitas dalam menggunakan uji autokorelasi
suatu penelitian dapat terjadi apabila bertujuan untuk menguji apakah dalam
dalam suatu penelitian menggunakan model regresi linier ada korelasi antara
variabel dummy, Multikolinearitas kesalahan pengganggu pada periode t
juga dapat terjadi apabila dalam suatu dengan kesalahan pengganggu pada
penelitian adanya pengulangan periode t-1 (sebelumnya). Deteksi
variabel bebas dalam suatu model autokorelasi dilakukan dengan uji
regresi (Hidayat, 2016). Dalam Durbin Watson yaitu du< dw< (4-du)
penelitian ini terdapat 1 variabel bebas maka tidak terjadi autokorelasi.
yang menggunakan variabel dummy Berdasarkan Tabel 5.4, nilai Durbin
yakni Komite Audit. Serta dalam Watson yaitu 1,974. Nilai du = 0,720.
penelitian ini menggunakan variabel Maka 0,720 < 1,974 < 3,280. Hal ini
moderasi yakni terdapat perkalian berarti variabel tidak terjadi
antara variabel bebas dengan variabel Autokorelasi.

Tabel 5.4
Hasil Uji Autokorelasi
M odel Summaryb

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Square the Estimate Watson
1 .668a .446 .290 2.08541 1.974
a. Predictors: (Cons tant), P*KA, CSR, KI, KA, KM, P*KI, P*CSR, P*KM, P
b. Dependent Variable: NP

Sumber: data diolah

37
Jurnal Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya (Ni Putu Ayu Arianti, I Putu
Mega Juli Semara Putra 20 - 46) Vol 24, No 1 Juni 2018
Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan Tabel 5.5 menunjukkan
Pengujian heteroskedastisitas bahwa nilai signifikansi lebih besar
pada penelitian ini dilakukan dengan dari 0,05, maka dalam penelitian ini
menggunakan uji Glejser. tidak terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 5.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa

Unstandardiz ed Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Cons tant) .112 1.725 .065 .949
CSR 2.052 3.345 .139 .614 .544
KM .306 .226 .505 1.352 .186
KI -.080 .086 -.313 -.937 .356
KA .381 .552 .136 .691 .495
P .376 .198 2.341 1.894 .067
P*CSR -.464 .359 -1.496 -1.294 .205
P*KM -.032 .032 -.688 -.993 .328
P*KI -.001 .011 -.038 -.049 .961
P*KA -.041 .080 -.255 -.515 .610
a. Dependent Variable: ABRES

Sumber: data diolah

Uji Moderated Regression Analysis variabel independen). Variabel


(MRA) profitabilitas sebagai variabel
Moderated Regression Analysis moderasi yaitu variabel yang
(MRA) atau uji interaksi merupakan menguatkan atau melemahkan
aplikasi khusus regresi berganda hubungan antara variabel independen
linear dimana dalam persamaan dengan variabel dependen.
regresinya mengandung unsur
interaksi (perkalian dua atau lebih

Tabel 5.6
Hasil Moderated Regression Analysis
Coefficientsa

Unstandardiz ed Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Cons tant) -4.022 3.894 -1.033 .309
CSR 16.876 7.550 .458 2.235 .033 .413 2.423
KM 1.484 .511 .980 2.907 .007 .152 6.559
KI -.374 .194 -.581 -1.931 .062 .191 5.227
KA .313 1.245 .045 .252 .803 .546 1.833
P .330 .448 .821 .737 .467 .014 71.782
P*CSR -1.101 .810 -1.417 -1.359 .184 .016 62.766
P*KM -.081 .072 -.705 -1.128 .268 .044 22.572
P*KI .026 .025 .730 1.040 .306 .035 28.445
P*KA .057 .181 .142 .318 .753 .086 11.566
a. Dependent Variable: NP

Sumber: data diolah

38
Jurnal Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya (Ni Putu Ayu Arianti, I Putu
Mega Juli Semara Putra 20 - 46) Vol 24, No 1 Juni 2018
Berdasarkan Tabel 5.6 dapat menunjukkan bahwa setiap
dibentuk persamaan regresi sebagai kenaikan 1% Corporate Social
berikut: Responsibility (CSR) akan
Y = -4,022 + 16,867 X1 + 1,484 X2 – meningkatkan Nilai Perusahaan
0,374 X3 + 0,313 X4 – 1,101 sebesar 16,867 dengan asumsi
(X1*Z) – 0,081 (X2*Z) + 0,026 variabel independen yang lain
(X3*Z) + 0,057 (X4*Z) + e konstan.
Berdasarkan hasil regresi 3) Kepemilikan Manajerial (KM)
tersebut dapat diinterpretasikan Kepemilikan Manajerial (KM)
sebagai berikut: mempunyai koefisien regresi
1) Konstanta sebesar 1,484. Hal ini menunjukkan
Nilai konstanta sebesar -4,022 bahwa setiap kenaikan 1%
artinya apabila variabel independen Kepemilikan Manajerial (KM) akan
yaitu Corporate Social menaikan Nilai Perusahaan sebesar
Responsibility (CSR), Kepemilikan 1,484 dengan asumsi variabel
Manajerial, Kepemilikan independen yang lain konstan.
Institusional, Komite Audit,
dianggap konstan (bernilai nol), Uji Kelayakan Model
maka variabel dependen Nilai Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Perusahaan menunjukkan nilai Uji koefisien determinasi
sebesar -4,022. digunakan untuk mengukur seberapa
2) Corporate Social Responsibility jauh kemampuan model menerangkan
(CSR). variasi variabel independen terhadap
Corporate Social Responsibility variabel dependen. Hasil dari
(CSR) mempunyai koefisien regresi koefisien determinasi dapat dilihat
sebesar 16,867. Hal ini pada Tabel 5.7 dibawah ini:

Tabel 5.7
Hasil Uji Koefisien

Model Summaryb

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Square the Estimate Watson
1 .668a .446 .290 2.08541 1.974
a. Predictors: (Cons tant), P*KA, CSR, KI, KA, KM, P*KI, P*CSR, P*KM, P
b. Dependent Variable: NP

Sumber: data diolah

Determinasi (Adjusted R2) Moderasi dapat menerangkan variasi


Berdasarkan Tabel 5.7 dapat variabel Nilai Perusahaan, sedangkan
dilihat bahwa nilai koefisien sisanya sebesar 71% dipengaruhi oleh
determinasi (AdjustedR Square) faktor lain yang tidak diteliti dalam
sebesar 0,290 atau 29%. Hal ini berarti penelitian ini.
29% persen variabel Corporate Social Uji Signifikan Simultan (Uji
Responsibility (CSR), Kepemilikan Statistik F)
Manajerial (KM), Kepemilikan Uji F dilakukan untuk
Institusional (KI), Komite Audit (KA) mengetahui pengaruh Corporate
dan Profitabilitas sebagai variabel Social Responsibility (CSR),

39
Jurnal Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya (Ni Putu Ayu Arianti, I Putu
Mega Juli Semara Putra 20 - 46) Vol 24, No 1 Juni 2018
Kepemilikan Manajerial (KM), sebagai variabel Moderasi pada Nilai
Kepemilikan Institusional (KI), Perusahaan, dengan membandingkan
Komite Audit (KA) dan Profitabilitas tingkat signifikansi F dengan α = 0.05.

Tabel 5.8
Hasil Uji Statistik F

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 111.951 9 12.439 2.860 .014a
Residual 139.166 32 4.349
Total 251.117 41
a. Predictors : (Constant), P*KA, CSR, KI, KA, KM, P*KI, P*CSR, P*KM, P
b. Dependent Variable: NP

Sumber: data diolah

Berdasarkan Tabel 5.8,


diperoleh nilai F hitung sebesar 2,860 Uji Signifikan Parameter Individual
dengan tingkat signifikan 0,014. (Uji Statistik t)
Berdasarkan hasil tersebut dapat Pengujian hipotesis secara
disimpulkan bahwa variabel statistik dilakukan dengan
Corporate Social Responsibility menggunakan uji t. Uji t digunakan
(CSR), Kepemilikan Manajerial (KM), untuk menguji signifikansi dari setiap
Kepemilikan Institusional (KI), variabel independen terhadap variabel
Komite Audit (KA) dan Profitabilitas dependen. Tabel uji t dapat dilihat
sebagai variabel Moderasi secara pada Tabel 5.9.
simultan berpengaruh terhadap
variabel Nilai Perusahaan.

Tabel 5.9
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa

Unstandardiz ed Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Cons tant) -4.022 3.894 -1.033 .309
CSR 16.876 7.550 .458 2.235 .033 .413 2.423
KM 1.484 .511 .980 2.907 .007 .152 6.559
KI -.374 .194 -.581 -1.931 .062 .191 5.227
KA .313 1.245 .045 .252 .803 .546 1.833
P .330 .448 .821 .737 .467 .014 71.782
P*CSR -1.101 .810 -1.417 -1.359 .184 .016 62.766
P*KM -.081 .072 -.705 -1.128 .268 .044 22.572
P*KI .026 .025 .730 1.040 .306 .035 28.445
P*KA .057 .181 .142 .318 .753 .086 11.566
a. Dependent Variable: NP

Sumber: data diolah

40
Jurnal Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya (Ni Putu Ayu Arianti, I Putu
Mega Juli Semara Putra 20 - 46) Vol 24, No 1 Juni 2018
Adapun pembahasan dari hasil Perusahaan.
pengujian signifikansi masing-masing 5) Pengaruh Profitabilitas pada
variabel bebas terhadap variabel hubungan Corporate Social
terikat adalah sebagai berikut: Responsibility (CSR) terhadap Nilai
1) Pengaruh Corporate Social Perusahaan
Responsibility (CSR) terhadap Nilai Berdasarkan Tabel 5.9, diketahui
Perusahaan bahwa koefisien regresi variabel
Berdasarkan Tabel 5.9, diketahui Profitabilitas dengan Corporate
bahwa koefisien regresi variabel Social Responsibility (CSR) adalah
Corporate Social Responsibility -1,101 dan nilai signifikan sebesar
(CSR) adalah 16,876 dan nilai 0,184 lebih besar dari 0,05. Hal ini
signifikansi sebesar 0,033 lebih berarti H5 ditolak, Profitabilitas
kecil dari 0,05. Hal ini berarti H1 tidak mampu memoderasi
diterima, Corporate Social hubungan Corporate Social
Responsibility (CSR) berpengaruh Responsibility (CSR) terhadap Nilai
positif terhadap Nilai Perusahaan. Perusahaan.
2) Pengaruh Kepemilikan Manajerial 6) Pengaruh Profitabilitas pada
(KM) terhadap Nilai Perusahaan hubungan Kepemilikan Manajerial
Berdasarkan Tabel 5.9, diketahui (KM) terhadap Nilai Perusahaan
bahwa koefisien regresi variabel Berdasarkan Tabel 5.9, diketahui
Kepemilikan Manajerial (KM) bahwa koefisien regresi variabel
adalah 1,484 dan nilai signifikan Profitabilitas dengan Kepemilikan
sebesar 0,007 lebih kecil dari 0,05. Manajerial (KM) adalah -0,081 dan
Hal ini berarti H2 diterima nilai signifikan sebesar 0,268 lebih
Kepemilikan Manajerial (KM) besar dari 0,05. Hal ini berarti H6
berpengaruh positif terhadap Nilai ditolak, Profitabilitas tidak mampu
Perusahaan. memoderasi hubungan
3) Pengaruh Kepemilikan Kepemilikan Manajerial (KM)
Institusional (KI) terhadap Nilai terhadap Nilai Perusahaan.
Perusahaan 7) Pengaruh Profitabilitas pada
Berdasarkan Tabel 5.9, diketahui hubungan Kepemilikan
bahwa koefisien regresi variabel Institusional (KI) terhadap Nilai
Kepemilikan Institusional (KI) Perusahaan
adalah -0,374 dan nilai signifikan Berdasarkan Tabel 5.9, diketahui
sebesar 0,062 lebih besar dari 0,05. bahwa koefisien regresi variabel
Hal ini berarti H3 ditolak Profitabilitas dengan Kepemilikan
Kepemilikan Institusional (KI) Institusional (KI) adalah 0,026 dan
tidak berpengaruh terhadap Nilai nilai signifikan sebesar 0,306 lebih
Perusahaan besar dari 0,05. Hal ini berarti H7
4) Pengaruh Komite Audit (KA) ditolak, Profitabilitas tidak mampu
terhadap Nilai Perusahaan memoderasi hubungan
Berdasarkan Tabel 5.9, diketahui Kepemilikan Institusional (KI)
bahwa koefisien regresi variabel terhadap Nilai Perusahaan.
Komite Audit (KA) adalah 0,313 8) Pengaruh Profitabilitas pada
dan nilai signifikan sebesar 0,803 hubungan Komite Audit (KA)
lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti terhadap Nilai Perusahaan
H4 ditolak Komite Audit (KA) Berdasarkan Tabel 5.9, diketahui
tidak berpengaruh terhadap Nilai bahwa koefisien regresi variabel

41
Jurnal Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya (Ni Putu Ayu Arianti, I Putu
Mega Juli Semara Putra 20 - 46) Vol 24, No 1 Juni 2018
Profitabilitas dengan Komite Audit mata pemangku kepentingan,
(KA) adalah 0,057 dan nilai masyarakat dan lingkungan.
signifikan sebesar 0,753 lebih besar 3. Kepemilikan Institusional tidak
dari 0,05. Hal ini berarti H8 ditolak, berpengaruh terhadap Nilai
Profitabilitas tidak mampu Perusahaan.
memoderasi hubungan Komite Dalam penelitian ini Perusahaan
Audit (KA) terhadap Nilai BUMN sebagai obyek penelitan
Perusahaan. sehingga hampir 100% saham nya
dimiliki oleh Negara Republik
V. SIMPULAN DAN SARAN Indonesia dimana ini tidak akan
Penelitian ini bertujuan untuk berpengaruh pada Nilai Pasar
menguji dan memperoleh bukti Saham dan Harga Pasar saham di
empiris pengaruh Corporate Social masyarakat maka tidak akan
Responsibility (CSR), Kepemilikan berpengaruh pula pada Nilai
Manajerial, Kepemilikan Institusional, Perusahaan di mata pemangku
Komite Audit dan Profitabilitas kepentingan, masyarakat dan
sebagai variabel Moderasi terhadap lingkungan perusahaan.
Nilai Perusahaan. Berdasarkan kriteria 4. Komite Audit tidak berpengaruh
purposive sampling diperoleh sampel terhadap Nilai Perusahaan.
sebanyak 42 dengan 14 perusahaan Komite Audit dalam perusahaan
yang diteliti selama periode 2014- telah diatur dengan Undang-
2016 yang diuji menggunakan teknik Undang No. 19 tahun 2003 tanggal
analisis data Moderated Regression 19 Juni 2003 tentang BUMN jadi
Analysis (MRA) dan diperoleh ada atau tidaknya Komite Audit
kesimpulan sebagai berikut: dalam suatu perusahaan tidak akan
1. Corporate Social Responsibility mempengaruhi Nilai Perusahaan di
(CSR) berpengaruh positif terhadap mata pemangku kepentingan,
Nilai Perusahaan. masyarakat maupun lingkungan
Dimana ketika terjadi peningkatan perusahaan.
dalam pengungkapan Corporate 5. Profitabilitas tidak mampu
Social Responsibility (CSR) akan memoderasi hubungan Corporate
meningkatkan pula Nilai Social Responsibility (CSR)
Perusahaan begitu pula sebaliknya, terhadap Nilai Perusahaan.
ketika terjadi penurunan dalam Karena pengungkapan Corporate
pengungkapan Corporate Social Social Responsibility (CSR) dalam
Responsibility (CSR) maka akan suatu perusahaan telah diatur dalam
menurunkan Nilai Perusahaan. Dalam Undang-undang No. 40
2. Kepemilikan Manajerial Tahun 2007 tentang Perseroan
berpengaruh positif terhadap Nilai Terbatas (UUPT) serta Peraturan
Perusahaan. Pemerintah No. 47 Tahun 2012
Ketika Kepemilikan oleh tentang Tanggung Jawab Sosial dan
manajemen dalam suatu perusahaan Lingkungan Perseroan Terbatas (PP
meningkat, maka akan 47/2012), sehingga pengungkapan
meminimalisir kesenggangan Corporate Social Responsibility
antara agen dan principal sehingga (CSR) tidak akan bergantung pada
akan menarik minat calon investor besarnya Profitabilitas perusahaan
dalam berinvestasi dan akan pada periode tertentu.
meningkatkan Nilai Perusahaan di

42
Jurnal Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya (Ni Putu Ayu Arianti, I Putu
Mega Juli Semara Putra 20 - 46) Vol 24, No 1 Juni 2018
6. Profitabilitas tidak mampu Saran
memoderasi hubungan Penelitian ini hanya menguji
Kepemilikan Manajerial terhadap pengaruh Profitabilitas sebagai
Nilai Perusahaan. variabel moderasi pada hubungan
Peningkatan maupun penurunan Corporate Social Responsibility
Profitabilitas dalam suatu (CSR), Kepemilikan Manajerial,
perusahaan tidak akan berpengaruh Kepemilikan Institusional, Komite
pada besarnya Kepemilikan Audit terhadap Nilai Perusahaan. Serta
Manajerial suatu perusahaan. sampel penelitian ini hanya
Dengan kata lain bahwa menggunakan perusahaan BUMN
manajemen suatu perusahaan Non Keuangan yang terdaftar di Bursa
memutuskan untuk berinvestasi Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2016
tidak berdasarkan pada besarnya sebagai sampel perusahaan sehingga
profitabilitas perusahaan pada hasil penelitian ini tidak dapat
periode tertentu. Sehingga diterapkan pada jenis perusahaan lain.
Profitabilitas perusahaan tidak Untuk mendapatkan hasil yang lebih
mampu memoderasi Kepemilikan representatif, maka penelitian
Manajerial terhadap Nilai selanjutnya dapat menambahkan
Perusahaan. variabel lain serta dapat menggunakan
7. Profitabilitas tidak mampu seluruh perusahaan yang terdaftar di
memoderasi hubungan Bursa Efek Indonesia.
Kepemilikan Institusionalterhadap
Nilai Perusahaan. DAFTAR PUSTAKA
Karena obyek dalam penelitian ini Agustine. 2014. Pengaruh Corporate
adalah perusahaan BUMN yang SocialResponsibility (CSR)
dimana hampir 100% saham nya terhadap Nilai Perusahaan.
dimiliki oleh Negara Republik Skripsi Jurusan Akuntansi
Indonesia sehingga Profitabilitas Fakultas Ekonomi Universitas
tidak akan mempengaruhi Bina Nusantara.
Hubungan Kepemilikan
Institusional terhadap Nilai Aidah. 2016. Pengaruh Kinerja
Perusahaan. Perusahaan, Corporate
8. Profitabilitas tidak mampu SocialResponsibility (CSR) dan
memoderasi hubungan Komite Good Corporate Governance
Audit terhadap Nilai Perusahaan. (GCG) terhadap Nilai
Dengan telah adanya Undang- Perusahaan. SkripsiJurusan
undang yang mengatur tentang Akuntansi Fakultas Ekonomi
Komite Audit dalam suatu BUMN, Universitas Islam Indonesia.
sehingga kenaikan maupun
penurunan profitabilitas dalam Casario,dkk. 2015. Pengaruh Good
suatu perusahaan tidak akan Corporate Governance (GCG)
berpengaruh pada fungsi Komite dan Pengungkapan Corporate
Audit dalam suatu perusahaan. Social Responsibility(CSR)
Sehingga Profitabilitas tidak terhadap Nilai Perusahaan (studi
mampu memoderasi hubungan empiris pada Perusahaan
Komite Audit terhadap Nilai Manufaktur yang bergerak
Perusahaan. dibidang makanan dan minuman
yang terdaftar di BEI periode

43
Jurnal Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya (Ni Putu Ayu Arianti, I Putu
Mega Juli Semara Putra 20 - 46) Vol 24, No 1 Juni 2018
2011-2013). Skripsi Jurusan Fakultas Ekonomi Universitas
Akuntansi Fakultas Ekonomi Diponegoro.
Universitas Islam Bandung.
Martantina. 2014. Pengaruh
Dewi. 2016. Pengaruh Pengungkapan Corporate SocialResponsibility
Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Nilai Perusahaan
(CSR), Mekanisme Good dengan dimoderasi oleh Good
Corporate Governance (GCG), Corporate Governance (GCG)
dan Struktur Modal terhadap pada perusahaan yang terdaftar
Nilai Perusahaan Pertambangan. di BEI. SkripsiJurusan
SkripsiJurusan Akuntansi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Universitas Wijaya Kusuma
Perbanas. Surabaya.

Fitri dan Herwiyanti. 2015. Pengaruh Nurlela dan Islahudin. 2008. Pengaruh
Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility
(CSR) dan Good Corporate terhadap Nilai Perusahaan
Governance (GCG) terhadap dengan Prosentase Kepemilikan
Nilai Perusahaan. Skripsi Manajemen sebagai Variabel
Jurusan Akuntansi Fakultas Moderating. Skripsi Jurusan
Ekonomi Bisinis Universitas Akuntansi Fakultas Ekonomi
Jenderal Soedirman. Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Permanasari. 2010. Pengaruh


Analisis Multivariate Dengan Kepemilikan Manajemen,
Program SPSS. Semarang: Kepemilikan Instusional dan
Badan Penerbit Universitas Corporate Social Responsibility
Diponegoro. (CSR) terhadap Nilai
Perusahaan. Skripsi Jurusan
Harefa. 2015. Analisis Pengaruh Good Akuntansi Fakultas Ekonomi
Corporate Governance (GCG) dan Bisnis Universitas
dan Struktur Modal terhadap Diponegoro.
Nilai Perusahaan dengan Kinerja
Keuangan sebagai Variabel Permatasari dan Gayatri. 2016.
Intervening (studi empiris pada Profitabilitas sebagai
perusahaan manufaktur yang pemoderasi Pengaruh Good
terdaftar di BEI). Skripsi Jurusan Corporate Governance (GCG)
Akuntansi Fakultas Ekonomi pada Nilai Perusahaan. Skripsi
Universitas Islam Indonesia. Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas
Kusumadilaga. 2010. Pengaruh Udayana.
Corporate SocialResponsibility
(CSR) terhadap Nilai Perusahaan Pujiati. 2015. Pengaruh Kepemilikan
dengan Profitabilitas sebagai Manajerial, Kepemilikan
variable moderating (studi Institusional, dan Kesempatan
empiris pada perusahaan Investasi terhadap Kebijakan
manufaktur yang terdaftar di Deviden dengan Likuiditas
BEI). Skripsi Jurusan Akuntansi sebagai variable pemoderasi

44
Jurnal Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya (Ni Putu Ayu Arianti, I Putu
Mega Juli Semara Putra 20 - 46) Vol 24, No 1 Juni 2018
(studi empiris pada perusahaan Keuangan sebagai variable
sektor industry barang konsumsi intervening pada perusahaan
yang terdaftar di BEI periode pertambangan yang go public di
2008-2013). Skripsi Jurusan BEI. Skripsi Jurusan Akuntansi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas
Universitas Negeri Yogyakarta. Widya Kartika Surabaya.

Purwaningtyas. 2011. Analisis Rosiana,dkk. 2013. Pengaruh


pengaruh mekanisme Good Pengungkapan CSR terhadap
Corporate Governance (GCG) Nilai Perusahaan dengan
terhadap Nilai Perusahaan (Studi Profitabilitas sebagai variable
empiris pada perusahaan pemoderasi. Skrispi Jurusan
manufaktur yang terdaftar di BEI Akuntansi Fakultas Ekonomi
tahun 2007-2009). Universitas Udayana.
SkripsiJurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Savitri dan Mimba. 2016.
Diponegoro. Kemampuan Profitabilitas dan
Growth Opportunuty
Puspaningrum. 2014. Pengaruh memoderasi pengaruh
Corporate SocialResponsibility pengungkapan Corporate Social
(CSR) dan Kepemilikian Responsibility pada Nilai
Manajerial terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi Jurusan
Perusahaan dengan Profitabilitas Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Ukuran Perusahaan sebagai Universitas Gunadarma.
variable moderating (studi
empiris pada perusahaan Setianingsih, dkk. 2014. Pengaruh
pertambangan di Bursa Efek Good Corporate Governance
Indonesia). Skripsi Jurusan (GCG) dan Pengungkapan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Corporate Social Responsibility
Universitas Negeri Yogyakarta. terhadap Kinerja Perusahaan dan
Nilai Perusahaan (studi kasus
Ramona. 2017. Pengaruh Corporate pada perusahaan manufaktur
SocialResponsibility (CSR) yang terdaftar di BEI tahun
terhadap Nilai Perusahaan 2010-2012). Skripsi Jurusan
dengan Profitabilitas sebagai Akuntansi Fakultas Ekonomi
variable moderating (studi Universitas Pendidikan
empiris pada Perusahaan Sektor Ganesha.
Pertambangan yang terdaftar di
BEI periode 2011-2015). Skripsi Subowo. 2014. Pengaruh Good
Jurusan Akuntansi Fakultas Corporate Governance (GCG)
Ekonomi Universitas Pasir terhadap Nilai Perusahaan
Pengaraian. dengan Corporate Social
Responsibility (CSR) sebagai
Ratih dan Setyarini. 2014. Pengaruh variable intervening. Skripsi
Good Corporate Governance Jurusan Akuntansi Fakultas
(GCG) dan Corporate Social Ekonomi Universitas Negeri
Responsibility (CSR) terhadap Semarang.
Nilai Perusahaan dengan Kinerja

45
Jurnal Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya (Ni Putu Ayu Arianti, I Putu
Mega Juli Semara Putra 20 - 46) Vol 24, No 1 Juni 2018
Ulfah. 2014. Pengaruh Kebijakan
Deviden, Struktur Modal dan
Pengungkapan CSR terhadap
Nilai Perusahaan (studi empiris
pada Peusahaan Go Public yang
terdaftar di BEI tahun 2008-
2012). Skripsi Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Padang.

Wardoyo dan Veronica. 2013.


Pengaruh Good Corporate
Governance (GCG),Corporate
Social Responsibility (CSR) dan
Kinerja Keuangan terhadap Nilai
Perusahaan. Skripsi Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma.

Wiyanti. 2014. Analisis Pengaruh


Kinerja Keuangan,
Pengungkapan Corporate Social
Responsibility dan Good
Corporate Governance (GCG)
terhadap Nilai Perusahaan (studi
empiris pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI
tahun 2009-2012). Skripsi
Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Bina
Nusantara.

46

Anda mungkin juga menyukai