Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Audit Manajemen dan Kinerja
Disusun Oleh:
Kelas F
Kelompok 5
Dosen Pengampu: Drs. Sudarno, M.Si., Akt., Ph.D.
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Audit Produksi dan Operasional”
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Makalah ini telah kami susun dengan baik sehingga menjadi satu makalah.
Terlepas dari semua upaya kami tersebut, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini ke depannya.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan
tentang audit manajemen dalam sebuah perusahaan. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi setiap pembacanya. Terima kasih.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................. 1
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................ 3
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adanya tekanan yang sangat kuat terhadap bisnis manufaktur saat ini,menuntut
perusahaan untuk lebih cerdas dalam menjalankan operasinya. Perubahan
permintaan pasar menuntut perusahaan untuk beroperasi lebih efisien, fleksibel,
dan menempatkan produk tepat waktu di pasar tanpa mengabaikan standar
kualitas sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Pemahaman terhadap kondisi ini
dan komitmen untuk memuaskan pelanggan, mendorong perusahaan merancang
proses produksi sedemikian rupa sehingga produk yang dihasilkan mampu
memenuhi persyaratan pelanggan dalam kualitas, kuantitas, dan waktu yang
tepat.
Industri sebagai suatu sistem, mengintegrasikan empat hal penting
dalamkeunggulan bersaing perusahaan yang meliputi: riset pasar, desain produk,
proses produksi, dan pemasaran produk, seperti yang disajikan pada Roda
Deming pada Gambar 1.2 di halaman berikut. Perbaikan kinerja bisnis modern
mencakup keseluruhan sistem industri mulai dari pemesanan material sampai
dengan distribusi produk kepada konsumen, pelayanan purnajual, dan desain
ulang produk.
Fungsi produksi dan operasi yang mentransformasikan input menjadi output
bertanggung jawab untuk mneghasilkan produk dalam kualitas dan kuantitas
yang telah ditentukan, tepat waktu, secara efektif, dan efisien. Dalam
aktivitasnya di mulai dari perencenaaan sampai dengan pengendalian dan
evaluasi, fungsi ini harus secara optimal menghubungkan kebutuhan pelanggan
dengan kemampuan internal yang dimiliki perusahaan. Kebijakan produksi dan
operasi, kapasitas produksi (sumber daya dan fasilitas), jadwal produksi, inovasi,
dan peningkatan berkelanjutan harus dikonsentrasikan untuk memenuhi
kepuasan pelanggan, agar perusahaan memiliki keunggulan dalam intensitas
persaingan yang sangat ketat ini.
Waktu adalah salah satu komponen dalam keunggulan bersaing. Ketepatan
waktu dalam menyediakan produk di pasar adalah kebutuhan utama strategi
bersaing perusahaan. Terlambat menyediakan produk di pasar sama artinya
dengan tidak menyediakan sama sekali karena perusahaan telah kehilangan
3
kesempatan dari pelanggan memilih produk sejenis yang banyak tersedia di
pasar. Perusahaan tidak cukup hanya mengandalkan loyalitas pelanggan yang
setia menunggu sampai dengan produk yang dihasilkan perusahaan tersedia di
pasar. Tetapi, yang lebih penting menyediakan produk tepat waktu di pasar
adalah penghargaan kepada pelanggan atas loyalitasnya menggunakan produk
perusahaan dalam memenuhi kebutuhannya.
4
untuk peningkatan, dan membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan
lebih lanjut. Sehingga membantu manajer agar tanggung jawab masing-
masing bagian dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang
tepat untuk PT. Jayabrix Indonesia yaitu lebih mengarah pada pengelolaan
proses produksi
1. Bagaimana sosialiasi rencana induk produksi kepada karyawan?
2. Bagaimana pencapaian target produksi di PT. Jayabrix Indonesia?
3. Apa rekomendasi yang akan diberikan agar proses produksi pada PT.
Jayabrix Indonesia dapat berjalan dengan lebih baik?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
5
A. Pengertian Audit Produksi dan Operasi
Audit produksi dan operasi melakukan penilaian secara komprehensif terhadap
keseluruhan fungsi produksi dan operasi untuk menentukan apakah fungsi ini telah
berjalan dengan memuaskan (ekonomis, efektif dan efisien).
Alasan yang mendasari perlu dilakukannya audit antara lain :
1. Proses produksi dan operasi harus berjalan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan.
2. Kekurangan/kelemahan yang terjadi harus ditemukan sehingga segera
dapat diperbaiki.
3. Konsistensi berjalannya proses harus diungkapkan.
4. Pendekatan proaktif harus menjadi dasar dalam peningkatan proses.
5. Berjalannya tindakan korektif harus mendapat dorongan dan dukungan
dari berbagai pihak yang terkait.
B. Prinsip-Prinsip Umum
Beberapa prinsip umum yang memberikan panduan terhadap pelaksanaan audit ini,
dapat dijadikan pedoman oleh auditor dalam menjalankan tugas profesionalnya.
Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
1. Tujuan utama audit adalah untuk menentukan apakah proses produksi dan
operasi yang berjalan saat ini sudah sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan konsisten
dengan standar kualitas yang telah ditetapkan serta mengidentifikasi
bagian yang memerlukan perbaikan.
2. Auditor harus secara objektif dan sistematis mengumpulkan dan
menganalisis data yang cukup dan relevan sebagai dasar penilaian
terhadap ketaatan perusahaan dalam menerapkan kriteria yang telah
ditetapkan.
3. Auditor harus mengklasifikasi ketidaksesuaian yang terjadi antara
aktivitas produksi dan operasi dengan kebutuhan kriteria (standar) yang
telah ditetapkan dan membuat rekomendasi untu peningkatan. Di samping
itu, auditor harus mendiskusikan beberapa langkah perbaikan sebagai
solusi atas kekurangan yang masih terjadi dan merupakan tanggung jawab
perusahaan untuk menentukan langkah yang paling tepat untuk
memperbaiki ketidaksesuaian tersebut.
C. Tujuan Audit
Tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan audit ini adalah untuk mengetahui:
6
1. Apakah produk yang dihasilkan telah mencerminkan kebutuhan
pelanggan (pasar).
2. Apakah strategi serta rencana produksi dan operasi sudah cermat
menghubungkan antara kebutuhan untuk memuaskan pelanggan dengan
ketersediaan sumber daya serta fasilitas yang dimiliki perusahaan.
3. Apakah strategi, rencana produksi dan operasi telah mempertimbangkan
kelemahan-kelemahan internal, ancaman lingkungan eksternal serta
peluang yang dimiliki perusahaan.
4. Apakah proses transformmasi telah berjalan secara efektif dan efisien.
5. Apakah penempatan fasilitas produksi dan operasi telah mendukung
berjalannya proses secara ekonomis, efektif dan efisien.
6. Apakah pemeliharaan dan perbaikan fasilitas produksi dan operasi telah
berjalan sesuai jadwal yang telah ditetapkan dalam mendukung
dihasilkannya produk yang sesuai dengan kuantitas, kualitas, dan waktu
yang telah ditetapkan.
7. Apakah setiap bagian yang terlibat dalam proses produksi dan operasi
telah melaksanakan aktivitas dengan ketentuan serta aturan yang telah
ditetapkan persahaan.
D. Manfaat Audit
Audit fungsi produksi dan operasi dapat membantu manajemen dalam menilai
bagaimana fungsi ini berjalan dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan
secara keseluruhan. Secara rinci audit ini dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Dapat memberikan gambaran kepada pihak yang berkepentingan tentang
ketaatan dan kemampuan fungsi dan produksi dan operasi dalam
menerapkan kebijakan serta strategi yang telah ditetapkan.
2. Dapat memberikan informasi tentang usaha-usaha perbaikan proses
produksi dan operasi yang telah dilakukan perusahaan serta hambatan-
hambatan yang dihadapi.
3. Dapat menentukan area permasalahan yang masih dihadapi dalam
mencapai tujuan produksi dan operasi serta tujuan perusahaan secara
keseluruhan.
4. Dapat menilai kekuatan dan kelemahan strategi produksi dan operasi serta
kebutuhan perbaikannya dalam meningkatkan kontribusi fungsi ini
terhadap penncapaian tujuan perusahaan.
7
E. Tahap – Tahap Audit
Tahap-tahap audit produksi dan operasi meliputi:
1. Audit pendahuluan
Audit pendahuluan diawali dengan perkenalan antara pihak auditor
dengan organisasi auditee. Untuk mengonfirmasi scope audit,
mendiskusikan rencana audit dan penggalian informasi umum tentang
organisasi auditee, objek yang akan diaudit, mengenal lebih lanjut kondisi
perusahaan dan prosedur yang diterapkan pada proses produksi dan
operasi. Setelah melakukan tahapan audit ini, auditor dapat
memperkirakan (menduga) kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi
pada fungsi produksi dan operasi perusahaan auditee.
2. Review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen
Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap
beberapa perubahan yang terjadi pada struktur perusahaan, sistem
manajemen kualitas, perusahaan, sejak hasil audit terakhir. Berdasarkan
data yang diperoleh pada audit pendahuluan, auditor melakukan penilaian
terhadap tujuan utama produksi dan operasi serta variable-variabel yang
mempengaruhinya.
Auditor juga mengidentifikasikan dan mengklasifikasikan penyimpangan
dan gangguan-gangguan yang mungkin terjadi yang mengakibatkan
terhambatnya pencapaian tujuan produksi. Review terhadap hasil audit
terdahulu juga dilakukan untuk menentukan berbagai tindakan korektif
yang harus diambil.
3. Audit lanjutan.
Pada tahap ini auditor melakukan audit yang lebih dalam dan
pengembangan temuan terhadap fasilitas, prosedur, catatan-catatan
(dokumen) yang berkaitan dengan produksi dan operasi. Konfirmasi
kepada pihak perusahaan selama audit dilakukan untuk mendapatkan
penjelasan dari pejabat yang berwenang tentang adanya hal-hal yang
merupakan kelemahan yang ditemukan auditor.
Untuk mendapatkan informasi yang lengkap, relevan dan dapat dipercaya,
auditor menggunakan daftar pertanyaan (audit checklist) yang ditujukan
8
kepada berbagai pihak yang berwenang dan berkompeten berkaitan
dengan masalah yang diaudit.
4. Pelaporan
Hasil dari keseluruhan tahapan audit sebelumnya yang telah diringkaskan
dalam kertas kerja audit (KKA), merupakan dasar dalam membuat
kesimpulan audit dan rumusan rekomendasi yang akan diberikan auditor
sebagai alternatif solusi atas kekurangan-kekurangan yang masih
ditemukan. Laporan audit disajikan dengan format sebagai berikut:
I. Informasi latar belakang
Menyajikan gambaran umum fungsi produksi dan operasi dari
perusahaan yang diaudit, tujuan dan strategi pencapaiannya serta
ketersediaan sumber daya yang mendukung keberhasilan
implementasi strategi tersebut.
II. Kesimpulan Audit dan Ringkasan Temuan Audit
Menyajikan kesimpulan atas hasil audit yang telah dilakukan
auditor dan ringkasan audit sebagai pendukung kesimpulan yang
dibuat.
III. Rumusan Rekomendasi
Menyajikan rekomendasi yang diajukan auditor sebagai
alternatif solusi atas kekurangan-kekurangan yang masih terjadi.
Rekomendasi harus didukung hasil analisis dan menjelaskan
manfaat yang diperoleh jika rekomendasi ini diterapkan serta
dampak negatif yang mungkin terjadi di masa depan jika
rekomendasi ini tidak diterapkan.
IV. Ruang Lingkup Audit
Ruang lingkup audit menjelaskan tentang cakupan (luas) audit
yang dilakukan, sesuai dengan penugasan yang diterima
(disepakati) dengan pemberi tugas audit.
5. Tindak lanjut.
Tindak lanjut (perbaikan) yang dilakukan merupakan bentuk komitmen
manajemen untuk menjadikan organisasinya menjadi lebih baik dari yang
sebelumnya. Dalam rangka perbaikan ini auditor mendampingi manajemen
dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan program-program
perbaikan yang dilakukan agar dapat mencapai tujuannya secara efeektif dan
efisien.
9
F. Ruang Lingkup Audit
Ruang lingkup audit produksi dan operasi meliputi keseluruhan dari program/
aktivitas yang dikelola pada fungsi ini, yang merupakan bagian dari wewenang dan
tanggung jawab untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Secara
keseluruhan ruang lingkup audit produksi dan operasi meliputi:
1. Rencana produksi dan operasi
Rencana ini mengubungkan kebutuhan pasar atas produk yang
dipersayaratkan, aktivitas pengembangan dan rekayasa, kapasitas
produksi, rencana persediaan, keuangan, ketersediaan SDM, bahan baku,
dan tingkat imbal hasil investasi yang dipersyaratkan investor. Kondisi
internal mencerminkan kekuatan dan kelemahan yang terjadi pada
perusahaan, yang akan memengaruhi strategi dalam mengelola peluang-
peluang dan pencapaian tujuan perusahaan. Rencana induk harus
mencerminkan optimalisasi penggunaan sumber daya perusahaan dan
mencegah semaksimal mungkin terjadinya kapasitas menganggur. Oleh
karena itu, penyusunan rencana induk harus didasarkan pada ketersediaan
kapasitas dan rencana penggunaanya, peluang dan ancaman yang dihadapi
dan usaha-usaha untuk melakukan perbaikan berkelanjutan untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi. Suatu rencana induk memuat
tentang:
1. Jadwal induk produksi
2. Penilaian atas penggunaan kapasitas produksi
3. Tingkat persediaan
4. Perencanaan keseimbangan lintas produksi
10
3. Tingkat Persediaan Persediaan minimum Rasio jumlah persediaan akhir
(zero) dengan hasil produksi
4. Keseimbangan -Tidak ada kemacetan -Rencana operasi dan pemeliharaan
lintas produksi proses produksi mesin produksi
-Keseimbangan beban - Rasio operator dengan mesin
operator dengan mesin produksi
produksi
11
7. Pengembangan angkatan kerja
8. Menciptakan tantangan dalam bekerja
12
harus diberikan terhadap supervise pabrik dan tenaga kerja tidak langsung,
dukungan dan keterlibatan pekerjaan, kesiapan mesin dan peralatan, fasilitas
pendukung yang efektif dan berbagai hal lain yang berpengaruh baik
langsung maupun tidak langsung.
Pengendalian produksi dan operasi meliputi pengendalian terhadap
keseluruhan komponen dan tahapan dalam proses produksi mulai dari
penanganan bahan baku sampai dengan penanganan penyerahan produk jadi
ke gudang. Secara rinci pengendalian tersebut meliputi hal-hal berikut,
13
penyimpanan yang memadai sehingga barang tidak mudah rusak atau
terkontaminasi bahan-bahan lain. Kebijakan mendapatkan garansi dari
pemasok sampai bahan diolah dalam proses produksi, dapat menghindari
kerugian yang terjadi sebagai akibat kerusakan bahan sebelum masuk proses
produksi.
Aktivitas penanganan bahan merupakan salah satu bentuk pencegahan
terjadinya kegagalan produk memenuhi spesifikasinya. Aktivitas ini akan
berkurang dengan adanya kemitraan dengan pemasok untuk memberikan
bahan baku sesuai spesifikasi pelanggan, dalam bentuk kontrak jangka
panjang.
3. Pengendalian Transformasi
Pengendalian transformasi memegang peranan penting untuk
memastikan proses pengolahan ini bejalan sesuai dengan kebutuhan proses
yang efektif dan efisien. Pada pengendalian ini tugas seorang (tim) pengendali
14
kualitas (quality control) sangat penting untuk memastikan proses yang
berjalan menghasilkan produk yang tepat (kuantitas, kualitas, dan waktu)
dengan pengorbanan yang minimum. Untuk mencapai tujuan tersebut,
pengendalian ini mencakup pengesahan proses produksi dan pengendalian
perubahan atas permintaan, inspeksi sampel dalam proses dan pengendalian
laboratorium dari pemprosesan ulang.
Setiap proses produksi harus mendapatkan pengesahan dari bagian yang
berwenang. Perusahaan harus memiliki prosedur produksi secara tertulis,
yang memberikan pedoman tentang hal-hal yang harus dipenuhi sebelum
proses produksi dimulai.prosedur ini mencakup tentang kesiapan fasilitas
produksi sebelum dioperasikan, pejabat yang berwenang memberikan
perstujuan dan pengesahan atas proses yang dijalankan serta ketentuan-
ketentuan lain yang mengatur jalannya proses produksi termasuk penanganan
jika terjadi kemacetan proses (bottleneck).
Untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan telah mampu memenuhi
spesifikasinya, berbagai pengujian dalam proses produksi dilakukan.
Perusahaan harus memiliki prosedur tertulis untuk memonitor apakah proses
telah berjalan sesuai dengan ketentuan, sehingga mampu manghasilakan
output sesuai dengan yang direncanakan. Prosedur ini mencakup tentang
teknik penentuan sampel, memonitor output dan pengesahan produk jadi
untuk dimasukkan ke dalam gudang atau langsung diserahkan kepada
pelanggan. Penerapan prosedur ini bertujuan untuk mencegah terjadinya
kegagalan produk baik kegagalan internal maupun kegagalan eksternal.
Pengerjaan ulang karena kesalahan proses harus menadapatkan pengendalian
yang memadai. Perusahaan harus menekankan secara maksimal terjadinya
pengerjaan ulang terhadap produk yang gagal memenuhi spesifikasinya
karena merupakan salah satu sumber pemborosan dan berakibat pada tidak
efisiennya proses yang berjalan. Kalaupun tidak bisa dihindari terjadinya,
harus ada prosedur tertulis yang mengesahkan adanya pengerjaan ulang
(rework) terhadap produk gagal. Prosedur ini mencakup tentang kriteria
produk gagal yang dapat dioalah kembali serta siapa yang memiliki
wewenang untuk memutuskan produk gagal diolah kembali atau tidak.
15
4. Pengendalian kualitas
Dihasilkannya produk yang memenuhi spesifikasi pelanggan sesungguhnya
adalah tanggung jawab bersama setiap komponen yang terlibat di dalam
perusahaan. Setiap bagian (fungsi) yang terlibat mulai dari persiapan sampai
dengan proses operasional perusahaan memiliki tanggung jawab secara
proporsional terhadap kualitas produk dan kemampuannya dalam memenuhi
harapan pelanggan. Hal ini masuk akal karena keseluruhan fungsi dan
tingkatan manajemen ikut berperan (terlibat) dalam proses tersebut baik
langsung maupun tidak langsung. Hal ini merupakan bentuk implementasi
fokus pelanggan yang menjadi pola pikir dalam pengelolaan perusahaan, di
mana seluruh komponen di dalam perusahaan berkomitmen untuk memuaskna
pelanggan melalui produk yang ditawarkan.
Setiap bagian (fungsi) bekerja sama dengan bagian (fungsi) membentuk suatu
rantai nilai, di mana antara fungsi-fungsi yang terlibat dalam keberhasilan
perusahaan, terjadi hubungan pemasok-pelanggan. Optimalisasi pengelolaan
rantai nilai internal (internal value chain) akan mengintegrasikan seluruh
sumber daya yang terlibat dalam proses operasi untuk saling mendukung
pencapaian tujuan perusahaan.
16
3. Aktivitas kegagalan internal (internal fairule), merupakan aktivitas
yang dilakukan sebagai akibat dari terjadinya kegagalan produk dalam
memenuhi spesifikasinya, di mana hal ini telah terdeteksi sebelum
produk diserahkan kepada pemesan.
4. Aktivitas kegagalan eksternal (external fairule), merupakan aktivitas
yang dilakukan sebagai akibat dari terjadinya kegagalan produk dalam
memenuhi spesifikasinya, di mana hal ini beru terdeteksi setela produk
diserahkan kepada pemesan.
Tabel 2
Komponen dari Empat Kategori Biaya Kualitas
17
cacat di pasar
Analisis kegagalan Tuntutan hukum
Pendapatan yang hilang karena beralihnya
pelanggan
18
19
BAB III
PEMBAHASAN
PT. Jayabrix Indonesia adalah perusahaan asal Singapura yang berdiri di Indonesia
sejak 2011. Produk PT. Jayabrix Indonesia, diantaranya:
B. Visi Perusahaan
PT. Jayabrix Indonesia memiliki komitmen yang kuat dalam menyediakan bahan
konstruksi rumah bagi seluruh dunia, terutama Indonesia, dengan bahan yang ramah
lingkungan.
C.Misi Perusahaan
2. Selalu mengingat untuk memberikan manfaat jangka pendek dan jangka panjang
kepada pengguna.
3. Produk-produk PT. Jayabrix Indonesia siap untuk melayani proyek baik dari
perumahaan sampai bangunan tinggi, dari fasilitas umum sampai bangunan industri.
D. Audit Produksi
20
apakah fungsi ini telah berjalan dengan memuaskan (ekonomis, efektif, dan
efisien). Audit ini dilakukan tidak hanya terbatas pada unit produksi tetapi juga
berlaku untuk keseluruhan proses produksi dan operasi. Audit ini juga berperan
melengkapi fungsi pengendalian kualitas. Ruang lingkup audit operasional
fungsi produksi dan operasi yaitu menilai tentang rencana produksi dan operasi,
produktivitas dan nilai tambah, pengendalian peralatan dan fasilitas produksi,
pendendalian kualitas serta pengeendalian barang jadi.
1. Audit pendahuluan
Pelaksanaan audit pendahuluan yang telah dilakukan untuk memperoleh
informasi mengenai fungsi produksi pada PT. Jayabrix Indonesia adalah
sebagai berikut: mendapatkan informasi umum mengenai perusahaan seperti
profil perusahaan, tujuan umum perusahaan, dan menjelaskan secara garis
besar penelitian yang akan dilaksanakan.
21
pemborosan bahan dan kegagalan produk dalam memenuhi spesifikasi
standar produk yang harus dicapai.
c) Peralatan dan fasilitas produksi
Semua peralatan yang digunakan dalam proses produksi telah sesuai
dengan ukuran dan desain yang telah ditentukan serta lokasi penempatan
peralatan sangat efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan proses.
Terdapat prosedur tertulis dalam penggunaan peralatan proses produksi
tetapi belum teradapat instruksi tertulis pemeliharaan dan perawatan
produksi.
d) Pengendalian kualitas
Perusahaan telah memiliki pedoman pengendalian kualitas secara tertulis
tetapi masih terdapat beberapa karyawan produksi yang masih belum
mengetahui atau mendapatkan salinan kebijakan pengendalian kualitas.
Perusahaan juga memberikan pelatihan dalam rangka peningkatan kualitas
karyawan tetapi diakui oleh karyawan masih jarang dilakukan.
e) Pengendalian barang jadi
Pengendalian barang jadi maksudnya produk akhir dari papan semen yang
akan dijual ke customer akan dipisahkan dengan produk yang belum
selesai. Produk yang cacat akan diproses lagi/dipotong kembali sehingga
tidak ada yang terbuang. Produk yang cacat tersebut akan diolah kembali
menjadi papan semen dengan jenis yang berbeda (jenis reject). Kelemahan
yang ada yaitu tidak produk yang pertama diproduksi untuk dikirim
terlebih dahulu ke customer.
22
4. Pengecekan terhadap kualitas bahan baku yang akan digunakan sebelum
melakukan proses produksi dilakukan oleh quality control untuk
menjamin bahan baku sesuai dengan kriteria kualitas yang telah
ditetapkan.
3. Audit terinci
Berdasarkan hasil dari evaluasi atas fungsi produksi pada PT. Jayabrix
Indonesia, berikut disusun tujuan dan prosedur audit yang dapat digunakan
untuk melaksanakan tahap audit terinci.
Pemeriksaan atas perencanaan produksi
Tujuan audit terhadap perencanaan produksi adalah untuk menilai apakah
perencanaan produksi yang ditetapkan oleh perusahaan telah efektif, efisien
dan ekonomis serta mengevaluasi pencapaian tersebut.
Prosedur audit terhadap perencanaan produksi adalah sebagai berikut:
a. Memperoleh informasi mengenai apakah perusahaan memiliki
perencanaan produksi tiap tahunnya.
b. Memperoleh informasi mengenai standar yang telah ditetapkan
perusahaan dalam merencanakan produksi tahunan.
c. Mengevaluasi apakah rencana produksi telah didukung dengan
tersedianya bahan baku untuk proses produksi.
d. Membuat simpulan audit.
4. Pelaporan audit
Laporan hasil audit operasional adalah sebagai berikut:
1) Perencanaan target produksi masih kurang efektif
Kondisi: Berdasarkan hasil evaluasi kuesioner yang dilakukan, diketahui
bahwa PT. Jayabrix Indonesia dalam merencanakan produksinya masin
23
kurang efektif. Hal ini diakui oleh beberapa karyawan bagian produksi itu
sendiri. Para karyawan mengatakan masih kurang efektif dikarenakan
sering terjadinya kemacetan (trouble) dalam penggunaan mesin produksi
pada waktu proses produksi. Ketika terjadi listrik padam mesin otomatis
akan berhenti karena mengikuti aliran listrik yang ada sehingga menunggu
bagian listrik menghidupkan mesin janset.
Kriteria: Seharusnya perusahaan mencermati permasalahan yang ada
dalam proses produksi seperti terjadi kemacetan yang dapat menggangu
kelancaran produksivitas.
Akibatnya: Produk yang dihasilkan tidak efektif dalam memenuhi target
yang direncankan sebelumnya.
Rekomendasi: Sebaiknya perusahaan melakukan perencanaan terlebih
dahulu, sebelum memulai beraktivitas melakukan operasi produksi,
dilakukan toolbox meeting supaya manajer mengetahui kendala-kendala
yang sebelumnya terjadi dan melakukan evaluasi agar bisa menemukan
solusi dari kendala yang terjadi sebelumnya. Selain itu setiap departemen
dan operator yang berhubungan dengan produksi bisa menyiapkan yang
dibutuhkan dengan baik dan bisa tanggap dalam mengatasi masalah yang
nantinya bisa terjadi sewaktu-waktu. Sehingga jalannya proses produksi
bisa efektif dan mampu memenuhi target yang direncanakan.
24
dengan ukuran atau terjadi goresan pada papan semen yang
mengakibatkan papan semen rusak (pecah).
Akibat: Pada saat akan dilakukan pemeriksaan sebelum produk
dipasarkan ditemukan adanya beberapa produk yang tidak sesuai atau
tidak memenuhi standar kualitas produk. Hal ini mengakibatkan produk
papan semen tersebut tidak dapat dijual kepasaran sehingga adanya
pengerjaan ulang terhadap produk tersebut. Pengerjaan ulang terhadap
produk gagal inilah yang berdampak adanya pemborosan bahan baku dan
waktu.
Rekomendasi: Sebaiknya peralatan yang ada harus dimaksimalkan
penggunaannya atau ada beberapa peralatan yang harus diperbaiki yang
seringkali membuat kemacetan. Dengan memiliki peralatan yang bekerja
secara efisien dan efektif akan menghasilkan produk papan semen dengan
kualitas yang terbaik. Dengan demikian, diharapkan mengurangi
kemungkinan adanya kegagalan produk yang berujung pada pengerjaan
ulang produk.
25
digunakan. Walaupun dengan adanya pemberitahuan secara lisan dapat
terjadinya kemungkinan penyimpangan atau kesalahan dalam
pemeliharaan dan perawatan peralatan produksi yang dapat merusak
peralatan yang ada.
Rekomendasi: Sebaiknya ditetapkan dan dibagikan prosedur tertulis
kepada setiap karyawan yang terkait langsung dengan proses produksi
sehingga peralatan dapat digunakan secara efektif dan efisien. Dapat juga
ditempelkan dibagian sisi setiap peralatan sehingga karyawan dapat
membacanya dengan seksama.
26
5) Tidak adanya prosedur tertulis pengelolaan stok untuk memastikan barang
produksi pertama dijual terlebih dahulu.
Kondisi: Perusahaan tidak membuatkan prosedur tertulis pengelolaan stok
barang yang akan dijual, biasanya barang yang akan dijual diambil dari
barang yang ditumpuk paling atas karena memudahkan pekerjaan.
Kriteria: Seharusnya dibuatkan prosedur tertulis tentang pengelolaan stok
agar tidak terjadi penumpukan barang terlalu banyak dan memastikan
produk yang pertama kali dibuat untuk diperjualkan.
Sebab: Tidak adanya prosedur mengenai pengelolaan stok. Pimpinan
beranggapan yang memudahkan pekerjaan karyawan barang yang diambil
untuk dijual, dengan memudahkan pekerjaan karyawan waktu yang
dibutuhkan akan efisien.
Akibat: Dengan tidak adanya prosedur tertulis tentang pengelolaan stok
yang akan dijual, barang produk bisa rusak karena karyawan ingin
pekerjaannya cepat selesai dalam memindahkan produk papan semen ke
truk pengangut untuk dijual. Produk pertama yang diproduksi sering
diletakkan dibagian bawah dan ditumpuki produk yang diproduksi
selanjutnya. Dengan penumpukan sesering produk yang pertama
diletakkan paling bawah akan mengalami kerusakan.
Rekomendasi: Seharusnya dibuatkan dan ditetapkannya pengelolaan stok
atas barang yang akan dijual. Mendahulukan produk atau barang yang
pertama diproduksi terlebih dahulu dan meletakkan produk awal diproses
di atas produk yang baru diproduksi.
5. Tindak lanjut
Penyelesaian merupakan tahapan terakhir dalam audit. Tahap ini berisi
penyelesaian keseluruhan audit yang telah dilakukan agar didapatkan hasil
yang sesuai dengan yang diharapkan.
F. Temuan Auditor
Temuan Audit yang telah dilakukan namun dapat dioptimalisasikan aktivitasnya,
bagi terciptanya proses produksi pada PT. Jayabrix Indonesia dengan lebih baik.
1. Departemen produksi telah melaksanakan proses produksi dan rencana induk
produksi, menyusun rancangan anggaran produksi, menyusun skedul produksi
maupun bahan baku, serta melaksanakan perencanaan untuk mencapai tujuan
dan target produksi sesuai dengan standar yang telah ditentukan peusahaan.
2. Departemen produksi telah menyusun laporan produksi harian.
27
3. Perusahaan telah memiliki standar produktivitas yang dijadikan sebagai
pedoman oleh karyawan bagian produksi.
4. Perusahaan telah memberikan tanggung jawab kepada karyawan dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan aktivitasnya masing-masing.
5. Semua peralatan yang digunakan dalam proses produksi telah sesuai dengan
ukuran dan desain yang telah ditentukan serta lokasi penempatan peralatan
sangat efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan proses.
6. Perusahaan telah memiliki pedoman pengendalian kualitas secara tertulis.
7. Perusahaan juga memberikan pelatihan dalam rangka peningkatan kualitas
karyawan.
8. Pengendalian barang jadi maksudnya produk akhir dari papan semen yang
akan dijual ke customer akan dipisahkan dengan produk yang belum selesai.
Produk yang cacat akan diproses lagi/dipotong kembali sehingga tidak ada yang
terbuang.
9. Pengecekan terhadap kualitas bahan baku yang akan digunakan sebelum
melakukan proses produksi dilakukan oleh quality control untuk menjamin
bahan baku sesuai dengan kriteria kualitas yang telah ditetapkan.
G. Rekomendasi
28
peralatan dapat digunakan secara efektif dan efisien. Dapat juga ditempelkan
dibagian sisi setiap peralatan sehingga karyawan dapat membacanya dengan
seksama. Sebaiknya setiap karyawan yang berkaitan langsung dengan proses
produksi diberikan salinan kebijakan kualitas sehingga ada pengawasan atau
pengendalian yang mampu dilakukan selama proses produksi. Dengan adanya
salinan yang dipegang oleh karyawan produksi memungkinkan tidak terjadinya
kegagalan produk.
Seharusnya dibuatkan dan ditetapkannya pengelolaan stok atas barang yang akan
dijual. Mendahulukan produk atau barang yang pertama diproduksi terlebih
dahulu dan meletakkan produk awal diproses di atas produk yang baru
diproduksi. Perusahaan sebaiknya cepat megambil keputusan untuk mendukung
dan menindak lanjuti rekomendasi yang dikemukakan oleh auditor agar
permasalahan-permasalahan yang terjadi bisa diantisipasi dan membantu fungsi
produksi kedepannya lebih efektif dalam melaksanakan aktivitasnya.
29
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Penilaian secara komprehensif terhadap keseluruhan fungsi produksi dan operasi
untuk menentukan apakah fungsi ini telah berjalan dengan memuaskan (ekonomis,
efektif, dan efisien). Audit ini tidak terbatas hanya pada unit produksi tetapi juga
berlaku untuk keseluruhan proses produksi dan operasi. Adapun manfaat audit
produksi dan operasi adalah sebagai berikut:
3. Dapat menentukan area permasalahan yang masih dihadapi dalam mencapai tujuan
produksi dan operasi serta tujuan perusahan secara keseluruhan.
4. Dapat menilai keuatan dan kelemahan strategi produksi danoperasi serta kebutuhan
perabaikannya dalam meningkatkan kontribusi fungsi ini terhadappencapaian tujuan
perusahaan.
30
Daftar Pustaka
Empat.
Arens, A.A, R. J Elder dan M.S Beasly. 2008. Auditing and Assurance Services
Salemba Empat.
Boython W.C., Johnson R.N., & Kell W.G. 2006. Modern Auditin jilid 1 dan 2
Elder, Randal J., dkk. 2011. Jasa Audit dan Assurance (Pendekatan
Sekaran, U. dan Bougie. 2009. Research Methods for Business: A Skill Building
Incorporated.
Taman, Abdullah dkk. 2011. Buku Pedoman Audit Operasional. Kantor Audit
31