OLEH KELOMPOK 9 :
DENPASAR
2019
A. Memahami Kecurangan dalam Perusahaan
Seiring dengan perkembangan ekonomi saat ini yang merupakan hasil dari
proses pembangunan, telah membuat dunia usaha semakin semarak, kompleks,
variatif dan dinamis. Masing-masing perusahaan berusaha untuk menggali segala
potensi yang ada agar tetap bertahan dan memenuhi kebutuhan pelanggannya.
Namun, seperti juga yang dialami oleh negara-negara maju maupun Negara
berkembang, setiap pencapaian kemampuan di bidang ekonomi, cenderung diiringi
pula dengan munculnya bentuk-bentuk kejahatan baru, baik di bidang ekonomi
maupun sosial. Para pelaku kejahatan tersebut cenderung untuk mencari dan
memanfaatkan berbagai kelemahan yang ada dalam prosedur, tata kerja, perangkat
hukum, kelemahan para pegawai maupun pengawasan yang belum sempat
dibenahi. Hal yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana menilai
kemungkinan masalah demikian muncul.
a. Sistem pengendalian intern yang tidak memadai (lack of internal control sistem)
seperti manajemen tidak menekankan perlunya peranan internal control,
manajemen tidak menindak pelaku fraud, para eksekutif menunjukkan sikap
hidup kemewahan, internal auditor tidak diberikan kewenangan untuk
menyelidiki kegiatan para eksekutif terutama menyangkut pengeluaran yang
besar
b. Prosedur penerimaan pegawai yang kurang memepertimbangkan kejujuran dan
integritas calon pegawai
c. Model manajemen dalam perusahaan itu sendiri yang cenderung mengarah
pada hal-hal yang korup, kurang efisien.
d. Karyawan yang terlalu banyak problem yang belum terselesaikan, terutama
masalah-masalah keuangan seperti banyak hutang, pendapatan rendah,dan gaya
hidup mewah.
1. Mendeteksi Kecurangan
Secara umum hal-hal yang menjadi pemicu terjadinya kecurangan baik yang
dilakukan oleh seseorang ataupun sekelompok orang dapat dirangkum dalam kata
GONE (GONE THEORY yang merupakan singkatan dari Greed (Keserakahan),
Opportunity (Kesempatan), Need (Kebutuhan), dan Exposure (Pengungkapan).
Dua faktor yaitu Greed dan Need terutama berhubungan dengan individu (pelaku
kecurangan), sedangkan Opportunity dan Exposure berhubungan dengan
organisasi (korban perbuatan kecurangan). Dalam pembahasan selanjutnya, faktor-
faktor tersebut dikelompokkan ke dalam faktor generik dan faktor individu.
a) Faktor Generik
Faktor ini berada dalam pengendalian organisasi (perusahaan) yang mencakup :
Factor ini melekat pada diri seseorang yang melakukan kecurangan. Secara umum,
factor ini dapat dikategorikan menjadi dua yaitu :
1. Analisis Tren
· Pembelian
· Persediaan
· Analisis Hubungan
1. Metode Pendekatan
2. Pengawasan Rutin
Suatu hal yang mudah bagi pelaku kejahatan dalm suatu perusahaan untuk
beroperasi, bila mana manajer sibuk dengan tanggung jawab lain.
3. Karakter Pribadi
Karakter pribadi karyawan harus dipertimbangkan. Hal-hal yang harus
diperhatikan seperti : Kekayaan yang tidak bisa dijelaskan, pola hidup
mewah, Sifat egois dari karyawan (mementingkan diri sendiri)
4. Tindak Lanjut
Hasil analisis akan memberikan gambaran tentang jenis pekerjaan mana
yang mengandung risiko tinggi dan metode fraud yang bagaimana yang
sebaiknya diterapkan. Pengujian secara detail harus dilakukan guna
menentukan apakah kesempatan yang ada telah digunakan.
Beberapa jenis tindak kejahatan dan penyalah-gunaan komputer antara lain adalah
virus, hacking, akses langsung yang tak legal (misalnya masuk ke ruang komputer
tanpa ijin atau menggunakan sebuah terminal komputer dan dapat berakibat
kerusakan fisik atau mengambil data atau program komputer tanpa ijin) dan atau
penyalahgunaan akses untuk kepentingan pribadi (seseorang yang mempunyai
kewenangan menggunakan komputer tetapi untuk tujuan-tujuan yang tidak
semestinya).
3. Pengujian Substantif
Langkah-langkahnya adalah:
Memilih dan Melaksanakan Pengujian Substanstif.
Pengujian substantiv merupakan bagian terbesar dari program audit.Tujuan
dari pengujian substantiv dalam audit keuangan adalah untuk memberikan
asersi laporan keuangan yang valid yang dibuat oleh manajemen.
Mengevaluasi Pengujian Substantif.
Dalam evaluasi ini, hasil pengujian yang dapat diterima, untuk
meminimalisasi kemungkinan kesalahan-kesalahan yang material dan
pernyataan yang salah dalam asersi laporan keuangan. Hasil pengujian yang
tidak dapat diterima memerlukan penambahan sample dalam transaksi
sebelum audit dapat diselesaikan.
4. Pelaporan Audit
Tahap final audit ini adalah untuk memberikan laporan audit berkaitan dengan
permasalahan yang ada di perusahaan.Langkah-langkahnya adalah:
• Mencatat Laporan Audit.
• Mencatat Kondisi-kondisi yang dapat dilaporkan.
Situasi ini dapat disebabkan oleh alasan keuangan karena pengeluaran atau
kerugian uang lainnya yang tidak dapat ditutupi oleh sumber daya keuangan yang
normal dari individu tersebut. Contohnya adalah: keluarga yang sakit, perjudian,
hidup melebihi kemampuan pribadi, affair perselingkuhan, kerugian akibat
investasi, kecelakaan, dan kebutuhan untuk pendidikan.
Lingkungan yang mengundang terjadinya penggelapan
Hal ini biasanya merupakan situasi di mana tidak terdapat kontrol, atau di mana
kontrolnya lemah, atau di mana terdapat kontrol namun tidak berfungsi.
Kedua kondisi di atas dapat terjadi, namun jika individu tersebut memiliki sifat
jujur yang tinggi, kecurangan tidak akan dilakukan. Akan tetapi, kasus-kasus
ekstrem dari unsur pertama di atas, ditambah dengan situasi kontrol yang lemah
dari unsur yang kedua, dapat menguasai moral dasar seseorang yang menjauhi hal-
hal seperti itu dan akan membuka pintu terjadinya penyelewengan.
https://www.academia.edu/10988809/audit_internal_kontrol
http://kelompokeptik0.blogspot.com/2013/10/audit-sistem-informasi-
penyalahgunaan.html
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/JEB17/article/view/642