Anda di halaman 1dari 16

AUDIT INTERNAL

MAMPU MEMAHAMI GEJALA DAN KONTROL


KECURANGAN MANAJEMEN

OLEH KELOMPOK 9 :

1. I Gusti Ayu Agung Ida Ratna Kartika Dewi(1702622010305 / 8)


2. Ni Kadek Milayanti (1702622010311 / 14)
3. NI Luh Manik Hamu Sulasih (1702622010316 / 18)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

DENPASAR

2019
A. Memahami Kecurangan dalam Perusahaan

Seiring dengan perkembangan ekonomi saat ini yang merupakan hasil dari
proses pembangunan, telah membuat dunia usaha semakin semarak, kompleks,
variatif dan dinamis. Masing-masing perusahaan berusaha untuk menggali segala
potensi yang ada agar tetap bertahan dan memenuhi kebutuhan pelanggannya.
Namun, seperti juga yang dialami oleh negara-negara maju maupun Negara
berkembang, setiap pencapaian kemampuan di bidang ekonomi, cenderung diiringi
pula dengan munculnya bentuk-bentuk kejahatan baru, baik di bidang ekonomi
maupun sosial. Para pelaku kejahatan tersebut cenderung untuk mencari dan
memanfaatkan berbagai kelemahan yang ada dalam prosedur, tata kerja, perangkat
hukum, kelemahan para pegawai maupun pengawasan yang belum sempat
dibenahi. Hal yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana menilai
kemungkinan masalah demikian muncul.

Dengan memahami gejala kecurangan (RedFlags) manajemen dapat


mengidentifikasikan kondisi kecurangan yang kemungkinan besar akan terjadi
atau telah terjadi. Dengan belajar dari kecurangan yang pernah terjadi, maka
kecurangan dapat sedini mungkin ditangani oleh manajemen atau internal auditor.
Dalam hal ini manajemen dan internal auditor harus jeli melihat tanda-tanda atau
kecurangan, yaitu antara lain:

- Terdapat perbedaan angka laporan keuangan yang mencolok dengan tahun-


tahun sebelumnya
- Perbedaan antara Buku Besar dengan Buku Tambahannya
- Perbedaan yang terungkapkan dari hasil konfirmsi
- Transaksi yang tidak didukung oleh bukti yang memadai
- Transaksi yang tidak dicatat sesuai dengan  otorisasi manajemen baik yang
khusus maupun yang umum
- Terdapat perbedaan kepentingan (conflict of interest) pada tugas pekerjaan
karyawan
Selain hal-hal di atas, terdapat kondisi-kondisi tertentu yang dapat menjadi
pemicu terjadinya kecurangan dalam suatu perusahaan. Kondisi-kondis tersebut
seperti:

a. Sistem pengendalian intern yang tidak memadai (lack of internal control sistem)
seperti manajemen tidak menekankan perlunya peranan internal control,
manajemen tidak menindak pelaku fraud, para eksekutif  menunjukkan sikap
hidup kemewahan, internal auditor tidak diberikan kewenangan untuk
menyelidiki kegiatan para eksekutif terutama menyangkut pengeluaran yang
besar
b. Prosedur penerimaan pegawai yang kurang memepertimbangkan kejujuran dan
integritas calon pegawai
c. Model manajemen dalam perusahaan itu sendiri yang cenderung mengarah
pada hal-hal yang korup, kurang efisien.
d. Karyawan yang terlalu banyak problem yang belum terselesaikan, terutama
masalah-masalah keuangan seperti banyak hutang, pendapatan rendah,dan gaya
hidup mewah.

1. Mendeteksi Kecurangan

Dalam melakukan pendeteksian terhadap kecurangan, tentunya tidak


dapat dilepaskan dari pengetahuan tentang hal-hal yang menjadi pemicu terjadinya
kecurangan dan siapa atau pihak mana yang kemungkinan dapat melakukan
kecurangan.Hal ini sangat perlu diketahui oleh pihak yang mendapat tugas untuk
melakukan pendeteksian kecurangan, karena dengan mengetahui faktor pemicu
terjadinya kecurangan dan siapa atau pihak mana yang dilakuakan akan lebih
terarah.

Secara umum hal-hal yang menjadi pemicu terjadinya kecurangan baik yang
dilakukan oleh seseorang ataupun sekelompok orang dapat dirangkum dalam kata
GONE (GONE THEORY yang merupakan singkatan dari Greed (Keserakahan),
Opportunity (Kesempatan), Need (Kebutuhan), dan Exposure (Pengungkapan).
Dua faktor yaitu Greed dan Need terutama berhubungan dengan individu (pelaku
kecurangan), sedangkan Opportunity dan Exposure berhubungan dengan
organisasi (korban perbuatan kecurangan). Dalam pembahasan selanjutnya, faktor-
faktor tersebut dikelompokkan ke dalam faktor generik dan faktor individu.

a) Faktor Generik
Faktor ini berada dalam pengendalian organisasi (perusahaan) yang mencakup :

· Kesempatan atau adanya peluang bagi pelaku kecurangan (opportunity)


· Kemungkinan bahwa kecurangan akan dapat diketahui dan diungkapkan
(exposure)
· Sanksi yang dikenakan kepada pelaku jika tertangkap dan perbuatannya
terungkap (exposure)
b) Factor Individu

Factor ini melekat pada diri seseorang yang melakukan kecurangan. Secara umum,
factor ini dapat dikategorikan menjadi dua yaitu :

· Moral yang berhubungan dengan keserakahan (greed). Keserakahan


berhubungan dengan atribut seseorang. Bagaimana dengan atribut lainnya yang
ada dalam diri manusia seperti kejujuran, integritas, loyalitas.
· Motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan (need). Salah satu yang menjadi
penyebab seseorang atau sekelompok orang melakukan kecurangan adalah
berhubungan dengan kebutuhan ekonomi.

2. Teknik Mendeteksi Kecurangan

Teknik mendeteksi kecurangan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :


1) Critical Point Auditing (CPA)
Setiap perusahaan pasti memiliki titik rawan yang sering digunakan sebagai
tempat terjadinya kecurangan. Berguna apabila kecurangan terjadi pada titik
tersebut, akan dengan mudah diketahui. CPA merupakan suatu teknik dimana
melalui pemeriksaan atas catatan pembukuan, gejala suatu manipulasi dapat
diidentifikasi. Hasilnya berupa gejala atau kemungkinan terjadinya kecurangan
yang pada gilirannya mengarah kepada penyelidikan yang lebih rinci.

Critical Point Auditing ini adalah :

1. Analisis Tren

Pengujian ini terutama dilakukan atas kewajaran pembukuan pada rekening


buku besar dan menyangkut pula pembandingannya dengan data sejenis untuk
periode sebelumnya maupun dengan sejenis dari cabang-cabang perusahaan.
Data-data yang digunakan biasanya berupa : Rekening Buku Besar, Neraca, dan
Anggaran.

Pembandingan dengan periode sebelumnya dapat diarahkan untuk :

- mendapatkan gejala manipulasi yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan


yang melakukan kecurangan.
- mendeteksi kemungkinan adanya kerugian kecurangan.
2. Pengujian Khusus

Pengujian khusus dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan yang memiliki risiko


tinggi untuk terjadinya kecurangan. Kegiatan-kegiatan tersebut seperti:

· Pembelian

Kecurangan pembelian umumnya dilakukan dengan cara meninggikan nilai


yang terdapat dalam faktur. Dalam setiap kecurangan pembelian, hampir
selalu terdapat pengkreditan yang salah pada rekening kreditur. Cara lain
yang dilakukan adalah dengan melakukan pembelian fiktif.

- Verifikasi buku besar


1. Perhatikan rekening hutang yang muncul setelah penunjukan pejabat
perusahaan yang baru, khususnya yang menangani pembelian.
2. Bandingkan buku pembelian tahun berjalan dengan tahun sebelumnya.
3. Periksa tingkat kewenangan pejabat dalam melakukan pambelian dan
menyetujui faktur. Perhatian harus diarahkan pada kemungkinan
memecah pembelian menjadi beberapa pesanan.
4. Lakukan uji-petik terhadap beberapa kontrak, terutama dari pemasok
yang barang-barangnya dibeli tanpa ada harga resminya.

· Penjualan dan Pemasaran


Kecurangan dalam aktivitas ini biasanya dilakukan dengan seolah-olah
terjadi penjualan yang diikuti dengan pengiriman barang namun tanpa
pendebetan pada rekening debitur. Kebalikan dengan pembelian, verifikasi
atas penjualan dilakukan melalui penelitian atas sumber dokumen.

· Persediaan

a) Teliti secara detail catatan-catatan persediaan berkaitan dengan hal-hal


berikut ini :
· Produk yang mempunyai perputaran (turnover) paling tinggi
· Produk yang ada dalam persediaan, padahal tidak terdapat dalam
persediaan tahun sebelumnya.
· Produk yang ada dalam persediaan tahun-tahun lalu, namun tidak
tersedia tahun ini
· Semua koreksi atas catatan persediaan yang disebsbkanadanya
perbedaan pada saat dilakukan stock opname

b) Periksa jadual pelaksanaan stock opname tahun lalu dengan cara :


· Meneliti setiap jenis barang dan kaitkan dengan kewajaran persediaan,
perputaran dan ruang penyimpanan yang tersedia
· Meneliti catatan kerja pengemudi perusahaan pada saat dilakukan
inventarisasi
· Meneliti apakah terdapat pembayaran biaya pengangkutan untuk pihak
ketiga pda saat inventarisasi
· Verifikasi kebenaran barang dalam perjalanan.

· Analisis Hubungan

- Teliti debitur yang volume pembeliannya menurun dibandingkan dengan


tren normal, terutama yang disebabkan oleh pembatalan pesanan maupun
retur penjualan

- Teliti jumlah pembelian yang dilakukan oleh pedagang besar dan


dibandingkan dengan jumlah kartu garansi yang dikembalikan oleh
konsumen akhir

- Teliti rasio penerimaan terhadap penjualan kredit, piutang ragu-ragu


terhadap penjualan

B. Job Sensitivity Analysis (JSA)

Setiap pekerjaan dalam suatu perusahaan memiliki berbagai


peluang/kesempatan untuk terjadinya kecurangan. Hal ini tergantung dari
beberapa factor seperti : akses, kemampuan, dan waktu yang tersedia untuk
merencanakan dan melaksanakannya. Teknik analisis kepekaan pekerjaan (job
sensitivity analysis) ini didasarkan pada suatu asumsi.

1. Metode Pendekatan

Langkah awal yang dilakukan adalah dengan mengidentifikasikan semua


posisi pekerjaan di dalam perusahaan yang menjadi obyek pemeriksaan.

2. Pengawasan Rutin

Suatu hal yang mudah bagi pelaku kejahatan dalm suatu perusahaan untuk
beroperasi, bila mana manajer sibuk dengan tanggung jawab lain.
3. Karakter Pribadi
Karakter pribadi karyawan harus dipertimbangkan. Hal-hal yang harus
diperhatikan seperti : Kekayaan yang tidak bisa dijelaskan, pola hidup
mewah, Sifat egois dari karyawan (mementingkan diri sendiri)

4. Tindak Lanjut
Hasil analisis akan memberikan gambaran tentang jenis pekerjaan mana
yang mengandung risiko tinggi dan metode fraud yang bagaimana yang
sebaiknya diterapkan. Pengujian secara detail harus dilakukan guna
menentukan apakah kesempatan yang ada telah digunakan.

C. Proses Mengaudit Kecurangan Cyber

Audit merupakan sebuah kegiatan yang melakukan pemerikasaan untuk


menilai dan mengevaluasi sebuah aktivitas atau objek seperti implementasi
pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi yang pekerjaannya
ditentukan oleh manajemen atau proses fungsi akuntansi yang membutuhkan
improvement. Meskipun berbagai macam tipe audit dilaksanakan, sebagian besar
audit menekankan pada sistem informasi akuntansi dalam suatu organisasi dan
pencatatan keuangan dan pelaksanaan operasi organisasi yang efektif dan efisien.

Beberapa jenis tindak kejahatan dan penyalah-gunaan komputer antara lain adalah
virus, hacking, akses langsung yang tak legal (misalnya masuk ke ruang komputer
tanpa ijin atau menggunakan sebuah terminal komputer dan dapat berakibat
kerusakan fisik atau mengambil data atau program komputer tanpa ijin) dan atau
penyalahgunaan akses untuk kepentingan pribadi (seseorang yang mempunyai
kewenangan menggunakan komputer tetapi untuk tujuan-tujuan yang tidak
semestinya).

• Hacking - seseorang yang dengan tanpa ijin mengakses sistem komputer


sehingga dapat melihat, memodifikasi, atau menghapus program komputer
atau data atau mengacaukan sistem.
• Virus-virus adalah sebuah program komputer yang menempelkan diri dan
menjalankan sendiri sebuah program komputer atau sistem komputer di
sebuah disket, data atau program yang bertujuan mengganggu atau merusak
jalannya sebuah program atau data komputer yang ada di dalamnya.
- Auditing Process

Terdapat empat tahap dalam audit keuangan, yaitu:

.1. Perencanaa audit pendahuluan


Tahap pertama ini untuk menentukan kebutuhan audit serta menetapkan
cakupan dan tujuan audit.
2. Review pendahuluan dan assesment terhadap struktur pengendalian internal
Kegiatan yang dilakukan adalah:
• Pemeriksaan, Dokumentasi, dan Penilaian Sistem Pengendalian Internal.
Auditor harus memahami terlebih dahulu mengenai sistem pengendalian
internal perusahaan.
• Menilai dan Mengelompokkan Tingkat Resiko Pengendalian.
• Keefektifan Biaya dalam Pengujian Pengendalian. Pengujian terhadap risiko
pengendalian pendahuluan harus mempertimbangkan faktor biaya.

3. Pengujian Substantif
Langkah-langkahnya adalah:
 Memilih dan Melaksanakan Pengujian Substanstif.
Pengujian substantiv merupakan bagian terbesar dari program audit.Tujuan
dari pengujian substantiv dalam audit keuangan adalah untuk memberikan
asersi laporan keuangan yang valid yang dibuat oleh manajemen.
 Mengevaluasi Pengujian Substantif.
Dalam evaluasi ini, hasil pengujian yang dapat diterima, untuk
meminimalisasi kemungkinan kesalahan-kesalahan yang material dan
pernyataan yang salah dalam asersi laporan keuangan. Hasil pengujian yang
tidak dapat diterima memerlukan penambahan sample dalam transaksi
sebelum audit dapat diselesaikan.

4. Pelaporan Audit
Tahap final audit ini adalah untuk memberikan laporan audit berkaitan dengan
permasalahan yang ada di perusahaan.Langkah-langkahnya adalah:
• Mencatat Laporan Audit.
• Mencatat Kondisi-kondisi yang dapat dilaporkan.

D. Kecurangan Pada Manajemen dan Karyawan

Kecurangan  adalah sebuah representasi yang salah atau penyembunyian


fakta-fakta yang material untuk mempengaruhi seseorang agar mau ambil bagian
dalam suatu hal yang berharga untuk memperoleh nilai yang bersifat material
untuk individu/kelompok. Kecurangan tidak termasuk pencurian oleh karyawan,
pemerasan, ataupun .konversi penggunaan secara pribadi aktiva-aktiva yang
berada di bawah pengawasan si pelaku kejahatan. Institute of Internal Auditors
(IIA) menyebutkan kecurangan adalah meliputi serangkaian tindakan-tindakan
tidak wajar dan ilegal yang sengaja dilakukan untuk menipu. Tindakan tersebut
dapat dilakukan untuk keuntungan ataupun kerugian organisasi dan oleh orang-
orang di luar maupun di dalam organisasi.

Tiga Faktor yang Berhubungan dengan Kecurangan yaitu :

 Situasi akan kebutuhan

Situasi ini dapat disebabkan oleh alasan keuangan karena pengeluaran atau
kerugian uang lainnya yang tidak dapat ditutupi oleh sumber daya keuangan yang
normal dari individu tersebut. Contohnya adalah: keluarga yang sakit, perjudian,
hidup melebihi kemampuan pribadi, affair perselingkuhan, kerugian akibat
investasi, kecelakaan, dan kebutuhan untuk pendidikan.
 Lingkungan yang mengundang terjadinya penggelapan

Hal ini biasanya merupakan situasi di mana tidak terdapat kontrol, atau di mana
kontrolnya lemah, atau di mana terdapat kontrol namun tidak berfungsi.

 Karakteristik perilaku seseorang

Kedua kondisi di atas dapat terjadi, namun jika individu tersebut memiliki sifat
jujur yang tinggi, kecurangan tidak akan dilakukan. Akan tetapi, kasus-kasus
ekstrem dari unsur pertama di atas, ditambah dengan situasi kontrol yang lemah
dari unsur yang kedua, dapat menguasai moral dasar seseorang yang menjauhi hal-
hal seperti itu dan akan membuka pintu terjadinya penyelewengan.

Jika auditor internal ingin berhasil dalam mendeteksi kecurangan, mereka


harus mengembangkan kewaspadaan yang tinggi mengenai bagaimana kecurangan
dapat terjadi. Langkah pertama adalah meluangkan lebih banyak waktu untuk
menilai bagaimana sistem kontrol dan risiko-risiko apa yang sedang atau
sebaiknya dijauhkan. Selanjutnya auditor apakah dalam praktik nyata di lapangan,
prosedur-prosedur kontrol telah mengalami pelanggaran.

E. Pencegahan Kecurangan Manajemen.

Kontrol adalah penting namun control bukanlah asuransi yang lengkap.


Kontrol membuat pelaksanaan kecurangan menjadi lebih sulit, namun bukan
sesuatu yang mustahil. Baik manajemen maupun auditor internal sebaiknya tidak
terlena dengan perasanaan aman yang palsu karena telah ada control yang
dilakukan dengan baik. Berikade apapun dapat ditembus oleh seorang pencuri
yang tekun dan ahli, namun control yang baik dapat membuat pekerjaan pencuri
tersebut menjadi lebih sulit.Pada satu motivator yang paling kuat dari kejujuran
adalah rasa takut tertangkap. Buatlah ketakutan tersebut menjadi sebuah kepastian
dan pengaruh untuk mencuri pun akan memudar. Tetapi bahkan kepastian
semacam itu dapat menjadi khayalan yang bodoh. Satu-satunya yang dapat
diharapkan oleh orang-orang adalah pencegahan.
F. Pendeteksian dan memahami Kecurangan Manajemen

Kecurangan manajemen membutuhkan pertimbangan khusus. Kecurangan


manajemen merupakan sebuah bentuk kecurangan yang berada di luar definisi
hukum yang sempit atas penggelapan, kecurangan, pencurian. Kecurangan
manajemen terdiri atas seluruh bentuk kecurangan yang dipraktikkan oleh para
manajer untuk menguntungkan diri sendiri dan merugikan organisasi. Kecurangan
oleh para manager orang yang berada di posisi yang memiliki kekuatan dan
kepercayaan bukanlah suatu hal sering dibicarakan. Kecurangan manajemen lebih
sering ditutup-tutupi daripada diungkapkan. Kecurangan manajemen biasanya
ditutup-tutupi oleh para korbannya untuk menghindari dampak merugikan dari
publisitas yang buruk.

 Dimana Kecurangan Manajemen Dapat Terjadi

Kecurangan manajemen dapat ditemukan pada tempat di mana para manajer


memiliki kesempatan dan kebutuhan untuk meningkatkan dompet mereka, status
mereka, atau ego mereka melalui kecurangan. Kesempatan terutama terletak pada
posisi manajer yang dipercayai dalam organisasi. Kecurangan manajemen terus
berlangsung di mana tidak terdapat internal tingkat atas yang menganalisis dan
membedah baik operasi-operasi maupun laporan-laporan. Ketika kecurangan
tersebut pada akhirnya muncul ke permukaan, atau di mana ke dilakukannya
investigasi, kerugian telah terjadi dan para pelaku biasanya berpindah di bidang
yang lain.

 Alasan di Balik Kecurangan Manajemen

Tekanan-tekanan yang berbeda mendorong manajer melakukan kecurangan.


Tekanan-tekanan ini dapat berupa internal maupun eksternal. Seorang manajer
mungkin memiliki dorongan di dalam dirinya untuk mengalahkan para manajer
yang lain, untuk melebihi kinerja yang telah ditampilkan di tahun fiskal
sebelumnya, untuk mengalahkan pesaing dalam promosi yang didambakan, atau
untuk menerima bonus insentif yang lebih besar. Alasan dan ketamakan ditetapkan
dapat berada di luar kapasitas dari manajer tersebut untuk mencapainya.

 Ketika Kecurangan Manajemen Terjadi

Akibat langsung kecurangan manajemen, setelah terdeteksi, adalah


terbuangnya waktu saraf dengan kejam dari para eksekutif senior atau anggota
dewan komisaris yang harus mengeluarkan  kanker dan membalut luka yang ia
derita, kecuali jika ia termasuk bagian dari masalahn biaya dan waktu yang
dikeluarkan untuk penyembuhan kemungkinan besar akan jauh melebihi dari yang
dibutuhkan untuk mencegahnya. Seluruh auditor dan investigator yang bekerja
pada kecurangan akan mengingat kembali derita yang dialami dan ditunjukkan
oleh para eksekutif (kecuali jika mereka sendiri pelakunya) ketika mereka
mengetahui bahwa para bawahan hargai telah mengkhianati kepercayaan yang
mereka berikan. Kejadian ini adalah trauma ingin dialami oleh semua eksekutif.

 Gejala-gejala Kecurangan Manajemen

Para konsultan investigasi telah mengidentifikasi sekumpulan gejala yang


biasanya menjadi  yang dapat diandalkan bagi sebuah kondisi yang tidak wajar.
Gejala ini hanyalah berupa luka luar saja. Penyakit kanker terletak di bawahnya,
namun luka luar tersebut harus dikenali arti secara tidak langsung. Di bawah ini
adalah beberapa indikator tersebut, beberapa dijelaskan, dan beberapa
dicontohkan:

1) Laporan yang selalu terlambat. Laporan-laporan yang jujur pada umumnya


dapat dikeluarkan tepat waktu karena tujuannya adalah untuk
menginformasikan, bukan membohongi. Tetapi agar seorang pembohong tahu
di mana ia harus memainkan angka-angka laporan, ia harus menganalisis data
yang dilaporkan terlebih dahulu untuk mengetahui data mana yang
manipulasi.
2) Para manajer yang secara rutin mengerjakan tugas bawahannya. Di sebuah
organisasi wakil direktur utama administrasi tidak pernah menyerahkan fungsi
pengawasan keuangannya. Pengawas keuangan yang ditunjuk adalah seorang
suruhan..
3) Ketidakpatuhan terhadap aturan dan prosedur perusahaan. Seorang direktur
utama keuangan dari sebuah anak perusahaan diperintahkan oleh eksekutif
perusahaan untuk memasang sebuah sistem biaya standar. Ia terus memberikan
alasan demi alasan untuk penundaan yang ia lakukan. Tiga tahun berlalu
sambil ía menyembunyikan masalah-masalah biaya yang dapat diungkapkan
oleh sebuah sistem biaya standar.
4) Pembayaran kepada kreditor-kreditor dagang yang didukung oleh dokumen
salinan dan bukannya dokumen ash. Sebuah anak perusahaan melakukan
praktik pendoktoran dokumendokumen pendukung untuk pembayaran yang ia
lakukan kepada para kreditor

G. Mengontrol Kecurangan Manajemen

Fondasi dari struktur yang dirancang untuk mengontrol kecurangan.


manajemen adalah sebuah lingkungan yang diciptakan oleh para pembuat
kebijakan organisasi. Lingkungan tersebut adalah lingkungan yang menumbuhkan
rasa moralitas dan etika berbisnis yang tinggi. Dengan membiarkan praktik yang
tidak terpuji tumbuh di tingkat atas perataan laba (income smoothing), “akuntansi
yang agresif,” biaya entertainment yang berlebihan, penyuapan kepada pejabat—
maka benih kecurangan manajemen pun telah ikut disebar. Manajemen senior juga
harus memahami bahwa manajer dari sebuah pusat laba memiliki dan kesempatan.
Semakin besar kebebasannya, maka semakin mudah baginya untuk jatuk godaan.
Tanpa mengikat para manajer sampai ke suatu titik di mana imajinasi dan inovas-
sampai habis, sistem yang ada sebaiknya memberikan cek dan keseimbangan serta
pelapo memberikan tanda jika terdapat praktik-praktik kecurangan.

Beberapa ukuran kontrol diterapkan oleh manajer eksekutif adalah:

1) Menetapkan standar, anggaran dan statistik, serta melakukan investigasi untuk


pangan material yang terjadi.
2) Menggunakan teknik-teknik analitis dan kuantitatif (analisis serial waktu, dan
korelasi, serta metode sampling secara acak) untuk menyoroti perilaku yang
kebiasaan. Mengembangkan indikator-indikator seperti ruangan yang
digunalam. dibutuhkan, penerapan pembatasan beban, serta perbandingan
penggunaan output yang dihasilkan.
3) Membandingkan kinerja dengan standar normal industri sekaligus dengan
kiner lain yang dapat diperbandingkan di dalam organisasi.
4) Mengidentifikasi indikator-indikator proses yang kritis hilangnya lemburan
pengerjaan ulang pada saat pernbuatan dan perakitan, serta pengujian laba
kotor di operasi beli,  jual atau jual eceran.Secara seksama menganalisis
kinerja yang terlihat terlalu bagus dan juga memenuhi standar.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/10988809/audit_internal_kontrol

http://kelompokeptik0.blogspot.com/2013/10/audit-sistem-informasi-
penyalahgunaan.html

https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/JEB17/article/view/642

Anda mungkin juga menyukai