Anda di halaman 1dari 14

SEMINAR AKUNTANSI

‘’TEKNIK PEMBUATAN KUESIONER PENELITIAN’’

OLEH :
NAMA : NI KADEK MILAYANTI
NIM : 1702622010311
NO.ABSEN : 14
KELAS : AKUNTANSI D MALAM

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI

2020
1. Teknik Pembuatan Kuesioner Penelitian

Setelah menentukan tipe skala yang akan digunakan dalam penelitian, tahap
selanjutnya adalah membuat kuesioner. Kuesioner merupakan
seperangkat pertanyaan formal untuk memperoleh informasi
dari responden (Malhotra, 2012: 332). Dalam pembuatan kuesioner terdapat tiga
tujuan. Pertama, untuk menerjemahkan kebutuhan informasi peneliti ke dalam satu
set pertanyaan spesifik bahwa responden bersedia dan mampu
menjawab. Kedua, kuesioner yang ditulis mampu untuk memotivasi responden untuk
terlibat dan bekerja sama. Ketiga, kuesioner yang dibuat harus dapat meminimalkan
kesalahan jawaban (Malhotra, 2012: 332).

Terdapat sepuluh langkah teknik pembeuatan kuesioner sebagai berikut :

1) Langkah pertama didalam menuyusun kuesioner adalah menentukan informasi


yang dibutuhkan. Setiap informasi yang diperoleh harus dapat menjawab masalah
penelitian sehingga dengan demikian, kuesioner yang diajukan kepada responden
akan lebih fokus. Kuesioner harus dibuat untuk memenuhi target responden sesuai
dengan pengalaman sebelumnya dan tingkat kesulitan dilapangan. Bahasa yang
digunakan dalam kuesioner harus bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti
responden (Malhotra, 2012: 334)
2) Langkah kedua yaitu menentukan jenis metode kuesioner yang akan digunakan.
Menurut Zikmund dan Babin (2010: 360) membagi metode kuesioner menjadi
lima jenis. Kelima metode jenis kuesioner tersebut adalah
a) kuesioner melalui e-mail,
b)   kuesioner melalui faks,
c) kuesioner melalui surat,
d) kuesioner personal dan
e) kuesioner gabungan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kuesioner personal. Alasan


peneliti menggunakan metode kuesioner personal adalah peneliti dapat
menghemat biaya dan waktu dalam pengumpulan data dan pemrosesan kuesioner
dari responden (Zikmund dan Babin, 2010: 375).
3) Langkah ketiga adalah menentukan jenis pertanyaan yang akan diajukan kepada
responden (Malhotra, 2012: 335). Dalam menentukan jenis pertanyaan yang
diajukan pada responden harus jelas dan terarah. Hindari pertanyaan yang
mengandung dua pengertian yang berbeda atau yang biasa disebut pertanyaan dua
makna (double-barreled question). Jenis pertanyaan dua makna tersebut
mengandung makna yang ambigu. Contohnya “Apakah produk body lotion The
Body Shop menggunakan bahan yang alami dan harga yang murah?” Pertanyaan
ini memberikan informasi yang ambigu, karena terdapat dua hal pertanyaan
tersebut, yaitu bahan yang digunakan dan harga. Responden juga akan sulit
menjawab pertanyaan ini.
4) Langkah keempat, membuat pertanyaan yang membuat responden mampu atau
ingin menjawab. Jenis pertanyaan yang sesnsitif akan menyulitkan responden
untuk menjawab kuesioner tersebut. Sehingga apabila peneliti menemukan
beberapa pertanyaan yang tidak dapat dijawab, sebaiknya peneliti bersedia
membantu responden dengan menjelaskan maksud pertanyaan tersebut. Oleh
karena itu, peneliti harus menjelaskan tujuan penelitian di pada kata pengantar di
kuesioner. Kemudian, pertanyaan yang sensitif diletakkan dibagian akhir
kuesioner penelitian (Malhotra, 2012: 338).
5) Langkah kelima, menyusun struktur pertanyaan. Jenis pertanyaan dapat disusun
terstruktur dan tidak struktur. Pertanyaan terstruktur merupakan jenis pertanyaan
yang sudah tersusun dalam suatu format sehingga memudahkan responden untuk
menjawabnya. Jenis pertanyaan tersebut dapat berupa pilihan berganda, atau
hanya dua pilihan (pertanyaan dikotomi – ya atau tidak), atau pertanyaan
berjenjang (a scale question). Sedangkan, jenis pertanyaan tidak terstruktur
merupakan pertanyaan terbuka yang memungkinkan responden menjawab dengan
kata-kata sendiri (Malhotra, 2012: 339). Jenis pertanyaan yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan jenis pertanyaan terstruktur, pertanyaan tertutup. Alasan
peneliti menggunakan jenis pertanyaan tertutup adalah untuk menghindari potensi
jawaban-jawaban yang bias (Malhotra, 2012: 340). Selain itu, agar membantu
responden untuk membuat keputusan yang cepat dalam memilih jawaban.
6) Langkah keenam, menentukan kata-kata didalam kuesioner. Informasi yang
dibutuhkan harus disederhanakan terlebih dahulu dalam bentuk kata-kata yang
mudah dipahami oleh responden. Tujuannya adalah untuk menghindari salah
persepsi ataupun interpretasi yang dapat menimbulkan jawaban yang bias
sehingga jawaban tersebut dapat mengarah kepada jawaban yang salah. Untuk
menghindari kata-kata yang sulit dipahami, sebaiknya di dalam penelitian ini
berpedoman kepada lima hal. Pertama, isu tentang perawatan tubuh yang sedang
digemari oleh masyarakat umum. Kedua, menggunakan kata-kata yang sederhana.
Ketiga, menghindari kata-kata yang ambigu. Keempat, menghindari pertanyaan
yang menyesatkan. Kelima, menggunakan pernyataan positif dan negatif
(Malhotra, 2012: 343).
Bentuk pertanyaan yang ada di dalam kuesioner dapat bersifat pertanyaan positif
dan negatif. Pertanyaan yang bersifat positif, contohnya: “Saya sering
mengunjungi gerai The Body Shop.” Sedangkan pertanyaan yang bersifat negatif
contohnya:  “The Body Shop tidak dapat memberikan rekomendasi produk yang
baik untuk kebutuhan perawatan tubuh saya”. Hal ini dilakukan agar responden
berhati-hati dalam menjawab dan tidak terjadi konsistensi jawaban (Malhotra,
2012: 345). 
Dalam setiap pertanyaan yang bersifat negatif, digunakan garis bawah. Contonya: 
“The Body Shop tidak dapat memberikan rekomendasi produk yang baik untuk
kebutuhan perawatan tubuh saya”. Penggunaan tanda garis bawah bertujuan untuk
memberikan petunjuk pada peneliti bahwa pertanyaan tersebut memiliki sifat
negatif. Selain itu, dalam setiap pertanyaan yang bersifat negatif, digunakan tanda
(R) yang memiliki arti reverse. Tanda (R) akan memberikan petunjuk pada
peneliti bahwa pertanyaan tersebut memiliki sifat negatif. Selain itu, pertanyaan
yang memiliki tanda (R) akan mengalami pembalikan nilai dalam perhitungan
hasil dari jawaban atas pertanyaan yang bersifat negatif tersebut (Churchill dan
Iacobucci, 2010: 274). Contohnya, dalam penelitian ini menggunakan
skala Likert 7 poin. Proses skoring dalam pertanyaan positif menggunakan angka-
angka sebagai berikut: 1) sangat tidak setuju, 2) tidak setuju, 3) agak tidak setuju,
4) netral, 5) agak setuju, 6) setuju, dan 7) sangat setuju. Apabila pertanyaan yang
bersifat negatif di reverse, maka skoring angka menjadi kebalikan dari pertanyaan
positif seperti: 1) sangat setuju, 2) setuju, 3) agak setuju, 4) netral, 5) agak tidak
setuju, 6) tidak setuju, dan 7) sangat tidak setuju.
7) Langkah ketujuh, menyusun urutan pertanyaan. Dalam menyusun pertanyaan
kuesioner, menurut urutan pertanyaan tersebut, peneliti mempertimbangkan
beberapa hal seperti pertanyaan terbuka, jenis informasi yang diperlukan, tingkat
kesulitan pertanyaan, dan pengaruh pertanyaan lanjutan. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini, pertanyaan-pertanyaan tersebut disusun menurut urutan yang logis
dan sesuai dengan topik penelitian tentang produk perawatan tubuh (Malhotra,
2012: 346).
8) Langkah kedelapan, mengidentifikasi format dan rancangan kuesioner.
Karakteristik kuesioner seperti halnya format, spasi, dan posisi kalimat, memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap jawaban-jawaban yang diperoleh dari
responden. Sehingga jelas bahwa format dan rancangan kuesioner harus tersusun
rapi dan mudah dalam pengisian kuesioner (Malhotra, 2012: 349).
9) Langkah kesembilan, penyusunan ulang format kuesioner. Format kuesioner
harus dibuat ringkas dan jelas untuk memudahkan responden dalam membaca dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan kuesioner tersebut. Tetapi, penyusunan ulang
ini tidak membuat kalimat dalam kuesioner menjadi kalimat yang tidak utuh,
sehingga cenderung untuk menyulitkan responden dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan dalam kuesioner (Malhotra, 2012: 350). Selain itu, pertanyaan-
pertanyaan dalam kuesioner harus diusahakan untuk dimasukkan dalam satu
lembar saja, hal ini untuk menghindari asumsi responden bahwa pertanyaan yang
diberikan banyak.
10) Langkah kesepuluh, menentuan uji coba kuesioner. Sebelum kuesioner diberikan
kepada responden, sebaiknya dalam penelitian ini didahului dengan uji coba
kuesioner (pre-testing questionnaire). Uji coba dilakukan pada sekelompok
responden tertentu. Kelompok responden yang diuji coba harus sama dengan
responden yang akan diteliti baik dengan latar belakang usia, jenis kelamin,
frekuensi pembelian (Malhotra, 2012: 351). 
1. Contoh kuesioner penelitian

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi


Pertanyaan berikut kinerja sistem informasi akuntansi menggambarkan tingkat
kepuasan Bapak/Ibu terhadap kemampuan fungsi dari Sistem Informasi Akuntansi. Harap
memberi tanda check list () untuk jawaban yang menurut Bapak/Ibu pqaling sesuai
dengan pilihan sebagai berikut:
1= STS : Sangat tidak setuju
2= TS : Tidak setuju
3= RG : Ragu-ragu
4= S : Setuju
5= SS : Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RG S SS
Mampu memberikan informasi yang akurat
1 Sistem informasi yang Bapak/Ibu gunakan
menyediakan informasi yang akurat dan up to date
Sistem informasi yang sudah ada mudah dipahami
2 Sistem informasi yang Bapak/ibu gunakan sekarang
sudah dipahami dan digunakan
Mampu membantu dapertemen berfungsi dengan baik
3 Sistem informasi yang Bapa/Ibu gunakan sekarang
selalu memberikan informasi yang Bapak/Ibu atau
dapertemen Bapak/Ibu butuhkan
Meningkatkan kepuasan kerja
4 Sistem informasi yang Bapak/Ibu gunakan sekarang
dapat meningkatkan kepuasan kerja Bapak/Ibu
Mampu mengerjakan tugasnya lebih mudah dan lebih efesien
5 Sistem informasi yang Bapak/Ibu gunakan sekarang
efektif dan efesien

1. Keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi

Pertanyaan berikut menggambarkan tingkat keikutsertaan Bapak/Ibu baik melalui


perilaku atau tindakan yang dilakukan selama proses pengembangan Sistem Informasi
Akuntansi. Harap memberi tanda check list () untuk jawaban yang menurut Bapak/Ibu
pqaling sesuai dengan pilihan sebagai berikut:
1 = TSS : Tidak sama sekali
2 = KB : Kurang besar
3 = CB : Cukup besar
4=B : Besar
5 = SB : Sangat besar

No Pernyataan TSS KB CB B SB
Pengaruh penetapan sistem informasi
1 Seberapa besar keterlibatan Bapak/Ibu dalam
perencanaan sistem informasi (misalnya: dalam
penetapan sasaran dan kendala sistem)
Pengidentifikasian masalah dalam sistem informasi.
2 Seberapa besar keterlibatan Bapak/Ibu dalam
pengindentifikasi masalah dalam sistem informasi
Pengaruh pengidentifikasian kebutuhan dari sistem informasi.
3 Seberapa besar keterlibatan Bapak/Ibu dalam
pengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dari sistem
informasi (misalnya: kebutuhanpemakai/manajemen,
kebutuhan fungsional, dan kebutuhan teknologi)
Pengaruh pengimplementasian sistem informasi
4 Seberapa besar keterlibatan Bapak/Ibu dalam
pengimblementasian sistem informasi
Keikutsertaan dalam pemeliharaan sistem informasi.
5 Seberapa besar keterlibatan Bapak/Ibu dalam
pemeliharaan sistem informasi

2. Dukungan Manajemen Puncak

Pernyataan berikut menggambarkan tingkat pengaruh Bapak/Ibu terhadap


kepustusan-keputusan yang diambil berdasarkan dengan dukungan manajemen puncak.
Harap memberi tanda check list () untuk jawaban yang menurut Bapak/Ibu pqaling
sesuai dengan pilihan sebagai berikut:
1 = STS : Sangat tidak setuju
2 = TS : Tidak setuju
3 = RG : Ragu-ragu
4=S : Setuju
5 = SS : Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RG S SS
Mahir dalam menggunakan komputer
1 Apakah menurut Bapa/Ibu manajemen puncak mahir
dalam menggunakan komputer?
Memilikki harapan tinggi terhadap pengguna sistem informasi.
2 Apakah menurut Bapak/Ibu manajemen puncak
memiliki harapan yang tinggi terhadap penggunaan
sistem informasi?
Aktif terlibat dalam perencanaan operasi sistem informasi.
3 Apakah menurut Bapak/Ibu manajemen puncak secara
aktifn terlibat dalam perencanaan operasi sistem
informasi?
Memberikan perhatian tinggi terhadap kinerja sistem informasi
4 Apakah menurut Bapak/Ibu manajemen puncak
memberikan perhatian yang tinggi terhadap kinerja
sistem informasi?
Rating pemakaian sistem informasi.
5 Apakah menurut Bapak/Ibu manajemen puncak sangat
senang akan rating pemakaian sistem informasi dari
dapertemen-dapertemen pemakai?

3. Kemampuan tekni personal

Pertanyaan berikut menggambarkan tingkat pengalaman dan kemampuan


Bapak/Ibu dalam hal pengguna sistem informasi dan komputer secara umum. Harap
memberi tanda check list () untuk jawaban yang menurut Bapak/Ibu pqaling sesuai
dengan pilihan sebagai berikut:
1 = TT : Tidak terampil
2 = KT : Kurang terampil
3 = CT : Cukup terampil
4=T : Terampil
5 = ST : Sangat terampil
No Pernyataan TT KT CT T ST
Keahlian yang dimiliki dalam menggunakan komputer.
1 Seberapa besar keahlian Bapak/Ibu dalam
menggunakan komputer secara umum?
Peradaptasian terhadap kemajuan teknologi komputer.
2 Seberapa besar keahlian Bapak/Ibu dalam beradaptasi
dengan kemajuan atau perkembangan teknologi
komputer seperti sekarang?
Keterlibatan user dalam pengoperasian arus dan sistem informasi.
3 Seberapa besar keahlian Bapak/Ibu terlibat sebagai
user dalam pengoperasian arus data sistem informasi?
Kemampuan spesialis dalam pengembangan sistem informasi
4 Seberapa besar kemampuan spesialis yang Bapak/Ibu
miliki dalam pengembangan sistem informasi?
(kemampuan spesialis meliputi teknik desain yang
berhubungan dengan sistem, komputer, model sistem)
Kemampuan umum dalam pengembangan sistem informasi
5 Seberapa besa kemampuan umum yang Bapak/Ibu
miliki dalam pengembangan sistem informasi
(kemampuan umum berarti teknik analisis yang
berhubungan dengan organisasi, manusia, lingkungan
sekitar)

4. Formalisasi pengembangan sistem informasi

Pernyataan berikut menggambarkan tingkat teknik yang pernah Bapak/Ibu


tempuh akan tahap-tahap dari proses pengembangan sistem yang tercatat secara
sistematik dan aktif melakukan penyesuaian terhadap catatan. Harap memberi tanda
check list () untuk jawaban yang menurut Bapak/Ibu pqaling sesuai dengan pilihan
sebagai berikut:
1 = TSS : Tidak sama sekali
2=J : Jarang
3 = CS : Cukup sering
4=S : Sering
5 = SS : Sangat sering
No Pernyataan TSS J CS S SS
Penyerahan kepada manajer dapertemen sistem informasi.
1 Seberapa sering laporan diserahkan kepada manajer
dapertemen sistem informasi?
Pengembangan sistem
2 Seberapa sering dokumentasi pengembangan sistem
disiapkan dengan format yang telah distandarisasi?
Teknik dan waktu perencanaan telah disiapkan
3 Seberapa sering teknik dan waktu pencatatan yang
harus dilakukan oleh setiap orang, telah disiapkan saat
sistem informasi disosialisasikan
Biaya pengembangan sistem informasi di lakukan
4 Seberapa sering biaya pengembangan sistem informasi
dilakukan ke pengembangan sistem informasi
perbagian?
Pengenalan pengendalian sistem informasi berbasis komputer
5 Seberpa sering dilakukan pengenalan terhadap
pengendalian sistem informasi berbasis komputer pada
pengembangan sistem informasi yang saat ini dipakai?

5. Program platihan dan pendidikan pemakai

Pertanyaan berikut menggambarkan tingkat terbaik yang pernah Bapak/Ibu


tempuh dalam bentuk/cara apapun sehingga mempengaruhi Bapak/Ibu dalam penggunaan
Sistem Informasi Akuntansi. Harap memberi tanda check list () untuk jawaban yang
menurut Bapak/Ibu pqaling sesuai dengan pilihan sebagai berikut:
1 = TSS : Tidak Sama sekali
2=J : Jarang
3 = CS : Cukup sering
4=S : Sering
5 = SS : Sangat sering
No Pernyataan TSS J CS S SS
Pelatihan di lakukan guna menunjang keberhasilan sistem informasi
1 Seberapa sering pelatihan yang diajukan oleh oleh lembaga
pelatihan (vendor) atau konsultan luar menunjang keberhasilan
Bapak/Ibu dalam menggunakan sistem informasi?
Adanya program khusus guna menunjang kemahiran sitem informasi
2 Seberapa sering kursus pada lembaga pendidikan tertentu
menunjang kemahiran Bapak/Ibu dalam menggunakan sistem
informasi?
Pembelajaran dengan teknik tutorial
3 Seberapa sering pembelajaran dengan materi ajar tambahan
(tutorial) menunjang kemahiran Bapak/Ibu dalam menggunakan
sistem informasi?
Pembelajaran mandiri dan manual dengan menggunakan buku panduan
4 Seberapa sering pemebelajaran mandiri secara manual dengan
dokumen atau buku-buku panduan yang tersedia pada tempat
bapak/Ibu bekerja menunjang kemahiran Bapak/Ibu dalam
menggunakan sistem informasi?
Pembelajaran mandiri menggunakan buku yang dijual dipasaran
5 Seberapa sering pembelajaran mandiri secara manual dengan
dokumen atau buku-buku cetak yang dijual dipasaran menunjang
kemahiran bapak/Ibu dalam menggunakan sistem informasi?

2. Judul Penelitian dari kuesioner di atas adalah


‘’Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi Pada LPD di Kecamatan Pekutatan’’
3. Nama Pembuat Kuesioner di atas adalah : Kadek Pradina Dwi Cahyani
4. Nama Peneliti : Kadek Pradina Dwi Cahyani
5. Indikator Variabel dari kuesioner di atas adalah sebagai berikut :
Variabel Dependen atau terikat
1) Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Adapun indikator dari kinerja sistem informasi akuntansi sebagai berikut:

a)  Mampu memberikan informasi yang akurat


b) Sistem informasi yang sudah ada mudah dipahami
c) Mampu membantu dapertemen berfungsi dengan baik
d) Meningkatkan kepuasan kerja
e) Mampu mengerjakan tugasnya lebih mudah dan lebih efesien.

Variabel Independen atau bebas


1) Keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi
akuntansi
Adapun indikator dari keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan
sistem informasi akuntansi sebagai berikut:

a) Pengaruh penetapan sistem informasi.


b) Pengidentifikasian masalah dalam sistem informasi.
c) Pengaruh pengidentifikasian kebutuhan dari sistem informasi.
d) Pengaruh pengimplementasian sistem informasi.
e) Keikut sertaan dalam pemeliharaan sistem informasi.

2) Dukungan Manajemen Puncak

Adapun indikator dari dukungan manajemenpuncak sebagai berikut:

a) Mahir dalam menggunakan komputer


b) Memilikki harapan tinggi terhadap pengguna sistem informasi.
c) Aktif terlibat dalam perencanaan operasi sistem informasi.
d) Memberikan perhatian tinggi terhadap kinerja sistem informasi.
e) Rating pemakaian sistem informasi.

3) Kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi

Adapun indikator dari kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi

sebagai berikut:

a) Keahlian yang dimiliki dalam menggunakan komputer.


b) Peradaptasian terhadap kemajuan teknologi komputer.
c) Keterlibatan user dalam pengoperasian arus dan sistem informasi.
d) Kemampuan spesialis dalam pengembangan sistem informasi.
e) Kemampuan umum dalam pengembangan sistem informasi
4) Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi

Adapun indikator dari formalisasi pengembangan sistem informasi sebagai


berikut:

a) Peneyrahan kepada manajer dapertemen sistem informasi.


b) Pengembangan sistem.
c) Teknik dan waktu perencanaan telah disiapkan
d) Biaya pengembangan sistem informasi di lakukan.
e) Pengenalan pengendalian sistem informasi berbasis komputer

5) Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai

Adapun indikator dari pendidikan dan pelatihan pemakai sistem informasi


sebagai berikut:

a) Pelatihan di lakukan guna menunjang keberhasilan sistem informasi.


b) Adanya program khusus guna menunjang kemahiran sitem informasi.
c) Pembelajaran dengan teknik tutorial.
d) Pembelajaran mandiri dan manual dengan menggunakan buku panduan.
e) Pembelajaran mandiri menggunakan buku yang dijual dipasaran
DAFTAR PUSTAKA

http://konsultanspss.blogspot.com/p/setelah-menentukan-tipe-skala-yang-
akan.html

Cahyani, Kadek Pradina Dwi. 2019. Analisis Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada LPD di Pekutatan.
Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Anda mungkin juga menyukai