Bismillahirohmannirohim ,
SOAL:
1. Langkah awal dari suatu penelitian karena adanya suatu permasalahan yang harus
dicarikan solusinya. Menurut Stonner secara teori terdapat beberapa sumber masalah.
2. Jelaskan syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh seorang peneliti dalam menulis karya
ilmiah
5. Uraikan rencana proposal Usulan Penelitian saudara mencakup Bab I Pendahuluan, Bab
II Tinjauan Pustaka dan Bab III Metode Penelitian dalam rangkaian penulisan karya
ilmiah Skripsi
JAWABAN:
1. Stonner mengatakan: “masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat
penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan
dengan kenyataan. Artinyanya, bahwa menurut stonner dalam melakukan penelitian
nantinya kita akan dihadapkan dengan masalah 2 hal yakni masalah penyimpangan
anatara pengalaman dan kenyataan dan penyimpanagan antara apa yang direncanakan
dengan kenyataan. Masalah penyimpnagan antara pengalaman dan kenyataan yaitu
sesuatu hal yang terjadi perubahan namun perubhan tersebut cenderung tidak diharapkan
oleh orang lian. Misalnya, orang yang biasanya menjadi pemimpin bidang pemerintahan
harus berubah ke bidang Pendidikan. Dari hal tersebut tentu akan menimbulkan suatu
masalah karena tidak sesuai dengan pengalaman yang dia miliki dengan kenyataan yang
orang berikan. Sedangkan masalah penyimpangan antara apa yang direncanakan dengan
kenyataan yaitu bilamana suatu rencana tersebut telah ditetapkan, namun hasilnya tidak
sesuai dengan target yang diharapkan ,tentu saja ii juga dapat menimbulkan suatu
permasalahn. Misalnya, Pemerintah merencakan akan adanya pembangunan jalan tol di
sukabumi dengan penyelesaian jlan tersebut hingga akhir tahun 2020, namun pada
kenyataannya jalan tol disukabumi sampai saat ini masih belum dapat dinikmati oleh
masyarakat karena masih belum selesai pembangunannya. Tentu ini akan menimulkan
suatu permasalahan karena sesuatu hal yang telah direncakana namun namun pada
kenyataannya tidak mencapai target yang maksimal.
2. Menurut Harsojo (1972:152), syarat yang harus dimiliki oleh seorang peneliti/ilmuwan
dalam menulis karya ilmiah yaitu:
a) Sikap Objektif: Maksudnya bahwa keadaan objek, masalah atau gejala sebagaimana
adanya merupakan hal yang paling penting. Pengaruh subjek dalam melakukan
deskripsi, analisis, dan menarik kesimpulan harus dihindari.
b) Sikap Relatif: Jika teori-teori ilmu pengetahuan ternyata tidak sesuai lagi dengan
fakta yang diperoleh, maka teori tersebut akan dilepaskan atau diperbaiki. Dengan
kenyataan demikian, maka seorang peneliti/ilmuwan tidak akan tetap
mempertahankan pendapatnya jika ternyata bahwa pendapatnya tsb tidak sesuai
dengan fakta. Kebenaran ilmu tidak bersifat mutlak tetapi bersifat relatif.
c) Sikap Skeptik: Maksudnya, seorang peneliti/ilmuwan harus tetap bersikap ragu-ragu
atau tidak mudah percaya pada penyataan-pernyataan selama pernyataan-pernyataan
tersebut belum didukung oleh data yang cukup kuat. Seorang ilmuwan harus selalu
hati-hati dan teliti dalam memberikan penilaian pada pernyataan ilmiah sehingga
menjadi ilmmuwan yang kritis.
d) Kesabaran Intelektual: Artinya, seorang peneliti/ilmuan tidak mudah menyerah dan
kuat menahan tekanan untuk menyatakan suatu pendirian ilmiah serta tetap berusaha
mendapatkan data dan fakta yang diperlukan untuk pernyataan dan pendirian tadi.
Karena tidak mudah mendapatkan data yang relevan inilah maka dibutuhkan
kesabaran pada setiap ilmuan yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan.
e) Kesederhanaan: Berarti bahwa cara berfikir, cara menyatakan pendapat atau cara
pengujian dilakukan secara sederhana. Yang berarti bahwa, jika suatu gejala dapat
diterangkan secara memadai oleh suatu penjelasan, maka penjelasan lain yang lebih
rumit tidak perlu.
f) Sikap tidak memihak kepada Etika: Ilmu tidak bersifat normatif, artinya tidak
bermaksud membuat penilaian baik atau buruk. Ilmu bertujuan membuat pernyataan
tentang mana yang benar dan mana yang salah secara empirik.
Jadi, seorang peneliti/ilmuan tidak akan memutar balikkan fakta untuk mengikuti
preferensi politik, agama, atau moral tertentu dan tidak akan memilih fakta tertentu saja
serta mengabaikan fakta yang lain yang tidak mendukung teori atau pendapat yang
disenanginya.
3. Menurut Una Sekaran (1992), dalam buku Sugiyono (2019: 200), mengemukakan bahwa
ada beberapa prinsip dalam penulisan kuisioner yang baik sebagai pengumpulan data
yaitu: prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik.
1) Prinsip penulisan kuisioner/angket
Prinsip ini menyangkut beberapa faktor yaitu: isi dan tujuan pertanyaan, bahasa yang
digunakan mudah, pertanyaan tertutup terbuka negatif positif, pertanyaan tidak
mendua, tidak menanyakan hal hal yang sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan,
panjang pertanyaan, dan urutan pertanyaan.
a) Isi dan tujuan pertanyaan
Yang dimaksud di sini adalah apakah isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk
pengukuran atau bukan? Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam membuat
pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus sekalah pengukuran dan jumlah
item nya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
b) Bahasa yang digunakan
Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuesioner atau angket harus
disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden. Kalau sekiranya
responden tidak dapat berbahasa Indonesia, maka angket jangan disusun dengan
bahasa Indonesia. Jadi bahasa yang digunakan dalam angket haruslah
memperhatikan jenjang pendidikan responden, keadaan sosial budaya, dan
"frame of refrence" dari responden.
c) Tipe dan bentuk pertanyaan
tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau tertutup (kalau dalam
wawancara: Terstruktur dan tidak Terstruktur). Dan bentuknya dapat
menggunakan kalimat positif atau negatif. Pertanyaan terbuka adalah
pertanyaan yang mengharapkan responden untuk menuliskan jawaban nya
berbentuk uraian tentang sesuatu hal. Contoh: bagaimana kah tanggapan anda
terhadap iklan iklan di Tv saat ini? Sebaliknya pertanyaan tertutup, adalah
pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden
untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah
tersedia. Setiap pertanyaan angket yang mengharapkan jawaban berbentuk data
nominal, ordinal, interval, dan ratio, adalah bentuk pertanyaan tertutup.
Pertanyaan tertutup akan membantu responden untuk menjawab dengan cepat,
dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh
angket yang telah terkumpul. Pertanyaan pertanyaan dalam angket perlu dibuat
kalimat positif dan negatif agar responden dalam memberikan jawaban setiap
pertanyaan lebih serius, dan tidak mekanistis.
d) Pertanyaan tidak mendua
Setiap pertanyaan dalam angket jangan mendua sehingga menyulitkan
responden untuk memberikan jawaban. Contoh: bagaimana pendapat anda
tentang kualitas dan kecepatan pelayanan KTP? Ini adalah pertanyaan yang
mendua, karena menanyakan tentang dua hal sekaligus, yaitu kualitas dan
harga. Sebaiknya pertanyaan tersebut dijadikan menjadi dua yaitu: bagaimana
kah kualitas pelayanan KTP? Bagaimanakah kecepatan pelayanan?
e) Tidak menanyakan yang sudah lupa
Setiap pertanyaan dalam instrumen angket, sebaiknya juga tidak menanyakan
hal hal yang sekiranya responden sudah lupa atau pertanyaan yang memerlukan
jawaban dengan berfikir berat. Contoh: bagaimana kah kinerja para penguasa
Indonesia 30 tahun yang lalu? Menurut anda, bagaimana cara mengatasi krisis
ekonomi saat ini? (Kecuali penelitian yang mengharapkan pendapat para ahli).
Kalo misalnya umur responden 25 tahun dan pendidikannya rendah maka akan
sulit memberikan jawaban.
f) Pertanyaan tidak menggiring
Pertanyaan dalam angket sebaiknya juga tidak menggiring ke jawaban yang
baik saja atau ke yang jelek saja. Misalnya: bagaimana kah kalau bonus atau
jasa pelayanan ditingkatkan? Jawaban responden tentu cenderung akan setuju.
Bagaimana kah prestasi kerja Anda selama setahun terakhir? Jawabannya akan
cenderung baik.
g) Panjang pertanyaan
Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan
membuat jenuh responden dalam mengisi. Bila jumlah variabel banyak,
sehingga memerlukan instrumen yang banyak, maka instrumen tersebut dibuat
bervariasi dalam penampilan, model skala pengukuran yang digunakan, dan
cara mengisi nya. Disarankan empirik jumlah pertanyaan yang memadai adalah
20 s/d 30 pertanyaan.
h) Urutan pertanyaan
Urutan pertanyaan dalam kuesioner, dimulai dari yang umum menuju ke hal
yang spesifik, atau dari yang mudah menuju ke hal yang sulit atau di acak. Hal
ini perlu dipertimbangkan karena secara psikologis akan mempengaruhi
semangat responden untuk menjawab. Kalau pada awalnya sudah diberi
pertanyaan yang sulit, atau yang spesifik, maka responden akan patah semangat
untuk mengisi angket yang telah mereka terima urutan pertanyaan yang di Acak
perlu dibuat bila tingkat kematangan responden terhadap masalah yang
ditanyakan sudah tinggi.
2) Prinsip pengukuran dan Penampilan fisik kuisioner/angket
Angket yang diberikan kepada responden adalah merupakan instrumen
penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh
karena itu instrumen angket tersebut harus dapat digunakan untuk mendapatkan
data yang valid dan reliabel tentang variabel yang diukur. Supaya diperoleh data
penelitian yang valid dan reliabel, maka sebelum instrumen angket tersebut
diberikan pada responden, maka perlu di uji validitas dan reabilitas nya terlebih
dahulu. Instrumen yang tidak valid dan reliabel bila digunakan untuk
mengumpulkan data, akan menghasilkan data yang tidak valid dan reliabel pula.
Penampilan fisik kuesioner / angket sebagai alat pengumpul data akan
mempengaruhi respon atau keseriusan responden dalam mengisi angket. Angket
yang dibuat di kertas buram, akan mendapat respon yang kurang menarik bagi
responden, Bila dibandingkan angket yang dicetak dalam kertas yang bagus dan
berwarna. Tetapi angket yang dicetak di kertas yang bagus akan berwarna akan
menjadi mahal.
4. Perbedaan yang menonjol pada kuantitatif dan kualitatif yaitu di mana kuantitatif pada
Bab I kita harus menjelaskan suatu permasalahan secara dedukrif (umum ke khusus).
Biasanya disebut dengan latar belakang penelitian. Setelah lata belakang penelitian, baru
kita menjelaskan fokus masalah dan pertanyaan pokok penelitian. Sebelum membuat
penelitian kita harus menemukan terlebih dahulu fenomena masalahnya. Bila sudah
ditemukan barulah kita Menyusun di bagian fokus masalah ini. Fokus masalah ini
mempertegas dari latar belakang masalah penelitian yang kita lakukan. Selanjutnya
masuk pada tahap tujuan penelitia. Tujuan penelitian ini menjawab dari fokus masalah
yang kita angkat. Apakah maksud dari tujuan penelitian kita tersebut apakah ingin
mengetahui saja, ingin mendalami masalah yang diteliti, menganalisis penelitian tersebut
atau ingin mengevaluasi daripada fenomena masalah yang telah kita teliti nantinya.
Selanjutnya terakhi yaitu pada aspek kegunaan/manfaat hasil daripada penelitian yang
kita lakukan. Diantaranya ada aspek teoritis dan aspek praktis. Aspek teoritis ini lebih
menujukan pada tujuan yang telah kita tentukan sebelumnya. Contohnya bila tujuan kita
ingin mengethaui di kinerja instansi A, maka aspek teoritisnya yaitu kita hanya sebatas
ingin mengetahui saja tentang kinerja di instansi tersebut. Sedangkan aspek praktis yaitu
mnfaatnya nanti kiranya dapat diasakan baik oleh instansi tempat kita penelitian,
masyarakat, maupun mahasiwa. Itulah bagian dari Bab I kuantitaif. Sedangkan Bab I
kualitatif sebenarnya hamper sama,namun yang membuat berbeda ialah pada
penjelasakan latar belakang penelitian dimana kualitatif bersifat induktif (kgusus-umum)
dari kebalikan dari kuantitatif.
Kemudian Bab II pada kuantitaif ialah perbedaan yang terlihat jelas antara kuantitatif
dan kualitatif yaitu dimana kuantitatif terdapat landasan teori, kerangka berfikir dan
pengajuan hipoesis. Selain itu yang mebedakannya juga ialah kuantitatif terapat 2
variabel yakni variable X dan y sedangkan kualitatif hanya memiliki 1 variabel yakni
hanya Y saja. Kemudian yang membedakan dari kuantitatif dan kualitatif adalah bila
kuantitatif jawabann semestaranya ialah hipotesis sedangkan kualitatif jawaban
semesntaranya disebut dengan premis. Untuk landasan teori antara kuantitatif dan
kualitatif sama dimana kita akan mencari tahu penelitian terlebih dahulu dan kemudian
menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang kita lakukan.
Jadi,menurut saya itulah perbedaan jelas diantara kuantitatif dan kualitatif.