BAB VII
DISUSUN OLEH:
1. MARISA 07021182025003
2. LENSI AGUSTIN 07021182025005
3. TIARA AB 07021282025045
4. DESI MADORA SIMAMORA 07021282025061
DOSEN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai
cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural
setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden,
pada suatu seminar, diskusi, di jalan dll. Bila di lihat dari sumber datanya, maka
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer
adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber
skunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
Interview (Wawancara)
Digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit
ataupun kecil. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang
oleh peneliti dalam menggunakan metode interview dan juga kuesioner (angket) adalah
sebagai berikut:
1. Bahwa responden adalah orang yang paling tau tentang dirinya sendiri
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat
dipercaya
3. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti
kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.
Ada beberapa wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur:
1. Wawancara Terstruktur
Digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti data telah mengetahui
dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan
wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-
pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara
terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul mencatatnya.
Dalam hal ini peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh,
sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden.
Bendasarkan analisis terhadap setiap jawaban dari responden tersebut, maka peneliti dapat
mengajukan berbagai pertanyaan yang lebih terarah pada suatu tujuan. Wawancara baik
yang dilakukan dengan face to face maupun yang menggunakan pesawat telepon, akan
selalu terjadi kontak pribadi, oleh karena itu pewawancara perlu memahami situasi dan
kondisi sehingga dapat memilih waktu yang tepat kapan dan di mana harus melakukan
wawancara.
Informasi atau data yang diperoleh dari wawancara sering menyimpang, sehingga dapat
dinyatakan data tersebut subjektif dan tidak akurat. Kebiasaan data ini akan tergantung
pada pewawancara, yang diwawancarai (responden) dan situasi & kondisi pada saat
wawancara. Responden akan memberi data yang bias (menyimpang), bila responden tidak
dapat menangkap dengan jelas apa yang ditanyakan peneliti atau pewawancara. Oleh
karena itu peneliti jangan memberi pertanyaan yang bias.
Kuesioner (Angket)
Dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden.
Kuesioner dapat berupa pertanyaan/ pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan
kepada secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet.
Uma Sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai teknik
pengumpulan data yaitu: prisip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik yaitu :
g. Panjang Pertanyaan
Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan membuat
jenuh responden dalam mengisi. Bila jumlah variabel banyak, sehingga memerlukan
instrumen yang banyak, maka instrumen tersebut dibuat bervariasi dalam penampilan,
model skala pengukuran yang digunakan, dan cara mengisinya. Disarankan secara
empirik jumlah pertanyaan yang memadai adalah antara 20 s/d 30 pertanyaan.
h. Urutan pertanyaan
Urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke hal yang spesifik,
atau dari yang mudah menuju ke hal yang sulit, atau diacak. Hal ini perlu
dipertimbangkan karena secara psikologis akan mempengaruhi semangat responden
untuk menjawab. Kalau pada awalnya sudah diberi pertanyaan yang sulit, atau yang
spesifik, maka responden akan patah semangat untuk mengisi angket yang telah
mereka terima. Urutan pertanyaan yang diacak perlu dibuat bila tingkat kematangan
responden terhadap masalah yang ditanyakan sudah tinggi.
2. Prinsip Pengukuran
Angket yang diberikan kepada responden adalah merupakan instrumen penelitian, yang
digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu instrumen angket
tersebut harus dapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel tentang
variabel yang diukur, Supaya diperoleh data penelitian yang valid dan reliabel, maka
sebelum instrumen angket tersebut diberikan pada responden, maka perlu diuji validitas
dan reliabilitasnya terlebih dulu. Instrumen yang tidak valid dan reliabel bila digunakan
untuk mengumpulkan data, akan menghasilkan data yang tidak valid dan reliabel pula.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan
perilaku manusia, proses kerja, gejala gejala alam dan bila responden yang diamati tidak
terlalu besar. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan
menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non participant observation
selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan
menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.
3. Observasi Terstruktur, observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa
yang akan diamani, di mana tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila
peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati. Dalam
melakukan pengamatan peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji
validitas dan reliabilitasnya Pedoman wawancara terstruktur, atau angket tertutup
dapat juga digunakan sebagai pedoman untuk melakukan observasi. Misalnya peneliti
akan melakukan pengukuran terhadap kinerja karyawan bidang pemasaran melalui
pengamatan, maka peneliti dapat menilai setiap perilaku dengan menggunakan
instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan tersebut.
Kesimpulanya adalah bahwa Salah satu komponen yang penting dalam penelitian adalah
proses peneliti dalam pengumpulan data. Kesalahan yang dilakukan dalam proses
pengumpulan data akan membuat proses analisis menjadi sulit. Selain itu hasil dan
kesimpulan yang akan didapat pun akan menjadi rancu apabila pengumpulan data tidak
dilakukan dengan benar. Masing-masing penelitian memiliki proses pengumpulan data yang
berbeda, tergantung dari jenis penelitian yang hendak dibuat oleh peneliti. Pengumpulan data
kualitatif pastinya akan berbeda dengan pengumpulan data kuantitatif. Pengumpulan data
statistik juga tidak bisa disamakan dengan pengumpulan data analisis. Pengumpulan data
penelitian tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Terdapat langkah pengumpulan data
dan teknik pengumpulan data yang harus diikuti. Tujuan dari langkah pengumpulan data dan
teknik pengumpulan data ini adalah demi mendapatkan data yang valid, sehingga hasil dan
kesimpulan penelitian pun tidak akan diragukan kebenarannya.