Anda di halaman 1dari 5

Angket Untuk Menguji Tingkat Perkembangan Siswa

1
Suci Rahmadia,2Wasti Hotmaria Sitanggang,3Salsabilla Adinda Putri,4Vigo Elvrando
Bimbingan dan Konseling, Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi.
Email: 1rahmadiasuci19@gmail.com, 2wastisitanggang021@gmail.com,
3
salsabilaadindaputri37@gmail.com, 4vigoelvrando@gmail.com,

Abstract: The questionnaire is an instrument that uses questions and statements to be filled in by
the consignee according to the information needed. The goal is to know the use of bracelets for
student development. The writing method is literature review. Literature review or literature review
is a summary of a reading source related to the research language. With the result that the
questionnaire is very flexible to use in determining the level of development of students at school.

Keywords: questionnaire, developmental level, instrument


Abstrak: angket merupakan alat instrument yang menggunakan pertanyaan dan pernyataan
yang akan di isi oleh konsioner sesuai informasi yang dibutuhkan. Tujuannya mengetahui
kegunaan angket untuk perkembangan siswa. Metode penulisan bersifat literatur review.
Literatur review atau kajian pustaka merupakan ringkasan dari suatu sumber bacaan yang
berkaitan dakam bahasa penelitian. Dengan hasil bahwasanya angket sangat gfleksibel
digunakan dalam menentukan tingkat perkembangan siswa di sekolah.
Kata Kunci: Angket, Tingkat Perkembangan, Instrumen

A. PENDAHULUAN
Angket merupakan instumen didalam teknik komunikasi tidak langsung. Angket adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden.
Kuesioner (angket) yang terdiri dari serangkaian pertanyaan tertulis yang ditujukan untuk
memperoleh tanggapan dari sekelompok orang terpilih melalui wawancara tatap muka, atau
bisa juga disebut dengan survey. Pertanyaan untuk mengumpulkan informasi dari
responden. Dengan ini data yang dapat terhimpun bersifat informasi dengan atau tanpa
penjelasan berupa pendapat, buah pikiran, penilaian dan ,uangkapan perasaan.
Perkembangan siswa harus dievaluasi dari waktu ke waktu untuk melihat apakah siswa
sesuai dengan tingkat perkembangannya, saat ini banyak siswa yang tidak berada pada
tingkat perkembangannya, hal ini menjadi kendala perkembangan siswa khususnya di
sekolah. Dengan bantuan angket, kita dapat memeriksa tingkat perkembangan siswa dan
kemudian memberikan arahan sesuai dengan tugas perkembangan siswa.
B. METODE
Metode penulisan bersifat literatur review. Literatur review atau kajian pustaka
merupakan ringkasan dari suatu sumber bacaan yang berkaitan dakam bahasa penelitian.
Dalam studi literatur review ini yang di bahas yaitu angket untuk menguji tingkat
perkembangan siswa.
Referansi yang dipilihi melalui jurnal atau sumber sesuai kriteria yaitu penerbitan jurnal
memiliki batas waktu maksimal 10 tahun sedangkan buku maksimal 20 tahun. Dengan
penelusuran artikel penelitian dipilih dari internet melalui kanal yang Open access seperti
Google Scholar, Academia edu, Media neliti, dan e-jurnal. Hasil dari studi literatur untuk
mengalokasikan reverensi yang relevan dan perumusan masalah yang ada.

1
C. HASIL PEMBAHASAN

Angket atau survei sebagai suatu strategi pengumpulan informasi dimana


pengumpulan informasi merupakan bagian dari suatu susunan investigasi yang dilakukan.
Secara umum, survei dapat berupa pertanyaan atau artikulasi yang diberikan kepada
responden untuk dijawab. Hasil jawaban dari responden ini digunakan sebagai informasi
investigasi.Survei dapat berupa daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada subjek yang perlu
direnungkan untuk mengubah data yang diperlukan. Angket atau kuesioner merupakan metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan
tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. (Widoyoko,
2016: 33). Menurut Sugiyono (2017:142) angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab.

Survey atau survei mencirikan rangkaian penjelasan atau penjelasan yang tersusun dari data
atau kesimpulan yang hampir nyata tentang responden, yang dianggap oleh responden mengukur
ketidaktaatan dengan ciri-ciri mengikuti: (Azwar, 2005)

a. Secara teratur digunakan untuk mengukur efektivitas non-kognitif.


b. Tersentak dalam bentuk pertanyaan atau artikulasi yang tidak secara spesifik mengungkap
sifat yang dibicarakan tetapi mengungkap petunjuk perilaku dari sifat tersebut.
c. Jawaban yang lebih proyektif
d. Terus memuat lebih banyak hal yang berkaitan dengan karakteristik itu.
e. Jawaban responden tidak dinilai sebagai jawaban "redress" atau "off-base", semua jawaban
dianggap redress selama mereka memahami dengan keadaan sebenarnya, beragam jawaban
diuraikan dengan cara yang tidak terduga.
Dapat di simpulkan bahwasanya angket atau survei atau konsioner merupakan salah satu
instrument yang digunakan untuk menggumpulkan data dengan memberikan beberapa pertanyaan atau
pernyataan yang sesuai dengan yang ingin diteliti agar mengetahui apa saja data-data yang diperlukan.
Angket berfungsi untuk :

1. Mengumpulkan informasi sebagai dasar dalam rangka penyusunan program.


2. Memastikan validitas informasi yang diperoleh dengan metode lain
3. Evaluasi program BK
4. pengambilan sampel sikap atau pendapat dari responden
Jika konselor memilih angkat sebagai alat penilaian, maka penentuan responden perlu
mendapat perhatian, maka jika salah informasi yang dibutuhkan dapat saja diperoleh secara
kurang optimal.
2
manfaat Kuesioner
1. Mendalami dasar pemikiran dan konsep yang telah digali oleh peneliti sebelumnya.
2. Menindaklanjuti penelitian dan pengembangan di bidang penelitian.
3. Dapatkan pemahaman yang komprehensif tentang topik yang dipilih.
4. Penggunaan data sekunder.
5. Hindari duplikasi studi.
Ada dua jenis survei, khususnya konsep terorganisir atau bentuk tertutup dan survei tidak
terorganisir atau terbuka. Survei tertutup berisi penjelasan yang disertai dengan pilihan jawaban.
survai terbuka berisi klarifikasi yang tidak disertai dengan jawaban (Kusumah, 2006). Tipe
pertanyaan dalam angket dibagi menjadi dua, yaitu: terbuka dan tertutup. Pertanyaan terbuka
adalah pertanyaan yang mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya berbentuk
uraian tentang sesuatu hal. Sebaliknya pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang
mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu
alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia. Setiap pertanyaan angket yang
mengharapkan jawaban berbentuk data nominal, ordinal, interval, dan ratio, adalah bentuk
pertanyaan tertutup Sugiyono (2017:143).

Jenis-jenis Angket (Yusri, 2015)

1. Berdasarkan bentuk pertanyaan atau pernyataan :

(a). Angket terbuka (open questionaire), merupakan bentuk angket yang pertanyaan atau
pernyataannya memberi kebebasan pada reponden untuk memberikan jawaban dan
pendapatnya sasuai dengan keinginan mereka

(b). Angket tertutup (closed questionaire), adalah angket yang pertanyaan atau
pernyataannya tidak memberi kebebasan pada responden untuk menjawabnya sesuai
pendapat atau keinginan mereka.

(c). Angket semi terbuka (semi open questionaire), yaitu bentuk angket yang pertanyaan
atau pernyataannya berbentuk tertutup, tetapi diikuti pertanyaan terbuka.

2. Dilihat berdasarkan sumber datanya :

(a). Angket langsung, yaitu bila angket itu langsung diberikan kepada responden yang
ingin diselidiki. Jawaban diperoleh dari sumber pertama tanpa menggunakan
perantara

(b). Angket tidak langsung, yaitu apabila angket disampaikan kepada orang lain yang
dimintai pendapat tentang kondisi orang lain. Jawaban tersebut diperoleh melalui
3
Kelebihan Angket

1. Angket merupakan metode yang praktis karena dapat dipergunakan untuk data kepada
sejumlah responden dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang singkat

2. Merupakan metode yang ekonomis, dari segi tenaga yang dibutuhkan , antara lain tidak
memerlukan kehadiran konselor.

3. Setiap responden menerima sejumlah pertanyaan yang sama.

4. Pada angket tertutup, memudahkan tabulasi hasil bagi konselor

5. Pada angket terbuka, responden mempunyai kebebasan untuk memberikan keterangan

6. Responden memiliki waktu cukup untuk menjawab pertanyaan

7. Pengaruh subjektif dapat dihindarkan

8. Pengisian angket dapat dibuat anonim, sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-
malu menjawab.

Kekurangan Angket

1. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati
(tidak dijawab), padahal sukar diulangin untuk diberikan kembali pada responden

2. Sulit mendapat jaminan bahwa responden akan memberikan jawaban yang tepat

3. Penggunaannya terbatas, hanya pada responden yang bisa membaca dan menulis

4. Pertanyaan dan pernyataan dalam angket dapat saja ditafsirkan salah oleh responden,

5. Sulit mendapat jaminan bahwa semua responden akan mengembalikan angket yang
telah diberikan

Instrumen yang digunakan untuk uji coba terbatas dan lapangan berupa
angket/kuesioner yang ditujukan kepada siswa. Melalui instrumen ini akan diperoleh data
dalam uji coba terbatas maupun uji coba lapangan. Kuesioner sebagai alat evaluasi sangat
berguna untuk menggali latar belakang orang tua peserta didik maupun peserta didik itu
sendiri, di mana data yang berhasil diperoleh melalui kuesioner itu pada suatu saat akan
dibutuhkan, terutama apabila terjadi kasus-kasus tertentu yang menyangkut diri peserta didik.
Secara umum tujuan penggunaan angket atau kuesioner dalam proses pembelajaran
terutama untuk mengumpulkan data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu
bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka. Untuk menghimpun
sejumlah informasi yang relevan dengan keperluan bimbingan dan konseling, seperti identitas
pribadi peserta didik, keterangan tentang keluarga, riwayat kesehatan, riwayat pendidikan,
kebiasaan belajar dirumah hobi atau iformasi lainnya.
4
Angket dapat menganalisis perkembangan siswa dengan, menganalisis gimana kinerja
proses pembelajaran siswa dan menganalisis kopetensi dalam siswa. Dimana angket
merupakan cara penggumpulan data yang sangat fleksibel. Angket termasuk teknik yang
melibatkan partisipasi siswa sehingga siswa memahami dirinya sendiri minimal dalam kondisi
tertentu, angket mudah dirancang sesuai dengan kebutuhan atau tinggkatperkembangan siswa,
angket juga dapat untuk mencari informasi yang dapat memvalidasi data yang sudah ada, dan
angket lebih mudah mengidentifikasi masalah yang di hadapi siswa.
Dengan kemudahan yang diperoleh dalam mencari informasi membuat angket menjadi
alat pengumpulan informasi yang lebih digemari dan banyak digunakan dalam pelayanan dan
konseling di sekolah apalagi dalam perkembangan siswa. Agar data yang terungkap akurat
maka guru BK perlu mempersiapkan angket yang layak digunakan dan mudah dipahami oleh
siswa dalam mengumpulkan data guna untuk pelayanan konseling selanjutnya.

D. PENUTUP

Angket atau konsioner adalah alat yang memuat sejumlah item atau pertanyaan
yang harus di jawab oleh responden. Angket lebih digemari karena mengumpulkan data
dengan fleksibel dibandingkan dengan instrumen lain. Dikarenakan dengan menggunakan
angket atau konvensional dapat dikumpulkan informasi yang lebih banyak dalam waktu yang
sangat pendek. Dan selain itu biayanya juga relatif rendah dibandingkan menggunakan
teknik lainnya. Dengan tujuannya agar mendapatkan informasi yang relevan.
Dengan menggunakan angket untuk mengetahui tingkat perkembangan siswa di
sekolah. Banyak hal yang harus di siapkan oleh guru BK. Dimana agar data atau informasi
yang di dapat akan lebih akurat. Sediakan pertanyaan atau pernyataan yang sesuai dengan
perkembanggan siswa yang dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
azwar, s. (2005). Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: pustaka belajar.

kusumah. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

putro, w. e. (2016). Teknik Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Yusri, F. (2015). INSTRUMEN NON TES dalam KONSELING. Sumatra Barat: P3SDM Melati Publishing.

Anda mungkin juga menyukai